//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Buddha Atheis?  (Read 11470 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Peacemind

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 970
  • Reputasi: 74
Re: Buddha Atheis?
« Reply #15 on: 26 April 2011, 10:35:55 AM »

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Buddha Atheis?
« Reply #16 on: 26 April 2011, 10:38:24 AM »
lha, yg atas dari definisi wikipedia pan?

di kalimat pertamanya:
Atheism, in a broad sense, is the rejection of belief in the existence of deities.
gimana bisa reject, wong ndak tau konsep tuhan?

wikipedia:
Agnosticism is the view that the truth value of certain claims—especially claims about the existence or non-existence of any deity, but also other religious and metaphysical claims—is unknown or unknowable
in short, gak tau dan gak bisa tau...

imo, justru absence of belief itu lebih cocok sebagai definisinya agnostic.

kan memang ada beberapa pemahaman. kalo buat saya sih agnostic itu lebih pada "nda tahu atau nda peduli karena kgk nyampe deh kita". kalo atheism yah "nda percaya atau nda ada kepercayaan itu".

Atheism, in a broad sense, is the rejection of belief in the existence of deities.[1] In a narrower sense, atheism is specifically the position that there are no deities.[2] Most inclusively, atheism is simply the absence of belief that any deities exist.

kalau dari dua itu kan yg lebih cocok buat bayi adalah atheism bagian "absence of" jadi itu bersifat pasif. kalo agnostic harus aktif, meskipun atheist jg ada yg aktif. kalo agnostic dia harus punya pandangan utk menyatakan nda tahu atau nda bisa tahu.

well, yah garis pemisahnya emang kgk jelas. :)) atur aja deh
There is no place like 127.0.0.1

Offline Peacemind

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 970
  • Reputasi: 74
Re: Buddha Atheis?
« Reply #17 on: 26 April 2011, 11:04:48 AM »
kan memang ada beberapa pemahaman. kalo buat saya sih agnostic itu lebih pada "nda tahu atau nda peduli karena kgk nyampe deh kita". kalo atheism yah "nda percaya atau nda ada kepercayaan itu".

Atheism, in a broad sense, is the rejection of belief in the existence of deities.[1] In a narrower sense, atheism is specifically the position that there are no deities.[2] Most inclusively, atheism is simply the absence of belief that any deities exist.

kalau dari dua itu kan yg lebih cocok buat bayi adalah atheism bagian "absence of" jadi itu bersifat pasif. kalo agnostic harus aktif, meskipun atheist jg ada yg aktif. kalo agnostic dia harus punya pandangan utk menyatakan nda tahu atau nda bisa tahu.

well, yah garis pemisahnya emang kgk jelas. :)) atur aja deh


Biasanya kalau ada akhiran 'ism atau isme' itu mengacu kepada pandangan tertentu. Sementara itu, seorang bayi yang baru lahir belum menciptakan isme tertentu, jadi kayaknya bayi yang baru lahir tidak termasuk dalam kategori agnosticism maupun atheism. :D

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Buddha Atheis?
« Reply #18 on: 26 April 2011, 11:07:01 AM »
kalau belum punya pandangan theist namanya apa donk sam?
There is no place like 127.0.0.1

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Buddha Atheis?
« Reply #19 on: 26 April 2011, 11:11:16 AM »
Tapi yang banyak jumlahnya bukan berarti great atau greatest. :D

Greatest = terbesar... berarti penemuan yang paling paling mutakhir... yang membingungkan banyak orang, yang meninggalkan banyak tanda tanya sampai sekarang ini, dan terus menerus dicari dalil ataupun konsep atau rumusan untuk mendekati-nya.
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline pengemis

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 111
  • Reputasi: -11
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Buddha Atheis?
« Reply #20 on: 26 April 2011, 07:12:38 PM »
Kontroversi mengenai doktrin anatta sepertinya didasari oleh rasa takut yang mendalam terhadap penolakan adanya jiwa. Manusia pada umumnya sangat melekat pada hidupnya, sehingga mereka cenderung untuk mempercayai adanya sesuatu yang bersifat tetap, kekal, abadi di dalam dirinya. Bila ada orang yang mengatakan bahwa tiada sesuatu pun yang kekal dalam diri mereka, tidak ada semacam jiwa dalam diri mereka yang akan berlangsung selamanya,mereka akan merasa ketakutan.

Mereka bertanya-tanya apa yang akan terjadi dengan mereka di masa mendatang mereka takut jadi musnah! Sang Buddha memahami hal ini, seperti yang dapat kita lihat dalam cerita tentang Vacchagotta, yang seperti orang pada umumnya, takut dan bingung terhadap doktrin anatta.

Vacchagotta adalah seorang pertapa yang pada suatu hari mengunjungi Sang Buddha untuk menanyakan beberapa hal penting. Dia bertanya kepada Sang Buddha, Apakah atta itu ada? Sang Buddha diam. Kemudian, dia bertanya kembali, Apakah atta itu tidak ada? Namun Sang Buddha tetap diam. Setelah Vacchagotta berlalu, Sang Buddha menjelaskan kepada Ananda, mengapa Ia telah bersikap diam. Sang Buddha menjelaskan bahwa Ia mengetahui Vacchagotta sedang mengalami kebingungan tentang atta, dan jika Ia menjawab bahwa atta itu ada, berarti Ia mengajarkan paham eternalistik, teori jiwa yang kekal, yang tidak Ia setujui. Namun, bila Ia menjawab bahwa atta itu tiada, maka Vacchagotta akan berpikir Sang Buddha mengajarkan paham nihilistik, paham yang mengajarkan bahwa makhluk hidup hanyalah suatu organisme batin-jasmani yang akan musnah total setelah kematian.

Sang Buddha tidak setuju dengan paham nihilistik karena paham ini menolak kamma, tumimbal lahir, dan hukum keberasalan yang saling bergantungan. Sebaliknya Sang Buddha mengajarkan bahwa manusia terlahir kembali dengan patisandhi, kesadaran yang berkesinambungan, kesadaran tumimbal lahir yang tidak berpindah dari kehidupan sebelumnya, melainkan timbul karena adanya berbagai kondisi dari kehidupan sebelumnya, misalnya kondisi seperti kamma. Jadi orang yang terlahir kembali bukanlah orang yang sama dengan yang telah meninggal, namun juga bukan orang yang sepenuhnya berbeda dengan yang telah meninggal. Yang paling penting, dalam ajaran Buddha tidak dikenal adanya tubuh metafisik, jiwa, atau roh yang sama yang berlanjut dari satu kehidupan ke kehidupan berikutnya.

Namun ajaran ini terlalu sulit bagi Vacchagotta, dan Sang Buddha ingin menunggu sampai Vacchagotta telah matang secara intelektual. Sang Buddha bukanlah seperti komputer yang akan menjawab setiap pertanyaan secara otomatis. Demi kebaikan para penanya, Ia mengajar sesuai dengan kesiapan dan perangai seseorang. Cerita selanjutnya, melalui meditasi Vipassana, Vacchagotta mampu mencapai kematangan spiritual, memahami sifat segala sesuatu yang tidak memuaskan, fana, dan tiada inti diri; dan akhirnya dia menjadi seorang Arahat.

Namun sayang sutta ini disalahgunakan oleh beberapa cendekiawan Hindu seperti Ananda K. Coosmaraswamy dan I.B. Horner yang mencoba membuktikan bahwa Sang Buddha mengakui adanya roh. Adapun gagasan yang terkandung dalam istilah atta sebagai berikut. Sebelum Sang Buddha muncul di dunia, Brahmanisme,yang kemudian hari disebut Hinduisme,adalah ajaran utama yang dianut di India. Brahmanisme mengajarkan doktrin keberadaan atta (atau atman, dalam Sansekerta), yang pada umumnya diterjemahkan sebagai jiwa atau diri. Kemunculan Sang Buddha yang merupakan ex-Hindu dengan ajarannya yang lain dari yang lain sudah membuat para cendekiawan hindu kebakaran jenggot.

IMAM MAHDI

shohib alzaman AL FATTAH

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Buddha Atheis?
« Reply #21 on: 26 April 2011, 07:17:18 PM »
Namun sayang sutta ini disalahgunakan oleh beberapa cendekiawan Hindu seperti Ananda K. Coosmaraswamy dan I.B. Horner yang mencoba membuktikan bahwa Sang Buddha mengakui adanya roh.
IMAM MAHDI

shohib alzaman AL FATTAH

bro pengemis, apakah referensi anda yg mengatakan bahwa I.B Horner adalah seorang cendikiawan Hindu? dan bisakah anda meng-quote tulisan dari I.B Horner yg mengatakan bahwa Sang Buddha mengakui adanya roh?

Offline Peacemind

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 970
  • Reputasi: 74
Re: Buddha Atheis?
« Reply #22 on: 26 April 2011, 10:20:02 PM »
kalau belum punya pandangan theist namanya apa donk sam?

Pertanyaannya mau menjebak nih..  Kalau memang seseorang sudah sadar dengan adanya konsep tuhan dan dia menolak pandangan keberadaan tuhan, tentu ia bisa dikatakan sebagai atheist. Tetapi seseorang bayi yang baru lahir yang belum pernah mendengar kata tentang tuhan (atau semacamnya), belum mengetahui adanya konsep tuhan dan belum berpikir akan adanya konsep ini, ia tidak bisa dikatakan sebagai theist (ia yang percaya dengan tuhan) ataupun atheist (ia yang tidak percaya dengan tuhan). Seseorang percaya dan tidak percaya terhadap sesuatu karena ia sudah pernah mendengar atau mengetahui konsep yang berkaitan. Jika belum ada ide mengenai sesuatu, di sana tidak muncul pandangan percaya dan tidak percaya. Ini sama seperti seseorang yang belum pernah mendengar istilah jeruk, melihatnya, menciumnya dan merasakannya. Pandangan percaya dan tidak percaya mengenai keberadaan jeruk tersebut tidak akan muncul pada orang tersebut.

Offline KeithV

  • Teman
  • **
  • Posts: 72
  • Reputasi: 4
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Buddha Atheis?
« Reply #23 on: 26 April 2011, 10:44:27 PM »
Semua pasti setuju kalo  GOD is Atheist ;D
Buddha bukanlah GOD tetapi sifatnya yang paling menyerupai GOD dalam arti Maha penyayang di dunia ini mungkin adalah Buddha.
 _/\_

Offline No Pain No Gain

  • Sebelumnya: Doggie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.796
  • Reputasi: 73
  • Gender: Male
  • ..............????
Re: Buddha Atheis?
« Reply #24 on: 26 April 2011, 10:46:13 PM »
Semua pasti setuju kalo  GOD is Atheist ;D
Buddha bukanlah GOD tetapi sifatnya yang paling menyerupai GOD dalam arti Maha penyayang di dunia ini mungkin adalah Buddha.
 _/\_


maha bijaksana sptnya setuju..kalo maha penyayang? ga tau deh..mungkin yang lain tau..
No matter how dirty my past is,my future is still spotless

Offline KeithV

  • Teman
  • **
  • Posts: 72
  • Reputasi: 4
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Buddha Atheis?
« Reply #25 on: 26 April 2011, 10:49:56 PM »

maha bijaksana sptnya setuju..kalo maha penyayang? ga tau deh..mungkin yang lain tau..
kayaknya maha bijaksana dan maha penyayang haha..
wisdom and compassion..

Offline xenocross

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.189
  • Reputasi: 61
  • Gender: Male
Re: Buddha Atheis?
« Reply #26 on: 26 April 2011, 11:50:48 PM »
permisi
siapakah

IMAM MAHDI
shohib alzaman AL FATTAH
???????
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra

Offline Predator

  • Sebelumnya: Radi_muliawan
  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 585
  • Reputasi: 34
  • Gender: Male
  • Idealis tapi realistis dan realistis walau idealis
Re: Buddha Atheis?
« Reply #27 on: 27 April 2011, 12:00:42 AM »
kalau belum punya pandangan theist namanya apa donk sam?

karena si bayi gak tau apa itu Theis dan Atheis dan gak tau apa yg lagi diperbincangkan, jangan-jangan namanya Abstain ;D

ab·stain    (b-stn, b-) KEY
http://education.yahoo.com/reference/dictionary/entry/abstain
intr.v.
ab·stained, ab·stain·ing, ab·stains
To refrain from something by one's own choice: abstain from traditional political rhetoric. See Synonyms at refrain1.
To refrain from voting: Forty senators voted in favor of the bill, 45 voted against it, and 15 abstained.

soale kalau dari : Atheism, in a broad sense, is the rejection of belief in the existence of deities.[1] In a narrower sense, atheism is specifically the position that there are no deities.[2] Most inclusively, atheism is simply the ABSENCE of belief that any deities exist.

ab·sence    (bsns) KEY
http://education.yahoo.com/reference/dictionary/entry/absence

NOUN:
The state of being away.
The time during which one is away.
Lack; want: an absence of leadership.
The state of being absent-minded; inattentiveness: absence of mind.

susah dan senang, sakit dan sehat selalu silih berganti

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Buddha Atheis?
« Reply #28 on: 27 April 2011, 06:16:20 AM »
Pertanyaannya mau menjebak nih..  Kalau memang seseorang sudah sadar dengan adanya konsep tuhan dan dia menolak pandangan keberadaan tuhan, tentu ia bisa dikatakan sebagai atheist. Tetapi seseorang bayi yang baru lahir yang belum pernah mendengar kata tentang tuhan (atau semacamnya), belum mengetahui adanya konsep tuhan dan belum berpikir akan adanya konsep ini, ia tidak bisa dikatakan sebagai theist (ia yang percaya dengan tuhan) ataupun atheist (ia yang tidak percaya dengan tuhan). Seseorang percaya dan tidak percaya terhadap sesuatu karena ia sudah pernah mendengar atau mengetahui konsep yang berkaitan. Jika belum ada ide mengenai sesuatu, di sana tidak muncul pandangan percaya dan tidak percaya. Ini sama seperti seseorang yang belum pernah mendengar istilah jeruk, melihatnya, menciumnya dan merasakannya. Pandangan percaya dan tidak percaya mengenai keberadaan jeruk tersebut tidak akan muncul pada orang tersebut.
bukan maksud hati menjebak sih sam, tapi mengetes ilmu geliat belut :P

kalo saya sih melihat definisi atheist itu adalah "in absence of/lack of" belief in God. maka itu bayi bisa masuk karena tidak ada kepercayaan dari si bayi. Dari sudut theist juga, melihat bayi sebagai atheist *harusnya*. Kalau kita menilai dari luar kan mengelompokkannya begitu, kalau dari si bayi yah… gu gu ga ga :))

 [at] Radi:
Kalao abstain kan aktif, artinya si bayi abstain. which is itu bukan abstain tapi nda ngerti.
There is no place like 127.0.0.1

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Buddha Atheis?
« Reply #29 on: 27 April 2011, 08:49:05 AM »
bukan maksud hati menjebak sih sam, tapi mengetes ilmu geliat belut :P

kalo saya sih melihat definisi atheist itu adalah "in absence of/lack of" belief in God. maka itu bayi bisa masuk karena tidak ada kepercayaan dari si bayi. Dari sudut theist juga, melihat bayi sebagai atheist *harusnya*. Kalau kita menilai dari luar kan mengelompokkannya begitu, kalau dari si bayi yah… gu gu ga ga :))


salah, menurut UU, seorang anak yg masih belum dewasa, maka agama/kepercayaannya adalah ikut orang tua, jadi walaupun si anak sendiri tidak mengerti apa itu theist atau atheist, tapi kalau orang tuanya adalah theist maka si anak juga theist dan sebaliknya.