//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila  (Read 133678 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
« Reply #15 on: 21 November 2010, 11:48:51 AM »
maksudnya? mau menjaga sila tapi berniat untuk menjalankannya secara tidak lengkap? jadi bagian mana yg "menjaga sila" bro?

Maaf, dari jawaban sdr. Dragon_Hung, yang saya tangkap adalah menjalankan Atthasila secara lengkap bertujuan untuk menunjang samadhi, terutama untuk sila yang tidak duduk & tidur di tempat mewah, sila tidak melihat pertunjukan, serta sila tidak makan lewat waktunya.

Trus muncul pertanyaan: jika seseorang tidak bermaksud untuk melatih meditasi, tetapi hanya menjaga moralitas saja, berarti tidak menjalankan sila-sila yang mendukung meditasi di atas boleh2 saja kan?

Cmiiw....
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
« Reply #16 on: 21 November 2010, 12:02:46 PM »
bagi umat awam,  sila (baik pancasila maupun atthasila) selalu disertai dengan frasa "sikkhapadam samadiyami" yg bermakna usaha untuk berlatih, terlepas dari apakah usahanya berhasil atau tidak. jadi seandainya tidak berhasil dijalankan, maka tidak ada sanksi yg akan diterima.

berbeda dengan Patimokkha yg wajib bagi para bhikkhu, frasa di atas dihilangkan, yg menyiratkan bahwa bagi para bhikkhu vinaya adalah wajib dan jika gagal akan ada sanksi yg dijatuhkan.

Offline kullatiro

  • Sebelumnya: Daimond
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.153
  • Reputasi: 97
  • Gender: Male
  • Ehmm, Selamat mencapai Nibbana
Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
« Reply #17 on: 21 November 2010, 01:22:25 PM »
bagi umat awam,  sila (baik pancasila maupun atthasila) selalu disertai dengan frasa "sikkhapadam samadiyami" yg bermakna usaha untuk berlatih, terlepas dari apakah usahanya berhasil atau tidak. jadi seandainya tidak berhasil dijalankan, maka tidak ada sanksi yg akan diterima.

berbeda dengan Patimokkha yg wajib bagi para bhikkhu, frasa di atas dihilangkan, yg menyiratkan bahwa bagi para bhikkhu vinaya adalah wajib dan jika gagal akan ada sanksi yg dijatuhkan.

setuju kan kita semua masih pemula pelan pelan saja mungkin memang ada yang bolong bolong disini sana tapi pelan pelan di kaji bagaimana supaya menjalan kan sila nya tidak bolong bolong terhadap goddaan dll, tentu nya harus punya tekad perlahan lahan tapi pasti bisa deh.

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
« Reply #18 on: 21 November 2010, 03:28:22 PM »
Dicoba dulu bro, kira2 seminggu untuk tiap percobaan dibawah ini:
- Tidur di kasur mewah
- Tidur beralas tikar
- Tidur dengan tidak berbaring (dutthanga)

Nanti akan kelihatan perbedaannya, tidur lelap itu membantu menjaga konsentrasi dan perhatian atau tidak membantu?
Semoga saya ada kesempatan utk mencoba. Bro sendiri apakah sudah coba? sharing donk

Kalau gitu orang miskin yg tidur beralas tikar itu apakah memiliki konsentrasi dan perhatian yang baik bro?
There is no place like 127.0.0.1

Offline kullatiro

  • Sebelumnya: Daimond
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.153
  • Reputasi: 97
  • Gender: Male
  • Ehmm, Selamat mencapai Nibbana
Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
« Reply #19 on: 21 November 2010, 03:52:06 PM »
wah hebat nya, wa masih pake kasur busa yang ada per cuma tingginya saja ( tidak pake Ranjang ). pengen tahu ada beda nya tah tidur pake tikar itu sama gak pake,  soalnya wa tahu nya (dinasehati sama cici wa agar tidur di lantai itu pakai alas) di kasih alas agar badan kita tidak meresap sama hawa dingin dari lantai/tanah. Biasa nya tuh kasur busa yang berper ini sekalian dijadikan alas meditasi, praktis jadi tidak repot nyari dan beli matras buat meditasi lagi. ( tinggal duduk di pinggir kasur dan kaki di lantai, lalu lipat kaki / silangkan kaki ke posisi meditasi)

kira kira kasur busa nya mirip gambar di bawah


tidur tidak berbaring (dutthanga) ini maksudnya apa yahh? kalau bisa ada pic nya jadi lebih jelas.
« Last Edit: 21 November 2010, 04:19:17 PM by daimond »

Offline DragonHung

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 963
  • Reputasi: 57
  • Gender: Male
Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
« Reply #20 on: 21 November 2010, 04:30:48 PM »
Semoga saya ada kesempatan utk mencoba. Bro sendiri apakah sudah coba? sharing donk

Kalau gitu orang miskin yg tidur beralas tikar itu apakah memiliki konsentrasi dan perhatian yang baik bro?

Kalo orang miskin yg tidur beralas tikar itu berlatih meditasi, pasti konsentrasi dan perhatiannya akan lebih baik dari pada yg tidur di tempat yg mewah.

Meditasi itu kan untuk melatih agar sadar dan penuh perhatian setiap waktu, nah umumnya sewaktu tidur, kesadaran dan perhatian akan jauh menurun.
Makanya dikatakan bahwa kebanyakan tidur akan menimbulkan bibit kemalasan.

Pernah tidak anda sewaktu baru bangun tidur, dan seharusnya anda harus bangun untuk mengerjakan sesuatu, terus karena cuaca yg dingin, ditambah dengan ranjang dan guling yg empuk serta selimut yg tebal, timbul dalam pikiran anda "Ah, sebentar lagi baru bangun ah"

Sila untuk tidak tidur ditempat tidur yg mewah dan praktek dutthanga 'tidak tidur berbaring' sebenarnya digunakan untuk mengikis hal ini yaitu kemalasan yg ditimbulkan akibat tidur yg nantinya akan melemahkan kesadaran dan perhatian.

Menurut guru saya, orang yg berlatih meditasi, maka jumlah jam tidurnya akan makin berkurang dan saya pernah dianjurkan untuk mencoba tidur dengan tidak berbaring.
Kalo sudah dicoba akan ketahuan, bahwa tidur tidak berbaring itu sama sekali tidak enak untuk badan jasmani, sama halnya tidur dengan beralas tikar atau matras tipis, badan bakalan sakit semua.  Cuman kalo tidur tidak berbaring, sakitnya 2x lipat daripada tidur dengan tikar.

Tetapi . . . . . . . . . . .
Karena tidur tidak boleh berbaring, maka posisi satu2nya yg cocok adalah duduk dengan posisi meditasi, sehingga mau tak mau terus bermeditasi sampai ngantuk tidak tertahankan, kemudian tertidur.  Sewaktu terbangun dari tidur dengan posisi duduk ini, tidak akan timbul kemalasan seperti tidur berbaring, dan otomatis begitu pikiran diarahkan untuk bermeditasi, bisa langsung terpusat konsentrasinya.
Jauh lebih cepat konsentrasi itu terpusat daripada bangun tidur yg biasanya.

Hal ini akan diketahui dengan jelas perbedaannya bagi yg sudah pernah mencobanya.
Makanya dikatakan praktek dhutangga itu sangat mempercepat kemajuan batin bagi yg melaksanakannya.
Banyak berharap, banyak kecewa
Sedikit berharap, sedikit kecewa
Tidak berharap, tidak kecewa
Hanya memperhatikan saat ini, maka tiada ratapan dan khayalan

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
« Reply #21 on: 21 November 2010, 04:45:46 PM »
Untuk Melatih atthasila harus didahului tekad yang kuat untuk menjalankan 8 sila secara lengkap. Kalau dari awal cuma 7 sila saja yang dilatih namanya bukan atthasila tapi sapta sila saja. Tetapi bila bertekad untuk atthasila dan gagal dalam salah satu silanya artinya atthasila yang gagal dalam hal sila yang gagal.

Kegagalan dalam atthasila adalah hal wajar bagi pemula. Untuk atthasila hal yang paling utama selain mengendalikan diri adalah pencernaan yang kuat khususnya mereka yang makan satu kali saja.

Tips untuk beratthasila khususnya kalau lapar dan maag mulai tidak enak, banyak2lah minum air putih atau sirup yang manis(secukupnya)

Biasanya kalau yg makan satu kali boleh makan permen yang manis, ini akan membantu maag mereka.

Banyaknya aktivitas untuk pertama kali memang mempengaruhi kondisi fisik tetapi bila sudah terbiasa dan dibarengi meditasi yang intens dimana sati dan konsentrasi sudah berkembang maka hal2 seperti lemas dan lainnya bisa teratasi.



Metta.
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline Mr.Jhonz

  • Sebelumnya: Chikennn
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.164
  • Reputasi: 148
  • Gender: Male
  • simple life
Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
« Reply #22 on: 21 November 2010, 04:48:53 PM »
 [at] dragonhung
*ketika tidur seperti dhutanga,posisi duduk bro bersandar didinding/kursi?
Duduknya bersila?
Thank sharingnya,nanti sy coba
buddha; "berjuanglah dengan tekun dan perhatian murni"

Offline Mr.Jhonz

  • Sebelumnya: Chikennn
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.164
  • Reputasi: 148
  • Gender: Male
  • simple life
Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
« Reply #23 on: 21 November 2010, 04:59:44 PM »
*sory,dopost

« Last Edit: 21 November 2010, 05:01:35 PM by Mr.Jhonz »
buddha; "berjuanglah dengan tekun dan perhatian murni"

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
« Reply #24 on: 21 November 2010, 05:01:09 PM »
Kalo orang miskin yg tidur beralas tikar itu berlatih meditasi, pasti konsentrasi dan perhatiannya akan lebih baik dari pada yg tidur di tempat yg mewah.
Kalau ini sih menurut saya tidak pasti. yah kan banyak faktor lainnya. tapi yah dilanjutkan ke bawah deh.

Meditasi itu kan untuk melatih agar sadar dan penuh perhatian setiap waktu, nah umumnya sewaktu tidur, kesadaran dan perhatian akan jauh menurun.
Makanya dikatakan bahwa kebanyakan tidur akan menimbulkan bibit kemalasan.
Nah kalau kata kuncinya "kebanyakan tidur" ini saya sependapat

Pernah tidak anda sewaktu baru bangun tidur, dan seharusnya anda harus bangun untuk mengerjakan sesuatu, terus karena cuaca yg dingin, ditambah dengan ranjang dan guling yg empuk serta selimut yg tebal, timbul dalam pikiran anda "Ah, sebentar lagi baru bangun ah"
Sayangnya kebetulan saya tidak mengalami ini, bahkan kebalikannya. Disaat hari libur mau bangun jam 6 saja sulit. Jam 5an melulu nih.

Sila untuk tidak tidur ditempat tidur yg mewah dan praktek dutthanga 'tidak tidur berbaring' sebenarnya digunakan untuk mengikis hal ini yaitu kemalasan yg ditimbulkan akibat tidur yg nantinya akan melemahkan kesadaran dan perhatian.
Kalau dalam konteks attha sila sesuai dengan topik ini, tidak tidur di tempat tidur yg mewah dan besar untuk mengurangi keserakahan dan berpuas dengan apa yg ada, seperti dalam Uposatha Sutta, bukan karena supaya kualitas tidur berkurang atau jam tidur berkurang.

Quote from: AN 8.41: Uposatha Sutta
...
"All of you have given up lying on large or high beds. You are content with low beds or beds made of grass. For all of this day and night, in this manner, you will be known as having followed the arahants, and the Uposatha will have been observed by you. This is the eighth factor of the Uposatha.
...

Menurut guru saya, orang yg berlatih meditasi, maka jumlah jam tidurnya akan makin berkurang dan saya pernah dianjurkan untuk mencoba tidur dengan tidak berbaring.
Kalo sudah dicoba akan ketahuan, bahwa tidur tidak berbaring itu sama sekali tidak enak untuk badan jasmani, sama halnya tidur dengan beralas tikar atau matras tipis, badan bakalan sakit semua.  Cuman kalo tidur tidak berbaring, sakitnya 2x lipat daripada tidur dengan tikar.

Tetapi . . . . . . . . . . .
Karena tidur tidak boleh berbaring, maka posisi satu2nya yg cocok adalah duduk dengan posisi meditasi, sehingga mau tak mau terus bermeditasi sampai ngantuk tidak tertahankan, kemudian tertidur.  Sewaktu terbangun dari tidur dengan posisi duduk ini, tidak akan timbul kemalasan seperti tidur berbaring, dan otomatis begitu pikiran diarahkan untuk bermeditasi, bisa langsung terpusat konsentrasinya.
Jauh lebih cepat konsentrasi itu terpusat daripada bangun tidur yg biasanya.

Hal ini akan diketahui dengan jelas perbedaannya bagi yg sudah pernah mencobanya.
Makanya dikatakan praktek dhutangga itu sangat mempercepat kemajuan batin bagi yg melaksanakannya.

Nah ini kembali ke pertanyaan awal saya bro, hubungan tidur lelap dengan konsentrasi, kalau bro jelaskan antara kemalasan dan konsentrasi.

Menurut saya justru kalau kurang tidur (bukan kuantitas, tapi kualitasnya), konsentrasi menjadi kendor. Sesuai dengan riset2 ilmiah yg ada jg. Menurut saya justru meditator itu kualitas tidurnya bagus karena rileks dan tidak gelisah sehingga kualitas tidur baik dan tidak membutuhkan jam tidur yg panjang.
There is no place like 127.0.0.1

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
« Reply #25 on: 21 November 2010, 05:03:05 PM »
Untuk Melatih atthasila harus didahului tekad yang kuat untuk menjalankan 8 sila secara lengkap. Kalau dari awal cuma 7 sila saja yang dilatih namanya bukan atthasila tapi sapta sila saja. Tetapi bila bertekad untuk atthasila dan gagal dalam salah satu silanya artinya atthasila yang gagal dalam hal sila yang gagal.

Kegagalan dalam atthasila adalah hal wajar bagi pemula. Untuk atthasila hal yang paling utama selain mengendalikan diri adalah pencernaan yang kuat khususnya mereka yang makan satu kali saja.

Tips untuk beratthasila khususnya kalau lapar dan maag mulai tidak enak, banyak2lah minum air putih atau sirup yang manis(secukupnya)

Biasanya kalau yg makan satu kali boleh makan permen yang manis, ini akan membantu maag mereka.

Banyaknya aktivitas untuk pertama kali memang mempengaruhi kondisi fisik tetapi bila sudah terbiasa dan dibarengi meditasi yang intens dimana sati dan konsentrasi sudah berkembang maka hal2 seperti lemas dan lainnya bisa teratasi.



Metta.

Benar itu... sesuai dengan komentar teman2 yg lain. Kalau attha sila yah 8. Kalau mau 6 atau 7, itu namanya Pancasila++, tapi jgn ngaku Attha sila


soal maag, kalau saya pengalamannya berbeda. Justru kalau kena yg manis2 atau memicu lambung bekerja, itu malahan tambah bikin lapar. Kalau air saja justru lebih tak terasa. mungkin tiap orang beda2 kali yah
There is no place like 127.0.0.1

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
« Reply #26 on: 21 November 2010, 05:19:48 PM »
Benar itu... sesuai dengan komentar teman2 yg lain. Kalau attha sila yah 8. Kalau mau 6 atau 7, itu namanya Pancasila++, tapi jgn ngaku Attha sila


soal maag, kalau saya pengalamannya berbeda. Justru kalau kena yg manis2 atau memicu lambung bekerja, itu malahan tambah bikin lapar. Kalau air saja justru lebih tak terasa. mungkin tiap orang beda2 kali yah


Ya tergantung pencernaan masing2.
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline DragonHung

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 963
  • Reputasi: 57
  • Gender: Male
Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
« Reply #27 on: 21 November 2010, 05:20:55 PM »
[at] dragonhung
*ketika tidur seperti dhutanga,posisi duduk bro bersandar didinding/kursi?
Duduknya bersila?
Thank sharingnya,nanti sy coba

Posisinya duduk meditasi dengan punggung bersandar ke dinding.  Sebenarnya posisi yg bagaimana pun bisa, asal jangan berbaring.
Nantinya godaan yg paling besar adalah untuk 'tidur berbaring' bukan yg lain.
Banyak berharap, banyak kecewa
Sedikit berharap, sedikit kecewa
Tidak berharap, tidak kecewa
Hanya memperhatikan saat ini, maka tiada ratapan dan khayalan

Offline DragonHung

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 963
  • Reputasi: 57
  • Gender: Male
Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
« Reply #28 on: 21 November 2010, 05:29:13 PM »
Sayangnya kebetulan saya tidak mengalami ini, bahkan kebalikannya. Disaat hari libur mau bangun jam 6 saja sulit. Jam 5an melulu nih.
Ciri2 orang yg sudah teratur hidupnya, susah untuk dibuat  tidak teratur lagi.  ;D ;D ;D

Nah ini kembali ke pertanyaan awal saya bro, hubungan tidur lelap dengan konsentrasi, kalau bro jelaskan antara kemalasan dan konsentrasi.

Menurut saya justru kalau kurang tidur (bukan kuantitas, tapi kualitasnya), konsentrasi menjadi kendor. Sesuai dengan riset2 ilmiah yg ada jg. Menurut saya justru meditator itu kualitas tidurnya bagus karena rileks dan tidak gelisah sehingga kualitas tidur baik dan tidak membutuhkan jam tidur yg panjang.

Satu lagi yg lupa ditambahkan, ini mungkin bisa menjawab pertanyaan bro medho.
Jika ingin melatih 'tidur tanpa berbaring', objek yg dipakai atau pikirannya biasa di tambatkan pada kondisi "kekosongan tanpa batas" biar pikiran dan badan itu tidak lelah.

Banyak berharap, banyak kecewa
Sedikit berharap, sedikit kecewa
Tidak berharap, tidak kecewa
Hanya memperhatikan saat ini, maka tiada ratapan dan khayalan

Offline andry

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.117
  • Reputasi: 128
Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
« Reply #29 on: 22 November 2010, 12:59:46 AM »
mslh maag, menurut saya harus berani di gabret saja.
hari 1-akan terasa lemas, mendekati sore hari, pusing dan mual2
hari 2-kaki dingin,perut sakit,pusing
hari 3-serasa akan pingsan dan mati
hari 4-normal-enak-sehat-powerfull-konsentrasi ningkat.

masalah ranjang, sejauh yg saya coba, korelasinya antara kemalasan dan meditasi.
semakin enak ranjangnya... semakkin terbuai menikmati ke 'enak' an nya.

jika konotasi tidur lelap dan meditasi, menurut saya kurang lsg to the point.
tidur tidak lelap membuat kita sangat aware... ada gerakan sedikit saja (dr eksternal source) tubuh dan mind akan lsg respek. tp sudahnya rata2 lsg tumbang.

Jadi yg benar itu dgn meditasi, kualtias tidur akan meningkat, namun akan selalu aware dgn lingkungan sekitar.
Samma Vayama