Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.
Sisi penjual/penyedia jasa: apakah melanggar sila/tidak; apakah sesuai dengan penghidupan benar/tidak.
Sisi pembeli: apakah penggunaan barang/jasa sesuai dengan sila.
Barang/benda yang dijual: selalu netral
Kasus 'panggang babi'
Penyedia: tidak melanggar sila, sesuai penghidupan benar (jika tidak membunuh/menyebabkan pembunuhan)
Konsumen: sedang atthasila, melanggar sila untuk membelinya.
>Penyedia tidak menjadi bersalah walaupun konsumen menggunakannya untuk melanggar sila,
Kasus zat yang digunakan sebagai racun
Penyedia: tidak melanggar sila, tidak sesuai penghidupan benar
konsumen: tergantung penggunaan. Misalnya saya beli racun serangga yang mengandung borax untuk bahan memadamkan api, maka tentu saja tidak melanggar sila.
>Penyedia tetap bersalah karena menjual racun walaupun konsumen menggunakannya bukan sebagai racun.
Kasus pelacur
Penyedia: (IMO) tidak melanggar sila, tidak melanggar penghidupan benar.
konsumen: tergantung kondisi, bisa melanggar, bisa tidak.
>Sama seperti kasus 'panggang babi', penyedia tidak menjadi melanggar walaupun konsumennya melanggar.
44 Cūḷavedalla Sutta(MN)
11. “Yang Mulia, apakah tiga kelompok termasuk dalam Jalan Mulia Berunsur Delapan, atau Jalan Mulia Berunsur Delapan termasuk dalam tiga kelompok?”
“Tiga kelompok bukan termasuk dalam Jalan Mulia Berunsur Delapan, teman Visākha, tetapi Jalan Mulia Berunsur Delapan termasuk dalam ketiga kelompok.
Ucapan benar, perbuatan benar, dan penghidupan benar – kondisi-kondisi ini termasuk dalam kelompok moralitas. Usaha benar, perhatian benar, dan konsentrasi benar – kondisi-kondisi ini termasuk dalam kelompok konsentrasi. Pandangan benar dan kehendak benar – kondisi-kondisi ini termasuk dalam kelompok kebijaksanaan.”
41 Sāleyyaka Sutta (MN)
8. “Dan bagaimanakah, para perumah tangga, tiga jenis perilaku jasmani yang tidak sesuai dengan Dhamnma, perilaku tidak baik? Di sini seseorang membunuh makhluk hidup; ia adalah pembunuh, bertangan darah, terbiasa memukul dan bertindak dengan kekerasan, tanpa belas kasihan pada makhluk-makhluk hidup. Ia mengambil apa yang tidak diberikan; ia mengambil harta dan kekayaan orang lain di desa atau hutan dengan cara mencuri.
Ia melakukan perbuatan salah dalam kenikmatan indria; ia melakukan hubungan seksual dengan perempuan-perempuan yang dilindungi oleh ibu, ayah, ibu dan ayah, saudara laki-laki, saudara perempuan, atau sanak saudara mereka, yang memiliki suami, yang dilindungi oleh hukum, dan bahkan dengan mereka yang mengenakan kalung bunga sebagai tanda pertunangan. Itu adalah tiga jenis perilaku jasmani yang tidak sesuai dengan Dhamma, perilaku tidak baik.
9. Dan bagaimanakah, para perumah tangga, empat jenis perilaku ucapan yang tidak sesuai dengan Dhamnma, perilaku tidak baik?
Di sini seseorang mengatakan yang tidak benar ; ketika dipanggil oleh pengadilan, atau dalam suatu pertemuan, atau di depan sanak saudaranya, atau oleh perkumpulannya, atau di depan anggota keluarga kerajaan, dan ditanya sebagai seorang saksi sebagai berikut: ‘Baiklah, tuan, katakanlah apa yang engkau ketahui,’ tidak mengetahui, ia mengatakan, ‘aku tahu,’ atau mengetahui, ia mengatakan, ‘aku tidak tahu,’; tidak melihat, ia mengatakan, ‘aku melihat,’ atau melihat, ia mengatakan, ‘aku tidak melihat’; dengan penuh kesadaran ia mengatakan kebohongan demi keselamatan dirinya sendiri, atau demi keselamatan orang lain, atau demi hal-hal remeh. Ia mengucapkan kata-kata jahat; ia mengulangi di tempat lain apa yang telah ia dengar di sini dengan tujuan untuk memecah-belah [orang-orang itu] dari orang-orang ini, atau ia mengulangi kepada orang-orang ini apa yang telah ia dengar di tempat lain dengan tujuan untuk memecah-belah [orang-orang ini] dari orang-orang itu; demikianlah ia adalah seorang yang memecah-belah mereka yang rukun, seorang pembuat perpecahan, yang menikmati perselisihan, bergembira dalam perselisihan, bersukacita dalam perselisihan, pengucap kata-kata yang menciptakan perselisihan. Ia berkata kasar; ia mengucapkan kata-kata yang kasar, keras, menyakiti orang lain, menghina orang lain, berbatasan dengan kemarahan, tidak menunjang konsentrasi. [287] Ia adalah seorang penggosip; ia berbicara di waktu yang salah, mengatakan apa yang tidak benar, mengatakan hal yang tidak berguna, mengatakan yang berlawanan dengan Dhamma dan Disiplin; pada waktu yang salah ia mengucapkan kata-kata yang tidak berguna, tidak masuk akal, melampaui batas, dan tidak bermanfaat. Ini adalah empat jenis perilaku ucapan yang tidak sesuai dengan Dhamma, perilaku tidak baik.
10. “Dan bagaimanakah, para perumah tangga, tiga jenis perilaku pikiran yang tidak sesuai dengan Dhamnma, perilaku tidak baik? Di sini seseorang bersifat iri-hati; ia iri pada kekayaan dan kemakmuran orang lain sebagai berikut: ‘oh, semoga apa yang menjadi milik orang lain menjadi milikku!’ Atau ia memiliki pikiran berniat buruk dan niat membenci sebagai berikut: ‘Semoga makhluk-makhluk ini dibunuh dan disembelih, semoga mereka dipotong, musnah, atau dibasmi!’ Atau ia memiliki pandangan salah, penglihatan menyimpang, sebagai berikut: ‘Tidak ada yang diberikan, tidak ada yang dipersembahkan, tidak ada yang dikorbankan; tidak ada buah atau akibat dari perbuatan baik dan buruk; tidak ada dunia ini, tidak ada dunia lain; tidak ada ibu, tidak ada ayah; tidak ada makhluk-makhluk yang terlahir secara spontan; tidak ada para petapa dan brahmana yang baik dan mulia di dunia ini yang telah menembus oleh diri mereka sendiri dengan pengetahuan langsung dan menyatakannya di dunia ini dan di dunia lain.’ Ini adalah tiga jenis perilaku pikiran yang tidak sesuai dengan Dhamnma, perilaku tidak baik. Jadi, para perumah tangga, adalah dengan alasan perilaku yang tidak sesuai dengan Dhamma demikian, dengan alasan perilaku tidak baik demikian maka beberapa makhluk di sini, ketika hancurnya jasmani, setelah kematian, muncul kembali dalam kondisi sengsara, di alam yang tidak bahagia, dalam kesengsaraan, bahkan dalam neraka.