//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Mana tuh Metta? --- Seputar Kasus Rohingya  (Read 63240 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline kullatiro

  • Sebelumnya: Daimond
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.155
  • Reputasi: 97
  • Gender: Male
  • Ehmm, Selamat mencapai Nibbana
Bangladesh Larang Lembaga AmalBantu Rohingya
« Reply #135 on: 02 August 2012, 10:34:14 PM »
DHAKA - Pemerintah Bangladesh
memerintahkan tiga lembaga
bantuan kemanusian menghentikan
bantuannya kepada pengungsi
Muslim Rohingnya. Penghentian
bantuan kemanusiaan ini
dikhususkan pada pengungsi yang
berada di wilayah perbatasan
Myanmar dan Bangladesh.
Imbauan Pemerintah Bangladesh ini
ditujukan kepada lembaga amal
Doctor Without Borders (MSF) dan
Action Against Hunger (ACF) serta
Muslim AID UK. Mereka diminta
untuk tidak memberikan bantuan
kepada pengungsi di wilayah distrik
Cox Bazaar.
"Lembaga amal ini sudah
menyediakan bantuan kepada
puluhan ribu pengungsi Rohingya
yang tidak tercatat dan ilegal. Kami
meminta mereka untuk
menghentikan proyek amal di Cox
Bazaar, menyusul perintah dari Biro
Urusan Lembaga Swadaya
Masyarakat," ujar pejabat setempat
Joynul Bari, seperti dikutip AFP,
Kamis (2/8/2012).
Alasan yang dikeluarkan pihak
Bangladesh dianggap terlalu
berlebihan. Bari mengatakan,
lembaga-lembaga amal ini dianggap
memicu penambahan jumlah
pengungsi ke wilayah perbatasan.
Lembaga-lembaga tersebut sudah
memberikan bantuan kesehatan,
pelatihan serta memberikan
bantuan pelatihan kepada para
pengungsi yang hidup di Cox Bazaar
sejak awal 1990. MSF bahkan
mengoperasikan klinik yang mampu
menampung 100 ribu pengungsi.
Pihak Muslim Aid UK di Bangladesh
membenarkan pihaknya sudah
menghentikan bantuan, menyusul
keluarnya perintah dari Pemerintah
Bangladesh. Mereka mengaku harus
mengikuti perintah tersebut.
Sementara Pemerintah Bangladesh
mengatakan sekira 300 ribu Muslim
Rohingya kini hidup di wilayah
mereka. Sebagian besar dari mereka
dipusatkan di Cox Bazaar, setelah
melarikan diri dari pembantaian
yang dilakukan Pemerintah
Myanmar. Sekira 30 ribu pengungsi
Rohingya lainnya, hidup di dua
tenda penampungan yang di kelola
Perserikatan Bangas-Bangsa (PBB).
(faj)

http://m.okezone.com/read/2012/08/02/411/672390/bangladesh-larang-lembaga-amal-bantu-rohingya

nah loh Bangldesh juga ikut ikutan melarang membantu Rohingya?.

Kasihan benar yah ini etnis Rohingya di tolak oleh ke 2 negara Myanmar dan Bangladesh

Offline sanjiva

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.091
  • Reputasi: 101
  • Gender: Male
Re: Mana tuh Metta? --- Seputar Kasus Rohingya
« Reply #136 on: 03 August 2012, 02:02:52 AM »
Baca di wiki, ternyata suku rakkhine juga tinggal di Bangladesh sebagai minoritas di daerah chittagong.  Sudah lama mereka mengalami diskriminasi, penindasan, pembunuhan, perkosaan dan sempat ditulis di majalah Hikmahbudhi KMBJ di tahun 90an waktu itu.

Apa mungkin mayoritas rakkhine di Burma ini juga merasa mereka layak membalas perlakuan orang2 Bangladesh ini atas kekejaman ke suku mereka yg tinggal di Bangladesh sana ya?  :-?
«   Ignorance is bliss, but the truth will set you free   »

mascatur

  • Guest
Re: Mana tuh Metta? --- Seputar Kasus Rohingya
« Reply #137 on: 03 August 2012, 08:20:05 AM »
Quote
nah loh Bangldesh juga ikut ikutan melarang membantu Rohingya?.

Kasihan benar yah ini etnis Rohingya di tolak oleh ke 2 negara Myanmar dan Bangladesh

penindasan Bangladesh terhadap Rohingya sudah berlangsung bertahun2, jauh sebelum konflik terjadi.

Tapi klo sang penindasnya seagama, nilai jurnalistiknya "kurang menjual".

makanya nggak banyak yg peduli.


persis seperti yg disebutkan Agan wang ai lie

Quote
paling mudah bakar hati orang yg kalau sudah nyangkut agama, apalagi udah ada penindasan pastinya langsung di respon  ..dunia..dunia....  ::)




Quote
Apa mungkin mayoritas rakkhine di Burma ini juga merasa mereka layak membalas perlakuan orang2 Bangladesh ini atas kekejaman ke suku mereka yg tinggal di Bangladesh sana ya?  :-?

Sepertinya tidak, karena konflik yg terjadi sekarang ( menurut informasi yg kita punya sementara ini ) dimulai oleh rohingya

Offline sanjiva

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.091
  • Reputasi: 101
  • Gender: Male
Re: Mana tuh Metta? --- Seputar Kasus Rohingya
« Reply #138 on: 03 August 2012, 12:56:26 PM »
Sepertinya tidak, karena konflik yg terjadi sekarang ( menurut informasi yg kita punya sementara ini ) dimulai oleh rohingya

Maksudnya kaum rakkhine sudah lama sakit hati melihat suku dan agama mereka ditindas di Bangladesh oleh orang Rohingya, sehingga ketika terpicu kejadian perkosaan dan pembunuhan maka meledak dah.  Sakit hati lama akhirnya dikeluarkan. Dan di Burma sini mereka mayoritas, bukan lagi sebagai minoritas yg dizholimi seperti di Bangladesh.
 
Mirip kaya kasus dayak-madura, dayak sudah lama memendam sakit hati, begitu ada momentum pemicunya langsung meledak.
«   Ignorance is bliss, but the truth will set you free   »

mascatur

  • Guest
Re: Mana tuh Metta? --- Seputar Kasus Rohingya
« Reply #139 on: 04 August 2012, 08:58:32 AM »
Maksudnya kaum rakkhine sudah lama sakit hati melihat suku dan agama mereka ditindas di Bangladesh oleh orang Rohingya, sehingga ketika terpicu kejadian perkosaan dan pembunuhan maka meledak dah.  Sakit hati lama akhirnya dikeluarkan. Dan di Burma sini mereka mayoritas, bukan lagi sebagai minoritas yg dizholimi seperti di Bangladesh.
 
Mirip kaya kasus dayak-madura, dayak sudah lama memendam sakit hati, begitu ada momentum pemicunya langsung meledak.

Oh iya, mungkin begitu

mascatur

  • Guest
Lagi, perbedaan berita The Independent
« Reply #140 on: 04 August 2012, 09:06:27 AM »
Coba lihat berita ini :

Quote
Sebagaimana dilaporkan The Independent (25/7/2012), para pendeta budha dilaporkan telah mencoba memblokir bantuan kemanusiaan sampai ke muslim Rohingnya.

Lihat betapa piawainya Chris Lewa merangkai kata :

Quote
“Dalam beberapa hari terakhir, para bhikkhu telah muncul dalam peran utama dalam penolakan bantuan kemanusiaan kepada umat Islam, untuk mendukung pernyataan kebijakan politisi,” kata Chris Lewa, Direktur proyek Arakan, sebuah LSM daerah. “Seorang anggota badan kemanusiaan di Sittwe mengatakan kepada saya bahwa beberapa biarawan yang ditempatkan dekat kamp pengungsian Muslim, memeriksa dan berpaling dari orang yang mereka dicurigai akan berkunjung untuk memberikan bantuan.”

Sekarang coba baca baik-baik berita dari Irrawaddy ini (6/7/2012) lebih "tua" dari berita The Independent :

Spoiler: ShowHide
Several Arakanese Buddhist monks are boycotting aid from international agencies and NGOs, accusing them of bias in their distribution.

Speaking to The Irrawaddy on Friday, Venerable Manisara, an abbot who heads a local aid group in Maungdaw in northern Arakan State, said, “The foreign NGOs have only given a minimal amount to our Rakhine [Arakanese] people, but they give a lot to the Bengalis [Rohingyas]. It is not fair and is unacceptable. We cannot trust them and that’s why we must reject their aid.”

Similarly, in Buthidaung and Rathedaung townships, Arakanese Buddhist monks who are helping to shelter displaced Buddhist villagers, said that they too will no longer accept any foreign aid. One monk said that none of the 10 or so international agencies, including the UN groups, in the townships have visited Buddhist monasteries as “they already know that we will reject their aid.”

Venerable Manisara accused the UN and other foreign agencies of favoring Muslims, and of providing not only food and humanitarian aid to them, but also funding road construction, irrigation, well-building, education and medical projects only for the Bengali/Rohingya community in Maungdaw Township.

“I have been living in Maungdaw for a decade,” he said. “I do not see the foreign agencies as a benefit to our people. We will rely on aid from inside Burma as we do not trust them.

“We do not want to hear the words ‘minority’ and ‘majority.’ If they [the foreign agencies] are truly non-racist, they would give an equal supply to everyone. We are all human—both Arakanese and Bengali,” said Venerable Manisara.

However, according to San Hla Kyaw, a central committee member from the Rakhine Nationalities Development Party (RNDP) in Sittwe, the capital of Arakan State, the monks’ decision to reject foreign aid does not reflect the majority consensus among those tens of thousands displaced and affected by the month-long sectarian violence.

“I am worried the monks’ decision might not be popular among refugees. It is purely their own personal opinion,” he said, adding that local aid groups in Sittwe will continue to accept foreign aid.

However, San Hla Kyaw echoed Venerable Manisara’s claim that Médecins Sans Frontières, CARE, and UN aid agencies discriminate in favor of the Rohingyas when providing aid to local people in Maungdaw Township.

Meanwhile, state authorities opened a main public market in Sittwe on Thursday for the first time since the violence began, saying the situation was becoming more calm.

However, New York-based Human Rights Watch released a press statement on Thursday saying “local police, the military, and a border security force known as Nasaka have committed numerous abuses in predominantly Muslim townships.”

It urged the Burmese government to “end arbitrary and incommunicado detention, and redeploy and hold accountable security forces implicated in serious abuses.”

Elaine Pearson, the deputy Asia director at Human Rights Watch, said, “The Burmese government needs to put an immediate end to the abusive sweeps by the security forces against Rohingya communities. Anyone being held should be promptly charged or released, and their relatives given access.”

Burma’s security forces have been implicated in killings and other abuses against Muslim civilians since the sectarian violence in northern Arakan State began in early June, said Human Rights Watch, urging the Burmese authorities to ensure safe access to the area to the UN and independent humanitarian organizations.
Sumber : http://www.irrawaddy.org/archives/8508


mascatur

  • Guest
Pembahasan tentang boikot oleh Bikku
« Reply #141 on: 04 August 2012, 09:34:55 AM »
--- LSM asing memberikan banyak bantuan kepada Rohingya, tapi sedikit bantuan ke Rakhine. Oleh para Bikku, ini dianggap tidak adil, dan memutuskan untuk TIDAK MENERIMA bantuan dari LSM asing.

Quote
Speaking to The Irrawaddy on Friday, Venerable Manisara, an abbot who heads a local aid group in Maungdaw in northern Arakan State, said, “The foreign NGOs have only given a minimal amount to our Rakhine [Arakanese] people, but they give a lot to the Bengalis [Rohingyas]. It is not fair and is unacceptable. We cannot trust them and that’s why we must reject their aid.”

--- Bikku di tempat lain juga memutuskan untuk menolak bantuan asing. Bahkan bantuan dari PBB, "dan mereka sudah tahu bahwa kami menolak bantuan mereka"

Quote
Similarly, in Buthidaung and Rathedaung townships, Arakanese Buddhist monks who are helping to shelter displaced Buddhist villagers, said that they too will no longer accept any foreign aid. One monk said that none of the 10 or so international agencies, including the UN groups, in the townships have visited Buddhist monasteries as “they already know that we will reject their aid.”

--- Venerable Manisara : Saya sudah tinggal di Maungdaw selama sepuluh tahun, saya tidak melihat NGO / LSM memberi manfaat untuk masyarakat kami. Kami akan mengandalkan bantuan dari dalam negri, karena kami tidak mempercayai mereka ( asing).
Jangan gunakan istilah mayoritas / minoritas, jika mereka benar2 tidak memihak, mereka akan  memberi bantuan yang adil untuk semua orang. Kita semua sama2 manusia Arakanese & Bengali.

Quote

“I have been living in Maungdaw for a decade,” he said. “I do not see the foreign agencies as a benefit to our people. We will rely on aid from inside Burma as we do not trust them.

“We do not want to hear the words ‘minority’ and ‘majority.’ If they [the foreign agencies] are truly non-racist, they would give an equal supply to everyone. We are all human—both Arakanese and Bengali,” said Venerable Manisara.

Dari sini saja kita pasti langsung paham bahwa ternyata para Bikku ini menolak bantuan untuk dirinya & umatnya,

analoginya begini: Rohingya & Rakhine sama-sama mendapat jatah sembako.

Setiap mengambil sembako, Rakhine selalu melihat bahwa Rohingya mendapat bagian lebih banyak.

Karena kecewa, Esok harinya Rakhine memutuskan untuk tidak akan lagi mengambil jatah sembako untuk selama-lamanya.

Tapi lihatlah, ketika info ini sampai ke Chris Lewa, beritanya menjadi :

Quote
Sebagaimana dilaporkan The Independent (25/7/2012), para pendeta budha dilaporkan telah mencoba memblokir bantuan kemanusiaan sampai ke muslim Rohingnya.

Quote
Dalam beberapa hari terakhir, para bhikkhu telah muncul dalam peran utama dalam penolakan bantuan kemanusiaan kepada umat Islam, untuk mendukung pernyataan kebijakan politisi,” kata Chris Lewa, Direktur proyek Arakan, sebuah LSM daerah. “Seorang anggota badan kemanusiaan di Sittwe mengatakan kepada saya bahwa beberapa biarawan yang ditempatkan dekat kamp pengungsian Muslim, memeriksa dan berpaling dari orang yang mereka dicurigai akan berkunjung untuk memberikan bantuan


Bagaimana pendapat anda ?
« Last Edit: 04 August 2012, 09:39:17 AM by mascatur »

Offline Mas Tidar

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.262
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
Re: Mana tuh Metta? --- Seputar Kasus Rohingya
« Reply #142 on: 04 August 2012, 10:41:02 AM »
kita harus melihat dengan jelas ttg pernyataan berikut yang berasal dari Cris Lewa

Quote
Sebagaimana dilaporkan The Independent (25/7/2012), para pendeta budha dilaporkan telah mencoba memblokir bantuan kemanusiaan sampai ke muslim Rohingnya.

Quote
Dalam beberapa hari terakhir, para bhikkhu telah muncul dalam peran utama dalam penolakan bantuan kemanusiaan kepada umat Islam, untuk mendukung pernyataan kebijakan politisi,” kata Chris Lewa, Direktur proyek Arakan, sebuah LSM daerah. “Seorang anggota badan kemanusiaan di Sittwe mengatakan kepada saya bahwa beberapa biarawan yang ditempatkan dekat kamp pengungsian Muslim, memeriksa dan berpaling dari orang yang mereka dicurigai akan berkunjung untuk memberikan bantuan

dengan pernyataan yang berasal berita dari Irrawaddy

Quote
Venerable Manisara accused the UN and other foreign agencies of favoring Muslims, and of providing not only food and humanitarian aid to them, but also funding road construction, irrigation, well-building, education and medical projects only for the Bengali/Rohingya community in Maungdaw Township.

“I have been living in Maungdaw for a decade,” he said. “I do not see the foreign agencies as a benefit to our people. We will rely on aid from inside Burma as we do not trust them."

We do not want to hear the words ‘minority’ and ‘majority.’ If they [the foreign agencies] are truly non-racist, they would give an equal supply to everyone. We are all human—both Arakanese and Bengali,” said Venerable Manisara.


kalau kita ingin mengetahui sebenar benar-nya, apakah pernyataan Cris Lewa merupakan tanggapan dari berita Irrawaddy kita harus bertanya secara langsung kepada y.b.s.

yang kami tangkap sampai saat ini berita dari Cris Lewa adalah "Penggiringan Opini",
dan kami ndak tau "Apa" agenda yang sedang disusun/dipunyai Cris Lewa.

kita harus jeli menangkap perbedaan kedua informasi tersebut dan jangan sampai kita yang terjebak pada salah satu opini yang sedang berlangsung.
« Last Edit: 04 August 2012, 10:42:55 AM by Mas Tidar »
Saccena me samo natthi, Esa me saccaparamiti

"One who sees the Dhamma sees me. One who sees me sees the Dhamma." Buddha

mascatur

  • Guest


Myanmar sekarang dikuasai oleh "kekuatan gelap"

di satu sisi ada MILITER

di sisi lain ada NGO asing




NGO "menguasai" pers internasional

sementara Militer punya Union Solidarity and Development Association (USDA)



USDA ini SUDAH DIKENAL kiprahnya sejak tahun 1988

sering disusupkan ke tengah2 demonstran,

berkamuflase menjadi biksu, pelajar dll,

untuk mengontrol massa,

& jika perlu mengarahkan aksi protes menjadi kerusuhan


Ini yg nampaknya belum pernah dibahas di media kita,

Quote
Forum masyarakat burma di eropa mengatakan :

sayangnya kita SELALU melupakan kedua kekuatan itu

( MILITER & NGO asing )

saat mencari upaya penyelesaian konflik,

padahal sebenarnya merekalah "biangnya",

tapi selalu saja kami & Aung San Su Kyi yg disalahkan


Dan selama kedua kekuatan itu masih dominan di Myanmar,

sebaiknya kita selalu bijak mewaspadai setiap peristiwa


.
.
.



mascatur

  • Guest
Re: Lagi, perbedaan berita The Independent ( disatukan )
« Reply #144 on: 04 August 2012, 02:13:25 PM »
Coba lihat berita ini :

Lihat betapa piawainya Chris Lewa merangkai kata :

Sekarang coba baca baik-baik berita dari Irrawaddy ini (6/7/2012) lebih "tua" dari berita The Independent :

Spoiler: ShowHide
Several Arakanese Buddhist monks are boycotting aid from international agencies and NGOs, accusing them of bias in their distribution.

Speaking to The Irrawaddy on Friday, Venerable Manisara, an abbot who heads a local aid group in Maungdaw in northern Arakan State, said, “The foreign NGOs have only given a minimal amount to our Rakhine [Arakanese] people, but they give a lot to the Bengalis [Rohingyas]. It is not fair and is unacceptable. We cannot trust them and that’s why we must reject their aid.”

Similarly, in Buthidaung and Rathedaung townships, Arakanese Buddhist monks who are helping to shelter displaced Buddhist villagers, said that they too will no longer accept any foreign aid. One monk said that none of the 10 or so international agencies, including the UN groups, in the townships have visited Buddhist monasteries as “they already know that we will reject their aid.”

Venerable Manisara accused the UN and other foreign agencies of favoring Muslims, and of providing not only food and humanitarian aid to them, but also funding road construction, irrigation, well-building, education and medical projects only for the Bengali/Rohingya community in Maungdaw Township.

“I have been living in Maungdaw for a decade,” he said. “I do not see the foreign agencies as a benefit to our people. We will rely on aid from inside Burma as we do not trust them.

“We do not want to hear the words ‘minority’ and ‘majority.’ If they [the foreign agencies] are truly non-racist, they would give an equal supply to everyone. We are all human—both Arakanese and Bengali,” said Venerable Manisara.

However, according to San Hla Kyaw, a central committee member from the Rakhine Nationalities Development Party (RNDP) in Sittwe, the capital of Arakan State, the monks’ decision to reject foreign aid does not reflect the majority consensus among those tens of thousands displaced and affected by the month-long sectarian violence.

“I am worried the monks’ decision might not be popular among refugees. It is purely their own personal opinion,” he said, adding that local aid groups in Sittwe will continue to accept foreign aid.

However, San Hla Kyaw echoed Venerable Manisara’s claim that Médecins Sans Frontières, CARE, and UN aid agencies discriminate in favor of the Rohingyas when providing aid to local people in Maungdaw Township.

Meanwhile, state authorities opened a main public market in Sittwe on Thursday for the first time since the violence began, saying the situation was becoming more calm.

However, New York-based Human Rights Watch released a press statement on Thursday saying “local police, the military, and a border security force known as Nasaka have committed numerous abuses in predominantly Muslim townships.”

It urged the Burmese government to “end arbitrary and incommunicado detention, and redeploy and hold accountable security forces implicated in serious abuses.”

Elaine Pearson, the deputy Asia director at Human Rights Watch, said, “The Burmese government needs to put an immediate end to the abusive sweeps by the security forces against Rohingya communities. Anyone being held should be promptly charged or released, and their relatives given access.”

Burma’s security forces have been implicated in killings and other abuses against Muslim civilians since the sectarian violence in northern Arakan State began in early June, said Human Rights Watch, urging the Burmese authorities to ensure safe access to the area to the UN and independent humanitarian organizations.
Sumber : http://www.irrawaddy.org/archives/8508


- LSM asing memberikan banyak bantuan kepada Rohingya, tapi sedikit bantuan ke Rakhine. Oleh para Bikku, ini dianggap tidak adil, dan memutuskan untuk TIDAK MENERIMA bantuan dari LSM asing.

Quote
Quote
    Speaking to The Irrawaddy on Friday, Venerable Manisara, an abbot who heads a local aid group in Maungdaw in northern Arakan State, said, “The foreign NGOs have only given a minimal amount to our Rakhine [Arakanese] people, but they give a lot to the Bengalis [Rohingyas]. It is not fair and is unacceptable. We cannot trust them and that’s why we must reject their aid.”

--- Bikku di tempat lain juga memutuskan untuk menolak bantuan asing. Bahkan bantuan dari PBB, "dan mereka sudah tahu bahwa kami menolak bantuan mereka"

Quote
Quote
    Similarly, in Buthidaung and Rathedaung townships, Arakanese Buddhist monks who are helping to shelter displaced Buddhist villagers, said that they too will no longer accept any foreign aid. One monk said that none of the 10 or so international agencies, including the UN groups, in the townships have visited Buddhist monasteries as “they already know that we will reject their aid.”

--- Venerable Manisara : Saya sudah tinggal di Maungdaw selama sepuluh tahun, saya tidak melihat NGO / LSM memberi manfaat untuk masyarakat kami. Kami akan mengandalkan bantuan dari dalam negri, karena kami tidak mempercayai mereka ( asing).
Jangan gunakan istilah mayoritas / minoritas, jika mereka benar2 tidak memihak, mereka akan  memberi bantuan yang adil untuk semua orang. Kita semua sama2 manusia Arakanese & Bengali.

Quote


 
Quote
  “I have been living in Maungdaw for a decade,” he said. “I do not see the foreign agencies as a benefit to our people. We will rely on aid from inside Burma as we do not trust them.

    “We do not want to hear the words ‘minority’ and ‘majority.’ If they [the foreign agencies] are truly non-racist, they would give an equal supply to everyone. We are all human—both Arakanese and Bengali,” said Venerable Manisara.

Dari sini saja kita pasti langsung paham bahwa ternyata para Bikku ini menolak bantuan untuk dirinya & umatnya,

analoginya begini: Rohingya & Rakhine sama-sama mendapat jatah sembako.

Setiap mengambil sembako, Rakhine selalu melihat bahwa Rohingya mendapat bagian lebih banyak.

Karena kecewa, Esok harinya Rakhine memutuskan untuk tidak akan lagi mengambil jatah sembako untuk selama-lamanya.

Tapi lihatlah, ketika info ini sampai ke Chris Lewa, beritanya menjadi :

Quote
Quote
    Sebagaimana dilaporkan The Independent (25/7/2012), para pendeta budha dilaporkan telah mencoba memblokir bantuan kemanusiaan sampai ke muslim Rohingnya.


Quote

 
Quote
  Dalam beberapa hari terakhir, para bhikkhu telah muncul dalam peran utama dalam penolakan bantuan kemanusiaan kepada umat Islam, untuk mendukung pernyataan kebijakan politisi,” kata Chris Lewa, Direktur proyek Arakan, sebuah LSM daerah. “Seorang anggota badan kemanusiaan di Sittwe mengatakan kepada saya bahwa beberapa biarawan yang ditempatkan dekat kamp pengungsian Muslim, memeriksa dan berpaling dari orang yang mereka dicurigai akan berkunjung untuk memberikan bantuan


Sayangnya banyak sekali yang sangat bersemangat menyebarkan kabar kebencian versi Chris Lewa ini di Facebook,
tanpa pernah menyadari bahwa kebenaran sudah mulai terungkap.
« Last Edit: 04 August 2012, 02:19:02 PM by mascatur »

Offline Wolvie

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 805
  • Reputasi: 25
Re: Mana tuh Metta? --- Seputar Kasus Rohingya
« Reply #145 on: 04 August 2012, 03:01:08 PM »
dan the independent sangat semanget nerbitin chris lewa punya omongan..

the independent yang nda independen, wkwkwk

kacau.

Offline Brahmanews

  • Teman
  • **
  • Posts: 94
  • Reputasi: -12
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Mana tuh Metta? --- Seputar Kasus Rohingya
« Reply #146 on: 04 August 2012, 04:34:28 PM »
Quote from: arrahmah.com
Sebab Awal Pembantaian ini?

Pembantaian ini di awali dari fitnah yang disebarkan oleh orang-orang Budha Rakhine terhadap minoritas Muslim Rohingnya. Dimana dikatakan bahwa tiga pemuda Muslim telah membunuh dan memperkosa seorang wanita berusia 26 tahun. Tentu saja semua itu bohong. Dimana sebenarnya perempuan itu diperkosa dan dibunuh oleh pacarnya bersama beberapa gang pemuda Budha Rakhine. Peristiwa pembunuhan itu di awali ketika sang gadis ingin "putus" dengan sang pacar dikarenakan dia jatuh hati pada laki-laki lain. Maka sang laki-laki pun berusaha membujuk agar tidak putus. Namun ternyata ditolak, maka sang mantan pacar ini marah dan kemudian mengajak dua temannya untuk membalas dendam dengan memperkosa dan membunuh sang gadis.

Lalu para pembunuh itu meletakkan mayat gadis itu di dekat desa Muslim. Kemudian orang-orang Budha Rakhine dan Quaffer Burma (Otoritas Myanmar) menuduh bahwa orang-orang Muslim membunuh perempuan itu. Akibatnya, tiga pemuda Muslim yang tidak bersalah ditangkap. Satu dipukuli hingga tewas dan dua lainnya dijatuhi hukuman mati oleh pengadilan. Inilah fakta yang ditunjukkan oleh Pemerintah Budha Burma kepada dunia, bahwa mereka berani menciptakan peristiwa dan kasus palsu hanya untuk mencari kesempatan membunuh Umat Islam Rohingnya.

benarkah?

Offline Wolvie

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 805
  • Reputasi: 25
Re: Mana tuh Metta? --- Seputar Kasus Rohingya
« Reply #147 on: 04 August 2012, 05:21:34 PM »
Dari sebelah:

http://www.arakanland.com/blank_3.html

video melulu sih, klo inet lelet ya ga bisa nonton deh :(..
sebgian tapi ada yang udah tertulis, scroll terus sampe bawah..

http://samvada.org/2012/news/vhp-writes-to-pm-un-asks-to-deport-jehadi-rohingya-muslims-from-delhi-to-bangladesh/ :o

menurut situs samvada malah si rohingya yang ethnic-cleansing Buddhist tuh 10-15 taun lalu, ga pernah kedengeran ya gaungnya, gw aja baru tau detik ini..
bener2 pemutarbalikan faktanya.. :'(

klo yang lancar jaya, saran gw disave ya pidionya
« Last Edit: 04 August 2012, 05:38:36 PM by Wolvie »

Offline Ms. Q

  • Teman
  • **
  • Posts: 67
  • Reputasi: 0
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Mana tuh Metta? --- Seputar Kasus Rohingya
« Reply #148 on: 04 August 2012, 07:02:00 PM »

Offline Ms. Q

  • Teman
  • **
  • Posts: 67
  • Reputasi: 0
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Mana tuh Metta? --- Seputar Kasus Rohingya
« Reply #149 on: 04 August 2012, 07:21:13 PM »
sumber plz....???

biz googling dptnya ini nih:

http://www.google.com/search?q=Pembantaian+ini+di+awali+dari+fitnah+yang+disebarkan+oleh+orang-orang+Budha+Rakhine+terhadap+minoritas+Muslim+Rohingnya.+Dimana+dikatakan+bahwa+tiga+pemuda+Muslim+telah+membunuh+dan+memperkosa+seorang+wanita+berusia+26+tahun.+Tentu+saja+semua+itu+bohong.+Dimana+sebenarnya+perempuan+itu+diperkosa+dan+dibunuh+oleh+pacarnya+bersama+beberapa+gang+pemuda+Budha+Rakhine.+Peristiwa+pembunuhan+itu+di+awali+ketika+sang+gadis+ingin+%22putus%22+dengan+sang+pacar+dikarenakan+dia+jatuh+hati+pada+laki-laki+lain.+Maka+sang+laki-laki+pun+berusaha+membujuk+agar+tidak+putus.+Namun+ternyata+ditolak%2C+maka+sang+mantan+pacar+ini+marah+dan+kemudian+mengajak+dua+temannya+untuk+membalas+dendam+dengan+memperkosa+dan+membunuh+sang+gadis.++Lalu+para+pembunuh+itu+meletakkan+mayat+gadis+itu+di+dekat+desa+Muslim.+Kemudian+orang-orang+Budha+Rakhine+dan+Quaffer+Burma+%28Otoritas+Myanmar%29+menuduh+bahwa+orang-orang+Muslim+membunuh+perempuan+itu.+Akibatnya%2C+tiga+pemuda+Muslim+yang+tidak+bersalah+ditangkap.+Satu+dipukuli+hingga+tewas+dan+dua+lainnya+dijatuhi+hukuman+mati+oleh+pengadilan.+Inilah+fakta+yang+ditunjukkan+oleh+Pemerintah+Budha+Burma+kepada+dunia%2C+bahwa+mereka+berani+menciptakan+peristiwa+dan+kasus+palsu+hanya+untuk+mencari+kesempatan+membunuh+Umat+Islam+Rohingnya.&ie=utf-8&oe=utf-8&aq=t&rls=org.mozilla:en-US:official&client=firefox-a

makin nyesek bacanya...  :( puluhan blog memposting berita bohong tsb... rata2 blog punya muslim.  :(
« Last Edit: 04 August 2012, 07:24:26 PM by Ms. Q »