//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Apakah Bissu di Sulsel dulunya Bhikshu...?  (Read 4710 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Apakah Bissu di Sulsel dulunya Bhikshu...?
« on: 12 March 2011, 10:02:37 AM »
Teman-teman, saya tertarik ingin tahu mengenai bissu (mereka tinggal di Sulawesi Selatan)
Saya mendengar bahwa bissu adalah sekelompok orang (umumnya waria) yang hidup dengan mencari nafkah seperti dukun yang melakukan upacara ritual.

Ada yang mengatakan bahwa bissu berasal dari kata Bhiksu, yang telah ter"degradasi" moralnya sehingga menjadi demikian. Adakah teman-teman yang bisa berbagi pengetahuan...?

Terima kasih,

Mettacittena.
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Apakah Bissu di Sulsel dulunya Bhikshu...?
« Reply #1 on: 12 March 2011, 10:20:49 AM »
Kalau dari wikipedia bilang, mereka bukan waria, tapi memang tidak membatasi diri pada gender.

Menurut Sharyn Graham, dalam kepercayaan tradisional Bugis, tidak terdapat hanya dua jenis kelamin seperti yang kita kenal, tetapi empat (atau lima bila golongan Bissu juga dihitung), yaitu: "Oroane" (laki-laki); "Makunrai" (perempuan); "Calalai" (perempuan yang berpenampilan seperti layaknya laki-laki); "Calabai" (laki-laki yang berpenampilan seperti layaknya perempuan); dan golongan Bissu, di mana masyarakat kepercayaan tradisional menganggap seorang Bissu sebagai kombinasi dari semua jenis kelamin tersebut.


Offline dipasena

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.612
  • Reputasi: 99
  • Gender: Male
  • Sudah Meninggal
Re: Apakah Bissu di Sulsel dulunya Bhikshu...?
« Reply #2 on: 12 March 2011, 10:35:49 AM »
Bissu lebih merujuk ke pendeta kepercayaan bugis. bissu berasal dari kata bugis bessi yg berarti suci dan dipercaya sebagai titisan dewa yg mempunyai perwujutan pria dan wanita (dalam keyakinan mereka) mereka bisa menjadi bissu karena sudah takdir, dianggap memiliki kemampuan gaib, sebagai pemimpin upacara adat tradisional bugis...

beberapa waktu yg lalu sy pernah membahas masalah ini dengan bro dhammaduta/tan, menurut bro tan, bissu belum tentu bhiksu, mungkin hanya kemiripan kata, karena juga tidak ada catatan sejarah penyebaran buddhism sampe ke tanah sulawesi pada jaman dulu.

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: Apakah Bissu di Sulsel dulunya Bhikshu...?
« Reply #3 on: 13 March 2011, 09:25:29 AM »
Bissu lebih merujuk ke pendeta kepercayaan bugis. bissu berasal dari kata bugis bessi yg berarti suci dan dipercaya sebagai titisan dewa yg mempunyai perwujutan pria dan wanita (dalam keyakinan mereka) mereka bisa menjadi bissu karena sudah takdir, dianggap memiliki kemampuan gaib, sebagai pemimpin upacara adat tradisional bugis...

beberapa waktu yg lalu sy pernah membahas masalah ini dengan bro dhammaduta/tan, menurut bro tan, bissu belum tentu bhiksu, mungkin hanya kemiripan kata, karena juga tidak ada catatan sejarah penyebaran buddhism sampe ke tanah sulawesi pada jaman dulu.

Menurut salah seorang Bhikkhu yang pernah bertugas di Sulawesi katanya di Sulsel ada beberapa nama dan tempat yang mirip dengan nama-nama Pali dan Sanskrit.

Kalau mencari bukti sejarah mungkin agak sulit karena di tempat-tempat seperti Malaysia sekalipun, tempat-tempat bersejarah Buddhis nampaknya sudah hancur atau dihancurkan, padahal tempatnya dekat sekali dengan Thailand dan jauh lebih dekat dibandingkan dengan Jawa.

Masa iya tak ada peninggalan sejarah bahwa di Malaysia pernah berkembang Buddhis atau Hindu...?

Oleh karena itu saya memiliki anggapan bahwa Buddhis mungkin pernah berkembang di Sulawesi.

Mettacittena,
« Last Edit: 13 March 2011, 09:29:25 AM by fabian c »
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline dipasena

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.612
  • Reputasi: 99
  • Gender: Male
  • Sudah Meninggal
Re: Apakah Bissu di Sulsel dulunya Bhikshu...?
« Reply #4 on: 13 March 2011, 10:49:13 PM »
http://www.public.iastate.edu/~tart/arth382/lecture17.html
181 Standing Buddha Sulawesi (Celebes) Amaravati style 3rd - 4th c

bronze 29.5"

The (West) Sulawesi Buddha torso reveals its hollow core. Buddhist metal images do not need to be solid, as Brahmanical images must be. Normally they are cast around earthen or clay cores. A bit of scripture or other relic is inserted in the fabric to bring them to efficacious use.

This image is of a style so one could easily place stylistically between the 2nd century Buddhas of the Krishna River Valley, at Amaravati and Nagarjunakonda, and the 4-5th century art of Gupta north India. But it was found in Indonesia and is different enough from anything in India to indicate that it is of local manufacture. Still the flattening of the torso as marked by repetitively doubled linear folds and the svelte outline is so reminiscent of the south Indian Buddha that we can easily suppose that the traders and missionaries from the south of India brought images here that were an important source for this image. And yet it is so much more curvaceous in its hips and fully rounded in its head that it stands out quite distinctly from anything found there.

Though the majority of Buddhist remains in the region are Mahayana this is plain enough to be a Sravakayana image. It is the standard Buddha image, elongated empty earlobes, snail curls hair, raised lump of an ushnisha, monks samghati off one shoulder. The ambivalence about the date comes from having nothing but stylistic comparisons to base it on.

celebes, seperti nya nama lain dr sulawesi. info tentang celebes : http://en.wikipedia.org/wiki/Sulawesi

tidak ada keterangan lebih lanjut lg... apa kemungkinan pernah ada kerajaan hindu buddha di sulawesi ? masih kabur...

Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: Apakah Bissu di Sulsel dulunya Bhikshu...?
« Reply #5 on: 13 March 2011, 11:32:12 PM »
Menurut penelitian antropolog Australia, Sharyn Graham, hanya dalam budaya Bugis dikenal empat jenis gender dan satu para-gender, yakni laki-laki (oroane), perempuan (makunrai), perempuan yang berpenampilan seperti layaknya laki-laki (calalai), laki-laki yang berpenampilan seperti layaknya perempuan (calabai) dan para-gender bissu. Jenis yang terakhir ini banyak disalahartikan dan dianggap identik dengan jenis calabai, padahal peran dan kedudukannya dalam budaya Bugis tidak demikian.

Apa Itu Bissu?
Bissu adalah sebutan bagi para pendeta tradisional Bugis yang mewakili sifat antara laki-laki dan perempuan. Secara fisik para Bissu sebetulnya adalah laki-laki, namun dipercaya memiliki kelamin ganda (hermaprhodite) dan berperilaku layaknya Maho. Dalam khazanah kebudayaan Bugis, selain Bissu terdapat sebutan lain bagi laki-laki yang bertingkah laku seperti perempuan, yaitu Calabai (lihat ensiklopedia MelayuOnline.com dengan judul Calabai). Namun, berbeda dengan Calabai yang dalam istilah umum juga disebut wadam (wanita adam), Bissu diyakini merupakan titisan dewata, serta menampilkan kombinasi antara lelaki-perempuan. Dalam berpakaian, misalnya, para Bissu mengenakan pakaian perempuan, namun secara gagah juga menyelipkan keris atau badik di pinggang mereka yang melambangkan sosok lelaki. Kata Bissu sendiri, berasal dari istilah Bugis, yaitu Bessi yang berarti suci. Disebut demikian karena mereka diyakini sebagai titisan dari Dewata, tidak memiliki darah (tidak mempan senjata tajam), suci (tidak kotor), tidak memiliki tetek, tidak mengalami haid, serta tidak menikah. Kepercayaan akan kesucian Bissu ini telah mengangkat posisi Bissu menjadi penasehat spiritual raja, menjadi pemimpin upacara adat, serta tokoh yang sangat dihormati. Sementara perkiraan lain muncul dari Christian Pelras (2006: 68), yang mengatakan kemungkinan perkataan Bissu berasal dari kata Biksu (pendeta Buddha). Perkiraan Pelras ini cukup beralasan mengingat salah satu agama yang pernah dipeluk oleh masyarakat Bugis adalah agama Buddha.

Keberadaan Bissu dalam masyarakat Bugis telah muncul sejak lama sebagaimana diceritakan dalam sure‘ I La Galigo. Menurut situs http://lagaligo.net, ketika Batara Guru turun dari Kerajaan Langit (Botting Langi‘) ke bumi, kemudian bertemu dengan We Nyili Timo, calon permaisurinya yang berasal dari Kerajaan Bawah Air (Buri‘ Liu), maka ketika itu pula Bissu yang pertama turun ke bumi. Bissu pertama ini bernama Lae-lae yang bertugas membantu Batara Guru menyelenggarakan kehidupan di tanah Bugis, melaksanakan adat istiadat Bugis, serta menjadi penyempurna kehadiran leluhur orang Bugis. Karena termasuk “manusia pertama”, maka keberadaan Bissu dipercaya sebagai titisan dewata, sehingga memiliki dualisme sifat yang tidak dimiliki oleh manusia biasa, yaitu lelaki sekaligus perempuan, serta memiliki sifat sebagai keturunan dewata dan sekaligus manusia. Kelebihan inilah yang kemudian membuat Bissu dianggap memiliki kemampuan untuk ‘memberkati‘, menjadi penghubung antara dunia manusia dan dunia roh, serta memimpin berbagai ritual adat (Sharyn Graham, 2002).
Menjadi seorang Bissu pun dipercaya merupakan sebuah ‘takdir‘ atau ‘panggilan gaib‘ daripada sebuah pilihan. Tanda-tanda seorang calon Bissu biasanya sudah nampak dari sejak kecil yang ditandai dengan ketidakjelasan organ genital seorang anak laki-laki (mirip laki-laki sekaligus mirip perempuan). Kecenderungan lainnya, mereka biasanya lebih senang mengambil peran sebagai anak perempuan. Jika memiliki tanda-tanda tersebut, maka orang tuanya akan membawa anak tersebut pada seorang Bissu pendidik yang akan melihat bakat tersembunyi yang dimilikinya. Jika benar anak tersebut dianggap sebagai titisan Bissu, maka ia akan dididik dan dibimbing oleh Bissu yang lebih senior.

Untuk menghubungkan antara dunia manusia dan dunia roh, Bissu biasanya melakukan ritual yang dinamakan Mabissu atau Magirri, yaitu ritual memanggil roh untuk pemberkatan yang ditandai dengan adegan menusuk tubuh dengan keris. Adegan ini biasanya dilakukan setelah merapal mantra sambil menari dengan diiringi tabuhan gendang. Tusukan keris ke mata, telapak tangan, serta bagian tubuh lainnya merupakan pembuktian bahwa roh telah merasuki tubuhnya (a‘soloreng), sehingga dianggap telah mewakili dewata untuk memberikan berkah kebaikan. Pemberkatan melalui ritual Mabissu ini dilakukan untuk berbagai keperluan, seperti upacara untuk pertanian, pembuatan perahu, ritual kerajaan, pembersihan Arajang (pusaka keramat) dan sebagainya.

Keberadaan Bissu sendiri merupakan tinggalan dari masa pra-Islam yang hingga kini telah mengalami proses penerimaan dan penolakan yang sangat panjang. Pembantaian terhadap para Bissu pernah dilakukan oleh anak buah Kahar Muzakkar yang menganggap para Bissu telah menyembah berhala dan menyebarkan perbuatan syirik (menyekutukan Tuhan). Peristiwa memilukan lainnya terjadi akibat rentetan Gerakan 30 September 1965. Karena dianggap masih mempraktekkan agama lokal, maka para Bissu dianggap sebagai bagian dari komunis (PKI), sehingga harus dibunuh atau memilih bertaubat (berhenti sebagai Bissu). Gerakan pemurnian Islam dengan nama ‘Operasi Toba‘ (Operasi Taubat) ini terjadi sekitar tahun 1966.

link lainnya dapat di baca di :
 - http://www.rappang.com/2008/12/bissu-celah-di-budaya-bugis.html
 - https://indoculture.wordpress.com/2011/02/13/bissu-komunitas-unik-dan-hampir-punah-di-tanah-bugis/   
 _/\_
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: Apakah Bissu di Sulsel dulunya Bhikshu...?
« Reply #6 on: 14 March 2011, 09:09:26 PM »
Apa Itu Bissu?
Bissu adalah sebutan bagi para pendeta tradisional Bugis yang mewakili sifat antara laki-laki dan perempuan. Secara fisik para Bissu sebetulnya adalah laki-laki, namun dipercaya memiliki kelamin ganda (hermaprhodite) dan berperilaku layaknya Maho.

Quote
Kata Bissu sendiri, berasal dari istilah Bugis, yaitu Bessi yang berarti suci. Disebut demikian karena mereka diyakini sebagai titisan dari Dewata, tidak memiliki darah (tidak mempan senjata tajam), suci (tidak kotor), tidak memiliki tetek, tidak mengalami haid, serta tidak menikah. Kepercayaan akan kesucian Bissu ini telah mengangkat posisi Bissu menjadi penasehat spiritual raja, menjadi pemimpin upacara adat, serta tokoh yang sangat dihormati.Sementara perkiraan lain muncul dari Christian Pelras (2006: 68), yang mengatakan kemungkinan perkataan Bissu berasal dari kata Biksu (pendeta Buddha). Perkiraan Pelras ini cukup beralasan mengingat salah satu agama yang pernah dipeluk oleh masyarakat Bugis adalah agama Buddha.

link lainnya dapat di baca di :
 - http://www.rappang.com/2008/12/bissu-celah-di-budaya-bugis.html
 - https://indoculture.wordpress.com/2011/02/13/bissu-komunitas-unik-dan-hampir-punah-di-tanah-bugis/   
 _/\_

Saya lebih setuju dengan hipotesa Christian Pelras, Itu sebabnya saya menganggap bahwa bissu dulunya adalah Bhikshu yang terdegradasi sedemikian rupa.

Mungkin kalau menghubung-hubungkan dan menyama-nyamakan mungkin ada sedikit yang nampaknya nyambung, selain dari namanya, misalnya:

- Pakaian yang dikenakan dalam upacara nampaknya warna kuning.
- Mereka dianggap suci.
- Pada jaman dahulu mereka mendapatkan kedudukan yang tinggi sebagai penasehat spritual raja.
- Pemimpin upacara adat dan tokoh yang sangat dihormati.

Tapi bila memang benar mereka dulunya adalah Bhikshu tentu kita seharusnya prihatin bahwa mereka terdegradasi demikian jauh, karena menurut peraturan Vinaya, seorang hermaphrodite (kelamin ganda) tidak boleh diterima sebagai anggota Sangha.
 
_/\_
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: Apakah Bissu di Sulsel dulunya Bhikshu...?
« Reply #7 on: 14 March 2011, 11:01:17 PM »
Saya lebih setuju dengan hipotesa Christian Pelras, Itu sebabnya saya menganggap bahwa bissu dulunya adalah Bhikshu yang terdegradasi sedemikian rupa.

Mungkin kalau menghubung-hubungkan dan menyama-nyamakan mungkin ada sedikit yang nampaknya nyambung, selain dari namanya, misalnya:

- Pakaian yang dikenakan dalam upacara nampaknya warna kuning.
- Mereka dianggap suci.
- Pada jaman dahulu mereka mendapatkan kedudukan yang tinggi sebagai penasehat spritual raja.
- Pemimpin upacara adat dan tokoh yang sangat dihormati.

Tapi bila memang benar mereka dulunya adalah Bhikshu tentu kita seharusnya prihatin bahwa mereka terdegradasi demikian jauh, karena menurut peraturan Vinaya, seorang hermaphrodite (kelamin ganda) tidak boleh diterima sebagai anggota Sangha.
 
_/\_

betul itu kk.. sedangkan buddha sendiri tidak mungkin membedakan status atau jenis kelamin bahkan seorang seorang hermaphrodite (kelamin ganda) untuk mengikuti ajaran dharma, apalagi menurut saya , mereka di lahirkan sebagai kaum seorang hermaphrodite (kelamin ganda) bukanlah keinginan mereka. "Tanda-tanda seorang calon Bissu biasanya sudah nampak dari sejak kecil yang ditandai dengan ketidakjelasan organ genital seorang anak laki-laki (mirip laki-laki sekaligus mirip perempuan). Kecenderungan lainnya, mereka biasanya lebih senang mengambil peran sebagai anak perempuan. Jika memiliki tanda-tanda tersebut, maka orang tuanya akan membawa anak tersebut pada seorang Bissu pendidik yang akan melihat bakat tersembunyi yang dimilikinya"

dan yang menurut saya agak kasar adalah yang tercantum dalam kata2 "Secara fisik para Bissu sebetulnya adalah laki-laki, namun dipercaya memiliki kelamin ganda (hermaprhodite) dan berperilaku layaknya Maho". disitu penulis menyebutkan berprilaku layaknya maho. bukankah maho = homo? jika memang itu yang di maksud , alangkah pendeknya cara berpikir penulis .

yang di maksud berprilaku layaknya maho bukankah sama juga mengatakan bahwa bissu tersebut menyukai sejenis? sedangkan penulis menyebutkan bahwa bissu itu suci  diyakini sebagai titisan dari Dewata, tidak memiliki darah (tidak mempan senjata tajam), suci (tidak kotor), tidak memiliki tetek, tidak mengalami haid, serta tidak menikah


mohon petunjuk nya bagi yang mengetahui lebih detail  _/\_
« Last Edit: 14 March 2011, 11:03:09 PM by wang ai lie »
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: Apakah Bissu di Sulsel dulunya Bhikshu...?
« Reply #8 on: 15 March 2011, 08:03:21 AM »
betul itu kk.. sedangkan buddha sendiri tidak mungkin membedakan status atau jenis kelamin bahkan seorang seorang hermaphrodite (kelamin ganda) untuk mengikuti ajaran dharma, apalagi menurut saya , mereka di lahirkan sebagai kaum seorang hermaphrodite (kelamin ganda) bukanlah keinginan mereka. "Tanda-tanda seorang calon Bissu biasanya sudah nampak dari sejak kecil yang ditandai dengan ketidakjelasan organ genital seorang anak laki-laki (mirip laki-laki sekaligus mirip perempuan). Kecenderungan lainnya, mereka biasanya lebih senang mengambil peran sebagai anak perempuan. Jika memiliki tanda-tanda tersebut, maka orang tuanya akan membawa anak tersebut pada seorang Bissu pendidik yang akan melihat bakat tersembunyi yang dimilikinya"

Bro Wang yang baik, seorang hermaphrodite menurut Buddhis disebabkan pelanggaran sila ke 3 di kehidupan lampau.

Quote
dan yang menurut saya agak kasar adalah yang tercantum dalam kata2 "Secara fisik para Bissu sebetulnya adalah laki-laki, namun dipercaya memiliki kelamin ganda (hermaprhodite) dan berperilaku layaknya Maho". disitu penulis menyebutkan berprilaku layaknya maho. bukankah maho = homo? jika memang itu yang di maksud , alangkah pendeknya cara berpikir penulis .

yang di maksud berprilaku layaknya maho bukankah sama juga mengatakan bahwa bissu tersebut menyukai sejenis? sedangkan penulis menyebutkan bahwa bissu itu suci  diyakini sebagai titisan dari Dewata, tidak memiliki darah (tidak mempan senjata tajam), suci (tidak kotor), tidak memiliki tetek, tidak mengalami haid, serta tidak menikah
mohon petunjuk nya bagi yang mengetahui lebih detail  _/\_

Saya agak meragukan satu ini yang di bold bro... Apa iya tak punya darah...?

Mettacittena,

Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: Apakah Bissu di Sulsel dulunya Bhikshu...?
« Reply #9 on: 15 March 2011, 09:51:20 PM »
pelanggaran sila ke 3 pada masa lampau? apa itu isi sila tsb ?

soal tidak memiliki darah saya juga agak tidak paham yang di maksud penulis kk .

dimana saya bisa mendapatkan bahasan tentang sila pelanggaran masa lampau ?  _/\_
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: Apakah Bissu di Sulsel dulunya Bhikshu...?
« Reply #10 on: 16 March 2011, 07:37:53 PM »
pelanggaran sila ke 3 pada masa lampau? apa itu isi sila tsb ?

soal tidak memiliki darah saya juga agak tidak paham yang di maksud penulis kk .

dimana saya bisa mendapatkan bahasan tentang sila pelanggaran masa lampau ?  _/\_

Maksudnya di kehidupan lampau (kehidupan sebelum kelahiran yang sekarang)  melanggar sila ke 3, mengakibatkan dalam kehidupan ini ia terlahir dengan orientasi seksual yang tidak normal.

Mettacittena
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline MAHA METTA CITTA

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 28
  • Reputasi: 0
  • Gender: Male
  • NAMO TASSA BHAGAWATO ARAHATTO SAMMASAMBUDDHASSA
Re: Apakah Bissu di Sulsel dulunya Bhikshu...?
« Reply #11 on: 27 April 2011, 07:11:24 PM »
Teman-teman, saya tertarik ingin tahu mengenai bissu (mereka tinggal di Sulawesi Selatan)
Saya mendengar bahwa bissu adalah sekelompok orang (umumnya waria) yang hidup dengan mencari nafkah seperti dukun yang melakukan upacara ritual.

Ada yang mengatakan bahwa bissu berasal dari kata Bhiksu, yang telah ter"degradasi" moralnya sehingga menjadi demikian. Adakah teman-teman yang bisa berbagi pengetahuan...?

Terima kasih,

Mettacittena.


yang saya ketahui MABISSU atau BISSU adalah semacam PANDITA yang memimpin upacara ritual adat dan penyambung lidah leluhur dan dewata
NAMO TASSA BHAGAWATO ARAHATTO SAMMASMABUDDHASSA ( 3 times )

 

anything