Topik Buddhisme > Studi Sutta/Sutra

Seperti apakah Jhana itu (Menurut Sutta) ?

<< < (33/33)

baikuntuksemua:
 _/\_
saya punya pengalaman sekali dalam bermeditasi tapi anehnya sampai sekarang saya coba berkali kali tidak dapat lagi pengalaman itu.dan saya minta petunjuk jika ada yang tahu apa yang saya alami itu,nih ceritanya,saya coba meditasi dengan diterangi lilin,detik demi detik saya coba pejamkan mata dan coba melihat cahaya lilin melalui pikiran,entah berapa lama saya meditasi tiba tiba pikiran saya seperti terbang dan saya coba memfokuskan kembali dengan membuka mata saya,tapi saya sangat terkejut apa yang saya lihat,sungguh asing tempat itu, semua penjuru tampa batas,saya melihat kedepan hanya kosong  ,tidak ada manusia atau benda sekalipun yang saya lihat hanya asap tipis jadi dasar pijakan ,tapi asap itu luas seperti  tak bertepi,jadi saya ketakutan dan coba memanggil orang tua saya dengan menjerit dan pada saat itu juga saya tersadar saya lari meninggalkan ruangan itu dengan lilin yang masih menyalah,nah jika ada yang tahu apa yang terjadi pada saya pada saat itu,mohon petunjuknya

YONI:
Seperti apakah jhana itu? bagaimana menurut bro baruna?share donk bagi bagi pengalamannya disni ^:)^ _/\_

baruna:

--- Quote from: YONI on 27 February 2015, 03:58:13 PM ---Seperti apakah jhana itu? bagaimana menurut bro baruna?share donk bagi bagi pengalamannya disni ^:)^ _/\_

--- End quote ---

sederhana saja. dekat dengan ketenangan.


Candra Taruna:
Masih lanjut aja ini Post sampe sekarang..?  #:-S
Kebetulan saya lagi iseng, maka saya komentarin yacchhh ......

Sebenernya Intinya Jhana itu adalah Pemusatan, dari Jhana Pertama s/d keempat semuanya ada unsur Pemusatan, sedangkan unsur lainnya (Vittakha, Vicara, Piti, Sukkha) itu bervariasi dari Jhana pertama s/d keempat

Jadi Jhana itu harus ada Pemusatan, merupakan pewujudan dari Pemusatan

Kedalaman dan kondisi Jhana buat seseorang yang belum mengalami sendiri sangat sulit untuk dijelaskan, ini seperti juga akhibat Kamma, kedalaman jangkauan pikiran seorang SammaSamBuddha dan asal-usul Alam Semesta adalah Hal yang bila dipikirkan bisa Gila (Acinteyya Sutta - Anguttara Nikaya 4.77)

Inilah 4 hal yang para bhikkhu tidak seharusnya pikirkan, memikirkannya hanya akan membawa kepada kesedihan dan gila. Apakah ke 4 hal itu ?

(1) Isi pikiran seorang SammaSamBuddha, oh para bhikkhu,
memikirkan kualitas seorang Buddha adalah satu hal yang tidak seharusnya dipikirkan,
memikirkan ini hanya akan membuat sedih dan gila.

(2) Kondisi mental saat mencapai jhana, oh para bhikkhu,
memikirkan kualitas jhana adalah satu hal yang tidak seharusnya dipikirkan,
memikirkan ini hanya akan membuat sedih dan gila.

(3) Hasil akibat dari sebuah kamma, oh para bhikkhu,
adalah satu hal yang tidak seharusnya dipikirkan,
memikirkan ini hanya akan membuat sedih dan gila.

(4) Asal mula terjadinya alam semesta, oh para bhikkhu,
adalah satu hal yang tidak seharusnya dipikirkan,
memikirkan ini hanya akan membuat sedih dan gila.

Cuma disini saya usahakan bisa membantu memberikan sedikit gambaran dengan perumpamaan tentang bagaimana Jhana itu, anggaplah Ruang Pikiran anda itu pada awalnya adalah seperti sebuah Ruangan yang Kumuh penuh sampah² (ada Lampu, Kartu, Kaleng Bekas, barang rongsokan dlsb) dan anda ingin 'menyulapnya' menjadi Ruangan dengan Isi yang sama sekali baru, maka langkah yang pertama-kali anda lakukan adalah MENYAPU seluruh Sampah Tadi sehingga tidak berantakan dimana² mengumpulkannya pada sebuah Pengki lalu membuangnya sepengki demi sepengki (anggap sampahnya banyak banget), setelah sampah itu tersapu semua, maka anda Pel agar bener² bersih, kemudian anda letakan barang baru yang anda ingin letakan di dalam ruangan itu, Pada saat itu telah rampung dilakukan maka Ruangan Kumuh itu telah menjadi Ruangan yang sama-sekali Baru dan berbeda dengan Ruangan awal (yang kumuh), WALAU tidak terlepas kemungkinan si Ruangan bisa perlahan² menjadi kumuh lagi dengan berjalannya waktu jika tidak dibersihkan dan tingkat 'kebersihan' ini juga berbeda persepsinya bagi masing² orang, ada yang menganggap segini udah bersih, ada juga yang menganggap segini belum bersih dlsb

Ruang Kumuh penuh sampah² = Pikiran Awal yang belum terlatih

Sampah² = Semua Obyek Pikiran tidak berguna, Nivarana 5

Usaha mengumpulkan sampah pada suatu Pengki = berusaha mengembalikan pikiran yang lari, pelan² belajar memusatkan pikiran pada Obyek (perhatian yang terus-menerus, Usaha Benar 4)

Membuang sepengki demi sepengki (usaha melenyapkan Nivarana 5, Usaha Benar 4)

Usaha membersihkan Ruangan dari awal sampai akhirnya bersih = Usaha si Meditator yang terus-menerus, termasuk munculnya Nimitta 3

Isi yang sama-sekali Baru = Obyek Meditasi (semisal : Kasina 10)

Ruangan yang sama-sekali Baru dan berbeda dengan Ruangan awal = Kondisi Tercapainya Jhana (Pertama s/d Keempat)

Ruangan bisa perlahan² menjadi kumuh lagi = Jhana bisa jatuh atau lenyap karena kondisi tertentu

Tingkat 'kebersihan' ini juga berbeda persepsinya bagi masing² orang = Kemurnian suatu Jhana berbeda antara seseorang dengan orang lainnya (dan ini menentukan Kekuatan Bhatin/Abhinna dari si pencapainya)

Bukan hanya dikalangan para pencapai sebagai orang biasa, bahkan diantara mereka yang tinggi² atau tertinggipun masih ada perbedaannya (maksudnya disini Pacekkha Buddha dan SammaSamBuddha), sedemikian maka Kemurnian Jhana ini akan menentukan Kekuatan Bhatin dari si Pencapai, dalam Hal ini Buddha pernah mengatakan : "Bahkan diantara yang tertinggipun ada perbedaan", yang membuat perbedaan ini adalah PARAMI, jadi bahkan dalam tingkatan SammaSamBuddha, Mereka yang melakukan Parami selama 16 Asankheyya Kappa + 100.000 Kappa pasti telah memurnikan arus tersebut (karena lamanya waktu penyempurnaan Parami) dan mempunyai Kekuatan Bhatin yang lebih Dasyath (termasuk Cahaya Tubuh yang dipancarkan), ketimbang Para Buddha yang mencapai KeBuddhaan dengan Parami 4 Asankheyya Kappa + 100.000 Kappa, Tetapi Buddha Gotama (yang mencapai KeBuddhaan dengan Parami 4 Asankheyya Kappa + 100.000 Kappa) mempunyai KELEBIHAN yaitu Beliau Lebih di Kebijaksanaan (Boddhisatta Pannadhika), itu sebabnya Beliau sanggup muncul di usia manusia paling rendah untuk munculnya seorang Buddha, yaitu 100 Tahun (dimana Moral saat itu sudah sangat merosot), sedangkan Buddha yang muncul di Usia panjang (seperti Buddha Mettaya kelak) mengajarkan Dhamma adalah lebih mudah, karena saat itu Moral sangat tinggi (seluruh Manusianya tidak melanggar Pancasila), ini juga salah-satu sebab Buddha Gotama mengajarkan Tehnik tercepat mencapai Kesucian (walau kering dari Jhana) yaitu : Satipatthana 4 (Vipassana), dalam mengajarkan Tehnik ini, Buddha Gotama mempertimbangkan usia Manusia yang singkat, maka diberikan Tehnik tersingkat yang akan dapat mencapai Hasil paling lama adalah 7 Tahun saja (jika dilaksanakan secara rutin dan tekun/gigih)

Penting untuk diketahui :

Pikiran hanya bisa berisi 1 (satu) Obyek saja pada suatu saat, jadi, jika benar si Pikiran telah Memusat pada 1 (satu) Obyek saja dan tidak ada yang lainnya atau lari² ke Obyek lainnya maka Ruang Pikiran hanya akan diisi PENUH oleh si Obyek, ini dikatakan oleh Vissudhi Magga sebagai "Seperti Berada di Dalam itu (Obyek)"
Jadi tegasnya : Ruang Pikiran terisi Penuh oleh si Obyek, TIDAK ADA hal apapun lagi, jadi karena terisi penuh oleh si Obyek, maka di Pemeditator akan 'merasa seolah-olah' BERADA DI DALAM Obyek tersebut

Onepointedness = Pemusatan = Ekagatta
adalah bukan berarti anda melototin si Obyek atau berpikir tentang si Obyek, itu bukan Ekagatta, tetapi bila semua Ruangan Pikiran isinya hanya si Obyek (tidak ada sisa lagi barang sedikitpun) maka kondisi Pikiran seperti itu yang dibilang pemusatan

Untuk mendukung tercapainya Jhana

- Harus melakukan Sila/Vinaya yang sempurna (sebelumnya Devadatta sendiri taat Vinaya sehingga Beliau bisa mencapai Jhana keempat)

- Melakukan Satipatthana 4, kegunaannya : menahan Emosi Jasmani, menetralkan Perasaan yang berlebihan, untuk memahami Ruang Pikiran, membaca Fenomena Pikiran, memperkuat konsentrasi

- Meditasi Pencerapan Terhadap Sinar didalam (Perception of Inner Light), kegunaannya : Membuat Semangat, Pikiran yang jelas menangkap Obyek, menyingkirkan Thina-Middha

- Mempertahankan dengan seimbang antara : Konsentrasi, Ketenangan dan Semangat

- Melakukan Meditasi dengan gigih (sehari 8 jam minimum) secara rutin setiap hari

- Berada dalam Kondisi tempat yang TIDAK berisik (Hambatan Utama Jhana Pertama adalah SUARA)

- Tidak dikagetkan atau menjadi kaget (ada dalam salah-satu uraian Sang Bhagava), karena kaget ini akan membuat buyarnya konsentrasi dan munculnya kondisi bhatin yang buruk

Demikian saya menerangkan Hal ini secara singkat tentang Jhana
Semoga ini dapat menjawab pertanyaan dan menjadi jelas serta bermanfaat bagi anda semuanya  _/\_

Navigation

[0] Message Index

[*] Previous page

Go to full version