Tanpa menilai atau mengkritisi tapi fakta yg ingin saya babarkan. Jadi yg mensarankan kata" bawah sadar "sebagai kata awam dalam diskusi ini adalah bro Suchamda, dan Ia mengatakan bawah sadar tidak ada dalam teori buddhism juga(Silakan baca dengan seksama di postingan sebelumnya)
Nyatanya bawah sadar itu ada dalam teori Buddhism dan saya lebih senang mengatakan ada dalam ajaran Sang Buddha bukan teori buddhism. Maka saya katakan kata "bawah sadar "(ia) benar2 ada . Benar2 ada artinya ya memang ada secara eksistensi(keberadaan/non atta) dan juga ada dalam Ajaran Sang Buddha.
Sungguh luar biasa ajaran The Biggest Boss Sang Buddha Smiley
Saya kok ragu dengan pujian anda terhadap Sang Buddha.
Seorang yang kagum terhadap Buddha, pasti kagum terhadap Dhamma. Dan oleh karena itu, ia akan berusaha untuk tidak menyelewengkan Dhamma.
Coba simak kembali diskusi kita di periode2 yang lalu :
Pada 07 January 2008, 08:50:50 AM anda menulis dalam thread "PIKIRAN dan PERASAAN hmmmm.."
http://www.dhammacitta.org/forum/index.php?topic=1228.msg21759#msg21759 :
Mungkin disini ada yg atau bahasa palinya. Tapi yg pasti semua bentuk pengalaman adalah "merasakan" yg kemudian membentuk persepsi, nah dari persepsi ini kemudian masuk ke bawah sadar(bhavanga). Ini cuma garis besarnya.
Contoh : Anda melihat bunga, terjadi kontak mata, dan muncul pikiran ttg ciri2 bunga, dan anda merasakan kagum, tidak suka dan lain2 yg kemudian membentuk persepsi ini indah atau tidak, nah persepsi yg muncul akan masuk /atau terekam dalam bawah sadar(bhavanga), ketika melihat bunga lagi, maka apa yg telah membentuk persepsi dalam bhavangga akan muncul ke dalam pikiran kita(citta)dan yg mungkin berseteru dengan citta yg baru mengenai bunga alin yg dilihat, dan muncul perasaan ttg bunga dan kemudian muncul persepsi lagi.dst. Yg pasti Citta mendahului vedana.
Perhatikan kata-kata anda yang saya cetak tebal. Disitulah kesalahan pernyataan anda.
Saya jawab dengan mengambil kutipan dari link sebuah web buddhist yang anda berikan linknya (bagian yg berwarna biru). Suchamda on 07 January 2008, 06:48:42 PM :
Perhatikan kutipan di link yang anda berikan tsb:
The first term may tentatively be rendered as the 'undercurrent forming the condition of being, or existence', and the second as 'subconsciousness', though, as will be evident from the following, it differs in several respects from the usage of that term in Western psychology.
Bhavanga tidak tepat bila diterjemahkan sebagai 'subconsciousness', lebih tepat bila diterjemahkan sebagai 'life-continuum'.
Di Buddhism tidak mengenal konsep 'bawah sadar' seperti dalam psikologi barat. Orang sering salah mengerti dan kacau dalam hal ini, akhirnya menghasilkan teori 'Buddhism' yang bukan Buddhism.
Source yang saya gunakan menyebut sebagai "life continuum" adalah dari Abhidhammatasangaha maupun tulisan dari Nina von Gorkom. Jadi, pernyataan itu bukan semata opini pribadi saya, tetapi memiliki dasar referensi yang jelas.
Tapi, selanjutnya anda masih tidak bisa menerima, dan kemudian mengajukan pertanyaan di bawah ini:
« Reply #117 on: 07 January 2008, 09:48:22 PM »
(1) Ok Saya jelas mengenai bhavanga, pertanyaan berikutnya bawah sadar ada apa tidak?, (2) ingatan muncul dari mana? Kalau bukan teori buddhism, lalu (3) teori buddhism mengenai apa2 yg kita alami dan terekam , itu disimpan dimana?
Saya jawab :
« Reply #119 on: 07 January 2008, 10:46:49 PM »
1. Jangan campur adukkan teori. Disini saat anda belajar, oleh karena itu kita bicara murni dan saklek. Dilain kesempatan, silakan gunakan kata 'bawah sadar' sebagai bahasa awam.
2. Sanna.
3. Ingat no-self?
No container.
Wrong question.
Dari jawaban2 saya sebelumnya sebetulnya telah jelas bahwa konotasi 'bawah sadar' kurang tepat digunakan untuk menjelaskan proses batin menurut teori abhidhamma. Kalau sudah komit berbicara teknis ya gunakanlah istilah2 yang tepat. Jangan sebentar2 bicara teknis, lalu loncat ke pemahaman awam, lalu membawa lagi pemahaman awam itu untuk mengartikan konsep teknis. Ini suatu taktik penyesatan.
Tapi rupanya anda masih tidak terima dan mengulangi menanyakan "bawah sadar itu ada atau tidak". Dalam jawaban saya berikutnya saya tidak perlu mengulangi jawaban itu (krn sudah jelas pada postingan sebelumnya). Dalam jawaban saya sekedar menyarankan anda untuk tidak mencampur adukkan teori.
Pertanyaan kedua pun sudah saya jawab, yaitu bahwa ingatan itu tersimpan dalam sanna.
Dalam pertanyaan ketiga, tersirat bahwa anda rupanya belum benar2 memahami makna anatta dalam Buddhism, sehingga masih menanyakan tempat dimana rekaman itu disimpan. Saya jawab, bahwa dalam teori buddhism itu tidak dikenal sebuah wadah / tempat yang menyimpan bentukan2 mental itu sebagaimana seakan-akan ia memiliki suatu substansi. So, anda melontarkan pertanyaan yang salah.
Nah, tapi rupanya anda tidak terima dengan jawaban saya. Alih-alih anda meminta penjelasan kepada saya untuk menerangkan lebih lanjut tentang apa yang saya maksud, malahan anda meluncurkan komentar kosong yang mengarah pada debat kusir seperti di bawah ini:
« Reply #121 on: 07 January 2008, 11:47:05 PM »
kalo begitu apa yg kita alami dan terekam, apa selanjutnya?
Kalau saja jawabanya bawah sadar, apakah ini diartikan atta? atau hanya penjelas. (1) Dan lalu dikatakan bukan teori buddhism, lalu apakah dhamma hanya menyangkut teori buddhism saja?
(2) Apakah karena tidak ada kata "bawah sadar" bisa diartikan bukan teori Buddhism?
(3) Teori Buddhism yg mana? atau ajaran Sang Buddha?
Jelas kita semua disini tahu dan sadar bahwa kita sedang mempelajari Buddhism, dan lebih spesifiknya teori abhidhamma Pali yang merupakan bahan-bahan ajaran Theravada. Nah, apakah masih perlu pertanyaan no.(1) itu diluncurkan? Buat apa? Apakah ternyata anda selama menulis ini tidak sadar diri?
atau, Apakah anda hendak menyiratkan bahwa ada kebenaran dhamma-dhamma lain diluar buddhism? Kalau itu maksud anda, saya rasa anda salah tempat dan salah waktu. Kita tidak sedang berdiskusi tentang hal itu bung. Dan saya tidak perlu menjawabnya bukan? OOT pak.
Pertanyaan anda yang nomor (2) pun dituliskan secara rancu. Kalau kita menelusuri arus logika debat sejak awal seharusnya anda bukan bertanya "Apakah karena
tidak ada kata "bawah sadar" bisa diartikan bukan teori Buddhism?". Mengapa? Karena jelas bahwa dalam teori Abhidhamma tidak dikenal konsep bawah sadar (subconsciousness). Bila anda bersikeras menyatakan ada, silakan tunjukkan istilahnya dan dengan referensinya! tapi tidak perlu mengajak saya berdebat untuk hal2 yang belum anda pahami dengan baik. Apalagi berdebat kusir. Itu sama saja buang-buang waktu. (Lain halnya bila anda menunjukkan itikad belajar, pasti saya layani dgn baik).
Pertanyaan anda nomor (3) juga menunjukkan bahwa anda ini sekedar ingin berdebat kusir dengan saya, atau setidaknya menunjukkan sikap tidak mau kalah. Sudah jelas bahwa disini adalah forum Buddhism, dan dari semenjak kemaren kita berbincang tentang Abhidhamma. Anda masih juga bertanya hal-hal yang sudah OOT seperti itu. Bung, disini bukan ajang koprol bambu seperti di forum diskusi lain.
=================
Nah sekarang dipostingan anda terakhir anda kembali mengungkit nama saya tapi dengan maksud mempengaruhi opini pembaca dengan mengaburkan apa yang telah kita perdebatkan di masa lalu.
Anda menulis :
Jadi yg mensarankan kata" bawah sadar "sebagai kata awam dalam diskusi ini adalah bro Suchamda, dan Ia mengatakan bawah sadar tidak ada dalam teori buddhism juga(Silakan baca dengan seksama di postingan sebelumnya)
Nyatanya bawah sadar itu ada dalam teori Buddhism dan saya lebih senang mengatakan ada dalam ajaran Sang Buddha bukan teori buddhism.Maka saya katakan kata "bawah sadar "(ia) benar2 ada
Sekarang silakan jawab pertanyaan saya:
1. Bawah sadar yang ada itu diistilahkan apa dalam buddhism?
2. Apa yang dibicarakan selama ini oleh rekan-rekan disini menurut anda
ajaran Sang Buddha ataukah
teori Buddhism? Apa beda ajaran Sang Buddha dan teori Buddhism menurut anda?
3. Bila anda menyatakan bahwa bila bawah sadar itu
benar-benar ada (truly exist), bukankah itu menyiratkan sesuatu yang inherently exist? Apakah ini tidak bertentangan dengan ajaran Sang Buddha?
Sejauh pengamatan saya, penjelasan dari Sdri.Lily maupun Sdr.Willibordus menjelaskan tentang cittavitthi, tapi mengapa tiba2 anda menyimpulkan tentang bawah sadar? Bahkan kalau kita simak telitipun, tulisan sdri.Lily dan sdr.Willibordus pun tidak menyatakan adanya konsep bawah sadar seperti mana halnya dalam psikologi barat. So, it is clear of what is your motive brur.
Ok, bila menurut anda ada, itu adalah persepsi anda pribadi belaka. So, mohon janganlah berniat untuk menggiring opini khalayak pembaca ini dengan kesimpulan terburu-buru anda. Saya minta pertanggungjawaban anda untuk menjelaskan pandangan anda hingga bisa menyimpulkan sedemikian.
Bila memang anda bermotivasi baik untuk berdiskusi dhamma dan bukan untuk penyerangan pribadi, maka saya nantikan jawaban anda secara argumentatif dan
relevan, dan bukan melalui pernyataan2 tanpa basis ataupun sentimentil. Tentu anda harus menjelaskan pernyataan-pernyataan anda tersebut diatas terlebih dahulu dengan basis yg jelas.
Sungguh luar biasa ajaran The Biggest Boss Sang Buddha
Sekedar catatan buat anda bung Bond: Kalau anda hendak memuji Sang Buddha, maka tidaklah perlu berkata-kata manis sentimentil yg terkesan histerik, tapi cukup dengan sebuah sikap jujur untuk mempelajari Dhamma secara benar-benar. Dan itu akan tampak jelas dalam tanggapan-tanggapan anda.