Jika Dhamma tidak bisa dipahami oleh logika maka bagaimana Sang Buddha bisa memahami, menganalisa urutan proses, katakanlah paticcasamupada? Logika sendiri adalah bagaimana berpikir secara lurus, tepat, dan teratur, dan manusia memiliki logika alamiah sejah lahir.
"dhamma" yg mana dulu yg anda maksud?
formulasinya ataukah kebenarannya?
telunjuknya ataukah rembulannya?
buddha merealisir kebenaran atau dhamma saat mencapai pencerahan di bawah pohon bodhi dan buddha memformulasikannya dengan kata2 menjadi teori "dhamma". dhamma yg sebenarnya hanyalah bisa direalisasikan dengan praktek (ini dikatakan buddha kepada ananda, cmiiw). memang teori dhamma ini ditangkap dengan menggunakan pikiran dan logika, tapi buddha memformulasikan teori dhamma bukan untuk konsumsi logika, melainkan sebagai tuntunan praktek...
Jika dikatakan Dhamma itu domainnya adalah logic (Dhamma berpusat pada logika ??), saya rasa Sdr. Morp telah keluar dari konteks bahasan, dan hal ini saya rasa bukanlah yang saya maksud.
maksud saya domain itu adalah area/bidang.
jadi maksud saya, dhamma yg ditembus oleh buddha dibawah pohon bodhi itu bukan pada area logika...
BTW, meskipun dikatakan siswa Sang Buddha banyak yg tidak cerdas bukan berarti mereka tidak memiliki intelek sama sekali. Belajar dari pengalaman juga merupakan salah satu bentuk intelek. Jadi meskipun seorang siswa Sang Buddha yang hanya memperhatikan kotoran di sehelai kain karena ia tidak hafal dengan syair atau gatha, ia dapat mencapai pencerahan karena ia belajar dari pengalamannya memperhatikan , menganalisa (bagian dari fungsi logika) kotoran pada sehelai kain, tahu dan memahami ada ketidakkekalan disini, ini juga adalah bentuk intelek. Jadi intelek tidak semata-mata hafal-hafalan atau IQ di atas rata-rata.
penembusan dan pengertian yg didapat di sini sama sekali bukanlah fungsi dari logika / pikiran, melainkan analisa batin yg arahnya ke dalam. sekali lagi, jalan untuk mengakhiri dukkha ada jalan utama berunsur delapan. kalo memang pengertian dan analisa dengan logika bisa mengakhiri dukkha, maka mikir2 teori dhamma doang bisa membawa pencerahan, tidak perlu pengamatan ke dalam.
logic itu asalnya dari pikiran (though). penembusan dhamma ada pada domain batin (mind) yg tidak bisa dijangkau pikiran...
Tanpa logika seseorang tidak bisa menganalisa terhadap suatu kejadian.
Mind:
1 the faculty of consciousness and thought.
2 the source of a person’s thoughts; the intellect.
(Oxford Dictionary)
yg saya maksud dengan mind / batin di sini adalah nama (pali), yg memiliki pengertian ke arah meditatif, bukan pengertian kamus.
dan domain yg saya maksudkan bermakna 'area' atau 'daerah'.
kalo anda pikir yg saya bicarakan di sini oot dan tidak sesuai dengan judul topiknya, saya sudahi sampai di sini aja...