//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: GURU  (Read 9088 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

nyanabhadra

  • Guest
GURU
« on: 09 April 2008, 02:21:23 PM »
http://www.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2006/bulan/12/tgl/20/time/082030/idnews/722178/idkanal/10

Berhubung beberapa biksu Tantra banyak tidak kualified,silahkan mencari perlindungan dibawah Guru yang telah mantap.

ferry kalau tidak salah memang bukan bhiksu  dan beberapa lama di Tibet memang menikah, lalu bagaimana kualifikasi seorang Guru yang mantap? 

Saya rasa, pertanyaan bro SandalJepit sudah tidak di topik ini lagi, kalau memang mau, silakan buka thread baru, yg judulnya Guru. semoga saya ada waktu utk membalas, kalau tidak ada waktu, biarlah teman2 yg lain ikut membantu, Bro Suchamda kali?

Saya punya beberapa naskah yg berkaitan dgn Guru. sebetulnya byk karya yg bisa dijadikan acuan untuk berbicara tentang "Guru".

bLa-ma = guru
tidak semua guru adalah monastik, begitu juga sebaliknya
ini urusan definis, bisa panjang ceritanya :)

bow and respect,


* Sesuai ide dari Samanera untuk membuka thread baru..  Silahkan berdiskusi ... _/\_
« Last Edit: 09 April 2008, 02:42:17 PM by Felix Thioris »

Offline nyanadhana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.903
  • Reputasi: 77
  • Gender: Male
  • Kebenaran melampaui batas persepsi agama...
Re: GURU
« Reply #1 on: 09 April 2008, 02:46:15 PM »
 :)) dhuueeerrr hahahah permintaan dikabulkan,aku pikir tadi Samanera Nyanabhadra menulis postingan baru ternyata cuma dipindahkan.
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one’s own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Offline SandalJepit

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 425
  • Reputasi: 3
Re: GURU
« Reply #2 on: 09 April 2008, 06:20:40 PM »
yuk. yuk.. ngomongin soal GURU deh.. bagi-bagi ilmunya dong..   :P

Offline Hikoza83

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.295
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
  • panda is so cute... ^-^
Re: GURU
« Reply #3 on: 11 April 2008, 12:01:38 AM »
http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,1082.0.html

mungkin link di atas bisa buat materi pembuka ttg topik ini.  ;D
selanjutnya silahkan para sesepuh berkenan menjelaskan...
 _/\_


By : Zen
Aku akan melaksanakannya dengan tubuhku,
Karena apa gunanya hanya membaca kata-kata belaka?
Apakah mempelajari obat-obatan saja
Dapat menyembuhkan yang sakit?
[Bodhicaryavatara, Bodhisattva Shantideva]

nyanabhadra

  • Guest
Re: GURU
« Reply #4 on: 14 April 2008, 01:57:53 PM »
mahayana (terutama tibetan) mahayana punya cara unik dalam melestarikan ajaran Buddha, oleh karena Buddha Shakyamuni telah mahaparinirvana demi menunjukkan ketidak-kekalan dan kematian secara nyata, yg bisa kita andalakan adalah Guru Spiritual, dan tetap berpegang pada prinsip2 utama ajaran utama.
ide devosi kepada guru memang menjadi pertentangan banyak orang, karena banyak yg belum siap menjalin hubungan, dan belum matang dalam berbagai persiapan memeriksa calon guru, sehingga berbagai masalah timbul.
sekali lagi, saya tidak mengerti kondisi anda yg membaca tulisan ini, ketika kita siap menempuh jalur bodhisatwa, jalur devosi kepada guru menjadi sangat penting, kalau bagi yg belum siap, sebaiknya periksa kembali diri sendiri, motivasi, dan calon guru sebaik2nya.
contohnya dalam lamrim disebutkan utk trasback ajarannya sampai bertemu dgn sumber aslinya yaitu Buddha sakyamuni, contoh ajaran Lamrim ini, yaitu dari guru saya, beliau menerima dari Pabongka Rinpoche, dan kalau urutkan sangat panjang, ujungnya ketemu Jey Tsongkhapa, dan jika teruskan akan ketemu Atisa, dan diteruskan lagi akan ketemu Guru Serlingpa Dharmakirti dari Indonesia dan kemudian sampai para guru besar nalanda seperti Aryadeva, Asangha, Nagarjuna, Buddhapalita dan sebagainya, dan jika diteruskan akan bertemu dengan Buddha Sakyamuni. inilah pentingnya Guru silsilah dalam Mahayana.

Oke, sekiranya ini dulu, nanti dilanjutkan...karena tulisan terlalu panjang, orang pasti bosan bacanya :)

bow and respect,

ps: btw sy sempat kaget, kok ada yg mencatut nama saya dan memulai thread baru....apakah ini diperbolehkan? anyway....terserah deh, lagipula ketahuan buka saya yg buka thread ini, sy hanya ikut partisipasi saja.
mohon maaf juga karena saya lagi masa ujian, jadi ga bisa aktif membaca atau membalas, mohon bersabar okeh

Offline F.T

  • Sebelumnya: Felix Thioris, MarFel, Ocean Heart
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.134
  • Reputasi: 205
  • Gender: Male
  • • Save the Children & Join with - Kasih Dharma Peduli • We Care About Their Future • There Are Our Next Generation.
Re: GURU
« Reply #5 on: 14 April 2008, 02:04:44 PM »
_/\_ Tidak ada yang mencatut nama samanera, saya hanya mensplit post dari postingan sebelah ke thread baru untuk memudahkan berdiskusi sesuai topic.

Terima kasih atas partisipasinya, Samanera :)

:backtotopic:


Save the Children & Join With :
Kasih Dharma Peduli ~ Anak Asuh
May all Beings Be Happy


Contact Info : Kasihdharmapeduli [at] yahoo.com

nyanabhadra

  • Guest
Re: GURU
« Reply #6 on: 14 April 2008, 03:24:22 PM »
ada 3 hal penting dlm kaitan dgn hubungan guru dan murid
1. kualifikasi guru
2. kualifikasi murid
3. bagaiman cara tepat mengandalkan guru.

byk sutra, vinaya, maupun menyebutkan kualifikasi guru spiritual, dlm Karya Asanga (berasal dari Maitreya) dlm sutra Mahayana-sutra-lamkara disebutkan ada 10 kaulifikasi ideal guru spiritual.
dlm naskah tantra disebutkan, dlm di zaman kemerosotan, guru spiritual akan tertampak oleh kita dalam kombinasi baik dan buruk, dengan demikian sulit bagi murid untuk melihat dgn jelas kualitas sesungguhnya dari seorang guru spiritual.
dlm 10 kualitas itu, minimal seorang guru perlu memiliki 5 kualitas guru ideal,
1. tiga latihan tinggi (1.a. sila, 1.b. samadhi, dan 1.c. prajna)
2. pemahaman valid atas shunyata / realisasi tentang shunyata
3. welas asih.

Jika anda tidak menemukan guru yg memiliki 5 kualifikasi ini, minimal guru spiritual tersebut harus memiliki lebih banyak kualitas baik daripada kamu.

Memang keliatannya seperti orang sedang pergi belanja di pasar, harganya 10 Rupiah, kemudian di tawar jadi 5Rp, seseungguhnya kita tidak bertindak demikian, namun disebutkan, paling minimal perlu ada 5 kaulifikasi itu.

Seorang guru spiritual yg otentik adalah mereka yg mengajarkan tentang persiapan utk masa akan datang, jika guru hanya mengajarkan tentang kekayaan masa hidup ini, ketenaran, pujian, dsb sudah jelas orang tersebut tidak masuk kaulifikasi guru spiritual.

kita berbicara tentang guru spiritual mahayana, jadi seharusnya guru spiritual itu selalu punya pikiran bahwa orang lain selalu lebih penting daripada dirinya sendiri.

berbicara guru spiritual yg memiliki kualitas baik daripada kita, tentu saja perlu memiliki pengetahuan luas, pengetahuan valid berdasarkan sutra, logika, pasikan guru tersebut menerima ajaran dari guru sebelumnya, dan guru sebelumnya bisa di telusuri hingga ke guru2 yg lain dan sampai kepada Buddha Sakyamuni.

yg paling penting adalah bagaimana teciptanya hubungan guru dan murid, dlm kondisi apapun penjalinan hubungan guru dan murid bisa terjadi, mendengar ceramaha dari seorang guru dan dalam hati ingin menjadi murid guru tersebut, maka hubungan guru murid sudah terbentuk. jadi dari sisi murid, dengan demikian saja sudah menjalin koneksi guru dan murid.
Namun, bisa saja dari pihak murid menganggap seseorang sebagai guru dan sudah tercipta hubungan guru-murid, namun dari sisi guru bisa saja tidak demikian, bisa saja guru tersebut tidak menganggap seseorang adalah muridnya.

karena begitu mudah terjalin hub guru-murid, maka semua orang tidak perlu terbutu-buru dan karena terkesima sesaat, terus langsung datang ke sebuah ceramah dan ingin menjadi murid seseorang. kadang kita sgt terkesan dgn tahta guru tsb, cara bicara, dllm jadi impresi pertama janganlah menjadikan sebagai patokan, namun anda wajib untuk memeriksa lebih lanjut tentang guru tersebut.

tanyakan pada diri, apakah benar dia adalah guru otentik, apakah suatu hari nanti dia tidak bakal menyesatkan saya? apakah mungkin saya tertipu oleh orang ini? jadi sudah jelas, anda wajib meluangkan waktu sekian lama utk memeriksa cukup detail dlm berbagai kegiatan, ceramah dharma, dan berbagai sumber, jadi anda bisa menentukan sendiri keputusannya.

yg paling tepat memang mengandalkan persepsi sendiri dalam melihat seluruh kejadian, namun anda juga boleh bertanya kepada orang lain sebagai pendapat tambahan, kita perlu tahu bahwa pendapat orang lain belum tentu tepat, namun kita boleh mengetahui pendapat orang lain.

masih byk yg bisa diungkapkan, saya rasa, tunggu ilham selanjutnya :)

mohon baca tulisan ini dengan menganggap sy adalah teman spiritual, tidak lebih dari itu, tidak ada hubungan apapun, simpan baik2 dalam batin / pikiranmu.

bow and respect,

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: GURU
« Reply #7 on: 14 April 2008, 05:30:10 PM »
 [at] Samanera nyanbhadra

Kalo rinpoche itu biksu atau bukan?
« Last Edit: 14 April 2008, 05:56:01 PM by bond »
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

nyanabhadra

  • Guest
Re: GURU
« Reply #8 on: 14 April 2008, 06:42:27 PM »
[at] Samanera nyanbhadra

Kalo rinpoche itu biksu atau bukan?

lama adalah gelar yg boleh diberikan kepada siapapun yang qualified utk mengajar dan punya latar belakang pengetahuan luas, terutama dalam kaitan dgn spiritual dan lebih spesifiknya spiritual buddhis.

demikian pula Rinpoche, gelar kehormatan yg diberikan kepada seorang kepala biara besar (atau eks kepala biara) atau seorang yang byk berjasa dalam mengajar spiritual buddhis atau orang yg berjasa besar dalam perkembangan spiritual buddhis atau seorang lama atau guru spiritual ditemukan kembali (lahir kembali) yg dinyatakan resmi oleh Dalai Lama, Karmapa, Tai Situpa, dll yang dianggap kredibel.

Kebanyakan karir Lama dan Rinpoche sejak zaman dahulu berasal dari lingkungan monastik, namun ada sebagian kecil yg monastik kemudian lepas jubah, walau demikian titel lama maupun Rinpoche tetap melekat pada mereka, dan memang demikian.

kemudian ada Rinpoche yg ditemukan kembali pada kehidupan sekarang, entah bagaimana dan apa yg terjadi, dan ada byk alasan sehinga mereka lepas jubah.

so, seorang lama atau rinpoche belum tentu adalah monastik.
bagi saya pribadi, idealnya, seorang Lama (guru yg qualified), Rinpoche, dan monastik.

bagi orang lain boleh berbeda, silakan :)

bow and respect,

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: GURU
« Reply #9 on: 14 April 2008, 07:27:52 PM »
Jadi kalau monastik itu apa istilah Tibetannya Samanera?
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

nyanabhadra

  • Guest
Re: GURU
« Reply #10 on: 14 April 2008, 08:15:40 PM »
Jadi kalau monastik itu apa istilah Tibetannya Samanera?

Monastik berarti mereka yang masuk ke kehidupan monastik berkaitan dengan kehidupan spiritual dan ada aturan yg jelas.

monastik secara umum di sebut "rab-tu jung-wa" (Wylie. Rab-tu bYung-ba)
rab = tertinggi
(rab-tu)=menuju yang tertinggi
jung-wa=bergabung, ikut masuk ke dalam

sangha bahasa tibetnya Gedun (menginginkan kebajikan)
bhiksu = gelong
bhiksuni = gelong-ma
sramanera = getsul
sramaneri = gertsul-ma

kemudian ini istilah bonus sbg informasi doang....
upasaka = genyen (mendekati kebajikan)
upasika = genyen-ma

masih byk lagi, cukup itu aja dulu. kita bisa bahas tentang istilah kalau ada yg berminat, dan seperti biasa, sy selalu mengusulkan buka thread yg baru kalau mau bahas2 istilah, karena thread ini utk guru

bow and respect,

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: GURU
« Reply #11 on: 15 April 2008, 09:20:15 AM »
Thanks Samanera untuk infonya _/\_
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline Hikoza83

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.295
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
  • panda is so cute... ^-^
Re: GURU
« Reply #12 on: 15 April 2008, 03:24:15 PM »
 _/\_ Yang Luhur Nyanabhadra.

saya berminat mengajukan beberapa pertanyaan dari topik ini.
1. berapa lama waktunya, kita 'menguji' apakah seseorang layak disebut Guru Spiritual, dan memasuki hubungan Guru-murid?
2. mengapa seorang pembimbing/Guru dibutuhkan dalam jalur bodhisattva?
3. sepengetahuan saya, kita melihat sesuatu obyek berdasarkan presepsi kita. bagaimana kita melihat kualitas-kualitas baik dari seorang Guru Spiritual?
4. pertanyaan titipan teman, mengapa seorang Guru, cocok dengan si A, namun belum tentu cocok dgn si B?
5. saya pernah ikut ceramah Dharma seorang Lama, dikatakan bahwa pelajaran dari seorang Guru tidak boleh dicampur dengan pelajaran Guru yg lain. saya masih bingung dengan pernyataan ini, mungkin Yang Luhur bersedia menjelaskannya.


By : Zen
Aku akan melaksanakannya dengan tubuhku,
Karena apa gunanya hanya membaca kata-kata belaka?
Apakah mempelajari obat-obatan saja
Dapat menyembuhkan yang sakit?
[Bodhicaryavatara, Bodhisattva Shantideva]

nyanabhadra

  • Guest
Re: GURU
« Reply #13 on: 18 April 2008, 11:39:25 PM »
_/\_ Yang Luhur Nyanabhadra.

saya berminat mengajukan beberapa pertanyaan dari topik ini.
1. berapa lama waktunya, kita 'menguji' apakah seseorang layak disebut Guru Spiritual, dan memasuki hubungan Guru-murid?

'menguji' guru tidak ada batasan waktunya, kapan anda sudah merasa siap menjalin hubungan guru dan murid.
Contoh, di zaman2 dulu ada yg sampai 12 tahun, dan ada yg 6 tahun.
memang masing2 punya keputusan untuk berapa lama mau mengobservasi seorang guru, dan kalau sudah menganggap seseorang sebagai guru, memang tidak boleh melihat sisi negatif guru.
jangan terlalu cepat seperti anjing yang segera melahap tulang ketika di melihatnya di tengah jalan.
demikian jg tidak boleh terlalu lama, seperti ada kejadian murid mengobservasi guru terlalu alam, ketika murid sudah siap, ternyata gurunya meninggal dunia.
jadi silakan tentukan sendiri.

Quote
2. mengapa seorang pembimbing/Guru dibutuhkan dalam jalur bodhisattva?
Kamu mau belajar bahasa perlu guru kan?
terserah sih, kalau mau belajar bahasa sendiri tanpa guru, entahlah waktunya seberapa lama belajar sendiri.
seorang guru bagaikan professor, dia sudah tau hal2 yg perlu dijelaskan dan instruksi latihan, semua menjadi begitu jelas dan bisa dengan cepat maju.
Guru seperti perantara kita dengan Buddha, dan Guru ini yang mewariskan ajaran Buddha kepada kita.

Quote
3. sepengetahuan saya, kita melihat sesuatu obyek berdasarkan presepsi kita. bagaimana kita melihat kualitas-kualitas baik dari seorang Guru Spiritual?
iya manfaatkan persepsi anda setepat-tepatnya, karena semua bisa diamati dengan pancaindera dan dirasakan sendiri.
lihat posting sebelumnya, menjelaskan tentang kualitas2 guru.
byk kualitas guru yg bisa kita lihat dengan jelas, dan perlu waktu untuk mengamatinya, jadi silakan pergunakan waktu utk mengamati, gunakan semua kebijaksanaan, atau persepsi, patokan, apapun yg kamu punya.
tentu saja, ini berkaitan dengan Buddhis, jadi tentu saja persepsi yg sesuai dengan konsep buddhis, bukan persepsi sembarangan kehendak hati kita.

Quote
4. pertanyaan titipan teman, mengapa seorang Guru, cocok dengan si A, namun belum tentu cocok dgn si B?

kita berbicara koneksi karma, saya tidak bisa menjelaskan dengan persis. koneksi yg terjalin sebelumnya yang membawa guru dan murid utk bertemu lagi, walaupun tidak ada koneksi kuat, jika kita ingin, kita bisa menjalin koneksi dari kehidupan sekarang ini dan semoga nanti tetap bisa menjalin hubungan guru murid yang bermanfaat.

Quote
5. saya pernah ikut ceramah Dharma seorang Lama, dikatakan bahwa pelajaran dari seorang Guru tidak boleh dicampur dengan pelajaran Guru yg lain. saya masih bingung dengan pernyataan ini, mungkin Yang Luhur bersedia menjelaskannya.

By : Zen

Masing2 guru memberikan instruksi khusus kepada muridnya, karena murid memiliki kecenderungan berbeda, dan instruksi itu cocok utk orang tersebut.
namun instruksi yg sama tidak bisa utk murid lain, walaupun kasusnya mirip, karena masing2 murid punya kecenderungan dan kemampuan berbeda.
namun berkaitan dengan instruksi umum, saya rasa semua bisa dilakukan, seperti contohnya instruksi bodhicitta, berlindung, dll.

semoga menjadi jelas,

bow and respect,

nyanabhadra

  • Guest
Re: GURU
« Reply #14 on: 19 April 2008, 12:47:43 AM »
Kalau bertemu dengan seorang calon guru, ketika belum siap, maka ada baiknya kita menganggap orang tersebut seorang sahabat dharma, kalau usianya lebih tua, berarti seorang sahabat dharma senior, sehingga demikian kita bisa tetap respek kepada calon guru tersebut.

kita sebagai murid jg perlu memiliki kualifikasi, contoh kejujuran, yg umumnya disebut kejujuran secara intelektua, kita perlu memandang dari dua sisi, jangan hanya mempertahankan pandangan kita karena itu adalah pandangan kita, mencoba untuk melihat dgn "fair" dan mencoba untuk menyesuaikan pandangan kita terhadap kebenaran dari ajaran dari calon guru.

terus terang, biasanya kita mempertahankan opini pribadi karena kita melekat pada opini pribadi, dan menolak ide2 baru yg diberikan calon guru, ini akan menjadi penghalang bagi kemajuan seseorang.

walaupun seorang calon murid tidak memiliki intelektual tinggi, tapi karena niat utk belajar dharma besar, maka intelektualitas akan berkembang sedikit demi sedikit.

seorang calon murid jg perlu memiliki kualitas mendengar dengan serius, yaitu mencurahkan seluruh batin dlm mendengar ceramah dharma, kalau tidak mendengar dengan serius dan konsentrasi, tentu tidak byk manfaat yg bisa diperoleh.

Jey Tshonkhapa bilang, kalau kamu mau menjadi guru, periksalah dirimu sendiri dulu, apakah kamu punya kulitas2 yg disebutkan, kalau tidak ada, kita perlu bekerja keras utk kualitas itu.

Dalai lama ke-5 mengatakan, pertemuan seorang guru yg qualified dan murid yang qualified seperti sayang burung kiri dan kanan, burung baru bisa terbang, dan pencerahan bisa dicapai.

kita bisa menyebut contoh lain yaitu marpa dan milarepa, marpa dan tilopa.

Hubungan guru dan murid yg sudah terjadi bukan suatu bisa diubah sekehendak hati kita, dengan bilang, "maaf anda bukan guru yang cocok buat saya, saya tidak mau jadi muridmu lagi" atau sebaliknya. jika memang terjadi sesuatu yg negatif, tinggalkan sisi negatif, dan hanya melihat sisi positif saja, karena kita ingin menerima manfaat saja.

ketika kamu betul2 memutuskan untuk menjadi murid dari seorang guru, maka semua aktivitas memeriksa guru juga sudah selesai, dan tugas selanjutnya adalah selalu melihat sisi positif saja.

sama seperti seseorang sebelum menjalankan bisnis, mereka juga memeriksa dgn jelas jenis bisnis itu, dan setelah itu baru menjalankan rencana bisnis itu, jadi intinya sama dgn kita perlu waktu utk memeriksa guru tersebut.

kalau kita tidak memeriksa dgn teliti untuk sekian lama, maka akibatnya bisa fatal.

dengan megandanlakan kpd seorang guru, kita akan semakin dekat dengan realisasi pencerahan sempurna, kualitas2 baik kita akan semakin berkembang, perbuatan2 buruk kita akan semakin berkurang, kita semakin bisa mengendalikan batin kita, karena kemajuan2 itu kita juga bisa terhindar dari kelahiran ke alam rendah.

dengan mengandalkan guru dengan tepat, kita akan semakin cepat mencapai realisasi-realisasi.

disebutkan dalam sutra dan tantra bahwa apabila kita marah kepada guru, maka akan membuat kita terlempar ke neraka sangat lama sekali.


Offline SandalJepit

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 425
  • Reputasi: 3
Re: GURU
« Reply #15 on: 22 April 2008, 12:04:46 AM »


dengan mengandalkan guru dengan tepat, kita akan semakin cepat mencapai realisasi-realisasi.

disebutkan dalam sutra dan tantra bahwa apabila kita marah kepada guru, maka akan membuat kita terlempar ke neraka sangat lama sekali.


waitt... koq bisa masuk neraka gara-gara marah ama guru?  :o jadi tambah bingung nih... bisa kasih penjelasan lebih lanjut toh? ada sutra yang mendukung ga?


Offline Hikoza83

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.295
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
  • panda is so cute... ^-^
Re: GURU
« Reply #16 on: 22 April 2008, 01:31:41 PM »

dengan mengandalkan guru dengan tepat, kita akan semakin cepat mencapai realisasi-realisasi.

disebutkan dalam sutra dan tantra bahwa apabila kita marah kepada guru, maka akan membuat kita terlempar ke neraka sangat lama sekali.

waitt... koq bisa masuk neraka gara-gara marah ama guru?  :o jadi tambah bingung nih... bisa kasih penjelasan lebih lanjut toh? ada sutra yang mendukung ga?


kalo pendapatku, hal itu berkaitan dengan tindakan [action] buruk yang kita lakukan terhadap orang yang berjasa kepada kita, apalagi orang tersebut memiliki kualitas-kualitas baik.
analoginya, mirip2 dgn tindakan2 kita thd ortu kita, yang telah berjasa sangat besar kepada hidup kita; memberi kita tubuh manusia ini, memberi kehidupan, memberi cinta, memberi kehangatan, mendidik kita, menjaga kita, menjamin kesejahteraan kita, membiayai sekolah kita, mengkhawatirkan kita ketika kita sakit atau dalam perjalanan jauh, sepanjang waktu, sampai akhir hayat mereka, dsb [ga abis2 kalo direnungin semuanya. :)]
demikian juga dengan para guru [formal maupun non formal], baik dari SD sampai perguruan tinggi, yang telah membimbing kita, mengajarkan pengetahuan kepada kita, memberi kita ketrampilan yang berguna bagi hidup kita, menjadikan kita manusia yang lebih baik.

juga kepada para guru spiritual, yang mengajarkan dharma kepada kita, menginspirasi kita agar mempraktikkan dharma, mengingatkan kita akan tindakan bajik dan buruk beserta akibatnya, mengembangkan kualitas-kualitas baik kita dan membuat kita meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk kita, dsb. apapun yang mereka lakukan thd kita, adalah agar kita memperoleh kebahagiaan. baik pada masa kini, untuk kelahiran-kelahiran yang lebih baik di masa mendatang, maupun kebahagiaan tertinggi, pembebasan sejati.

kata pepatah kuno : jangan jadi kacang yang lupa sama kulitnya.

so, jika kita bertindak buruk [mis. dgn bersikap marah] thd mereka [ortu maupun guru], hasilnya tentu sangat tidak bermanfaat, baik bagi kita maupun orang lain. that is just my opinion... CMIIW :)


By : Zen
Aku akan melaksanakannya dengan tubuhku,
Karena apa gunanya hanya membaca kata-kata belaka?
Apakah mempelajari obat-obatan saja
Dapat menyembuhkan yang sakit?
[Bodhicaryavatara, Bodhisattva Shantideva]

Offline SandalJepit

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 425
  • Reputasi: 3
Re: GURU
« Reply #17 on: 23 April 2008, 10:45:51 AM »
kalo pendapatku, hal itu berkaitan dengan tindakan [action] buruk yang kita lakukan terhadap orang yang berjasa kepada kita, apalagi orang tersebut memiliki kualitas-kualitas baik.
analoginya, mirip2 dgn tindakan2 kita thd ortu kita, yang telah berjasa sangat besar kepada hidup kita; memberi kita tubuh manusia ini, memberi kehidupan, memberi cinta, memberi kehangatan, mendidik kita, menjaga kita, menjamin kesejahteraan kita, membiayai sekolah kita, mengkhawatirkan kita ketika kita sakit atau dalam perjalanan jauh, sepanjang waktu, sampai akhir hayat mereka, dsb [ga abis2 kalo direnungin semuanya. :)]
demikian juga dengan para guru [formal maupun non formal], baik dari SD sampai perguruan tinggi, yang telah membimbing kita, mengajarkan pengetahuan kepada kita, memberi kita ketrampilan yang berguna bagi hidup kita, menjadikan kita manusia yang lebih baik.

juga kepada para guru spiritual, yang mengajarkan dharma kepada kita, menginspirasi kita agar mempraktikkan dharma, mengingatkan kita akan tindakan bajik dan buruk beserta akibatnya, mengembangkan kualitas-kualitas baik kita dan membuat kita meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk kita, dsb. apapun yang mereka lakukan thd kita, adalah agar kita memperoleh kebahagiaan. baik pada masa kini, untuk kelahiran-kelahiran yang lebih baik di masa mendatang, maupun kebahagiaan tertinggi, pembebasan sejati.

kata pepatah kuno : jangan jadi kacang yang lupa sama kulitnya.

so, jika kita bertindak buruk [mis. dgn bersikap marah] thd mereka [ortu maupun guru], hasilnya tentu sangat tidak bermanfaat, baik bagi kita maupun orang lain. that is just my opinion... CMIIW :)


By : Zen

waktu sekolah dulu,  ada juga guru yang nyebelin, suka cari-cari kesalahan gitu, suka maksa-maksa pendapat dia, dan memaksakan agama dia untuk diterima murid-muridnya, maksa pergi ke gereja, dll...    nah kalo bandel ama guru kayak gitu gimana ya?  apa iya juga masuk neraka toh?  wah.. gawat nih...  :'(

Offline Hikoza83

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.295
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
  • panda is so cute... ^-^
Re: GURU
« Reply #18 on: 23 April 2008, 04:53:57 PM »
waktu sekolah dulu,  ada juga guru yang nyebelin, suka cari-cari kesalahan gitu, suka maksa-maksa pendapat dia, dan memaksakan agama dia untuk diterima murid-muridnya, maksa pergi ke gereja, dll...    nah kalo bandel ama guru kayak gitu gimana ya?  apa iya juga masuk neraka toh?  wah.. gawat nih...  :'(

dulu daku juga pernah ada guru sekolah like that, bro sandaljepit, kalo ga salah inget waktu smp.
kalo ada yg memaksakan suatu agama, ya dijelasin, bro. kalo apa yg kita yakini berbeda dgn dia, juga menyampaikan alasannya.
so far, selama kita ga emosional waktu menjelaskannya, ga ada masalah. orgnya bisa menerima.
kalo orgnya masih nekad maksa aje, ya didiemin [bkn dibenci loh]. :)
biarpun begitu kan tetep aja ada jasanya dgn kita, ilmunya dpt kan?

daku juga teringat waktu smu, ada guru matematika dikenal dengan sebutan 'mami killer'. :P
maklum, tiap kali guru itu masuk kelas, suasana rame bisa jd sunyi kayak di kuburan. :))
kalo ada yg isa jawab, kena keramas rambutnya, sampe kena lempar kapur ataupun rotan.
nilai tes maupun ujian, rata2 muridnya sekitar 20-30, bahkan ga jarang kasih angka nol gede2, ada bonusnya lagi.
bagi yg dpt nilai kecil, kena PR tambahan. :P

walau usianya sudah tidak bisa dibilang muda, tapi semangat mengajarnya luar biasa.
kalo ga salah, waktu saya smu usia beliau udah 50++.
sekarang harusnya sekitar 60 thn, namun beliau masih mengajar hingga sekarang.
karena seremnya, jd teringat2 terus kalo harus belajar matematika dengan baik...
pelajari berulang kali, evaluasi, kerjakan latihan, dsb.
koq jadi curhat ya, hehehe....  ;D


By : Zen
Aku akan melaksanakannya dengan tubuhku,
Karena apa gunanya hanya membaca kata-kata belaka?
Apakah mempelajari obat-obatan saja
Dapat menyembuhkan yang sakit?
[Bodhicaryavatara, Bodhisattva Shantideva]

Offline Mangkok

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 123
  • Reputasi: 14
  • Gender: Male
  • Mangkok
Re: GURU
« Reply #19 on: 25 April 2008, 10:29:23 PM »
Ikutan yah....
Secara umum saya sependapat dengan posting2 sebelumnya, Samanera Nyana Bhadra dan Hikoza. Jadi mungkin tidak ada yang baru, hanya berusaha menambahkan sedikit sudut pandang lain.

Pertama-tama, mungkin kita perlu tahu juga definisi "guru" itu sendiri. Di bawah ini saya kutip dari webside Alexander Berzin (setahuku beliau adalah mantan penerjemah HH Dalai Lama)

(http://www.berzinarchives.com/web/en/archives/e-books/published_books/spiritual_teacher/pt1/spiritual_teacher_02.html)

The most well-known Sanskrit term for a spiritual teacher is guru. Although in several Western countries, the word guru negatively connotes the head of a cult, the term literally means someone weighty or heavy. This does not mean that gurus are necessarily fat, although many are in fact overweight. Nor does it mean that gurus provide oppressively serious company. Most Buddhist teachers, especially Tibetan ones, have great senses of humor. His Holiness the Fourteenth Dalai Lama, for example, laughs and jokes whenever something strikes him funny, even when teaching the most profound subjects. The connotation, instead, as the founder of the Sakya Tsar tradition, Tsarchen, explained in A Commentary on [Ashvaghosha's] "Fifty Stanzas [on the Guru]", is that gurus are weighty with qualifications. Gu is short for guna, good qualities, and ru stands for ruchi, a collection.
...

The Tibetans translated guru as lama (bla-ma). La means unsurpassable or sublime, while ma means mother. Lamas resemble mothers in that they have given birth internally to what is sublime. In other words, lamas are people who are extraordinarily advanced in spiritual development. Moreover, lamas help others to give birth to their own achievements of similar states. The word lama, however, connotes far more.

Terlepas dari berbagai makna yang terkandung di dalamnya, secara sederhana kita bisa katakan bahwa guru adalah seseorang yang berat, yaitu berat dengan kualitas-kualitas baik/unggul/mulia.

Tentu saja zaman sekarang ada berbagai jenis guru dengan berbagai jenis kualitas pula. Jd, untuk mengingatkan dan agar tidak terlalu melebar kita perlu tahu bahwa yang kita acu di sini adalah guru spiritual, maka ia harus memenuhi kriteria2 tertentu yang sesuai pula. (Mohon dicatat: ini bukan berarti meremehkan guru jenis lain ya, tolong baca postingan Hikoza juga)

Hanya sekedar mengingatkan saja karena semua sudah ada dalam postingan samanera sebelumnya  (Silakan baca postingan Samanera Nyana Bhadra sebelumnya tentang kualitas seorang guru, seorang murid dan bagaimana hubungan guru dan murid terjalin), kita perlu tahu bahwa seorang guru spiritual pun ada kriteria yang berbeda apakah berdasarkan vinaya, mahayana, tantra ataupun sutra. Berdasarkan tradisi Lamrim yang merupakan tradisi mahayana, dikatakan seorang guru harus memiliki minimal 5 dari 10 kualitas. Atau paling minimal lagi, berdasarkan tradisi lisan Lamrim, seorang guru paling minimal-minimalnya harus memiliki  4 kualitas (lebih mementingkan kehidupan berikut, lebih mementingkan orang lain daripada dirinya, punya pengetahuan yang baik/akurat ttg bahan yang diajarkan, menerima ajaran tersebut dari gurunya dalam silsilah tak terputus yang juga termasuk tidak merusak hubungan dengan gurunya)

Kita tentu saja juga perlu tahu bagaimana hubungan guru dan murid terjalin, agar konsekuensi guru murid terjalin. Sebenarnya cukup mudah untuk menjalin murid seorang calon guru. Klo kita dengan motivasi untuk menjadi murid dari calon guru kita, datang mendengar ajarannya 4baris saja maka hubungan itu terjalin. Oleh karena itulah, sangat2 disarankan untuk tidak buru2 mengambil seorang sebagai guru (kita bisa menganggapnya brother/sister in dharma, senior in dharma atau sejenisnya), karena ada konsekuensinya. Kita sebelum mengangkat seseorang sebagai guru, kita masih punya banyak kebebasan (misal mengkritiknya, mengajaknya berdebat, dsj), dan kita TIDAK WAJIB mengangkatnya menjadi guru kita, namun sekali hubgn guru murid terjalin kebebasan itu hilang, kita tidak bisa bertingkah laku sembarangan lagi. Hilang di sini juga harus dipahami bahwa hal itu hanya akan merugikan diri kita sendiri.

Sekarang secara umum kita tahu bahwa semua hal2 tidak menyenangkan yang kita alami, berasal dari perbuatan2 negatif kita. Dan perbuatan negatif itu tentu saja dimulai dengan pikiran2 negatif. Jadi, pikiran2 negatif kitalah sumber semua masalah kita. Nah, bila pikiran negatif terhadap makhluk biasa saja dapat membuat kita menderita bahkan terjatuh ke alam rendah maka kira2 apa jadinya berpikiran negatif terhadap seseorang yang punya kualitas luar biasa, yang memperhatikan kebahagiaan kita bukan hanya kehidupan ini, tapi berkehidupan2 yang akan datang dan bahkan menginginkan kita bebas dari samsara?

Dengan logika sederhana, klo kita melakukan sesuatu yang berlawanan dengan tujuan kita, tentunya hasilnya adalah sesuatu yang berlawanan juga dengan tujuan kita juga. Demikian pula, bila kita melakukan sesuatu yang berlawanan dengan tujuan guru kita (artinya kita menjalin hubungan guru murid dengannya) yang menginginkan kebahagiaan kita (sekali lagi bukan hanya kebahagiaan dalam kehidupan sekarang, tapi jg kehidupan2 yg akan datang bahkan kebahagiaan kebebasan dari samsara), berarti kita melakukan sesuatu yang berlawanan pula dengan tujuan tersebut, dengan kata lain akan mendapatkan hasil yang berlawanan juga, yaitu penderitaan (sebagai lawan dari kebahagiaan).
Sederhananya: kita ingin bahagia, tetapi kita melakukan hal2 yang melawan kebahagiaan kita, yaitu hal2 yang menjauhkan kita dari kebahagiaan kita.

Semoga bermanfaat

Terima kasih  :|
 
Semoga kebijaksanaan dan kebaikan hati tumbuh dan berkembang dalam batin semua makhluk

Offline SandalJepit

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 425
  • Reputasi: 3
Re: GURU
« Reply #20 on: 26 April 2008, 07:30:58 PM »
waktu sekolah dulu,  ada juga guru yang nyebelin, suka cari-cari kesalahan gitu, suka maksa-maksa pendapat dia, dan memaksakan agama dia untuk diterima murid-muridnya, maksa pergi ke gereja, dll...    nah kalo bandel ama guru kayak gitu gimana ya?  apa iya juga masuk neraka toh?  wah.. gawat nih...  :'(

dulu daku juga pernah ada guru sekolah like that, bro sandaljepit, kalo ga salah inget waktu smp.
kalo ada yg memaksakan suatu agama, ya dijelasin, bro. kalo apa yg kita yakini berbeda dgn dia, juga menyampaikan alasannya.
so far, selama kita ga emosional waktu menjelaskannya, ga ada masalah. orgnya bisa menerima.
kalo orgnya masih nekad maksa aje, ya didiemin [bkn dibenci loh]. :)
biarpun begitu kan tetep aja ada jasanya dgn kita, ilmunya dpt kan?

daku juga teringat waktu smu, ada guru matematika dikenal dengan sebutan 'mami killer'. :P
maklum, tiap kali guru itu masuk kelas, suasana rame bisa jd sunyi kayak di kuburan. :))
kalo ada yg isa jawab, kena keramas rambutnya, sampe kena lempar kapur ataupun rotan.
nilai tes maupun ujian, rata2 muridnya sekitar 20-30, bahkan ga jarang kasih angka nol gede2, ada bonusnya lagi.
bagi yg dpt nilai kecil, kena PR tambahan. :P

walau usianya sudah tidak bisa dibilang muda, tapi semangat mengajarnya luar biasa.
kalo ga salah, waktu saya smu usia beliau udah 50++.
sekarang harusnya sekitar 60 thn, namun beliau masih mengajar hingga sekarang.
karena seremnya, jd teringat2 terus kalo harus belajar matematika dengan baik...
pelajari berulang kali, evaluasi, kerjakan latihan, dsb.
koq jadi curhat ya, hehehe....  ;D


By : Zen

kalo guru gue yang nyebelin itu adalah guru agama, dia suka maksa murid-murid yang non ka****k untuk pindah agama. terus suka maksa untuk pergi ke gereja. yang suka rajin ke gereja dapet nilai bagus, yang ogah pergi ke gereja dapet nilai jelek. Terus yang lebih  menjengkelkan lagi, dia suka maksa murid untuk menghapalkan ayat-ayat alkitab. padahal berapa kali gw liat dan baca pun gak pernah masuk kepala  :(.. (emang gak jodoh ama agama ini kali yee... ) gue merasa tidak mendapat pelajaran apapun dari dia, selain kecongkakan dan arogan dari dia..   :(

guru begini mau mendapat "rasa hormat" dari gue? sori yee...  :P


 

anything