AFFAIR CINTA KRISHNAMURTI (1/2)
From: Hudoyo Hupudio <hudoyo [at] cbn.net.id>
Date: Fri, 22 Sep 2006 19:44:22 +0700
Subject: [SP] PERSELINGKUHAN J. KRISHNAMURTI
Reply-To: milis-spiritual-owner [at] yahoogroups.com
Rekan-rekan sekalian,
Rekan Ardhy Ryadi menulis kepada saya: "Mengapa Pak Hudoyo tidak mengungkap kekurangan Krishnamurti sebagaimana Bapak lakukan terhadap Osho?" Karena saya melihat bahwa Rekan Ardhy dengan tulus ingin belajar--bukannya menyerang atau melecehkan--maka saya penuhi permintaannya itu. Kesempatan ini ingin saya gunakan pula untuk menunjukkan bahwa saya sama sekali tidak risih membicarakan kekurangan-kekurangan K, termasuk apa yang dinamakan "perselingkuhan"-nya.
"Perselingkuhan" itu untuk pertama kali secara tertulis diungkap dalam sebuah buku,
"Lives in the Shadow with J. Krishnamurti" (336 + xiv hal., 1991) ditulis oleh
Radha Rajagopal Sloss. Radha adalah anak perempuan tunggal dari pasangan
Rajagopal & Rosalind, kedua-duanya adalah
sahabat kental K. Radha lahir pada th 1931 ketika K baru saja membubarkan
Perkumpulan Bintang dan keluar dari
Perhimpunan Teosofi. Keluarga itu tinggal di Ojai, California, dan K bergabung dengan mereka di sana. Tanah itu adalah bagian dari aset yang dibeli oleh
Annie Besant sebagai
pusat penyebarluasan ajaran K di Amerika Serikat, tetapi bukan milik Perhimpunan Teosofi.
Rajagopal yang telah mengenal K sejak muda, bertindak sebagai pengurus
The Star Publishing Trust, yang menerbitkan buku-buku K dan mengurus kehidupan K serta perjalanan-perjalanannya.
Keempat orang itu, Rajagopal, Rosalind, K dan bayi Radha tinggal serumah sebagai satu keluarga, selama lebih dari 25 tahun, mulai dari awal th 1930-an sampai sehabis Perang Dunia II. Di situlah terjadi
affair cinta antara K dan Rosalind selama itu pula. Berbagai aspek dari affair itu (yang akan dijelaskan dalam kutipan di bawah ini) menyebabkan affair ini bukan perselingkuhan biasa, sehingga menarik untuk didiskusikan.
Ketika terbit, buku
"Lives in the Shadow" menimbulkan kegemparan di kalangan pengikut K. Tidak lama kemudian terbitlah buku kecil,
"Krishnamurti and the Rajagopals" (129 + iv hal, 1996), ditulis oleh
Mary Lutyens. (Mary L. adalah penulis biografi K, atas permintaan K sendiri, yang menghasilkan trilogi biografi K: (1)
"The Years of Awakening"; (2)
"The Years of Fulfillment", (3)
"The Open Door". Dalam trilogi biografi itu tidak disebut-sebut skandal cinta antara K dan Rosalind, yang memang belum terungkap ketika biografi itu ditulis.) Dalam
"Krishnamurti and the Rajagopals", Mary Lutyens mengungkapkan
ketidakbenaran data yang ditampilkan oleh Radha,
pemutarbalikan fakta dan
kebohongan dalam tulisan Radha,
tanpa mengingkari bahwa K mempunyai affair dengan ibu Radha, Rosalind.
Di sini saya tidak menampilkan buku Mary Lutyens itu, karena jelas-jelas ditulis oleh seorang pengikut K, dan mengesankan membaca sebuah debat. (Menampilkan buku itu tentu saja akan mengharuskan saya untuk menampilkan buku Radha juga.) Alih-alih, saya tampilkan kutipan dari sebuah buku biografi K yang lain, yang ditulis oleh
Roland Vernon sesudah skandal K terungkap, berjudul
"Star in the East: Krishnamurti -- the Invention of a Messiah" (306 + xiv hal., 2002). Roland Vernon
bukan pengikut K, dan biografi K-nya ditulisnya secara
seimbang. Saya suka buku itu, dan jika ada rekan yang berminat membaca biografi seorang besar secara seimbang, silakan membaca buku itu. Sebuah review dari
Sunday Telegraph (UK) menulis:
"Krishnamurti's life abounds in paradoxes, some of which Roland Vernon's very readable, sensitive, and even-handed book tries to unravel."Nah, tulisan (dan pemahaman) Roland Vernon terhadap affair antara K dan Rosalind itulah yang saya sajikan di bawah ini. Setelah membaca tulisan itu, silakan rekan-rekan yang berminat mengirimkan komentar Anda--entah positif, entah negatif, entah netral--kepada saya. Sekali lagi, perselingkuhan orang besar ini bukanlah perselingkuhan yang remeh; affair ini memaksa kita untuk memikirkan kembali
asumsi-asumsi kita terhadap
moralitas,
spiritualitas,
norma-norma masyarakat dan
agama,
perkawinan,
cinta dan
seks.
Sudah tentu affair K itu tidak bisa dibandingkan dengan
kehidupan free-sex-nya Osho & ashram-nya.
Salam,
Hudoyo
PS: Pada tahun
1960-an sampai 1980-an, terjadi
sengketa perdata antara
Rajagopal dan
K, karena K menuntut kembali hak cipta atas transkrip ceramah dan tulisan-tulisannya, yang dikangkangi oleh Rajagopal. Dalam proses perdata itu,
Rajagopal pernah mengancam K akan mengungkapkan "masalah pribadi yang akan merusak reputasinya". Tetapi K tidak bergeming. Setelah K meninggal pada th 1986, hakim dalam sengketa perdata itu memutuskan hak cipta atas seluruh tulisan K dikembalikan kepada ahli waris intelektual K yang diwakili oleh
Krishnamurti Foundation of America (KFA).
*****
[Dari:
Roland Vernon, “Star in the East: Krishnamurti, the Invention of a Messiah,” 2002, halaman 198-204. -
bold dari saya.]
[...]
Sementara K pergi meninggalkan Ryde Crematorium di Sydney pada hari jenazah Charles Webster Leadbeater diperabukan [Maret 1934], ia tahu bahwa pengaruh terbesar yang membentuk kehidupannya sekarang telah berlalu. Banyak di antara pelajaran-pelajaran yang bermanfaat dari gurunya telah berakar, dan akan menetap bersama K selama hidupnya, seperti sikap yang teliti terhadap kebersihan, penampilan fisik, pakaian dan olahraga. Juga bisa diperdebatkan bahwa ketulusan tanpa kenal kompromi yang dengan itu ia mendekati karya mengajarnya--yang kadang-kadang menjurus pada sifat tiranikal--pada awalnya dapat diturunkan dari teladan yang diberikan oleh mentornya yang keras itu. Namun secara praktis, benang-benang rapuh yang pernah mengikatnya pada masa lampaunya pada akhirnya kini terputus; begitu pula mata rantai hidup yang terakhir yang menghubungkan Perhimpunan Teosofi dengan pendirinya yang terkenal, Madame Blavatsky. Bayangan mileniarisme abad ke-19 terangkat, dan akhirnya ia, dalam arti apa pun, bebas untuk menjalankan misi pengajarannya sendiri.
K pada tahun 1930-an hampir-hampir tak dapat menahan semangatnya untuk mengajar, sekalipun gaya bicaranya masih jauh dari baik. Seperti dikatakan oleh seorang pengamat pada suatu ceramahnya pada tahun 1930: “Ia tampak gelisah dan tidak nyaman, tubuhnya berayun-ayun seperti gelagah tertiup angin, gerak tangannya terpaku pada satu pola saja, suaranya kadang-kadang melemah sampai hampir tak terdengar, bergantung terlalu banyak pada ingatannya di atas kertas. Efek keseluruhannya, bukan mencerminkan suatu kelemahan, melainkan suatu kekuatan yang terkendali secara tidak sempurna.” Ia didorong oleh keinginan menyala-nyala untuk berbagi realisasi yang telah dicapainya sendiri. Namun sejak dini ia menyadari paradoks yang terkandung dalam misi hidupnya: bahwa apa yang tak terperikan tidak mungkin dapat dikomunikasikan melalui bahasa; ia boleh mengajar sampai akhir hayatnya, ia boleh berteori, bernalar, meyakinkan, membujuk, atau memaksa pendengarnya, tetapi pada akhirnya, api yang ingin dinyalakannya tidak mungkin diwadahi dalam kata-kata atau konsep-konsep, tidak peduli betapa terilhami si pembicara. Kelak sebagai orang lanjut usia ia mengeluh bahwa tidak seorang pun, sekalipun enam puluh tahun ia telah bekerja, yang secara aktual menghayati ajarannya dan pembebasan yang dibicarakannya.
Perkemahan [tahunan] tetap berlangsung di Ommen [Belanda] dan Ojai [Kalifornia], dan diadakan perjalanan ceramah ke negara-negara di seluruh dunia yang sebelumnya belum pernah dikunjunginya. Khususnya ia suka mengunjungi Yunani, di mana ia pertama kali bicara pada Desember 1930, dan menimbulkan kegemparan di Athena. Sebuah kunjungan ke New Zealand, tidak lama setelah perabuan Leadbeater, menimbulkan minat masyarakat yang meluas oleh karena pemerintah, yang mengkhawatirkan pendekatannya yang radikal, melarangnya bicara di radio. Hasilnya adalah meningkatnya berlipat ganda pendengar yang menghadiri ceramahnya langsung, di mana semua orang terpukau mendengarkan pesan yang tampaknya subversif langsung dari mulut tamu yang eksotik ini. Bernard Shaw, yang kebetulan mengunjungi New Zealand pula pada waktu itu, menambahkan suaranya kepada mereka yang marah oleh pelarangan itu. “Pihak yang berwajib tampaknya tidak tahu akan kemasyhuran K beserta ajarannya yang universal,” katanya kepada seorang wartawan, “lalu menggolongkannya sebagai sekadar seorang biadab dari India. ... Mereka akan menyesal kelak.”
Perjalanan K dan keperluan pribadinya sekarang dibiayai oleh penghasilan yang diperoleh dari terbitan-terbitan Star Publishing Trust (SPT). Terbitan-terbitan ini sebagian besar adalah “Laporan Verbatim (kata-demi-kata)” dari ceramah-ceramahnya, diedit oleh Rajagopal dan Lady Emily, dan diterjemahkan ke dalam 18 bahasa. Demikianlah alat untuk menyebarluaskan pesannya sekaligus menjadi sumber utama dari pembiayaan dirinya dan rombongannya, sekalipun ia tetap menerima dana tahunan dari Miss Dodge dan sumbangan dari para penyumbang lain. Terbentuklah suatu operasi pemasaran yang licin--cukup licin untuk memasukkan dalam daftar buku yang dijualnya buku “At the Feet of the Master” (yang ditampilkan sebagai tulisan K muda, tetapi siapa pengarang sesungguhnya diperdebatkan dengan tajam dua puluh tahun sebelumnya) dalam tidak kurang dari tiga jenis penjilidan: sampul kertas, sampul keras, dan edisi ‘deluxe’. Tentu saja K tidak kekurangan apa pun, dan gaya hidupnya tetap mewah seperti sebelumnya. Ia sering diundang oleh para selebriti kaya dan bangsawan, dan mendapat perlakuan secara mewah.
Administrasi sehari-hari dari SPT, pengurusan kegiatan K secara keseluruhan, dilakukan oleh Rajagopal, seperti di zaman Perkumpulan Bintang di Timur (OSE - Order of the Star in the East). Ia juga bertanggung jawab untuk berhubungan dan menggerakkan berbagai wakil-wakil internasional, yang ditampilkan oleh Trust itu berjumlah 44 orang pada Mei 1930. Ia mengurus sendiri berbagai detail paling kecil, dan bekerja lama sampai kesehatannya terganggu, untuk memastikan bahwa setiap aspek administratif dari pekerjaan itu beres. Ia merasa frustrasi dengan sikap K yang tidak memiliki kepekaan ekonomis, dan lebih suka melakukan pekerjaannya secara independen, dengan sesedikit mungkin campur tangan dari sang guru. Dia sangat tidak suka disebut sekretaris K, dan konfrontasi di antara kedua orang itu tidak jarang terjadi. Bila timbul sebuah pertengkaran, K lebih sering daripada tidak kembali ke sikap kanak-kanaknya dulu yang menutup diri, dan membiarkan dirinya diseret kesana kemari, daripada memperpanjang perdebatan. Ia polos (innocent) dan mudah sekali dibelokkan dalam situasi-situasi seperti ini; berbeda sekali dengan sosok guru yang keras yang di hadapannya ribuan orang duduk terpukau. Hubungan kedua orang itu mulai dari saat ini berayun antara kasih sayang yang kuat dan saling tidak suka. Sebagian dari masalah itu (tetapi mungkin hanya sebagian kecil) dikatakan adalah simpati Rajagopal yang tetap tersimpan terhadap Perhimpunan Teosofi, yang dalam pikirannya telah diperlakukan dengan sikap kaku dan rasa tidak suka oleh K. Secara resmi ia tetap menjadi anggota perhimpunan itu, dan tetap mempertahankan keanggotaannya sampai ia meninggal pada 1993. Sebaliknya, K bicara tentang apa yang dikatakan orang sebagai pengkhianatannya terhadap perhimpunan itu, “Saya tidak bicara tentang kesetiaan, saya bicara tentang kebenaran ... Anda tidak bisa berpolitik dengan hal-hal spiritual.” <bersambung>