Kenapa ini bisa terjadi? Mungkin karena agama Buddha sudah tercampur dengan pendidikan Barat/metode ilmiah yang membutuhkan pembuktian atas sebuah hipotesis melalui sebuah percobaan. Menurut saya, bukan itu maksud ehipassiko sebenarnya. Ehipassiko adalah sifat dari Dharma itu sendiri yang mengundang untuk dibuktikan (dalam batin masing-masing). Jadi, bisa jadi kebenaran itu adalah subjektif, bukan objektif. Yang benar bagi saya belum tentu benar bagi Anda.
tidak bisa di pungkiri bahwa sekarang yang sedang di terima dunia adalah pengaruh dari barat, namun masyarakat barat juga semakin kritis dalam berfikir jadi mereka pun mulai menyelidik yang di buktikan dengan banyak berkembang ajaran buddha di dunia barat karena di lihat lebih masuk akal, yang lucunya malah di asia sendiri semakin tergerus karena melihat ajaran Buddha hanya dari kulitnya dan ritual sehingga muncul klenik klenik.
Agamaku bagiku, agamamu bagimu. Kayanya pernah dengar dimana gitu...
hanya di indonesia di katakan bahwa buddha itu agama, kalau saya bilang lebih pada ajaran, translate dari inggris pun bukan Buddha religion tadi Buddha teaching.
Masalahnya adalah jika Dharma perlu dibuktikan secara ilmiah, saya pikir tidak akan bisa. Contoh mudahnya, untuk membuktikan sendiri kehidupan setelah kematian dan Kamma Yoni, Anda harus mati terlebih dahulu. Mau mati demi percobaan tersebut? Sedangkan orang-orang yang kembali dari kematian, pengakuannya berbeda-beda (subjektif). Sesuai perkiraan saya, sebenarnya kebenaran itu subjektif.
kalau pembuktian setelah meninggal agama apapun tidak bisa membuktikan dan itu semua manjadi subjektif, tergantung dari apa yang mereka yakini dan itu yg akan di ceritakan kembali sesuai dengan pemahaman mereka yg subjektif. kenapa tidak lakukan pembuktian yang bisa di lakukan pada kehidupan ini juga? contoh jhana dalam meditasi, tidak sedikit yogi yang sudah mencapai jhana dan itu bisa di buktikan, masalahnya hanya mau atau tidak mau latihan keras untuk meditasi. masih banyak lagi ajaran buddha yang bisa di buktikan dalam kehidupan saat ini.
Padahal, ada sebuah cara yang efektif untuk memuaskan logika kita. Dalam Sila ke-4 Pancasila Buddhis, kita melatih diri untuk tidak berbohong. Apakah ada alasan Buddha dan Sangha berbohong pada kita tentang Dharma? Apakah ada lagi yang perlu dibuktikan? Contoh jika saya bilang teko yang mendidih itu panas, apakah kamu harus pegang dulu sampai tangan terbakar baru percaya? Jika saya bilang jatuh itu sakit, apakah perlu kamu jatuh dulu (coba), baru percaya?
Ehipassiko malah membuat perkembangan batin lebih lambat. Padahal keyakinan itu penting dalam ajaran agama. Inilah kuncinya.
Kita perlu belajar dari pengalaman orang lain. Siapa lagi yang sudah mencapai Penerangan Sempurna yang sudah mengalami sendiri yang harus dipercaya...?
ini karena anda sudah percaya pada sang buddha makanya anda bisa mengatakan tidak mungkin sang Buddha berbohong, namun bagaimana dengan orang yang belum tahu ajaran Buddha dan bukan beragama Buddha?
Sang Buddha sendiri ada menurunkan sabda kepada suku kalama yang biasa di kenal dengan kebebasan untuk meneliti, saat Buddha bersabda saat itu suku kalam belum percaya pada sang buddha dan banyak guru guru yang lain datang meninggi kan ajarannya dan merendahkan ajaran lainnya, maka Buddha mengajarkan agar meneliti dulu apakah itu baik, bermanfaat, tidak di cela oleh para bijak sana kalau iya maka ikuti kalau tidak maka tinggalkan, (lengkapnya cari di perpustakan dhammacitta) hal ini yang membuat perbedaan ajaran Buddha dengan agama lain karena di ajarkan untuk selidiki dahulu baru percaya, bukan percaya dulu tidak boleh menyelidiki. dalam kalama sutta Buddha pun menjelaskan ada 4 penghiburan bila menjalankan ajaran beliau namun bila tidak ada kehidupan selanjutnya.
akhir kata kalau kita hanya mengandalkan percaya saja dan terima saja apa bedanya kita dengan tetangga yang harus percaya dan yakin, kalau tidak percaya maka tidak beriman, kalau tidak percaya murtad, kalau mempertanyakan ajarannya maka dosa besar, bahwa ajarannya yang paling benar yang lain salah, untuk itu di ajaran Buddha melalui kalama sutta mengajarkan kita untuk cari tahu dulu selidiki benar atau tidak baru lah anda percaya