Di dalam buku ini, sang pengarang, Nassim Nicholas Taleb, menarik garis batas sangat tegas antara dua sudut pandang yang berbeda, yang dia jelaskan dengan rinci di dalam buku, yaitu sesuatu yang disebut "mediocristan", dan lawannya "extremistan".
Mediocristan adalah ketika kita melihat sesuatu sebagai hal yang bisa diprediksi variasinya. Contoh: tinggi badan, berat badan, kenaikan gaji karyawan, dan sejenisnya.
Extremistan adalah ketika areal tempatnya bekerja (hidup ini) penuh dengan ketidakpastian yang besar dan dapat mengubah sampel yang lain secara ekstrim, tempat adanya "Black Swan". Contoh: jumlah hits pada website, penjualan buku, keuntungan (err... kerugian) di bursa saham, perang, dan mayoritas hal di dunia ini.
Kesalahan banyak orang adalah memperlakukan dunia yang sebenarnya extremistan seolah-olah bisa diprediksi (domain mediocristan). Jadi, kita memproyeksi misalnya (bagi yang *masih* bekerja), kenaikan gaji 25% per tahun, padahal kita tidak tahu tiga tahun ke depan perusahaan tempat kita bekerja ternyata bangkrut. Hal ini pernah terjadi di IBM, bukan bangkrut, tapi pengurangan karyawan, dan karyawannya tidak punya skill di bidang lain. Atau sistem perbankan, dimana baru-baru ini kerugiannya menghapus semua keuntungan selama dua puluh tahun, karena para manajer mengejar "bonus" kuartalan/tahunan, memperlakukan sistem reward mediocritstan pada dunia extremistan.
Contoh lain, karangan TS, adalah orang yang mencoba bermeditasi selama katakanlah, 5 jam setiap hari selama sepuluh tahun, namun tidak mendapatkan hasil, kemudian menyerah, karena merasa tidak ada progress... Meditator ini menganggap seolah-olah meditasi adalah domain mediocristan, sehingga bisa ada progress seperti yang dikatakan. Kalau begitu, untuk mencapai pencerahan yang harus dilakukan adalah duduk saja dan tidak melakukan apa-apa. Begitu pula, bata kalau digosok bisa menjadi kaca. Tidak, pencerahan adalah domain ekstremistan.
Beberapa hal, cuma beberapa hal adalah domain mediokristan, sedangkan untuk yang lainnya adalah domain ekstremistan.
Ambil kemerdekaan Indonesia. Kalau Black Swan yang berupa bom atom Amerika di Jepang tidak terjadi (cuma dua kejadian, masing-masing mungkin satu menit), akankah Indonesia merdeka?
Menarik kan bahasannya?