//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Milinda Panha  (Read 17411 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Hikoza83

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.295
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
  • panda is so cute... ^-^
Milinda Panha
« on: 27 October 2007, 01:13:15 PM »
Hari ini saya baru berkesempatan membaca sebuah Naskah Buddhist penting, yaitu percakapan Raja Milinda dari Yunani dan seorang monk Terpelajar, Yang Arya Nagasena. Diceritakan bahwa Sang raja melakukan ekspansi militer dari Yunani menuju ke arah barat, menaklukkan Persia, dan tiba di India. Namun ekspedisi militer ini tertahan karena perlawanan yang kuat dari Kerajaan Magadha. Akhirnya sang raja melakukan debat filosofis tentang Buddhisme kepada para monk yang ada India, namun tak ada satu pun yang mampu menjawab pertanyaan-pertanyaannya. Akhirnya muncul seorang monk terpelajar dari Maha Vihara Nalanda, Yang Arya Nagasena, menerima tantangan sang raja dan menjawab semua keragu-raguan sang raja. Dan akhirnya Sang Raja memutuskan meninggalkan keduniawian dan menjadi seorang Bhikkhu.

Sumber : http://www.samaggi-phala.or.id/naskahdamma_lst.php?kat_id=232&endlev=Y&hmid=208

Saya bermaksud membagi sedikit cerita percakapan ini, agar bisa direnungkan oleh kita semua.
Semoga berbahagia! :)


By : Zen
« Last Edit: 21 November 2007, 02:08:56 AM by Hikoza83 »
Aku akan melaksanakannya dengan tubuhku,
Karena apa gunanya hanya membaca kata-kata belaka?
Apakah mempelajari obat-obatan saja
Dapat menyembuhkan yang sakit?
[Bodhicaryavatara, Bodhisattva Shantideva]

Offline Hikoza83

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.295
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
  • panda is so cute... ^-^
Re: Milinda Panha
« Reply #1 on: 27 October 2007, 01:16:50 PM »
3. Kemudian raja berkata, "Yang Mulia, maukah Anda berdiskusi denganku lagi?"
"Jika baginda ingin berdiskusi sebagai orang terpelajar, ya; tetapi jika baginda ingin berdiskusi sebagai raja, tidak."
"Bagaimana orang terpelajar berdiskusi?"
"Bila orang terpelajar berdiskusi akan ada kesimpulan, dan ada penyelesaian kekusutan; yang salah ditunjukkan kesalahannya dan dia mengakui kesalahannya tanpa marah."
"Dan bagaimana raja berdiskusi?"
"Bila raja mendiskusikan suatu masalah dan beliau mengemukakan suatu pandangan, jika ada yang berbeda pendapat dengan raja maka raja akan menghukum orang itu."
"Baik, kalau begitu sebagai orang terpelajarlah aku akan berdiskusi. Silakan Yang Mulia berbicara tanpa takut."
"Dengan senang hati, baginda."
"Nagasena, aku akan bertanya", kata raja.
"Bertanyalah, baginda."
"Aku telah bertanya, Yang Mulia."
"Kalau demikian saya telah menjawab."
"Apa yang telah Anda jawab?"
"Apa yang telah baginda tanyakan?"
Raja berpikir, "Bhikkhu ini benar-benar seorang terpelajar yang hebat, dia cukup mampu mendiskusikan apa pun juga denganku." Maka sang raja menyuruh Devamantiya, menterinya, untuk mengundang Nagasena ke istana bersama dengan banyak bhikkhu lain. Raja lalu pergi dengan bergumam: "Nagasena, Nagasena."

Sumber : http://www.samaggi-phala.or.id/naskahdamma_dtl.php?id=751&multi=T&hal=0
Aku akan melaksanakannya dengan tubuhku,
Karena apa gunanya hanya membaca kata-kata belaka?
Apakah mempelajari obat-obatan saja
Dapat menyembuhkan yang sakit?
[Bodhicaryavatara, Bodhisattva Shantideva]

Offline Hikoza83

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.295
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
  • panda is so cute... ^-^
Re: Milinda Panha
« Reply #2 on: 10 November 2007, 08:50:39 AM »
5. Setelah para bhikkhu tiba di istana dan selesai makan, sang raja duduk di tempat rendah dan bertanya, "Apa yang akan kita diskusikan?"
"Marilah kita mendiskusikan Dhamma."
Dan raja berkata, "Apa tujuan Yang Mulia meninggalkan kehidupan duniawi, dan apa tujuan akhir yang ingin dicapai?"
"Kami meninggalkan kehidupan duniawi dengan tujuan melenyapkan penderitaan dan tidak ada penderitaan lain yang muncul. Lenyapnya nafsu secara total tanpa sisa adalah tujuan akhir kami."
"Yang Mulia, apakah setiap orang masuk Sangha untuk tujuan yang sangat mulia tersebut?"
'Tidak. Ada yang masuk untuk menghindar dari kekejaman raja, ada yang untuk menghindar dari perampok, ada yang untuk menghindar dari hutangnya, dan ada yang untuk mencari nafkah. Tetapi mereka yang masuk dengan tujuan yang benar melakukannya agar nafsu dapat sepenuhnya padam."

Sumber : http://www.samaggi-phala.or.id/naskahdamma_dtl.php?id=751&multi=T&hal=0
Aku akan melaksanakannya dengan tubuhku,
Karena apa gunanya hanya membaca kata-kata belaka?
Apakah mempelajari obat-obatan saja
Dapat menyembuhkan yang sakit?
[Bodhicaryavatara, Bodhisattva Shantideva]

Offline Hikoza83

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.295
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
  • panda is so cute... ^-^
Re: Milinda Panha
« Reply #3 on: 10 November 2007, 08:51:40 AM »
6. Sang raja berkata, "Adakah orang yang tidak terlahir kembali setelah mati?"
"Ya, ada. Orang yang tidak lagi mempunyai kekotoran batin tidak akan terlahir kembali setelah mati; yang masih mempunyai kekotoran batin akan terlahir kembali."
"Apakah Anda akan terlahir kembali?"
"Jika saya mati dengan nafsu keinginan di dalam pikiran, ya; tetapi jika tidak, tidak."

Sumber : http://www.samaggi-phala.or.id/naskahdamma_dtl.php?id=751&multi=T&hal=0
Aku akan melaksanakannya dengan tubuhku,
Karena apa gunanya hanya membaca kata-kata belaka?
Apakah mempelajari obat-obatan saja
Dapat menyembuhkan yang sakit?
[Bodhicaryavatara, Bodhisattva Shantideva]

Offline Hikoza83

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.295
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
  • panda is so cute... ^-^
Re: Milinda Panha
« Reply #4 on: 10 November 2007, 08:55:33 AM »
6. "Apa yang terlahir kembali itu, Nagasena?'
"Batin dan jasmani."
"Apakah batin dan jasmani yang ini juga yang terlahir kembali?"
"Bukan, tetapi oleh batin dan jasmani inilah maka perbuatan-perbuatan dilakukan, dan oleh karena perbuatan-perbuatan itulah maka batin dan jasmani yang lain terlahir kembali. Walaupun demikian, batin dan jasmani itu tidak begitu saja terlepas dari hasil perbuatan sebelumnya."
"Berikanlah ilustrasi."
"Seperti halnya api yang dinyalakan seseorang. Setelah merasa hangat, mungkin orang itu pergi meninggalkan dalam keadaan menyala. Andaikan saja api tersebut kemudian menjalar dan membakar ladang orang lain, lalu pemilik ladang itu menyeretnya ke hadapan raja serta menuntut orang yang menyalakan api tersebut. Bila dia berkata, 'Baginda yang mulia, saya tidak membakar ladang orang ini. Api yang saya tinggalkan itu berbeda dengan api yang membakar ladang orang ini. Saya tidak bersalah', apakah dia patut dihukum?"
"Tentu saja, karena tak peduli apa pun yang dia katakan, api itu berasal dari api sebelumnya."
"Demikian juga, O baginda, oleh batin dan jasmani ini perbuatan-perbuatan dilakukan, dan oleh karena perbuatan-perbuatan itu maka batin dan jasmani baru akan terlahir kembali; tetapi batin dan jasmani tersebut tidak begitu saja terlepas dari hasil perbuatan sebelumnya."

Sumber : http://www.samaggi-phala.or.id/naskahdamma_dtl.php?id=751&multi=T&hal=0
Aku akan melaksanakannya dengan tubuhku,
Karena apa gunanya hanya membaca kata-kata belaka?
Apakah mempelajari obat-obatan saja
Dapat menyembuhkan yang sakit?
[Bodhicaryavatara, Bodhisattva Shantideva]

Offline Hikoza83

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.295
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
  • panda is so cute... ^-^
Re: Milinda Panha
« Reply #5 on: 10 November 2007, 08:57:13 AM »
1. "Nagasena, apakah akar dari masa lalu, masa kini, dan masa mendatang itu?"
"Kebodohan batin. Kebodohan batin mengkondisikan bentuk-bentuk pikiran; bentuk-bentuk pikiran mengkondisikan kesadaran yang menghubungkan kembali; kesadaran mengkondisikan batin dan jasmani; batin dan jasmani mengkondisikan enam landasan indera; enam landasan indera mengkondisikan kontak; kontak mengkondisikan perasaan; perasaan mengkondisikan nafsu keinginan; nafsu keinginan mengkondisikan kemelekatan; kemelekatan mengkondisikan dumadi; dumadi mengkondisikan kelahiran; kelahiran mengkondisikan usia tua, kematian, kesedihan, ratap tangis, kepedihan, kesengsaraan, dan keputusasaan."

Sumber : http://www.samaggi-phala.or.id/naskahdamma_dtl.php?id=753&multi=T&hal=0
Aku akan melaksanakannya dengan tubuhku,
Karena apa gunanya hanya membaca kata-kata belaka?
Apakah mempelajari obat-obatan saja
Dapat menyembuhkan yang sakit?
[Bodhicaryavatara, Bodhisattva Shantideva]

Offline Hikoza83

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.295
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
  • panda is so cute... ^-^
Re: Milinda Panha
« Reply #6 on: 10 November 2007, 09:01:34 AM »
1, Pernahkan Anda atau guru-guru Anda melihat Sang Buddha?"
"Belum, baginda."
"Kalau begitu, Nagasena, tidak ada Buddha!"
"Tetapi apakah baginda dan ayah baginda sudah pernah melihat sungai Uha[hulu sungai gangga] di Himalaya?"
"Belum, Yang Mulia."
"Kalau begitu, tepatkah kalau dikatakan bahwa sungai Uha itu tidak ada?"
"Nagasena, Anda sangat cerdik menjawab."

2. "Apakah Sang Buddha tidak ada bandingnya?"
"Betul, Beliau tidak terbandingkan."
"Tetapi bagaimana Anda dapat berkata demikian, jika Anda belum pernah bertemu Beliau?"
"Sama seperti orang yang belum pernah melihat samudera dapat mengetahui betapa luasnya samudera itu karena lima sungai besar mengalir ke dalamnya tetapi permukaan airnya tidak naik; demikian juga saya tahu betapa tidak terbandingkannya Sang Buddha bila saya memikirkan guru-guru besar yang telah saya temui, yang hanya merupakan siswa Sang Buddha."

Sumber : http://www.samaggi-phala.or.id/naskahdamma_dtl.php?id=755&multi=T&hal=0
Aku akan melaksanakannya dengan tubuhku,
Karena apa gunanya hanya membaca kata-kata belaka?
Apakah mempelajari obat-obatan saja
Dapat menyembuhkan yang sakit?
[Bodhicaryavatara, Bodhisattva Shantideva]

Offline Hikoza83

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.295
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
  • panda is so cute... ^-^
Re: Milinda Panha
« Reply #7 on: 14 November 2007, 12:50:13 AM »
7. "Manakah yang lebih hebat, perbuatan bajik ataukah perbuatan tercela?"
"Perbuatan bajik, O baginda. Bila seseorang melakukan kesalahan namun kemudian merasa menyesal dan menyadari kesalahannya, maka perbuatan tercelanya tidak akan bertambah. Tetapi seseorang yang melakukan perbuatan bajik tidak akan merasakan penyesalan; maka timbullah kegembiraan serta suka cita. Karena gembira dia akan merasa tenang, karena tenang dia akan merasa puas, karena puas lalu pikirannya mudah terkonsentrasi, karena terkonsentrasi dia dapat melihat segala sesuatu sebagaimana adanya. Dengan demikian jasa kebajikannya akan bertambah. Jadi perbuatan bajik selalu lebih hebat. Secara relatif, perbuatan tercela tidak bermakna."

8. "Mana yang lebih jelek, perbuatan tercela yang disadari ataukah yang tidak disadari?"
"Perbuatan tercela yang tidak disadari, baginda."
"Kalau begitu, orang-orang yang melakukan perbuatan tercela tanpa menyadarinya harus dihukum dua kali lebih berat."
"Bagaimana menurut baginda, apakah seseorang akan terbakar lebih parah jika dia menggenggam besi yang merah membara tanpa mengetahui bahwa itu panas, dibandingkan dengan orang yang mengetahuinya?"
"Dia akan terbakar lebih parah jika tidak mengetahui bahwa besi itu panas."
"Demikian juga, O baginda, sama seperti orang yang melakukan perbuatan tercela tanpa menyadarinya."

Sumber : http://www.samaggi-phala.or.id/naskahdamma_dtl.php?id=757&multi=T&hal=0
Aku akan melaksanakannya dengan tubuhku,
Karena apa gunanya hanya membaca kata-kata belaka?
Apakah mempelajari obat-obatan saja
Dapat menyembuhkan yang sakit?
[Bodhicaryavatara, Bodhisattva Shantideva]

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: Milinda Panha
« Reply #8 on: 14 November 2007, 07:12:28 AM »
yaitu percakapan Raja Alexander Agung [Raja Milinda dari Yunani] ...

 :-? Sdr. Hikoza83, anda yakin Raja Milinda adalah Alexander Agung (Alexander The Great) ? Saya baru dengar dalam sejarahnya ATG bertemu dengan Nagasena.
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline Hikoza83

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.295
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
  • panda is so cute... ^-^
Re: Milinda Panha
« Reply #9 on: 14 November 2007, 11:55:31 AM »
yaitu percakapan Raja Alexander Agung [Raja Milinda dari Yunani] ...

 :-? Sdr. Hikoza83, anda yakin Raja Milinda adalah Alexander Agung (Alexander The Great) ? Saya baru dengar dalam sejarahnya ATG bertemu dengan Nagasena.
infonya dpt dr bhante di palembang, emang kalo yg dibaca di webnya beda.
kalo menurut bro kelana gmn? :)


By : Zen
« Last Edit: 14 November 2007, 11:57:12 AM by Hikoza83 »
Aku akan melaksanakannya dengan tubuhku,
Karena apa gunanya hanya membaca kata-kata belaka?
Apakah mempelajari obat-obatan saja
Dapat menyembuhkan yang sakit?
[Bodhicaryavatara, Bodhisattva Shantideva]

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: Milinda Panha
« Reply #10 on: 14 November 2007, 12:31:14 PM »
bukan alexander, yg bener menander:
http://en.wikipedia.org/wiki/Menander_I
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline El Sol

  • Sebelumnya: El Sol
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.752
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
Re: Milinda Panha
« Reply #11 on: 14 November 2007, 03:50:22 PM »
NAGASENA BUKAN NAGARJUNA!!! Please deh..jangan samakan Yang Ariya Nagasena ama Nagarjuna yg buat kitab2 palsu... ;D
« Last Edit: 14 November 2007, 04:21:21 PM by El Sol »

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: Milinda Panha
« Reply #12 on: 14 November 2007, 04:06:33 PM »
jangan suka asal ngomong tanpa menyebutkan reasoning dan fakta2nya. buka thread tersendiri, bahas tulisan2nya nagarjuna dan terangkan kenapa itu anda anggap palsu...

buddhis suka diolok2 dengan one liner sejenis: penyembah berhala, nihilistik, tak bisa masuk surga, dll, tanpa bisa menerangkan kenapa dan riset dari sumber2 aslinya. jangan sampai buddhis justru mengadopsi pola2 asal ngomong kayak gini juga...
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline El Sol

  • Sebelumnya: El Sol
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.752
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
Re: Milinda Panha
« Reply #13 on: 14 November 2007, 04:07:33 PM »
gw bilank dia buat Kitab2 palsu...bukan dianya yg palsu...

and anyway...

I'm too selfish to share my knowledge with stranger...
« Last Edit: 14 November 2007, 04:11:53 PM by El Sol »

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: Milinda Panha
« Reply #14 on: 14 November 2007, 04:11:33 PM »
iya, terangkan isi kitab2nya yg anda anggap palsu. kasih kutipannya. bahas sampai tuntas. jangan cuman 1 baris dan gantung sampai di sini aja. buka thread tersendiri... kalo penganut ajaran nagarjuna bohwat dan gak bisa jawab atau menerangkan sanggahannya, baru anda bisa ngasih kesimpulan...

jangan kesimpulannya doang, pembahasannya nol...

* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline El Sol

  • Sebelumnya: El Sol
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.752
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
Re: Milinda Panha
« Reply #15 on: 14 November 2007, 04:12:36 PM »
di Thread Boddhisatta dan karma...yg gw buat dijelaskan semua...

loe mahayana? masuk dan sanggah lar yg disana...

Offline El Sol

  • Sebelumnya: El Sol
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.752
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
Re: Milinda Panha
« Reply #16 on: 14 November 2007, 04:16:51 PM »
anyway,

Quote
Nāgārjuna's primary contribution to Buddhist philosophy is in the further development of the concept of śūnyatā, or "emptiness," which brings together other key Buddhist doctrines, particularly anatta (no-self) and pratītyasamutpāda (dependent origination). For Nāgārjuna, it is not merely sentient beings that are empty of ātman; all phenomena are without any svabhāva, literally "own-nature" or "self-nature", and thus without any underlying essence; they are empty of being independent.

sebelum Nagarjuna mengkemukakan teori "sunyata" tiada yg kenal apa itu Sunyata..bahkan sang Buddha sendiri gk pernah ngomong apa2 tentang Sunyata....tapi..yg anehnya...Prajna Paramita bilank kalo Buddha Gotama ngomongin Sunyata...:hammer: sedangkan sejarah bilank kalo Nagarjuna yg temukan tuh Teori.....buat buku tuh orang...:hammer:

that's all I have to say...no sharing my knowledge with stranger...

mikir sendiri deh...research sendiri deh...jangan cuma tiap ari baca nama Amithaba Buddha...:hammer:
« Last Edit: 14 November 2007, 04:19:03 PM by El Sol »

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: Milinda Panha
« Reply #17 on: 14 November 2007, 04:42:40 PM »
gua bukan mahayana...
gua sering koar2 ke orang lain, bilang buddhis itu based on reasoning, buddhis itu gak asal main klaim, blablabla. nah, sekarang ngeliat ginian, gak taunya sama aje kayak yg laen2...

sebelum Nagarjuna mengkemukakan teori "sunyata" tiada yg kenal apa itu Sunyata..bahkan sang Buddha sendiri gk pernah ngomong apa2 tentang Sunyata....
jadi kalo buddha gak ngomong satu istilah, buddhis gak boleh bikin istilah baru? jadi kalo buddha gak bikin teorinya, buddhis gak boleh berkarya bikin teori baru yg masih sejalan?

tapi..yg anehnya...Prajna Paramita bilank kalo Buddha Gotama ngomongin Sunyata...:hammer: sedangkan sejarah bilank kalo Nagarjuna yg temukan tuh Teori.....buat buku tuh orang...:hammer:
aneh, sumber yg anda ambil kutipannya sendiri bilang kalo nagarjuna mengambil pemikirannya dari pemikiran yg ada di Kaccāyanagotta Sutta:
http://en.wikipedia.org/wiki/Nagarjuna
jadi mananya yg palsu? hehehe...

tambahan lagi, kalo orang mahayana gak boleh ngomongin emptiness, lalu orang theravada kayak bhante buddhagosa boleh2 aja ngomong kayak gini yg notabene sejalan dengan emptiness:
"Hanya penderitaan yang ada, namun
"tak dapat dijumpai si penderita;
"Perbuatan yang ada, tetapi
"tak ada si pembuat." (Vism. (PTS), hal. 513)

begitu?
saya masih gak bisa melihat, yang mananya yg palsu?
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline El Sol

  • Sebelumnya: El Sol
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.752
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
Re: Milinda Panha
« Reply #18 on: 14 November 2007, 05:06:37 PM »
emank apa kaitanne ama yg gw bilank?

gw bilank dia membuat teori Sunyata...dan sang Buddha gk pernah ngomong tentang sunyata, dan tiba2 di Prajna paramita ada menuliskan kalo Buddha Gotama ada menyebutkan "sunyata" dan yg pasti di Kaccāyanagotta Sutta gk ada tulisan Sunyata...kata "sunyata" itu bukan emptiness...kamu ini Mahayana Cina yak? translate Sunyata jadi emptiness...:hammer:

gw gk tertarik bahas ama orang2 Theravada...karena gk logis menurut gw bahas hal2 Mahayana dengan makhluk bukan Mahayana or Theravada....

and anyway, I'm too selfish to share my knowledge with stranger...
« Last Edit: 14 November 2007, 05:15:13 PM by El Sol »

Offline lim

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 113
  • Reputasi: 4
  • Gender: Male
Re: Milinda Panha
« Reply #19 on: 14 November 2007, 05:07:02 PM »
maaf yg ini mau pastiin dulu..  ;D
Nagarjuna itu sama gak dg Nagasena ?

Offline El Sol

  • Sebelumnya: El Sol
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.752
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
Re: Milinda Panha
« Reply #20 on: 14 November 2007, 05:14:25 PM »
maaf yg ini mau pastiin dulu..  ;D
Nagarjuna itu sama gak dg Nagasena ?
sama sekali gk...yg satu pasti suci, yg satu masih diragukan kesuciannya... :))
« Last Edit: 14 November 2007, 05:24:25 PM by El Sol »

Offline lim

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 113
  • Reputasi: 4
  • Gender: Male
Re: Milinda Panha
« Reply #21 on: 14 November 2007, 05:31:08 PM »
^sol.. paparin dasar faktanya donk..  :P

kalo mnrt kk  [at] morpheus gmn ?

Offline El Sol

  • Sebelumnya: El Sol
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.752
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
Re: Milinda Panha
« Reply #22 on: 14 November 2007, 05:34:37 PM »
liat alaman depan boss...

Offline lim

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 113
  • Reputasi: 4
  • Gender: Male
Re: Milinda Panha
« Reply #23 on: 14 November 2007, 05:44:50 PM »
liat alaman depan boss...
yg mana ? :??
Akhirnya muncul seorang monk terpelajar dari Maha Vihara Nalanda, Yang Arya Nagasena [Nagarjuna], menerima tantangan sang raja dan menjawab semua keragu-raguan sang raja. Dan akhirnya Sang Raja memutuskan meninggalkan keduniawian dan menjadi seorang Bhikkhu.

Offline El Sol

  • Sebelumnya: El Sol
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.752
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
Re: Milinda Panha
« Reply #24 on: 14 November 2007, 05:46:59 PM »
yg gw dan markos tulis boss..... ;D kalo yg ditulis panda...ngawur... :))

Offline lim

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 113
  • Reputasi: 4
  • Gender: Male
Re: Milinda Panha
« Reply #25 on: 14 November 2007, 05:51:17 PM »
yg gw dan markos tulis boss..... ;D kalo yg ditulis panda...ngawur... :))
NAGASENA BUKAN NAGARJUNA!!! Please deh..jangan samakan Yang Ariya Nagasena ama Nagarjuna yg buat kitab2 palsu... ;D
jangan suka asal ngomong tanpa menyebutkan reasoning dan fakta2nya.
sol suer kagak ada..  :(

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: Milinda Panha
« Reply #26 on: 14 November 2007, 07:28:14 PM »
gw bilank dia membuat teori Sunyata...dan sang Buddha gk pernah ngomong tentang sunyata, dan tiba2 di Prajna paramita ada menuliskan kalo Buddha Gotama ada menyebutkan "sunyata" dan yg pasti di Kaccāyanagotta Sutta gk ada tulisan Sunyata...
pertama, keliatannya kalimat kunci basis dan sumber pemikiran anda ada pada kalimat: "sang Buddha gk pernah ngomong tentang sunyata".
tul gak? ;D

mari kita kupas kalimat anda di atas.
tau darimana buddha gak pernah ngomong sunyata?
karena gak ada di tipitaka pali? heheheh...

dan lebih sreg kalo anda paste kutipan prajna paramita yg anda permasalahkan dong... masa ngomong tapi gak ada sumbernya...
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: Milinda Panha
« Reply #27 on: 14 November 2007, 07:54:21 PM »
kalo mnrt kk  [at] morpheus gmn ?
saya gak tau, bang lim.
biar yg berani kasih statement, berani mempertanggungjawabkannya dan kasih fakta2nya ;D

statement lain yg dia harus kasih fakta dan reasoningnya adalah nagasena itu pasti suci, sedangkan nagarjuna itu diragukan...

mari kita tunggu saja ;D
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: Milinda Panha
« Reply #28 on: 14 November 2007, 08:47:09 PM »
ATG bertemu dengan Nagasena.
infonya dpt dr bhante di palembang, emang kalo yg dibaca di webnya beda.
kalo menurut bro kelana gmn? :)
By : Zen

Setahu saya sama seperti yang Sdr. Morpheus sampaikan
Mungkin bhante tersebut keseleo antara Alexander dengan Menander, soalnya sama-sama berakhiran -ander :)

Dan Benar kata El Sol (saya baru sadar) bahwa Nagasena berbeda dengan Nagarjuna jadi perlu ada pengeditan dalam kalimat.."Yang Arya Nagasena [Nagarjuna]" pada tulisan Sdr.Hikoza83. Jadi sebaiknya yang dalam tanda kurung dihilangkan saja.
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline El Sol

  • Sebelumnya: El Sol
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.752
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
Re: Milinda Panha
« Reply #29 on: 14 November 2007, 10:03:26 PM »
 [at] morph
iye2 gw yg salah...abis baca artikel ko Kelana...tapi tetep ajah gw meragukan Nagarjuna...dia itu kemungkinan besar adalah sumber pertama yg buat2 kitab2 gk jelas... ;D

tapi anyway....

Nagasena the Best lar... :))

Offline Hikoza83

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.295
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
  • panda is so cute... ^-^
Re: Milinda Panha
« Reply #30 on: 21 November 2007, 02:18:57 AM »
Awalnya niat saya membuat topik ini [Milinda Panha] agar kita bisa membaca dan merenungkan isi-nya, lalu mengunakannya dalam kehidupan kita sehari-hari. ternyata komentar2nya ga cocok dengan maksud awalnya.  ;D

mungkin lebih baik saya menutup topik ini, demi kebaikan kita bersama. :)
_/\_


By : Zen

 
Aku akan melaksanakannya dengan tubuhku,
Karena apa gunanya hanya membaca kata-kata belaka?
Apakah mempelajari obat-obatan saja
Dapat menyembuhkan yang sakit?
[Bodhicaryavatara, Bodhisattva Shantideva]

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Milinda Panha
« Reply #31 on: 21 November 2007, 06:07:27 AM »
Maju terus saja Bro Hikoza83, kembali ke... laptop

mohon maaf yah saya unlock :) karena thread ini sangat bagus. Kita akan mendiskusikan isi dari Milinda Panha kembali. _/\_
« Last Edit: 21 November 2007, 09:59:38 AM by Sumedho »
There is no place like 127.0.0.1

Offline williamhalim

  • Sebelumnya: willibordus
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.869
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
Re: Milinda Panha
« Reply #32 on: 21 November 2007, 10:12:05 AM »
Yah, anumodana Bro Sumedho, telah dibuka kembali.

Anumodana juga buat Bro Hikoza yg telah membuat thread Milinda Panha ini.

Milinda Panha adalah sebuah karya sastra yg sangat bagus dan layak untuk dikonsumsi oleh umat Buddha.

Berikut kutipan dari Bhikkhu Pesala:
Milinda Panha merupakan buku kuno muktabar tentang Buddhisme yang benar-benar dianggap tinggi sehingga dimasukkan oleh orang Burma di dalam Kitab Suci Pali Canon. Di dalam buku Palinya dikatakan bahwa percakapan antara Raja Milinda dengan Nagasena terjadi 500 tahun setelah Sang Buddha parinibbana. T.W. Rhys David —penerjemah yag terhebat untuk buku-buku Pali, mengganggap buku ini sangat bagus.

        Beliau mengatakan, "Saya berani mengatakan bahwa 'Pertanyaan Raja Milinda' ini jelas merupakan karya terbaik untuk prosa India; dan benar-benar buku terbaik di kelasnya dipandang dari sudut kesusastraan, yang telah diproduksi di negara manapun juga".

        Gaya Milinda Panha sangat mirip dengan dialog Platonik, dimana Nagasena memainkan peran sebagai Socrates dan menang berdebat dengan Raja Milinda dalam sudut pandang Buddhis, karena penalarannya yang sehat dan perumpamaannya yang pas. Si pengarang memang tidak dikenal, tetapi hampir dapat dipastikan dia dahulu hidup di India Barat Laut atau di Punjab, karena dia sama sekali tidak menyebutkan suatu tempat di India bagian Selatan Sungai Gangga. Dan ini didukung oleh keterangan yang ada tentang Raja Menander, raja orang-orang Bactria yang dikenal sebagai Milinda.


::
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Offline williamhalim

  • Sebelumnya: willibordus
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.869
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
Re: Milinda Panha
« Reply #33 on: 21 November 2007, 10:28:52 AM »
Soal Raja Milinda, berkemungkinan beliau adalah MENANDER, seorang Raja yg meneruskan kerajaan Yunani di India utara.

Menander hidup sekitar tahun 100 SM.
Alexander hidup 300SM.

Kutipan dari buku ringkasan Milinda Panha, karya Bhikkhu Pesala:
Jadi Menander adalah satu dari raja-raja Yunani yang terus berada di Bactria melanjutkan kekuasaan Yunani yang didirikan oleh Alexander Agung, dan Menander adalah salah satu raja yang paling penting. Mungkin dia bertahta dari kira-kira 150 SM sampai 110 SM (jadi percakapan ini terjadi tidak lebih dari 400 tahun sesudah Sang Buddha parinibbana)

Karena rakyat Bactria kemudian menjadi Buddhis maka dapat dipastikan bahwa Raja Menander benar-benar adalah King Milinda yang diacu di dalam buku itu.


Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Offline oddiezz

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 325
  • Reputasi: 12
  • Gender: Male
  • in vain
Re: Milinda Panha
« Reply #34 on: 21 November 2007, 10:49:55 AM »
Saya kira bagus sekali topik ttg Milinda Panha ini,
beberapa waktu sempat juga baca bukunya.

Tujuan topik ini untuk mengutip beberapa bagian saja? ato satu persatu ?
It's going to be a long...very long thread lho nantinya  :).

Atau sekedar mengulas secara singkat ttg Milinda Panha sehingga menarik pembaca untuk membacanya secara lengkap.

Untung beberapa info yang kurang benar dan pembahasan yang out of topic sudah diluruskan.

Saya sempat bingung juga karena raja Alexander nya :).

Anumodana.
Eschew Obfuscation! Espouse Elucidation!

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Milinda Panha
« Reply #35 on: 21 November 2007, 11:01:43 AM »
panjang juga nga papa. kalau ada bagian yg menarik untuk dibahas, bisa diposting aja. nanti didiskusikan disini
There is no place like 127.0.0.1

Offline Hikoza83

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.295
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
  • panda is so cute... ^-^
Re: Milinda Panha
« Reply #36 on: 21 November 2007, 12:55:22 PM »
Soal Raja Milinda, berkemungkinan beliau adalah MENANDER, seorang Raja yg meneruskan kerajaan Yunani di India utara.

Menander hidup sekitar tahun 100 SM.
Alexander hidup 300SM.

Kutipan dari buku ringkasan Milinda Panha, karya Bhikkhu Pesala:
Jadi Menander adalah satu dari raja-raja Yunani yang terus berada di Bactria melanjutkan kekuasaan Yunani yang didirikan oleh Alexander Agung, dan Menander adalah salah satu raja yang paling penting. Mungkin dia bertahta dari kira-kira 150 SM sampai 110 SM (jadi percakapan ini terjadi tidak lebih dari 400 tahun sesudah Sang Buddha parinibbana)

Karena rakyat Bactria kemudian menjadi Buddhis maka dapat dipastikan bahwa Raja Menander benar-benar adalah King Milinda yang diacu di dalam buku itu.


terima kasih atas koreksinya, bro Willy. :)

Tujuan topik ini untuk mengutip beberapa bagian saja? ato satu persatu ?
It's going to be a long...very long thread lho nantinya  :).

Atau sekedar mengulas secara singkat ttg Milinda Panha sehingga menarik pembaca untuk membacanya secara lengkap.

pendapatku, jika ingin dibahas, lebih baik dalam setiap percakapan pendeknya, agar tidak melebar pembahasannya. kalau ingin dibahas mendetil secara keseluruhan Milinda Panha ini berkaitan dengan aspek-aspek dalam Buddhisme, akan membutuhkan waktu yang lama sekali, mungkin waktunya sebanding dengan membaca seluruh isi Tripitaka, baik Vinaya, Sutra, Abhidhamma, komentar-komentarnya, sub komentar-komentarnya, sub-sub komentar-komentarnya, dst. Dan juga diperlukan sikap mental yang baik dalam berdiskusi, jangan seperti sikap seorang Raja yang berdiskusi. ;D
Salam Bahagia untuk semua makhluk!
_/\_


By : Zen
Aku akan melaksanakannya dengan tubuhku,
Karena apa gunanya hanya membaca kata-kata belaka?
Apakah mempelajari obat-obatan saja
Dapat menyembuhkan yang sakit?
[Bodhicaryavatara, Bodhisattva Shantideva]

Offline HokBen

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.525
  • Reputasi: 100
  • Gender: Male
Re: Milinda Panha
« Reply #37 on: 21 November 2007, 01:30:22 PM »
Ehm...
Apa disini ada yg discuss ala Raja?
...sambil lirik2...


Offline williamhalim

  • Sebelumnya: willibordus
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.869
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
Re: Milinda Panha
« Reply #38 on: 21 November 2007, 02:17:00 PM »
3. Kemudian raja berkata, "Yang Mulia, maukah Anda berdiskusi denganku lagi?"
"Jika baginda ingin berdiskusi sebagai orang terpelajar, ya; tetapi jika baginda ingin berdiskusi sebagai raja, tidak."
"Bagaimana orang terpelajar berdiskusi?"
"Bila orang terpelajar berdiskusi akan ada kesimpulan, dan ada penyelesaian kekusutan; yang salah ditunjukkan kesalahannya dan dia mengakui kesalahannya tanpa marah."
"Dan bagaimana raja berdiskusi?"
"Bila raja mendiskusikan suatu masalah dan beliau mengemukakan suatu pandangan, jika ada yang berbeda pendapat dengan raja maka raja akan menghukum orang itu."
"Baik, kalau begitu sebagai orang terpelajarlah aku akan berdiskusi. Silakan Yang Mulia berbicara tanpa takut."
"Dengan senang hati, baginda."
"Nagasena, aku akan bertanya", kata raja.
"Bertanyalah, baginda."
"Aku telah bertanya, Yang Mulia."
"Kalau demikian saya telah menjawab."
"Apa yang telah Anda jawab?"
"Apa yang telah baginda tanyakan?"
Raja berpikir, "Bhikkhu ini benar-benar seorang terpelajar yang hebat, dia cukup mampu mendiskusikan apa pun juga denganku." Maka sang raja menyuruh Devamantiya, menterinya, untuk mengundang Nagasena ke istana bersama dengan banyak bhikkhu lain. Raja lalu pergi dengan bergumam: "Nagasena, Nagasena."

Sumber : http://www.samaggi-phala.or.id/naskahdamma_dtl.php?id=751&multi=T&hal=0

aku paling sreg bagian ini, lincah banget  ;D


::
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: Milinda Panha
« Reply #39 on: 21 November 2007, 02:28:47 PM »
salah satu cacat milinda panha:
Quote
"Apakah ada sesuatu yang disebut yakkha (setan) di dunia ini?"
"Ya, baginda, ada."
"Kalau begitu, mengapa sisa yakkha yang telah mati tidak terlihat?"
"Sisa yakkha dapat dilihat dalam bentuk serangga, seperti belatung, semut, ngengat, ular, kalajengking, lipan dan binatang-binatang liar lainnya."
"Siapa lagi, Nagasena, yang dapat memecahkan teka teki ini kecuali orang sebijaksana Anda!"
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Milinda Panha
« Reply #40 on: 21 November 2007, 04:04:17 PM »
kenapa cacat?
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: Milinda Panha
« Reply #41 on: 21 November 2007, 04:06:32 PM »
well, kita tau serangga2 asalnya dari telur, bukan dari mayat yakkha  ;D
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Milinda Panha
« Reply #42 on: 21 November 2007, 04:10:00 PM »
itu pembicaraan 2 orang bijaksana... jd menurutku raja milinda sendiri memiliki pemahaman yg dalam soal ajaran Buddha. jawaban Nagasena mungkin menunjuk ke kehidupan binatang ada karena hasil dari perbuatan pada kehidupan yakkha (perbuatan jahat sebelumnya).

CMIIW
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline Hikoza83

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.295
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
  • panda is so cute... ^-^
Re: Milinda Panha
« Reply #43 on: 21 November 2007, 04:15:07 PM »
well, kita tau serangga2 asalnya dari telur, bukan dari mayat yakkha  ;D

IMO, mungkin Nagasena bisa melihat makhluk2 seperti Yakkha.
karena saya belum bisa melihat alam laen, jd ga isa komentar apa-apa. :)
ntar tunggu gw jd sakti deh, gw kabarin info2nya. ^^


By : Zen
 
Aku akan melaksanakannya dengan tubuhku,
Karena apa gunanya hanya membaca kata-kata belaka?
Apakah mempelajari obat-obatan saja
Dapat menyembuhkan yang sakit?
[Bodhicaryavatara, Bodhisattva Shantideva]

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: Milinda Panha
« Reply #44 on: 21 November 2007, 04:18:15 PM »
dari kata2 di atas sepertinya jelas merujuk pada mayat yakkha... saya tau pasti banyak yg mencoba menafsirkannya pada makna implisitnya... tapi kelihatannya seluruh dokumen milinda panha ditulis dengan gaya bahasa yg gamblang dan to-the-point, kenapa tiba2 pada bagian ini perlu penafsiran?

itu pembicaraan 2 orang bijaksana...
menurut saya, lebih tepatnya kita katakan: ini adalah catatan mengenai pembicaraan 2 orang bijaksana... catatan bisa saja salah, bisa aja hasil karangan orang lain, bisa saja fiktif... kita ambil manfaatnya yg bisa diambil saja, tapi tidak perlu memegang selayaknya kitab suci yg tak bisa salah/cacat... demikian pula dengan buku2 yg lain...
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Milinda Panha
« Reply #45 on: 21 November 2007, 04:29:41 PM »
to the point? masa seh... kalau kamu mengerti maka kamu katakan to-the-point...
coba kamu ngomong soal yg chariot itu ke agama lain... mereka pasti bilang kamu entah lagi ngomong apa :hammer:

penafsiran? iya... tadi penafsiranku. tapi kalau sudah mengerti nanti, tidak ada lagi penafsiran. sama seperti cerita 'chariot' itu lagi. sebelum mengerti pasti kita mengira-ngira dulu.

IMO, pertanyaan Milinda itu bukan semua untuk menambah pengetahuan dirinya, kebanyakan malah untuk menguji Nagasena. jadi jawaban Nagasena walau singkat, krn arahnya sudah diketahui Milinda benar, maka dia dapat terima.

fiktif? mungkin juga fiktif. kalau fisik Nagasena & Milinda sebenarnya dulu tidak ada, atau kalau seandainya mereka tidak pernah bertemu. mungkin saja. tetapi kalau begitu si pengarang itu tentu setara dengan Nagasena & Milinda.
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline El Sol

  • Sebelumnya: El Sol
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.752
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
Re: Milinda Panha
« Reply #46 on: 21 November 2007, 07:16:24 PM »
mending cek translation yg PALI..biar jelas!

Offline williamhalim

  • Sebelumnya: willibordus
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.869
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
Re: Milinda Panha
« Reply #47 on: 24 November 2007, 09:11:44 AM »
Pengen bahas yg ini:

---------

21. Kerendahan Hati Sang Buddha

        "Ini juga telah disabdakan oleh Sang Buddha:

'Mengendalikan badan adalah baik; Baik pula mengendalikan ucapan; Mengendalikan pikiran adalah baik; Baik pula mengendalikan segala hal'. (S.i.73; Dhp.v.361)

Tetapi ketika Sang Tathagata duduk di antara 4 kelompok (bhikkhu, bhikkhuni, umat awam pria, umat awam wanita). Beliau menunjukkan kepada Brahmana Sela sesuatu yang tidak seharusnya dipertontonkan didepan umum, yaitu alat vital pria yang tersembunyi dalam selaput tipis (M.ii.Sta.92; Sn.103). Jika Beliau melakukan hal itu, berarti pernyataan yang pertama tersebut salah".

        "Sang Buddha memang menunjukkan pada Sela si Brahmana sesuatu yang tidak boleh dipertontonkan di depan umum. Tetapi hal itu Beliau lakukan dengan kekuatan kesaktian dalam bentuk bayangan, dan hanya Sela yang dapat melihatnya. Pada Sela yang masih ragu terhadap Sang Tathagata, Sang Guru menunjukkan gambar alat vital pria yang tersembunyi dalam selaput tipis tersebut untuk menyadarkannya terhadap kebenaran. Sang Tathagata, O Baginda, sangat pandai dalam hal sarana. Untuk mencemooh kecantikan jasmani, Sang Guru membawa Bhante Nanda ke alam dewa untuk melihat wanita-wanita yang cantik di sana (Ja.ii.92-94), dan dengan sehelai kain putih Beliau menyadarkan Bhante Culapanthaka terhadap kekotoran tubuh". (Ja.i.116ff)


-------------

Ada yg tau cerita sebenarnya mengenai ini?
 
_/\_

::

Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Offline HokBen

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.525
  • Reputasi: 100
  • Gender: Male
Re: Milinda Panha
« Reply #48 on: 26 November 2007, 10:59:13 AM »
Hal itu mungkin berarti :

Jalan Dhamma itu ada banyak, tergantung pada motivasi dan kemampuan si murid.

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Milinda Panha
« Reply #49 on: 28 December 2007, 08:50:09 PM »
Pengen bahas yg ini:

---------

21. Kerendahan Hati Sang Buddha

        "Ini juga telah disabdakan oleh Sang Buddha:

'Mengendalikan badan adalah baik; Baik pula mengendalikan ucapan; Mengendalikan pikiran adalah baik; Baik pula mengendalikan segala hal'. (S.i.73; Dhp.v.361)

Tetapi ketika Sang Tathagata duduk di antara 4 kelompok (bhikkhu, bhikkhuni, umat awam pria, umat awam wanita). Beliau menunjukkan kepada Brahmana Sela sesuatu yang tidak seharusnya dipertontonkan didepan umum, yaitu alat vital pria yang tersembunyi dalam selaput tipis (M.ii.Sta.92; Sn.103). Jika Beliau melakukan hal itu, berarti pernyataan yang pertama tersebut salah".

        "Sang Buddha memang menunjukkan pada Sela si Brahmana sesuatu yang tidak boleh dipertontonkan di depan umum. Tetapi hal itu Beliau lakukan dengan kekuatan kesaktian dalam bentuk bayangan, dan hanya Sela yang dapat melihatnya. Pada Sela yang masih ragu terhadap Sang Tathagata, Sang Guru menunjukkan gambar alat vital pria yang tersembunyi dalam selaput tipis tersebut untuk menyadarkannya terhadap kebenaran. Sang Tathagata, O Baginda, sangat pandai dalam hal sarana. Untuk mencemooh kecantikan jasmani, Sang Guru membawa Bhante Nanda ke alam dewa untuk melihat wanita-wanita yang cantik di sana (Ja.ii.92-94), dan dengan sehelai kain putih Beliau menyadarkan Bhante Culapanthaka terhadap kekotoran tubuh". (Ja.i.116ff)


-------------

Ada yg tau cerita sebenarnya mengenai ini?
 
_/\_

::



Ada di sutta ngak bro Sumedho versi lengkapnya yg mengenai Sela?

Kalo bhante Nanda tau ceritanya, dan si culanpanthaka. Culanpanthaka ini bodoh utk ngerti ajaran Sang Buddha akhirnya Sang Buddha suruh Culanpanthaka perhatiin sehelai kain putih dan beberapa saat culanpanthak mencapai arahat. karena kain putih akhirnya pudar juga warnanya.
« Last Edit: 28 December 2007, 08:57:51 PM by bond »
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Milinda Panha
« Reply #50 on: 29 December 2007, 11:16:20 PM »
yg Sela ketemunya yg sutta lain, bukan yg itu.

masih mencari nih.... ada yg menemukan teman2x lain ?

There is no place like 127.0.0.1

 

anything