ne aku ada cerita ne seputar hong shui atau feng shui,
memang si sepertinya gak ada hubungan sama shio gt,
tapi menurut aku ne sama dari tradisi chinese jadi kurang lebih sama la menurut aku,
jadi ya semoga bermanfaat aja,
ne cerita juga aku dapat di forum DC ini,
cerita yang pertama di tulis ma member nya forum DC juga, nick nya MarFel, nama forum yang dia buat judul nya Buku " KARMA DAN NASIB"
BAB IV
MENELITI DAN MEMILIH HONG SUI YANG BAIK, APA KIRANYA DAPAT MERUBAH NASIB YANG TELAH DITAKDIRKAN?
Banyak orang dikala melihat famili dan temannya bernasib kurang mujur, akan menganjurkannya menata kembali Hong Suinya untuk memperbaiki nasibnya, benarkah begitu? Benar, dengan menata kembali Hong Sui dapat merubah si miskin menjadi kaya, merubah orang sakit menjadi sehat, dapat merubah pegawai yang tersendat karirnya menjadi maju dan naik gaji, merubah perdagangan yang sering merugi menjadi jaya, bahkan suami istri yang sering bertengkar menjadi harmonis dan rukun…..
Secara lahiriah, nampaknya Hong Sui dapat memperbaiki nasib. Tetapi, kebanyakan orang meremehkan kata mutiara yang terkandung dalam filsafat : “ Tempat yang baik dihuni oleh orang yang beruntung ( Hok Qi )”. Tegasnya, setiap tempat yang Hong Suinya baik, hanya dapat di huni oleh orang yang Hok Qi. Sebaliknya, oran yang tidak mempunyai Hok Qi, tak mungkin bisa menempati sebuah temapt yang ber Hong Sui baik.
Bagaimana mendapatkan Hok Qi itu ? Hal ini pernah kuterangkan di muka : 1/ Pembawaan sejak lahir
2. Di peroleh pada masa hidup ini dengan cara beramal yang banyak
Yang pertama adalah ketentuan masa yang sebelumnya, sedangkan yang kedua adalah tambahan pengisian kemudian.
Pada hakekatnya, Hong Sui memperbaiki nasib hanyalah gejala permukaan saja, hal ini mempunyai dasar tertentu. Ada 2 sumber sehingga Hong Sui dapat memperbaiki nasibnya dan yang kedua karena kebajikan yang dipupuknya pada masa ini sehingga menerima karma kebaikan itu. Jadi pada dasarnya yang benar-benar dapat memperbaiki NASIB bukanlah Hong Sui, melainkan “ SEBAB AKIBAT “ . Sebab, baik ketentuan pada masa sebelumnya maupun kebajikan yang dipupuknya pada masa kini merupakan karma baik yang di hasilkan pleh penanam Bibit Baik.
Sejak memperoleh ilmu keturunan telah 20 tahun kupelajari Hong Sui. Telah lama aku memperhatikan hal ini, Terkadang aku ingin dengan sekuat tenaga membantu si miskin yang pantas di simpati, dengan Cuma-Cuma memeriksa Hong Sui rumahnya, dan memberikan petunjuk padanya bagaimana mewiradati, menolak marabahaya, dan selalu memikirkan dengan cara-cara yang paling menghemat uang untuk memperbaikinya. Namun yang bersangkutan tidak tetap pendiriannya, bahkan mendengar atau lebih percaya uraian orang lain. Kadang-kadang tidak sesuai dengan cara untuk melaksanakannya, akhirnya aku hanya membuang-buang waktu dan pikiran. Hal ini disebabkan oleh karena terlalu sedikitnya ia menanamkan “ Benih-Benih Kebaikan ”
Tak sedikit orang yang diperantakan teman mencariku untuk memeriksa Hong Sui mereka, dengan sepenuh hati percaya padaku dan akupun dengan senang hati dan sekuat tenaga membantunya. Tetapi terkadangpun menjumpai Hong Sui yang tidak dapat di tolong lagi, menjadi tidak berdaya. Ini disebabkan karena ia belu waktunya menerima Karma Kebaikan.
Kira- kira 5 tahun yang lalu, aku berkenalan dengan seorang direktur bank. Usahanya berjalan dengan biasa-biasa saja, Kunasehatkan agar ia membongkar sebuah ruangan dan mempersempit pintu bank sebesar 20 inchi, Namun di sebabkan pertimbangan praktis, ia tidak sampai hati merubah dan ini berlarut-larut sampai 3 tahun, usahanya tetap begitu saja. Kemudian atas nasehat beberapa orang sahabat lamanya dan dengan menghancurkan ruangannya, akhirnya ia terpaksa menghapuskan ruangan tersebut, Selanjutnya usaha bank itu kian maju, Setelah lewat 3 bulan, secara tergesa-gesa ia merubah pintu banknya. Sejak itu, sangat lancarlah usahanya, ia membuka pasaran di Afrika, kini dia kaya raya. Sayang setelah menjadi kaya, kian jaranglah ia berhubungan dengan teman-eman lamanya. Mengapa ia menunda hingga 3 tahun baru membongkar ruangan itu? Hal ini di sebabkan karena saat jayanya belum tiba, Baru setelah teman-teman lamanya merusakkan ruangan itu, tibalah saat jayanya.
Ada pula yang aneh, Ada Hong Sui tempat tinggal orang yang di sebabkan pengaruh dari lingkungan luarnya, seperti Jalan raya dan bangunan gedung di depannya, nasibnya bertahun-tahun seperti terpendam, Tetapi tatkala saat perubahan ( akan menerima karma kebajkan), jalan raya di muka rumahnya digusr DPU, atau ada bangunan gedung lain didirikan yang menghadang pancaran buruk dari gedung tadi, maka dengan sendirinya telah memperbaiki Hong Suinya.
Tentu saja tak sedikit pula Hong Sui yang baik, disebabkan oleh berdirinya bangunan-bangunan baru atau jalan layang atau jalan raya yang dibuat, Sebaliknya berubah menjadi Hong Sui yang jelek. Kesemua perubahan baik dan buruk, sebenarnya tidak dapat melampaui prinsip “ HUKUM KARMA” Jadi, “HONG SUI” adalah permukaan batang daun saja, “SEBAB AKIBAT” adalah sumber isinya.
cerita di atas cuma aku ambil satu dari lima cerita, sisa cerita nya teman2 DC silahkan langsung baca aja di post nya, Buku " KARMA DAN NASIB".
trus ada satu cerita lagi dari forum DC ini juga, cuma aku lupa sapa yang ngepost,
SUHU FENGSHUI MENGHELA NAFAS DAN PERGI
Kampung halaman saya memiliki sebuah tradisi yakni suka melihat fengshui. Suhu fengshui selamanya dihormati orang dan disebut sebagai "dewa pengamat tanah" (Kan Di Xian). Reputasi seorang suhu fengshui bisa tersohor hingga radius puluhan km, orang yang mengundang suhu fengshui mengalir terus dan berdatangan ke rumah.
Namun, di tempat tinggal kami tersiar luas sebuah kisah yang telah berlangsung 20 tahun lebih tentang seorang Kandixian (baca: gan ti sien) yang kala itu rela melepas order ilmu fengshuinya.
Seorang manula meninggal dunia. Putranya juga seorang petani yang lugu, berusia 40 tahunan. Keluarga mereka pada awalnya adalah sebuah marga besar, makam leluhurnya pun cukup besar, maka ia berniat mencarikan ayahnya sebidang tanah makam yang agak baik, yang disebut "menghadirkan makam baru".
Kandixian diundang datang, dengan penuh hormat dipersilakan masuk rumah, dan dijamu dengan rokok dan teh bermerek. Ia mengatakan, "Orang tua saya telah berjuang seumur hidup, tanpa sempat menikmati rejeki, hati ini sungguh risau. Kini beliau telah tiada, bagaimanapun hendak mencarikan tanah makam yang agak baik, agar beliau tentram di alam baka sana, sekaligus sebagai balas budi seorang anak."
Kandixian sudah berusia 60 tahunan, seorang kakek kurus yang penuh semangat, ia mendengar perkataan sang pelanggan, hatinya agak tersentuh. Selama puluhan tahun berpraktek melihat fengshui, sepertinya baru kali ini mendengar argumen seperti itu, hanya ingin membahagiakan orang tua yang meninggal di alam baka.
Begitu banyak putra dan cucu berbakti yang mengundangnya selama ini, yang diomongkan pasti memohon setelah kepergian orang tua di rumah tetap ada yang mempedulikan dan agar anak cucu bisa berezeki melimpah.
Yang sedang kesulitan keuangan berdalih agar memperoleh perputaran nasib yang membaik, yang sedang hidup kecukupan memohon kenaikan pangkat, yang secara turun temurun hanya punya anak tunggal yang di mohon ialah mempunyai banyak anak cucu. Hari ini petani ini tidak memohon rezeki demi anak cucu, mau tak mau membuatnya timbul respek.
Kandixian mendengar perkataan si petani itu agak mengendorkan sikapnya yang biasanya jaga jarak dan serius, ia berkata, "Fengshui baik atau buruk adalah satu hal, sesuatu yang diwariskan oleh leluhur, dipastikan terdapat prinsip di dalamnya. Yang paling utama ialah rumah tangga bisa rukun, bajik terhadap orang lain," si petani mengiyakan.
Si petani mengikutinya keliling mencarikan tanah yang cocok untuk makam ayahnya. Ketika melewati sebidang ladang jagung, di depan ada sepetak sawah kedelai, setelah itu ladang jagung lagi. Jagung itu telah tumbuh setinggi orang, di kejauhan nampak seseorang sedang memetik jagung dan mengantonginya.
Si petani menarik Kandixian ke samping, lalu ia sendiri mengendap-endap mundur ke ladang jagung. Kandixian menanyainya apa yang terjadi. Ia berbisik, "Kita tunggu sejenak ya, tunggu setelah ia selesai memetik baru kita lewat."
Kandixian memandanginya dengan penuh selidik, si petani berkata, "Begini lho, tanah di depan itu adalah milik saya, orang yang sedang mengunduh jagung itu juga berasal dari desa saya, kalau kita bergegas, ia mana bisa menghindar? Lain kali mana ia punya muka ketemu saya?"
Kandixian berkata, "Bukankah ia sedang mencuri jagungmu? Kenapa malah engkau yang bersembunyi..."
Si petani menyahut, "Bukan mencuri, sama-sama asal satu desa, ia sangat miskin, biasanya kami juga tak mampu membantunya, ia memetik beberapa potong jagung, hitung-hitung sebagai sumbanganlah ( berdana )."
Kandixian terkesiap, "Saudara, tanah makam kalian saya tidak perlu melihat lagi. Dengan mengandalkan kebesaran jiwamu ini, kebajikan ini, orang yang ramah dan baik, ayah Anda mau dikubur dimana saja pasti merupakan sebuah bidang tanah pusaka fengshui."
Sepertinya Kandixian belum mau berhenti, ia berkata lagi, "Fengshui mengutamakan arah topografi dan kestabilan serta kokohnya kontur tanah, tetapi pusaka fengshui yang paling bagus pun membutuhkan keluarga yang berakhlak dan berkebajikan barulah layak. Keluarga yang licik, tanah pusaka fengshui baikpun bisa sirna. Hati Anda begitu tulus, pasti bisa mengundang fengshui yang baik."
"Liu Bei (pendiri negara Shu di dalam roman klasik Samkok pada abad 3 Masehi) menunggang De Lu, satu rejeki cukup untuk menekan seratus musibah. Orang-orang menganggap Liu Bei berejeki besar, mana ada yang tahu bahwa Liu Bei benar-benar seseorang yang bijaksana? Ada yang mengusulkan kepadanya agar De Lu, tunggangan tua yang merepotkan pemiliknya sendiri itu, disumbangkan kepada orang lain, ketika itu langsung ditolak oleh Liu Bei."
"Ia adalah seorang yang berjiwa besar, maka itu tatkala Liu Bei berada dalam bahaya, kuda itu mampu melayang melompati kali dan telah menyelamatkan jiwanya. Liu Bei sanggup mendirikan negeri Shu meski situasi dan kondisi negeri sedang kalut, seluruhnya berasal dari kebesaran jiwanya."
"Sebetulnya fengshui juga memiliki dalil yang sama, manusia yang sungguh-sungguh baik hati dan bermoral, fengshuinya tidak perlu dilihat. Anda adalah orang baik pertama yang pernah saya jumpai, fengshui untuk ayah Anda tidak perlu dilihat lagi. Kelak bagaimana menjadi manusia, saya perlu belajar dari Anda."
Usai berkata, ia membalikkan tubuh dan pergi tanpa pernah menoleh lagi ke belakang.
semoga bermanfaat