cerita ini mungkin memberi pelajaran bagi yan hui, tapi apakah confusius memikirkan si pembeli kain juga? ;D pelajaran apa yang didapat oleh si pembeli kain? ;D apakah dia akan terus mempertahankan egonya? ;D atau ada kelanjutan cerita yang membuat si pembeli kain menjadi sadar juga? ;Dyang jelas pada saat itu si pembeli tidak mati konyol. :)
guru yg baik, tidak berbohong...cerita ini bukan masalah matematika, bukan masalah benar atau salah, tapi lebih ke perikemanusiaan. :)
di math, 8x3=24
gak ada jawaban lain...
gak usah muter2...
setuju... 8x4=32:))
yang jelas pada saat itu si pembeli tidak mati konyol. :)
cerita ini bukan masalah matematika, bukan masalah benar atau salah, tapi lebih ke perikemanusiaan. :)
:))
setiap orang punya pemikiran berbeda. :)
kalau sis aja baca lebih teliti...
Confusius pernah dikalahkan oleh anak kecil...
(pernah diposting di DC... tapi gak tau dimana udah)
kalau sis aja baca lebih teliti...http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=5086.msg84472
Confusius pernah dikalahkan oleh anak kecil...
(pernah diposting di DC... tapi gak tau dimana udah)
http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=5086.msg84472
[at] Hema
Hanya membandingkan saja. Walaupun suatu perkataan menyenangkan, tapi bukan kebenaran, tidak akan dikatakan oleh Tathagata.
Dalam kisah ini, Confucius memang menyelamatkan nyawa si bodoh, tapi ia jelas 'memerkosa' hak jabatan si Yan Hui. Ini adalah tindakan yang tidak adil. Kita boleh menyelamatkan orang lain dengan usaha kita, atau bahkan mengorbankan diri kita, namun kita tidak berhak mengorbankan orang lain untuk menyelamatkan orang lain lagi.
Sementara untuk kisah2 berikutnya (petir & hampir bunuh orang) sebetulnya adalah kasus yang berbeda sama sekali untuk 'menggiring opini' bahwa Confucius ini bijak & 'mahatahu' sehingga tindakannya tidak mungkin keliru, pasti untuk kebaikan semua orang.
dalam hal ini gw katakan confucius tidak bijak!Kalau menurut saya, bukan 'tidak' bijak sih, tapi 'kurang'. Nah, kalau Yan Hui-nya juga kepala batu, bertaruh dengan kepalanya juga, baru jadi tantangan yang sebenarnya. ;D
dalam hal ini gw katakan confucius tidak bijak!
[at] HemaConfucius jelas tidak ada apa2nya dibandingkan Tathagata. ;D
Hanya membandingkan saja. Walaupun suatu perkataan menyenangkan, tapi bukan kebenaran, tidak akan dikatakan oleh Tathagata.
Dalam kisah ini, Confucius memang menyelamatkan nyawa si bodoh, tapi ia jelas 'memerkosa' hak jabatan si Yan Hui. Ini adalah tindakan yang tidak adil. Kita boleh menyelamatkan orang lain dengan usaha kita, atau bahkan mengorbankan diri kita, namun kita tidak berhak mengorbankan orang lain untuk menyelamatkan orang lain lagi.
Sementara untuk kisah2 berikutnya (petir & hampir bunuh orang) sebetulnya adalah kasus yang berbeda sama sekali untuk 'menggiring opini' bahwa Confucius ini bijak & 'mahatahu' sehingga tindakannya tidak mungkin keliru, pasti untuk kebaikan semua orang.
example please , jika anda bijak tolong jabarkan lebih lanjut jika ada hal seperti itu :)
maka kedua kepala batu pun menghadap,loh, malah jadi tinju2an.. ???
syaratnya udah tentu hrs lucutin senjata sebelum mendptkan jawaban..
dan mereka diadu tinju2an..serta diberi pelajaran..............
dan kakinya diikat dgn ranti besi... supaya gak kemana-mana...
8x3 dpt dibuktikan....
dgn mereka merasakan tinju2an bisa sakit lhooo
yang ini perlu disensor nih cc... ;D ;D ;DConfucius jelas tidak ada apa2nya dibandingkan Tathagata. ;D
yang ini perlu disensor nih cc... ;D ;D ;Dtapi memang benar begitu kan. :)
tapi memang benar begitu kan. :)kalau menurut kita emang benar begitu..
Confucius jelas tidak ada apa2nya dibandingkan Tathagata. ;DUntuk yang itu, saya bilang kita boleh mengusahakan apapun untuk menyelamatkan 10 orang yang salah tempat, bahkan kalau perlu, mengorbankan diri pun silahkan. Tapi dalam prosesnya, tidak boleh mengorbankan orang lain yang tidak bersalah.
dalam kasus kereta api diatas, apakah lebih baik membiarkan saja keretanya menabrak 10 orang yang salah tempat, om kainyn?
Untuk yang itu, saya bilang kita boleh mengusahakan apapun untuk menyelamatkan 10 orang yang salah tempat, bahkan kalau perlu, mengorbankan diri pun silahkan. Tapi dalam prosesnya, tidak boleh mengorbankan orang lain yang tidak bersalah.
Jika sudah dilakukan usaha penyelamatan namun 10 orang tetap mati, maka perbuatan baik (usaha menyelamatkan) telah terjadi, walaupun tidak berhasil mengurangi/menghilangakan buah kamma buruk 10 orang itu (yang tetap mati). Jika kita mengorbankan yang 1 itu, maka itu adalah pembunuhan.
maka kedua kepala batu pun menghadap,
syaratnya udah tentu hrs lucutin senjata sebelum mendptkan jawaban..
dan mereka diadu tinju2an..serta diberi pelajaran..............
dan kakinya diikat dgn ranti besi... supaya gak kemana-mana...
8x3 dpt dibuktikan....
dgn mereka merasakan tinju2an bisa sakit lhooo
Untuk yang itu, saya bilang kita boleh mengusahakan apapun untuk menyelamatkan 10 orang yang salah tempat, bahkan kalau perlu, mengorbankan diri pun silahkan. Tapi dalam prosesnya, tidak boleh mengorbankan orang lain yang tidak bersalah.tanya lagi ya om kainyn ;D
Jika sudah dilakukan usaha penyelamatan namun 10 orang tetap mati, maka perbuatan baik (usaha menyelamatkan) telah terjadi, walaupun tidak berhasil mengurangi/menghilangakan buah kamma buruk 10 orang itu (yang tetap mati). Jika kita mengorbankan yang 1 itu, maka itu adalah pembunuhan.
tanya lagi ya om kainyn ;DMengusahakan agar 10 orang bodoh itu tahu selekasnya bahwa di ada di tempat yang salah.
seandainya om kainyn ada diposisi si penjaga rel, apa yang akan om kainyn lakukan?
Untuk yang itu, saya bilang kita boleh mengusahakan apapun untuk menyelamatkan 10 orang yang salah tempat, bahkan kalau perlu, mengorbankan diri pun silahkan. Tapi dalam prosesnya, tidak boleh mengorbankan orang lain yang tidak bersalah.
Jika sudah dilakukan usaha penyelamatan namun 10 orang tetap mati, maka perbuatan baik (usaha menyelamatkan) telah terjadi, walaupun tidak berhasil mengurangi/menghilangakan buah kamma buruk 10 orang itu (yang tetap mati). Jika kita mengorbankan yang 1 itu, maka itu adalah pembunuhan.
apakah usaha menyelamatkan 10 orang itu gak berbuah baik sehingga dapat menutupi kamma buruk dari pembunuhan?Daripada tamak akan karma baik, lebih baik menghentikan semua jenis kejahatan, termasuk membunuh. Tidak dapat karma baik tidak akan membuat kita celaka, namun membunuh akan membuat kita celaka.
Daripada tamak akan karma baik, lebih baik menghentikan semua jenis kejahatan, termasuk membunuh. Tidak dapat karma baik tidak akan membuat kita celaka, namun membunuh akan membuat kita celaka.
Saya kasih contoh ekstrem lagi, 100 (jangan 10) orang sedang mabuk-mabukan jadi berjalan di rel yang salah. Di antara mereka habis mencuri dan menipu untuk mendapat uang, lalu sebagian lagi sambil mabuk juga berpesta seks.
Di rel lain, ada seorang Arahat yang mengetahui rel tersebut tidak ada keretanya, lalu sedang meditasi jalan mondar-mandir dengan penuh kesadaran. Lalu ada kereta yang akan melintas, Sis Terwelu jadi tukang jaga relnya. Dengan 'matematika karma', membunuh 1 orang, bisakah lepas dari akibat buruknya karena telah menyelamatkan 100 orang?
bkn objek itu netral ya kk? :P kt kan ga kenal sama org itu.. gmn kalo atasan yg menyuruh ganti rel? apakah ttp mengorbankan 10 org demi 1 org kk?Objek itu netral, tapi setiap objek memang berbeda. Misalnya Sis Terwelu pegang ember dan setrika panas, walaupun objeknya netral, kalau dipegang hasilnya beda.
Objek itu netral, tapi setiap objek memang berbeda. Misalnya Sis Terwelu pegang ember dan setrika panas, walaupun objeknya netral, kalau dipegang hasilnya beda.
Begitu juga objek dari kamma, walaupun niatnya sama, jika dilakukan terhadap orang yang memiliki moralitas tinggi, perbuatan baik maupun buruk, menghasilkan lebih banyak. Menurut teori kamma begitu.
menurutku penjaga rel tugasnya memastikan kereta api dapat lewat dengan selamat, kalau 1 org itu kenapa di atas rel, n kl dgr suara kereta api mgkn aja dgn refleks bs menghindar, jd mgkn semuanya bs selamat....menurut kk?Itu spekulasi. Tapi intinya kalau memang yakin bisa menyelamatkan semuanya, lakukanlah. Tapi kalau menurutku, jangan mengorbankan satupun orang yang tidak bersalah demi menyelamatkan banyak orang yang memang bersalah.
Itu spekulasi. Tapi intinya kalau memang yakin bisa menyelamatkan semuanya, lakukanlah. Tapi kalau menurutku, jangan mengorbankan satupun orang yang tidak bersalah demi menyelamatkan banyak orang yang memang bersalah.
Tp dari cerita kk kayanya hrsnya jangan mengorbankan banyak orang yang tidak bersalah demi satu orang yang salah (main di atas rel?) :P ;DCerita saya yang mana? Di cerita saya ada 100 orang yang main di rel yang salah, dan ada 1 orang yang main di rel yang benar. Dari cerita saya, sebaiknya tidak mengorbankan 1 yang benar, walaupun hanya satu, karena adalah haknya dia untuk hidup. Sedangkan 100 itu, walaupun banyak, jikapun tertabrak adalah karena kesalahannya sendiri. Kita boleh mengusahakannya, tapi tidak dengan mengorbankan yang tidak bersalah.
apakah tindakan bijaksana menyuruh mereka berkelahi? ???
kenapa tidak di beri jawaban yg sebenarnya saja sambil memberi masukan serta penjelasan dan menjadi penengah agar muridnya tidak memenggal kepala orang tersebut, dan si murid pastinya tidak akan emosi atau melakukan pembunuhan
Tahtagata hanya mengatakan hal yang bermanfaat untuk mendorong menuju pencerahan. Dan menyampaikan dengan cara yang sesuai dengan tingkat batin dan kecenderungan si pendengar.
Hanya membandingkan saja. Walaupun suatu perkataan menyenangkan, tapi bukan kebenaran, tidak akan dikatakan oleh Tathagata.
Dalam kisah ini, Confucius memang menyelamatkan nyawa si bodoh, tapi ia jelas 'memerkosa' hak jabatan si Yan Hui. Ini adalah tindakan yang tidak adil. Kita boleh menyelamatkan orang lain dengan usaha kita, atau bahkan mengorbankan diri kita, namun kita tidak berhak mengorbankan orang lain untuk menyelamatkan orang lain lagi.
Sementara untuk kisah2 berikutnya (petir & hampir bunuh orang) sebetulnya adalah kasus yang berbeda sama sekali untuk 'menggiring opini' bahwa Confucius ini bijak & 'mahatahu' sehingga tindakannya tidak mungkin keliru, pasti untuk kebaikan semua orang.
Tahtagata hanya mengatakan hal yang bermanfaat untuk mendorong menuju pencerahan. Dan menyampaikan dengan cara yang sesuai dengan tingkat batin dan kecenderungan si pendengar.Betul, dan tidak ada kebohongan yang bermanfaat bagi pengembangan bathin, maka Tathagata tidak pernah mengucapkan hal yang tidak benar.
Confucius sudah mengenali sifat dan pola pikir Yan Hui. Menurut saya jabatan itu tidak terlalu penting bagi Yan Hui, karena Yan Hui tipe orang yang suka belajar dan orang baik jadi menurut saya kekecewaan-nya terbesar karena melihat guru-nya tiba-tiba menjadi orang bodoh.Bukan masalah penting atau tidak penting. Walaupun Yan Hui hanya kehilangan uang 1 sen, tetap itu bukan hal yang sepantasnya.
Jika Yan Hui punya pola pikir panjang maka dia akan bertanya pada guru-nya,"Kenapa jawabannya begitu?"Siapa yang tidak emosi jika dipermalukan di depan umum sampai harus menyerahkan topi jabatan dan ditertawakan oleh orang bodoh?
Tapi tidak terjadi seperti itu karena Yan Hui tipe orang yang emosi dulu baru pikir kemudian.
Pada keesokan harinya, Yan Hui kembali ke Confusius, berlutut dan berkata: “Guru, bagaimana guru tahu apa yang akan terjadi?” Confusius berkata: “Kemarin hari sangatlah panas, diperkirakan akan turun hujan petir, makanya guru mengingatkanmu untuk tidak berlindung dibawah pohon.. Kamu kemarin pergi dengan amarah dan membawa pedang, maka guru mengingatkanmu agar jangan membunuh”.Mungkin ia memang mampu melihat hal seperti itu, namun kemampuannya tersebut adalah satu hal, sementara berkata yang tidak benar adalah hal lain.
Yan Hui berkata: “Guru, perkiraanmu hebat sekali, murid sangatlah kagum.”
Menurut saya sih bukan menggiring opini tapi memang suatu perkiraan yang mungkin terjadi. Yang menunjukkan confusius mengenal gejala alam sama seperti mengenal muridnya.
Cerita saya yang mana? Di cerita saya ada 100 orang yang main di rel yang salah, dan ada 1 orang yang main di rel yang benar. Dari cerita saya, sebaiknya tidak mengorbankan 1 yang benar, walaupun hanya satu, karena adalah haknya dia untuk hidup. Sedangkan 100 itu, walaupun banyak, jikapun tertabrak adalah karena kesalahannya sendiri. Kita boleh mengusahakannya, tapi tidak dengan mengorbankan yang tidak bersalah.
ooo maap aku salah baca kk, kirain 10 orang itu penumpang kereta ternyata main di rel jg ya... :)) ^:)^ ^:)^ ^:)^Iya, bukan penumpang, tapi yang lagi mabuk2an di rel. :)
Bukan masalah penting atau tidak penting. Walaupun Yan Hui hanya kehilangan uang 1 sen, tetap itu bukan hal yang sepantasnya.Saya kurang tahu juga tentang cerita ini?Apakah ini sebuah sejarah?Karena kalau dari jalan cerita diatas tidak dinyatakan di depan umum.
Siapa yang tidak emosi jika dipermalukan di depan umum sampai harus menyerahkan topi jabatan dan ditertawakan oleh orang bodoh?
Mungkin ia memang mampu melihat hal seperti itu, namun kemampuannya tersebut adalah satu hal, sementara berkata yang tidak benar adalah hal lain.Mungkin pertanyaan dan jawaban kreativitas. Sama seperti saya pernah ditanya ketika melamar kerja dulu. 4x6=24.
Sekarang kalau mau kita analisa ceritanya:
Awalnya: si pembeli tolol mengatakan 3x8 =23
Kejadian terjadi.
Hasilnya: si tolol tetap pada pandangan tololnya (3x8=23), bahkan diangkat jadi pejabat.
Buat si Yan Hui: mendapat pelajaran bahwa demi tujuan yang dianggap mulia, kebenaran boleh diganti jadi kebohongan.
Kebenaran memang tidak selalu harus dipertahankan secara keras kepala (seperti halnya si Yan Hui berkeras 3x8=24, dalam cerita ini), namun bukan berarti kebenaran kemudian boleh dibelok-belokkan (seperti halnya Confucius menyatakan 3x8=23 adalah benar, dalam cerita ini).
yang jelas pada saat itu si pembeli tidak mati konyol. :)
cerita ini bukan masalah matematika, bukan masalah benar atau salah, tapi lebih ke perikemanusiaan. :)
:))
Saya kurang tahu juga tentang cerita ini?Apakah ini sebuah sejarah?Karena kalau dari jalan cerita diatas tidak dinyatakan di depan umum.
Mungkin pertanyaan dan jawaban kreativitas. Sama seperti saya pernah ditanya ketika melamar kerja dulu. 4x6=24.
Sesuatu yang benar menurut saya benar tapi saya tidak lulus. Karena yang dicari bukan orang yang menjawab seperti itu. Ada yang menjawab 4x6=2000.Malah itu yang diterima.
Alasannya 2000 karena jawaban itu yang didapat jika kita tanya ke tukang cuci foto ;D
memang tidak mati konyol di tanga yan hui ;D. tapi nantinya akan mati lebih konyol di tangan orang lain ;D.:hammer:
nona hema pernah mendengar pepatah, 'kalo orang bodoh didukung terus kebodohannya, maka selanjutnya semuanya akan menjadi lebih bodoh lagi'? ;D pasti belom pernah kan? ;D karena itu pepatah made in bawel :)).
benar itu memang bukan masalah matematika, karena di pasar sering terjadi 4x5=16 karena dapet diskon 20% :)). tapi kalo orang memaksakan kehendak supaya dapet 16 bukannya 20 maka siap-siap aja terjadi seperti yang dialami pembeli durian di tangerang ;D. ditebas sama goloknya tukan duren :P.
Mengusahakan agar 10 orang bodoh itu tahu selekasnya bahwa di ada di tempat yang salah.bagaimana kalau misalnya kondisinya tidak mendukung bagi kita untuk memberi tahu, misalnya jarak yang terlalu jauh. om kainyn?
Daripada tamak akan karma baik, lebih baik menghentikan semua jenis kejahatan, termasuk membunuh. Tidak dapat karma baik tidak akan membuat kita celaka, namun membunuh akan membuat kita celaka.Bagaimana jika contohnya dirubah menjadi 100 orang adalah orang tuna netra di rel yang salah? Dan 1 orang penjahat di rel yang benar?
Saya kasih contoh ekstrem lagi, 100 (jangan 10) orang sedang mabuk-mabukan jadi berjalan di rel yang salah. Di antara mereka habis mencuri dan menipu untuk mendapat uang, lalu sebagian lagi sambil mabuk juga berpesta seks.
Di rel lain, ada seorang Arahat yang mengetahui rel tersebut tidak ada keretanya, lalu sedang meditasi jalan mondar-mandir dengan penuh kesadaran. Lalu ada kereta yang akan melintas, Sis Terwelu jadi tukang jaga relnya. Dengan 'matematika karma', membunuh 1 orang, bisakah lepas dari akibat buruknya karena telah menyelamatkan 100 orang?
Bagaimana jika contohnya dirubah menjadi 100 orang adalah orang tuna netra di rel yang salah? Dan 1 orang penjahat di rel yang benar?
orang tuna netra malah pinter2...Penjahat di rel yg benar, mau nyopet, ngerampok, dll lah.. masa mejeng kyk foto model di rel yg benar (dlm arti dia naik kereta api). Klo orang baik di rel salah, ya salah dia kenapa di rel salah.. Itu artinya karma buruk dia udah berbuah..
dari getaran kereta di rel
dari bauan asap
dari suara
dia udah kabur duluan....
dan penjahat ya ngapain di rel tuhhh, gersang toh disana :o
Saya kurang tahu juga tentang cerita ini?Apakah ini sebuah sejarah?Karena kalau dari jalan cerita diatas tidak dinyatakan di depan umum.Sama, tidak tahu. Kalau menurut saya, sepertinya bukan sejarah.
Mungkin pertanyaan dan jawaban kreativitas. Sama seperti saya pernah ditanya ketika melamar kerja dulu. 4x6=24.Ya, kalau saya mungkin akan menjawab sekitar 50.000.000, karena tanah kuburan sekarang memang mahal. ;D
Sesuatu yang benar menurut saya benar tapi saya tidak lulus. Karena yang dicari bukan orang yang menjawab seperti itu. Ada yang menjawab 4x6=2000.Malah itu yang diterima.
Alasannya 2000 karena jawaban itu yang didapat jika kita tanya ke tukang cuci foto ;D
memang tidak mati konyol di tanga yan hui ;D. tapi nantinya akan mati lebih konyol di tangan orang lain ;D.Di Rusia juga ada ungkapan: "Дурака́ учи́ть — то́лько по́ртить." (Mengajari orang bodoh hanyalah memanjakannya.) Jikapun dimodali 3x8=24, belum tentu seorang tolol menggunakannya dengan benar, apalagi jika dimodali keyakinan 3x8=23.
nona hema pernah mendengar pepatah, 'kalo orang bodoh didukung terus kebodohannya, maka selanjutnya semuanya akan menjadi lebih bodoh lagi'? ;D pasti belom pernah kan? ;D karena itu pepatah made in bawel :)).
benar itu memang bukan masalah matematika, karena di pasar sering terjadi 4x5=16 karena dapet diskon 20% :)). tapi kalo orang memaksakan kehendak supaya dapet 16 bukannya 20 maka siap-siap aja terjadi seperti yang dialami pembeli durian di tangerang ;D. ditebas sama goloknya tukan duren :P.
Saya kurang tahu juga tentang cerita ini?Apakah ini sebuah sejarah?Karena kalau dari jalan cerita diatas tidak dinyatakan di depan umum.
belajarlah menggunakan jenis barang dan unit yg mengikutinnya....Ini juga benar. Dengan detail, bisa dijawab dengan benar sesuai konteks. 1+1 kalau konteksnya Adam & Hawa juga jadi 6 milyar. Di tempat saya, 4x8x8=84.000, sedangkan 20x25=37.500.
gula 100 derajat + air 100 derajat... apakah sama dengan 200 derajat ?
nah itu celcius atau fahrenheit atau kelvin... jadi derajat aja juga gak cukup jelas....
detail
detail
;D
:hammer:Ya, tidak semua hal di dunia ini bisa kita ubah.
bagaimana kalau misalnya kondisinya tidak mendukung bagi kita untuk memberi tahu, misalnya jarak yang terlalu jauh. om kainyn?
dari komen2 yang sebelumnya, sepertinya akan dijawab biarkan saja mereka yang menjadi korban karena kesalahannya sendiri. :)
tanya lagi yah, bagaimana kalo misalnya 10 orang yang lalai itu adalah anggota keluarga kita ataupun orang2 yang kita sayangi?Kalau buat saya, bukan 'mengorbankan' karena bukan saya yang membuat mereka berjalan di rel salah sehingga tertabrak kereta. Ya, sepertinya saya akan merelakannya. Sepertinya akan lebih sulit bersenang-senang dengan keluarga sendiri sementara saya membuat orang lain kehilangan keluarganya. Itu kebahagiaan yang tidak pantas.
apakah akan tetap mengorbankan mereka om kainyn?
Bagaimana jika contohnya dirubah menjadi 100 orang adalah orang tuna netra di rel yang salah? Dan 1 orang penjahat di rel yang benar?Jikapun 100 arahat di rel yang salah, itu tetap adalah kesalahan mereka, konsekwensinya adalah tertabrak kereta. Sebaliknya 1 orang bajingan bejad di rel yang benar, maka adalah haknya untuk tidak tertabrak kereta.
susah dipastikan apakah itu sejarah yg benar2 terjadiTerima kasih info-nya. Saya ingin tahu Yan Hui apakah seorang pejabat atau bukan. Jika ternyata dia seorang pejabat maka bagian apakah fungsi Yan Hui?
atau ajaran moral yg digambarkan melalui cerita
biasanya kitab2 kuno kumpulan ajaran moralitas Confusius
itu diajarkan di pelajaran Sastra Kuno
bukan di dalam pelajaran sejarah
salah satu kitab itu ada yg berisi percakapan Confusius dengan murid2nya
dan dikumpulkan menjadi 1 kitab yg utamanya ajaran moralitas
dari wikipedia
Because no texts are demonstrably authored by Confucius, and the ideas most closely associated with him were elaborated in writings that accumulated over the period between his death and the foundation of the first Chinese empire in 221 BC, many scholars are very cautious about attributing specific assertions to Confucius himself. His teachings may be found in the Analects of Confucius (論語), a collection of aphorisms, which was compiled many years after his death. For nearly 2,000 years he was thought to be the editor or author of all the Five Classics (五經)[6][7] such as the Classic of Rites (禮記) (editor), and the Spring and Autumn Annals (春秋) (author).
http://en.wikipedia.org/wiki/Confucius
Ini juga benar. Dengan detail, bisa dijawab dengan benar sesuai konteks. 1+1 kalau konteksnya Adam & Hawa juga jadi 6 milyar. Di tempat saya, 4x8x8=84.000, sedangkan 20x25=37.500.
Jikapun 100 arahat di rel yang salah, itu tetap adalah kesalahan mereka, konsekwensinya adalah tertabrak kereta. Sebaliknya 1 orang bajingan bejad di rel yang benar, maka adalah haknya untuk tidak tertabrak kereta.Saya tidak meminta 100 arahat tapi hanya 100 orang buta. Orang buta tidak bisa melihat jadi tidak akan tahu apakah dia di rel yang salah atau bukan. Jika bro adalah penjaga rel tersebut, apakah masih memakai prinsip yang sama seperti sebelumnya?Yang berada pada rel yang benar lebih punya hak untuk hidup.
Lain lagi masalahnya kalau memang saya mau menyingkirkan 1 orang itu, maka terlepas dari siapa di rel lain, ini adalah kesempatan untuk menghajarnya. ;D Tapi itu tentu kasus berbeda.
orang tuna netra malah pinter2...Kalau dari bau asap berarti keretanya sudah depan mata bro. Yang terjadi itu mereka akan saling tabrak menabrak untuk menyelamatkan diri.
dari getaran kereta di rel
dari bauan asap
dari suara
dia udah kabur duluan....
dan penjahat ya ngapain di rel tuhhh, gersang toh disana :o
Terima kasih info-nya. Saya ingin tahu Yan Hui apakah seorang pejabat atau bukan. Jika ternyata dia seorang pejabat maka bagian apakah fungsi Yan Hui?
Jadi bagaimana memutuskan bijak/kurang bijak cerita diatas? Jika konteksnya tidak tahu?
Saya tidak meminta 100 arahat tapi hanya 100 orang buta. Orang buta tidak bisa melihat jadi tidak akan tahu apakah dia di rel yang salah atau bukan. Jika bro adalah penjaga rel tersebut, apakah masih memakai prinsip yang sama seperti sebelumnya?Yang berada pada rel yang benar lebih punya hak untuk hidup.
Jadi bagaimana memutuskan bijak/kurang bijak cerita diatas? Jika konteksnya tidak tahu?
Saya tidak meminta 100 arahat tapi hanya 100 orang buta. Orang buta tidak bisa melihat jadi tidak akan tahu apakah dia di rel yang salah atau bukan. Jika bro adalah penjaga rel tersebut, apakah masih memakai prinsip yang sama seperti sebelumnya?Yang berada pada rel yang benar lebih punya hak untuk hidup.
:hammer:
bagaimana kalau misalnya kondisinya tidak mendukung bagi kita untuk memberi tahu, misalnya jarak yang terlalu jauh. om kainyn?
dari komen2 yang sebelumnya, sepertinya akan dijawab biarkan saja mereka yang menjadi korban karena kesalahannya sendiri. :)
tanya lagi yah, bagaimana kalo misalnya 10 orang yang lalai itu adalah anggota keluarga kita ataupun orang2 yang kita sayangi?
apakah akan tetap mengorbankan mereka om kainyn?
Di Rusia juga ada ungkapan: "Дурака́ учи́ть — то́лько по́ртить." (Mengajari orang bodoh hanyalah memanjakannya.) Jikapun dimodali 3x8=24, belum tentu seorang tolol menggunakannya dengan benar, apalagi jika dimodali keyakinan 3x8=23.
Di tempat saya, 4x8x8=84.000, sedangkan 20x25=37.500.
daripada sibuk menimbang2, lebih baik si penjaga berteriak sambil memukul2 kentongan atau membunyikan sirene dan menyuruh orang2 menyingkir dari rel.
mungkin maksud bro Kainyn menggunakan contoh 'mahluk suci Arahat' saja harus terima resiko berada ditempat yg salah, apalagi mahluk lainnya (manusia : orang buta, bayi, orantg tua, orang cacat fisik dsb)
semoga salah ! :))
Kalau bro Indra jadi penjaga rel kereta kasus-nya harus diubah. Misalnya dicampur tuna netra dengan tuna rungu. Atau kentongannya tidak ada dan kebetulan sirene rusak. =))
gue akan membiarkan kereta berada di jalur yg benar, kemudian lari sekencang2nya sambil teriak ke orang2 itu. si tuna netra akan mendengar teriakan gue, dan gue lompat dengan mengerahkan ginkang untuk mendorong si tuna rungu. gue mungkin saja gagal menyelamatkan beberapa orang, tapi namanya juga usaha.
kalo gue memindahkan jalur kereta dan orang2 yg tidak bersalah mati karena itu, maka gue telah melakukan pembunuhan dengan sengaja, secara sila saya memilih untuk tidak melakukan pembunuhan walaupun dengan dalih untuk menyelamatkan orang lain. tentu saja hal ini tidak mutlak benar, kembali lagi kepada pilihan kita masing2.
Kalau saya lebih memilih memindahkan jalur kereta. Karena lebih mudah dan tidak repot untuk keluarkan ginkang mengurus 100 orang cacat. Berhubung yang berada di rel itu hanya ada 1 orang penjahat. =))
Memangnya ada yang salah jika dipindahkan jalur rel kereta tersebut? Yang namanya rel kereta itu tempat kereta berjalan bukan tempat meditasi atau yang lainnya. Jadi mau jalur aktif atau tidak menurut saya siapapun yang berada disana adalah salah.
oh, rel tidak aktif biasanya tidak lagi dalam maintenance, resiko yg dihadapi bisa jadi lebih besar, misalnya rel anjlok dan kereta terguling. tapi baik, saya tidak akan memperdebatkan soal pindah rel ini. Tapi Sis lebih memilih untuk membunuh walaupun dengan dalih untuk menyelamatkan orang banyak?
oh, rel tidak aktif biasanya tidak lagi dalam maintenance, resiko yg dihadapi bisa jadi lebih besar, misalnya rel anjlok dan kereta terguling. tapi baik, saya tidak akan memperdebatkan soal pindah rel ini. Tapi Sis lebih memilih untuk membunuh walaupun dengan dalih untuk menyelamatkan orang banyak?
umat buddhis yg benar tetep menghindari pembunuhan walaupun nyamuk
Hi rekan Hemayanti :)Menurut saya jika kita sungguh ingin benar-benar pasti, maka kita harus menciptakan mesin waktu dan menonton langsung kejadiannya. Jika bisa diwawancara maka kita wawancara langsung. Karena hal itu tidak memungkinkan, jadi kita hanya bisa mengambil pelajaran saja menurut pandangan sendiri-sendiri.
Thanks postingannya ya :)
Numpang posting ya :)
Banyak hal yang bisa saya pelajari dalam kisah ini.
1. Menurut saya , kemungkinan pembeli kain bukanlah orang sembarangan,
Nabi KongZi sangat terkenal kepandaiannya dan kebijaksanaan Beliau. Pembeli kain pasti tahu bahwa 3x8 =24 dan saya rasa dia juga tahu bahwa Nabi KongZi juga tahu, namun sepertinya pembeli kain yakin Nabi KongZi akan memenangkan dia dibandingkan YanHui, murid Nabi KongZi. (Apakah hanya karena keberuntungan ternyata Nabi KongZi memilih pembeli kain yang menang ? maybe yes/maybe no)
2. Dalam kisah ini, diceritakan Nabi KongZi dapat memprediksi kejadian2 selanjutnya dari YanHui, Nah, apa ya kira2 prediksi Nabi KongZi setelah memenangkan pembeli kain (padahal menurut kita, Nabi KongZi memenangkan pihak yang salah ?)Karena si pembeli kain hanya pemain figuran jadi tidak ada kelanjutannya. Namanya juga figuran.
3. CMIIW, salah satu keterbatasan para Buddha adalah tidak bisa menolong mahluk yang tak berjodoh, dan juga mungkin Nabi KongZi sudah memprediksi bahwa YanHui dapat memperoleh Pencerahan terlebih dahulu, untuk itu bimbingan Nabi KongZi kepada YanHui sangat keras (walaupun menurut pemikiran kita, adalah tak benar ? )Bagi bro mungkin kelihatan keras tapi bagi Yan Hui mungkin tidak. Atau kalau memang ternyata keras berarati Yan Hui merasa cocok dengan cara keras. Karena jika tidak cocok pasti dia tidak akan belajar pada guru-nya itu.
5. Saya suka kalimat, “Mundur selangkah, malah yang didapat adalah kebaikan bagi semua orang”.
Menurut saya jika kita sungguh ingin benar-benar pasti, maka kita harus menciptakan mesin waktu dan menonton langsung kejadiannya. Jika bisa diwawancara maka kita wawancara langsung. Karena hal itu tidak memungkinkan, jadi kita hanya bisa mengambil pelajaran saja menurut pandangan sendiri-sendiri.Ya, rekan Sriyekline, setuju. Mari kita ambil pelajaran menurut pandangan sendiri :)
Bagi bro mungkin kelihatan keras tapi bagi Yan Hui mungkin tidak. Atau kalau memang ternyata keras berarati Yan Hui merasa cocok dengan cara keras. Karena jika tidak cocok pasti dia tidak akan belajar pada guru-nya itu..Ya, rekan Sriyekline, setuju lagi.
Tergantung situasinya. Bagaimana seandainya bro anggota KPK dan tahu segerombolan koruptor telah melakukan korupsi begitu banyak? Dan bro punya kesempatan untuk mengungkapkannya sehingga mereka tertangkap. Apakah karena prinsip mundur 1 langkah, maka bro memilih tidak melakukannya karena menimbang begitu banyak yang harus dipenjarakan dan begitu banyak keluarga yang akan terlantar jika para pelaku dipenjarakan?Ya, rekan Sriyekline, setuju lagi2.
Seandainya saya tahu bahwa ada rel yang putus disekitar saya. Menurut bro apakah saya berani mengambil keputusan itu? Sekalipun rel itu tidak aktif bukan berarti dalam keadaan rusak kan? Dan apakah masinis yang mengendalikan kereta api itu tidak akan berhenti melihat keramaian dan melihat jalur dipindahkan? Jadi panjang rel kereta yang digunakan juga hanya sampai kereta berhenti.
Membunuh atau tidak menurut saya sih tergantung apa yang dipikirkan dan tindakan yang dilakukan. Misalnya: walaupun kereta tetap pada jalur. Dan orang itu tidak melakukan apapun hanya berpikir,"Aduh mudah-mudahan orang-orang ini pada kelindas." Itu sudah termasuk membunuh menurut saya. Tapi dalam pikirannya. Objek di pikiran yang terbunuh.
Sama seperti ketika bro Indra mengerahkan ginkang untuk menyelamatkan dan tidak berhasil menyelamatkan seluruhnya. Apakah yang tidak berhasil diselamatkan itu memang sengaja bro Indra bunuh karena dalih kereta harus tetap berada pada jalur yang benar?
kita sudah berspekulasi terlalu jauh, Sis dan saya bukan si masinis, dan kita tidak tahu situasi yg sebenarnya, untuk memperburuk situasi, rel yg tidak aktif itu sebenarnya sudah sangat keropos walaupun tampak tidak berbahaya. bahkan lebih buruk lagi, di bawah rel itu ternyata ada jurang dalam, yg jika kereta lewat pasti terjun.
salah satu syarat terjadinya pembunuhan adalah adanya mayat. anda tidak bisa diadili karena kasus pembunuhan jika mayat tidak ditemukan.49. ‘Citta, ketika diri yang kasar ada, kita pada saat yang sama tidak membicarakan tentang diri yang ciptaan pikiran, [200] kita tidak membicarakan tentang diri yang tanpa bentuk. Kita hanya membicarakan diri yang kasar.[20] Ketika diri yang ciptaan pikiran ada, kita hanya membicarakan diri yang ciptaan pikiran, dan ketika diri yang tanpa bentuk ada, kita hanya membicarakan diri yang tanpa bentuk.’
saya tidak berhasil menyelamatkan karena ketidak-mampuan saya, tapi tentu saja saya tidak melakukan pembunuhan. seandainya saya tidak mengerahkan ginkang untuk menyelamatkan pun saya tetap tidak membunuh. pada hari idul adha, saya melihat dan tidak berusaha menyelamatkan binatang2 korban, apakah saya terlibat dalam pembunuhan itu?Tergantung yang bro pikirkan. Dan cuma bro yang tahu.
Kalau sudah seperti itu situasinya, saya mungkin duduk dan buka laptop mengajak orang-orang mengumpulkan 1000 mawar seperti iklan kartu XL. Untuk disumbangkan pada orang-orang yang berbuah kamma buruknya. =)) =))tindakan yg bijaksana
49. ‘Citta, ketika diri yang kasar ada, kita pada saat yang sama tidak membicarakan tentang diri yang ciptaan pikiran, [200] kita tidak membicarakan tentang diri yang tanpa bentuk. Kita hanya membicarakan diri yang kasar.[20] Ketika diri yang ciptaan pikiran ada, kita hanya membicarakan diri yang ciptaan pikiran, dan ketika diri yang tanpa bentuk ada, kita hanya membicarakan diri yang tanpa bentuk.’
52. ‘Demikian pula, Citta, dari sapi kita memperoleh susu, dari susu menjadi dadih, dari dadih menjadi mentega, dari mentega menjadi ghee, dan dari ghee menjadi krim ghee. Dan ketika ada susu, kita tidak membicarakan dadih, mentega, gheee, krim ghee, kita membicarakan susu; ketika ada dadih, kita tidak membicarakan mentega ...; ketika ada krim ghee ... kita membicarakan krim ghee.’ [202]
Mungkin ini kurang cocok tapi hanya sebatas ini yang baru saya bisa jawab.
Tergantung yang bro pikirkan. Dan cuma bro yang tahu.
sejauh kita membicarakan sila (moralitas), maka adalah perbuatan jasmani dan ucapan yg tercakup di sini, sila tidak mengatur pikiran.
Jika membahas tentang ini. Saya ingin bertanya apa manfaat menjalankan sila sebenarnya?
sebenarnya ini akan jadi sangat melebar dan seharusnya perlu topik tersendiri, tapi secara singkat saya copas dari RAPB:
(4) Apakah manfaat Moralitas?
Seorang yang bertingkah-laku baik menikmati banyak manfaat seperti hati yang gembira yang mengarah kepada kegembiraan dan kebahagiaan (Pamojja). Hal ini selanjutnya mengakibatkan kegembiraan yang meluap (pīti). Bagi seseorang yang menikmati kegembiraan yang meluap, akan muncul ketenangan bathin dan jasmani (passaddhi) yang diikuti oleh kebahagiaan (sukha). Kondisi bathin dan jasmani yang tenang akan mengembangkan konsentrasi (samadhi) yang memungkinkan seseorang untuk melihat segala sesuatu sebagaimana adanya (yathabhutanana). Ketika seseorang mendapatkan pengetahuan mengenai segala sesuatu sebagaimana adanya, seseorang akan menjadi bosan dan tidak melekat terhadap cacat dan penderitaan yang ditimbulkan oleh kelahiran kembali. Dalam dirinya muncul pandangan terang yang kuat ke dalam kenyataan (balava Vippassana-nana). Dengan Pandangan Terang ini, ia menjadi tidak melekat pada keserakahan dan mencapai Pengetahuan Sang Jalan, yang mengarah menuju Kebebasan penuh (vimutti) melalui Pengetahuan Buah. Setelah mencapai Pengetahuan Sang Jalan dan Buah, ia mengembangkan pengetahuan perenungan (paccavekkhana-nana) yang memungkin dirinya melihat bahwa lenyapnya fenomena kelompok-kelompok nama dan rupa telah terjadi dalam dirinya. Dengan kata lain, ia telah mencapai Kedamaian Sempurna, Nibbana. Demikianlah Moralitas memiliki banyak manfaat termasuk pencapaian Nibbana. (AN III, p.615).
3. CMIIW, salah satu keterbatasan para Buddha adalah tidak bisa menolong mahluk yang tak berjodoh, dan juga mungkin Nabi KongZi sudah memprediksi bahwa YanHui dapat memperoleh Pencerahan terlebih dahulu, untuk itu bimbingan Nabi KongZi kepada YanHui sangat keras (walaupun menurut pemikiran kita, adalah tak benar ? )
lah kok saya malah di :hammer: ? ;Dtanya sendiri deh ke confucius. ;D
jadi sebenarnya untuk apa confusius menyelamatkan si pembeli kalo hanya akan membuat kehidupan si pembeli menjadi lebih memprihatinkan? ;D
apakah confusius mendukung perjudian? ;D apalagi taruhannya nyawa? ;D di cerita lainnya confusius bisa menghentikan tradisi penguburan manusia hidup-hidup untuk menemani bangsawan yang meninggal, tapi kenapa di cerita ini confusius tidak menolak perjudian itu? ;D
Kita mau membahas sebagai umat perumah tangga atau sebagai orang yang menuju pencerahan? ;Dsila berlaku utk kedua jenis ini
Sekarang saya beri 2 kasus:jika dokter itu berniat utk menyembuhkan maka ia tdk membunuh. tapi dokter itu juga mungkin punya dendam dan berniat membunuh, jika ia membedah dgn niat membunuh, maka ya ia membunuh.
1. Kasus 1 :seorang dokter bedah jantung yang membedah pasiennya. Dan ternyata dia gagal dan si pasien meninggal saat sedang bedah membedah. Apakah dia termasuk membunuh? Setiap hari dia melakukan bedah membedah karena profesinya.
2. Kasus 2 : karena bro Indra mengajukan pertanyaan terus kepada saya membuat saya marah dan sangat membenci bro Indra. ;D
Sehingga saya mencari foto bro Indra untuk melihat wajahnya. Setelah itu saya mulai membayangkan. Pada jam ini saya membayangkan sedang menusuk dan memotong leher bro. Saya melihat darahnya muncrat dan membanjiri lantai. Bro menggelepar seperti ayam di potong. Selanjutnya bayangkan sendiri saja sesuai imajinasi sendiri-sendiri.
Dalam pikiran saya melihat bro sudah mati dan saya merasakan kepuasan yang amat sangat. Saya berbahagia karena berhasil. Dan jam berikutnya saya membayangkan pembunuhan dengan cara beda. Saya lakukan itu terus menerus.
Menurut bro mana yang berakibat buruk diantara 2 kasus itu bagi perkembangan batin? Bagi saya sila itu hanyalah latihan untuk menumbuhkan faktor batin yang baik dan mengurangi faktor batin yang buruk. Dan semuanya itu ada di pikiran.
Sila itu sama seperti kita memberitahukan anak-anak apa yang boleh dilakukan dan apa yang tidak boleh karena anak-anak belum mengerti.
Sama seperti bro mengatakan bagaimana jika orang berdana tapi di pikirannya bukan berdana tapi karena nama baik/kebanggaan. Apakah itu memberi manfaat yang baik? Menurut saya tidak. Malah menimbulkan kejelekan buat batin.Karena kesombongan semakin tumbuh dengan pesat.Lebih bagus tidak berdana jika memikirkan perkembangan batin sendiri.
sila berlaku utk kedua jenis iniBetul...tapi untuk manusia yang ingin mencapai pencerahan itu lebih luas lagi ruang lingkupnya. Dan saya tahu batas kemampuan saya sampai dimana harus berhenti membahas. Jika sampai luas seperti yang bro copy dari RAPB itu, saya belum kompeten untuk menjawabnya.
jika dokter itu berniat utk menyembuhkan maka ia tdk membunuh. tapi dokter itu juga mungkin punya dendam dan berniat membunuh, jika ia membedah dgn niat membunuh, maka ya ia membunuh.Yang saya minta itu penilaian bro tentang perkembangan batinnya dari kasus yang saya ajukan. Saya juga bertanya manfaat dari menjalankan sila. Saya bertanya seperti itu untuk menjawab hal dibawah ini.
kalau begitu mari kita balik, sewaktu kita bertemu dgn pengemis yg sedang kelaparan 3 hari blm makan, anda punya uang, tapi yg anda lakukan adalah berniat memberi dan membayangka, si pengemis itu punya uang dan bisa membeli makanab yg enak di bawa pulang dan makan bersama anak dan istrinya. tapi anda tidak memberikan uang satu sen pun padanya. apakah anda sudah melakukan perbuatan baik berdana di sini?
sejauh kita membicarakan sila (moralitas), maka adalah perbuatan jasmani dan ucapan yg tercakup di sini, sila tidak mengatur pikiran.
Betul...tapi untuk manusia yang ingin mencapai pencerahan itu lebih luas lagi ruang lingkupnya. Dan saya tahu batas kemampuan saya sampai dimana harus berhenti membahas. Jika sampai luas seperti yang bro copy dari RAPB itu, saya belum kompeten untuk menjawabnya.
Yang saya minta itu penilaian bro tentang perkembangan batinnya dari kasus yang saya ajukan. Saya juga bertanya manfaat dari menjalankan sila. Saya bertanya seperti itu untuk menjawab hal dibawah ini.
Dari kalimat bro diatas saya menangkap hanya tindakan nyata yang dilihat indera mata yang disebut sila bagi bro. Seolah-olah pikiran(batin) terpisah dari itu semua.
indria mata bukan parameter yg menentukan scope sila. berbohong adalah pelanggaran sila walaupun kebohongan tdk bisa dilihat mata.
saya tdk punya referensi utk kasus sila, tapi kita bisa padankan dgn vinaya bhikkhu. seorang bhikkhu melakukan pelanggaran terberat dan harus keluar dari Sangha jika melakukan pembunuhan. sekarang jika kita menganggap bahwa berpikir pun termasuk pelanggaran, maka seharusnya Devadatta dikeluarkan dari Sangha ketika ia merencanakan pembunuhan Sang Buddha. tapi yg terjadi bukanlah demikian, walaupun pada akhirnya ia tetap melakukan pelanggaran berat lainnya yg berakibat terlahir kembali di Avici.
sila mengatur perbuatan dan ucapan, sedangkan pengendalian pikiran ada di wilayah bhavana (meditasi).
Saya mengakui itu benar jika dipandang sila itu sebagai aturan tertulis yang harus ditaati. Sehingga sudah menyerupai hukum. Kalau ini melanggar dan ini tidak. Sama seperti hakim di persidangan yang memutuskan terdakwa melanggar pasal sekian dan dinyatakan bersalah.
Tapi saya memandang sila bukan seperti itu. Saya bingung mau menjelaskannya.
Begini saja lah, dalam kasus saya membunuh bro Indra didalam pikiran. Adakah kemungkinan saya akan mewujudkannya begitu ada kesempatan?
Tapi jika dipikiran saya tidak ada sama sekali tentang hal itu, apakah mungkin saya melakukan pembunuhan?
Dan seandainya saya meninggal dengan kondisi pikiran seperti itu, apakah di kelahiran berikutnya saya tidak akan mempunyai kecenderungan sebagai pembunuh?
anda bahkan mungkin saja terlahir kembali dalam keadaan yg lebih parah di alam sengsara jika meninggal dunia dengan memendam pikiran demikian. karena diantara tiga komponen perbuatan, ucapan, dan pikiran, komponen pikiranlah yg posisinya paling tinggi. anda bisa baca tentang hal ini dari MN 56 UPALI SUTTA. itulah maka pengendalian pikiran menjadi sangat penting, yaitu meditasi.Jadi sebagusnya saya jawab apa bro? Ketika bro bertanya jika tidak ada mayat maka tidak bisa diadili. Saya menjawab berdasarkan apa yang ada dalam pikiran saya sendiri. Kecuali bro menetapkan sejauh mana batas membahasnya.
tapi apa yg sedang kita bahas di sini adalah persoalan moralitas, walaupun berkaitan erat namun adalah latihan berbeda.
Jadi sebagusnya saya jawab apa bro? Ketika bro bertanya jika tidak ada mayat maka tidak bisa diadili. Saya menjawab berdasarkan apa yang ada dalam pikiran saya sendiri. Kecuali bro menetapkan sejauh mana batas membahasnya.
Karena jika sila saya jalankan berdasarkan aturan yang ditulis itu, berhubung pikiran saya liar maka saya akan mencari celah mewujudkan keinginan selama aturan tertulis tidak dilanggar. Dan menurut saya itu tidak benar.Maka saya tidak menjalankan seperti itu.
sebelumnya saya mengatakan, "sejauh pembahasan adalah sila ..."Benar, dan anda mengatakan itu setelah saya menjawab tergantung pikiran. Dan saya juga sudah mengatakan sudut pandang saya tentang sila. Saya melihat dari manfaatnya. Terutama pada perkembangan batin sendiri.
tidak ada jawaban benar atau salah dalam kasus itu. solusi ideal adalah menyelamatkan semuanya tanpa merugikan diri sendiri.Ya..saya setuju dengan pendapat anda.
tapi jika solusi ideal tidak dapat tercapai, maka seseorang yg ingin menyempurnakan sila tidak akan melakukan tindakan pembunuhan utk alasan apa pun. tapi seorang bodhisattva yg mempraktikkan upaya kausalya akan mengorbankan 1 orang penjahat utk menyelamatkan 100 orang tak bersalah. yg manakah anda?
Benar, dan anda mengatakan itu setelah saya menjawab tergantung pikiran. Dan saya juga sudah mengatakan sudut pandang saya tentang sila. Saya melihat dari manfaatnya. Terutama pada perkembangan batin sendiri.
Ya..saya setuju dengan pendapat anda.
Pertanyaan ini mau berandai-andai lagi atau bagaimana? Kalau mau jawaban yang serius maka kasih gambaran yang detail situasinya.
tanya sendiri deh ke confucius. ;D
oke deh, tapi minta no hape nya confucius dulu dong? =)):ngomel:
tindakan yg bijaksanaNah,apa yang harus di bentuk. Dari mana pula sila tidak mengatur pikiran?apa manfaat menjalankan sila?ketemu topik dulu.
sejauh kita membicarakan sila (moralitas), maka adalah perbuatan jasmani dan ucapan yg tercakup di sini, sila tidak mengatur pikiran.
tindakan yg bijaksana
sejauh kita membicarakan sila (moralitas), maka adalah perbuatan jasmani dan ucapan yg tercakup di sini, sila tidak mengatur pikiran.
sebenarnya ini akan jadi sangat melebar dan seharusnya perlu topik tersendiri, tapi secara singkat saya copas dari RAPB:Wowewwwwwww amazing
(4) Apakah manfaat Moralitas?
Seorang yang bertingkah-laku baik menikmati banyak manfaat seperti hati yang gembira yang mengarah kepada kegembiraan dan kebahagiaan (Pamojja). Hal ini selanjutnya mengakibatkan kegembiraan yang meluap (pīti). Bagi seseorang yang menikmati kegembiraan yang meluap, akan muncul ketenangan bathin dan jasmani (passaddhi) yang diikuti oleh kebahagiaan (sukha). Kondisi bathin dan jasmani yang tenang akan mengembangkan konsentrasi (samadhi) yang memungkinkan seseorang untuk melihat segala sesuatu sebagaimana adanya (yathabhutanana). Ketika seseorang mendapatkan pengetahuan mengenai segala sesuatu sebagaimana adanya, seseorang akan menjadi bosan dan tidak melekat terhadap cacat dan penderitaan yang ditimbulkan oleh kelahiran kembali. Dalam dirinya muncul pandangan terang yang kuat ke dalam kenyataan (balava Vippassana-nana). Dengan Pandangan Terang ini, ia menjadi tidak melekat pada keserakahan dan mencapai Pengetahuan Sang Jalan, yang mengarah menuju Kebebasan penuh (vimutti) melalui Pengetahuan Buah. Setelah mencapai Pengetahuan Sang Jalan dan Buah, ia mengembangkan pengetahuan perenungan (paccavekkhana-nana) yang memungkin dirinya melihat bahwa lenyapnya fenomena kelompok-kelompok nama dan rupa telah terjadi dalam dirinya. Dengan kata lain, ia telah mencapai Kedamaian Sempurna, Nibbana. Demikianlah Moralitas memiliki banyak manfaat termasuk pencapaian Nibbana. (AN III, p.615).