//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Science bagian dari Dhamma ?  (Read 39028 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Muten Roshi

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 366
  • Reputasi: 2
  • http://en.wikipedia.org/wiki/Muten-R%C3%B4shi
Re: Science bagian dari Dhamma ?
« Reply #90 on: 31 July 2007, 05:37:02 PM »
 ^:)^ ^:)^  ^:)^ maha dewa morpheus.  ^:)^ ^:)^ ^:)^

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: Science bagian dari Dhamma ?
« Reply #91 on: 02 August 2007, 08:12:33 AM »
Definisi Logic:
1. the science that investigates the principles governing correct or reliable inference. 
2. a particular method of reasoning or argumentation: We were unable to follow his logic. 
3. the system or principles of reasoning applicable to any branch of knowledge or study. 
4. reason or sound judgment, as in utterances or actions: There wasn't much logic in her move. 
5. convincing forcefulness; inexorable truth or persuasiveness: the irresistible logic of the facts. 
6. Computers.

and

1. The study of the principles of reasoning, especially of the structure of propositions as distinguished from their content and of method and validity in deductive reasoning.
2. A system of reasoning: Aristotle's logic.
 A mode of reasoning: By that logic, we should sell the company tomorrow.
The formal, guiding principles of a discipline, school, or science.
The nonarithmetic operations performed by a computer, such as sorting, comparing, and matching, that involve yes-no decisions.
Computer circuitry.
Graphic representation of computer circuitry.
3. Valid reasoning: Your paper lacks the logic to prove your thesis.
4. The relationship between elements and between an element and the whole in a set of objects, individuals, principles, or events: There's a certain logic to the motion of rush-hour traffic.
5. Computer Science
The nonarithmetic operations performed by a computer, such as sorting, comparing, and matching, that involve yes-no decisions.
Computer circuitry.
Graphic representation of computer circuitry.

and

1362, "branch of philosophy that treats of forms of thinking," from O.Fr. logique, from L. (ars) logica, from Gk. logike (techne) "reasoning (art)," from fem. of logikos "pertaining to speaking or reasoning," from logos "reason, idea, word" (see logos). Meaning "logical argumentation" is from 1601. Logical attested 1500 as "pertaining to logic;" 1588 as "conformable to laws of reasoning;" 1860 as "following as a reasonable consequence."

sources:
American Psychological Association (APA):
logic. (n.d.). The American Heritage® Dictionary of the English Language, Fourth Edition. Retrieved July 30, 2007, from Dictionary.com website: http://dictionary.reference.com/browse/logic

Kata "logika" berasal dari bahasa english "Logic"...dan itu definisinya sudah saya tuliskan.  Kalau pengertian kamu cocok dengan definisi tersebut, bisa diterima, ya terimalah.  Tetapi pengertian saya, LOGIC is a study or science yang masi struggle to find the Truth.  So, oleh sebab itu, Dhamma is beyond Logic.   

Sorry, Bhante, pengertian saya sepertinya sesuai dengan definisi yang Bhante ajukan dari APA. Ini bukan berarti saya tidak sependapat sama sekali dengan Bhante mengenai “masih struggle to find the Truth”, tapi  menurut saya ini berlaku bagi kita yang belum mengetahui, memahami keberadaan dan proses segalanya (Dhamma).

Sumber saya: http://en.wikipedia.org/wiki/Logic

Thanks Bhante.
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: Science bagian dari Dhamma ?
« Reply #92 on: 02 August 2007, 09:59:41 AM »
menurut saya, seharusnya diterjemahkan "apa yg buddhis percayai" juga bisa...
dalam bahasa inggris, belief ya belief.
hanya bahasa indonesia yg membeda2kan yakin dan percaya.
dalam bahasa inggris sama aja.

Tidak juga. Dalam bahasa Inggris ada yang dinamakan dengan faith.
http://www.answers.com/faith?ff=1


Quote
itu kan sumber anda...

saya juga punya sumber2 lain:
* britannica
" a mental attitude of acceptance or assent toward a proposition without the full intellectual knowledge required to guarantee its truth."

* berbagai sumber
http://www.answers.com/belief?cat=biz-fin&gwp=13
bahkan banyak sumber2 yg menyamakan belief dengan faith.

see? definisi britannica aja hampir persis plek ama definisi punya saya ;D ;D ;D


Sayangnya, britannica online justru menggunakan definisi belief sama dengan Merriam-Webster's Online Dictionary
Sumber saya:
http://www.britannica.com/dictionary?hdwd=belief&book=Dictionary&swap=Thesaurus
http://m-w.com/dictionary/belief

Hoo…hooo… BTW nampaknya anda salah menulis judul dari buku Bhante Dhammananda, seharusnya “What Buddhist Believe” , bukan “What Buddhist Belief.” Dan bodohnya saya percaya begitu saja dengan judul yang anda berikan. (Inilah akibat dari percaya begitu saja ;))

Believe = To accept as true or real. Jadi judulnya bisa menjadi “Apa Yang Buddhis Terima sebagai Kebenaran.”  Dan ini terlepas dari konteks menggunakan bukti atau tidak dalam menerima kebenaran. Tapi mempertimbangkan beliau pernah menulis “How To Choose A Religion” yang didalamnya menyarankan untuk tidak percaya atau menerima begitu saja, maka apa yang Buddhis terima sebagai kebenaran tentunya melalui proses ehipassiko, bukan dari proses percaya begitu saja (faith).
« Last Edit: 02 August 2007, 10:01:57 AM by Kelana »
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: Science bagian dari Dhamma ?
« Reply #93 on: 02 August 2007, 10:30:08 AM »
Tidak juga. Dalam bahasa Inggris ada yang dinamakan dengan faith.
http://www.answers.com/faith?ff=1
saya tahu itu, tapi kok anda lari ke faith?
saya bilang yakin dan percaya itu ya tetep belief(n) atau believe(v).

bahasa indonesia aja yg membeda2kan yakin dan percaya.
lagian menurut saya sih, sikap mentalnya sami mawon...

Sayangnya, britannica online justru menggunakan definisi belief sama dengan Merriam-Webster's Online Dictionary
saya dapet quote diatas justru dari britannica online...
http://www.britannica.com/eb/article-9015210/belief
"a mental attitude of acceptance or assent toward a proposition without the full intellectual knowledge required to guarantee its truth."

saya pikir gak perlu profesor atau doktor ataupun orang jenius lainnya untuk mendefinisikan bahwa belief itu adalah menerima sesuatu tanpa bukti yg penuh...


Hoo…hooo… BTW nampaknya anda salah menulis judul dari buku Bhante Dhammananda, seharusnya “What Buddhist Believe” , bukan “What Buddhist Belief.” Dan bodohnya saya percaya begitu saja dengan judul yang anda berikan. (Inilah akibat dari percaya begitu saja ;))

Believe = To accept as true or real. Jadi judulnya bisa menjadi “Apa Yang Buddhis Terima sebagai Kebenaran.”  Dan ini terlepas dari konteks menggunakan bukti atau tidak dalam menerima kebenaran. Tapi mempertimbangkan beliau pernah menulis “How To Choose A Religion” yang didalamnya menyarankan untuk tidak percaya atau menerima begitu saja, maka apa yang Buddhis terima sebagai kebenaran tentunya melalui proses ehipassiko, bukan dari proses percaya begitu saja (faith).
ok, saya salah tulis, tapi anehnya terjemahan saya bener...
what buddhist believe = apa yg buddhis percayai ;D

ehipassiko kek, beda prosesnya kek, tidak langsung percaya kek, tetap aja buddhis memiliki kepercayaan... coba analisa kata2 anda diatas "tidak percaya atau menerima begitu saja"... tapi ini mengandung arti bahwa akhirnya dan ujung2nya jadi percaya kan?

yg menjadi pertanyaan saya, kenapa anda keliatannya kurang senang sama pernyataan "buddhis memiliki kepercayaan"? apakah ini perlu dipungkiri? apa buddhis harus malu memiliki kepercayaan?
« Last Edit: 02 August 2007, 11:58:09 AM by morpheus »
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline Muten Roshi

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 366
  • Reputasi: 2
  • http://en.wikipedia.org/wiki/Muten-R%C3%B4shi
Re: Science bagian dari Dhamma ?
« Reply #94 on: 02 August 2007, 12:47:43 PM »
kutipan "keyakinan" dari milis sp:

Quote
Keyakinan adalah sumber jasa dan pahala
Dapat menambah semua akar kebajikan

Keyakinan tidak dimengerti, dapat menambah ketahayulan
Pengertian tidak diyakini, dapat menambah pandangan salah
Keyakinan dan pengertian tidak dilaksanakan semuanya kosong belaka
Keyakinan dan pengertian dilaksanakan, dapat memutuskan semua karma
Tercapailah Nirvana/ pantai bahagia
 
(Avatamsaka Sutra; terjemahan Maha Bhiksu Dutavira)

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: Science bagian dari Dhamma ?
« Reply #95 on: 13 August 2007, 03:11:12 PM »
Sorry, baru menanggapi sekarang.

saya tahu itu, tapi kok anda lari ke faith?
saya bilang yakin dan percaya itu ya tetep belief(n) atau believe(v).

bahasa indonesia aja yg membeda2kan yakin dan percaya.
lagian menurut saya sih, sikap mentalnya sami mawon...

Ya jelas donk harus dikaitkan dengan faith karena kata ini yang cenderung lebih tepat mewakili kata percaya tanpa memerlukan pembuktian. Menurut Sdr. Morp sama , tapi tidak bagi saya.

saya dapet quote diatas justru dari britannica online...
http://www.britannica.com/eb/article-9015210/belief
"a mental attitude of acceptance or assent toward a proposition without the full intellectual knowledge required to guarantee its truth."

saya pikir gak perlu profesor atau doktor ataupun orang jenius lainnya untuk mendefinisikan bahwa belief itu adalah menerima sesuatu tanpa bukti yg penuh...

Dan sayapun mendapatkannya dari britannica online.
Lagipula, Believe not Belief.

ok, saya salah tulis, tapi anehnya terjemahan saya bener...
what buddhist believe = apa yg buddhis percayai ;D

Tidak juga. Karena dalam bahasa Indonesia dipisahkan antara yakin dan percaya, jadi kita tidak bisa langsung mengartikan believe sebagai percaya, tapi perlu mendefinisikannya lebih jauh terlebih dulu dari kata “believe” dalam definisi Inggris sehingga kita bisa menemukan definisi yang tepat yang dimaksud.. “what buddhists believe” berarti “Apa Yang Buddhis Terima sebagai Kebenaran.”, sesuai dengan definisi believe itu sendiri.

Quote
ehipassiko kek, beda prosesnya kek, tidak langsung percaya kek, tetap aja buddhis memiliki kepercayaan... coba analisa kata2 anda diatas "tidak percaya atau menerima begitu saja"... tapi ini mengandung arti bahwa akhirnya dan ujung2nya jadi percaya kan?

Berbeda, Sdr. Morp. Jika dengan proses seperti ehipassiko maka yang muncul sudah bukan percaya lagi tapi ujung-ujungnya adalah yakin (saddha- Pali). Jadi ketika seseorang tidak percaya atau menerima begitu saja dan menindaklanjuti dengan pembuktian sendiri (ehipassiko), maka yang muncul adalah keyakinan (saddha-Pali). Kemudian orang itu menerima sebagai kebenaran (believe) karena telah membuktikannya.

Quote
yg menjadi pertanyaan saya, kenapa anda keliatannya kurang senang sama pernyataan "buddhis memiliki kepercayaan"? apakah ini perlu dipungkiri? apa buddhis harus malu memiliki kepercayaan?

Seperti yang saya sampaikan bahwa ada perbedaan antara percaya dan yakin. Yang satu tidak membutuhkan proses pembuktian sedang yang satu membutuhkan. Ketika dikatakan buddhis memiliki kepercayaan maka tidak ada indikasi adanya usaha menindaklanjuti dan tidak adanya hasil dari tindaklanjut tsb. Jika ditanya apa buddhis harus malu memiliki kepercayaan, perlu ditanya kepada pribadi masing-masing, apakah malu atau tidak jika dikatakan tidak ada indikasi adanya usaha menindaklanjuti dan tidak adanya hasil dari tindaklanjut dari Dhamma yang telah ia baca, dengar?

Terlepas dari itu semua, ketika saya mulai mengomentari hal ini, saya merujuk pada buku Bhante Dhammananda “What Buddhists Believe”, dimana jelas believe di sini memiliki definisi yang berbeda dengan “percaya” dalam bahasa Indonesia, mengingat Bhante Dhammananda menulis buku tentang “How to Choose a Religion” yang menyarankan adanya proses pembuktian. Adalah aneh jika “believe” disini berarti percaya tanpa proses pembuktian. Jika pun Beliau tidak secara langsung mengatakan adanya proses pembuktian dalam judul bukunya, maka believe disini didefinisikan secara umum “To accept as true or real”
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: Science bagian dari Dhamma ?
« Reply #96 on: 13 August 2007, 03:14:46 PM »
kutipan "keyakinan" dari milis sp:

Quote
Keyakinan adalah sumber jasa dan pahala
Dapat menambah semua akar kebajikan

Keyakinan tidak dimengerti, dapat menambah ketahayulan
Pengertian tidak diyakini, dapat menambah pandangan salah
Keyakinan dan pengertian tidak dilaksanakan semuanya kosong belaka
Keyakinan dan pengertian dilaksanakan, dapat memutuskan semua karma
Tercapailah Nirvana/ pantai bahagia
 
(Avatamsaka Sutra; terjemahan Maha Bhiksu Dutavira)

Keyakinan kan, bukan iman  ;)
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: Science bagian dari Dhamma ?
« Reply #97 on: 13 August 2007, 03:42:50 PM »
Tidak juga. Karena dalam bahasa Indonesia dipisahkan antara yakin dan percaya, jadi kita tidak bisa langsung mengartikan believe sebagai percaya, tapi perlu mendefinisikannya lebih jauh terlebih dulu dari kata “believe” dalam definisi Inggris sehingga kita bisa menemukan definisi yang tepat yang dimaksud.. “what buddhists believe” berarti “Apa Yang Buddhis Terima sebagai Kebenaran.”, sesuai dengan definisi believe itu sendiri.
ini seperti menerjemahkan "drink milk" menjadi "menelan susu ke dalam perut melalui kerongkongan". gampangannya diterjemahkan menjadi "minum susu" kan? ;D

anda selalu menekankan bahasa indonesia yg membedakan yakin dan percaya. bhante dhammananda berpikir, ngomong dan menulis dengan bahasa inggris... dalam hal ini maknanya tentu saja berdasarkan bahasa inggris...

saya pikir dari kecilpun sudah diajarin bahwa believe itu kata kerja (v) dan kata bendanya adalah belief (n)... kayaknya dalam kasus ini, aneh bin ajaib kalo makna kata bendanya tau2 berbeda dengan kata kerjanya...


Berbeda, Sdr. Morp. Jika dengan proses seperti ehipassiko maka yang muncul sudah bukan percaya lagi tapi ujung-ujungnya adalah yakin (saddha- Pali). Jadi ketika seseorang tidak percaya atau menerima begitu saja dan menindaklanjuti dengan pembuktian sendiri (ehipassiko), maka yang muncul adalah keyakinan (saddha-Pali). Kemudian orang itu menerima sebagai kebenaran (believe) karena telah membuktikannya.
iya iya bang, saya mengerti ehipassiko itu begitu, lebih superior, lebih cerdas, dan lain sebagainya. tapi bisa aja kan orang islam ngomong, "saya bukan cuman percaya kepada allah, tapi sudah yakin sekali kepada allah. dulunya saya tidak menerima begitu saja, tapi setelah saya menindaklanjuti dan membuktikan sendiri kebesaran allah, maka muncul keyakinan. jadi saya sudah membuktikannya sendiri (secara pribadi) dan menerimanya sebagai kebenaran dan kenyataan". gimana?

apakah sikap muslim terhadap allah di atas sama dengan sikap buddhis terhadap nibbana dan tavatimsa? terlepas dari perdebatan definisi dan istilah yg gak habis2. kita udah muter satu lingkaran dalam urusan istilah dan definisi. ;D
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline Muten Roshi

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 366
  • Reputasi: 2
  • http://en.wikipedia.org/wiki/Muten-R%C3%B4shi
Re: Science bagian dari Dhamma ?
« Reply #98 on: 13 August 2007, 04:01:55 PM »
kutipan "keyakinan" dari milis sp:

Quote
Keyakinan adalah sumber jasa dan pahala
Dapat menambah semua akar kebajikan

Keyakinan tidak dimengerti, dapat menambah ketahayulan
Pengertian tidak diyakini, dapat menambah pandangan salah
Keyakinan dan pengertian tidak dilaksanakan semuanya kosong belaka
Keyakinan dan pengertian dilaksanakan, dapat memutuskan semua karma
Tercapailah Nirvana/ pantai bahagia
 
(Avatamsaka Sutra; terjemahan Maha Bhiksu Dutavira)

Keyakinan kan, bukan iman  ;)
tolong dijelaskan perbedaan antara  keyakinan dan iman ?

Offline Muten Roshi

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 366
  • Reputasi: 2
  • http://en.wikipedia.org/wiki/Muten-R%C3%B4shi
Re: Science bagian dari Dhamma ?
« Reply #99 on: 13 August 2007, 04:10:05 PM »
Berbeda, Sdr. Morp. Jika dengan proses seperti ehipassiko maka yang muncul sudah bukan percaya lagi tapi ujung-ujungnya adalah yakin (saddha- Pali). Jadi ketika seseorang tidak percaya atau menerima begitu saja dan menindaklanjuti dengan pembuktian sendiri (ehipassiko), maka yang muncul adalah keyakinan (saddha-Pali). Kemudian orang itu menerima sebagai kebenaran (believe) karena telah membuktikannya.
membuktikan? sebelum mencapai arahat apakah seseorang bisa membuktikan hukum karma, 31 alam kehidupan, nibbana??? masih jauh sekali itu..

Seperti yang saya sampaikan bahwa ada perbedaan antara percaya dan yakin. Yang satu tidak membutuhkan proses pembuktian sedang yang satu membutuhkan. Ketika dikatakan buddhis memiliki kepercayaan maka tidak ada indikasi adanya usaha menindaklanjuti dan tidak adanya hasil dari tindaklanjut tsb. Jika ditanya apa buddhis harus malu memiliki kepercayaan, perlu ditanya kepada pribadi masing-masing, apakah malu atau tidak jika dikatakan tidak ada indikasi adanya usaha menindaklanjuti dan tidak adanya hasil dari tindaklanjut dari Dhamma yang telah ia baca, dengar?
iya itu bedanya, agama Buddha memang terdapat keyakinan, namun agama Buddha juga memberikan jalan untuk melihat keyakinan itu, walaupun jalan ini sendiri pun bersifat imani/ keyakinan... buktinya apa kalau dengan meditasi bisa mencapai arahat?  sudah nyampe arahat belum?

Terlepas dari itu semua, ketika saya mulai mengomentari hal ini, saya merujuk pada buku Bhante Dhammananda “What Buddhists Believe”, dimana jelas believe di sini memiliki definisi yang berbeda dengan “percaya” dalam bahasa Indonesia, mengingat Bhante Dhammananda menulis buku tentang “How to Choose a Religion” yang menyarankan adanya proses pembuktian. Adalah aneh jika “believe” disini berarti percaya tanpa proses pembuktian. Jika pun Beliau tidak secara langsung mengatakan adanya proses pembuktian dalam judul bukunya, maka believe disini didefinisikan secara umum “To accept as true or real”
iya begitulah. umat Buddha memang “To accept as true or real” terhadap konsep nibbana, hukum karma, 31 alam kehidupan, walaupun belum membuktikannya sendiri atau mencapai tingkat kesucian tertentu...  apa bedanya dengan beriman pada Allah ???

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: Science bagian dari Dhamma ?
« Reply #100 on: 13 August 2007, 07:54:09 PM »
ini seperti menerjemahkan "drink milk" menjadi "menelan susu ke dalam perut melalui kerongkongan". gampangannya diterjemahkan menjadi "minum susu" kan? ;D

anda selalu menekankan bahasa indonesia yg membedakan yakin dan percaya. bhante dhammananda berpikir, ngomong dan menulis dengan bahasa inggris... dalam hal ini maknanya tentu saja berdasarkan bahasa inggris...

saya pikir dari kecilpun sudah diajarin bahwa believe itu kata kerja (v) dan kata bendanya adalah belief (n)... kayaknya dalam kasus ini, aneh bin ajaib kalo makna kata bendanya tau2 berbeda dengan kata kerjanya...

Jelas beda dengan perumpamaan anda Sdr. Morp. Dalam perumpamaan minum susu itu, tetap saja hasilnya susu yang masuk ke dalam tubuh bagaimanapun proses cara memasukannya. Sedangkan ketika melalui proses pembuktian, maka bukan lagi percaya yang ada tetapi keyakinan.

Dan jelas beda maknanya antara v dan n. Toh beda dari kalimat “menyapu halaman” dengan “sapu halaman.”
Karena Bhante Dhammananda bicara dan bahasa Inggris maka makna dari believe adalah To accept as true or real. Nah karena sifat dari makna ini tidak langsung menyiratkan adanya bagaimana proses terjadinya To accept as true, kita mengaitkannya dengan tulisan Beliau yang lain.

iya iya bang, saya mengerti ehipassiko itu begitu, lebih superior, lebih cerdas, dan lain sebagainya. tapi bisa aja kan orang islam ngomong, "saya bukan cuman percaya kepada allah, tapi sudah yakin sekali kepada allah. dulunya saya tidak menerima begitu saja, tapi setelah saya menindaklanjuti dan membuktikan sendiri kebesaran allah, maka muncul keyakinan. jadi saya sudah membuktikannya sendiri (secara pribadi) dan menerimanya sebagai kebenaran dan kenyataan". gimana?

apakah sikap muslim terhadap allah di atas sama dengan sikap buddhis terhadap nibbana dan tavatimsa? terlepas dari perdebatan definisi dan istilah yg gak habis2. kita udah muter satu lingkaran dalam urusan istilah dan definisi. ;D

Nah, ini dia. Seseorang berhak mengklaim apa saja dan  menggunakan kata yakin, meskipun salah menggunakan kata tersebut karena tidak sesuai dengan kenyataan yang ia lakukan dilapangan. Tugas bagi yang tahu adalah memberitahu. Itu saja.

Saya belum bisa mengatakan sama atau tidak antara sikap muslim terhadap allah dengan buddhist terhadap Nibbana, karena saya tidak tahu allah itu sebagai apa bagi muslim tujuan atau apa, kemudian dicapai atau ditemui. Bagi Buddhist, Nibbana adalah sesuatu yang “dicapai” jadi perlu proses dalam pencapaian dalam rangka pembuktiannya.

Saya rasa cukup di sini saja, apa yang perlu saya sampaikan sudha saya sampaikan..
Thanks. Sdr. Morp.
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: Science bagian dari Dhamma ?
« Reply #101 on: 13 August 2007, 08:21:56 PM »
tolong dijelaskan perbedaan antara  keyakinan dan iman ?

Keyakinan perlu pembuktian sedang iman tidak.

membuktikan? sebelum mencapai arahat apakah seseorang bisa membuktikan hukum karma, 31 alam kehidupan, nibbana??? masih jauh sekali itu..

Untuk itu berjuanglah untuk merealisasikan nibbana sehingga kita bisa membuktikannya. Gitu aja kok repot.

iya itu bedanya, agama Buddha memang terdapat keyakinan, namun agama Buddha juga memberikan jalan untuk melihat keyakinan itu, walaupun jalan ini sendiri pun bersifat imani/ keyakinan... buktinya apa kalau dengan meditasi bisa mencapai arahat?  sudah nyampe arahat belum?

Iman bukanlah keyakinan (saddha).
Anda bertanya: “Buktinya apa kalau dengan meditasi bisa mencapai arahat?” Ini adalah pertanyaan yang salah, jadi tidak ada jawaban bagi pertanyaan yang salah. Silahkan anda bertanya kepada senior-senior di sini mengapa pertanyaan anda ini salah. ;)

iya begitulah. umat Buddha memang “To accept as true or real” terhadap konsep nibbana, hukum karma, 31 alam kehidupan, walaupun belum membuktikannya sendiri atau mencapai tingkat kesucian tertentu...  apa bedanya dengan beriman pada Allah ???

“To accept as true” berarti menerima sebagai kebenaran. Di sini tidak ditekankan adanya bagaimana proses dalam menerima sebagai kebenaran. Jadi definisi ini sifatnya umum (luas). Dan proses menerima kebenaran dalam Buddhis dijelaskan dalam Kalama Sutta.
Jadi jelas dalam konteks perbedaan dengan beriman kepada allah adalah sangat berbeda. Dalam beriman kepada allah seseorang cukup menganggap allah itu ada, kemudian disembah dan dipuja, itu saja, seseorang tidak perlu membuktikan apapun lebih lanjut.
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline Muten Roshi

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 366
  • Reputasi: 2
  • http://en.wikipedia.org/wiki/Muten-R%C3%B4shi
Re: Science bagian dari Dhamma ?
« Reply #102 on: 13 August 2007, 10:28:39 PM »
Quote
Untuk itu berjuanglah untuk merealisasikan nibbana sehingga kita bisa membuktikannya. Gitu aja kok repot.
kalimat "berjuanglah untuk merealisasikan nibbana " ini sangat menarik. sekarang yang jadi persoalan bagaimana caranya? bagaimana membuktikan cara untuk merealisasikan nibana ini memang sudah benar ? atau "cara untuk merealisasikan nibana" ini hanya bisa diimani saja ? (mengingat anda juga pernah meragukan mantra di thread sebelah )


Quote
Iman bukanlah keyakinan (saddha).
Anda bertanya: “Buktinya apa kalau dengan meditasi bisa mencapai arahat?” Ini adalah pertanyaan yang salah, jadi tidak ada jawaban bagi pertanyaan yang salah. Silahkan anda bertanya kepada senior-senior di sini mengapa pertanyaan anda ini salah. Wink
ini sih tandanya anda tidak bisa menjawab pertanyaan saya, lalu menyalahkan saya. ...





« Last Edit: 13 August 2007, 10:35:34 PM by Dharmakara »

Offline Kokuzo

  • Sebelumnya 7th
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.090
  • Reputasi: 30
  • Gender: Male
  • ... running in karma ...
Re: Science bagian dari Dhamma ?
« Reply #103 on: 14 August 2007, 01:04:10 AM »
Quote
kalimat "berjuanglah untuk merealisasikan nibbana " ini sangat menarik. sekarang yang jadi persoalan bagaimana caranya? bagaimana membuktikan cara untuk merealisasikan nibana ini memang sudah benar ? atau "cara untuk merealisasikan nibana" ini hanya bisa diimani saja ? (mengingat anda juga pernah meragukan mantra di thread sebelah )

mau tau benar ato ga? ya coba... ga pengen tau ato ga pengen ngebuktiin, terserah...

ini sih tandanya anda tidak bisa menjawab pertanyaan saya, lalu menyalahkan saya. ...

salah tempat Boss nanyanya...

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: Science bagian dari Dhamma ?
« Reply #104 on: 14 August 2007, 07:19:34 AM »
Dan jelas beda maknanya antara v dan n. Toh beda dari kalimat “menyapu halaman” dengan “sapu halaman.”
saya bilang di atas: dalam kasus ini maknanya gak mungkin berubah.

Karena Bhante Dhammananda bicara dan bahasa Inggris maka makna dari believe adalah To accept as true or real. Nah karena sifat dari makna ini tidak langsung menyiratkan adanya bagaimana proses terjadinya To accept as true, kita mengaitkannya dengan tulisan Beliau yang lain.
untuk masalah definisi ini, kita cukup sampai di sini aja ya? udah muter satu lingkaran penuh. bang kelana silakan kasih kesimpulan...

Nah, ini dia. Seseorang berhak mengklaim apa saja dan  menggunakan kata yakin, meskipun salah menggunakan kata tersebut karena tidak sesuai dengan kenyataan yang ia lakukan dilapangan. Tugas bagi yang tahu adalah memberitahu. Itu saja.
di sini letak perbedaan kita...

saya memandang semuanya dari sudut pandang orang luar, bukan buddhis, bukan muslim. dari mata orang luar, semuanya adalah kepercayaan. orang dalam mungkin saja bilang "terbukti cara pribadi", "yakin", "iman", "believe itu beda", dll. bagi orang luar, semuanya sami mawon: kepercayaan / belief.

silakan kesimpulannya bang...
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path