Karma itu sifatnya universal.. Anda tidak bisa mengatakan dengan bisa meloloskan diri berarti gak ada hukum karma. Bisa saja Anda akan mendapatkan akibatnya pada kehidupan mendatang..
Bila Anda tanyakan buktinya ada juga. Yaitu ada bayi yang lahir cacat padahal katanya tanpa dosa, dsb. Tapi bila ditinjau dari segi Buddhism, maka itu adalah karma yang sedang berbuah..
Bila Anda bersikeras tidak percaya. Ya tidak ada cara lain, silakan saja memperkosa, membunuh, dan merampok. Anda jangan hanya bisa berbicara tidak percaya tapi tidak mau mencoba..
Jadi cobalah membunuh, merampok, dll. Apakah Anda berani ?
Sudah banyak penelitian yang menyatakan bahwa tumimbal lahir itu ada dan terbukti ilmiah.
Silakan baca di internet. Dan ada penulis Indonesia yang sudah mempraktekannya.
http://www.nathaliasunaidi.comBila Anda tidak percaya. Sekali lagi. Anda coba dulu.
Ibarat Anda anak TK yang tidak percaya 1+1 =2. Saya sudah tunjukkan bukti dengan mencontohkan 1 batang korek api yang ditambahkan 1 batang korek api, sehingga bila dihitung jumlahnya 2. Tapi bila Anda tidak mau membuka mata Anda untuk melihat hasilnya dan tetap bersikeras bilang tidak percaya. Salahkah saya karena Anda yang tidak mau membuka mata ?
Saya sudah laksanakan tugas saya yaitu menunjukkan Anda. Bila Anda tidak mau percaya ya urusan Anda. Silakan praktekan sendiri. Jadi mohon Anda lebih dewasa..
nah tapibagaimana kalau tidak dipenjara alias bisa meloloskan diri?? mana buktinya ada hukum karma??
Begini saja, jika Anda tidak percaya. Silakan Anda membunuh, memperkosa, dan merampok.
Maka Anda akan dipenjara. Hukuman penjara adalah salah satu bentuk perwujudan karma buruk Anda telah berbuah.. Simpel kan ?
Logikanya : Ada sebab ada akibat. Anda merampok maka Anda dipenjara.
iya2.. tidak percaya adanya nibbana, tidak percaya adanya hukum karma, tidak percaya adanya neraka, tidak percaya adanya alam dewa.. lalu buat apa berbuat baik? buat apa menolong orang lain? buat apa? lebih baik merampok, membunuh, dan memperkosa orang lain saja, cepat kaya raya. dan enak..
Dalam Buddhism, tidak ada paksaan harus percaya Nibbana. Jika tidak percaya.
Silakan saja.. Tidak ada ancaman akan dijebloskan ke neraka. Karena Dhamma itu sifatnya universal.
Andai kata, Anda bukan Buddhism, sejauh Anda berbuat baik, sebenarnya Anda telah mengikuti ajaran Dhamma, karena seperti yang B.Upaseno katakan Dhamma itu lingkaran besar dengan science, logic, dll di dalamnya. Anda percaya atau tidak, tetap akan berjalan seperti itu.