Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Topik Buddhisme => Diskusi Umum => Topic started by: Forte on 26 July 2007, 09:26:38 AM

Title: Science bagian dari Dhamma ?
Post by: Forte on 26 July 2007, 09:26:38 AM
Jadi Science bagian dari Dhamma ? atau Dhamma bagian dari Science ?

Jadi ingat belajar himpunan waktu SMP
AUB = A gabung B
AnB = A bagian dari B

OT

Title: Science bagian dari Dhamma ?
Post by: dipasena on 26 July 2007, 09:33:47 AM
Jadi Science bagian dari Dhamma ? atau Dhamma bagian dari Science ?

Jadi ingat belajar himpunan waktu SMP
AUB = A gabung B
AnB = A bagian dari B

OT

ini dia pernah ku tanyakan ke bro Mor [kalo ga salah]... rasanya emang benar ulasan Bhante

Quote
Dhamma is beyond logic and science.  Logic and science is under the law of Dhamma.

hanya kita yg tidak bs menembus hal tersebut maka Dhamma itu seakan tidak dpt dibuktikan... didunia kan udah ada ilmuwan Dhamma, Sang Buddha  ;D cm saja saat ini manusia dengan persoalan yg begitu komplek, tidak hanya memandang dr kelogisan, krn malas diajak untuk merenung dan menyadari, tp lebih suka proses instan kalo ada yg bs membantu kenapa harus bersusah payah, kalo ada yg bs cepat nyelesai kan knp musti lama-lama/ribet...

disitu terjadi permainan perasaan dan pikir [berbagai aspek persoalan yg dialami manusia, ini pernah dijelaskan bro Mor] jd siapa yg lebih menyentuh perasaan dan pikiran, itu lah sang pahlawan bertopeng... [ya kira2 sendiri aja apa maksudnya ;D] itu semua bs mematahkan kebenaran atas Dhamma
Title: Science bagian dari Dhamma ?
Post by: Kelana on 26 July 2007, 10:02:57 PM
Alo para mod-mod bisa tidak di pisahkan atau di copy di threat lain komentar Bhante Upaseno, karena saya tidak bisa komen di sini karena takut OT soalnya,  ^-^ Thanks ya
Title: Re: Science bagian dari Dhamma ?
Post by: Kelana on 27 July 2007, 03:49:21 PM
Ok ini tanggapan saya, untuk Bhante Upaseno.


Dhamma is beyond logic and science.  Logic and science is under the law of Dhamma.
Tapi, banyak buddhist menyamakan Dhamma dengan logic dan science.  Itu karena science lagi ngetrend aja di dunia ini, sehingga dipikir bahwa science is wonderful.
Nah...coba sekali-sekali masuk ke mata kuliah LOGIKA di fakultas Filsafat.
Bandingkan deh...

Jika Dhamma is beyond science, saya sepaham dengan Bhante, oleh karena itu saya tidak mengatakan Dhamma = science.

Tapi jika beyond logic, saya masih ragu, Bhante. Dhamma beyond logic (melampaui logika) apakah ini berarti Dhamma sama sekali tidak bisa dipahami secara logika? Jika ya, Apakah bagi seorang sekaliber Sang Buddha, Dhamma juga melampaui (tidak bisa dipahami) logika Nya? Jika ya melampaui logikaNya, lalu bagaimana Sang Buddha memahami Dhamma dalam pikiranNya dan mengajarkannya kepada manusia?

Dalam pemikiran saya, Bhante, Dhamma bisa dipahami oleh logika bagi mereka yang sudah mengetahui proses segala fenomena dan mengetahui/merealisasikan non fenomena. Kita yang hanya mengetahui sedikit atau sebagian dari seluk beluk segala sesuatu, ketika kita dihadapkan pada sesuatu yang belum kita ketahui seluk beluknya, maka kita menganggapnya sebagai sesuatu yang di luar logic. Ini alasan saya, Bhante.
Title: Re: Science bagian dari Dhamma ?
Post by: morpheus on 27 July 2007, 04:33:27 PM
saya lebih suka pake kata "di luar" ketimbang "melampaui", karena dhamma (sesuatu yg ultimate) itu gak bisa dan gak perlu diperbandingkan dengan logic. jadi dhamma itu di luar logic...

dhamma yg dimaksud buddha itu emang gak berada di domain logic kok. istilah karen armstrong: "mistik"...

kalo memang dhamma itu domainnya adalah logic, berarti semakin cerdas (dalam hal intelektual) seseorang, maka ia semakin dekat dengan penembusan dhamma.. nyatanya murid buddha banyak yg tidak cerdas dari segi logic dan intelek... kalo memang dhamma domainnya logic, maka penembusannya gak memerlukan jalan mulia berunsur delapan, cukup dengan belajar dari buku aja bisa ditembus...

kenyataannya kan gak...

logic itu asalnya dari pikiran (though). penembusan dhamma ada pada domain batin (mind) yg tidak bisa dijangkau pikiran...

cmiiw
Title: Re: Science bagian dari Dhamma ?
Post by: Muten Roshi on 27 July 2007, 06:55:00 PM
Setuju banget dengan morpheus... 
~o) secangkir kopi untuk anda

logika manusia itu terbatas sesuatu diluar logika dan tidak wajar bagi manusia biasa... fenomena itu  terkadang kita sebut itu MISTIK/GAIB....

Welcome to the Mystical Jungle in Budhism

saya lebih suka pake kata "di luar" ketimbang "melampaui", karena dhamma (sesuatu yg ultimate) itu gak bisa dan gak perlu diperbandingkan dengan logic. jadi dhamma itu di luar logic...

dhamma yg dimaksud buddha itu emang gak berada di domain logic kok. istilah karen armstrong: "mistik"...

kalo memang dhamma itu domainnya adalah logic, berarti semakin cerdas (dalam hal intelektual) seseorang, maka ia semakin dekat dengan penembusan dhamma.. nyatanya murid buddha banyak yg tidak cerdas dari segi logic dan intelek... kalo memang dhamma domainnya logic, maka penembusannya gak memerlukan jalan mulia berunsur delapan, cukup dengan belajar dari buku aja bisa ditembus...

kenyataannya kan gak...

logic itu asalnya dari pikiran (though). penembusan dhamma ada pada domain batin (mind) yg tidak bisa dijangkau pikiran...

cmiiw
Title: Re: Science bagian dari Dhamma ?
Post by: Kelana on 27 July 2007, 09:02:09 PM
saya lebih suka pake kata "di luar" ketimbang "melampaui", karena dhamma (sesuatu yg ultimate) itu gak bisa dan gak perlu diperbandingkan dengan logic. jadi dhamma itu di luar logic...

Sebagai catatan bahwa kita berbicara bukan dalam konteks Dhamma = logika. Jika Sdr. Morp berbicara mengenai konteks ini saya rasa salah alamat.

Quote
dhamma yg dimaksud buddha itu emang gak berada di domain logic kok. istilah karen armstrong: "mistik"...

Jika Dhamma tidak bisa dipahami oleh logika maka bagaimana Sang Buddha bisa memahami, menganalisa urutan proses, katakanlah paticcasamupada? Logika sendiri adalah bagaimana berpikir secara lurus, tepat, dan teratur, dan manusia memiliki logika alamiah sejah lahir.

Mengutip juga perkataan dari Karen Armstrong, mengatakan bahwa “Religion makes sense when you practise it”.

Quote
kalo memang dhamma itu domainnya adalah logic, berarti semakin cerdas (dalam hal intelektual) seseorang, maka ia semakin dekat dengan penembusan dhamma.. nyatanya murid buddha banyak yg tidak cerdas dari segi logic dan intelek... kalo memang dhamma domainnya logic, maka penembusannya gak memerlukan jalan mulia berunsur delapan, cukup dengan belajar dari buku aja bisa ditembus...

kenyataannya kan gak...

Jika dikatakan Dhamma itu domainnya adalah logic (Dhamma berpusat pada logika ??), saya rasa Sdr. Morp telah keluar dari konteks bahasan, dan hal ini saya rasa bukanlah yang saya maksud.
BTW, meskipun dikatakan siswa Sang Buddha banyak yg tidak cerdas bukan berarti mereka tidak memiliki intelek sama sekali. Belajar dari pengalaman juga merupakan salah satu bentuk intelek. Jadi meskipun seorang siswa Sang Buddha yang hanya memperhatikan kotoran di sehelai kain karena ia tidak hafal dengan syair atau gatha, ia dapat mencapai pencerahan karena ia belajar dari pengalamannya memperhatikan , menganalisa (bagian dari fungsi logika) kotoran pada sehelai kain, tahu dan  memahami ada ketidakkekalan disini, ini juga adalah bentuk intelek. Jadi intelek tidak semata-mata hafal-hafalan atau IQ di atas rata-rata.

Quote
logic itu asalnya dari pikiran (though). penembusan dhamma ada pada domain batin (mind) yg tidak bisa dijangkau pikiran...
 
Tanpa logika seseorang tidak bisa menganalisa terhadap suatu kejadian.
Mind:
1 the faculty of consciousness and thought.
2 the source of a person’s thoughts; the intellect.
(Oxford Dictionary)
Title: Re: Science bagian dari Dhamma ?
Post by: Upaseno on 27 July 2007, 10:17:18 PM
Ok ini tanggapan saya, untuk Bhante Upaseno.


Dhamma is beyond logic and science.  Logic and science is under the law of Dhamma.
Tapi, banyak buddhist menyamakan Dhamma dengan logic dan science.  Itu karena science lagi ngetrend aja di dunia ini, sehingga dipikir bahwa science is wonderful.
Nah...coba sekali-sekali masuk ke mata kuliah LOGIKA di fakultas Filsafat.
Bandingkan deh...

Jika Dhamma is beyond science, saya sepaham dengan Bhante, oleh karena itu saya tidak mengatakan Dhamma = science.

Tapi jika beyond logic, saya masih ragu, Bhante. Dhamma beyond logic (melampaui logika) apakah ini berarti Dhamma sama sekali tidak bisa dipahami secara logika? Jika ya, Apakah bagi seorang sekaliber Sang Buddha, Dhamma juga melampaui (tidak bisa dipahami) logika Nya? Jika ya melampaui logikaNya, lalu bagaimana Sang Buddha memahami Dhamma dalam pikiranNya dan mengajarkannya kepada manusia?

Dalam pemikiran saya, Bhante, Dhamma bisa dipahami oleh logika bagi mereka yang sudah mengetahui proses segala fenomena dan mengetahui/merealisasikan non fenomena. Kita yang hanya mengetahui sedikit atau sebagian dari seluk beluk segala sesuatu, ketika kita dihadapkan pada sesuatu yang belum kita ketahui seluk beluknya, maka kita menganggapnya sebagai sesuatu yang di luar logic. Ini alasan saya, Bhante.


Wuah saya ga tau kalo topik ini dijadikan diskusi.

"Tapi jika beyond logic, saya masih ragu, Bhante. Dhamma beyond logic (melampaui logika) apakah ini berarti Dhamma sama sekali tidak bisa dipahami secara logika?"
Bisa dan Tidak.

"Jika ya, Apakah bagi seorang sekaliber Sang Buddha, Dhamma juga melampaui (tidak bisa dipahami) logika Nya?"
Bisa dan Tidak.

"Jika ya melampaui logikaNya, lalu bagaimana Sang Buddha memahami Dhamma dalam pikiranNya dan mengajarkannya kepada manusia?"
 Beliau kan ngomong salah satu sebab yang bisa bikin manusia menjadi gila adalah memikirkan cara berpikir seorang Buddha.  Sorry...pertanyaan ini ga bisa aku jawab.

"Dalam pemikiran saya, Bhante, Dhamma bisa dipahami oleh logika bagi mereka yang sudah mengetahui proses segala fenomena dan mengetahui/merealisasikan non fenomena. Kita yang hanya mengetahui sedikit atau sebagian dari seluk beluk segala sesuatu, ketika kita dihadapkan pada sesuatu yang belum kita ketahui seluk beluknya, maka kita menganggapnya sebagai sesuatu yang di luar logic. Ini alasan saya, Bhante."
Uda pernah ikut pelajaran LOGIKA?
1+1=2---ini di pelajaran LOGIKA.
Tetapi, kalau di Dhamma 1+1= bisa kosong, bisa 2, bisa 3, bisa yang lain2, tergantung siapa yang jawab.  Maksudnya ya, tergantung level spiritual dia.
Title: Re: Science bagian dari Dhamma ?
Post by: Upaseno on 27 July 2007, 10:19:23 PM
Dhamma itu sebuah lingkaran yang besar.
Logika, Philosophy, Agama, Science dan semua cabang ilmu pengetahuan itu adalah titik-titik kecil didalam lingkaran yang besar itu.

Title: Re: Science bagian dari Dhamma ?
Post by: Forte on 28 July 2007, 03:54:26 AM
Dhamma itu sebuah lingkaran yang besar.
Logika, Philosophy, Agama, Science dan semua cabang ilmu pengetahuan itu adalah titik-titik kecil didalam lingkaran yang besar itu.

Berarti dari statement Bhante, ada beberapa hal dari Dhamma bisa di luar logika, filosofi, agama dan science ? Jika boleh tahu, bagaimana cara Bhante berpikir / alasan Bhante sehingga bisa berstatement demikian ? Karena menurut saya, menyatakan sesuatu di luar logika, sangat sulit bukan..


Title: Re: Science bagian dari Dhamma ?
Post by: morpheus on 28 July 2007, 08:45:20 AM
logika manusia itu terbatas sesuatu diluar logika dan tidak wajar bagi manusia biasa... fenomena itu  terkadang kita sebut itu MISTIK/GAIB....
jangan salah. definisi 'mistik' karen armstrong di sini berbeda dengan definisi mistik yg umum...
bukan sesuatu yg gaib, bukan miracle...
Title: Re: Science bagian dari Dhamma ?
Post by: Forte on 28 July 2007, 10:24:24 AM
logika manusia itu terbatas sesuatu diluar logika dan tidak wajar bagi manusia biasa... fenomena itu  terkadang kita sebut itu MISTIK/GAIB....
jangan salah. definisi 'mistik' karen armstrong di sini berbeda dengan definisi mistik yg umum...
bukan sesuatu yg gaib, bukan miracle...

Saya makin bingung dengan statement Dharmakara..
Makin membingungkan..
Terkesan penggabungan Buddhism dan Samawi.
Ntar jadi Buddhasamawi donk..  ^-^

Tapi gapapa, di sini akan berusaha lebih dijelaskan lebih lanjut.
Semoga Sdr. Dharmakara bisa memahami Buddha Dharma
Title: Re: Science bagian dari Dhamma ?
Post by: Upaseno on 28 July 2007, 05:20:03 PM
Dhamma itu sebuah lingkaran yang besar.
Logika, Philosophy, Agama, Science dan semua cabang ilmu pengetahuan itu adalah titik-titik kecil didalam lingkaran yang besar itu.

Berarti dari statement Bhante, ada beberapa hal dari Dhamma bisa di luar logika, filosofi, agama dan science ? Jika boleh tahu, bagaimana cara Bhante berpikir / alasan Bhante sehingga bisa berstatement demikian ? Karena menurut saya, menyatakan sesuatu di luar logika, sangat sulit bukan..

"Berarti dari statement Bhante, ada beberapa hal dari Dhamma bisa di luar logika, filosofi, agama dan science ?"...ya karena Dhamma itu adalah alam.
Contoh: Bekerjanya hukum karma pada seseorang, apa bisa dipikirkan secara logika, filosofi, agama ataupun science?  Sang Buddha mengatakan kalau kita berpikir tentang bekerjanya hukum karma, kita bisa gila.  Karena apa?  Karena terlalu rumit dan waktu dalam satu kehidupan tidak mungkin habis untuk meneliti hal itu.
Tentu kalau ngomong hukum karma yang berbuat baik dapat yang baik dan berbuat tidak baik dapat yang tidak baik.  Itu simple saja.  Tetapi kalau kita melihat hukum karma yang telah berjalan di beberapa kali kehidupan...apa mungkin? 

"Karena menurut saya, menyatakan sesuatu di luar logika, sangat sulit bukan.." Ya memang sulit...itulah Dhamma, itulah alam.
Title: Re: Science bagian dari Dhamma ?
Post by: morpheus on 28 July 2007, 11:47:19 PM
Jika Dhamma tidak bisa dipahami oleh logika maka bagaimana Sang Buddha bisa memahami, menganalisa urutan proses, katakanlah paticcasamupada? Logika sendiri adalah bagaimana berpikir secara lurus, tepat, dan teratur, dan manusia memiliki logika alamiah sejah lahir.
"dhamma" yg mana dulu yg anda maksud?
formulasinya ataukah kebenarannya?
telunjuknya ataukah rembulannya?

buddha merealisir kebenaran atau dhamma saat mencapai pencerahan di bawah pohon bodhi dan buddha memformulasikannya dengan kata2 menjadi teori "dhamma". dhamma yg sebenarnya hanyalah bisa direalisasikan dengan praktek (ini dikatakan buddha kepada ananda, cmiiw). memang teori dhamma ini ditangkap dengan menggunakan pikiran dan logika, tapi buddha memformulasikan teori dhamma bukan untuk konsumsi logika, melainkan sebagai tuntunan praktek...


Jika dikatakan Dhamma itu domainnya adalah logic (Dhamma berpusat pada logika ??), saya rasa Sdr. Morp telah keluar dari konteks bahasan, dan hal ini saya rasa bukanlah yang saya maksud.
maksud saya domain itu adalah area/bidang.
jadi maksud saya, dhamma yg ditembus oleh buddha dibawah pohon bodhi itu bukan pada area logika...

BTW, meskipun dikatakan siswa Sang Buddha banyak yg tidak cerdas bukan berarti mereka tidak memiliki intelek sama sekali. Belajar dari pengalaman juga merupakan salah satu bentuk intelek. Jadi meskipun seorang siswa Sang Buddha yang hanya memperhatikan kotoran di sehelai kain karena ia tidak hafal dengan syair atau gatha, ia dapat mencapai pencerahan karena ia belajar dari pengalamannya memperhatikan , menganalisa (bagian dari fungsi logika) kotoran pada sehelai kain, tahu dan  memahami ada ketidakkekalan disini, ini juga adalah bentuk intelek. Jadi intelek tidak semata-mata hafal-hafalan atau IQ di atas rata-rata.
penembusan dan pengertian yg didapat di sini sama sekali bukanlah fungsi dari logika / pikiran, melainkan analisa batin yg arahnya ke dalam. sekali lagi, jalan untuk mengakhiri dukkha ada jalan utama berunsur delapan. kalo memang pengertian dan analisa dengan logika bisa mengakhiri dukkha, maka mikir2 teori dhamma doang bisa membawa pencerahan, tidak perlu pengamatan ke dalam.

Quote
logic itu asalnya dari pikiran (though). penembusan dhamma ada pada domain batin (mind) yg tidak bisa dijangkau pikiran...
 
Tanpa logika seseorang tidak bisa menganalisa terhadap suatu kejadian.
Mind:
1 the faculty of consciousness and thought.
2 the source of a person’s thoughts; the intellect.
(Oxford Dictionary)
yg saya maksud dengan mind / batin di sini adalah nama (pali), yg memiliki pengertian ke arah meditatif, bukan pengertian kamus.

dan domain yg saya maksudkan bermakna 'area' atau 'daerah'.

kalo anda pikir yg saya bicarakan di sini oot dan tidak sesuai dengan judul topiknya, saya sudahi sampai di sini aja...
Title: Re: Science bagian dari Dhamma ?
Post by: Muten Roshi on 29 July 2007, 01:03:09 AM
koq bingung?? ini sih ungkapan jujur saja ya dari saya:

umat Buddha yang belum mencapai tingkat kesucian tertentu (misalnya: arahat) apa bedanya dengan umat samawi yang cuma menunjukkan bahwa kitab suci saya benar .... lalu mengimaninya dan mengejek kitab suci agama lain. mengatakan agama lain itu takhayul dan berhala.... ??? apa bedanya??

namun disisi lain. kalau tidak mengimani apa yang tertulis di kitab suci bagaimana caranya mencapai tingkat kesucian tertentu??? lewat jalan apa?? mau cari jalan sendiri juga susah...

ini sebuah dilema dalam belajar agama Buddha... iman dan pembuktian...


logika manusia itu terbatas sesuatu diluar logika dan tidak wajar bagi manusia biasa... fenomena itu  terkadang kita sebut itu MISTIK/GAIB....
jangan salah. definisi 'mistik' karen armstrong di sini berbeda dengan definisi mistik yg umum...
bukan sesuatu yg gaib, bukan miracle...

Saya makin bingung dengan statement Dharmakara..
Makin membingungkan..
Terkesan penggabungan Buddhism dan Samawi.
Ntar jadi Buddhasamawi donk..  ^-^

Tapi gapapa, di sini akan berusaha lebih dijelaskan lebih lanjut.
Semoga Sdr. Dharmakara bisa memahami Buddha Dharma

Title: Re: Science bagian dari Dhamma ?
Post by: Sukma Kemenyan on 29 July 2007, 01:07:57 AM
Dharmakara:
Coba baca-baca lage tentang Kalama Sutta

Kalau menurut anda suatu hal (sutta) dirasakan tidak berfaedah, dan kliatan ngawur (mistik)
Anda dipersilahkan anda tidak mempercayainya...
Title: Re: Science bagian dari Dhamma ?
Post by: Muten Roshi on 29 July 2007, 01:38:30 AM
iya2 .. kalama sutta, menimbulkan suatu dilema dalam belajar agama Buddha, disatu sisi mengkritisi ajaran Buddha sendiri, padahal untuk belajar agama Buddha juga diperlukan adanya suatu iman, karena banyak sekali yang tidak bisa dibuktikan oleh umat awam.. ......  ini sungguh suatu dilema...
Dharmakara:
Coba baca-baca lage tentang Kalama Sutta

Kalau menurut anda suatu hal (sutta) dirasakan tidak berfaedah, dan kliatan ngawur (mistik)
Anda dipersilahkan anda tidak mempercayainya...
Title: Re: Science bagian dari Dhamma ?
Post by: Sukma Kemenyan on 29 July 2007, 01:41:20 AM
Sebutkan contoh Iman yg anda maksud...
3-4 bulan ini gue belajar buddhism gak melihat suatu bentuk Iman (dogma) yg terkunci
Title: Re: Science bagian dari Dhamma ?
Post by: Kokuzo on 29 July 2007, 12:48:29 PM
gw heran, sepertinya Dharmakara sanagt ngotot menyebut Buddhisme adalah iman...
Masa transisi? salah langkag?  :-?

kalo Anda nanya ke gw apa yang saya percaya dalam agama Buddha, jawabannya : TIDAK ADA.
Title: Re: Science bagian dari Dhamma ?
Post by: ryu on 29 July 2007, 12:51:59 PM
Gue mengimani Yesus tp tdk percaya Alkitab tp belajar Dhamma dari Sang Buddha boleh tdk?
Title: Re: Science bagian dari Dhamma ?
Post by: Kokuzo on 29 July 2007, 01:11:43 PM
tidak boleh..
sesat itu hukumnya... api neraka imbalannya  ^-^
Title: Re: Science bagian dari Dhamma ?
Post by: dipasena on 29 July 2007, 01:45:36 PM
kalama sutta, menimbulkan suatu dilema dalam belajar agama Buddha, disatu sisi mengkritisi ajaran Buddha sendiri, padahal untuk belajar agama Buddha juga diperlukan adanya suatu iman, karena banyak sekali yang tidak bisa dibuktikan oleh umat awam.. ......  ini sungguh suatu dilema...

ehm... bung, "untuk belajar Buddhism tidak diperlukan adanya suatu iman !" cukup jelaskan 1 kalimat itu... kalo ga ngerti lagi namanya "ke-banget-tan"  :-? gini dah, misalkan umat Buddhism tidak percaya alam-alam Dewa, ya kaga usah percayai teori itu, simple kan, ga perlu di imani jg, karena Buddhism menolak sistem peng-iman-an [seperti teori pembodohan kalo sistem iman]... anggap aja anda belum bisa bukti-in selesai kan, kenapa ? karena ada orang yg bisa buktikan tuh... gimana ? so jangan main klaim sepihak [kebenaran yg diklaim pribadi] langsung menyatakan ke public, oi... ternyata Buddhism itu bo'ong terbukti ga ada tuh alam-alam dewa... lu bisa diketawain orang atuh...

sikap yg sangat childish...   [-X
Title: Re: Science bagian dari Dhamma ?
Post by: Kokuzo on 29 July 2007, 01:53:54 PM
Betul tuh kata bung Ttono, ga percaya ya uda ga usah diimani. kan jadi maksa itu... Toh Sang Buddha ga pernah bilang kalo ga percaya ajarannya dan isi Sutta bakal lahir ke alam binatang ato neraka. tenang aje boss.. 8)
Title: Re: Science bagian dari Dhamma ?
Post by: ryu on 29 July 2007, 02:02:05 PM
Dan tambahan, sang Buddha bukan juru selamat yaa, jd tidak usah percaya jg aman2 aja tuh. Isi sutta pun bukan jaminan seseorang bs masuk Dunia lain, ajaran/Dhamma sang Buddha hanyalah sebuah rakit untuk mencapai pantai sebrang dan kita bs melepaskan rakit itu setelah sampai pd tujuan.
Title: Re: Science bagian dari Dhamma ?
Post by: Kokuzo on 29 July 2007, 02:08:38 PM
mau dilepas di tengan laut juga gpp... sisanya pake berenang...  =))
Title: Re: Science bagian dari Dhamma ?
Post by: morpheus on 29 July 2007, 03:15:49 PM
inilah kalo diskusi pake males2an...
mungkin anda semua perlu menyamakan persepsi dulu, apa itu iman, apa itu bukti...
kalo maen nulis 2 - 3 kalimat, akhirnya jadi perang gerilya hehehe...

terutama buat anda bang dharmakara, terangkan apa yg anda klaim dan maksudkan itu...
Title: Re: Science bagian dari Dhamma ?
Post by: Kokuzo on 29 July 2007, 04:52:01 PM
oke"...
topic refreshed...
dimulai dari bro Kara dulu perjelas inti topiknya....

*duduk manis siap mendengarkan*  :|
Title: Re: Science bagian dari Dhamma ?
Post by: ryu on 29 July 2007, 06:04:49 PM
Lama amat? Jangan2 Lagi doa minta petunjuk neh!
Title: Re: Science bagian dari Dhamma ?
Post by: Forte on 29 July 2007, 06:18:23 PM
Dan tambahan, sang Buddha bukan juru selamat yaa, jd tidak usah percaya jg aman2 aja tuh. Isi sutta pun bukan jaminan seseorang bs masuk Dunia lain, ajaran/Dhamma sang Buddha hanyalah sebuah rakit untuk mencapai pantai sebrang dan kita bs melepaskan rakit itu setelah sampai pd tujuan.
Sekedar menambahkan. Benar yang dikatakan rekan2 sedhamma di atas, bahwa Sang Buddha bukanlah juru selamat. Bukan seseorang yang harus dipercayai. Sang Buddha hanya penunjuk jalan

Ibarat rambu2 yang menunjukkan ada jalan rusak. Sang Buddha bertindak sebagai rambu2 tersebut. Dan selanjutnya terserah Anda apakah Anda ingin melaju dan mengabaikan rambu tersebut. Atau Anda memilih jalan lain yang tidak ada jalan rusaknya. Semua terserah Anda.

Tidak ada dalam ajaran Buddha paksaan Anda harus mengikuti apa kata Sang Buddha. Bisa saja Anda berkeinginan memperbaiki jalan rusak tersebut. Ya silakan saja. Sang Buddha tidak ada mengutuk menjebloskan dalam neraka jahanam dan sebagainya bila Anda tidak mengikutinya.

Semoga dapat dipahami..

 [at] Sdr. 7th
OOT dikit.. Nice avatar.. pandai bikin rotate2an ya dari avatarnya bro Menyan

Title: Re: Science bagian dari Dhamma ?
Post by: dipasena on 29 July 2007, 09:56:01 PM
gini dah, kalo bingung lagi kaga usah percaya Buddha, kaga usah percaya Dhamma, gampangkan... tapi kalo baca masih boleh ga ? kalo boleh, ya silakan dibaca tuh Dhamma, trus setelah baca praktek-in aja... nah setelah itu analisa hasil yg diperoleh... kalo masih ga mudeng/ngerti buang aja la... gampangkan, ga ada kutukan koq, ga masuk api neraka jg, ga dituntut untuk percaya jg...

gw ingat 1 cerita yg pernah diucapkan Dewi Lestari ketika ia bertemu seorang Bhikkhu sebelum Dewi Lestari memilih untuk menjadi seorang Buddhist, Bhikkhu itu berkata kepada Dewi Lestari [kira-kira, kata2nya tidak sama persis tp inti nya sama la  ;D] begini :

"Buddha Dhamma itu bagus, kalo kamu mau terima barang bagus, ya silakan... tapi kalo kamu tidak mau menerima nya, Dhamma itu jg tetap masih bagus koq"
Title: Re: Science bagian dari Dhamma ?
Post by: Kokuzo on 29 July 2007, 11:35:18 PM
Iya neh sante ajalah...
Sang Buddha bukan tuhan, bukan pencipta Dhamma, bukan pencipta neraka, Sang Buddha bukan pencemburu, bukan tukang murka, so sante aja... ga da yang perlu ditakutin kok buat nggak mau percaya... lagian percaya ma Sang Buddha juga ga da jaminan masuk surga ato Nibbana...  :)
Title: Re: Science bagian dari Dhamma ?
Post by: Muten Roshi on 30 July 2007, 01:59:12 AM
"untuk belajar Budhism tidak diperlukan adanya suatu iman" saya rasa tidak mungkin !! bagaimana caranya membuktikan adanya nibbana? bagaimana caranya membuktikan adanya hukum karma? (beberapa buku yang saya baca malah membuktikan hukum karma secara tebak-tebakan. tidak ada proses logisnya). bagaimana caranya membuktikan adanya 31 alam? bagaimana cara melogiskan semuanya??? sama sekali tidak mungkin kalau seseorang belum mencapai tingkat arahat untuk membuktikan semua itu....

kalau semua itu tidak di-iman-i. maka yang terjadi adalah suatu pemikiran: "karena tidak ada hukum karma, karena tidak ada nibbana, karena tidak ada alam neraka dan alam dewa, maka berbuat jahat tidak apa-apa, merampok , membunuh, memperkosa, demi memuaskan diri sendiri tidak apa-apa"
apakah  kondisi seperti ini tidak perlu iman?

ehm... bung, "untuk belajar Buddhism tidak diperlukan adanya suatu iman !" cukup jelaskan 1 kalimat itu... kalo ga ngerti lagi namanya "ke-banget-tan"  :-? gini dah, misalkan umat Buddhism tidak percaya alam-alam Dewa, ya kaga usah percayai teori itu, simple kan, ga perlu di imani jg, karena Buddhism menolak sistem peng-iman-an [seperti teori pembodohan kalo sistem iman]... anggap aja anda belum bisa bukti-in selesai kan, kenapa ? karena ada orang yg bisa buktikan tuh... gimana ? so jangan main klaim sepihak [kebenaran yg diklaim pribadi] langsung menyatakan ke public, oi... ternyata Buddhism itu bo'ong terbukti ga ada tuh alam-alam dewa... lu bisa diketawain orang atuh...

sikap yg sangat childish...   [-X
Title: Re: Science bagian dari Dhamma ?
Post by: ryu on 30 July 2007, 07:00:45 AM
Bang, makanya butuh kebijaksanaan dlm mepelajari agama Buddha, bukan iman membuta spt agama k, yg ditakut2i dgn berbagai macam cara dan mendoktrin tanpa kebijaksanaan tp dgn iman membabibuta untuk menarik umatnya.
Title: Re: Science bagian dari Dhamma ?
Post by: Forte on 30 July 2007, 07:52:36 AM
Dalam Buddhism, tidak ada paksaan harus percaya Nibbana. Jika tidak percaya.
Silakan saja.. Tidak ada ancaman akan dijebloskan ke neraka. Karena Dhamma itu sifatnya universal.
Andai kata, Anda bukan Buddhism, sejauh Anda berbuat baik, sebenarnya Anda telah mengikuti ajaran Dhamma, karena seperti yang B.Upaseno katakan Dhamma itu lingkaran besar dengan science, logic, dll di dalamnya. Anda percaya atau tidak, tetap akan berjalan seperti itu.
Title: Re: Science bagian dari Dhamma ?
Post by: Kokuzo on 30 July 2007, 10:27:21 AM
Quote
kalau semua itu tidak di-iman-i. maka yang terjadi adalah suatu pemikiran: "karena tidak ada hukum karma, karena tidak ada nibbana, karena tidak ada alam neraka dan alam dewa, maka berbuat jahat tidak apa-apa, merampok , membunuh, memperkosa, demi memuaskan diri sendiri tidak apa-apa"
apakah  kondisi seperti ini tidak perlu iman?

ni orang salah langkah neh...  #-o
ok lets say semuanya belum bisa dibuktikan, jadi ga usah percaya...

gw nanya deh, lo ngebunuh, ngerampok, merkosa, perlu iman ga buat tau itu salah/merugikan orang lain?
lo marah aja ke orang, perasaan lo udah ga tenang...
yang ginian butuh iman?
Title: Re: Science bagian dari Dhamma ?
Post by: Muten Roshi on 30 July 2007, 12:17:43 PM
merugikan orang lain.. tapi menguntungkan diri sendiri.. apa hal ini butuh penjelasan?

Quote
kalau semua itu tidak di-iman-i. maka yang terjadi adalah suatu pemikiran: "karena tidak ada hukum karma, karena tidak ada nibbana, karena tidak ada alam neraka dan alam dewa, maka berbuat jahat tidak apa-apa, merampok , membunuh, memperkosa, demi memuaskan diri sendiri tidak apa-apa"
apakah  kondisi seperti ini tidak perlu iman?

ni orang salah langkah neh...  #-o
ok lets say semuanya belum bisa dibuktikan, jadi ga usah percaya...

gw nanya deh, lo ngebunuh, ngerampok, merkosa, perlu iman ga buat tau itu salah/merugikan orang lain?
lo marah aja ke orang, perasaan lo udah ga tenang...
yang ginian butuh iman?
Title: Re: Science bagian dari Dhamma ?
Post by: Muten Roshi on 30 July 2007, 12:19:49 PM
iya2.. tidak percaya adanya nibbana, tidak percaya adanya hukum karma, tidak percaya adanya neraka, tidak percaya adanya alam dewa.. lalu buat apa berbuat baik? buat apa menolong orang lain? buat apa?  lebih baik merampok, membunuh, dan memperkosa  orang lain saja, cepat kaya raya. dan enak..

Dalam Buddhism, tidak ada paksaan harus percaya Nibbana. Jika tidak percaya.
Silakan saja.. Tidak ada ancaman akan dijebloskan ke neraka. Karena Dhamma itu sifatnya universal.
Andai kata, Anda bukan Buddhism, sejauh Anda berbuat baik, sebenarnya Anda telah mengikuti ajaran Dhamma, karena seperti yang B.Upaseno katakan Dhamma itu lingkaran besar dengan science, logic, dll di dalamnya. Anda percaya atau tidak, tetap akan berjalan seperti itu.

Title: Re: Science bagian dari Dhamma ?
Post by: Kokuzo on 30 July 2007, 12:30:37 PM
Quote
merugikan orang lain.. tapi menguntungkan diri sendiri.. apa hal ini butuh penjelasan?

Quote
iya2.. tidak percaya adanya nibbana, tidak percaya adanya hukum karma, tidak percaya adanya neraka, tidak percaya adanya alam dewa.. lalu buat apa berbuat baik? buat apa menolong orang lain? buat apa?  lebih baik merampok, membunuh, dan memperkosa  orang lain saja, cepat kaya raya. dan enak..

ya silahkan aja coba... terus liat akibatnya... kayanya cukup ngasi sedikit pembuktian hukum karma... k? silahkan coba bro...  :)

kayanya buat hal" yang lo sebutin, ga perlu belajar Buddhism ato agama apapun di dunia udah tau itu salah... Lo pernah belajara PMP kan dulu? PPKn? Pernah denger kata moral kan?
Title: Re: Science bagian dari Dhamma ?
Post by: Forte on 30 July 2007, 12:33:03 PM
Begini saja, jika Anda tidak percaya. Silakan Anda membunuh, memperkosa, dan merampok.
Maka Anda akan dipenjara. Hukuman penjara adalah salah satu bentuk perwujudan karma buruk Anda telah berbuah.. Simpel kan ?

Logikanya : Ada sebab ada akibat. Anda merampok maka Anda dipenjara.

iya2.. tidak percaya adanya nibbana, tidak percaya adanya hukum karma, tidak percaya adanya neraka, tidak percaya adanya alam dewa.. lalu buat apa berbuat baik? buat apa menolong orang lain? buat apa?  lebih baik merampok, membunuh, dan memperkosa  orang lain saja, cepat kaya raya. dan enak..

Dalam Buddhism, tidak ada paksaan harus percaya Nibbana. Jika tidak percaya.
Silakan saja.. Tidak ada ancaman akan dijebloskan ke neraka. Karena Dhamma itu sifatnya universal.
Andai kata, Anda bukan Buddhism, sejauh Anda berbuat baik, sebenarnya Anda telah mengikuti ajaran Dhamma, karena seperti yang B.Upaseno katakan Dhamma itu lingkaran besar dengan science, logic, dll di dalamnya. Anda percaya atau tidak, tetap akan berjalan seperti itu.

Title: Re: Science bagian dari Dhamma ?
Post by: Muten Roshi on 30 July 2007, 12:34:35 PM
bukankah ini suatu pernyataan yang penuh dengan iman ??  :)) :))
Quote
merugikan orang lain.. tapi menguntungkan diri sendiri.. apa hal ini butuh penjelasan?

Quote
iya2.. tidak percaya adanya nibbana, tidak percaya adanya hukum karma, tidak percaya adanya neraka, tidak percaya adanya alam dewa.. lalu buat apa berbuat baik? buat apa menolong orang lain? buat apa?  lebih baik merampok, membunuh, dan memperkosa  orang lain saja, cepat kaya raya. dan enak..

ya silahkan aja coba... terus liat akibatnya... kayanya cukup ngasi sedikit pembuktian hukum karma... k? silahkan coba bro...  :)
Title: Re: Science bagian dari Dhamma ?
Post by: Muten Roshi on 30 July 2007, 12:35:18 PM
nah tapibagaimana kalau tidak dipenjara alias bisa meloloskan diri?? mana buktinya ada hukum karma??
Begini saja, jika Anda tidak percaya. Silakan Anda membunuh, memperkosa, dan merampok.
Maka Anda akan dipenjara. Hukuman penjara adalah salah satu bentuk perwujudan karma buruk Anda telah berbuah.. Simpel kan ?

Logikanya : Ada sebab ada akibat. Anda merampok maka Anda dipenjara.

iya2.. tidak percaya adanya nibbana, tidak percaya adanya hukum karma, tidak percaya adanya neraka, tidak percaya adanya alam dewa.. lalu buat apa berbuat baik? buat apa menolong orang lain? buat apa?  lebih baik merampok, membunuh, dan memperkosa  orang lain saja, cepat kaya raya. dan enak..

Dalam Buddhism, tidak ada paksaan harus percaya Nibbana. Jika tidak percaya.
Silakan saja.. Tidak ada ancaman akan dijebloskan ke neraka. Karena Dhamma itu sifatnya universal.
Andai kata, Anda bukan Buddhism, sejauh Anda berbuat baik, sebenarnya Anda telah mengikuti ajaran Dhamma, karena seperti yang B.Upaseno katakan Dhamma itu lingkaran besar dengan science, logic, dll di dalamnya. Anda percaya atau tidak, tetap akan berjalan seperti itu.

Title: Re: Science bagian dari Dhamma ?
Post by: davit_c on 30 July 2007, 12:40:01 PM
batin yang tidak tenang dalam pelarian... bukankah itu salah satu bentuk akibat?
Title: Re: Science bagian dari Dhamma ?
Post by: Forte on 30 July 2007, 12:44:10 PM
Karma itu sifatnya universal.. Anda tidak bisa mengatakan dengan bisa meloloskan diri berarti gak ada hukum karma. Bisa saja Anda akan mendapatkan akibatnya pada kehidupan mendatang..
Bila Anda tanyakan buktinya ada juga. Yaitu ada bayi yang lahir cacat padahal katanya tanpa dosa, dsb. Tapi bila ditinjau dari segi Buddhism, maka itu adalah karma yang sedang berbuah..

Bila Anda bersikeras tidak percaya. Ya tidak ada cara lain, silakan saja memperkosa, membunuh, dan merampok. Anda jangan hanya bisa berbicara tidak percaya tapi tidak mau mencoba..
Jadi cobalah membunuh, merampok, dll. Apakah Anda berani ?

Sudah banyak penelitian yang menyatakan bahwa tumimbal lahir itu ada dan terbukti ilmiah.
Silakan baca di internet. Dan ada penulis Indonesia yang sudah mempraktekannya.

http://www.nathaliasunaidi.com

Bila Anda tidak percaya. Sekali lagi. Anda coba dulu.

Ibarat Anda anak TK yang tidak percaya 1+1 =2. Saya sudah tunjukkan bukti dengan mencontohkan 1 batang korek api yang ditambahkan 1 batang korek api, sehingga bila dihitung jumlahnya 2. Tapi bila Anda tidak mau membuka mata Anda untuk melihat hasilnya dan tetap bersikeras bilang tidak percaya. Salahkah saya karena Anda yang tidak mau membuka mata ?
Saya sudah laksanakan tugas saya yaitu menunjukkan Anda. Bila Anda tidak mau percaya ya urusan Anda. Silakan praktekan sendiri.  Jadi mohon Anda lebih dewasa..

nah tapibagaimana kalau tidak dipenjara alias bisa meloloskan diri?? mana buktinya ada hukum karma??
Begini saja, jika Anda tidak percaya. Silakan Anda membunuh, memperkosa, dan merampok.
Maka Anda akan dipenjara. Hukuman penjara adalah salah satu bentuk perwujudan karma buruk Anda telah berbuah.. Simpel kan ?

Logikanya : Ada sebab ada akibat. Anda merampok maka Anda dipenjara.

iya2.. tidak percaya adanya nibbana, tidak percaya adanya hukum karma, tidak percaya adanya neraka, tidak percaya adanya alam dewa.. lalu buat apa berbuat baik? buat apa menolong orang lain? buat apa?  lebih baik merampok, membunuh, dan memperkosa  orang lain saja, cepat kaya raya. dan enak..

Dalam Buddhism, tidak ada paksaan harus percaya Nibbana. Jika tidak percaya.
Silakan saja.. Tidak ada ancaman akan dijebloskan ke neraka. Karena Dhamma itu sifatnya universal.
Andai kata, Anda bukan Buddhism, sejauh Anda berbuat baik, sebenarnya Anda telah mengikuti ajaran Dhamma, karena seperti yang B.Upaseno katakan Dhamma itu lingkaran besar dengan science, logic, dll di dalamnya. Anda percaya atau tidak, tetap akan berjalan seperti itu.

Title: Re: Science bagian dari Dhamma ?
Post by: ryu on 30 July 2007, 01:04:07 PM
Mungkin bagi kara membunuh, memperkosa dll enak dan baik karena punya Tuhan yang baik yg mengampuni kalau diminta dengan imannya.
Title: Re: Science bagian dari Dhamma ?
Post by: Kokuzo on 30 July 2007, 01:34:09 PM
Quote
bukankah ini suatu pernyataan yang penuh dengan iman ??  laugh laugh

karma lo sebut iman? berarti sebagai awam maksudnya ga bisa membuktikan karma? u take it too hard boy... karma ya 'cuma' hukum sebab akibat... tiap detik kita hidup dengan sebab akibat tersebut... lo sebut membunuh, memperkosa, merampok... itu saja sudah merupakan akibat... katanya buat kesenangan kan? sebab dari mencari kesenangan, akibatnya melakukan pembunuhan... karena lo bt (birahi tinggi), anak tetangga diperkosa, akibat bukan? sebab bisa merupakan akibat perbuatan/kejadian sebelumnya dan sebaliknya akibat suatu perbuatan dapat menyebabkan perbuatan/kejadian yang lain... dan ini semua merupakan lingkaran yang terjadi terus menerus...

lo duduk di depan komputer, join forum ini, nulis kaya gini... apakah tanpa sebab? ada akibatnya ga? perlukah hukum sebab akibat diimani lagi?

coba sebutkan suatu hal yang terlepas dari sebab dan akibatnya? ada ngga?

pola pikir anda terlihat sekali bukan Buddhis...
jika baru belajar, silahkan, kita sama" belajar disini  _/\_
Title: Re: Science bagian dari Dhamma ?
Post by: dipasena on 30 July 2007, 04:12:06 PM
"untuk belajar Budhism tidak diperlukan adanya suatu iman" saya rasa tidak mungkin !! bagaimana caranya membuktikan adanya nibbana? bagaimana caranya membuktikan adanya hukum karma? (beberapa buku yang saya baca malah membuktikan hukum karma secara tebak-tebakan. tidak ada proses logisnya). bagaimana caranya membuktikan adanya 31 alam? bagaimana cara melogiskan semuanya??? sama sekali tidak mungkin kalau seseorang belum mencapai tingkat arahat untuk membuktikan semua itu....

kalau semua itu tidak di-iman-i. maka yang terjadi adalah suatu pemikiran: "karena tidak ada hukum karma, karena tidak ada nibbana, karena tidak ada alam neraka dan alam dewa, maka berbuat jahat tidak apa-apa, merampok , membunuh, memperkosa, demi memuaskan diri sendiri tidak apa-apa"
apakah  kondisi seperti ini tidak perlu iman?

yg bilang rasanya siapa ? anda bukan ? itu pendapat pribadi toh ? so kenapa memaksakan pendapat pribadi yg belum tentu benar sebagai kebenaran ? ehm...  :-?

 :)) anda belum bisa buktikan Nibbana ? belum bisa buktikan Hukum Kamma/Karma ? seperti yg saya katakan "SKIP" aja, ga ada tuntutan koq, kalo anda baca buku Kamma/Karma memang terkesan tebak menebak, tapi tebak menebak itu tentu ada alasan ato latar belakang, nah cari tau dulu donk, kenapa bisa begitu...

31 alam siapa bilang ga bisa dibuktikan ? byk tuh alam" yg diuraikan diteori itu yg bisa dibuktikan, alam manusia ada toh ? alam binatang ada toh ? alam setan/hantu kelaparan/gentayangan ada toh ? walau ga semua kita bisa buktikan, karena terbatasnya kemampuan kita, kalo masih susah lagi "SKIP" aja lagi...

ga perlu nunggu kita menjadi arahat, untuk mengetahui hal tersebut tidak perlu tunggu jadi arahat, manusia biasa pun bisa mengetahuinya bahkan lintas agama, itu didalam Buddhism disebut sebagai Abiñña. gw ada kenal 1 orang, belum arahat tuh, tapi bisa melihat dan berkomunikasi dengan mahluk halus alam rendah dan alam deva... emang kesannya konyol/bo'ong-an karena yg berinteraksi adalah dia, bukan kita... ga jd masalah, toh tidak merugikan kita, juga tidak memberikan keuntungan bagi kita bukan ? kalo masih susah lagi "SKIP" aja lagi...

haha  :)) bung apakah suatu perbuatan baik itu bisa dilakukan jika kita meng-iman-ni Nibbana, Kamma/Karma, adanya alam Neraka dan alam Dewa ? itu malah menjadikan manusia Munafik, kenapa ? ia melakukan perbuatan baik karena takut akan ancaman yg akan diberikan kepada dia, tapi ia mengharapkan imbalan yg diberikan atas perbuatannya... singkatnya, ga tulus banget, tapi dipaksa...

perbuatan baik dilakukan [didalam Buddhism] karena memang manfaat dari perbuatan itu bagi orang lain dan diri kita sendiri, bukan dilakukan karena takut akan ancaman dan dilakukan untuk memperoleh imbalan... so di dalam Buddhism tidak dituntut untuk percaya Nibbana, Kamma/Karma, 31 Alam Kehidupan bahkan boleh di "SKIP" ga bakal masuk api neraka, ga ada kutukan dan ancaman...
Title: Re: Science bagian dari Dhamma ?
Post by: Muten Roshi on 30 July 2007, 04:20:10 PM
iya secara teoritis memang tidak dituntut percaya adanya nibbana, hukum karma, 31 alam kehidupan... tapi kalau sudah memasuki ajaran Buddha.. mau tidak mau dituntut untuk ber-iman...  memang tidak ada ancaman dan hukuman. tapi tetap saja harus di-iman-i.. sebab kalau seseorang tidak takut akan hukum karma, tentu dia akan bertindak sewenang-wenang...


"untuk belajar Budhism tidak diperlukan adanya suatu iman" saya rasa tidak mungkin !! bagaimana caranya membuktikan adanya nibbana? bagaimana caranya membuktikan adanya hukum karma? (beberapa buku yang saya baca malah membuktikan hukum karma secara tebak-tebakan. tidak ada proses logisnya). bagaimana caranya membuktikan adanya 31 alam? bagaimana cara melogiskan semuanya??? sama sekali tidak mungkin kalau seseorang belum mencapai tingkat arahat untuk membuktikan semua itu....

kalau semua itu tidak di-iman-i. maka yang terjadi adalah suatu pemikiran: "karena tidak ada hukum karma, karena tidak ada nibbana, karena tidak ada alam neraka dan alam dewa, maka berbuat jahat tidak apa-apa, merampok , membunuh, memperkosa, demi memuaskan diri sendiri tidak apa-apa"
apakah  kondisi seperti ini tidak perlu iman?

yg bilang rasanya siapa ? anda bukan ? itu pendapat pribadi toh ? so kenapa memaksakan pendapat pribadi yg belum tentu benar sebagai kebenaran ? ehm...  :-?

 :)) anda belum bisa buktikan Nibbana ? belum bisa buktikan Hukum Kamma/Karma ? seperti yg saya katakan "SKIP" aja, ga ada tuntutan koq, kalo anda baca buku Kamma/Karma memang terkesan tebak menebak, tapi tebak menebak itu tentu ada alasan ato latar belakang, nah cari tau dulu donk, kenapa bisa begitu...

31 alam siapa bilang ga bisa dibuktikan ? byk tuh alam" yg diuraikan diteori itu yg bisa dibuktikan, alam manusia ada toh ? alam binatang ada toh ? alam setan/hantu kelaparan/gentayangan ada toh ? walau ga semua kita bisa buktikan, karena terbatasnya kemampuan kita, kalo masih susah lagi "SKIP" aja lagi...

ga perlu nunggu kita menjadi arahat, untuk mengetahui hal tersebut tidak perlu tunggu jadi arahat, manusia biasa pun bisa mengetahuinya bahkan lintas agama, itu didalam Buddhism disebut sebagai Abiñña. gw ada kenal 1 orang, belum arahat tuh, tapi bisa melihat dan berkomunikasi dengan mahluk halus alam rendah dan alam deva... emang kesannya konyol/bo'ong-an karena yg berinteraksi adalah dia, bukan kita... ga jd masalah, toh tidak merugikan kita, juga tidak memberikan keuntungan bagi kita bukan ? kalo masih susah lagi "SKIP" aja lagi...

haha  :)) bung apakah suatu perbuatan baik itu bisa dilakukan jika kita meng-iman-ni Nibbana, Kamma/Karma, adanya alam Neraka dan alam Dewa ? itu malah menjadikan manusia Munafik, kenapa ? ia melakukan perbuatan baik karena takut akan ancaman yg akan diberikan kepada dia, tapi ia mengharapkan imbalan yg diberikan atas perbuatannya... singkatnya, ga tulus banget, tapi dipaksa...

perbuatan baik dilakukan [didalam Buddhism] karena memang manfaat dari perbuatan itu bagi orang lain dan diri kita sendiri, bukan dilakukan karena takut akan ancaman dan dilakukan untuk memperoleh imbalan... so di dalam Buddhism tidak dituntut untuk percaya Nibbana, Kamma/Karma, 31 Alam Kehidupan bahkan boleh di "SKIP" ga bakal masuk api neraka, ga ada kutukan dan ancaman...
Title: Re: Science bagian dari Dhamma ?
Post by: Forte on 30 July 2007, 04:20:58 PM
haha  :)) bung apakah suatu perbuatan baik itu bisa dilakukan jika kita meng-iman-ni Nibbana, Kamma/Karma, adanya alam Neraka dan alam Dewa ? itu malah menjadikan manusia Munafik, kenapa ? ia melakukan perbuatan baik karena takut akan ancaman yg akan diberikan kepada dia, tapi ia mengharapkan imbalan yg diberikan atas perbuatannya... singkatnya, ga tulus banget, tapi dipaksa...

Yes.. Ini yang saya tunggu2..
Mengapa harus diperlakukan seperti (maaf kata) hewan
Semua2-nya harus ditakut2i dulu.

Kuda supaya cepat berlari harus dicambuk dulu..
Jadi apakah manusia harus diperlakukan sama..
Mau manusia dianggap sama dengan hewan ?
Ditakut2i dulu akan dijebloskan ke neraka jahanam
baru mau berbuat baik ?





Title: Re: Science bagian dari Dhamma ?
Post by: Muten Roshi on 30 July 2007, 04:28:38 PM
begitulah memang bagi sebagian orang harus dipaksa dengan ancaman...
haha  :)) bung apakah suatu perbuatan baik itu bisa dilakukan jika kita meng-iman-ni Nibbana, Kamma/Karma, adanya alam Neraka dan alam Dewa ? itu malah menjadikan manusia Munafik, kenapa ? ia melakukan perbuatan baik karena takut akan ancaman yg akan diberikan kepada dia, tapi ia mengharapkan imbalan yg diberikan atas perbuatannya... singkatnya, ga tulus banget, tapi dipaksa...

Yes.. Ini yang saya tunggu2..
Mengapa harus diperlakukan seperti (maaf kata) hewan
Semua2-nya harus ditakut2i dulu.

Kuda supaya cepat berlari harus dicambuk dulu..
Jadi apakah manusia harus diperlakukan sama..
Mau manusia dianggap sama dengan hewan ?
Ditakut2i dulu akan dijebloskan ke neraka jahanam
baru mau berbuat baik ?






Title: Re: Science bagian dari Dhamma ?
Post by: Forte on 30 July 2007, 04:29:28 PM
Karma itu sifatnya universal.. Anda tidak bisa mengatakan dengan bisa meloloskan diri berarti gak ada hukum karma. Bisa saja Anda akan mendapatkan akibatnya pada kehidupan mendatang..
Bila Anda tanyakan buktinya ada juga. Yaitu ada bayi yang lahir cacat padahal katanya tanpa dosa, dsb. Tapi bila ditinjau dari segi Buddhism, maka itu adalah karma yang sedang berbuah..

Bila Anda bersikeras tidak percaya. Ya tidak ada cara lain, silakan saja memperkosa, membunuh, dan merampok. Anda jangan hanya bisa berbicara tidak percaya tapi tidak mau mencoba..
Jadi cobalah membunuh, merampok, dll. Apakah Anda berani ?

Sudah banyak penelitian yang menyatakan bahwa tumimbal lahir itu ada dan terbukti ilmiah.
Silakan baca di internet. Dan ada penulis Indonesia yang sudah mempraktekannya.

http://www.nathaliasunaidi.com

Bila Anda tidak percaya. Sekali lagi. Anda coba dulu.

Ibarat Anda anak TK yang tidak percaya 1+1 =2. Saya sudah tunjukkan bukti dengan mencontohkan 1 batang korek api yang ditambahkan 1 batang korek api, sehingga bila dihitung jumlahnya 2. Tapi bila Anda tidak mau membuka mata Anda untuk melihat hasilnya dan tetap bersikeras bilang tidak percaya. Salahkah saya karena Anda yang tidak mau membuka mata ?
Saya sudah laksanakan tugas saya yaitu menunjukkan Anda. Bila Anda tidak mau percaya ya urusan Anda. Silakan praktekan sendiri.  Jadi mohon Anda lebih dewasa..

nah tapibagaimana kalau tidak dipenjara alias bisa meloloskan diri?? mana buktinya ada hukum karma??
Begini saja, jika Anda tidak percaya. Silakan Anda membunuh, memperkosa, dan merampok.
Maka Anda akan dipenjara. Hukuman penjara adalah salah satu bentuk perwujudan karma buruk Anda telah berbuah.. Simpel kan ?

Logikanya : Ada sebab ada akibat. Anda merampok maka Anda dipenjara.

iya2.. tidak percaya adanya nibbana, tidak percaya adanya hukum karma, tidak percaya adanya neraka, tidak percaya adanya alam dewa.. lalu buat apa berbuat baik? buat apa menolong orang lain? buat apa?  lebih baik merampok, membunuh, dan memperkosa  orang lain saja, cepat kaya raya. dan enak..

Dalam Buddhism, tidak ada paksaan harus percaya Nibbana. Jika tidak percaya.
Silakan saja.. Tidak ada ancaman akan dijebloskan ke neraka. Karena Dhamma itu sifatnya universal.
Andai kata, Anda bukan Buddhism, sejauh Anda berbuat baik, sebenarnya Anda telah mengikuti ajaran Dhamma, karena seperti yang B.Upaseno katakan Dhamma itu lingkaran besar dengan science, logic, dll di dalamnya. Anda percaya atau tidak, tetap akan berjalan seperti itu.


 [at] Sdr. Dharmakara..

Tanggapi juga yang ini.. Banyak yang masih harus Anda jawab secara tuntas..
 
Title: Re: Science bagian dari Dhamma ?
Post by: dipasena on 30 July 2007, 04:31:54 PM
iya secara teoritis memang tidak dituntut percaya adanya nibbana, hukum karma, 31 alam kehidupan... tapi kalau sudah memasuki ajaran Buddha.. mau tidak mau dituntut untuk ber-iman...  memang tidak ada ancaman dan hukuman. tapi tetap saja harus di-iman-i.. sebab kalau seseorang tidak takut akan hukum karma, tentu dia akan bertindak sewenang-wenang...

bung... anda dr td ga ngerti tulisan saya ya  ??? ato memang tulisan saya yg kurang jelas ? :-? kita vote aja yuks... siapa yg ga jelas/ngerti angkat kaki, kalo yg ngerti duduk diem...  ^-^

"tapi kalau sudah memasuki ajaran Buddha.. mau tidak mau dituntut untuk ber-iman..." ini dapat dari mana ? kan udah saya katakan, kalo susah untuk memahami "SKIP" aje... ga susah koq, inti dari ajaran Buddhism adalah PRAKTEK bukan IMAN/HAPAL/PERCAYA ato apa lah kata yg sama dengan IMAN, trus anda jg menulis "iya secara teoritis memang tidak dituntut percaya adanya nibbana, hukum karma, 31 alam kehidupan..." tapi anda dikalimat yg lain menyatakan hal yg bertentangan dan anda memaksakan pandangan anda...

"tapi tetap saja harus di-iman-i.. sebab kalau seseorang tidak takut akan hukum karma, tentu dia akan bertindak sewenang-wenang... " ngapain takut ? kenapa jg tidak takut ? tindakan/perbuatanjangan dijadikan BEBAN, jika hal itu bukan beban kenapa musti masih berkutat antara takut atau tidak ? itu malah menjadikan manusia Munafik dalam bertindak ! karena adanya ancaman [kalo berbuat jahat] dan imbalan [kalo berbuat baik] yg diberikan

disini yg dibutuhkan adalah kesadaran dan kebijaksanaan/wisdom, SKIP Hukum Kamma, koq susah... suatu perbuatan baik dilakukan bukan karena takut atas Hukum Kamma, tapi dilakukan atas dasar manfaat kebaikan yg akan diperoleh orang lain dan diri kita sendiri, dimana tidak ada orang yg dirugikan atas perbuatan itu...
Title: Re: Science bagian dari Dhamma ?
Post by: Muten Roshi on 30 July 2007, 04:32:43 PM
 [at] hedi
oh iya.. anda juga belum menjawab hukum karma apa yang diperbuat oleh hugh hefner sehingga dia bisa bersenang2 dengan puluhan wanita??? .. buat apa saya menjawap pertanyaan anda???
Title: Re: Science bagian dari Dhamma ?
Post by: Muten Roshi on 30 July 2007, 04:33:34 PM
coba saja anda praktekan hukum karma, tanpa menggunakan iman.. bisa tidak??

iya secara teoritis memang tidak dituntut percaya adanya nibbana, hukum karma, 31 alam kehidupan... tapi kalau sudah memasuki ajaran Buddha.. mau tidak mau dituntut untuk ber-iman...  memang tidak ada ancaman dan hukuman. tapi tetap saja harus di-iman-i.. sebab kalau seseorang tidak takut akan hukum karma, tentu dia akan bertindak sewenang-wenang...

bung... anda dr td ga ngerti tulisan saya ya  ??? ato memang tulisan saya yg kurang jelas ? :-? kita vote aja yuks... siapa yg ga jelas/ngerti angkat kaki, kalo yg ngerti duduk diem...  ^-^

"tapi kalau sudah memasuki ajaran Buddha.. mau tidak mau dituntut untuk ber-iman..." ini dapat dari mana ? kan udah saya katakan, kalo susah untuk memahami "SKIP" aje... ga susah koq, inti dari ajaran Buddhism adalah PRAKTEK bukan IMAN/HAPAL/PERCAYA ato apa lah kata yg sama dengan IMAN, trus anda jg menulis "iya secara teoritis memang tidak dituntut percaya adanya nibbana, hukum karma, 31 alam kehidupan..." tapi anda dikalimat yg lain menyatakan hal yg bertentangan dan anda memaksakan pandangan anda...

"tapi tetap saja harus di-iman-i.. sebab kalau seseorang tidak takut akan hukum karma, tentu dia akan bertindak sewenang-wenang... " ngapain takut ? kenapa jg tidak takut ? tindakan/perbuatanjangan dijadikan BEBAN, jika hal itu bukan beban kenapa musti masih berkutat antara takut atau tidak ? itu malah menjadikan manusia Munafik dalam bertindak ! karena adanya ancaman [kalo berbuat jahat] dan imbalan [kalo berbuat baik] yg diberikan

disini yg dibutuhkan adalah kesadaran dan kebijaksanaan/wisdom, SKIP Hukum Kamma, koq susah... suatu perbuatan baik dilakukan bukan karena takut atas Hukum Kamma, tapi dilakukan atas dasar manfaat kebaikan yg akan diperoleh orang lain dan diri kita sendiri, dimana tidak ada orang yg dirugikan atas perbuatan itu...

Title: Re: Science bagian dari Dhamma ?
Post by: Forte on 30 July 2007, 04:36:49 PM
Sudah saya jawab. Akan diterima beliau pada kehidupan berikutnya..
Jika Anda tidak percaya. BUKTIKAN SENDIRI.
Anda anak kecil yang menutup matanya ketika saya menunjukan 1+1=2.
Apakah saya harus berulang2 menunjukkan pada Anda ?
Padahal Anda yang malas membuka mata..
 
[at] hedi
oh iya.. anda juga belum menjawab hukum karma apa yang diperbuat oleh hugh hefner sehingga dia bisa bersenang2 dengan puluhan wanita??? .. buat apa saya menjawap pertanyaan anda???

Title: Re: Science bagian dari Dhamma ?
Post by: dipasena on 30 July 2007, 04:37:18 PM
coba saja anda praktekan hukum karma, tanpa menggunakan iman.. bisa tidak??


bisa !
Title: Re: Science bagian dari Dhamma ?
Post by: Forte on 30 July 2007, 04:38:45 PM
Kenapa tidak ?

Kami tidak berbuat jahat di sini bukan karena IMAN.
Bukankah itu sudah salah satu praktek Hukum Karma

coba saja anda praktekan hukum karma, tanpa menggunakan iman.. bisa tidak??

Title: Re: Science bagian dari Dhamma ?
Post by: dipasena on 30 July 2007, 04:39:42 PM
[at] hedi
oh iya.. anda juga belum menjawab hukum karma apa yang diperbuat oleh hugh hefner sehingga dia bisa bersenang2 dengan puluhan wanita??? .. buat apa saya menjawap pertanyaan anda???


sudah saya jawab, masa belum dibaca sih...  :-w

Quote
wait perlu dipertegas disini, hukum Kamma/Karma cuma 1 yaitu hukum sebab-akibat, so tidak ada jenis hukum Kamma/karma lainnya dan Kamma/Karma bukan kutukan/balasan/ancaman atas sesuatu, karena pandangan umum orang Kamma/Karma itu sebagai balasan/kutukan/ancaman dari suatu perbuatan buruk.

Kamma/Karma berarti perbuatan, Kamma/Karma bisa baik atau buruk, tergantung jenis perbuatan yg dilakukan, Kamma/Karma yg terjadi bukan cuma dari 1 atau 2 sebab, tapi dari beberapa sebab yg saling berhubungan. Kamma/Karma berlaku untuk setiap mahluk apa pun tanpa kecuali, tidak ada batasan kecuali terhadap orang yg telah memotong alur kehidupan.

hugh hefner memiliki kekayaan yg begitu banyak adalah buah dari perbuatan bajik dia, sama hal nya dengan orang2 kaya lainnya dan itu bukan berkah/rejeki dari Mr. T... kenapa dia dikelilingi oleh wanita2 cantik ? itu adalah perbuatan dia sendiri, kemana ia mau mengarahkan perbuatan dia, karena ia merasa mampu berfoya2 dengan kekayaan yg ia miliki, ia memilih untuk bersenang2 dengan wanita.

sama hal nya dengan orang yg kaya, karena ia mampu berfoya2 dengan kekayaan yg ia miliki, ia memilih untuk bermain judi, itu adalah pilihan dia sendiri, tidak ada Kamma/Karma yg mengatur apa yg akan dilakukan oleh seseorang ! apa yg akan dilakukan seseorang adalah bersumber dari niat dan pikiran dia sendiri, semua keputusan tergantung pada diri dia sendiri.

perbuatan buruk/amoral yg dilakukan seseorang dalam hidupnya berdasarkan keputusan dia sendiri, tidak ada yg mengatur/mengkondisikan dia untuk masuk kedalam pilihannya dia, Kamma/Karma tidak mengatur seseorang untuk masuk kedalam pilihan dia, sehingga ia menggunakan kekayaannya dengan salah yaitu menikmati nafsu indra-nya dengan para wanita bukan disebabkan karena Kamma/Karma tapi murni pillihan dia sendiri, bandingkan dengan konsep agama Nasrani, bahwa kekayaan berasal dari Mr. T dan Mr. T telah mengatur hidup hugh hefner, so berarti Mr. T lah yg mengkondisikan terjadinya perbuatan nista yg dilakukan oleh hugh hefner, betul ? jangan sangkut pautkan dengan Kamma/Karma dunk, silakan anda tanya lah pada Mr. T

setiap perbuatan buruk/amoral yg ia lakukan yg jg merupakan pilihan dia sendiri, baik yg ia sadari penuh atau tidak sadari, memiliki konsekuensi sendiri yg akan ia tanggung, ibarat ia menanam bibit dengan kualitas yg buruk, setelah ia menikmati hasil panen sebelumnya...


selingan : entah ada yg pernah dengar ini atau tidak (CMIIW)
saya jadi teringat satu cerita yg diceritakan oleh seorang guru bahasa inggris sekolah Katholik, yg pernah kuliah di jkt pada awal tahun 80'an, pada awal tahun 80'an ada sebuah gereja kr****n dimana memiliki pandangan yg berbeda dari yg lain, pendetanya mengajarkan Kasih yg luar biasa spektakuler, yaitu menebar kasih dengan cara hubungan intim, jadi si pendeta cukup puas, mengingat umat wanita byk, ya bayangi aja sendiri...

yg parahnya lagi ia jg mengajarkan ke keluarga umat", sehingga terjadi p*n*staan yg biadab, dimana anak laki bisa berhubungan dengan ibu dan saudara perempuannya, ayah bisa dengan anak perempuannya, umat laki2 bisa melakukan hubungan dengan istri orang [tentunya yg seumat digereja donk, kalo ga begitu, bisa kacau digebuki orang] semua itu adalah bentuk per-wujud-tan ajaran Kasih dari Mr. Y

pilihan yg diambil oleh umat dan pendeta tersebut apakah udah diatur oleh Mr. T ? kalo "ya" bisa kacau tuh   kalo sesuai uraian saya diatas, Kamma/Karma tidak ada hubungan dengan pilihan yg diambil seseorang yg dilandasi oleh niat dan pikiran pribadi yg dituangkan dalam bentuk perbuatan... karena murni pilihan pribadi seseorang !
Title: Re: Science bagian dari Dhamma ?
Post by: Kokuzo on 30 July 2007, 04:43:56 PM
Quote
coba saja anda praktekan hukum karma, tanpa menggunakan iman.. bisa tidak??

banting monitor komputer lo sekarang juga ke lantai!!!
liat sendiri akibatnya....
perlu iman?

cape deeeeeeeeeee.....  #:-S
Title: Re: Science bagian dari Dhamma ?
Post by: Muten Roshi on 30 July 2007, 04:45:36 PM
okay..tolong beri saya contoh ... hukum karma tanpa menggunakan iman, dan pertimbangkan juga apakah contoh yang anda berikan itu juga mewakili semua hukum karma yang lain?? misalnya: hugh hefner, paris hilton, kolonel sanders, mao tze dong, dll....

coba saja anda praktekan hukum karma, tanpa menggunakan iman.. bisa tidak??


bisa !
Title: Re: Science bagian dari Dhamma ?
Post by: Kokuzo on 30 July 2007, 04:49:21 PM
Quote
okay..tolong beri saya contoh ... hukum karma tanpa menggunakan iman, dan pertimbangkan juga apakah contoh yang anda berikan itu juga mewakili semua hukum karma yang lain?? misalnya: hugh hefner, paris hilton, kolonel sanders, mao tze dong, dll....

googling ajalah... ngemengin yang jauh" amat seh...

gimana kalo dari kehidupan lo sendiri aja dulu?
ceritain dari kecil ampe seakrang...
Title: Re: Science bagian dari Dhamma ?
Post by: Forte on 30 July 2007, 04:50:20 PM
Sudah ada contoh dari saya..

Kami berbuat baik bukan karena mengimani..
Tidak perlu menyebutkan banyak nama artis. Ini bukan forum selebriti

okay..tolong beri saya contoh ... hukum karma tanpa menggunakan iman, dan pertimbangkan juga apakah contoh yang anda berikan itu juga mewakili semua hukum karma yang lain?? misalnya: hugh hefner, paris hilton, kolonel sanders, mao tze dong, dll....

coba saja anda praktekan hukum karma, tanpa menggunakan iman.. bisa tidak??


bisa !
Title: Re: Science bagian dari Dhamma ?
Post by: Muten Roshi on 30 July 2007, 04:53:44 PM
 jawaban anda ini penuh dengan iman "Jika Anda tidak percaya. BUKTIKAN SENDIRI. "--> bukankah ini suatu pernyataan penuh dengan iman???

Sudah saya jawab. Akan diterima beliau pada kehidupan berikutnya..
Jika Anda tidak percaya. BUKTIKAN SENDIRI.
Anda anak kecil yang menutup matanya ketika saya menunjukan 1+1=2.
Apakah saya harus berulang2 menunjukkan pada Anda ?
Padahal Anda yang malas membuka mata..
 
[at] hedi
oh iya.. anda juga belum menjawab hukum karma apa yang diperbuat oleh hugh hefner sehingga dia bisa bersenang2 dengan puluhan wanita??? .. buat apa saya menjawap pertanyaan anda???

Title: Re: Science bagian dari Dhamma ?
Post by: Muten Roshi on 30 July 2007, 04:55:08 PM
kalau tidak meng-iman-i.. lalu bagaimana? sudah memahami hukum karma? sudah memahami 31 alam kehidupan? nibbana?
NB: mao tze dong bukan artis...

Sudah ada contoh dari saya..

Kami berbuat baik bukan karena mengimani..
Tidak perlu menyebutkan banyak nama artis. Ini bukan forum selebriti

okay..tolong beri saya contoh ... hukum karma tanpa menggunakan iman, dan pertimbangkan juga apakah contoh yang anda berikan itu juga mewakili semua hukum karma yang lain?? misalnya: hugh hefner, paris hilton, kolonel sanders, mao tze dong, dll....

coba saja anda praktekan hukum karma, tanpa menggunakan iman.. bisa tidak??


bisa !
Title: Re: Science bagian dari Dhamma ?
Post by: dipasena on 30 July 2007, 04:55:46 PM
jawaban anda ini penuh dengan iman "Jika Anda tidak percaya. BUKTIKAN SENDIRI. "--> bukankah ini suatu pernyataan penuh dengan iman???

Sudah saya jawab. Akan diterima beliau pada kehidupan berikutnya..
Jika Anda tidak percaya. BUKTIKAN SENDIRI.
Anda anak kecil yang menutup matanya ketika saya menunjukan 1+1=2.
Apakah saya harus berulang2 menunjukkan pada Anda ?
Padahal Anda yang malas membuka mata..
 
[at] hedi
oh iya.. anda juga belum menjawab hukum karma apa yang diperbuat oleh hugh hefner sehingga dia bisa bersenang2 dengan puluhan wanita??? .. buat apa saya menjawap pertanyaan anda???


hahaha... apakah pembuktian itu jg iman, kalo jawabanya ia, ka chow dah, mending stop kan aja diskusi ini, anggap la anda benar mengenai iman, tapi tunggu dulu, benar untuk anda sendiri ya... tapi tidak untuk orang lain... selamat deh anda bisa memperoleh iman anda yg luar biasa, tapi iman bagi saya cuma sampah untuk orang bodoh !
Title: Re: Science bagian dari Dhamma ?
Post by: Muten Roshi on 30 July 2007, 04:58:54 PM
sesuatu yang bisa dibuktikan bukan termasuk iman. tapi sudah merupakan kebenaran....

jawaban anda ini penuh dengan iman "Jika Anda tidak percaya. BUKTIKAN SENDIRI. "--> bukankah ini suatu pernyataan penuh dengan iman???

Sudah saya jawab. Akan diterima beliau pada kehidupan berikutnya..
Jika Anda tidak percaya. BUKTIKAN SENDIRI.
Anda anak kecil yang menutup matanya ketika saya menunjukan 1+1=2.
Apakah saya harus berulang2 menunjukkan pada Anda ?
Padahal Anda yang malas membuka mata..
 
[at] hedi
oh iya.. anda juga belum menjawab hukum karma apa yang diperbuat oleh hugh hefner sehingga dia bisa bersenang2 dengan puluhan wanita??? .. buat apa saya menjawap pertanyaan anda???


hahaha... apakah pembuktian itu jg iman, kalo jawabanya ia, ka chow dah, mending stop kan aja diskusi ini, anggap la anda benar mengenai iman, tapi tunggu dulu, benar untuk anda sendiri ya... tapi tidak untuk orang lain... selamat deh anda bisa memperoleh iman anda yg luar biasa, tapi iman bagi saya cuma sampah untuk orang bodoh !
Title: Re: Science bagian dari Dhamma ?
Post by: Kokuzo on 30 July 2007, 05:02:14 PM
Quote
kalau tidak meng-iman-i.. lalu bagaimana?

cukup dianggap sebagai penambah wawasan. ga rugi kan?
*Morph, kata yang benernya apa neh, gw bilang pengetahuan kemaren lo bilang kaga cocok. wawasan cocok kaga?*

Quote
sudah memahami hukum karma?

belum.
tapi kenyataannya di kehidupan ini setiap tindakan mempunyai sebab dan akibat...

Quote
sudah memahami 31 alam kehidupan?

belum.
tapi kenyataannya ada alam kehidupan hewan... cukup membuktikan bahwa alam kehidupan lebih dari 1.

Quote
nibbana?

belum.
itulah sebabnya gw masih disini.
Title: Re: Science bagian dari Dhamma ?
Post by: dipasena on 30 July 2007, 05:04:02 PM
sesuatu yang bisa dibuktikan bukan termasuk iman. tapi sudah merupakan kebenaran....


anda sadar dengan tulisan anda ?

Quote
jawaban anda ini penuh dengan iman "Jika Anda tidak percaya. BUKTIKAN SENDIRI. "--> bukankah ini suatu pernyataan penuh dengan iman???


koq sekarang bicara nya lain lg seh ? ehm...  :-?
Title: Re: Science bagian dari Dhamma ?
Post by: Forte on 30 July 2007, 05:06:21 PM
Jujur saja.. Saya pusing Anda tekan2kan dengan kata mengimani
Dan ketika saya tanya, Anda tidak bisa menjawab apa itu Iman.
Jadi mau Anda itu apa ? Jangan jadi anak2.. Lebih dewasa sedikit.
Jika tidak tahu. Terus terang saja.. Tidak perlu malu..
Bisa kan ? Harap Anda tidak mempermalukan diri sendiri di forum..

kalau tidak meng-iman-i.. lalu bagaimana? sudah memahami hukum karma? sudah memahami 31 alam kehidupan? nibbana?
NB: mao tze dong bukan artis...

Sudah ada contoh dari saya..

Kami berbuat baik bukan karena mengimani..
Tidak perlu menyebutkan banyak nama artis. Ini bukan forum selebriti

okay..tolong beri saya contoh ... hukum karma tanpa menggunakan iman, dan pertimbangkan juga apakah contoh yang anda berikan itu juga mewakili semua hukum karma yang lain?? misalnya: hugh hefner, paris hilton, kolonel sanders, mao tze dong, dll....

coba saja anda praktekan hukum karma, tanpa menggunakan iman.. bisa tidak??


bisa !
Title: Re: Science bagian dari Dhamma ?
Post by: ta*_kucing on 30 July 2007, 05:09:45 PM
mao tze dong??
oh gw tau aktor pilem panas ya
wk wk wk wk
Title: Re: Science bagian dari Dhamma ?
Post by: ryu on 30 July 2007, 05:27:26 PM
Saya percaya dah kepada dharmakara. Saya beriman semoga kau berbahagia di alam samsara ini.
Title: Re: Science bagian dari Dhamma ?
Post by: Muten Roshi on 30 July 2007, 05:29:25 PM
saya sudah kasih jawab tentang iman dan nibbana di thread sebelah..
sekarang saya pengen tau pendapat anda tentang iman dan nibbana...
saya tidak pernah menyerang anda secara pribadi...
kalau anda mulai menyerang saya secara pribadi. saya akan maafkan anda,
saya maklum koq...

Jujur saja.. Saya pusing Anda tekan2kan dengan kata mengimani
Dan ketika saya tanya, Anda tidak bisa menjawab apa itu Iman.
Jadi mau Anda itu apa ? Jangan jadi anak2.. Lebih dewasa sedikit.
Jika tidak tahu. Terus terang saja.. Tidak perlu malu..
Bisa kan ? Harap Anda tidak mempermalukan diri sendiri di forum..

kalau tidak meng-iman-i.. lalu bagaimana? sudah memahami hukum karma? sudah memahami 31 alam kehidupan? nibbana?
NB: mao tze dong bukan artis...

Sudah ada contoh dari saya..

Kami berbuat baik bukan karena mengimani..
Tidak perlu menyebutkan banyak nama artis. Ini bukan forum selebriti

okay..tolong beri saya contoh ... hukum karma tanpa menggunakan iman, dan pertimbangkan juga apakah contoh yang anda berikan itu juga mewakili semua hukum karma yang lain?? misalnya: hugh hefner, paris hilton, kolonel sanders, mao tze dong, dll....

coba saja anda praktekan hukum karma, tanpa menggunakan iman.. bisa tidak??


bisa !
Title: Re: Science bagian dari Dhamma ?
Post by: Forte on 30 July 2007, 05:30:23 PM
Ok. Kita main di thread satunya lagi..
Biar ini tidak mubazir..
Title: Re: Science bagian dari Dhamma ?
Post by: dipasena on 30 July 2007, 05:33:16 PM
Saya percaya dah kepada dharmakara. Saya beriman semoga kau berbahagia di alam samsara ini.

semoga deh... iman aje terus, kalo ryu salah nti gw maafin jg semua dosa" mu deh... [uhf...uhf... koq bau banget ya...  ;D] tapi ya mau gimana lg, yg berbau" gtu kalo bo'ong kan masih bs di maafin, ya iman pun mental [karena katanya iman lah yg membuat ia agar dapat berbuat baik, uhf... bau dogma domba banget dah...], karena tetap aja masih bs berdusta...  ^-^
Title: Re: Science bagian dari Dhamma ?
Post by: morpheus on 30 July 2007, 10:00:03 PM
*Morph, kata yang benernya apa neh, gw bilang pengetahuan kemaren lo bilang kaga cocok. wawasan cocok kaga?*
menurut owe, yg bener itu "kepercayaan".

bhante sri dhammananda aja dengan jujur bikin buku yg judulnya: "What Buddhist Belief".

gak bisa dipungkiri, agama buddha itu juga kepercayaan kok...

sebenernya saya pengen nulis yg komplit dan jelas, tapi blom ada waktu...
Title: Re: Science bagian dari Dhamma ?
Post by: Kokuzo on 30 July 2007, 11:53:07 PM
Hm... masalah kata"... cukup sulit yah...

belief disini apa bisa langsung diartikan sebagai kepercayaan?
kasus sama pada kata saranam, bahasa inggrisnya tuh refuge, ditanslate ke indo ya kadanga jadinya berlindung (protect), padahal sebenarnya lebih tepat bernaung... pernah baca kan?
Title: Re: Science bagian dari Dhamma ?
Post by: Sumedho on 31 July 2007, 09:38:37 AM
bahasa indonesia itu kosa katanya sedikit, a.k.a. miskin. Jadi sering satu kata dipakai untuk banyak arti.
Title: Re: Science bagian dari Dhamma ?
Post by: morpheus on 31 July 2007, 09:56:00 AM
belief disini apa bisa langsung diartikan sebagai kepercayaan?
kasus sama pada kata saranam, bahasa inggrisnya tuh refuge, ditanslate ke indo ya kadanga jadinya berlindung (protect), padahal sebenarnya lebih tepat bernaung... pernah baca kan?
dalam konteks ini, emang cocoknya kepercayaan... dan ini bukan hasil terjemahan dari pali...

gak bisa dipungkiri kan, buddhis itu punya kepercayaan.
karma itu kepercayaan. nibbana itu kepercayaan. rebirth itu kepercayaan.

kepercayaan = sesuatu yg diterima tanpa membuktikan sendiri melainkan berdasarkan kredibilitas ataupun otoritas seseorang / sesuatu.
misalnya anda percaya sama satu teman atau rekan bisnis, itu artinya anda menerima apa yg dikatakannya tanpa membuktikan sendiri, hanya menerima karena kredibilitas dia di mata anda baik.

demikian juga dengan agama. anda menerima konsep2nya berdasarkan kepercayaan, berdasarkan otoritas kitab atau guru.
dikamus saya, iman juga kurang lebih aja artinya, hanya kadarnya lebih ekstrim.
Title: Re: Science bagian dari Dhamma ?
Post by: Kokuzo on 31 July 2007, 10:29:22 AM
yah... mungkin tiap" orang mempunyai sebutan sendiri buat sesuatu yang belum terbukti itu...
sejauh apa kita mengimani, mempercayai, atau me-(apapun sebutannya itu), kadarnya kita sendiri yang tau...
Sang Buddha mengajarkan untuk tidak menerima sesuatu secara bulat", yah jadikan aja ini sebagai patokan supaya nggak 'terjerumus' dalam iman, kepercayaan, atau apapun sebutannya itu...
Title: Re: Science bagian dari Dhamma ?
Post by: ryu on 31 July 2007, 10:45:10 AM
Iman = kalau kau punya iman sebesar biji sesawi maka kau bilang pindah pd gunung maka gunung itu pun pindah. Apakah iman agama Buddha seperti itu?  Kepercayaan = percaya kepada mr. Y maka masuk surga, apakah agama Buddha seperti itu? Hal2 diatas hanyalah berlaku untuk golongan tertentu yg di doktrin spt itu. Sdgkan dlm ajaran Buddhist berlaku universal, yg percaya mempunyai karma, yg tdk percaya jg sama.
Title: Re: Science bagian dari Dhamma ?
Post by: Kokuzo on 31 July 2007, 10:57:19 AM
Quote
Iman = kalau kau punya iman sebesar biji sesawi maka kau bilang pindah pd gunung maka gunung itu pun pindah.

kalo patokannya ini, di dunia ini tidak ada orang yang beriman  =))
Title: Re: Science bagian dari Dhamma ?
Post by: dipasena on 31 July 2007, 11:04:44 AM
Quote
Iman = kalau kau punya iman sebesar biji sesawi maka kau bilang pindah pd gunung maka gunung itu pun pindah.

kalo patokannya ini, di dunia ini tidak ada orang yang beriman  =))

trus kenapa ada pernyataan itu oleh Mr. Y disalah satu kitab sakti yg berisi kumpulan jurus untuk melecehkan agama/kepercayaan orang lain ? tanya kenapa  ???
Title: Re: Science bagian dari Dhamma ?
Post by: ryu on 31 July 2007, 11:07:24 AM
Yah itulah salah satu pernyataan kontroversial diantara yg lainnya.
Title: Re: Science bagian dari Dhamma ?
Post by: Kokuzo on 31 July 2007, 11:12:20 AM
Quote
tanya kenapa  Huh?

hey, bro... u gotta be kidding me...
masa ga tau jawabannya?
Title: Re: Science bagian dari Dhamma ?
Post by: dipasena on 31 July 2007, 11:27:46 AM
Quote
tanya kenapa  Huh?

hey, bro... u gotta be kidding me...
masa ga tau jawabannya?

ya kalo bisa jawab... jawab aja... mohon sharingnya cucu mbah [muirdnya mbah menyan  ;D] ^:)^
Title: Re: Science bagian dari Dhamma ?
Post by: Kelana on 31 July 2007, 11:30:35 AM

Wuah saya ga tau kalo topik ini dijadikan diskusi.

"Tapi jika beyond logic, saya masih ragu, Bhante. Dhamma beyond logic (melampaui logika) apakah ini berarti Dhamma sama sekali tidak bisa dipahami secara logika?"
Bisa dan Tidak.

"Jika ya, Apakah bagi seorang sekaliber Sang Buddha, Dhamma juga melampaui (tidak bisa dipahami) logika Nya?"
Bisa dan Tidak.

"Jika ya melampaui logikaNya, lalu bagaimana Sang Buddha memahami Dhamma dalam pikiranNya dan mengajarkannya kepada manusia?"
 Beliau kan ngomong salah satu sebab yang bisa bikin manusia menjadi gila adalah memikirkan cara berpikir seorang Buddha.  Sorry...pertanyaan ini ga bisa aku jawab.

Hmmm. IC.., jadi masih ada kemungkinan masuk logika, dan karena mungkin kita belum seluruhnya memahami Dhamma, maka kita hanya bisa mengatakan bisa ya bisa tidak, betul tidak ya?
Saya rasa manusia menjadi gila dengan memikirkan cara berpikir seorang Buddha karena kita tidak tahu cara berpikir Sang Buddha itu tepatnya seperti apa.

Quote
"Dalam pemikiran saya, Bhante, Dhamma bisa dipahami oleh logika bagi mereka yang sudah mengetahui proses segala fenomena dan mengetahui/merealisasikan non fenomena. Kita yang hanya mengetahui sedikit atau sebagian dari seluk beluk segala sesuatu, ketika kita dihadapkan pada sesuatu yang belum kita ketahui seluk beluknya, maka kita menganggapnya sebagai sesuatu yang di luar logic. Ini alasan saya, Bhante."
Uda pernah ikut pelajaran LOGIKA?
1+1=2---ini di pelajaran LOGIKA.
Tetapi, kalau di Dhamma 1+1= bisa kosong, bisa 2, bisa 3, bisa yang lain2, tergantung siapa yang jawab.  Maksudnya ya, tergantung level spiritual dia.

Nah, ini dia, Bhante, yang saya maksud,- tergantung level spiritual seseorang. Dan saya rasa dalam konteks ini saya tidak mengedepankan logika matematis, tetapi bisa dikatakan logika yang sifatnya tradisional (mungkin filsafat kali).

Dan masalah 1+1= kosong, meskipun tergantung siapa yang jawab, tetapi jawaban yang diberikannya tentu memiliki alasan tertentu yang dapat dipahami oleh logika. Mungkin ia sedang menjawabnya dalam konteks hukum anicca dan anatta. Dalam konteks ini, bagi orang itu tentu 1+1= kosong adalah hal yang logis. Dan ketika kita mengetahui alasannya dan tahu/paham hukum anicca dan anatta, maka bagi kita pun 1+1=kosong adalah sesuatu yang masuk logika (masuk akal sehat).

Oleh karena itu saya berpendapat bahwa Dhamma dapat dipahami oleh logika JIKA kita tahu, memahami keberadaan dan proses segalanya (Dhamma).
Title: Re: Science bagian dari Dhamma ?
Post by: Kokuzo on 31 July 2007, 11:35:26 AM
HANYA TUHAN YANG TAU!  =))
Title: Re: Science bagian dari Dhamma ?
Post by: Kelana on 31 July 2007, 11:35:50 AM
menurut owe, yg bener itu "kepercayaan".

bhante sri dhammananda aja dengan jujur bikin buku yg judulnya: "What Buddhist Belief".

gak bisa dipungkiri, agama buddha itu juga kepercayaan kok...

sebenernya saya pengen nulis yg komplit dan jelas, tapi blom ada waktu...


"What Buddhist Belief" = Apa yang Buddhis Yakini , bukan Apa yang Buddhis imani.

Nah karena buku tersebut dalam bahasa Inggris maka definisinya juga menggunakan bahasa Inggris yaitu belief sebagai “conviction of the truth of some statement or the reality of some being or phenomenon especially when based on examination of evidence.
Title: Re: Science bagian dari Dhamma ?
Post by: dipasena on 31 July 2007, 11:52:51 AM
menurut owe, yg bener itu "kepercayaan".

bhante sri dhammananda aja dengan jujur bikin buku yg judulnya: "What Buddhist Belief".

gak bisa dipungkiri, agama buddha itu juga kepercayaan kok...

sebenernya saya pengen nulis yg komplit dan jelas, tapi blom ada waktu...


"What Buddhist Belief" = Apa yang Buddhis Yakini , bukan Apa yang Buddhis imani.

Nah karena buku tersebut dalam bahasa Inggris maka definisinya juga menggunakan bahasa Inggris yaitu belief sebagai “conviction of the truth of some statement or the reality of some being or phenomenon especially when based on examination of evidence.


saya setuju dengan bro Mor, lebih tepat percaya, bukan iman... dan antik nya lagi percaya itu pun tidak mengikat/mengekang, kalo masih diluar batas kemampuan/meragukan "SKIP" aja, ga susah takut karena jg ga merugikan kita, ga ada ancaman api neroko dan lainnya...

pertanyaan mendasar lagi, apakah percaya itu sama dengan iman ? ini kudu diperjelas lagi dan ditujukan ke Dharmakara...

NB: bor Mor kapan punya waktu, jangan lupa untuk menulis tentang kepercayaan didalam Buddhism  :D
Title: Re: Science bagian dari Dhamma ?
Post by: Upaseno on 31 July 2007, 12:47:35 PM

Wuah saya ga tau kalo topik ini dijadikan diskusi.

"Tapi jika beyond logic, saya masih ragu, Bhante. Dhamma beyond logic (melampaui logika) apakah ini berarti Dhamma sama sekali tidak bisa dipahami secara logika?"
Bisa dan Tidak.

"Jika ya, Apakah bagi seorang sekaliber Sang Buddha, Dhamma juga melampaui (tidak bisa dipahami) logika Nya?"
Bisa dan Tidak.

"Jika ya melampaui logikaNya, lalu bagaimana Sang Buddha memahami Dhamma dalam pikiranNya dan mengajarkannya kepada manusia?"
 Beliau kan ngomong salah satu sebab yang bisa bikin manusia menjadi gila adalah memikirkan cara berpikir seorang Buddha.  Sorry...pertanyaan ini ga bisa aku jawab.

Hmmm. IC.., jadi masih ada kemungkinan masuk logika, dan karena mungkin kita belum seluruhnya memahami Dhamma, maka kita hanya bisa mengatakan bisa ya bisa tidak, betul tidak ya?
Saya rasa manusia menjadi gila dengan memikirkan cara berpikir seorang Buddha karena kita tidak tahu cara berpikir Sang Buddha itu tepatnya seperti apa.

Quote
"Dalam pemikiran saya, Bhante, Dhamma bisa dipahami oleh logika bagi mereka yang sudah mengetahui proses segala fenomena dan mengetahui/merealisasikan non fenomena. Kita yang hanya mengetahui sedikit atau sebagian dari seluk beluk segala sesuatu, ketika kita dihadapkan pada sesuatu yang belum kita ketahui seluk beluknya, maka kita menganggapnya sebagai sesuatu yang di luar logic. Ini alasan saya, Bhante."
Uda pernah ikut pelajaran LOGIKA?
1+1=2---ini di pelajaran LOGIKA.
Tetapi, kalau di Dhamma 1+1= bisa kosong, bisa 2, bisa 3, bisa yang lain2, tergantung siapa yang jawab.  Maksudnya ya, tergantung level spiritual dia.

Nah, ini dia, Bhante, yang saya maksud,- tergantung level spiritual seseorang. Dan saya rasa dalam konteks ini saya tidak mengedepankan logika matematis, tetapi bisa dikatakan logika yang sifatnya tradisional (mungkin filsafat kali).

Dan masalah 1+1= kosong, meskipun tergantung siapa yang jawab, tetapi jawaban yang diberikannya tentu memiliki alasan tertentu yang dapat dipahami oleh logika. Mungkin ia sedang menjawabnya dalam konteks hukum anicca dan anatta. Dalam konteks ini, bagi orang itu tentu 1+1= kosong adalah hal yang logis. Dan ketika kita mengetahui alasannya dan tahu/paham hukum anicca dan anatta, maka bagi kita pun 1+1=kosong adalah sesuatu yang masuk logika (masuk akal sehat).

Oleh karena itu saya berpendapat bahwa Dhamma dapat dipahami oleh logika JIKA kita tahu, memahami keberadaan dan proses segalanya (Dhamma).
Definisi Logic:
1. the science that investigates the principles governing correct or reliable inference. 
2. a particular method of reasoning or argumentation: We were unable to follow his logic. 
3. the system or principles of reasoning applicable to any branch of knowledge or study. 
4. reason or sound judgment, as in utterances or actions: There wasn't much logic in her move. 
5. convincing forcefulness; inexorable truth or persuasiveness: the irresistible logic of the facts. 
6. Computers.

and

1. The study of the principles of reasoning, especially of the structure of propositions as distinguished from their content and of method and validity in deductive reasoning.
2. A system of reasoning: Aristotle's logic.
 A mode of reasoning: By that logic, we should sell the company tomorrow.
The formal, guiding principles of a discipline, school, or science.
The nonarithmetic operations performed by a computer, such as sorting, comparing, and matching, that involve yes-no decisions.
Computer circuitry.
Graphic representation of computer circuitry.
3. Valid reasoning: Your paper lacks the logic to prove your thesis.
4. The relationship between elements and between an element and the whole in a set of objects, individuals, principles, or events: There's a certain logic to the motion of rush-hour traffic.
5. Computer Science
The nonarithmetic operations performed by a computer, such as sorting, comparing, and matching, that involve yes-no decisions.
Computer circuitry.
Graphic representation of computer circuitry.

and

1362, "branch of philosophy that treats of forms of thinking," from O.Fr. logique, from L. (ars) logica, from Gk. logike (techne) "reasoning (art)," from fem. of logikos "pertaining to speaking or reasoning," from logos "reason, idea, word" (see logos). Meaning "logical argumentation" is from 1601. Logical attested 1500 as "pertaining to logic;" 1588 as "conformable to laws of reasoning;" 1860 as "following as a reasonable consequence."

sources:
American Psychological Association (APA):
logic. (n.d.). The American Heritage® Dictionary of the English Language, Fourth Edition. Retrieved July 30, 2007, from Dictionary.com website: http://dictionary.reference.com/browse/logic

Kata "logika" berasal dari bahasa english "Logic"...dan itu definisinya sudah saya tuliskan.  Kalau pengertian kamu cocok dengan definisi tersebut, bisa diterima, ya terimalah.  Tetapi pengertian saya, LOGIC is a study or science yang masi struggle to find the Truth.  So, oleh sebab itu, Dhamma is beyond Logic.   
Title: Re: Science bagian dari Dhamma ?
Post by: morpheus on 31 July 2007, 01:06:18 PM
"What Buddhist Belief" = Apa yang Buddhis Yakini , bukan Apa yang Buddhis imani.
menurut saya, seharusnya diterjemahkan "apa yg buddhis percayai" juga bisa...
dalam bahasa inggris, belief ya belief.
hanya bahasa indonesia yg membeda2kan yakin dan percaya.
dalam bahasa inggris sama aja.

Nah karena buku tersebut dalam bahasa Inggris maka definisinya juga menggunakan bahasa Inggris yaitu belief sebagai “conviction of the truth of some statement or the reality of some being or phenomenon especially when based on examination of evidence.
itu kan sumber anda...

saya juga punya sumber2 lain:
* britannica
" a mental attitude of acceptance or assent toward a proposition without the full intellectual knowledge required to guarantee its truth."

* berbagai sumber
http://www.answers.com/belief?cat=biz-fin&gwp=13
bahkan banyak sumber2 yg menyamakan belief dengan faith.

see? definisi britannica aja hampir persis plek ama definisi punya saya ;D ;D ;D
Title: Re: Science bagian dari Dhamma ?
Post by: Muten Roshi on 31 July 2007, 05:37:02 PM
 ^:)^ ^:)^  ^:)^ maha dewa morpheus.  ^:)^ ^:)^ ^:)^
Title: Re: Science bagian dari Dhamma ?
Post by: Kelana on 02 August 2007, 08:12:33 AM
Definisi Logic:
1. the science that investigates the principles governing correct or reliable inference. 
2. a particular method of reasoning or argumentation: We were unable to follow his logic. 
3. the system or principles of reasoning applicable to any branch of knowledge or study. 
4. reason or sound judgment, as in utterances or actions: There wasn't much logic in her move. 
5. convincing forcefulness; inexorable truth or persuasiveness: the irresistible logic of the facts. 
6. Computers.

and

1. The study of the principles of reasoning, especially of the structure of propositions as distinguished from their content and of method and validity in deductive reasoning.
2. A system of reasoning: Aristotle's logic.
 A mode of reasoning: By that logic, we should sell the company tomorrow.
The formal, guiding principles of a discipline, school, or science.
The nonarithmetic operations performed by a computer, such as sorting, comparing, and matching, that involve yes-no decisions.
Computer circuitry.
Graphic representation of computer circuitry.
3. Valid reasoning: Your paper lacks the logic to prove your thesis.
4. The relationship between elements and between an element and the whole in a set of objects, individuals, principles, or events: There's a certain logic to the motion of rush-hour traffic.
5. Computer Science
The nonarithmetic operations performed by a computer, such as sorting, comparing, and matching, that involve yes-no decisions.
Computer circuitry.
Graphic representation of computer circuitry.

and

1362, "branch of philosophy that treats of forms of thinking," from O.Fr. logique, from L. (ars) logica, from Gk. logike (techne) "reasoning (art)," from fem. of logikos "pertaining to speaking or reasoning," from logos "reason, idea, word" (see logos). Meaning "logical argumentation" is from 1601. Logical attested 1500 as "pertaining to logic;" 1588 as "conformable to laws of reasoning;" 1860 as "following as a reasonable consequence."

sources:
American Psychological Association (APA):
logic. (n.d.). The American Heritage® Dictionary of the English Language, Fourth Edition. Retrieved July 30, 2007, from Dictionary.com website: http://dictionary.reference.com/browse/logic

Kata "logika" berasal dari bahasa english "Logic"...dan itu definisinya sudah saya tuliskan.  Kalau pengertian kamu cocok dengan definisi tersebut, bisa diterima, ya terimalah.  Tetapi pengertian saya, LOGIC is a study or science yang masi struggle to find the Truth.  So, oleh sebab itu, Dhamma is beyond Logic.   

Sorry, Bhante, pengertian saya sepertinya sesuai dengan definisi yang Bhante ajukan dari APA. Ini bukan berarti saya tidak sependapat sama sekali dengan Bhante mengenai “masih struggle to find the Truth”, tapi  menurut saya ini berlaku bagi kita yang belum mengetahui, memahami keberadaan dan proses segalanya (Dhamma).

Sumber saya: http://en.wikipedia.org/wiki/Logic

Thanks Bhante.
Title: Re: Science bagian dari Dhamma ?
Post by: Kelana on 02 August 2007, 09:59:41 AM
menurut saya, seharusnya diterjemahkan "apa yg buddhis percayai" juga bisa...
dalam bahasa inggris, belief ya belief.
hanya bahasa indonesia yg membeda2kan yakin dan percaya.
dalam bahasa inggris sama aja.

Tidak juga. Dalam bahasa Inggris ada yang dinamakan dengan faith.
http://www.answers.com/faith?ff=1


Quote
itu kan sumber anda...

saya juga punya sumber2 lain:
* britannica
" a mental attitude of acceptance or assent toward a proposition without the full intellectual knowledge required to guarantee its truth."

* berbagai sumber
http://www.answers.com/belief?cat=biz-fin&gwp=13
bahkan banyak sumber2 yg menyamakan belief dengan faith.

see? definisi britannica aja hampir persis plek ama definisi punya saya ;D ;D ;D


Sayangnya, britannica online justru menggunakan definisi belief sama dengan Merriam-Webster's Online Dictionary
Sumber saya:
http://www.britannica.com/dictionary?hdwd=belief&book=Dictionary&swap=Thesaurus
http://m-w.com/dictionary/belief

Hoo…hooo… BTW nampaknya anda salah menulis judul dari buku Bhante Dhammananda, seharusnya “What Buddhist Believe” , bukan “What Buddhist Belief.” Dan bodohnya saya percaya begitu saja dengan judul yang anda berikan. (Inilah akibat dari percaya begitu saja ;))

Believe = To accept as true or real. Jadi judulnya bisa menjadi “Apa Yang Buddhis Terima sebagai Kebenaran.”  Dan ini terlepas dari konteks menggunakan bukti atau tidak dalam menerima kebenaran. Tapi mempertimbangkan beliau pernah menulis “How To Choose A Religion” yang didalamnya menyarankan untuk tidak percaya atau menerima begitu saja, maka apa yang Buddhis terima sebagai kebenaran tentunya melalui proses ehipassiko, bukan dari proses percaya begitu saja (faith).
Title: Re: Science bagian dari Dhamma ?
Post by: morpheus on 02 August 2007, 10:30:08 AM
Tidak juga. Dalam bahasa Inggris ada yang dinamakan dengan faith.
http://www.answers.com/faith?ff=1
saya tahu itu, tapi kok anda lari ke faith?
saya bilang yakin dan percaya itu ya tetep belief(n) atau believe(v).

bahasa indonesia aja yg membeda2kan yakin dan percaya.
lagian menurut saya sih, sikap mentalnya sami mawon...

Sayangnya, britannica online justru menggunakan definisi belief sama dengan Merriam-Webster's Online Dictionary
saya dapet quote diatas justru dari britannica online...
http://www.britannica.com/eb/article-9015210/belief
"a mental attitude of acceptance or assent toward a proposition without the full intellectual knowledge required to guarantee its truth."

saya pikir gak perlu profesor atau doktor ataupun orang jenius lainnya untuk mendefinisikan bahwa belief itu adalah menerima sesuatu tanpa bukti yg penuh...


Hoo…hooo… BTW nampaknya anda salah menulis judul dari buku Bhante Dhammananda, seharusnya “What Buddhist Believe” , bukan “What Buddhist Belief.” Dan bodohnya saya percaya begitu saja dengan judul yang anda berikan. (Inilah akibat dari percaya begitu saja ;))

Believe = To accept as true or real. Jadi judulnya bisa menjadi “Apa Yang Buddhis Terima sebagai Kebenaran.”  Dan ini terlepas dari konteks menggunakan bukti atau tidak dalam menerima kebenaran. Tapi mempertimbangkan beliau pernah menulis “How To Choose A Religion” yang didalamnya menyarankan untuk tidak percaya atau menerima begitu saja, maka apa yang Buddhis terima sebagai kebenaran tentunya melalui proses ehipassiko, bukan dari proses percaya begitu saja (faith).
ok, saya salah tulis, tapi anehnya terjemahan saya bener...
what buddhist believe = apa yg buddhis percayai ;D

ehipassiko kek, beda prosesnya kek, tidak langsung percaya kek, tetap aja buddhis memiliki kepercayaan... coba analisa kata2 anda diatas "tidak percaya atau menerima begitu saja"... tapi ini mengandung arti bahwa akhirnya dan ujung2nya jadi percaya kan?

yg menjadi pertanyaan saya, kenapa anda keliatannya kurang senang sama pernyataan "buddhis memiliki kepercayaan"? apakah ini perlu dipungkiri? apa buddhis harus malu memiliki kepercayaan?
Title: Re: Science bagian dari Dhamma ?
Post by: Muten Roshi on 02 August 2007, 12:47:43 PM
kutipan "keyakinan" dari milis sp:

Quote
Keyakinan adalah sumber jasa dan pahala
Dapat menambah semua akar kebajikan

Keyakinan tidak dimengerti, dapat menambah ketahayulan
Pengertian tidak diyakini, dapat menambah pandangan salah
Keyakinan dan pengertian tidak dilaksanakan semuanya kosong belaka
Keyakinan dan pengertian dilaksanakan, dapat memutuskan semua karma
Tercapailah Nirvana/ pantai bahagia
 
(Avatamsaka Sutra; terjemahan Maha Bhiksu Dutavira)
Title: Re: Science bagian dari Dhamma ?
Post by: Kelana on 13 August 2007, 03:11:12 PM
Sorry, baru menanggapi sekarang.

saya tahu itu, tapi kok anda lari ke faith?
saya bilang yakin dan percaya itu ya tetep belief(n) atau believe(v).

bahasa indonesia aja yg membeda2kan yakin dan percaya.
lagian menurut saya sih, sikap mentalnya sami mawon...

Ya jelas donk harus dikaitkan dengan faith karena kata ini yang cenderung lebih tepat mewakili kata percaya tanpa memerlukan pembuktian. Menurut Sdr. Morp sama , tapi tidak bagi saya.

saya dapet quote diatas justru dari britannica online...
http://www.britannica.com/eb/article-9015210/belief
"a mental attitude of acceptance or assent toward a proposition without the full intellectual knowledge required to guarantee its truth."

saya pikir gak perlu profesor atau doktor ataupun orang jenius lainnya untuk mendefinisikan bahwa belief itu adalah menerima sesuatu tanpa bukti yg penuh...

Dan sayapun mendapatkannya dari britannica online.
Lagipula, Believe not Belief.

ok, saya salah tulis, tapi anehnya terjemahan saya bener...
what buddhist believe = apa yg buddhis percayai ;D

Tidak juga. Karena dalam bahasa Indonesia dipisahkan antara yakin dan percaya, jadi kita tidak bisa langsung mengartikan believe sebagai percaya, tapi perlu mendefinisikannya lebih jauh terlebih dulu dari kata “believe” dalam definisi Inggris sehingga kita bisa menemukan definisi yang tepat yang dimaksud.. “what buddhists believe” berarti “Apa Yang Buddhis Terima sebagai Kebenaran.”, sesuai dengan definisi believe itu sendiri.

Quote
ehipassiko kek, beda prosesnya kek, tidak langsung percaya kek, tetap aja buddhis memiliki kepercayaan... coba analisa kata2 anda diatas "tidak percaya atau menerima begitu saja"... tapi ini mengandung arti bahwa akhirnya dan ujung2nya jadi percaya kan?

Berbeda, Sdr. Morp. Jika dengan proses seperti ehipassiko maka yang muncul sudah bukan percaya lagi tapi ujung-ujungnya adalah yakin (saddha- Pali). Jadi ketika seseorang tidak percaya atau menerima begitu saja dan menindaklanjuti dengan pembuktian sendiri (ehipassiko), maka yang muncul adalah keyakinan (saddha-Pali). Kemudian orang itu menerima sebagai kebenaran (believe) karena telah membuktikannya.

Quote
yg menjadi pertanyaan saya, kenapa anda keliatannya kurang senang sama pernyataan "buddhis memiliki kepercayaan"? apakah ini perlu dipungkiri? apa buddhis harus malu memiliki kepercayaan?

Seperti yang saya sampaikan bahwa ada perbedaan antara percaya dan yakin. Yang satu tidak membutuhkan proses pembuktian sedang yang satu membutuhkan. Ketika dikatakan buddhis memiliki kepercayaan maka tidak ada indikasi adanya usaha menindaklanjuti dan tidak adanya hasil dari tindaklanjut tsb. Jika ditanya apa buddhis harus malu memiliki kepercayaan, perlu ditanya kepada pribadi masing-masing, apakah malu atau tidak jika dikatakan tidak ada indikasi adanya usaha menindaklanjuti dan tidak adanya hasil dari tindaklanjut dari Dhamma yang telah ia baca, dengar?

Terlepas dari itu semua, ketika saya mulai mengomentari hal ini, saya merujuk pada buku Bhante Dhammananda “What Buddhists Believe”, dimana jelas believe di sini memiliki definisi yang berbeda dengan “percaya” dalam bahasa Indonesia, mengingat Bhante Dhammananda menulis buku tentang “How to Choose a Religion” yang menyarankan adanya proses pembuktian. Adalah aneh jika “believe” disini berarti percaya tanpa proses pembuktian. Jika pun Beliau tidak secara langsung mengatakan adanya proses pembuktian dalam judul bukunya, maka believe disini didefinisikan secara umum “To accept as true or real”
Title: Re: Science bagian dari Dhamma ?
Post by: Kelana on 13 August 2007, 03:14:46 PM
kutipan "keyakinan" dari milis sp:

Quote
Keyakinan adalah sumber jasa dan pahala
Dapat menambah semua akar kebajikan

Keyakinan tidak dimengerti, dapat menambah ketahayulan
Pengertian tidak diyakini, dapat menambah pandangan salah
Keyakinan dan pengertian tidak dilaksanakan semuanya kosong belaka
Keyakinan dan pengertian dilaksanakan, dapat memutuskan semua karma
Tercapailah Nirvana/ pantai bahagia
 
(Avatamsaka Sutra; terjemahan Maha Bhiksu Dutavira)

Keyakinan kan, bukan iman  ;)
Title: Re: Science bagian dari Dhamma ?
Post by: morpheus on 13 August 2007, 03:42:50 PM
Tidak juga. Karena dalam bahasa Indonesia dipisahkan antara yakin dan percaya, jadi kita tidak bisa langsung mengartikan believe sebagai percaya, tapi perlu mendefinisikannya lebih jauh terlebih dulu dari kata “believe” dalam definisi Inggris sehingga kita bisa menemukan definisi yang tepat yang dimaksud.. “what buddhists believe” berarti “Apa Yang Buddhis Terima sebagai Kebenaran.”, sesuai dengan definisi believe itu sendiri.
ini seperti menerjemahkan "drink milk" menjadi "menelan susu ke dalam perut melalui kerongkongan". gampangannya diterjemahkan menjadi "minum susu" kan? ;D

anda selalu menekankan bahasa indonesia yg membedakan yakin dan percaya. bhante dhammananda berpikir, ngomong dan menulis dengan bahasa inggris... dalam hal ini maknanya tentu saja berdasarkan bahasa inggris...

saya pikir dari kecilpun sudah diajarin bahwa believe itu kata kerja (v) dan kata bendanya adalah belief (n)... kayaknya dalam kasus ini, aneh bin ajaib kalo makna kata bendanya tau2 berbeda dengan kata kerjanya...


Berbeda, Sdr. Morp. Jika dengan proses seperti ehipassiko maka yang muncul sudah bukan percaya lagi tapi ujung-ujungnya adalah yakin (saddha- Pali). Jadi ketika seseorang tidak percaya atau menerima begitu saja dan menindaklanjuti dengan pembuktian sendiri (ehipassiko), maka yang muncul adalah keyakinan (saddha-Pali). Kemudian orang itu menerima sebagai kebenaran (believe) karena telah membuktikannya.
iya iya bang, saya mengerti ehipassiko itu begitu, lebih superior, lebih cerdas, dan lain sebagainya. tapi bisa aja kan orang islam ngomong, "saya bukan cuman percaya kepada allah, tapi sudah yakin sekali kepada allah. dulunya saya tidak menerima begitu saja, tapi setelah saya menindaklanjuti dan membuktikan sendiri kebesaran allah, maka muncul keyakinan. jadi saya sudah membuktikannya sendiri (secara pribadi) dan menerimanya sebagai kebenaran dan kenyataan". gimana?

apakah sikap muslim terhadap allah di atas sama dengan sikap buddhis terhadap nibbana dan tavatimsa? terlepas dari perdebatan definisi dan istilah yg gak habis2. kita udah muter satu lingkaran dalam urusan istilah dan definisi. ;D
Title: Re: Science bagian dari Dhamma ?
Post by: Muten Roshi on 13 August 2007, 04:01:55 PM
kutipan "keyakinan" dari milis sp:

Quote
Keyakinan adalah sumber jasa dan pahala
Dapat menambah semua akar kebajikan

Keyakinan tidak dimengerti, dapat menambah ketahayulan
Pengertian tidak diyakini, dapat menambah pandangan salah
Keyakinan dan pengertian tidak dilaksanakan semuanya kosong belaka
Keyakinan dan pengertian dilaksanakan, dapat memutuskan semua karma
Tercapailah Nirvana/ pantai bahagia
 
(Avatamsaka Sutra; terjemahan Maha Bhiksu Dutavira)

Keyakinan kan, bukan iman  ;)
tolong dijelaskan perbedaan antara  keyakinan dan iman ?
Title: Re: Science bagian dari Dhamma ?
Post by: Muten Roshi on 13 August 2007, 04:10:05 PM
Berbeda, Sdr. Morp. Jika dengan proses seperti ehipassiko maka yang muncul sudah bukan percaya lagi tapi ujung-ujungnya adalah yakin (saddha- Pali). Jadi ketika seseorang tidak percaya atau menerima begitu saja dan menindaklanjuti dengan pembuktian sendiri (ehipassiko), maka yang muncul adalah keyakinan (saddha-Pali). Kemudian orang itu menerima sebagai kebenaran (believe) karena telah membuktikannya.
membuktikan? sebelum mencapai arahat apakah seseorang bisa membuktikan hukum karma, 31 alam kehidupan, nibbana??? masih jauh sekali itu..

Seperti yang saya sampaikan bahwa ada perbedaan antara percaya dan yakin. Yang satu tidak membutuhkan proses pembuktian sedang yang satu membutuhkan. Ketika dikatakan buddhis memiliki kepercayaan maka tidak ada indikasi adanya usaha menindaklanjuti dan tidak adanya hasil dari tindaklanjut tsb. Jika ditanya apa buddhis harus malu memiliki kepercayaan, perlu ditanya kepada pribadi masing-masing, apakah malu atau tidak jika dikatakan tidak ada indikasi adanya usaha menindaklanjuti dan tidak adanya hasil dari tindaklanjut dari Dhamma yang telah ia baca, dengar?
iya itu bedanya, agama Buddha memang terdapat keyakinan, namun agama Buddha juga memberikan jalan untuk melihat keyakinan itu, walaupun jalan ini sendiri pun bersifat imani/ keyakinan... buktinya apa kalau dengan meditasi bisa mencapai arahat?  sudah nyampe arahat belum?

Terlepas dari itu semua, ketika saya mulai mengomentari hal ini, saya merujuk pada buku Bhante Dhammananda “What Buddhists Believe”, dimana jelas believe di sini memiliki definisi yang berbeda dengan “percaya” dalam bahasa Indonesia, mengingat Bhante Dhammananda menulis buku tentang “How to Choose a Religion” yang menyarankan adanya proses pembuktian. Adalah aneh jika “believe” disini berarti percaya tanpa proses pembuktian. Jika pun Beliau tidak secara langsung mengatakan adanya proses pembuktian dalam judul bukunya, maka believe disini didefinisikan secara umum “To accept as true or real”
iya begitulah. umat Buddha memang “To accept as true or real” terhadap konsep nibbana, hukum karma, 31 alam kehidupan, walaupun belum membuktikannya sendiri atau mencapai tingkat kesucian tertentu...  apa bedanya dengan beriman pada Allah ???
Title: Re: Science bagian dari Dhamma ?
Post by: Kelana on 13 August 2007, 07:54:09 PM
ini seperti menerjemahkan "drink milk" menjadi "menelan susu ke dalam perut melalui kerongkongan". gampangannya diterjemahkan menjadi "minum susu" kan? ;D

anda selalu menekankan bahasa indonesia yg membedakan yakin dan percaya. bhante dhammananda berpikir, ngomong dan menulis dengan bahasa inggris... dalam hal ini maknanya tentu saja berdasarkan bahasa inggris...

saya pikir dari kecilpun sudah diajarin bahwa believe itu kata kerja (v) dan kata bendanya adalah belief (n)... kayaknya dalam kasus ini, aneh bin ajaib kalo makna kata bendanya tau2 berbeda dengan kata kerjanya...

Jelas beda dengan perumpamaan anda Sdr. Morp. Dalam perumpamaan minum susu itu, tetap saja hasilnya susu yang masuk ke dalam tubuh bagaimanapun proses cara memasukannya. Sedangkan ketika melalui proses pembuktian, maka bukan lagi percaya yang ada tetapi keyakinan.

Dan jelas beda maknanya antara v dan n. Toh beda dari kalimat “menyapu halaman” dengan “sapu halaman.”
Karena Bhante Dhammananda bicara dan bahasa Inggris maka makna dari believe adalah To accept as true or real. Nah karena sifat dari makna ini tidak langsung menyiratkan adanya bagaimana proses terjadinya To accept as true, kita mengaitkannya dengan tulisan Beliau yang lain.

iya iya bang, saya mengerti ehipassiko itu begitu, lebih superior, lebih cerdas, dan lain sebagainya. tapi bisa aja kan orang islam ngomong, "saya bukan cuman percaya kepada allah, tapi sudah yakin sekali kepada allah. dulunya saya tidak menerima begitu saja, tapi setelah saya menindaklanjuti dan membuktikan sendiri kebesaran allah, maka muncul keyakinan. jadi saya sudah membuktikannya sendiri (secara pribadi) dan menerimanya sebagai kebenaran dan kenyataan". gimana?

apakah sikap muslim terhadap allah di atas sama dengan sikap buddhis terhadap nibbana dan tavatimsa? terlepas dari perdebatan definisi dan istilah yg gak habis2. kita udah muter satu lingkaran dalam urusan istilah dan definisi. ;D

Nah, ini dia. Seseorang berhak mengklaim apa saja dan  menggunakan kata yakin, meskipun salah menggunakan kata tersebut karena tidak sesuai dengan kenyataan yang ia lakukan dilapangan. Tugas bagi yang tahu adalah memberitahu. Itu saja.

Saya belum bisa mengatakan sama atau tidak antara sikap muslim terhadap allah dengan buddhist terhadap Nibbana, karena saya tidak tahu allah itu sebagai apa bagi muslim tujuan atau apa, kemudian dicapai atau ditemui. Bagi Buddhist, Nibbana adalah sesuatu yang “dicapai” jadi perlu proses dalam pencapaian dalam rangka pembuktiannya.

Saya rasa cukup di sini saja, apa yang perlu saya sampaikan sudha saya sampaikan..
Thanks. Sdr. Morp.
Title: Re: Science bagian dari Dhamma ?
Post by: Kelana on 13 August 2007, 08:21:56 PM
tolong dijelaskan perbedaan antara  keyakinan dan iman ?

Keyakinan perlu pembuktian sedang iman tidak.

membuktikan? sebelum mencapai arahat apakah seseorang bisa membuktikan hukum karma, 31 alam kehidupan, nibbana??? masih jauh sekali itu..

Untuk itu berjuanglah untuk merealisasikan nibbana sehingga kita bisa membuktikannya. Gitu aja kok repot.

iya itu bedanya, agama Buddha memang terdapat keyakinan, namun agama Buddha juga memberikan jalan untuk melihat keyakinan itu, walaupun jalan ini sendiri pun bersifat imani/ keyakinan... buktinya apa kalau dengan meditasi bisa mencapai arahat?  sudah nyampe arahat belum?

Iman bukanlah keyakinan (saddha).
Anda bertanya: “Buktinya apa kalau dengan meditasi bisa mencapai arahat?” Ini adalah pertanyaan yang salah, jadi tidak ada jawaban bagi pertanyaan yang salah. Silahkan anda bertanya kepada senior-senior di sini mengapa pertanyaan anda ini salah. ;)

iya begitulah. umat Buddha memang “To accept as true or real” terhadap konsep nibbana, hukum karma, 31 alam kehidupan, walaupun belum membuktikannya sendiri atau mencapai tingkat kesucian tertentu...  apa bedanya dengan beriman pada Allah ???

“To accept as true” berarti menerima sebagai kebenaran. Di sini tidak ditekankan adanya bagaimana proses dalam menerima sebagai kebenaran. Jadi definisi ini sifatnya umum (luas). Dan proses menerima kebenaran dalam Buddhis dijelaskan dalam Kalama Sutta.
Jadi jelas dalam konteks perbedaan dengan beriman kepada allah adalah sangat berbeda. Dalam beriman kepada allah seseorang cukup menganggap allah itu ada, kemudian disembah dan dipuja, itu saja, seseorang tidak perlu membuktikan apapun lebih lanjut.
Title: Re: Science bagian dari Dhamma ?
Post by: Muten Roshi on 13 August 2007, 10:28:39 PM
Quote
Untuk itu berjuanglah untuk merealisasikan nibbana sehingga kita bisa membuktikannya. Gitu aja kok repot.
kalimat "berjuanglah untuk merealisasikan nibbana " ini sangat menarik. sekarang yang jadi persoalan bagaimana caranya? bagaimana membuktikan cara untuk merealisasikan nibana ini memang sudah benar ? atau "cara untuk merealisasikan nibana" ini hanya bisa diimani saja ? (mengingat anda juga pernah meragukan mantra di thread sebelah )


Quote
Iman bukanlah keyakinan (saddha).
Anda bertanya: “Buktinya apa kalau dengan meditasi bisa mencapai arahat?” Ini adalah pertanyaan yang salah, jadi tidak ada jawaban bagi pertanyaan yang salah. Silahkan anda bertanya kepada senior-senior di sini mengapa pertanyaan anda ini salah. Wink
ini sih tandanya anda tidak bisa menjawab pertanyaan saya, lalu menyalahkan saya. ...





Title: Re: Science bagian dari Dhamma ?
Post by: Kokuzo on 14 August 2007, 01:04:10 AM
Quote
kalimat "berjuanglah untuk merealisasikan nibbana " ini sangat menarik. sekarang yang jadi persoalan bagaimana caranya? bagaimana membuktikan cara untuk merealisasikan nibana ini memang sudah benar ? atau "cara untuk merealisasikan nibana" ini hanya bisa diimani saja ? (mengingat anda juga pernah meragukan mantra di thread sebelah )

mau tau benar ato ga? ya coba... ga pengen tau ato ga pengen ngebuktiin, terserah...

ini sih tandanya anda tidak bisa menjawab pertanyaan saya, lalu menyalahkan saya. ...

salah tempat Boss nanyanya...
Title: Re: Science bagian dari Dhamma ?
Post by: morpheus on 14 August 2007, 07:19:34 AM
Dan jelas beda maknanya antara v dan n. Toh beda dari kalimat “menyapu halaman” dengan “sapu halaman.”
saya bilang di atas: dalam kasus ini maknanya gak mungkin berubah.

Karena Bhante Dhammananda bicara dan bahasa Inggris maka makna dari believe adalah To accept as true or real. Nah karena sifat dari makna ini tidak langsung menyiratkan adanya bagaimana proses terjadinya To accept as true, kita mengaitkannya dengan tulisan Beliau yang lain.
untuk masalah definisi ini, kita cukup sampai di sini aja ya? udah muter satu lingkaran penuh. bang kelana silakan kasih kesimpulan...

Nah, ini dia. Seseorang berhak mengklaim apa saja dan  menggunakan kata yakin, meskipun salah menggunakan kata tersebut karena tidak sesuai dengan kenyataan yang ia lakukan dilapangan. Tugas bagi yang tahu adalah memberitahu. Itu saja.
di sini letak perbedaan kita...

saya memandang semuanya dari sudut pandang orang luar, bukan buddhis, bukan muslim. dari mata orang luar, semuanya adalah kepercayaan. orang dalam mungkin saja bilang "terbukti cara pribadi", "yakin", "iman", "believe itu beda", dll. bagi orang luar, semuanya sami mawon: kepercayaan / belief.

silakan kesimpulannya bang...
Title: Re: Science bagian dari Dhamma ?
Post by: Kelana on 14 August 2007, 04:20:47 PM
kalimat "berjuanglah untuk merealisasikan nibbana " ini sangat menarik. sekarang yang jadi persoalan bagaimana caranya? bagaimana membuktikan cara untuk merealisasikan nibana ini memang sudah benar ? atau "cara untuk merealisasikan nibana" ini hanya bisa diimani saja ? (mengingat anda juga pernah meragukan mantra di thread sebelah )

Jawabannya sama seperti Sdr.7th
Mengenai masalah mantra di thread sebelah, anda lihat dulu apa judul sub forumnya. Judulnya adalah STUDI SUTTA/SUTRA - Diskusi tentang Sutta/Sutra secara objektif terlepas pandangan sebuah tradisi. Jadi yang ada hanyalah pembahasan-pembahasan teori-teori, indikasi logis, perbandingan.

Quote
ini sih tandanya anda tidak bisa menjawab pertanyaan saya, lalu menyalahkan saya. ...

Memang saya tidak bisa menjawabnya karena pertanyaan anda salah. Jika saya menjawab pertanyaan yang salah maka jawaban saya juga adalah jawaban yang salah. Dan nampaknya anda tidak sadar bahwa pertanyaan anda tersebut adalah pertanyaan yang salah. Sekarang saya akan bertanya kepada anda dengan pertanyaan yang salah, “sebutkan nama bulan ke 17 dari penanggalan internasional!” Anda tidak akan bisa menjawabnya, kalaupun anda menjawabnya, jawaban anda adalah salah. Kenapa? Karena tidak ada bulan ke 17 dari penanggalan internasional, jadi tidak ada nama bagi bulan ke 17. Nah, sekarang apakah anda sudah tahu mengapa pertanyaan anda itu salah? Jika belum, tanyakan pada senior-senior di sini. Selamat mencari jawaban. ting... ;)
Title: Re: Science bagian dari Dhamma ?
Post by: Kelana on 14 August 2007, 04:40:12 PM
silakan kesimpulannya bang...

Kesimpulan versi saya.
Adalah berbeda antara percaya, iman, dan yakin. Itu saja  :)
Title: Re: Science bagian dari Dhamma ?
Post by: Muten Roshi on 14 August 2007, 10:19:57 PM
 [at] kelana,
jadi sebagai budhist, bagaimana sikap kita terhadap:  percaya, iman, atau yakin  ?
misalnya kalau percaya itu dalam kasus apa, kalau yakin itu dalam kasus apa, dan kalau iman itu dalam kasus apa? atau ke-3 sikap ini tidak perlu dikembangkan sama sekali?
Title: Re: Science bagian dari Dhamma ?
Post by: Predator on 20 August 2007, 09:56:34 AM
[at] kelana,
jadi sebagai budhist, bagaimana sikap kita terhadap:  percaya, iman, atau yakin  ?
misalnya kalau percaya itu dalam kasus apa, kalau yakin itu dalam kasus apa, dan kalau iman itu dalam kasus apa? atau ke-3 sikap ini tidak perlu dikembangkan sama sekali?


Pointnya menurut saya mau percaya, mau yakin, atau iman.. mesti diterima dengan bijak penuh dengan penyelidikan, penuh dengan pencerapan, penuh dengan pengertian dan bukan asal percaya, yakin atau iman
Title: Re: Science bagian dari Dhamma ?
Post by: Kelana on 21 August 2007, 11:46:14 AM
[at] kelana,
jadi sebagai budhist, bagaimana sikap kita terhadap:  percaya, iman, atau yakin  ?

Sikap kita yaitu membedakannya.

Quote
misalnya kalau percaya itu dalam kasus apa, kalau yakin itu dalam kasus apa, dan kalau iman itu dalam kasus apa?
Dalam kasus apa percaya itu? Dalam kasus menganggap benar sesuatu untuk menyamankan, menyenangkan diri sendiri atau orang lain.
Dalam kasus apa iman itu? Dalam kasus percaya (menganggap benar sesuatu) yang dijadikan pedoman hidup seseorang.
Dalam kasus apa keyakinan (saddha) itu? Dalam kasus menerima sebagai kebenaran setelah penyelidikan, pembuktikan sesuatu yang mengarah pada Pembebasan dan kemudian dijadikan pedoman hidup.

Quote
atau ke-3 sikap ini tidak perlu dikembangkan sama sekali?
Hanya 1 yang perlu dikembangkan yaitu keyakinan (saddha).
Title: Re: Science bagian dari Dhamma ?
Post by: johan3000 on 07 November 2008, 10:12:11 AM
silakan kesimpulannya bang...

Kesimpulan versi saya.
Adalah berbeda antara percaya, iman, dan yakin. Itu saja  :)


yakin - udah dilakukan sendiri..
percaya - menurut pengalaman (tapi belum pasti)..
   kalau mendung... percaya biasanya hujan...
iman - ini perlu tanya pada romo/pendeta...
Title: Re: Science bagian dari Dhamma ?
Post by: Johsun on 10 November 2008, 07:33:01 AM
Menurut gw, dammabudha bgian dari ajaran pendidikan pancasila dan kewarganegaraan di smp, smu.
Title: Re: Science bagian dari Dhamma ?
Post by: markosprawira on 10 November 2008, 02:27:50 PM
Menurut gw, dammabudha bgian dari ajaran pendidikan pancasila dan kewarganegaraan di smp, smu.

boleh tau bagaimana anda bisa menyimpulkan seperti itu???

mohon penjelasanannya......
Title: Re: Science bagian dari Dhamma ?
Post by: Johsun on 10 November 2008, 09:58:38 PM
Menurut gw, dammabudha bgian dari ajaran pendidikan pancasila dan kewarganegaraan di smp, smu.

boleh tau bagaimana anda bisa menyimpulkan seperti itu???

mohon penjelasanannya......

kata2 yang gw tulis diatas itu, kamu menganggapnya serius?? kalo gitu saya mau bilang maaf...
Title: Re: Science bagian dari Dhamma ?
Post by: Johsun on 10 November 2008, 10:52:49 PM
Sory!!!Saya tidak jadi bilang maaf, dan menarik kembali kata maaf!!!
Title: Re: Science bagian dari Dhamma ?
Post by: markosprawira on 11 November 2008, 09:36:23 AM
Menurut gw, dammabudha bgian dari ajaran pendidikan pancasila dan kewarganegaraan di smp, smu.

boleh tau bagaimana anda bisa menyimpulkan seperti itu???

mohon penjelasanannya......

kata2 yang gw tulis diatas itu, kamu menganggapnya serius?? kalo gitu saya mau bilang maaf...
Sory!!!Saya tidak jadi bilang maaf, dan menarik kembali kata maaf!!!

Ehm sori nih.....  jadi anda bilang kata "dhamma = PPKN" itu main2 atau tidak serius??

Jadi minta maaf juga main2?? karena itu bisa ditarik kembali??

boleh tau apa bedanya serius atau main2 menurut anda??

Maaf jika saya hanya berdasar pada sila ke-4 yaitu MUSAVADA VERAMANI SIKKHAPADAM SAMADIYAMI dimana saya berusaha untuk menghindari perkataan yg tidak benar.

Jadi asumsi awal, bahwa semua org juga berusaha berkata yg benar.....

Tapi kalau memang sekiranya anda hanya maen2 saja, ya berarti apapun yg anda katakan, tidak perlu ditanggapi

Mohon klarifikasinya....... biar kita semua bisa selaras dengan sila ke-4.

anumodana
Title: Re: Science bagian dari Dhamma ?
Post by: li_mo_cong on 11 November 2008, 11:24:07 AM
jhonson, kamu jangan nakal-nakal ya

entar, saya basmi kamu ya

;P
Title: Re: Science bagian dari Dhamma ?
Post by: Kelana on 11 November 2008, 11:38:04 AM
Menurut gw, dammabudha bgian dari ajaran pendidikan pancasila dan kewarganegaraan di smp, smu.

Terbalik. Menurut dosen Pendidikan Pancasila saya, Pancasila Dasar Negara RI yang disusun oleh Bung Karno diilhami oleh Pancasila Buddhis yang merupakan bagian dari Buddha Dhamma. http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=1078.0
Jadi jangan terbalik ya, kecuali anda berusaha membalikan fakta sejarah seperti oknum-oknum ORBA.

Jas Merah = Jangan Sekali-sekali Melupakan Sejarah... Merdeka!
Title: Re: Science bagian dari Dhamma ?
Post by: johan3000 on 11 November 2008, 02:07:29 PM
Hina!!!

Rubbish!!!

Adakah yg mau berbaik hati memperbaiki circuit processornya bro Johnson...

setelah 2 kata diatas... saya PERCAYA ini orang sedikit ngak beres...

kalau dia teruskan.... saya YAKIN dia selain tidak beres juga bandel..

Title: Re: Science bagian dari Dhamma ?
Post by: El Sol on 11 November 2008, 02:12:48 PM
Hina!!!

Rubbish!!!

Adakah yg mau berbaik hati memperbaiki circuit processornya bro Johnson...

setelah 2 kata diatas... saya PERCAYA ini orang sedikit ngak beres...

kalau dia teruskan.... saya YAKIN dia selain tidak beres juga bandel..


barang yg dah rusak..boleh lah diperbaiki kalo masih bisa diperbaiki..

tapi kalo barang yg dah hancur lebur..sampe gk tertolong lage...

kalo kita coba benerin...bisa2 kitanya dikira orang gila lolz..

makane ada kata pepatah(buatan gw)

"hanya orang gila yg bisa nasehatin dengan orang gila"..

kecuali anda2 semua sudah gila...ato bodoh...

bolehlah mencoba memperbaiki circuit processornya mbak Jhonson...

SHALOM~
Title: Re: Science bagian dari Dhamma ?
Post by: Johsun on 11 November 2008, 10:45:03 PM
C*** m****** p*****
Title: Re: Science bagian dari Dhamma ?
Post by: hate_do on 18 November 2008, 10:59:17 PM
Jadi Science bagian dari Dhamma ? atau Dhamma bagian dari Science ?

Jadi ingat belajar himpunan waktu SMP
AUB = A gabung B
AnB = A bagian dari B

OT



A= science/ilmu pengetahuan
B= dharma/kebenaran
AnB = A bagian dari B
Title: Re: Science bagian dari Dhamma ?
Post by: Nevada on 18 November 2008, 11:03:46 PM
Hina!!!

Rubbish!!!

Adakah yg mau berbaik hati memperbaiki circuit processornya bro Johnson...

setelah 2 kata diatas... saya PERCAYA ini orang sedikit ngak beres...

kalau dia teruskan.... saya YAKIN dia selain tidak beres juga bandel..


barang yg dah rusak..boleh lah diperbaiki kalo masih bisa diperbaiki..

tapi kalo barang yg dah hancur lebur..sampe gk tertolong lage...

kalo kita coba benerin...bisa2 kitanya dikira orang gila lolz..

makane ada kata pepatah(buatan gw)

"hanya orang gila yg bisa nasehatin dengan orang gila"..

kecuali anda2 semua sudah gila...ato bodoh...

bolehlah mencoba memperbaiki circuit processornya mbak Jhonson...

SHALOM~


Hmmm... Ne Si Jhonson rupanya dah kena penyakit yg parah...

Mungkin dia merasa sedang menjadi robot bagi Agamanya...  :-?
Title: Re: Science bagian dari Dhamma ?
Post by: markosprawira on 19 November 2008, 08:50:12 AM
Jadi Science bagian dari Dhamma ? atau Dhamma bagian dari Science ?

Jadi ingat belajar himpunan waktu SMP
AUB = A gabung B
AnB = A bagian dari B

OT



A= science/ilmu pengetahuan
B= dharma/kebenaran
AnB = A bagian dari B

betul sekali bro hate.......

itu kenapa seharusnya disebutkan bahwa ilmu pengetahuan/sains yg akan menyesuaikan dengan Buddha Dhamma, bukan dhamma yg akan menyesuaikan dengan sains.......

semoga bermanfaat.........
Title: Re: Science bagian dari Dhamma ?
Post by: candra_mukti19 on 19 November 2008, 09:04:58 AM
 [at] markosprawira

ditunggu candra di :
http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=6171.new#new