Ya, “Di antara kesamaan .....” bisa dipakai dan sangat cocok (great idea...!), tapi “Di mana kesamaan...” tidak sesuai dengan prinsip yang dijelaskan. Suatu bahasa yang menjelaskan suatu prinsip, tidak bisa begitu saja diterjemahkan mentah-mentah secara literal. Kata ‘where there was’ di sini tidak menunjukkan suatu ‘tempat’ atau ‘ di mana ada’. Kata ini lebih cocok dengan ‘di antara’ karena ‘di antara’ juga berfungsi menjelaskan ‘suatu keadaan’. Saya memilih ‘suatu ketika...’ karena keadaan yang dijelaskan di sini adalah keadaan di mana ruang dan waktu belum muncul. Suatu ketika ini sekaligus bermakna ‘where’ dan ‘when’. Karena hal ini juga saya menyertakan bahasa Inggrisnya. Memang saya bertujuan mengajak bro sekalian menganalisa kenapa saya memakai ‘suatu ketika’ untuk frasa ‘where there was’.
Bila saya memakai ‘di mana’, tentu ini menunjukkan tempat. Lalu di manakah tempat tanpa kesamaan maupun perbedaan? Di mana tiada kesamaan maupun perbedaan, tidak ada ruang ataupun waktu yang dapat ditunjukkan. Karena alasan itu saya memakai ‘suatu ketika’ untuk menyangkal ‘where’ sebagai tempat.
Benar, dalam menerjemahkan sesuatu kita perlu melihat konteksnya. Tapi dalam cuplikan Shurangama Sutra tersebut tidak ada konteks yang menjelaskan bahwa itu adalah permulaan waktu dan ruang. Darimana anda bisa menyimpulkan itu adalah permulaan ruang dan waktu? Ini karena mungkin pikiran anda terpengaruh pada kalimat: “suddenly difference appears”, padahal dalam terjemahan lain tidak ada. Jadi penggunaan ‘suatu ketika...’ tidak bisa digunakan.
Kedua. Saya telah memberikan 2 alternatif terjemahan dan anda memilih kata “Di antara kesamaan .....”Nah, ini berarti sudah adanya 2 hal yang sudah muncul yang tidak ada penjelasan dalam sutra kapan munculnya. Jadi tidak mungkin kita mengatakan ini adalah TITIK AWAL.
Bila saya memakai ‘di mana’, tentu ini menunjukkan tempat. Lalu di manakah tempat tanpa kesamaan maupun perbedaan? Di mana tiada kesamaan maupun perbedaan, tidak ada ruang ataupun waktu yang dapat ditunjukkan. Karena alasan itu saya memakai ‘suatu ketika’ untuk menyangkal ‘where’ sebagai tempat.
Benar sekali, tidak ada penjelasan tentang ‘awal dari penyebab munculnya dunia’ (avidya) yang dalam cuplikan ini dijelaskan sebagai ‘tiba-tiba perbedaan muncul’. Namun proses munculnya Dunia dari ‘tiada dunia’ masih bisa dijelaskan. Yang dimaksud Buddha dengan ‘tiada awal yang dapat diketahui’ itu saya mengerti sebagai berikut: sebelum dunia muncul, tiada suatu apapun yang disebutkan sebagai ‘tiada kesamaan maupun perbedaan’. Nah, bila diusut lebih jauh lagi, ‘tiada kesamaan maupun perbedaan’ ini tidak dapat diketahui awal mulanya.
Itu hanyalah asumsi anda semata karena mungkin anda masih terpengaruh pada terjemahan “suddenly difference appears”. Sehingga menganggap sebagai sutra ini membahas tentang TITIK AWAL terbentuknya dunia dan anda menggunakan istilah”suatu KETIKA”, “SEBELUM dunia muncul”.
Proses pembentukkan dunia memang bisa dijelaskan, tapi kapan TITIK AWAL waktunya proses itu terjadi tidak bisa ditentukan TITIK awalnya. Sutra tidak menjelaskan hal itu.
Apa yang dikatakan dalam sutra, adalah BAGAIMANA terbentuknya dunia bukan KAPAN dunia terbentuk. Dalam sutra, Purna bertanya tentang BAGAIMANA dunia terbentuk bukan KAPAN dunia terbentuk. Sekali lagi ini bukan membahas WAKTU apalagi TITIK AWAL.
Bila dunia(alam semesta beserta para mahkluk hidup) tidak dapat diketahui asal muasalnya, maka Paticcasamudpada itu bohong besar. Tentu saja Paticcasamudpada menjelaskan akan asal muasal Jaramarana. Karena jelas sekali disebutkan bahwa penyebabnya adalah Avidya. Tanpa memulai dari Awal, kita tidak bisa mencapai Akhir. Tanpa Sebab tiada Akibat. Ada sebab maka ada akibat.
Pertama, Sdr. Dharmamitra. Saya harap kita tidak terjebak antara asal muasal dalam arti BAGAIMANA proses terbentuk dengan asal muasal dalam arti PERMULAAN WAKTU (titik awal). Ini perlu diperjelas.
Hukum Paticcasamudpada berarti sebab musabab yang saling bergantungan, dimana ke 12 nidana saling bergantungan, ada ini maka ada itu. Hukum Paticcasamudpada menjelaskan BAGAIMANA PROSES batin dan kehidupan itu terbentuk BUKAN menjelaskan tentang KAPAN, WAKTU dari proses batin dan kehidupan itu dimulai. Singkatnya tidak didisampaikan KAPAN AWAL EKSISTENSI kehidupan itu ada. Ini perlu kita catat.
Anda mengatakan adanya asal muasal, lalu darimana asal muasal Avidya? Apa penyebab Avidya?? Zippp!!! muncul begitu saja?? Jelas karena adanya batin. Lalu apa penyebab munculnya batin? demikian seterusnya. Sampai disini, mana yang bisa kita sebut dengan asal mula, titik awal, sebab pertama ??
Sang Buddha menjelaskan Paticcasamudpada BUKAN untuk menjelaskan asal mula (titik awal) eksistensi kehidupan di semesta ini. Avidya adalah penyebab UTAMA bukan penyebab PERTAMA. Bisa anda membedakannya?? Penyebab UTAMA berarti penyebab yang PENTING sedangkan penyebab PERTAMA adalah penyebab awal dari penyebab lainnya.
Karena proses ini berputar-putar terus, tidaklah mungkin menjelaskannya tanpa memutus rangkaian itu. Dan karena melihat Advidya adalah factor TERPENTING maka di putus pada mata rantai Advidya dan ditaruh pada urutan pertama dalam penjelasan Paticcasamudpada
Jadi penggunaan Paticcasamudpada oleh anda sebagai alasan adanya asal muasal (titik awal) tidaklah tepat.
Ingatlah bahwa Semua yang memiliki Akhir memiliki Awal. Buddha sendiri menyatakan bahwa ada sesuatu yang tidak dilahirkan, tidak tercipta, ada dengan sendirinya, yang mutlak. Bila tiada sesuatu yang tidak dilahirkan, tidak tercipta, ada dengan sendirinya, yang mutlak ini; maka tidak mungkin ada pembebasan.
Bila, dunia ini tidak memiliki asal muasal, berarti ia kekal dan kita tidak akan pernah bisa terbebas darinya. Namun karena ia memiliki asal muasal, kita dapat terbebas darinya.
Cuplikan anda berasal dari Udana 8.3 adalah mengenai Nibbana. Jadi menurut anda Nibbana merupakan asal muasal dari dunia??? Jika ya maka bertolak belakang dengan hukum sebab akibat. Jika ada sebab maka ada akibat. Tapi karena eksistensi Nibbana adalah tanpa penyebab maka ia pun tidak akan menimbulkan akibat. Jadi Nibbana bukanlah penyebab dari dunia ini, bukan pula penyebab pembebasan kita.
Sepemahaman saya, apa yang disampaikan dalam Nibbana Sutta itu bukan mengenai Nibbana sebagai SEBAB terbentuknya dunia atau pembebasan. Tetapi yang disampaikan adalah eksistensi berdampingan antara Nibbana dan Pembebasan itu.
Analoginya (mudah-mudahan tepat): api dan cahaya api, dimana ada api maka ada pula cahaya api, dimana ada cahaya api ada pula apinya, tidak bisa dipisahkan. Kita tidak bisa mengatakan cahaya api diakibatkan oleh api, karena keduanya ada berdampingan.
Berbeda dengan istilah ada api ada asap, karena keduanya bisa dipisahkan, karena ada api yang tidak megeluarkan asap.
juga “Tathagata hanya mengajarkan Dunia, awal dari Dunia, akhir dari Dunia, dan sebab menuju akhir dari Dunia.”
Dalam sutta/ sutra mana jika saya boleh tahu?? Saya baru tahu. Setahu saya adalah Sang Buddha mengajarkan Dukkha, Sebab Dukkha, Akhir Dukkha dan Jalan menuju Akhir Dukkha. Bukan awal Dunia.