maaf sy sudah tidak tertarik membahas ini dengan anda...sebab-nya.
1. anda membaca sebuah sutta/sutra tidak melihat dengan analisa jika anda disitu...
dengan kata lain anda
tidak menganalisa batin, anda hanya bercerita mengenai apa yang tertulis seperti seorang nasran! yang mengatakan Kitab suci nya itu NYATA...
2.anda mengatakan seorang bodhisatva bisa membunuh dengan welas asih, hal itu sungguh gila...
sebuah cerita SangBuddha bercakap dengan pangeran tentang jika melihat bayi yang menelan sebuah biji, maka sang Buddha bercerita bahwa kita harus menggunakan tangan untuk mengeluarkan biji tersebut walaupun harus menyiksa bayi, hal ini sangat logis karena memang hanya demikian cara yang dapat dilakukan oleh seorang perumah tangga. TETAPI TIDAK MEMBUNUH BAYI.
sama halnya seorang dokter yang menggunakan alkohol pada obat untuk melindungi luka dari infeksi, tentu rasa alkohol itu terasa sakit/pedis, tetapi itu menyembuhkan...BUKAN MEMBUNUH....
saya rasa anda tidak bisa membedakan nama-nya
membunuh, dengan
menolong - tetapi harus tersiksa...3.anda seperti nya tidak pernah mau menganalisa batin pada saat melakukan act, sebab nya anda selalu mengeluarkan alasan "upayakausalya"
jika diteliti apa bedanya Upayakausalya dengan "TUHA* di luar logika dan akal sehat? "
saya rasa kalau sudah pakai slogan demikian....buddha pun menjadi MAHA-BISA, MAHA-KUASA,
apapun dilakukan oleh BUDDHA....adalah terbaik bagi makhluk hidup...
walau harus membunuh...
demikian lah kita lihat Teroris seperti Nurdi*, mereka menyatakan bahwa mereka berbuat baik bukan?
mereka melakukan hal benar dipandangan mereka......mengapa?
ketika mereka melakukannya mereka tidak menganalisa batin sendiri....
saya memang bukan ahli menganalisa batin, tetapi saya cukup BAIK dalam mengetahui mana MEMBUNUH dan mana MENOLONG.tidak ada namanya MEMBUNUH dengan WELAS ASIH......
4. kisah cerita AjahnChah itu pernah saya baca, tapi sayang nya saya masih ragu kebenarannya...
alasan nya sederhana, yang membuat buku itu bukan Ajahn sendiri,
paling para penulis yang berusaha mengingat atau mengulang catatan yang pernah di buat nya ketika diskusi dengan Ajahn....
dan lagi dalam Buku AjahnBrahm [ murid AjahnChah ]
sewaktu meditasi, AjahnBrahm mendengar suara brisik, tetapi Ajahn Chah menasehati bahwa
"bukan suara itu yang mengganggu mu, tapi kamu yang mengganggu suara itu"sewaktu meditasi juga diceritakan di waktu lain,
banyak nyamuk dan menggigit dimana mana....AjahnBrahm tidak bisa meditasi, tetapi ketika beliau membuka mata....adakah bikkhu mengeluh?
justru mereka tetap tenang walau badannya digigit nyamuk......
cerita itu sungguh rancu dimana AjahnChah menyuruh
"bunuh saja serangga/hama, biar saya yang tanggung karma nya,dari pada menghambat latihan murid-murid saya"Seorang Arahat pasti sudah tahu, hukum Karma tidak bisa di pindah-pindahkan....
tidak mungkin bapak makan nasi lantas anak yang kenyangapalagi Arahat sudah tahu tentang hukum karma...
apakah mungkin Arahat seperti AjahnChah masih ngomong hal tolol seperti itu?
mau tanggung karma orang?
makanya saya ragu kebenarannya....5. pada inti nya...
anda tidak mau membuka pikiran rasional, dan selalu berkata apapun yang dilakukan bodhistva baik itu KEJAM atau BAJIK semua itu UPAYAKAUSALYA.bagi sy bodhisatva juga punya 5 khandha.. sama dengan saya...memiliki Sanna,memiliki Sangkhara,memiliki Vinanna,dsb-nya
tidak mungkin seorang Buddha bisa berpikir seperti intel core 2 duo...alias bersamaan sekaligus,,
yang ada pemindahan objek ke objek satu dengan sangat cepat...dari situ dianalisajadi membunuh dengan alasan welas asih....? adalah hal mustahil.
jadi pahlawan negara kita sudah masuk surga ya.....membunuh dengan alasan membela rakyat...
kemudian Nurdin juga masuk surga...membunuh dengan alasan perintah ALLA#....
Hamas[palestina] meluncurkan roket ke israel demikian sebalik nya demi alasan mempertahankan negara
6.dari cerita anda melihat seorang preman mengeroyok wanita, lalu anda mau bikkhu tersebut melindungi dengan cara berkelahi?
dan kalau bikkhu tersebut cuma diam, anda bakalan pindah agama buddha?
memang nya bikkhu seorang superman? anda lupa slogan buddhism
"jadilah pulau bagi dirimu sendiri"Ananda saja melakukan apa ketika Gajah Nalagiri dibuat mabuk? cuma pasang badan kan....
bukan ambil tombak atau pedang dengan alasan membunuh demi welas asih, karena apabila Nalagiri melukai Buddha bisa masuk neraka avici...jadi yg terjadi paling bikkhu tersebut menasehati sambil mencoba menghalangi, andai kata preman tersebut lebih kuat, bikkhu tidak mungkin BERKELAHI......karena itu vinaya mereka...
---------------------------
pernah cerita nyata, seorang bikkhu pergi ke-bali ditugaskan oleh Alm Bhante win, akan tetapi ada seorang penguasa juga di bali, menyuruh bikkhu tersebut keluar dari BALI......
kebetulan bikkhu tersebut tinggal di kediaman ibu hartati...
kemudian si Murid Bhante Win menelpon Bhante Win untuk menerima petunjuk apa yang harus dilakukan..
bhante Win cuma bilang, apapun yang terjadi jangan pergi..tetapi disitu layani umat......
Bhante tersebut di ancam akan di telanjangi apabila tidak angkat kaki dari Bali.... oleh penguasa tersebut
murid tersebut diberi waktu 2 hari untuk angkat kaki
2 hari kemudian datang 2 preman badan BESAR.....bertemu bikkhu[murid] tersebut..
bikkhu tersebut di suruh angkat kaki, lalu bhante cuma bisa diam...
----saya lalu bertanya , jika bhante di telanjangi apa yang di buat?---- masa tidak melawan..
bhante lalu berkata "mana bisa bikkhu berkelahi"
untung kamma baik berbuah, dan ibu Hartati menolong.....akhir nya kesalahpahaman pun berakhir...
Menurut Mahayana-samgraha, sila-sila boleh dilanggar apabila niat kita adalah untuk membantu makhluk lain, asal tidak menyebabkan kemelekatan, kebodohan dan kebencian muncul dalam diri sendiri ataupun diri makhluk lain.
kalau menurut Mahayana demikian, sama saja dengan slogan para tetangga....
dan lagi kutipan ini sungguh rancu, ini sama saja mau
MAKAN BANYAK tapi tidak mau KENYANG...sorry yah, maaf saja kalau diskusi saya akhiri.......karena sudah beda pemahaman nan jauh...
ingat bikkhu bukan juru-selamat...bikkhu bukan pembela kebenaran seperti batman/spiderman/superman.
mereka seorang manusia yang sama dengan saya dan anda......tetapi mereka fokus untuk membersihkan diri mereka...
saya jadi teringat cerita AjahnBrahm, dimana ada 7 bikkhu yang berdiam dalam GOA...
kemudian 1 bikkhu ketua perkumpulan disuruh memilih "siapa jadi tumbal" dari ke 6 bikkhu tersebut...
tau kan jawabannya?
kalau pakai metode anda...
bisa cerita nya menjadi bikkhu berkelahi membunuh semua penjahat tersebut dengan alasan bahwa
"daripada penjahat membunuh arahat, lebih baik arahat membunuh penjahat dengan niat menyelamatkan dari Neraka Avici...dan Arahat pun bisa LOLOS DARI karma...." LUAR BIASA BRAVO dah....
salam metta....
-----------------------------
Dari kisah di atas, dapat diringkas bahwa:
1. Pembunuhan adalah tindakan yang tercela
2. Pembunuhan seperti di atas melenyapkan penderitaan banyak makhluk (500 pedagang), mempurifikasi halangan karma sang perampok dan hanya membawa penderitaan bagi diriku sendiri (sang Bodhisattva)
3. Motivasi dan niatku adalah cinta kasih agung dan murni
4. Maka dari itu, lebih baik saya (Bodhisattva) menderita di neraka daripada sang perampok jatuh ke neraka ataupun kelimaratus pedagang menderita oleh perbuatan sang perampok
5. Aku mengambil hidup orang lain dengan kondisi yang sangat terpaksa untuk kesejahteraan semua makhluk, di mana sudah tidak ada jalan/ pilihan lain lagi.[mana abhinna nya? kan sudah pencerahan sempurna....]
dengan Abhinna-yang tak dapat dipikirkan manusia masa lemah begitu?
anda tahu bagaimana memancarkan metta dalam meditasi objek metta-bhavana?
seperti nya bodhisatva ini butuh pengajaran khusus dalam meditasi objek metta
bahkan memancarkan metta saja bisa lupa diri sendiri....
persis seperti cerita AjahnBrahm, kalau pakai metode anda
bikkhu ketua ini sudah menghabisi penjahat itu...