Namo Buddhaya,
Cukup menarik untuk saya apa yang telah disampaikan oleh KK Riky...
BERHENTINYA PIKIRAN.
Mungkin apakah maksud KK Riky adalah berhentinya NAFSU KEINGINAN ? Bila seseorang telah menghentikan Nafsu Keinginannya, maka akan terlepas dari Dukkha. Karena sesuai dengan Cattari Ariya Saccani yang kedua ialah : Sebab timbulnya Dukkha adalah Nafsu Keinginan.
II
Kebenaran Ariya tentang Asal Mula Dukkha
(Dukkha Samudaya Ariya Sacca)
[/b]
Guru Buddha bersabda, “Sekarang, O, para bhikkhu, Kebenaran Ariya tentang Asal Mula Dukkha, yaitu : Ketagihan (tanhâ) yang menyebabkan tumimbal lahir, disertai dengan hawa nafsu untuk menemukan kesenangan di sana sini, yaitu kamatanhâ : ketagihan akan kesenangan indria, bhavatanhâ : ketagihan akan penjelmaan, vibhavâtanhâ : ketagihan untuk memusnahkan diri.”
Pada bagian ini Guru Buddha menjelaskan bahwa sumber dari dukkha atau penderitaan adalah tanhâ, yaitu nafsu keinginan yang tidak ada habis-habisnya. Tanha dapat diibaratkan seperti candu atau opium yang menimbulkan dampak ketagihan bagi yang memakainya terus-menerus, dan semakin lama akan merusak fisik maupun mental si pemakai. Tanha juga dapat diibaratkan seperti air laut yang asin yang jika diminum untuk menghilangkan haus justru rasa haus tersebut semakin bertambah.
Ada tiga bentuk tanhä, yaitu :
1.Kämatanhä : adalah ketagihan akan kesenangan indriya, ialah ketagihan akan :
a. bentuk-bentuk (indah)
b. suara-suara (merdu)
c. wangi-wangian
d. rasa-rasa (nikmat)
e. sentuhan-sentuhan (lembut)
f. bentuk-bentuk pikiran
2.Bhavatanhä : adalah ketagihan untuk lahir kembali sebagai manusia yang berdasarkan pada kepercayaan yang mengatakan tentang adanya "atma (roh) yang kekal dan terpisah" (attavada).
3.Vibhavatanhä : adalah ketagihan untuk memusnahkan diri, yang berdasarkan kepercayaan yang mengatakan bahwa setelah manusia meninggal maka berakhirlah segala riwayat tiap-tiap manusia (ucchedaväda).
http://www.bhagavant.com/home.php?link=dhamma_sari&n_id=50Salam Metta,
Sabbe Satta Bhavantu Sukkhitatta