Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Topik Buddhisme => Diskusi Umum => Topic started by: willyyandi on 15 December 2009, 05:22:55 PM

Title: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: willyyandi on 15 December 2009, 05:22:55 PM
Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia.

Buddhis Channel, 5 November 2009

Kuala Lumpur, Malaysia – Kamis, 22 Oktober 2009, Saudari Vayama, Nirodha, Seri dan Hassapanna (Baca Hassapannya) ditahbiskan sebagai Bhikkhuni Therawada dengan upacara dua kali penahbisan (dual ordination) yang dilakukan di Wihara Bodhinyana Buddhist, Perth – Australia Barat.

Ayya Tathaaloka dari United States sebagai guru pembimbing, Ajahn Brahm dan Ajahn Sujato melakukan pengesahan acariya chanting pada sesi upacara bhikkhu.

Penahbisan Bhikkhuni Therawada di Australia sepenuhnya didukung oleh komunitas umat Buddhis Australia.

Akan tetapi, tak satu pun dukungan datang dari bhikkhu Barat di Eropa yang menjalin hubungan dengan Thailand. Tentu saja para tokoh bhikkhu Barat, bersama-sama dengan para bhikkhu Barat di Thailand secara formal meminta Ajahn Brahm untuk dikucilkan dari Wat Pah Pong, wihara tempat Ajahn Brahm berlatih di bawah pimpinan Ajahn Chah.

Setelah diskusi yang cukup alot, Ajahn Brahm disomasi (ditegur) di dalam sebuah pertemuan di Thailand pada hari Minggu tanggal 1 November. Dia diberikan pilihan untuk membuat pernyataan publik bahwa penahbisan itu tidak sah atau dikucilkan dari komunitas Wat Pah Pong.

Ajahn Brahm menolak mengakui kesalahan, ia tidak ingin mengingkari prosedur penahbisan yang sah menurut winaya (aturan monastik yang ditetapkan oleh Buddha), ia juga tidak ingin menentang harapan Perkumpulan Sanggha Australia (Australian Sangha Association)dan ribuan umat Buddhis dari penjuru dunia yang mendukung secara penuh integritas para perempuan di dalam Buddhisme Therawada.

Di banyak opini masyarakat, hari itu adalah hari yang memprihatinkan ketika para bhikkhu yang memiliki keyakinan pada penahbisan tidak bersuara untuk mendukung tindakan berani Ajahn Brahm. Malahan, sekumpulan para bhikkhu di Wat Pah Pong yang kurang memiliki aturan dasar monastik yang ditetapkan oleh Buddha, menggunakan pengucilan sebagai pengawasan yang mengesankan dan untuk menjaga “tradisi”.

Bagaimanapun, dukungan untuk Ajahn Brahm dari seluruh dunia terus bertambah, termasuk yang mulia Bhikkhu Bodhi (Ven.Bhikkhu Bodhi), penerjemah sutta-sutta Buddha – Majjhima Nikaya, dan penulis buku “The Buddha’s Words”, serta banyak pengikutnya di Singapura, para anggota dari Buddhist Fellowship. (Sati)

http://www.buddhistchannel.tv/index.php?id=70,8659,0,0,1,0
(Terjemahan ada pada ******)
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 15 December 2009, 05:35:05 PM
Quote
Bagaimanapun, dukungan untuk Ajahn Brahm dari seluruh dunia terus bertambah, termasuk yang mulia Bhikkhu Bodhi (Ven.Bhikkhu Bodhi), penerjemah sutta-sutta Buddha – Majjhima Nikaya, dan penulis buku “The Buddha’s Words”, serta banyak pengikutnya di Singapura, para anggota dari Buddhist Fellowship.

dukungan dari Bhikkhu Bodhi sudah ditarik kembali.
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: Indra on 15 December 2009, 05:36:51 PM
Quote
Bagaimanapun, dukungan untuk Ajahn Brahm dari seluruh dunia terus bertambah, termasuk yang mulia Bhikkhu Bodhi (Ven.Bhikkhu Bodhi), penerjemah sutta-sutta Buddha – Majjhima Nikaya, dan penulis buku “The Buddha’s Words”, serta banyak pengikutnya di Singapura, para anggota dari Buddhist Fellowship.

dukungan dari Bhikkhu Bodhi sudah ditarik kembali.

benar, Bhikkhu Bodhi akhirnya meralat kembali dukungannya, setelah mengetahui kisah lengkapnya
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: willyyandi on 15 December 2009, 05:42:44 PM
Memang benar
namun bukan berarti bhikkhu bodhi menjadi tidak mendukung pemunculan bhikkhuni
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: The Ronald on 15 December 2009, 05:43:39 PM
hmm.. apanya yg salah seh? sry ga tau ttg vinaya..
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: Indra on 15 December 2009, 05:56:09 PM
Memang benar
namun bukan berarti bhikkhu bodhi menjadi tidak mendukung pemunculan bhikkhuni

Benar tapi tidak dicantumkan dalam posting awal (mungkin dengan sengaja) dapat mengakibatkan misinformasi
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: willyyandi on 15 December 2009, 06:06:09 PM
makanya saya kasih link biar jelas kalo mau info lebih lanjut
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: Lex Chan on 15 December 2009, 06:17:50 PM
Quote
Bagaimanapun, dukungan untuk Ajahn Brahm dari seluruh dunia terus bertambah, termasuk yang mulia Bhikkhu Bodhi (Ven.Bhikkhu Bodhi), penerjemah sutta-sutta Buddha – Majjhima Nikaya, dan penulis buku “The Buddha’s Words”, serta banyak pengikutnya di Singapura, para anggota dari Buddhist Fellowship.

dukungan dari Bhikkhu Bodhi sudah ditarik kembali.

benar, Bhikkhu Bodhi akhirnya meralat kembali dukungannya, setelah mengetahui kisah lengkapnya

apakah ada penjelasan Bhikkhu Bodhi mengapa meralat dukungannya?
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: Indra on 15 December 2009, 07:14:44 PM
Nov. 6, 2009
Dear Ven. Sujato,

Over the past few days I have obtained more information about the background to the bhikkhuni ordination in Perth than I had available to me last week, when I wrote my letter of congratulations. This more recent information has given me a fuller and clearer picture of the implications of the ordination. While I did expect that Ajahn Brahm and you would be ostracized by the wider WPP Sangha, at the time I wrote I did not realize that relations between monastic communities and among the individual monks that comprise this tradition were as tight and communally determined as they actually are. In the light of my recent insights into the way this tradition functions, I have been compelled to revise the opinion I expressed in the letter I sent you last week and which I approved being posted on your website. I would appreciate it if you would also post this letter on the same website to round out my assessment of the ordination.

I first want to make it absolutely clear that in principle I fully support bhikkhuni ordination. I regard the women who have taken this ordination, whether from lineages based in the so-called “Mahayana countries” or from the recently emergent Theravada bhikkhunis, as legitimately ordained bhikkhunis, fully entitled to participate in the Sangha acts prescribed for them in the Vinaya. I also believe that a full-scale revival of the Bhikkhuni Sangha and its unqualified acceptance by the Bhikkhu Sangha is an imperative for the Theravāda tradition in our time.

At the same time, however, in view of the intimate communal structure of the WPP Sangha and the close bonds between the abbots of the monasteries belonging to this tradition, I have been regretfully forced to the conclusion that Ajahn Brahm and yourself were at fault for proceeding in the hasty and secretive way in which you conducted the ordination. In my opinion, in view of the fact that Ajahn Brahm had been an important and much respected member of this community, he should have discussed the issue openly and fully at a meeting with all its prominent representatives, and patiently attempted to prevail upon them with the art of persuasion. You might object that he (and yourself) have tried doing so for years without success, but I am not sure that there has not been substantial progress in this area. Don’t forget that several of the European abbots and siladharas attended the conference at Hamburg, which in itself marked a significant step forward. Further, and especially, a World Abbots’ Meeting was scheduled to be held at Bodhinyana Monastery in December, with the bhikkhuni issue given a prominent place on the agenda. You would only have had to wait patiently for another six weeks to bring the issue to a head.

I believe that, even if you both had felt that the urgency of bhikkhuni ordination had reached a “tipping point,” the meeting in December would have served as the ideal venue to press for a final decision. Even if you were pessimistic that the meeting would have had fruitful results, it still could have served as a final testing ground. If, at that meeting, the international abbots had approved bhikkhuni ordination, at least for Western Australia, you would have been at liberty to arrange the ordination in harmony with the wider WPP Sangha (at least the international branches) and thus hurt feelings would have been minimized. If, on the other hand, the proposal to conduct bhikkhuni ordination was flatly rejected, Ajahn Brahm could have made a reasonable choice. He could either have decided to withdraw from the WPP network and arrange the ordination as a fully autonomous elder monk; or else, while still belonging to the WPP Sangha, he could have conducted the ordination in defiance of the prevailing decision and risked excommunication. In such an event, at least, the decision to proceed with bhikkhuni ordination would have been made openly and after a final attempt at persuasion had failed. Six more weeks of waiting, and the issue could have been decided by a simple up or down vote. As it is, by conducting the ordination in a secretive way, without giving sufficient heed to the opinions and feelings of others in his tradition, he has caused divisions, belligerence, and pain which, with more circumspection, might have been avoided or at least reduced.

The opinion I express here is in full accord with the qualifications that I made in the full version of my Hamburg presentation, which I will cite as an appendix to this letter. Please be assured that, while I express these reservations about the way Ajahn Brahm proceeded in this affair, I still lend him my moral support just as much as I support the revival of bhikkhuni ordination in the Theravāda tradition.
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: GandalfTheElder on 15 December 2009, 07:19:09 PM
Tapi yang pasti.... makin banyak bhikkhu yang mendukung kembalinya ordinasi bhikkhuni Theravada...

 :jempol: :jempol: :jempol:

 _/\_
The Siddha Wanderer
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: Tekkss Katsuo on 15 December 2009, 08:23:18 PM
ya ampunnn, gitu aja dipermasalahkannnn. sampai dikucilkan segalaaa... btw kenapa dikucilkan, apa nga boleh melakukan penabisan terhdp Para Bhikkhuni?

 _/\_
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: luis on 15 December 2009, 08:36:25 PM
Kayanya "dikucilkan" merupakan terjemahan yang memiliki makna yang "keras" dibandingkan asal katanya dalam bahasa Inggris yaitu "excommunication". Setahu saya, dampak dari excommunication ini hanyalah Ajahn Brahm dan monasterynya (Bodhinyana) tidak lagi dimasukkan sebagai cabang dari Sangha Wat Pah Pong (Tradisi Ajahn Chah).

Penyebabnya adalah, ordinasi yang diselenggarakan oleh Ajahn Brahm di viharanya ini, "bertentangan" dengan kebijakan tradisi di Thailand di mana menurut aturan Thailand, ordinasi bhikkhuni masih belum diperbolehkan. Wat Pah Pong karena berada dalam teritori Thailand, mereka mengharuskan semua cabang2nya untuk ikut dalam peraturan Thailand ini selain mengikuti vinaya. Jadi walaupun ordinasi tersebut sah sesuai vinaya, waktu Ajahn Brahm disidang oleh senior2nya di Thailand, beliau diminta memilih untuk menarik kembali status 4 bhikkhuni tersebut, atau vihara nya tidak dianggap lagi sebagai cabang dari Wat Pah Pong. Ajahn Brahm pun memilih yang kedua.

Dampaknya seperti apa? Positifnya adalah sekarang vihara Ajahn Brahm sudah boleh melanjutkan penahbisan bhikkhuni, karena dengan tidak dimasukannya vihara beliau sebagai cabang dari Wat Pah Pong, mereka bisa mengikuti tradisi Theravada di Australia. Hanya saja, Ajahn Brahm diminta berjanji untuk tidak lagi terlibat dalam penahbisan bhikkhuni berikutnya di viharanya. Dan tentu saja sekarang sudah tidak masalah lagi beliau hadir atau tidak, karena sudah ada 4 bhikkhuni yang dapat merintis kembali tradisinya :)

Bagaimana dengan hubungan Ajahn Brahm dengan para seniornya di Thailand? Banyak dari mereka yang meneruskan friendship yang sudah mereka bangun, sebagaimana mereka berteman dengan sesama Sangha di luar Wat Pah Pong. Hanya saja, memang perlu sedikit waktu untuk mendinginkan suasana terutama untuk para seniornya yang "menentang" ordinasi ini, walaupun mereka juga punya pertimbangan2 lain yang saya rasa niatnya memang baik untuk kelangsungan Buddha Dhamma terutama di tradisi Theravada.

Berikut saya lampirkan surat terbuka dari Ajahn Brahm dalam mengklarifikasi masalah ini.

A Theravada Bhikkhuni Ordination was held in Perth on Thursday 22nd October. The decision to proceed with the Bhikkhuni Ordination was finalised only on 20th September 2009, when the Committee of The Buddhist Society of Western Australia unanimously gave their support. We did realise this was a sensitive matter and resolved to keep it in-house for the next month as we finalised the preparations. On Wednesday 13th October, 24 days after the decision was finalised, I informed Ajahn Sumedho in Amaravati, as a matter of courtesy, during my brief visit to the UK to see my mother (who has severe dementia).

The matter of Bhikkhuni Ordination had been discussed in Wat Pah Pong about two years ago and, as I recall, they resolved to follow the lead of the Mahatherasamakom (the supreme Monks’ Council of Thailand). I was and remain under the impression that the ordination of Bhikkhunis outside of Thailand was not contravening the rulings of the Mahatherasamakom. This is because I had consulted with the acting Sangharaja, Somdej Phra Pootajarn, well beforehand to ask him precisely his opinion on the ordination of Bhikkhunis outside of Thailand. His response, which I have circulated amongst the Western Sangha for a long time now, was "Thai Sangha law does not extend outside of Thailand". He repeated this another two times to make his intention clear.

Even though my ordination as a monk was in Thailand, I understood that my obligations were to the Dhamma and Vinaya, not to the Thai state. Nor was allegiance to Thailand part of the advice given to me by the Acting Sangharaja who presented me with the Thai ecclesiastical honour of Tan Chao Khun. The certificate that I received at the ceremony merely states that “Phra Brahmavamso of Bodhinyana Monastery in Australia is a monk of Royal Grade with the title of Phra Visuddhisamvarathera. May he accept the duty in the Buddha’s dispensation of teaching, settling Sangha business and looking after the monks and novices in his monastery in an appropriate manner. And to develop happiness and well being in the Buddha’s Dispensation.”

At the meeting in Wat Pah Pong on Sunday 1st November 2009, to which I was summoned at very short notice, it was apparent that the senior Thai monks had a poor understanding of the Vinaya rules concerning sanghakamma (formal acts of Sangha governance). For example, it took a long time to convince them that a Bhikkhuni Ordination is a double sanghakamma.The first part being performed by a gathering of Bhikkhunis presided over by the Preceptor (“Upajjhaya” or “Pavattini” -Ayya Tathaaloka from the USA) and the second part where the new Bhikkhunis approach the Bhikkhu Sangha to have their ordination confirmed by a ñatticatutthakamma (a formal motion followed by 3 announcements). I was one of the two Bhikkhus who chanted the ñatticatutthakamma in the Bhikkhu Sangha.

Once the senior Thai monks understood that I was not the Upajjhaya, they were willing to let the matter drop, provided I would promise in the midst of the Sangha not to participate in the ordination of any more Bhikkhunis. Remembering the example of Venerable Ananda at the First Council, I made that promise to the assembled Sangha three times. It looked as if harmony would be restored.

However, some senior monks raised the question of the status of the four women who had received Bhikkhuni Ordination. I accepted that they would not be regarded as Bhikkhunis in Thailand under the present climate, but the ordination was legitimate and they were Bhikkhunis. A senior monk then claimed that the ordination was invalid because of "ditthi vipatti", which he explained as meaning without the approval of the Sangha of Wat Pah Pong. As anyone with a basic knowledge of sanghakamma knows, this is nonsense. However, that unfounded view held sway and the meeting came down to a single clear choice: If Ajahn Brahm would state in the midst of the Sangha that the four women were not Bhikkhunis then there would be no penalty, otherwise Bodhinyana Buddhist Monastery would be removed from the list of branch monasteries of Wat Pah Pong. I paused for a minute to reflect and, considering that I could not go against the Vinaya and state the Bhikkhunis were not properly ordained, nor could I go against the wishes of the Sangha of Bodhinyana and the thousands of lay Buddhists that support the Bhikkhuni Ordination, I refused to recant.

As a result, Bodhinyana Buddhist Monastery was removed as a branch monastery of Wat Pah Pong. I emphasise that this decision had nothing to do with the process, secretive or otherwise, through which the ordination took place. The decision to excommunicate Bodhinyana Buddhist Monastery rested solely on my refusal to state that the Bhikkhuni Ordination was invalid.

After the meeting formally concluded I paid my respects to many of the senior monks who reminded me of their continued friendship. For example, one old friend said to me "meuan derm" (meaning "just as before"). I hope that a similar attitude will prevail among all my friends in the Western Sangha.

With mega metta,
Ajahn Brahm
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: Lex Chan on 15 December 2009, 08:47:41 PM
WPP Sangha = Wat Pah Pong Sangha? ???
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: luis on 15 December 2009, 09:08:47 PM
Yup Wat Pah Pong Sangha :)
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: tesla on 15 December 2009, 09:37:57 PM
saya mendukung Ajahn Brahm utk penahbisan bhikkhuni di Australia :jempol:
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: chingik on 15 December 2009, 09:57:36 PM
Di sini bukan soal dukung tidak mendukung.
Masalahnya, Sistem yg dibangun dalam Sangha Theravada tidak memungkinkan utk melakukannya. Tidak menjadi komunitas Sangha Theravada tidak akan memahami dilematis ini.  
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: exam on 15 December 2009, 10:07:00 PM
beda kepala beda pikiran
akhirnya semua menjadi buddha toh ?
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 15 December 2009, 10:12:25 PM
beda kepala beda pikiran
akhirnya semua menjadi buddha toh ?

kalo gitu ngapain berlatih?
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: exam on 15 December 2009, 10:19:52 PM
beda kepala beda pikiran
akhirnya semua menjadi buddha toh ?

kalo gitu ngapain berlatih?

ngapain mandi ? ntar juga  bau lagi
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: Adhitthana on 15 December 2009, 10:20:58 PM
beda kepala beda pikiran
akhirnya semua menjadi buddha toh ?

kalo gitu ngapain berlatih?

ngapain mandi ? ntar juga  bau lagi

 :hammer:
 ::) ::) ::)
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: Tekkss Katsuo on 15 December 2009, 10:30:00 PM
pada ngaco neh :hammer:

=))
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 15 December 2009, 11:01:18 PM
determinis, pandangan sesat
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: The Ronald on 16 December 2009, 12:05:29 AM
menurut pandagan saya, jika ingin menyalahi aturan sangha thailand, kasih pemberitahuan dulu ke mereka, klo mereka gak memperbolehkan, baru keluar dari komunitas Wat Pah Pong (salah 1 cara),setelah itu baru melakukan penahbisan Bhikkhuni di australia. bukan sebaliknya

makan waktu seh... apalagi yg jadi mo bhikkhuni ga pengen nunggu lama...
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: Tekkss Katsuo on 16 December 2009, 12:11:06 AM
Mao gmanapun saya tetap dukung Ajahm Bram
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: Jerry on 16 December 2009, 12:37:00 AM
beda kepala beda pikiran
akhirnya semua menjadi buddha toh ?

ga bisa disimpulkan 'akhirnya semua menjadi buddha'. spt kata Om Gacha, itu pandangan niyativada, determinisme dan bukan pandangan benar.
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: Jerry on 16 December 2009, 12:37:16 AM
Mao gmanapun saya tetap dukung Ajahm Bram
ga tau apa yg didukung. stidaknya baca dan tau dulu kalo benar2 niat dukung mah.
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: Sumedho on 16 December 2009, 05:24:45 AM
fanatik :P kalo kata orang, umat bhikkhu :hammer:
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: luis on 16 December 2009, 08:32:44 AM
menurut pandagan saya, jika ingin menyalahi aturan sangha thailand, kasih pemberitahuan dulu ke mereka, klo mereka gak memperbolehkan, baru keluar dari komunitas Wat Pah Pong (salah 1 cara),setelah itu baru melakukan penahbisan Bhikkhuni di australia. bukan sebaliknya

makan waktu seh... apalagi yg jadi mo bhikkhuni ga pengen nunggu lama...

Yup memang setahu saya juga masalah ini udah dibahas dan dikonsultasikan Ajahn Brahm sejak 2 tahun yang lalu, tapi hasilnya selalu mengambang. Kalau gak salah, kepala Sangha WPP nya sendiri merupakan preceptor dari Ajahn Brahm dan beberapa waktu lalu beliau acknowledge mengenai "grey area" ini. Beliau bilang ke Ajahn Brahm, kalau aturan Sangha Thai hanya berlaku di Thailand dan tidak berlaku untuk wilayah di luar Thailand. Karena aturan ini sama dengan aturan negara. Dengan kata lain, kalau Ajahn Brahm mau menyelenggarakan ordinasi di luar Thailand, memang dimungkinkan. Tetapi statement ini pun tidak definitif, hanya mengindikasikan "grey area".

Berangkat dari situlah, Ajahn Brahm berani menyelenggarakan ordinasi ini. Bahkan beberapa hari sebelum diselenggarakan, beliau pun memberi tahu seniornya, Ajahn Sumedho, di Inggris. Memang sampai saat itu, orang2 yang dikonsultasikan Ajahn Brahm tidak terang2an menentang dan juga tidak terang2an memberi ijin. Mereka hanya berpesan bahwa apabila ada konsekuensi dari ordinasi ini mereka tidak terlibat. Secara sederhananya sih begitu dari apa yang saya tangkap :)

Makanya waktu masalah ini mulai "meledak" di Sangha WPP, mereka memanggil Ajahn Brahm untuk "disidang". Dan saat itu, kepala nya yang merupakan preceptor Ajahn Brahm tidak bisa hadir karena sakit. Dari apa yang saya dengar, banyak sekali kesalahpahaman sewaktu sidang itu. Pada awalnya, mereka mengira kalau Ajahn Brahm sendiri yang meng-upasampada 4 bhikkhuni itu, makanya mereka menggunakan vinaya untuk menunjukkan kesalahan Ajahn Brahm. Setelah Ajahn Brahm menjelaskan mengenai ordinasi Sangha dalam vinaya, dan menjelaskan bahwa preceptor nya adalah Ayya Tathaaloka dan semua prosedur sudah sesuai dengan vinaya ... mereka pun mau memutuskan bahwa masalah ini selesai, asalkan Ajahn Brahm berjanji tidak lagi terlibat dalam ordinasi bhikkhuni ke depannya. Ajahn Brahm pun berjanji. Tetapi ada beberapa seniornya yang kemudian membawa masalah pelanggaran aturan Sangha Thai dan masalah pun jadi "panas" lagi :) akhirnya seperti yang sudah diketahui, keputusannya adalah vihara Ajahn Brahm tidak lagi dimasukkan sebagai cabang dari WPP.

Well... sekarang sih saya rasa kita lihat kenyataannya aja. Sadhu bahwa Sangha Bhikkhuni sudah berdiri di Australia, yang berarti ke-empat pilar Dhamma di Buddhisme Theravada Australia sudah lengkap berdiri. Semoga para bhikkhuni ini dapat merealisasikan tujuan kehidupan suci nya, dan Buddha Dhamma semakin berkembang di seluruh penjuru.

Semoga semua makhluk berbahagia.

Mettacittena,
Luis
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: Brado on 16 December 2009, 08:47:02 AM
Bhikkhuni Theravada berdiri lagi ? Apa boleh ?
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: johan3000 on 16 December 2009, 08:50:36 AM
semoga segera ada websitenya... sehingga akan lebih dikenal di dunia maya dan bisa mendptkan dukungan2nya....


Kalau saja Lady Bank.. bisa sukses,... gimana dgn Bhikunni (maksudnya kumpulan bhinunni yg gak satu vihara dgn Bhikku gitu) apakah bisa ?

semoga sukses!
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: willyyandi on 16 December 2009, 09:08:29 AM
keterangan lebih jelas buka aj situs:
http://groups.google.com/group/dhammadharini/web/responses-to-ajahn-thanissaros-concerns-on-bhikkhuni-ordination-validity
http://sujato.wordpress.com/2009/11/26/ajahn-thanissaros-letter-on-bhikkhunis/
========================================================
http://www.dhammalight.com/
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: marcedes on 16 December 2009, 10:20:43 AM
kalau mau melihat bikkhuni theravada sukses...kita lihat saja...yg mana benar...

Ramalan Buddha atau Tekad bikkhuni tersebut.
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: bond on 16 December 2009, 10:31:47 AM
Vinaya yg sebenarnya seperti apa ya?
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: The Ronald on 16 December 2009, 10:34:32 AM
Bhikkhuni Theravada berdiri lagi ? Apa boleh ?

menurut pandagan saya, jika ingin menyalahi aturan sangha thailand, kasih pemberitahuan dulu ke mereka, klo mereka gak memperbolehkan, baru keluar dari komunitas Wat Pah Pong (salah 1 cara),setelah itu baru melakukan penahbisan Bhikkhuni di australia. bukan sebaliknya

makan waktu seh... apalagi yg jadi mo bhikkhuni ga pengen nunggu lama...

Yup memang setahu saya juga masalah ini udah dibahas dan dikonsultasikan Ajahn Brahm sejak 2 tahun yang lalu, tapi hasilnya selalu mengambang. Kalau gak salah, kepala Sangha WPP nya sendiri merupakan preceptor dari Ajahn Brahm dan beberapa waktu lalu beliau acknowledge mengenai "grey area" ini. Beliau bilang ke Ajahn Brahm, kalau aturan Sangha Thai hanya berlaku di Thailand dan tidak berlaku untuk wilayah di luar Thailand. Karena aturan ini sama dengan aturan negara. Dengan kata lain, kalau Ajahn Brahm mau menyelenggarakan ordinasi di luar Thailand, memang dimungkinkan. Tetapi statement ini pun tidak definitif, hanya mengindikasikan "grey area".

Berangkat dari situlah, Ajahn Brahm berani menyelenggarakan ordinasi ini. Bahkan beberapa hari sebelum diselenggarakan, beliau pun memberi tahu seniornya, Ajahn Sumedho, di Inggris. Memang sampai saat itu, orang2 yang dikonsultasikan Ajahn Brahm tidak terang2an menentang dan juga tidak terang2an memberi ijin. Mereka hanya berpesan bahwa apabila ada konsekuensi dari ordinasi ini mereka tidak terlibat. Secara sederhananya sih begitu dari apa yang saya tangkap :)

Makanya waktu masalah ini mulai "meledak" di Sangha WPP, mereka memanggil Ajahn Brahm untuk "disidang". Dan saat itu, kepala nya yang merupakan preceptor Ajahn Brahm tidak bisa hadir karena sakit. Dari apa yang saya dengar, banyak sekali kesalahpahaman sewaktu sidang itu. Pada awalnya, mereka mengira kalau Ajahn Brahm sendiri yang meng-upasampada 4 bhikkhuni itu, makanya mereka menggunakan vinaya untuk menunjukkan kesalahan Ajahn Brahm. Setelah Ajahn Brahm menjelaskan mengenai ordinasi Sangha dalam vinaya, dan menjelaskan bahwa preceptor nya adalah Ayya Tathaaloka dan semua prosedur sudah sesuai dengan vinaya ... mereka pun mau memutuskan bahwa masalah ini selesai, asalkan Ajahn Brahm berjanji tidak lagi terlibat dalam ordinasi bhikkhuni ke depannya. Ajahn Brahm pun berjanji. Tetapi ada beberapa seniornya yang kemudian membawa masalah pelanggaran aturan Sangha Thai dan masalah pun jadi "panas" lagi :) akhirnya seperti yang sudah diketahui, keputusannya adalah vihara Ajahn Brahm tidak lagi dimasukkan sebagai cabang dari WPP.

Well... sekarang sih saya rasa kita lihat kenyataannya aja. Sadhu bahwa Sangha Bhikkhuni sudah berdiri di Australia, yang berarti ke-empat pilar Dhamma di Buddhisme Theravada Australia sudah lengkap berdiri. Semoga para bhikkhuni ini dapat merealisasikan tujuan kehidupan suci nya, dan Buddha Dhamma semakin berkembang di seluruh penjuru.

Semoga semua makhluk berbahagia.

Mettacittena,
Luis
ternyata masalah lama, udah 2 tahunan... wew... klo tuh calon bhikhuni sejak 2 tahun yg lalu di kirim ke thailand, mungkin skrg dah jd bhikkhuni kali..+ ngerti bahasa pali

[at] Lokkhitacaro
btw.. emang ada larangan pendirian Bhikkhuni theravada?
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 16 December 2009, 10:42:46 AM
ada, karena gak sesuai vinaya :)
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: bond on 16 December 2009, 10:47:04 AM
^
^

Bisa diposting vinaya yg mendasarinya?

Sekalian nanya kalau sayalay itu = anagarini atau bhikuni atau hal yg lainnya?
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: Tekkss Katsuo on 16 December 2009, 12:26:34 PM
^
^

Sambil nunggu postingan Vinaya yang mendasarinyaaa.  :)) :)) :))

Bro Jerryy, plak plak plak :hammer: =)) =)) =))
Galak amat ente sama saya  :))

 _/\_
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 16 December 2009, 12:36:12 PM
saya tidak mau ikut campur terlalu jauh, karena sebenarnya ini bukan hak umat awam, dan baiknya diputuskan oleh sangha.
masing-masing pihak tentu punya dasar pemikiran sendiri.
pembahasan terus menerus dalam masalah ini menurut saya tidak membawa manfaat, malah cenderung menambah karma buruk saya pribadi.

tapi saya pribadi cenderung mengikuti kesepakatan sebagian besar bhikkhu sangha, ditambah lagi para guru-guru meditasi besar yang lebih cenderung ke status quo, yaitu penahbisan bhikkhuni sudah tidak bisa dilakukan lagi.
perlu dicatat bahwa yang mengkucilkan ajahn brahm adalah kelompok mayoritas yang berdiri di bawah bimbingan ajahn chah.

karena masalah diskusi yang berkembang di luar negri bahkan sudah menjurus kepada tuduhan perpecahan sangha, dan hal ini menurut saya bukan hal yang baik untuk didiskusikan. perlu diingat, bahwa sanghabheda adalah salah satu dari akusala garuka kamma, yang sangat-sangat-sangat-sangat serius.
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: Tekkss Katsuo on 16 December 2009, 01:49:47 PM
^
^
Benar juga apa yg di katakan bro...... mending duduk diam sambil membaca postingan selanjutnya
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: tesla on 16 December 2009, 01:57:57 PM
karena masalah diskusi yang berkembang di luar negri bahkan sudah menjurus kepada tuduhan perpecahan sangha, dan hal ini menurut saya bukan hal yang baik untuk didiskusikan. perlu diingat, bahwa sanghabheda adalah salah satu dari akusala garuka kamma, yang sangat-sangat-sangat-sangat serius.
menurut saya, justru ini pantas didiskusikan, dan saya yakin saat ini, di sini, tidak ada yg "berniat" utk memecahbelah sangha.
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: bond on 16 December 2009, 02:02:10 PM
Mungkin dan bila berkenan, kita abaikan kasus Ajahn Brahm. Dan berdiskusi sebatas vinayanya saja...terus terang saya juga status quo.  ;D


Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: The Ronald on 16 December 2009, 02:09:33 PM
heheh, ga usah diskusi.. tp minta vinaya nya dunk :P
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: willyyandi on 16 December 2009, 04:12:40 PM
Siapa blg kesepakatan sebagian besar bhikkhu adalah menolak??
Banyak yang diam saja. Saya pribadi pernah mendegar bhikkhu senior dari STI menyatakan mendukung secara pribadi, namun karena masih ada relasi dengan Sangha Thailand jadinya kurang 'enak' kalo melangkahi "Sangha senior Thailand".
Di Thailand sendiri, makin banyak bhikkhu yang mulai terbuka pemikirannya. Bukan berarti melunakkan winaya, namun sesuai winaya. Winaya kan juga multi tafsir makanya ada perbedaan pandangan dan pendapat. yang biasa menentang adalah bhikkhu senior Thailand yang sudah tua-tua dan tentunya yang junior jadi segan terhadap mereka sehingga tidak terang-terangan mendukung.
paling2 bhikkhu berlatar belakang Barat yang lebih berani. Bahkan ada Bhikkhu senior Therawada seperti bhikkhu Bodhi. Bhikkhu bodhi yang sangat terkenal sekarang sudah terang-terangan mendukung penahbisan bhikkhuni. Beliau adalah salah satu cendekiawan buddhis yang paling terkenal saat ini, ahli Pali, penerjemah berbagai Kitab pada Tripitaka Pali.
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: Indra on 16 December 2009, 04:18:31 PM
mendukungnya hanya sebatas, "gue dukung loe, asalkan bukan gue yg lakuin"
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: exam on 16 December 2009, 04:30:50 PM
kalau tujuannya baik kenapa hrs di tentang, bukankah semua makhluk hidup berhak utk menjadi buddha ?

kalau aturan yg di buat jaman dulu sudah tidak sesuai knp tidak di adjust.
toh yg membuat peraturan orang jaman dulu, yg di sesuaikan dengan kondisi masa lalu.

kembali pada nurani masing-masing deh
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 16 December 2009, 05:14:56 PM
saya tidak setuju jika sila yang diajarkan Sang Buddha dihilangkan demi "kemajuan jaman" atau "isu gender buatan barat"
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: Indra on 16 December 2009, 05:30:10 PM
dalam mahaparinibbana sutta dijelaskan faktor-faktor ketidakmunduran Dhamma salah duanya adalah tidak menghilangkan aturan yg telah ada dan tidak menambah aturan yg belum ada
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: bond on 16 December 2009, 05:51:35 PM
Quote

....ALU VIHARADari keterangan di atas jelaslah bahwa keadaan Agama Buddha di Sri Lanka pada masa itu sudah jauh merosot dibanding dengan pada masa-masa sebelumnya. Meskipun para bhikkhu bertahan sehingga dapat melestarikan naskah Pali dari kepunahan, namun kemegahan Agama Buddha sudah sangat pudar. Salah satu sebabnya adalah raja sendiri sudah sangat lemah sehingga tidak dapat lagi memberikan perliindungan kepada Agama Buddha. Kemiskinan juga mendorong banyaknya orang yang menjadi bhikkhu untuk sekedar menikmati kesenangan hidup (seperti misalnya bhikkhu yang hafal Mahaniddesa). Hal ini tidak bisa tidak menimbulkan hal-hal yang tidak menyenangkan di dalam Sangha.

Karena mau tidak mau para bhikkhu harus bertahan hidup, maka yang lebih mudah adalah menjadi bhikkhu yang terpelajar, bukan yang suci. Apalagi didorong oleh urgensi untuk 'melestarikan naskah Pali.', maka kepandaian menjadi lebih menonjol dibanding kesucian.
Para bhikkhu mulai condong memperhatikan 'pariyatti' (mempelajari) sebagai lebih utama dibanding 'patipatti' (pelaaksanaan).

Manorathapurani pun mencatat bahwa para bhikkhu yang baru pulang setelah bencana kelaparan mendiskusikan 'apakah pariyatti yang merupakan akar dari sasana ataukah patipatti?' <"pariyatti nu kho sasanassa mulam udahu patipatti">.

Setelah beragumentasi mempertimbangkan keduanya akhirnya para 'dhammakathika' (pengajar dhamma) menang atas 'pamsukulika' (petapa, pelaksana vinaya). Para pelaksana terdesak ke latar belakang dan para pengkotbah ajaran dianggap lebih unggul. (Manorathapurani I 92, 93)

Perubahan sikap ini merupakan peristiwa besar dalam sejarah Theravada.
Pada mulanya sekte ini berawal dari Upali, vinayadhara (yang taat kepada vinaya) yang terutama dari antara para murid Buddha. Perubahan yang terjadi dalam periode Vattagamani ini membuka  dalam pelaksanaan Ajaran Buddha, terutama di Sri Lanka..................


http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,13216.0.html


Tanpa ada maksud menyalahkan YM. Ananda.
 Jika saja saat Sang Buddha bertanya pada YM. Ananda dan saat itu Ananda menanyakan tentang vinaya yg perlu dan tidak perlu maka kesimpangsiuran ini tidak terjadi.

mestinya ada meeting para ariya sedunia nih...biar Dhamma dan vinaya diteguhkan lagi apa2 saja yang patut. _/\_




Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: Indra on 16 December 2009, 06:05:27 PM
Tanpa ada maksud menyalahkan YM. Ananda.
 Jika saja saat Sang Buddha bertanya pada YM. Ananda dan saat itu Ananda menanyakan tentang vinaya yg perlu dan tidak perlu maka kesimpangsiuran ini tidak terjadi.

mestinya ada meeting para ariya sedunia nih...biar Dhamma dan vinaya diteguhkan lagi apa2 saja yang patut. _/\_






walaupun ini memang kelalaian Ananda, namun kesalahan ini telah diperbaiki oleh Kassapa dan para Arahat lain dengan memutuskan bahwa semua vinaya dianggap berlaku tanpa kecuali, jadi baik yg minor maupun yg mayor tetap berlaku
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: luis on 16 December 2009, 06:09:21 PM
Yup mungkin diskusinya sebaiknya difokuskan pada sila2 apa dalam vinaya yang menjadi point kontroversi di sini. Karena walaupun sila2 dalam Vinaya nya sama, tetapi interpretasinya bisa berbeda-beda. Dan kalau saya lihat, kedua pihak yang mendukung maupun menolak tindakan Ajahn Brahm ini, telah mengemukakan interpretasinya masing2 terhadap vinaya (sesuai atau tidak sesuai dengan vinaya), yang saya pandang positif. Justru bagusnya dengan mendiskusikan ini, akan membantu kita untuk lebih memahami vinaya, tanpa berniat untuk memecah belah Sangha dan terlepas dari sikap pro or kontra nya kita.

Misalnya setelah Ajahn Brahm mengemukakan bahwa beliau telah mengikuti sanghakamma (prosedur penahbisan bhikkhuni) sesuai vinaya (bhikkhuni upasampada kammavaca), pada awalnya Sangha Wat Pah Pong tidak menyanggah bahwa beliau melanggar prosedur. Yang mereka sangah adalah, Ajahn Brahm tidak mengkonsultasikan lebih dalam dengan mereka berkenaan dengan aturan Mahatherasamakom. Jadi bukan pelanggaran vinaya yang dipermasalahkan, tetapi pelanggaran aturan Sangha Thai (negara).

Baru setelahnya, Ajahn Thanissaro memberikan interpretasi kalau pelanggaran vinaya yang dilakukan dalam ordinasi ini adalah "penahbisan lebih dari 1 bhikkhuni pada saat yang bersamaan", yang menurut beliau adalah melanggar point dalam vinaya. Surat dari Ajahn Thanissaro dapat dibaca di sini: http://www.dhammalight.com/vinaya/ThanissaroBhikkhu_13-11-09.htm

Dari sini baru muncul diskusi dari scholar2 Buddhis lain mengenai interpretasi vinaya yang dimaksud oleh Ajahn Thanissaro yang bisa dibaca di sini http://groups.google.com/group/dhammadharini/web/responses-to-ajahn-thanissaros-concerns-on-bhikkhuni-ordination-validity.


Respons yang terbaru dari Ven. Tenzin Palmo yang saya kutipkan berikut:

Quote
I have been waiting for someone to comment – publicly – on the ramifications of Venerable Thanissaro’s pronouncement that the Vinaya rule against ordaining more than a single nun at one time during a year
renders the ordination invalid.

As you all know, the great Emperor Ashoka sent his daughter Theri Sanghamitta to Sri Lanka in the 3rd century B.C. She travelled with several of her nuns at the invitation of Queen Anula and her five hundred court ladies who wished to be ordained. This ordination was subsequently carried out by Sanghamitta – but there is nowhere a suggestion that it was done one candidate at a time annually. If so most of those devoted ladies would have died long before entering the sangha. Later on according to the Mahavamsa chronicle there were 14,000 bhikkhunis who attained arahantship and 90,000 nuns participated in a consecration ceremony. Even given the tendency to exaggeration, this means that the bhikkhuni sangha was very strong in Sri Lanka.

In the 4th century CE bhikkhunis from Sri Lanka travelled to China and established the bhikkhuni order there by ordaining 300 Chinese nuns and of course this lineage has continued down to the present day with tens of thousands of bhikshunis spread throughout China, Taiwan, Korea and Vietnam.

But according to Venerable Thanissaro’s premise none of these above ordinations is valid! So for the past two and a half millennia nuns have been passing on and receiving invalid ordinations and there are therefore no ordained nuns in existence – nor have there been almost since the time of the Buddha. In addition, since in East Asian countries the shramanerika ordination is bestowed by bhikshunis, these ordinations are also not valid. All those hundreds of thousands of nuns throughout the centuries were in fact not nuns at all and not a part of the monastic sangha. How absurd.

It is also sad to think of an eminent scholar monk combing the Vinaya to prove that the ordination of devoted women eager to go forth in faith, was invalid and futile. Fortunately other scholars have come to the defence of the bhikshuni sangha with well-reasoned refutations, so hopefully we bhikshunis are not required to give back our robes.

All good wishes in the Dharma,

Tenzin Palmo

Semoga semua makhluk berbahagia.

Mettacittena,
Luis
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: bond on 16 December 2009, 06:30:07 PM
 [at]  Indra

Makanya saya tanya vinaya yg mendasarinya itu apa saja......? dalam kasus bhikhunni tidak boleh ditahbiskan. (lagi ehipasiko nih bro..)  ;D

IMO Kassapa memperbaiki mengingat mulai ada gejala ngebandel dari muridnya dan beberapa murid lainnya dan itu sikap yang bijaksana....tapi apakah relevan jaman sekarang, khusus kasus penahbisan bhikkunni yang akan berimplikasi pada kemunduran Dhamma. Dan belum ada pernyataan resmi Ariya sangha dunia, baru lokal. Akhirnya kita yang putthujana nonton aja deh...

 [at] all

Secara pribadi saya sih netral, tetapi secara hati nurani saya bertanya mengapa tidak boleh(karena saya masih putthujana)?



Apakah bhikkhuni mahayana bukan lineage dari Sang Buddha juga atau lineage yg menyimpang?

Misal Master Sheng Yen pendiri Tzuzhi yg menahbiskan?

Jadi Vinaya itu sebenarnya untuk Bhikkhu atau Bhikkhu untuk vinaya?

Kalau memang tidak boleh juga, apa boleh buat, kasian juga jadi cewek... ;D _/\_

Aye sih ikutin yang patipati aja deh.   ^-^

Apakah ada vinaya bagi umat awam bahwa adalah hal tabu mendiskusikan vinaya bhikkhu?



Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: bond on 16 December 2009, 06:43:23 PM
pertanyaan kritis lainnya :

Jika saja dengan kerendahan hati YM.Ananda memohon Sang Buddha agar adanya Sangha Bhikkhuni.

Apakah dimungkinkan jaman sekarang jika seorang bhikkhu memohon kepada para Ariya dengan dasar belas kasih agar wanita bisa menjadi bhikkhuni berlindung pada Sang Buddha. dengan pertimbangan bukan bhikkhu menahbiskan tetapi bhikuni lainnya?
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: Indra on 16 December 2009, 06:47:55 PM
yang berwenang membentuk Sangha tentu saja seorang Sammasambuddha bukan bhikkhu
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: bond on 16 December 2009, 06:54:29 PM
^
^

Memang benar lalu....? posting dong vinayanya, misal rujukan suttanya kalau perlu yang lengkap dan keterkaitan satu sutta dengan yg lainnya tentang penahbisan bhikhhuni ini beserta kewenangan penahbisan. :D

Apakah Sangha bhikkhuni benar2 habis? Sah atau tidaknya ordination itu dari mana?

Kalau diteliti sangha bhikhuni kan menyebar sampai ke Tiongkok tapi dianggap tidak sah, lalu apa barometernya?


Bagaimana jika Sangha bhikkhu juga habis seperti sangha bhikkhuni, padahal masih ada cikal bakal keBuddhaan pada diri umat awam?---> apakah perlakuannya juga sama?



Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: Indra on 16 December 2009, 07:01:27 PM
ada saatnya Sangha Bhikkhu juga akan punah.

Pangeran Siddhattha mencapai Kebuddhaan tanpa menjadi bhikkhu sebelumnya. semua orang punya peluang yg sama untuk mencapai pencerahan dengan atau tanpa menjadi bhikkhu atau bhikkhuni
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: exam on 16 December 2009, 07:12:33 PM
gak usah di pusingin deh, di ridhoi atau enggak
toh utk jadi buddha gak hrs jadi bikkhuni
dan beragama buddha atau bukan, bahkan gak beragama juga bisa jadi buddha toh ?
semua cuma attribute, buat apa ribut gara-gara attribute


jangan-jangan nanti jadinya hanya ada satu jalan menjadi buddha
kok kayaknya pernah denger
:)
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: dipasena on 16 December 2009, 07:31:27 PM
yang berwenang membentuk Sangha tentu saja seorang Sammasambuddha bukan bhikkhu

sekarang kan dah ga ada sammasambuddha, sementara tiap orang mempunyai kesempatan tuk mendalami dhamma dan vinaya... seorang sammasambuddha saja berani mengambil keputusan untuk membentuk sangha bhikkhuni, walau sammasambuddha mengetahui akibat yang di timbulkan jika terbentuk nya sangha bhikkhuni (eksistensi dhamma tidak bertahan lama)

jadi bukan kah kita seharusnya lebih sibuk mengurus mendalami dhamma, dari pada mengurusi hal macam gini... toh juga tidak akan merugikan siapa-siapa, yang dirugikan cuma ego tuk mempertahankan konsep-konsep tradisi buddhist berdasarkan literatur yang ada... fleksibel bukan berarti ngaco, fleksibel dengan didasarkan pemahaman dhamma yang benar tidak akan melanggar dhamma dan vinaya... kecuali ada kasus bhikkhu mengawini bhikkuni...

dhamma, vinaya dan sangha pun akan hilang/terlupakan oleh manusia (ratusan tahun lagi) so pembentukan sangha bhikkuni tidak akan mempercepat atau memperlambat hilang nya dhamma... so jalani aja... selama itu tidak melanggar dhamma dan vinaya...
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: bond on 16 December 2009, 07:52:16 PM
ada saatnya Sangha Bhikkhu juga akan punah.

Pangeran Siddhattha mencapai Kebuddhaan tanpa menjadi bhikkhu sebelumnya. semua orang punya peluang yg sama untuk mencapai pencerahan dengan atau tanpa menjadi bhikkhu atau bhikkhuni

Ok betara bisa diterima.... ;D

ada lagi nih nanya, jadi dengan pernyataan diatas perlu ngak organisasi kebhikhuan atau kebhikkhunian untuk sarana pencerahan? ^-^

IMO sih, kalau memang bisa dipertahankan dan selagi kita tau itu bisa dipertahankan, maka sebaiknya dipertahankan. Hanya memang harus menimbang situasi dan kondisi.

Cuma masih belum afdol kalau belum liat rujukanya.. ;D
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: kamala on 16 December 2009, 07:53:29 PM
yang berwenang membentuk Sangha tentu saja seorang Sammasambuddha bukan bhikkhu

sekarang kan dah ga ada sammasambuddha, sementara tiap orang mempunyai kesempatan tuk mendalami dhamma dan vinaya... seorang sammasambuddha saja berani mengambil keputusan untuk membentuk sangha bhikkhuni, walau sammasambuddha mengetahui akibat yang di timbulkan jika terbentuk nya sangha bhikkhuni (eksistensi dhamma tidak bertahan lama)

jadi bukan kah kita seharusnya lebih sibuk mengurus mendalami dhamma, dari pada mengurusi hal macam gini... toh juga tidak akan merugikan siapa-siapa, yang dirugikan cuma ego tuk mempertahankan konsep-konsep tradisi buddhist berdasarkan literatur yang ada... fleksibel bukan berarti ngaco, fleksibel dengan didasarkan pemahaman dhamma yang benar tidak akan melanggar dhamma dan vinaya... kecuali ada kasus bhikkhu mengawini bhikkuni...

dhamma, vinaya dan sangha pun akan hilang/terlupakan oleh manusia (ratusan tahun lagi) so pembentukan sangha bhikkuni tidak akan mempercepat atau memperlambat hilang nya dhamma... so jalani aja... selama itu tidak melanggar dhamma dan vinaya...
pernyataan di bold di atas itu apakah memang tercantum di sutta lalu di masa Buddha2 terdahulu apakah juga dikatakan demikian karena Sang Buddha telah mengatakan bahwa tidak ada perbedaan antara laki2 dan wanita dalam pencapaian kesucian
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: luis on 16 December 2009, 08:06:15 PM
Dalam Mahaparinibbana Sutta dikisahkan, sewaktu Sang Buddha baru mencapai penerangan sempurna dan dibujuk oleh Mara untuk segera parinibbana, beliau merenung dan lalu memutuskan kalau beliau tidak akan parinibbana sebelum terbentuk 4 pilar Dhamma: Sangha Bhikkhu, Sangha Bhikkhuni, Upasaka, dan Upasika. Jadi kalau saya baca dari sini, sebetulnya Sang Buddha memang sudah berniat untuk membentuk Sangha Bhikkhuni dari awal, hanya saja kondisinya belum tepat di awal2 karir beliau membabarkan Dhamma.

Saya pribadi lebih menginterpretasikan kalau keadaan India pada jaman itu, di mana status para wanita di bawah sapi dan juga tidak ada petapa wanita, menyebabkan banyaknya hambatan untuk membentuk Sangha Bhikkhuni dan butuh kondisi dan timing yang tepat. Waktu itu matang setelah Maha Pajjapati Gotami memohon untuk ditahbiskan, dan didukung oleh Y. A. Ananda dengan memohon 3 kali. Makanya pembentukan Sangha Bhikkhuni tidak mudah.

Soal keabsahan Bhikkhuni di Tiongkok, karena penahbisan bhikkhuni didasarkan pada vinaya, bukan tradisi. Bhikkhuni pertama di China ditahbiskan oleh Bhikkhuni Srilangka menggunakan vinaya Dharmaguptaka (salah satu tradisi pecahan dari Theravada). Untuk selanjutnya, penahbisan bhikkhuni di Mahayana juga menggunakan vinaya Dharmaguptaka. Makanya lineage bhikkhuni Mahayana yang ada sekarang juga sah dan tidak terputuskan dari Maha Pajapati Gotami.

Semoga semua makhluk berbahagia.

Mettacittena,
Luis
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: The Ronald on 16 December 2009, 08:38:59 PM
yg aku binggung ...
bukannya sangha bhikkhuni udah ada? yg di lakukan di aussie.. cuma menambah anggota sangha bhikkhuni yg udah ada tsb
terus.. sangha kan minimal 5 org...

klo masalah 4 pilar, yah.. keknya yg aku baca.. semua Buddha, memiliki sangha bhikkhuni

hmm.. klo ada vinaya yg mengatur agar tidak melakukan panahbisan lebih dari 1 bhikkhuni bersamaan, seharusnya bisa di atur.. hari ini 1..besok 1..lusa 1..dst :P
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: bond on 16 December 2009, 09:39:45 PM
Quote
Dengan runtuhnya kerajaan itu akibat serbuan musuh dari India pada th 1017 M, Sangha Bhikkhuni pun lenyap bersama Sangha Bhikkhu.

Setelah 50 tahun, penyerbu itu terusir kembali. Raja Vijayabahu mengundang bhikkhu dari Myanmar untuk menghidupkan kembali Sangha Bhikkhu di Sri Lanka. Tetapi karena di Myanmar, Thailand, Laos & Kamboja tidak ada lagi bhikkhuni, maka para bhikkhu memutuskan bahwa garis keturunan Sangha Bhikkhuni telah putus.

Ibukota dipindahkan ke Polonnaruwa.

Sementara itu budaya Tamil Hindu sangat berpengaruh pada masyarakat Sinhala Buddhis. Sistem kasta & anti-feminisme meresap masuk ke dalam Sangha; kelompok-kelompok Sangha menjadi monopoli kasta-kasta tertentu.



Sebetulnya di dalam Vinaya dimungkinkan untuk menghidupkan kembali Sangha Bhikkhuni; tetapi karena para bhikkhu hanya mementingkan kelompoknya sendiri, mereka tidak berminat untuk itu. Dengan demikian, sampai Inggris masuk ke Sri Lanka pada th 1815, tidak ada orang dari kasta rendah atau perempuan bisa menjadi bhikkhu maupun bhikkhuni. Kebanyakan umat awam bodoh dan buta huruf; mereka mengiyakan saja apa kata bhikkhu. Begitu pula Raja mendengarkan kata bhikkhu penasehatnya tanpa membantah.

Selama masa kolonialisme Inggris, Anagarika Dharmapala merintis pembaruan Buddhisme. Ia mendirikan vihara untuk perempuan di Colombo, tapi gagal. Berikutnya, Miss Catherine de Alwis pergi ke Myanmar dan ditahbiskan menjadi samaneri. Ia kembali ke Sri Lanka pada 1903, dan mendirikan tarekat Dasa Sila Mata (DSM) bagi samaneri. Sejak tahun inilah tarekat itu menjadi cikal bakal Sangha Bhikkhuni. Filsafat mereka, kalau tidak bisa mendapat sepotong roti penuh, setengah potong pun jadilah.

Banyak pemuka Buddhis di kalangan Sangha (bhikkhu) dan awam mulai sadar bahwa DSM ini tidak sesuai dengan konsep Buddhis tentang "empat kelompok siswa dan penganut Buddha" (bhikkhu, bhikkhuni, upasaka & upasika).
Ven. Kusuma

Di antara penganjur pembaharuan Sangha Bhikkhuni terdapat YM Pandit Narawala Dhammaratana Thero. Beliau mengunjungi Beijing, dan mempelajari Sangha Bhikkhuni di Cina. Beliau menemukan bahwa Sangha Bhikkhuni itu kokoh berdiri di atas Vinaya yang diperoleh dari bhikkhuni Sri Lanka dari Anuradhapura pada th 429 M. Maka beliau menganjurkan penegakan kembali Sangha Bhikkhuni dengan bantuan bhikkhuni dari Cina.

Di samping beliau, ada beberapa Mahathera yang mendukung penegakan kembali Sangha Bhikkhuni, juga beberapa tokoh Buddhis awam, seperti Anagarika Dharmapala, DB Jayatilleke, GP Malalasekera, JR Jayawardane, dll ikut mendukung.

Di lain pihak, terdapat juga kaum konservatif reaksioner, yang ingin mempertahankan apa yang mereka namakan "Buddhisme Theravada murni".

Pada tanggal 8 Desember 1996, YM Vipulasara dari Maha Bodhi Society dengan bantuan dari World Sangha Council dan Sakyadhita International Organisation of Buddhist Women melakukan upacara upasampada (penahbisan) di vihara Sarnath, India. Ini adalah terobosan yang sangat penting bagi sejarah Buddhisme Theravada. Pada upacara itu, 11 samaneri dari DSM ditahbiskan menjadi bhikkhuni penuh oleh sebuah tim bhikkhu Theravada bersama-sama dengan sebuah tim bhikkhuni Korea yang memenuhi kuorum. Demikianlah untuk pertama kali sejak 980 tahun, Sangha Bhikkhuni Theravada hidup kembali di India.
Theravada Bhikkhuni,
Sri Lanka
Sesudah satu tahun di India, para bhikkhuni itu kembali ke Sri Lanka atas undangan Bhikkhuni Sasanodaya Society. Pada tanggal 12 Maret 1998, mereka menahbiskan 23 samaneri DSM lagi menjadi bhikkhuni penuh. Penahbisan ini dikukuhkan oleh satu kuorum Sangha Theravada sebagaimana disyaratkan oleh Vinaya.

Sri Lanka dianggap sebagai pemelihara Buddhisme Theravada sejak mazhab itu hijrah dari India. Di negara-negara Theravada lain tidak pernah ada Sangha Bhikkhuni. Paling tinggi hanya ada samaneri dasa sila.

Sangha Bhikkhuni tidak mungkin berfungsi baik di negara yang miskin dan terbelakang, yang tidak mengakui hak-hak kaum perempuan. Itulah sebabnya bahkan di negara-negara Mahayana yang miskin seperti Mongolia, Kirghizia dan Tibet tidak pernah ada Sangha Bhikkhuni.
It's an uphill struggle for the nuns as they battle clerical disapproval.

Sangha Bhikkhuni di Sri Lanka hendaknya menjadi ujung tombak penegakan kembali Sangha Bhikkhuni di negara-negara tersebut.
Di Sri Lanka, Sangha Bhikkhuni telah memperoleh haknya kembali seperti di zaman Anuradhapura, dengan harapan yang cerah bagi masa depan.

Quote
in english  http://www.buddhanet.net/nunorder.htm



Revival of the Bhikkhuni Order in Sri Lanka
by D. Amarasiri Weeraratne

It is well known that the Bhikkhuni (nuns) order was introduced to Sri Lanka during the reign of King Devanampiyatissa. (BC 250 - 210) Since then this order flourished at Anuradhapura for about 1200 years. With the fall of Anuradhapura to the Cholian invaders in AD 1017 and the annexation of the Aunradhapura Kingdom to the Cholian empire the Bhikkhuni order disappeared and became defunct. The Order of Monks (Bhikkhus) also met the same fate. But was later revived after King Vijayabahu drove away the Cholian invaders. For this revival the King had to get down monks from Burma. But there were no nuns in Burma, Siam, Cambodia or Laos the other four Theravada countries. Hence the monks maintained that the Bhikkhuni order should be considered defunct and not restorable. During the time the Bhikkhuni order existed in Sri Lanka it proved to be an asset to the religion and rendered yeoman service to the Sasana. Details can be found in the Dipawansa on which was modelled the Mahavamsa - the great chronicle in Sinhala history.

After 50 years of Cholian rule, King Vijayabahu coming up from Ruhuna expelled the invaders and assumed rulership over the whole island. He shifted his capital to Polonnaruwa. During the Polonnaruwa period which followed Sinhalese Buddhism came more and more under Tamil, Hindu influence. The Tamil caste system of South India was adopted and the monks took the names of their villages as a prefix to their Pali names given at ordination. The Sangha became the preserve of one caste monopolising the temporalities in imitation of Hindu priesthood. The study of Sanskrit and secular sciences associated with it came into vogue. Anti feminism and casteism were features entrenched in the Manu laws of Hinduism.

Anathema

These features found their way to Sinhalese society and its religion. Therefore, in this milieu the revival of the defunct Bhikkhuni order became anathema to Sinhalese Buddhism. There is permission in the Vinaya Chullavagga for monks to ordain nuns. This permission could easily have been made use of if the monks were willing to restore the Bhikkhuni order. But since their wishes were otherwise and they were more interested in maintaining their monopolies, it suited the to take the casteist and anti feminist line. They enabled them to avert rivalry from low caste men in the Sangha and women in to Bhikkhuni order.

Therefore, from the Polonnaruwa period right up to the British conquest of the island in 1815 no one took up the issue of admitting ‘low caste’ men to the Sangha and women to the Bhikkhuni order. Priestcraft saw to it that the Buddhist Sangha was the preserve of the high-caste and that women were debarred from leading the holy life of a Bhikkhuni as advocated by the Buddha. The majority of people were ignorant and illiterate. They took their Buddhism from the priestcraft of the Sangha and the Kings who took their advise in matters of religion from the Sangha hierarchy.

Thus, a tradition to the effect that the Bhikkhuni order is defunct and cannot be restored until the appearance of Martie Buddha in a future aeon became accepted. Thereby the teachings of the Buddha on appamada (diligence), samanatmata (egalitarianism), Karuna, Metta, Artachariya etc were lost sight of. An anti-feminist dogma prevented women from taking to holy orders in Buddhism. This was the situation from the Polonnaruwa period right up to the time the Sangha - King combine lost their control of the nation in 1815 with the betrayal of the last King to the British.

During the colonial period, under British rule, it was Anagarika Dharmapala who was the pioneer of the Buddhist revival. He opened the first nunnery in modern Ceylon at Darley Lane, Colombo. It was not a success. He was followed by Miss Catherine de Alwis who went to Burma and got ordained there as a Junior Nun without Higher Ordination. She came back to Sri Lanka in 1903 and founded the Dasa Sil Mata order of Buddhist nuns. Thus from 1903 onwards these D.S.M nuns were the vestige and the representatives of the Bhikkhuni Sangha of old. They seemed to believe in the theory that half a loaf is better than no bread. Therefore they had to be satisfied with observing the ten precepts of Junior Nuns or Samaneris.

Many Buddhist leaders among the clergy and the laity realised that the DSM status for nuns was really incongruous and incompatible with the Buddha’s concept of a four-fold division among his disciples and devotees.

He recognised only Bhikkhus, Bhikkhunis, male lay devotees and female lay devotees. There is no room for a half way house between lay women devotee and Bhikkhunis such as a Dasa Sil Matas. The later term is an invention by apostates in the Sasana who wish to keep down women renunciates from their proper place as Bhikkhunis.

Among the advocates for the revival of the Bhikkhuni order was Ven. Pandit Narawala Dhammaratana Thero. He had led a delegation to a peace conference in Peking, China. He studied the Bhikkhuni order in China and found that it had been established on a firm Vinaya footing by Sinhalese nuns from Anuradhapura in AD 429.

Chinese nuns

Therefore, in his writings and teachings he advocated the revival of the Bhikkhuni Order with assistance from Chinese Nuns. Other advocates of the revival among our Maha Theras were Ven. Pandit Hedipannala Pannaloka of the Vijalankara Pirivena, Ven. Pandit Henpitagedera Gnanaseeha, Ven. Banbarende Seevali and several other progressives. Among lay Buddhist leaders, Anagarika Dharmapala, Sir D.B. Jayatillaka, H. Sri Nissanka, Dr. G.P. Malalasekera, J.R. Jayewardene and many others encouraged the movement and spoke for it. Among the living sympathizers and advocates were Ven. Mapalagama Vipulasara. Principal, Paramadhamma Chetiya Pirivena, Ven. Pandit Inamaluwe Sumangala of the Dambulla Raja Maha Viharaya, Ven. Talalle Dhammaloka, Anunayaka Thero of the Amarapura Sect, Ven Dr. Kirinde Dhammananda, Ven. Pandit Pathegama Gnanarama retired Principal Sudharmakara Pirivena, Panadura, Ven. Porawagama Soma, Ven. Deegala Mahinda, Tembiliyane Ariyadhamma etc.

While the progressive monks called for and advocated the revival there were reactionaries, conservatives and obscurantists who took the traditional stand in Sinhalese Buddhism as a dogma, equating it with ‘pure Theravada Buddhism’. Thus there was division of opinion in the two camps, the conservatives sticking to traditional anti-feminism and the progressives calling for a revision of the traditional stand and a restoration of the Bhikkhuni Order.

As a sequel to the public interest created on this question Ven. M. Vipulasara, Principal, Parama Dhamma Chetiya Pirivena and President Mahabodhi Society came forward with the assistance of the World Sangha Council and Sakyadhita International Organisation of Buddhist Women and held an ordination ceremony on 8.12.96 at Saranath Temple, India. This was a grand and historic ceremony - a red letter day in the annals of Theravada Buddhism. At this ceremony 11 selected Sinhalese DSM nuns were ordained fully as Bhikkhunis by a team of Theravada monks in concert with a quorum of Korean Nuns. Thus for the first time after 980 odd years the Theravada Bhikkhuni Order was revived in India.

Sasanodaya Society

For the first time since the disappearance, the Bhikkhuni Order was restored at Saranath India on 8.12.96. The Sinhalese Nuns who received their Bhikkhuni Ordination there came back to Sri Lanka after one year and two months at the invitation of the Bhikkhuni Sasanodaya Society, Dambulla. On Medin Poya Day (12/3/98) they ordained 23 selected Sinhalese DSM Nuns into the Bhikkhuni Sangha.

This ordination was confirmed and ratified by a quorum of the Theravada Sangha as required in the Vinaya. Ven. Inamaluwe was the director of the function and the master of ceremonies. He was assisted by Ven. Mapalagama Vipulasara, Galkadawela Punnasara, Pandit Tallalle Dhammananda Anu Nayakam, Ven. Prof. K. Vajira and Porwagama Soma and a few others.

Thus for the first time since the Anuradhapura days the Bhikkhuni Sasana has been revived in Sri Lanka According to full Theravada ceremonial. Sinhalese DSM nuns, Buddhist women feminists and other advocates of the restoration of the Bhikkhuni Sasana will have the satisfaction that one of their cherished dreams for the Buddha Sasana has been realised.

Sri Lanka became the caretaker and headquarters of Theravada Buddhism since it was expelled from India. Other Theravada countries such as Siam, Burma, Laos, and Cambodia has never had a Bhikkhuni Order. There are movements in these countries for the admission of women to the Bhikkhuni Sangha in the Theravada tradition to which they belong. These countries border China and they see that in China Bhikkhunis have been existing from the earliest days of the introduction of Buddhism to that land.

Hence, their aspiration for entry to the Bhikkhuni Sangha will receive a fillip on hearing and seeing that the Theravada Bhikkhuni Order has been established in Sri Lanka. Though the Bhikkhuni Order had never been introduced to any country except Sri Lanka, Burma is an unusual exception. It had originally been a Mahayana country. Therefore during the Mahayana days there were Bhikkhunis in Burma. But once it was converted to Theravada Buddhism the Bhikkhuni Order there became unrecognised. Hence there continued to be the nuns with only Samaneri Ordination under the Ten Precepts. Even today the position is the same. It is from these Samaneri nuns (called Ma-Theelas) that Sri Lanka received its DSM order of nuns.

Now that the Theravada Bhikkhuni Order has been established in Sri Lanka it should be a matter of time for women renunciates in these countries to come to Sri Lanka, or get down Sri Lankan nuns to their countries and establish the Bhikkhuni Order in their lands. Admittance to the Bhikkhuni Order to women was granted by the Buddha himself. Womens' rights are a part of human rights in the modern world.

Therefore, the Bhikkhuni Order in Sri Lanka should be the spearhead for the movement to establish the Theravada Bhikkhuni Order in these lands. The Bhikkhuni Order cannot function properly in poor and backward cultures which do not recognise women’s rights. That is why even in some backward Mahayana countries such as Mongolia, Kirghizia and Tibet there never has been a Bhikkhuni Order. Now that Sri Lanka is emerging from a backward Third World country with a poor record of human rights to a modern democracy which recognises women’s rights the prospects of the Bhikkhuni Order gaining its rightful place as in the Anuradhapura period are bright and full of promise.

Silakan dibahas.....[/size]
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: marcedes on 16 December 2009, 09:45:06 PM
setahu saya, untuk melakukan upasampada harus ada 5 bikkhuni sangha....jika tidak cukup 5 orang,maka 4 orang bisa dimana patung Sangbuddha mewakili 1 tersebut..

ini saya dengar dari seorang bikkhu thai ( sudah lama )

kemudian, pada waktu itu mana ada lagi Bikkhuni wanita? terakhir saja kalau tidak salah ada di srilangka itu pun sudah putus....

intinya hanya wanita boleh melakukan upasampada ke wanita..bikkhuni ke bikkhuni...
dan bikkhu ke bikkhu saja...
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 16 December 2009, 09:46:12 PM
salah, bahkan tradisi tibetan juga tidak menahbiskan bhikkhuni karena memang dari vinaya mereka juga sudah tidak bisa, prosesnya sama dengan penahbisan bhikkhuni theravada
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: Mr. pao on 16 December 2009, 09:54:40 PM
Bhiksuni juga murid Buddha, Bhikkhuni juga murid Buddha, Koq Bhiksuni tidak dipermasalahkan sementara Bhikkuni kita permasalahkan.
Perlu kita ingat kembali, Bhiksuni tidak menjalankan athasilla, tapi Bhikkuni menjalankan Athasilla.
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: Indra on 16 December 2009, 10:01:42 PM
Bhiksuni juga murid Buddha, Bhikkhuni juga murid Buddha, Koq Bhiksuni tidak dipermasalahkan sementara Bhikkuni kita permasalahkan.
Perlu kita ingat kembali, Bhiksuni tidak menjalankan athasilla, tapi Bhikkuni menjalankan Athasilla.

kok ada bhikkhuni menjalankan atthasila? ya memang demikian, banyak bhikkhu yg berperilaku spt umat awam dengan menjalankan atthasila, dan sebaliknya banyak juga umat awam yang berperilaku spt bhikkhu/bhikkhuni.

setau saya attha sila untuk dijalankan oleh umat awam pada hari uposatha, sedangkan bhikkhu/bhikkhuni menjalankan vinaya
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: Mr. pao on 16 December 2009, 10:27:10 PM

kok ada bhikkhuni menjalankan atthasila? ya memang demikian, banyak bhikkhu yg berperilaku spt umat awam dengan menjalankan atthasila, dan sebaliknya banyak juga umat awam yang berperilaku spt bhikkhu/bhikkhuni.

setau saya attha sila untuk dijalankan oleh umat awam pada hari uposatha, sedangkan bhikkhu/bhikkhuni menjalankan vinaya
Maksud gw setelah lewat tengah hari bhiksuni masih boleh makan.  _/\_
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 16 December 2009, 10:42:30 PM
salah, bhikkhuni menjalankan vinaya, terdiri dari 311 peraturan.
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: willyyandi on 17 December 2009, 01:42:36 AM
Alasan kenapa bhikkhuni perlu ada sama dengan kenapa bhikkhu harus ada. Memang umat awam ada kemungkinan bisa mencapai pencerahan, namun kondisinya lebih sulit karena banyak godaan sehingga muncullah Sangha. Jika dikatakan tidak perlu bhikkhuni karena sebagai umat awam juga bisa berlatih, maka seharusnya juga dikatakan kepada orang yang mau jadi bhikkhu bahwa tidak perlu jadi bhikkhu karena sebagai umat awam juga bisa berlatih. Namun, kita dengan jelas melihat bahwa umat awam kondisinya lebih sulit apalagi ketika berkeluarga, harus bekerja untuk kebutuhan hidup, dll.

Bhikshuni dalam tradisi Wajrayana (Tibetan) juga sudah lenyap dan ada usaha untuk mengembalikan atas usulan Dalai Lama. Namun, lagi-lagi ada beberapa sesepuh di dalam Tradisi Wajrayana yang berbeda pendapat sehingga sedikit lebih sulit.

Sebenarnya daripada meributkan sah atau tidak sah, toh KENYATAAN sudah ada bhikkhuni. Mereka sudah bergerak di masyarakat dan daripada tidak terkontrol, alangkah lebih bijak apabila para bhikkhu Sangha berpikir bagaimana model buat para bhikhuni agar berada di jalan yang benar.
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: chingik on 17 December 2009, 02:02:36 AM
Bhiksuni juga murid Buddha, Bhikkhuni juga murid Buddha, Koq Bhiksuni tidak dipermasalahkan sementara Bhikkuni kita permasalahkan.
Perlu kita ingat kembali, Bhiksuni tidak menjalankan athasilla, tapi Bhikkuni menjalankan Athasilla.

kok ada bhikkhuni menjalankan atthasila? ya memang demikian, banyak bhikkhu yg berperilaku spt umat awam dengan menjalankan atthasila, dan sebaliknya banyak juga umat awam yang berperilaku spt bhikkhu/bhikkhuni.

setau saya attha sila untuk dijalankan oleh umat awam pada hari uposatha, sedangkan bhikkhu/bhikkhuni menjalankan vinaya
Atthasila bukannya juga dijalani oleh samanera/i. Bukan cuma upasaka/upasika.
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: Lex Chan on 17 December 2009, 02:48:44 AM
gak usah di pusingin deh, di ridhoi atau enggak
toh utk jadi buddha gak hrs jadi bikkhuni
dan beragama buddha atau bukan, bahkan gak beragama juga bisa jadi buddha toh ?
semua cuma attribute, buat apa ribut gara-gara attribute

kalau seandainya "kebhikkhuan" atau "kebhikkhunian" itu hanya atribut,
kenapa semua bhikkhu tidak lepas jubah saja?
toh katanya tidak perlu jadi bhikkhu juga bisa jadi Buddha? ???


Alasan kenapa bhikkhuni perlu ada sama dengan kenapa bhikkhu harus ada. Memang umat awam ada kemungkinan bisa mencapai pencerahan, namun kondisinya lebih sulit karena banyak godaan sehingga muncullah Sangha. Jika dikatakan tidak perlu bhikkhuni karena sebagai umat awam juga bisa berlatih, maka seharusnya juga dikatakan kepada orang yang mau jadi bhikkhu bahwa tidak perlu jadi bhikkhu karena sebagai umat awam juga bisa berlatih. Namun, kita dengan jelas melihat bahwa umat awam kondisinya lebih sulit apalagi ketika berkeluarga, harus bekerja untuk kebutuhan hidup, dll.

setuju.. :jempol:
inilah alasannya mengapa "kebhikkhuan" atau "kebhikkhunian" bukan sekedar atribut..

4 pilar ajaran Buddha: bhikkhu, bhikkhuni, upasaka, upasika..
yang masih jadi pertanyaan besar adalah "apakah Sangha Theravada, Mahayana, dan Vajrayana itu benar2 terpisah?" begitu pula "apakah umat awam Theravada, Mahayana, dan Vajrayana itu benar2 terpisah?"
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: luis on 17 December 2009, 07:57:43 AM
Yup saya juga sependapat dengan Willyyandi dan Lex Chan. Sangha Theravada, Mahayana, dan Vajrayana tidak benar2 terpisah. Tidak ada yang namanya vinaya Theravada, vinaya Mahayana, dan vinaya Vajrayana. Waktu Theravada (Sthaviravada) terpecah menjadi 18 tradisi, yang membedakan antara tradisi2 ini adalah aspek Dharma yang dipelajarinya, bukan vinayanya. Walaupun memang ada perbedaan minor (ada aturan yang ditambah), tetapi secara garis besar vinayanya juga konsisten.

Demikian juga dengan para bhikkhu dan bhikkhuni dari tradisi Theravada (modern - Mahaviharasin), Mahayana, dan Vajrayana. Mereka di-ordinasi dengan vinaya terlebih dahulu (Theravada, atau Dharmaguptaka, atau Mulasarvastivada), baru setelahnya memilih aspek Dhammanya. Menurut saya, dan juga dari sumber2 para scholar Buddhis, sebenarnya dimungkinkan bhikshuni dari tradisi Mahayana memberikan ordinasi kepada bhikkhuni dari Theravada dengan menggunakan vinaya Dharmaguptaka. Rasanya ini yang dilakukan dalam ordinasi bhikkhuni di Srilangka, di mana Ayya Santini menjadi salah seorang bhikkhuni yang di-upasampada.

Permasalahannya mungkin terletak pada kecenderungan untuk lebih melihat pada aspek tradisi daripada vinaya.

Semoga semua makhluk berbahagia.

Mettacittena,
Luis
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: exam on 17 December 2009, 08:31:43 AM
gak usah di pusingin deh, di ridhoi atau enggak
toh utk jadi buddha gak hrs jadi bikkhuni
dan beragama buddha atau bukan, bahkan gak beragama juga bisa jadi buddha toh ?
semua cuma attribute, buat apa ribut gara-gara attribute

kalau seandainya "kebhikkhuan" atau "kebhikkhunian" itu hanya atribut,
kenapa semua bhikkhu tidak lepas jubah saja?
toh katanya tidak perlu jadi bhikkhu juga bisa jadi Buddha? ???


Alasan kenapa bhikkhuni perlu ada sama dengan kenapa bhikkhu harus ada. Memang umat awam ada kemungkinan bisa mencapai pencerahan, namun kondisinya lebih sulit karena banyak godaan sehingga muncullah Sangha. Jika dikatakan tidak perlu bhikkhuni karena sebagai umat awam juga bisa berlatih, maka seharusnya juga dikatakan kepada orang yang mau jadi bhikkhu bahwa tidak perlu jadi bhikkhu karena sebagai umat awam juga bisa berlatih. Namun, kita dengan jelas melihat bahwa umat awam kondisinya lebih sulit apalagi ketika berkeluarga, harus bekerja untuk kebutuhan hidup, dll.

setuju.. :jempol:
inilah alasannya mengapa "kebhikkhuan" atau "kebhikkhunian" bukan sekedar atribut..

4 pilar ajaran Buddha: bhikkhu, bhikkhuni, upasaka, upasika..
yang masih jadi pertanyaan besar adalah "apakah Sangha Theravada, Mahayana, dan Vajrayana itu benar2 terpisah?" begitu pula "apakah umat awam Theravada, Mahayana, dan Vajrayana itu benar2 terpisah?"

saya buat contoh yg simple ya
utk jadi pintar,menguasai suatu pengetahuan, misalnya komputer
anda bisa belajar sendiri(gak jadi biksu), atau belajar di univertsitas sbg mahasiswa(jadi biksu)
di univ, sbg mahasiswa(biksu) ada aturan(vinaya) misalnya setiap semester hrs minimal selesaikan 16-22 sks mata kuliah.

jadi meskipun anda tidak punya title(atribute) sbg mahasiswa(biksu)
anda juga bisa jadi ahli komputer(buddha)

kalau mahasiswa(biksu) cuma atribut, kenapa semua biksu/mahasiswa tidak lepas jubah saja
itukan yg anda tanya ?
semua hanya pilihan, gak ada yg salah, toh semua hanya attribute
yg penting tujuan akhirnya jadi ahli di bidang itu (komputer/buddha)

yg penting kan anda belajar komputer
dimana saja juga bisa
berstatus mahasiswa/biksu tidak penting bukan ?

sama aja seperti seorang pertapa di luar sangha
apakah pertapa non sangha ini tidak bisa jadi buddha ?
tidak bukan?

apakah atheis yg bertapa tidak bisa jadi buddha ?
apakah pastur yg hidupnya seperti biksu tidak bisa jadi buddha ?
sangha adalah jalan, tapi bukan satu2nya jalan

biksu/mhs itukan atribute yg di buat manusia

beda-beda tapi toh tujuannya sama
menurut sangha x, hrs begini,
menurut universitas x hrs 120sks baru bisa wisuda

apakah mendukung penahbisan atau tidak
sebenarnya gak penting toh

contohnya bill gates, meskipun bukan anggota sangha(univ) dan di tahbiskan/wisuda di harvard
tetap saja ia bisa jadi sukses


so jangan melekat pada attribute
mau pake silahkan
tapi jangan jadi harga mati

memang masih banyak orang yg fokus pada attribute, daripada prosesnya sendiri
lebih senang/bangga jadi mahasiswa, lebih senang pake baju mahal, lebih senang pada title
apa2 hrs sesuai textbook, dikit2 mengacu pada kitab dan ayat2
mengkultuskan individu yg di anggap hebat
padahal semua itu juga di buat oleh manusia
sehingga melupakan esensi yg lebih penting
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: The Ronald on 17 December 2009, 09:10:03 AM
lepas jubah.. waw.. kok pembahasan nya sampai di sini, lepas jubah berarti jd perumah tangga, knp.. org langsung lihat tubuh sehat, baju bagus, kenapa ga kerja saja? tidak ada lagi dana dari umat, maka mau tidak mau mereka harus menghidupi dri mereka sendiri, dgn menjual dhamma atau apa pun

jubah itu salah satu attribut..yah betul, dalam cerita2 buddhist, jubah kuning salah satu tanda org suci/  org yg sedang melatih diri mencapai kesucian...
melepas itu, maka tidak ada bedanya dgn org biasa
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: The Ronald on 17 December 2009, 09:12:30 AM
yah..tidak menjadi bhikkhu/pertapa..bisa menjadi buddha (dari 3 jenis buddha), tp yg jelas kemungkinannya sangat amat kecil untuk menjadi buddha di kehidupan skrg
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: bond on 17 December 2009, 09:21:30 AM
IMO

Secara hati nurani memang kasihan, dan ada kesetaraan hak wanita untuk menjadi bhikkhuni.

Hanya dan seharusnya dalam organisasi Sangha , anggota sangha mengikuti keputusan mufakat organisasi sangha tersebut. Kesolidan Sangha diperlukan daripada terlihat terpecah. Perbedaan pendapat wajar2 saja. Hanya dan seharusnya dicari jalan tengah.

Apalagi sesepuh2 itu patut dihormati. Hal ini memang dilema. Tetapi jika saja untuk menjaga vinaya secara ortodox dan munculnya aspirasi sangha bhikkhuni maka sebenarnya jalan tengah ini sudah ada. Sehingga bhikkhu ortodox merasa vinayanya terjaga , dan wanita pun bisa menjalankan sila kebhikhunian jika diinginkan. Dan ini sudah berlangsung di Thailand, Myanmar maupun Srilanka sekalipun .

Bhikkuni ataupun bhikkhu adalah atribut sarana berlatih, hanya yg perlu dipikirkan kedepan, apakah mungkin tanpa atribut kebhikkhunian, seorang yang menjalani sila kebhikkhunian dapat diperlakukan sama, misal memiliki monastry khusus wanita dan tetap dalam perlindungan sangha bhikkhu. Sebenarnya ini masalah koordinasi penggunaan atribut entah itu bhikkhuni, mae chee, atau sayalay dsb.

Pertanyaannya apakah pelanggaran vinaya penahbisan ini apakah dapat menghambat perkembangan batin seseorang atau tidak? Yang pasti kontroversi jawabannya ;D  Secara pribadi saya melihat alasan lineage terputus adalah klise. Kecuali sudah diteliti secara ilmiah ilmu sejarah dan Arahat melalui abinna menyatakan "ya lineagenya putus".

Saya sempat berpikir juga sebenarnya ajaran yang dipertahankan atau tradisi yang dipertahankan atau ego yg dipertahankan dengan mengatasnamakan vinaya?. Sebenarnya hanya masalah koordinasi dan kesaling pengertian saja. Hal ini sederhana hanya dibuat menjadi complicated.








Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: exam on 17 December 2009, 09:35:20 AM
lepas jubah.. waw.. kok pembahasan nya sampai di sini, lepas jubah berarti jd perumah tangga, knp.. org langsung lihat tubuh sehat, baju bagus, kenapa ga kerja saja? tidak ada lagi dana dari umat, maka mau tidak mau mereka harus menghidupi dri mereka sendiri, dgn menjual dhamma atau apa pun

jubah itu salah satu attribut..yah betul, dalam cerita2 buddhist, jubah kuning salah satu tanda org suci/  org yg sedang melatih diri mencapai kesucian...
melepas itu, maka tidak ada bedanya dgn org biasa

Bro Ronald
jubah kuning salah satu tanda
tapi gak berjubah bukan berarti orang biasa lho
ada jaminan kalo gak kuliah gak bisa jadi lebih pinter ?
yg penting kan batin dan tindakannya
pertapa gak hrs berjubah, berkumpul bersama sangha dan punya "kartu sangha"

jangan lupa orang pinter sebelum ada universitas
bukan setelah ada universitas baru ada orang pinter

sebelum ada sekolah kedokteran, udah banyak "dokter"
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: K.K. on 17 December 2009, 09:42:03 AM
lepas jubah.. waw.. kok pembahasan nya sampai di sini, lepas jubah berarti jd perumah tangga, knp.. org langsung lihat tubuh sehat, baju bagus, kenapa ga kerja saja? tidak ada lagi dana dari umat, maka mau tidak mau mereka harus menghidupi dri mereka sendiri, dgn menjual dhamma atau apa pun

jubah itu salah satu attribut..yah betul, dalam cerita2 buddhist, jubah kuning salah satu tanda org suci/  org yg sedang melatih diri mencapai kesucian...
melepas itu, maka tidak ada bedanya dgn org biasa

Bro Ronald
jubah kuning salah satu tanda
tapi gak berjubah bukan berarti orang biasa lho
ada jaminan kalo gak kuliah gak bisa jadi lebih pinter ?
yg penting kan batin dan tindakannya
pertapa gak hrs berjubah, berkumpul bersama sangha dan punya "kartu sangha"

jangan lupa orang pinter sebelum ada universitas
bukan setelah ada universitas baru ada orang pinter

sebelum ada sekolah kedokteran, udah banyak "dokter"


Maksudnya, kalau ga pakai atribut "Sangha", memangnya ada yang mau dana makanan?
Kalau suruh cari duit sendiri, maka bagaimana latihannya? Akhirnya jadi sama saja dengan umat awam, bukan?

Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: bond on 17 December 2009, 09:50:53 AM
 [at]  kainyn

Nah itu dia, apakah seorang wanita yg menjalankan sila kebhikhunian(tanpa atribut bhikkhuni) bisa mendapat perlakuan sama seperti sangha bhikkhu. ?
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: purnama on 17 December 2009, 10:02:31 AM
Kemarin saya baru ngobrol dengan salah satu bhikuni termuka aliran mahayana, kayak harus disampaikan satu hal, dalam lingkungan mahayana memang adanya perkumpulan Sangha bhikuni, tapi, tidak berdiri lepas atau sederajat, tapi masih dibawah ruang lingkup sangha Bhiku pria. Seperti beberapa prosesi upacara tertentu, sangha bhikuni itu dibelakang sangha bhiku pria bahkan masih dibelakang samanera pria.

Pada masa lampau sebelum didengungkannya emansipasi wanita, Pada dasarnnya Sangha Bhikuni itu masih dibawah Sangha pria, menurut peraturan vinaya, Saya rasa saya setuju dengan Gachapin satu hal bahwa peraturan sangha Wanita itu jauh lebih banyak daripada prianya.

Saya rasa saya sepandangan dengan bro luis, masalah vinaya sebenarnya garis besar sama setiap aliran, hanya ada penambahan -penambahan tertentu di setiap aliran memang itu ada apa adanya, saya rasa apa yang dilakukan ajahn bram itu sulit dipecahkan, karena adanya melihat kondisi sekarang yang memiliki peraturan kesamaan gender, didengungkan pada era sekarang.

Satu hal lagi saya berdiskusi sama teman saya satu hal, kesamaan gender bukan dari agama manapun, tapi dari pernyataan PBB, diagama manapun wanita posisinya rendah dari pria, hanya jaman sekarang dari perjuangan emansipasi didengungkan oleh PBB
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: purnama on 17 December 2009, 10:08:09 AM
[at]  kainyn

Nah itu dia, apakah seorang wanita yg menjalankan sila kebhikhunian(tanpa atribut bhikkhuni) bisa mendapat perlakuan sama seperti sangha bhikkhu. ?

Tidak mungkinkan bro, aliran budhis manapun, tidak bisa melakukan seperti itu. ada beberapa hal saya mesti beritahu, mungkin agak menjelimet :)
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: bond on 17 December 2009, 10:19:38 AM
[at]  kainyn

Nah itu dia, apakah seorang wanita yg menjalankan sila kebhikhunian(tanpa atribut bhikkhuni) bisa mendapat perlakuan sama seperti sangha bhikkhu. ?

Tidak mungkinkan bro, aliran budhis manapun, tidak bisa melakukan seperti itu. ada beberapa hal saya mesti beritahu, mungkin agak menjelimet :)

Ya, saya mengerti memang masih dibawah sangha bhikkhu, yang saya maksudkan pernyataan diatas adalah mendapatkan haknya sebagai bhikkhuni  sehubungan tulisan kainyn, misal dapat dana makanan, tidak perlu cari duit sehingga menunjang latihan, sekalipun hasil latihan tidak bergantung pada hal2 itu tapi sedikit banyak menunjang.

Soalnya saya denger mae chee di Thailand mesti masak dan ada tabungan sendiri, karena adanya kemungkinan kondisi yg tidak memungkinkan menjadi bhikkhuni. Ini lah yg saya maksudkan haknya sebagai bhikkhuni .
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: K.K. on 17 December 2009, 10:30:30 AM
[at]  kainyn

Nah itu dia, apakah seorang wanita yg menjalankan sila kebhikhunian(tanpa atribut bhikkhuni) bisa mendapat perlakuan sama seperti sangha bhikkhu. ?

Saya tidak begitu tahu tentang ini, tetapi apa saja "keuntungan" menjadi bhikkhuni ketimbang samaneri?
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: bond on 17 December 2009, 10:36:16 AM
Kalau samaneri adalah calon bhikkhuni sama seperti samanera. Mungkin perbedaanya dari sisi banyaknya sila yg dijalankan CMIIW
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: luis on 17 December 2009, 11:01:06 AM
Yup banyaknya sila yang dijalankan oleh seorang bhikkhuni (311 sila) membuat mereka lebih kondusif dalam praktik dibandingkan samaneri (10 sila) atau mae chee. Walaupun dalam praktiknya, tidak sedikit dari mereka yang silanya lebih sedikit tapi berhasil merealisasikan tujuan kehidupan sucinya di kehidupan sekarang juga.

Tapi setahu saya, dari faktor support juga berbeda antara bhikkhuni dan samaneri. Tapi detailnya saya kurang tahu, ada yang tahu? Garis besarnya sih, kalau diibaratkan sebagai scholarship (beasiswa), full bhikkhuni mendapatkan beasiswa penuh sehingga mereka dalam memfokuskan 100% pada praktiknya. Sementara untuk samaneri, juga mendapatkan beasiswa tapi tidak penuh.
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: chingik on 17 December 2009, 11:11:03 AM
[at]  kainyn

Nah itu dia, apakah seorang wanita yg menjalankan sila kebhikhunian(tanpa atribut bhikkhuni) bisa mendapat perlakuan sama seperti sangha bhikkhu. ?

Saya tidak begitu tahu tentang ini, tetapi apa saja "keuntungan" menjadi bhikkhuni ketimbang samaneri?

Membandingkan keuntungan antara samaneri dan bhikkhuni sepertinya terlalu absurd. Samaneri itu adalah tahapan yang harus dilalui sebelum menjadi Bhikkuni. Ibarat sebelum menjadi Mahasiswi , seseorang harus melewati ujian saringan. Tidak mungkin ujian saringan masuk dan menjadi mahasiswi dijadikan pembanding.
 
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: K.K. on 17 December 2009, 11:17:26 AM
Kalau samaneri adalah calon bhikkhuni sama seperti samanera. Mungkin perbedaanya dari sisi banyaknya sila yg dijalankan CMIIW

Kalau hanya itu saja, seharusnya tidak masalah bukan? Bukankah Samaneri (atau siapa pun) bebas menjalankan berapa banyak pun sila yang dia mau? Jadi mengapa harus memperjuangkan "kebhikkhunian"? Atau ada hal lainnya?




Membandingkan keuntungan antara samaneri dan bhikkhuni sepertinya terlalu absurd. Samaneri itu adalah tahapan yang harus dilalui sebelum menjadi Bhikkuni. Ibarat sebelum menjadi Mahasiswi , seseorang harus melewati ujian saringan. Tidak mungkin ujian saringan masuk dan menjadi mahasiswi dijadikan pembanding.

Lalu apa yang diperjuangkan? Status belaka?
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: chingik on 17 December 2009, 11:38:04 AM
Kalau samaneri adalah calon bhikkhuni sama seperti samanera. Mungkin perbedaanya dari sisi banyaknya sila yg dijalankan CMIIW

Kalau hanya itu saja, seharusnya tidak masalah bukan? Bukankah Samaneri (atau siapa pun) bebas menjalankan berapa banyak pun sila yang dia mau? Jadi mengapa harus memperjuangkan "kebhikkhunian"? Atau ada hal lainnya?




Membandingkan keuntungan antara samaneri dan bhikkhuni sepertinya terlalu absurd. Samaneri itu adalah tahapan yang harus dilalui sebelum menjadi Bhikkuni. Ibarat sebelum menjadi Mahasiswi , seseorang harus melewati ujian saringan. Tidak mungkin ujian saringan masuk dan menjadi mahasiswi dijadikan pembanding.

Lalu apa yang diperjuangkan? Status belaka?


Tergantung motivasi masing2.
Contohnya , anda ingin menjadi dokter, maka anda harus masuk ke instisusi dan belajar ilmu2nya. Mengapa lebih bagus dgn masuk ke institusinya? Karena di institusi ini menyediakan berbagai fasilitas yg memudahkannya utk menguasai ilmu pengobatan.  Selain itu ada dosen pembimbing.
TEtapi ada calon dokter yg juga hanya mengejar status, bukan tidak ada. 
Demikian jg dengan komunitas Sangha. Jadi bukan sama sekali tidak berguna dengan adanya Sangha dan para bhikkhu/ni nya.
Mungkin ada yg bilang mau menjadi Arahat tidak perlu harus menjadi bhikkhu (status), utk apa mengejar status. Silahkan, pilihan orang memang berbeda2, ada yg merasa harus masuk ke hutan baru bisa konsentrasi, ada yg merasa tidak perlu. Ada yg harus mengenakan jubah baru dapat berlatih dgn lebih tenang, semua ini bukan tidak ada manfaatnya sejauh motivasi nya benar.
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: Lex Chan on 17 December 2009, 11:43:34 AM
Yup banyaknya sila yang dijalankan oleh seorang bhikkhuni (311 sila) membuat mereka lebih kondusif dalam praktik dibandingkan samaneri (10 sila) atau mae chee. Walaupun dalam praktiknya, tidak sedikit dari mereka yang silanya lebih sedikit tapi berhasil merealisasikan tujuan kehidupan sucinya di kehidupan sekarang juga.

Tapi setahu saya, dari faktor support juga berbeda antara bhikkhuni dan samaneri. Tapi detailnya saya kurang tahu, ada yang tahu? Garis besarnya sih, kalau diibaratkan sebagai scholarship (beasiswa), full bhikkhuni mendapatkan beasiswa penuh sehingga mereka dalam memfokuskan 100% pada praktiknya. Sementara untuk samaneri, juga mendapatkan beasiswa tapi tidak penuh.

setuju.. :jempol:
saya melihat bahwa "kebhikkhuan" dan "kebhikkhunian" memiliki makna lebih jauh daripada sekedar atribut. itu adalah komitmen kesungguhan hati untuk melatih diri.. walaupun ada yang kurang ber-sungguh2 dalam latihan, tetapi tidak sedikit juga yang mau ber-sungguh2. :)

sekali lagi, Buddha mengatakan bahwa 4 pilar Buddhasasana: bhikkhu, bhikkhuni, upasaka, upasika. ibarat meja yang mempunyai 4 kaki. tanpa salah satunya, pilar itu menjadi goyah. yah, walaupun Buddhasasana itu sendiri tidak kekal. pada akhirnya pilar2 itu akan runtuh. tapi kalau tidak ada keseriusan dalam menjaganya, nanti bisa runtuh lebih awal..
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: K.K. on 17 December 2009, 11:49:17 AM
Tergantung motivasi masing2.
Contohnya , anda ingin menjadi dokter, maka anda harus masuk ke instisusi dan belajar ilmu2nya. Mengapa lebih bagus dgn masuk ke institusinya? Karena di institusi ini menyediakan berbagai fasilitas yg memudahkannya utk menguasai ilmu pengobatan.  Selain itu ada dosen pembimbing.
TEtapi ada calon dokter yg juga hanya mengejar status, bukan tidak ada. 
Demikian jg dengan komunitas Sangha. Jadi bukan sama sekali tidak berguna dengan adanya Sangha dan para bhikkhu/ni nya.
Mungkin ada yg bilang mau menjadi Arahat tidak perlu harus menjadi bhikkhu (status), utk apa mengejar status. Silahkan, pilihan orang memang berbeda2, ada yg merasa harus masuk ke hutan baru bisa konsentrasi, ada yg merasa tidak perlu. Ada yg harus mengenakan jubah baru dapat berlatih dgn lebih tenang, semua ini bukan tidak ada manfaatnya sejauh motivasi nya benar.

Jadi calon mahasiswa dan mahasiswa, sudah jelas sekali ada perbedaan "keuntungan".
Misalnya calon mahasiswa jelas tidak bisa menggunakan fasilitas atau mengikuti kuliah sebagaimana layaknya mahasiswa.
Demikian juga calon dokter jelas tidak bisa praktek, sedangkan dokter bisa. Oleh karena "keuntungan"2 tersebut, maka seseorang tentu mengusahakannya.

Lalu apakah "keuntungan" menjadi bhikkhuni yang tidak bisa didapat dengan menjadi Samaneri?

Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: Indra on 17 December 2009, 11:51:47 AM
dalam praktik buddhism ada yg disebut THE THREE TRAINING, tiga latihan, yaitu, sila, samadhi, panna.

dan ada juga yg disebut THE THREE HIGHER TRAINING, tiga latihan yang lebih tinggi, yaitu, sila yang lebih tinggi, samadhi yang lebih tinggi, panna yang lebih tinggi.
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: Lex Chan on 17 December 2009, 11:53:46 AM
4 pilar Buddhasasana: bhikkhu, bhikkhuni, upasaka, upasika.

samaneri itu termasuk ke yang mana? bhikkhuni atau upasika? :)
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: K.K. on 17 December 2009, 11:54:13 AM
setuju.. :jempol:
saya melihat bahwa "kebhikkhuan" dan "kebhikkhunian" memiliki makna lebih jauh daripada sekedar atribut. itu adalah komitmen kesungguhan hati untuk melatih diri.. walaupun ada yang kurang ber-sungguh2 dalam latihan, tetapi tidak sedikit juga yang mau ber-sungguh2. :)

sekali lagi, Buddha mengatakan bahwa 4 pilar Buddhasasana: bhikkhu, bhikkhuni, upasaka, upasika. ibarat meja yang mempunyai 4 kaki. tanpa salah satunya, pilar itu menjadi goyah. yah, walaupun Buddhasasana itu sendiri tidak kekal. pada akhirnya pilar2 itu akan runtuh. tapi kalau tidak ada keseriusan dalam menjaganya, nanti bisa runtuh lebih awal..

Maksudnya kalau tidak jadi "bhikkhuni" maka tidak bisa menjalankan 311 sila?

Mengenai "kaki meja", dalam tradisi Theravada dikatakan kalau tidak ada Sangha Bhikkhuni, dhamma berlangsung lebih lama lho.
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: bond on 17 December 2009, 11:56:03 AM
Quote
Quote
Kalau samaneri adalah calon bhikkhuni sama seperti samanera. Mungkin perbedaanya dari sisi banyaknya sila yg dijalankan CMIIW

Kalau hanya itu saja, seharusnya tidak masalah bukan? Bukankah Samaneri (atau siapa pun) bebas menjalankan berapa banyak pun sila yang dia mau? Jadi mengapa harus memperjuangkan "kebhikkhunian"? Atau ada hal lainnya?

Masalahnya bukan pada memperjuangkan atau tidaknya. Tetapi pertanyaanya apakah jika seseorang menjalankan sila bhikkhuni ,atau jika telah terjadi adanya Sangha bhikkhuni dapatkah kita terima dengan lapang dada sepanjang aturan monastik dijalankan.

Tetapi bila tidak dapat diterima karena lineage sehingga  menghambat vinaya sehingga mengatakan sangha bhikkhuni itu tidak sah...maka siapa yg menentukan ke-sah-an seseorang dalam menjalankan kehidupan suci.? Apakah barometernya lineage berimplikasi pada vinaya atau pelaksanaan seseorang?. Bayangkan bila monastik bhikkhuni yg ada menjalankan sebagaimana arahan Ajaran Sang Buddha lalu dideskreditkan sehingga support2 yg perlu menjadi berkurang dan tidak ada, apa yang terjadi?

Jika memang tidak perlu diperjuangkan, kalau demikian biarkan Sangha bhikkhu juga punah tanpa ada yg dipertahankan, karena tanpa menjadi bhikkhu pun bisa mencapai kesucian, bhikkhu hanya atribut.....Nah ini akan dijadikan alasan yg tidak mendasar bukan?

Saya pribadi sih kalau bisa ada Sangha bhikkhuni bersyukur kalau tidak dan telah menjadi kesepakatan Sangha dunia , ya terima sajalah . mungkin sekarang belum disepakati tapi nanti siapa tau... bersabar sajalah daripada bertindak sendiri2 ;D














Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: Lex Chan on 17 December 2009, 11:58:13 AM
Maksudnya kalau tidak jadi "bhikkhuni" maka tidak bisa menjalankan 311 sila?

kalau begitu, pertanyaan yang sama juga boleh dong..
apakah kalau tidak jadi "bhikkhu" maka tidak bisa menjalankan 227 sila?
lalu, kenapa bhikkhu tidak lepas jubah saja, tetapi masih menjalankan 227 sila? :)
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: K.K. on 17 December 2009, 12:03:32 PM
Maksudnya kalau tidak jadi "bhikkhuni" maka tidak bisa menjalankan 311 sila?

kalau begitu, pertanyaan yang sama juga boleh dong..
apakah kalau tidak jadi "bhikkhu" maka tidak bisa menjalankan 227 sila?
lalu, kenapa bhikkhu tidak lepas jubah saja, tetapi masih menjalankan 227 sila? :)

Apa saya pernah mengatakan tujuan menjadi bhikkhu atau bhikkhuni adalah untuk menjalankan sekumpulan sila?
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: bond on 17 December 2009, 12:09:02 PM

Quote

Mengenai "kaki meja", dalam tradisi Theravada dikatakan kalau tidak ada Sangha Bhikkhuni, dhamma berlangsung lebih lama lho.


Nah jika ini dijadikan alasan maka mengapa juga Sang Buddha mengijinkan?. Apakah demi kelangsungan Dhamma kita mengabaikan kebajikan atas dasar belas kasih. Sang Buddha pun rela. Mengapa kita tidak bisa. Minimal jalan tengah yg memfasilitasi dua kepentingan tadi. Apakah dengan dasar itu pula maka biarlah wanita dibiarkan seperti itu....

Lamanya Dhamma atau tidak adalah tergantung pada perasaan Samvega kita yg telah mempelajari Dhamma. Bukankah juga ada tertulis dalam sutta "selama masih ada orang yang menjalankan Dhamma dan vinaya maka tidak akan kekurangan Arahat. Artinya selama itu pula  Dhamma masih ada. Lalu acuan mana yg mau kita pakai...? ;D

Dan yg tertulis sutta kan setelah ada sangha bhikkhuni maka dhamma bertahan 5000 tahun, lalu apakah demi kelanggengan Dhamma lalu diputus sekarang dengan alasan tertentu sebagai bentuk penawaran hukum semesta supaya dari 5000 jadi 10.000 tahun(misalnya)?

Nah lho.. ^-^

Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: K.K. on 17 December 2009, 12:14:50 PM
Masalahnya bukan pada memperjuangkan atau tidaknya. Tetapi pertanyaanya apakah jika seseorang menjalankan sila bhikkhuni ,atau jika telah terjadi adanya Sangha bhikkhuni dapatkah kita terima dengan lapang dada sepanjang aturan monastik dijalankan.

Tetapi bila tidak dapat diterima karena lineage sehingga  menghambat vinaya sehingga mengatakan sangha bhikkhuni itu tidak sah...maka siapa yg menentukan ke-sah-an seseorang dalam menjalankan kehidupan suci.? Apakah barometernya lineage berimplikasi pada vinaya atau pelaksanaan seseorang?. Bayangkan bila monastik bhikkhuni yg ada menjalankan sebagaimana arahan Ajaran Sang Buddha lalu dideskreditkan sehingga support2 yg perlu menjadi berkurang dan tidak ada, apa yang terjadi?

Jika memang tidak perlu diperjuangkan, kalau demikian biarkan Sangha bhikkhu juga punah tanpa ada yg dipertahankan, karena tanpa menjadi bhikkhu pun bisa mencapai kesucian, bhikkhu hanya atribut.....Nah ini akan dijadikan alasan yg tidak mendasar bukan?

Saya pribadi sih kalau bisa ada Sangha bhikkhuni bersyukur kalau tidak dan telah menjadi kesepakatan Sangha dunia , ya terima sajalah . mungkin sekarang belum disepakati tapi nanti siapa tau... bersabar sajalah daripada bertindak sendiri2 ;D

Saya juga setuju saja jika ada Sangha Bhikkhuni Theravada dan sebetulnya saya bingung apanya yang tidak sesuai vinaya? Saya dengar alasannya adalah karena bhikkhuni pertama harus ditahbiskan oleh Buddha seperti halnya Mahapajapati Gotami. Bagi saya sedikit buram karena yang saya tahu hanyalah mengenai 8 peraturan keras dan di situ tidak ada mempermasalahkan "lineage" yang terputus. Dan kalau memang mau mempermasalahkan "lineage", itu berupa dhamma & vinaya, bukan "lineage" keberadaan sangha.

Di lain pihak, saya juga mempertanyakan motif apa yang ada di balik perjuangan "status" bhikkhuni tersebut. Maka dari tadi saya tanyakan, tetapi belum ada jawabannya.

Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: bond on 17 December 2009, 12:21:49 PM
 [at]  all

Dalam kasus Ajahn Brahm sebenarnya sederhana...

Jika memang tradisi/aliran yang ingin dipertahankan maka sah2 saja Sangha bhikkhuni di tiadakan dengan alasan tertentu

Tapi jika Ajaran Sang Buddha yang ingin dipertahankan maka Sangha bhikkhuni bisa dimunculkan kembali tanpa melihat aliran Buddhist tertentu sepanjang bhikkhuni2 tersebut menjalankan Dhamma dan vinaya yang selaras dengan Ajaran Sang Buddha, sehingga penahbisan itu menjadi valid.

Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: K.K. on 17 December 2009, 12:22:27 PM

Quote

Mengenai "kaki meja", dalam tradisi Theravada dikatakan kalau tidak ada Sangha Bhikkhuni, dhamma berlangsung lebih lama lho.


Nah jika ini dijadikan alasan maka mengapa juga Sang Buddha mengijinkan?. Apakah demi kelangsungan Dhamma kita mengabaikan kebajikan atas dasar belas kasih. Sang Buddha pun rela. Mengapa kita tidak bisa. Minimal jalan tengah yg memfasilitasi dua kepentingan tadi. Apakah dengan dasar itu pula maka biarlah wanita dibiarkan seperti itu....

Lamanya Dhamma atau tidak adalah tergantung pada perasaan Samvega kita yg telah mempelajari Dhamma. Bukankah juga ada tertulis dalam sutta "selama masih ada orang yang menjalankan Dhamma dan vinaya maka tidak akan kekurangan Arahat. Artinya selama itu pula  Dhamma masih ada. Lalu acuan mana yg mau kita pakai...? ;D

Dan yg tertulis sutta kan setelah ada sangha bhikkhuni maka dhamma bertahan 5000 tahun, lalu apakah demi kelanggengan Dhamma lalu diputus sekarang dengan alasan tertentu sebagai bentuk penawaran hukum semesta supaya dari 5000 jadi 10.000 tahun(misalnya)?

Nah lho.. ^-^


Kalau meniadakan Sangha Bhikkhuni sekarang untuk "memperpanjang umur dhamma" sih saya rasa tidak mungkin ada yang berpikiran selucu itu. Yang saya katakan adalah tegaknya dhamma bukan karena adanya 4 "kaki meja" tersebut. Walaupun Sangha Bhikkhu/ni sudah lenyap, selama masih ada orang yang mewariskan dhamma, maka dhamma tetap "berdiri".

Perpendekan umur dhamma karena bhikkhuni adalah hukum alam seperti diumpamakan oleh Buddha sebuah rumah yang terdiri dari sebagian pria dan sebagian wanita, akan lebih mudah dirampok dibanding yang seluruhnya pria. Saya yakin semua Buddha di masa lampau dan masa depan juga mengetahuinya, namun semua Buddha juga telah dan akan tetap menyetujui berdirinya Sangha Bhikkhuni demi manfaat bagi orang banyak.  
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: Indra on 17 December 2009, 12:23:08 PM
 [at]  Mr. Bond,
hanya Sammasambuddha yang berwenang membentuk Sangha, dan setelah Sang Buddha menahbiskan bhikkhuni pertama, selanjutnya penahbisan dilakukan oleh bhikkhuni kepada calon bhikkhuni lainnya (baca: bhikkhuni, bukan bhikshuni).

jadi meskipun kita berbelas kasih kepada orang2 yg ingin menjadi bhikkhuni, namun sayang sekali, kita tidak punya wewenang itu, bukan hanya karena kita bukan sammasambuddha, tetapi kita bahkan bukan bhikkhu.


 [at] Kainyn,
"status" juga penting, seorang bhikkhuni wajib menjalankan vinaya bhikkhuni, dan jika dijalankan dengan sempurna akan bermanfaat bagi bhikkhuni tersebut, seorang bukan bhikkhuni boleh saja menjalankan vinaya bhikkhuni, namun tidak wajib, dan jika dijaankan juga tidak bermanfaat bagi orang tersebut.
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: bond on 17 December 2009, 12:24:22 PM

Quote

Mengenai "kaki meja", dalam tradisi Theravada dikatakan kalau tidak ada Sangha Bhikkhuni, dhamma berlangsung lebih lama lho.


Nah jika ini dijadikan alasan maka mengapa juga Sang Buddha mengijinkan?. Apakah demi kelangsungan Dhamma kita mengabaikan kebajikan atas dasar belas kasih. Sang Buddha pun rela. Mengapa kita tidak bisa. Minimal jalan tengah yg memfasilitasi dua kepentingan tadi. Apakah dengan dasar itu pula maka biarlah wanita dibiarkan seperti itu....

Lamanya Dhamma atau tidak adalah tergantung pada perasaan Samvega kita yg telah mempelajari Dhamma. Bukankah juga ada tertulis dalam sutta "selama masih ada orang yang menjalankan Dhamma dan vinaya maka tidak akan kekurangan Arahat. Artinya selama itu pula  Dhamma masih ada. Lalu acuan mana yg mau kita pakai...? ;D

Dan yg tertulis sutta kan setelah ada sangha bhikkhuni maka dhamma bertahan 5000 tahun, lalu apakah demi kelanggengan Dhamma lalu diputus sekarang dengan alasan tertentu sebagai bentuk penawaran hukum semesta supaya dari 5000 jadi 10.000 tahun(misalnya)?

Nah lho.. ^-^


Kalau meniadakan Sangha Bhikkhuni sekarang untuk "memperpanjang umur dhamma" sih saya rasa tidak mungkin ada yang berpikiran selucu itu. Yang saya katakan adalah tegaknya dhamma bukan karena adanya 4 "kaki meja" tersebut. Walaupun Sangha Bhikkhu/ni sudah lenyap, selama masih ada orang yang mewariskan dhamma, maka dhamma tetap "berdiri".

Perpendekan umur dhamma karena bhikkhuni adalah hukum alam seperti diumpamakan oleh Buddha sebuah rumah yang terdiri dari sebagian pria dan sebagian wanita, akan lebih mudah dirampok dibanding yang seluruhnya pria. Saya yakin semua Buddha di masa lampau dan masa depan juga mengetahuinya, namun semua Buddha juga telah dan akan tetap menyetujui berdirinya Sangha Bhikkhuni demi manfaat bagi orang banyak.  


Setuju om kainyn  ;D _/\_
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: K.K. on 17 December 2009, 12:28:09 PM
[at] Kainyn,
"status" juga penting, seorang bhikkhuni wajib menjalankan vinaya bhikkhuni, dan jika dijalankan dengan sempurna akan bermanfaat bagi bhikkhuni tersebut, seorang bukan bhikkhuni boleh saja menjalankan vinaya bhikkhuni, namun tidak wajib, dan jika dijaankan juga tidak bermanfaat bagi orang tersebut.

Jika seseorang menjalani hidup seperti bhikkhuni, berjuang ke tujuan yang sama layaknya seorang bhikkhuni, namun dia bukan (berstatus) bhikkhuni, apakah vinaya bhikkhuni yang dijalankannya bermanfaat?

Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: K.K. on 17 December 2009, 12:29:10 PM

Quote

Mengenai "kaki meja", dalam tradisi Theravada dikatakan kalau tidak ada Sangha Bhikkhuni, dhamma berlangsung lebih lama lho.


Nah jika ini dijadikan alasan maka mengapa juga Sang Buddha mengijinkan?. Apakah demi kelangsungan Dhamma kita mengabaikan kebajikan atas dasar belas kasih. Sang Buddha pun rela. Mengapa kita tidak bisa. Minimal jalan tengah yg memfasilitasi dua kepentingan tadi. Apakah dengan dasar itu pula maka biarlah wanita dibiarkan seperti itu....

Lamanya Dhamma atau tidak adalah tergantung pada perasaan Samvega kita yg telah mempelajari Dhamma. Bukankah juga ada tertulis dalam sutta "selama masih ada orang yang menjalankan Dhamma dan vinaya maka tidak akan kekurangan Arahat. Artinya selama itu pula  Dhamma masih ada. Lalu acuan mana yg mau kita pakai...? ;D

Dan yg tertulis sutta kan setelah ada sangha bhikkhuni maka dhamma bertahan 5000 tahun, lalu apakah demi kelanggengan Dhamma lalu diputus sekarang dengan alasan tertentu sebagai bentuk penawaran hukum semesta supaya dari 5000 jadi 10.000 tahun(misalnya)?

Nah lho.. ^-^


Kalau meniadakan Sangha Bhikkhuni sekarang untuk "memperpanjang umur dhamma" sih saya rasa tidak mungkin ada yang berpikiran selucu itu. Yang saya katakan adalah tegaknya dhamma bukan karena adanya 4 "kaki meja" tersebut. Walaupun Sangha Bhikkhu/ni sudah lenyap, selama masih ada orang yang mewariskan dhamma, maka dhamma tetap "berdiri".

Perpendekan umur dhamma karena bhikkhuni adalah hukum alam seperti diumpamakan oleh Buddha sebuah rumah yang terdiri dari sebagian pria dan sebagian wanita, akan lebih mudah dirampok dibanding yang seluruhnya pria. Saya yakin semua Buddha di masa lampau dan masa depan juga mengetahuinya, namun semua Buddha juga telah dan akan tetap menyetujui berdirinya Sangha Bhikkhuni demi manfaat bagi orang banyak.  


Setuju om kainyn  ;D _/\_
:)   _/\_
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: Indra on 17 December 2009, 12:33:33 PM
[at] Kainyn,
"status" juga penting, seorang bhikkhuni wajib menjalankan vinaya bhikkhuni, dan jika dijalankan dengan sempurna akan bermanfaat bagi bhikkhuni tersebut, seorang bukan bhikkhuni boleh saja menjalankan vinaya bhikkhuni, namun tidak wajib, dan jika dijaankan juga tidak bermanfaat bagi orang tersebut.

Jika seseorang menjalani hidup seperti bhikkhuni, berjuang ke tujuan yang sama layaknya seorang bhikkhuni, namun dia bukan (berstatus) bhikkhuni, apakah vinaya bhikkhuni yang dijalankannya bermanfaat?



menurut pendapat pribadi saya, tidak. sebagai umat awam, menjalankan pancasila dan atthasila (pada hari uposatha) lah yang bermanfaat.
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: bond on 17 December 2009, 12:37:19 PM
[at]  Mr. Bond,
hanya Sammasambuddha yang berwenang membentuk Sangha, dan setelah Sang Buddha menahbiskan bhikkhuni pertama, selanjutnya penahbisan dilakukan oleh bhikkhuni kepada calon bhikkhuni lainnya (baca: bhikkhuni, bukan bhikshuni).

jadi meskipun kita berbelas kasih kepada orang2 yg ingin menjadi bhikkhuni, namun sayang sekali, kita tidak punya wewenang itu, bukan hanya karena kita bukan sammasambuddha, tetapi kita bahkan bukan bhikkhu.


 [at] Kainyn,
"status" juga penting, seorang bhikkhuni wajib menjalankan vinaya bhikkhuni, dan jika dijalankan dengan sempurna akan bermanfaat bagi bhikkhuni tersebut, seorang bukan bhikkhuni boleh saja menjalankan vinaya bhikkhuni, namun tidak wajib, dan jika dijaankan juga tidak bermanfaat bagi orang tersebut.

Benar om Indra kita tidak punya wewenang bahkan bhikkhu pun tidak ada wewenang, ini hanya sekedar berdiskusi. ;D

Nah menurut vinaya adalah harus bhikkhuni yg menahbiskan atau Sang Buddha, nah alasannya adalah karena lineage terputus, kembali ke pertanyaan saya lineage ini berdasarkan tradisi/aliran atau Dhamma dan vinaya.

Jika Dhamma vinaya maka aliran lain boleh menahbiskan sepanjang Dhamma Vinaya dijalankan sesuai maka dan sesuai penelitian masih ada bhikkhuni di tiongkok saat itu dan Sangha bhikkhuni Srilanka yg ditahbiskan di Tiongkok seharusnya menjadi sah dan bisa berlaku untuk generasi seterusnya.

Kalau memang lineagenya harus tradisi atau aliran sejenis ya bisa dimaklumi.

Saya mempertanyakan karena adanya keambiguan alasan, apa sih yg mau dipertahankan? Dhamma dan vinaya atau eksklusivisme aliran?.
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: Indra on 17 December 2009, 12:42:59 PM
[at]  Mr. Bond,
hanya Sammasambuddha yang berwenang membentuk Sangha, dan setelah Sang Buddha menahbiskan bhikkhuni pertama, selanjutnya penahbisan dilakukan oleh bhikkhuni kepada calon bhikkhuni lainnya (baca: bhikkhuni, bukan bhikshuni).

jadi meskipun kita berbelas kasih kepada orang2 yg ingin menjadi bhikkhuni, namun sayang sekali, kita tidak punya wewenang itu, bukan hanya karena kita bukan sammasambuddha, tetapi kita bahkan bukan bhikkhu.


 [at] Kainyn,
"status" juga penting, seorang bhikkhuni wajib menjalankan vinaya bhikkhuni, dan jika dijalankan dengan sempurna akan bermanfaat bagi bhikkhuni tersebut, seorang bukan bhikkhuni boleh saja menjalankan vinaya bhikkhuni, namun tidak wajib, dan jika dijaankan juga tidak bermanfaat bagi orang tersebut.

Benar om Indra kita tidak punya wewenang bahkan bhikkhu pun tidak ada wewenang, ini hanya sekedar berdiskusi. ;D

Nah menurut vinaya adalah harus bhikkhuni yg menahbiskan atau Sang Buddha, nah alasannya adalah karena lineage terputus, kembali ke pertanyaan saya lineage ini berdasarkan tradisi/aliran atau Dhamma dan vinaya.

Jika Dhamma vinaya maka aliran lain boleh menahbiskan sepanjang Dhamma Vinaya dijalankan sesuai maka dan sesuai penelitian masih ada bhikkhuni di tiongkok saat itu dan Sangha bhikkhuni Srilanka yg ditahbiskan di Tiongkok seharusnya menjadi sah dan bisa berlaku untuk generasi seterusnya.

Kalau memang lineagenya harus tradisi atau aliran sejenis ya bisa dimaklumi.

Saya mempertanyakan karena adanya keambiguan alasan, apa sih yg mau dipertahankan? Dhamma dan vinaya atau eksklusivisme aliran?.

mungkin yg dimaksudkan bhikkhuni di tiongkok itu sebenarnya adalah bhikshuni, editorial error. bhikshuni menjalankan dhamma-vinaya yg tidak sama dengan bhikkhuni
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: bond on 17 December 2009, 12:55:00 PM
[at]  Mr. Bond,
hanya Sammasambuddha yang berwenang membentuk Sangha, dan setelah Sang Buddha menahbiskan bhikkhuni pertama, selanjutnya penahbisan dilakukan oleh bhikkhuni kepada calon bhikkhuni lainnya (baca: bhikkhuni, bukan bhikshuni).

jadi meskipun kita berbelas kasih kepada orang2 yg ingin menjadi bhikkhuni, namun sayang sekali, kita tidak punya wewenang itu, bukan hanya karena kita bukan sammasambuddha, tetapi kita bahkan bukan bhikkhu.


 [at] Kainyn,
"status" juga penting, seorang bhikkhuni wajib menjalankan vinaya bhikkhuni, dan jika dijalankan dengan sempurna akan bermanfaat bagi bhikkhuni tersebut, seorang bukan bhikkhuni boleh saja menjalankan vinaya bhikkhuni, namun tidak wajib, dan jika dijaankan juga tidak bermanfaat bagi orang tersebut.

Benar om Indra kita tidak punya wewenang bahkan bhikkhu pun tidak ada wewenang, ini hanya sekedar berdiskusi. ;D

Nah menurut vinaya adalah harus bhikkhuni yg menahbiskan atau Sang Buddha, nah alasannya adalah karena lineage terputus, kembali ke pertanyaan saya lineage ini berdasarkan tradisi/aliran atau Dhamma dan vinaya.

Jika Dhamma vinaya maka aliran lain boleh menahbiskan sepanjang Dhamma Vinaya dijalankan sesuai maka dan sesuai penelitian masih ada bhikkhuni di tiongkok saat itu dan Sangha bhikkhuni Srilanka yg ditahbiskan di Tiongkok seharusnya menjadi sah dan bisa berlaku untuk generasi seterusnya.

Kalau memang lineagenya harus tradisi atau aliran sejenis ya bisa dimaklumi.

Saya mempertanyakan karena adanya keambiguan alasan, apa sih yg mau dipertahankan? Dhamma dan vinaya atau eksklusivisme aliran?.

mungkin yg dimaksudkan bhikkhuni di tiongkok itu sebenarnya adalah bhikshuni, editorial error. bhikshuni menjalankan dhamma-vinaya yg tidak sama dengan bhikkhuni

Ya saya tau bhikksuni yg menjadi aliran mahayana. Hanya dan katanya dari rumpun theravada juga...secara Dhamma saya yakin sama(karena masih fase2 awal) dan secara vinaya di tiongkok kalau tidak salah ada penambahan. Bukan pengurangan , tentu kalau penambahan malah bagus kan. Sama seperti Vinaya bhikkhu Theravada dhutangga juga ada penambahan vinaya yg merupakan pilihan. Yang saya tau vinaya bhiksuni lebih banyak. Apa perbedaan mendasarnya?


Dan yang kedua, kita harus liat vinaya yg terjadi di Tiongkok mengingat situasi, iklim dan kultur berbeda sehingga adanya dan perlunya adaptasi. Apakah hal2 ini telah dikaji dengan seksama. Jika sudah maka adakah referensi yg mendukung?

Sama halnya vinaya STI  ada beberapa adaptasi. _/\_


Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: Indra on 17 December 2009, 01:04:06 PM
[at]  Mr. Bond,
hanya Sammasambuddha yang berwenang membentuk Sangha, dan setelah Sang Buddha menahbiskan bhikkhuni pertama, selanjutnya penahbisan dilakukan oleh bhikkhuni kepada calon bhikkhuni lainnya (baca: bhikkhuni, bukan bhikshuni).

jadi meskipun kita berbelas kasih kepada orang2 yg ingin menjadi bhikkhuni, namun sayang sekali, kita tidak punya wewenang itu, bukan hanya karena kita bukan sammasambuddha, tetapi kita bahkan bukan bhikkhu.


 [at] Kainyn,
"status" juga penting, seorang bhikkhuni wajib menjalankan vinaya bhikkhuni, dan jika dijalankan dengan sempurna akan bermanfaat bagi bhikkhuni tersebut, seorang bukan bhikkhuni boleh saja menjalankan vinaya bhikkhuni, namun tidak wajib, dan jika dijaankan juga tidak bermanfaat bagi orang tersebut.

Benar om Indra kita tidak punya wewenang bahkan bhikkhu pun tidak ada wewenang, ini hanya sekedar berdiskusi. ;D

Nah menurut vinaya adalah harus bhikkhuni yg menahbiskan atau Sang Buddha, nah alasannya adalah karena lineage terputus, kembali ke pertanyaan saya lineage ini berdasarkan tradisi/aliran atau Dhamma dan vinaya.

Jika Dhamma vinaya maka aliran lain boleh menahbiskan sepanjang Dhamma Vinaya dijalankan sesuai maka dan sesuai penelitian masih ada bhikkhuni di tiongkok saat itu dan Sangha bhikkhuni Srilanka yg ditahbiskan di Tiongkok seharusnya menjadi sah dan bisa berlaku untuk generasi seterusnya.

Kalau memang lineagenya harus tradisi atau aliran sejenis ya bisa dimaklumi.

Saya mempertanyakan karena adanya keambiguan alasan, apa sih yg mau dipertahankan? Dhamma dan vinaya atau eksklusivisme aliran?.

mungkin yg dimaksudkan bhikkhuni di tiongkok itu sebenarnya adalah bhikshuni, editorial error. bhikshuni menjalankan dhamma-vinaya yg tidak sama dengan bhikkhuni

Ya saya tau bhikksuni yg menjadi aliran mahayana. Hanya dan katanya dari rumpun theravada juga...secara Dhamma saya yakin sama(karena masih fase2 awal) dan secara vinaya di tiongkok kalau tidak salah ada penambahan. Bukan pengurangan , tentu kalau penambahan malah bagus kan. Sama seperti Vinaya bhikkhu Theravada dhutangga juga ada penambahan vinaya yg merupakan pilihan. Yang saya tau vinaya bhiksuni lebih banyak. Apa perbedaan mendasarnya?


Dan yang kedua, kita harus liat vinaya yg terjadi di Tiongkok mengingat situasi, iklim dan kultur berbeda sehingga adanya dan perlunya adaptasi. Apakah hal2 ini telah dikaji dengan seksama. Jika sudah maka adakah referensi yg mendukung?

Sama halnya vinaya STI  ada beberapa adaptasi. _/\_




saya yakin Sangha yang mengambil keputusan atas persoalan ini tentu sudah melakukan pemeriksaan menyeluruh, dan kita, sebagai umat awam, tidak dapat mengaksesnya.
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: bond on 17 December 2009, 01:30:35 PM
Ok deh kalo gitu om Indra. Tricky Answer ^-^

Kalau mau diakses sih bisa aja...cuma takut melebar kan... ;D

 _/\_
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: willyyandi on 17 December 2009, 10:50:13 PM
Dari sejarah memang ada kaitan antara bhikshuni Mahayana sekarang yang ditahbiskan oleh Bhikkhuni Therawada dulunya. Makanya ada pro kontra sesama bhikkhu Therawada.
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: willyyandi on 22 December 2009, 06:48:12 PM
Surat-surat Bhikkhu Bodhi mengenai Penahbisan Bhikkhuni di Perth

The Buddhist Channel, 11 November 2009

Untuk menghargai saran dari para pembaca kami, dengan ini kami menerbitkan kembali 2 buah surat yang dikirimkan oleh Bhikkhu Bodhi kepada Ajahn Sujato mengenai hal Penahbisan Bhikkhuni di Perth, Australia pada September 2009. Sebagai petunjuk, surat pertama pada tanggal 3 November adalah surat dukungan, tetapi tiga hari kemudian pada tanggal 6 November, Bhikkhu Bodhi memberikan penarikan kembali pernyataannya. Kedua surat-surat itu pertama kali diterbitkan di http://sujato.wordpress.com/

New Jersey, USA – 3 November 2009
Kepada yang Mulia Sujato,

Terima kasih karena telah mengabarkan saya kejadian ini, yaitu sebuah pemberitahuan yang saya secara kebetulan sudah membacanya di internet minggu kemarin, sesaat sebelum saya meninggalkan wihara untuk mengunjungi ayah saya. Tolong sampaikan ucapan selamat saya kepada Ajahn Brahm atas keberanian keputusannya, dan juga terimalah penghargaan saya untuk Anda karena mempelopori perkembangan ini. Juga, jika Anda dapat melakukannya, tolong sampaikan ucapan selamat saya kepada para bhikkhuni baru itu, terutama kepada Ajahn Vayama, teman lama Dhamma saya sejak hari-hari saya di Sri Lanka.

Kemungkinan Ajahn Brahm mulai sekarang akan diperlakukan tidak hormat oleh para bhikkhu dari komunitas Wat Poh Pong. Ini, bagaimanapun, seharusnya tidak mengecilkan hatinya, atau pun Anda, untuk kelangsungan jalan yang sudah Anda mulai dengan membuat keputusan yang penting ini. Kami semua tahu bahwa Anda ada di barisan paling depan. Saya merasa prihatin bahwa para bhikkhu senior dari Barat Wihara WPP tidak maju ke depan untuk membela Anda, khususnya ketika beberapa dari mereka menghadiri konferensi Hamburg dan kelihatannya mendukung posisi kita. Barangkali mereka takut membuat perselisihan internal dan menjadi diasingkan oleh “Tuan Rumah” di Thailand.

Walaupun konsevatif (kolot) di dalam sanggha akan menolak keras dan berusaha menimbulkan halangan-halangan, pergerakan ke depan munculnya secara penuh Sanggha Bhikkhuni Therawada adalah saat ini, Saya percaya, tidak terelakkan di semua negara-negara yang penduduk utamanya Therawada. Saya ingat pada awal tahun 1980-an dan bahkan pada tahun 1990-an, bagaimana kita semua yakin bahwa meremajakan kembali Sanggha Bhikkhuni adalah sebuah ketidakmungkinan yang legal/sah. Namun, seperti Bob Dylan terbiasa menyanyi, “Waktu-waktu mereka adalah sebuah perubahan” Sri Lanka sudah memiliki Sanggha Bhikkhuni yang kuat, yang betapapun belum diakui secara resmi oleh pemerintah atau pemimpin yang berwenang di dalam Sanggha Bhikkhu. Pucuk-pucuk dari Sanggha Bhikkhuni sudah diam-diam berkecambah di Thailand, tepat di bawah hidung para Chao Khuns dan Phra Khrus, walaupun mereka berusaha untuk tidak—atau berpura-pura tidak—memperhatikannya. Mungkin para perempuan di negara-negara Asia Bagian Tenggara lainnya akan segera ditahbiskan secara penuh; barangkali beberapa dari mereka sudah melakukannya. Perempuan Buddhis India dan Nepal sudah menjadi Bhikkhuni, dan di U.S beberapa perempuan Burma telah mengambil langkah ini,  mengingat ketatnya pelanggaran di dalam Myanmar itu sendiri, bahkan dapat dihukum penjara.

Jika para pemimpin dari komunitas monastik Buddhis Asia tidak memberikan lampu hijau untuk penahbisan bhikkhuni, mereka akan menemukan diri mereka sendiri jatuh ketinggalan zaman, teman yang cocok bagi para petinggi (wali gereja) Vatican yang menolak mengijinkan wanita untuk menjadi pendeta. Semoga saja, betapapun, monastik Theravada Asia generasi selanjutnya, memperoleh manfaat dari pendidikan universitas dan dengan demikian sebagai akses cara pemikiran zaman sekarang, akan memotong pada arah yang baru, dimulai oleh bhikkhu semacam Ajahn Brahm dan diri Anda sendiri (sama halnya dengan kemajuan para thera di Sri Lanka). Jika perkembangan itu selesai, Ajahn Brahm dan Anda akan dihormati sebagai pelopor. Jadi, walaupun saat ini Anda mungkin merasa kesepian, terisolasi dan bahkan tersiksa, pusatkanlah di dalam pikiran bahwa semua itu sebenarnya terjadi di setiap bidang – dari filosofi dan religi sampai kepada ilmu seni, politik dan ekonomi – siapa yang tahan menghadapai beban berat dari tradisi-tradisi yang menindas berbagi nasib yang serupa.

Walaupun saya tidak berada di dalam posisi memberi penahbisan, Jika saya ada di posisi tersebut, saya akan memiliki ketidakragu-raguan untuk memberikan penahbisan bhikkhuni kepada para perempuan yang secara tepat memenuhi syarat. Dalam situasi saya, saya merasa senang bahwa setiap tahun saya dapat mengatur pendanaan untuk menyediakan beasiswa bagi bhikkhuni Thailand untuk mengikuti universitas (berbeda-beda setiap tahun). Saya percaya bahwa, di Asia, pendidikan universitas akan memenangkan demi penghormatan para bhikkhuni di tengah-tengah umat awam dan pemikiran ke depan para bhikkhu, dan ini akan memberikan beban lebih berat kepada aspirasi-aspirasi mereka untuk pengakuan penuh oleh teman laki-laki sebaya mereka yang senior.

Dengan kasih sayang dan berkat Dhamma,
Ven. Bhikkhu Bodhi
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: willyyandi on 22 December 2009, 06:48:36 PM
6 November 2009
Kepada yang Mulia Sujato

Selama beberapa hari yang lalu saya memperoleh informasi lebih mengenai latar belakang penahbisan bhikkhuni di Perth dibandingkan dengan apa yang sudah saya ketahui minggu kemarin, pada saat saya menuliskan surat ucapan selamat.  Informasi yang baru saja saya terima ini telah memberikan saya gambaran lebih jelas dan lengkap mengenai implikasi penahbisan itu.
Waktu saya mengira Ajahn Brahm dan Anda akan diasingkan oleh banyaknya sanggha Wat Poh Pong  (WPP), pada saat menulis itu saya tidak menyadari bahwa hubungan antara komunitas monastik dan di antara para bhikkhu individual yang membentuk tradisi ini seketat dan seguyup persis mereka adanya. Mengingat pengetahuan saya yang baru saja, mengenai cara upacara tradisi ini, saya terpaksa untuk merevisi pendapat yang saya utarakan dalam surat yang saya kirim minggu lalu dan saya setujui untuk dipasang di website Anda. Saya akan menghargainya jika Anda akan juga memempatkan surat ini pada website yang sama untuk mengenapkan penilaian saya mengenai penahbisan itu.
Pertama-tama saya ingin menegaskan dengan jelas benar bahwa pada prinsipnya saya secara penuh mendukung penahbisan bhikkhuni. Saya menghormati para perempuan yang menjalani penahbisan ini, baik dari garis sisilah berbaris dari apa yang katanya “Negara-negara Mahayana” ataukah dari bhikkhuni-bhikkhuni Therawada yang baru saja muncul, sebagai bhikkhuni yang ditahbiskan secara sah, berhak secara penuh berpartisipasi  di dalam aturan sanggha yang ditentukan untuk mereka di dalam winaya. Saya juga percaya bahwa pemulihan skala penuh Sanggha Bhikkhuni dan penerimaan yang sesungguhnya oleh Bhikkhu Sanggha adalah penting sekali bagi tradisi Therawada pada masa kita.
Pada waktu yang bersamaan, bagaimanapun, mengingat bahwa struktur komunal dalam Sanggha WPP dan hubungan dekat antara para kepala dari wihara-wihara termasuk di dalam tradisi ini, saya secara menyesal terpaksa sudah pada kesimpulan bahwa Ajahn Brahm dan Anda melakukan kesalahan karena mengerjakannya dengan terburu-buru dan dengan cara rahasia dalam memimpin penahbisan itu. Menurut pendapat saya, mengingat bahwa pada kenyataannya Ajahn Brahm sudah menjadi anggota yang penting dan banyak dihormati oleh anggota komunitas ini. Ia seharusnya mendiskusikan masalah ini secara terbuka dan keseluruhan pada sebuah pertemuan dengan semua wakil-wakil tokoh, dan secara sabar berusaha membujuk mereka dengan ilmu persuasi. Anda mungkin keberatan bahwa ia (dan Anda sendiri) sudah berusaha melakukan itu selama bertahun-tahun tanpa keberhasilan, tetapi saya tidak yakin bahwa sudah tidak ada kemajuan yang besar pada area ini. Jangan lupa bahwa beberapa kepala wihara Eropa dan siladhara menghadiri konferensi di Hamburg, yang mana dengan sendirinya menandai langkah ke depan yang berarti. Selanjutnya, dan khususnya, pertemuan dunia kepala wihara “a World Abbots’ Meeting” dijadwalkan akan diadakan di Wihara Bodhinyana bulan Desember, dengan pesoalan bhikkhuni ditempatkan pada tempat utama di agenda. Anda akan hanya perlu menunggu dengan sabar enam minggu lagi untuk membawa persoalan itu ke depan.
Saya percaya, bahkan jika kalian berdua sudah merasa penahbisan bhikkhuni yang mendesak itu sudah mencapai pada “titik ujung”, pertemuan pada bulan Desember akan sudah membantu sebagai kejadian yang tepat sekali untuk menekankan kepada keputusan akhir. Bahkan jika Anda merasa pesimis bahwa pertemuan akan berhasil dengan baik, ini masih dapat membantu sebagai dasar percobaan akhir. Jika, pada pertemuan itu, kepala-kepala wihara sudah menyetujui penahbisan bhikkhuni, setidaknya untuk Australia Barat, Anda sudah akan bebas mengatur penahbisan dalam keadaan rukun dengan sekumpulan sanggha WPP (setidaknya cabang-cabang Internasional) dan demikian perasaan-perasaan sakit hati sudah akan diminimalkan. Jika, pada sisi lain, usulan untuk memimpin penahbisan bhikkhuni dengan mutlak ditolak. Ajahn Brahm sudah dapat membuat pilihan yang pantas. Dia juga sudah dapat memutuskan untuk menarik diri dari jaringan WPP dan mengatur penahbisan sebagai bhikkhu tertua yang memilik otonomi secara penuh; atau kalau tidak, sementara masih termasuk dalam Sanggha WPP, dia sudah dapat memimpin penahbisan menentang keputusan yang umum dan beresiko dikucilkan. Pada kejadian seperti itu, setidaknya, keputusan untuk meneruskan penahbisan bhikkhuni akan sudah terang-terangan dan setelah usaha terakhir dalam meyakinkan/persuasif sudah gagal. Menunggu 6 minggu lagi, dan persoalan akan sudah dapat diputuskan oleh pemilihan sederhana yang baik dan buruk. Karena itu adanya, dengan memimpin penahbisan secara rahasia, tanpa memberikan kepedulian yang cukup kepada pendapat-pendapat dan perasaan-perasaan orang lain dengan tradisinya , dia sudah menyebabkan permisahan, perkelahian dan rasa sakit yang mana dengan lebih hati-hati, mungkin dapat dihindari atau setidaknya dikurangi.
Pendapat yang saya utarakan di sini adalah secara penuh sesuai dengan kualifikasi-kualifikasi yang saya buat dalam versi lengkap dari presentasi saya di Hamburg, yang mana saya akan sebutkan sebagai lampiran untuk surat ini. Tolong pastikan bahwa, sementara saya mengutarakan keberatan ini mengenai cara Ajahn Brahm bertidak dalam urusan ini, saya masih memberikan dia dukungan moral sebesar saya mendukung kembali penahbisan bhikkhuni di dalam tradisi Therawada. (Sati)

http://www.buddhistchannel.tv/index.php?id=70,8683,0,0,1,0
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: adi lim on 30 December 2009, 05:57:56 AM
yah..tidak menjadi bhikkhu/pertapa..bisa menjadi buddha (dari 3 jenis buddha), tp yg jelas kemungkinannya sangat amat kecil untuk menjadi buddha di kehidupan skrg

untuk Sammasambuddha & Pacceka Buddha sudah pasti TIDAK, [-X
Savaka Buddha (Arahat) ! susah ................. !
apalagi umat/manusia yang tidak mengenal Buddha Dhamma untuk mencapai Arahat pada kehidupan ini, coba renungkan sendiri bisa atau tidak ! ^:)^

 _/\_
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: kusalaputto on 30 December 2009, 11:22:03 AM
yah..tidak menjadi bhikkhu/pertapa..bisa menjadi buddha (dari 3 jenis buddha), tp yg jelas kemungkinannya sangat amat kecil untuk menjadi buddha di kehidupan skrg
coba yuk!!!! latihan vipasanan terus !!! sapa tahu jd arahat heheh

untuk Sammasambuddha & Pacceka Buddha sudah pasti TIDAK, [-X
Savaka Buddha (Arahat) ! susah ................. !
apalagi umat/manusia yang tidak mengenal Buddha Dhamma untuk mencapai Arahat pada kehidupan ini, coba renungkan sendiri bisa atau tidak ! ^:)^

 _/\_
coba yukk!!! kita meditasi vipasana terus aja sapa tau jd arahat hehehe :))
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: markosprawira on 30 December 2009, 12:02:20 PM
arahat sih bisa aja kok, selama anda terlahir sebagai tihetuka puggala.....
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: kusalaputto on 30 December 2009, 01:46:47 PM
kitakan masih dwihetuka kan bisa naek jadi tihetuka. mang dwihetuka ga bs jd arahat ya? wkt bahas arya puggala g gamsk kelas  :-[
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: williamhalim on 31 December 2009, 12:24:35 PM

Kalau memang tidak boleh juga, apa boleh buat, kasian juga jadi cewek... ;D _/\_



satu lagi:

seorang Sammasambuddha tidak mungkin cewek...  <-- cmiiw

::
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: GandalfTheElder on 31 December 2009, 12:34:06 PM
Quote
seorang Sammasambuddha tidak mungkin cewek...  <-- cmiiw

Seorang Samyaksambuddha bisa aja cewek, walaupun memang jarang sekali...

Ini perbedaan Thera dan Maha.

 _/\_
The Siddha Wanderer
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: williamhalim on 31 December 2009, 12:49:51 PM
Quote
seorang Sammasambuddha tidak mungkin cewek...  <-- cmiiw

Seorang Samyaksambuddha bisa aja cewek, walaupun memang jarang sekali...

Ini perbedaan Thera dan Maha.

 _/\_
The Siddha Wanderer

Trims infonya Bro Gandalf.

Disamping perbedaan2 lainnya (penambahan vinaya, soal vegetarian, ritual, dll) ternyata Theravada dan Mahayana mempunyai perbedaan lain yg cukup unik, yakni soal status wanita. Kali ini Theravada terkesan lebih ketat: sangha wanita sudah terputus dan sammasambuddha tidak mungkin seorang wanita, sementara Mahayana lebih menerimanya.

Saya tidak tau apakah perbedaan ini terkait perjalanan waktu perkembangannya dan / atau pengaruh budaya di tempat perkembangan masing2?

::
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: GandalfTheElder on 31 December 2009, 01:44:13 PM
Quote
Disamping perbedaan2 lainnya (penambahan vinaya, soal vegetarian, ritual, dll) ternyata Theravada dan Mahayana mempunyai perbedaan lain yg cukup unik, yakni soal status wanita. Kali ini Theravada terkesan lebih ketat: sangha wanita sudah terputus dan sammasambuddha tidak mungkin seorang wanita, sementara Mahayana lebih menerimanya.

Saya tidak tau apakah perbedaan ini terkait perjalanan waktu perkembangannya dan / atau pengaruh budaya di tempat perkembangan masing2?

Secara sejarah, tampaknya memang ada pengaruh budaya di tempat perkembangan masing-masing, baik itu Thera maupun Maha, pengaruh perjalanan waktu mungkin juga ada.

Namun karena sama-sama diYAKINi [FAITH] sebagai sabda Sang Buddha, maka mana mungkin ada pengaruh budaya atau pengaruh perjalanan waktu perkembangan?

Yang ada sebenarnya Sang Buddha (Pengetahu Segenap Alam) jauh sebelumnya telah mengetahui budaya apa saja yang ada di dunia dan bagaimana perkembangannya di masa depan, maka dari itu Beliau terlebih dahulu memberikan ajaran yang dapat diterima oleh perkembangan zaman dan budaya apapun yang tidak bertentangan dengan inti ajaran Beliau. Ini adalah upaya kausalya.

 _/\_
The Siddha Wanderer
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: kullatiro on 31 December 2009, 04:58:35 PM
paling gampang tanya sama Arya Maha Kassapa toh tinggal cari tempat meditasinya.
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: Jerry on 03 January 2010, 04:34:26 AM
 [at] Bro Gandalf

Lucunya dalam Tipitaka juga Sang Buddha mengatakan bahwa mereka yg mengatakan bahwa setiap saat pengetahuan selalu muncul pada dirinya melalui 6 indra adalah tidak mewakili apa yg beliau ucapkan, bahwa mereka telah "memfitnah"nya. Tetapi beliau mengetahui apapun itu jika dan hanya jika beliau mengarahkan pikirannya pada hal tsb. Jadi apakah beliau tahu bahwa bagaimana cara membuat sebuah CPU? Apakah di masa depan di Hiroshima dan Nagasaki akan dijatuhkan Bom Atom yg di dalamnya beberapa kuil buddhis menjadi rusak? Apakah beliau akan tahu bahwa ada budaya vegetarian di masa depan oleh beberapa "buddhis" yg melibatkan pembuatan maknanan melalui tepung menyerupai daging?
Itu semua bagian dr sebuah pengertian yg timbul berdasarkan perenungan yg tidak seksama, terhadap 4KM dan terhadap ajaran Sang Buddha. Ayo Bro.. bongkar bangkir Agama Sanskrit. Seharusnya Sutra tsb ada juga sbgmn ada di Nikaya Pali.
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: Metto on 06 January 2010, 12:22:59 PM
Secara garis silsilah dan tradisi Theravada diakui bahwa penahbisan bhikkhuni sudah tidak mungkin dilakukan karena terputusnya generasi para bhikkhuni akhirnya silsilah terputus, dengan alasan demikian, tindakan untuk menolak penahbisan bhikkhuni secara theravada itu hal yang beralasan dan masuk akal. Tapi disisi, upaya untuk menghidupkan kembali silsilah bhikkhuni theravada juga bukan hal yang bertentangan dengan semangat Buddha. sehingga dalam menyikapi tindakan Ajahn Bram cs, perlu melihat lebih jauh tentang latar belakahnya, tujuan mendasar, pengaruh terhadap agama buddha, masyarakat dan segi-segi lain, jangan hanya dari satu sudut pandang........
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: kusalaputto on 06 January 2010, 12:47:58 PM
ngomong - ngomong ajahn bram kena akusala garuka kamma ga ya??? memecah belah sangha
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: Tekkss Katsuo on 06 January 2010, 01:00:31 PM
^
welehhhhhhhhh,,, segitu beratnya??? tp kalo Beliau nga punya niat aapa jg terkena???? niat beliau kan bukan memecah?
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: kusalaputto on 06 January 2010, 01:18:18 PM
mungkin ajahn bram tidak berniat memecah belah sangha tapi dia tentunya tahu donk klo dia menahbiskan bhikkhuni akan menimbulkan pro n kontra yang bisa menyebabkan berbeda pandangan. n terjadi perpecahan jgn sampe d tambah lagi nt keluar dr tradisi theravada n mendirikan aliran bram lg ;D ;D ;D wah devadata versi modern ni :o :o :o
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: Tekkss Katsuo on 06 January 2010, 02:41:33 PM
^
sembarangan aja.  ;D :hammer:

yaaa tp nga tao jg, liat kelanjutannya larrr..
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: luis on 06 January 2010, 03:14:04 PM
Update terakhir dari Ajahn Brahm, situasinya udah cool down koq. Beberapa minggu yang lalu, beliau bertemu langsung dengan kepala Sangha Thailand, dan percakapan berlangsung sangat friendly. Kedua pihak sudah lebih bisa untuk saling memahami setelah keadaan menjadi lebih dingin. Kepala Sangha Thailand memberi pesan kepada Ajahn Brahm yaitu "just don't hate".

Ajahn Brahm bilang, ini seperti suami istri dalam kehidupan rumah tangga yang kadang2 berantem dan beda pendapat, pada akhirnya setelah situasi lebih tenang akan saling rujuk dan saling memahami satu sama lain.

Lagipula, dari awal mula Ajahn Brahm tidak pernah dikeluarkan dari Sangha Theravada koq. Excommunication ini cuma berarti Ajahn Brahm dan viharanya tidak lagi dicantumkan sebagai cabang dari Wat Pah Pong (kelompok Sangha tradisi Ajahn Chah), tetapi tidak pernah beliau dikeluarkan dari Sangha Theravada atau mendirikan Sangha sendiri.

Semoga semua makhluk berbahagia.

Mettacittena,
Luis
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 06 January 2010, 03:14:25 PM
Quote
ngomong - ngomong ajahn bram kena akusala garuka kamma ga ya??? memecah belah sangha
gak lar, salah satu pasalnya adalah ybs tahu di pihak yang salah.
lah ini aja masih diperdebatkan, masing-masing merasa benar dengan interpretasi sendiri
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: Mr.Jhonz on 06 January 2010, 08:55:44 PM
Ikut nimbrung dunk..
Gw ga ngikutin dr awal diskusi ini..
Tapi baru baca buku 'Pertanyaan seputar bhikkuni
tanya jawab dengan Ajahn Brahm'
diterbitkan oleh persaudaraan Bhikkuni Theravada Indonesia
transkrip lengkapnya interview dengan Ajahn Brahm http://www.bhikkhuni.net/library.htm/

semoga bermanfaat ;D
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: kusalaputto on 07 January 2010, 10:55:11 AM
Ikut nimbrung dunk..
Gw ga ngikutin dr awal diskusi ini..
Tapi baru baca buku 'Pertanyaan seputar bhikkuni
tanya jawab dengan Ajahn Brahm'
diterbitkan oleh persaudaraan Bhikkuni Theravada Indonesia
transkrip lengkapnya interview dengan Ajahn Brahm http://www.bhikkhuni.net/library.htm/

semoga bermanfaat ;D
loh emang d indo ada bhikkhuni teravada ??? ??? ???
trus  web nya kok ga bs d buka y? ada slh tulis ga?
yg g tahu bhikkhuni cm ada d srilangka(tdk diakui) n d australia(by ajahn bram). soalnya d teravada generasi bhikkhuni da punah
klo sangha bikuni(mahayana) emang ada kan beda.
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: kusalaputto on 07 January 2010, 10:57:22 AM
trus kenapa ya sangha bhikkhu(theravada) n sangha bikuni(mahayana) ga bekerja sama supaya bisa menahbiskan bhikkhuni theravada ???
kawin silang gitu loh ;D ;D :hammer: bisa ga ya ???
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: Riky_dave on 07 January 2010, 11:17:50 AM
ngomong - ngomong ajahn bram kena akusala garuka kamma ga ya??? memecah belah sangha
bukankah sangha telah terpecah?
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: Riky_dave on 07 January 2010, 11:18:27 AM
trus kenapa ya sangha bhikkhu(theravada) n sangha bikuni(mahayana) ga bekerja sama supaya bisa menahbiskan bhikkhuni theravada ???
kawin silang gitu loh ;D ;D :hammer: bisa ga ya ???
rasanya ajarannya sudah beda?
Sila didalam tradisi Mahayana sama akah dengan sila di tradisi Theravada?
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: Nevada on 07 January 2010, 11:25:25 AM
trus kenapa ya sangha bhikkhu(theravada) n sangha bikuni(mahayana) ga bekerja sama supaya bisa menahbiskan bhikkhuni theravada ???
kawin silang gitu loh ;D ;D :hammer: bisa ga ya ???
rasanya ajarannya sudah beda?
Sila didalam tradisi Mahayana sama akah dengan sila di tradisi Theravada?

Mungkin lebih tepatnya, vinaya di antara keduanya berbeda.

Dalam Aliran Theravada, penahbisan bhikkhuni harus dilakukan oleh seorang bhikkhu. Selain itu, karena Sangha Bhikkhuni sudah tidak ada; maka untuk membentuknya kembali butuh pengesahan langsung oleh seorang Sammasambuddha. Bukannya membentuk silsilah Sangha Bhikkhuni baru melalui silsilah tradisi lain.
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: Riky_dave on 07 January 2010, 11:30:09 AM
saya tidak mau ikut campur terlalu jauh, karena sebenarnya ini bukan hak umat awam, dan baiknya diputuskan oleh sangha.
masing-masing pihak tentu punya dasar pemikiran sendiri.
pembahasan terus menerus dalam masalah ini menurut saya tidak membawa manfaat, malah cenderung menambah karma buruk saya pribadi.

tapi saya pribadi cenderung mengikuti kesepakatan sebagian besar bhikkhu sangha, ditambah lagi para guru-guru meditasi besar yang lebih cenderung ke status quo, yaitu penahbisan bhikkhuni sudah tidak bisa dilakukan lagi.
perlu dicatat bahwa yang mengkucilkan ajahn brahm adalah kelompok mayoritas yang berdiri di bawah bimbingan ajahn chah.

karena masalah diskusi yang berkembang di luar negri bahkan sudah menjurus kepada tuduhan perpecahan sangha, dan hal ini menurut saya bukan hal yang baik untuk didiskusikan. perlu diingat, bahwa sanghabheda adalah salah satu dari akusala garuka kamma, yang sangat-sangat-sangat-sangat serius.

saya boleh tahu,dimana letak perpecahan sanghanya?
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: Riky_dave on 07 January 2010, 11:31:37 AM
trus kenapa ya sangha bhikkhu(theravada) n sangha bikuni(mahayana) ga bekerja sama supaya bisa menahbiskan bhikkhuni theravada ???
kawin silang gitu loh ;D ;D :hammer: bisa ga ya ???
rasanya ajarannya sudah beda?
Sila didalam tradisi Mahayana sama akah dengan sila di tradisi Theravada?

Mungkin lebih tepatnya, vinaya di antara keduanya berbeda.

Dalam Aliran Theravada, penahbisan bhikkhuni harus dilakukan oleh seorang bhikkhu. Selain itu, karena Sangha Bhikkhuni sudah tidak ada; maka untuk membentuknya kembali butuh pengesahan langsung oleh seorang Sammasambuddha. Bukannya membentuk silsilah Sangha Bhikkhuni baru melalui silsilah tradisi lain.

Alasannya?
dulu,ada kah diceritakan didalam Tipitaka kapan silsilah Bhikkhuni itu lenyap?
adakah khotbah2 Sang Buddha yang berhubungan dengan kasus ini?
Saya rasa sungguh disayangkan....
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: Riky_dave on 07 January 2010, 11:33:59 AM
saya tidak mau ikut campur terlalu jauh, karena sebenarnya ini bukan hak umat awam, dan baiknya diputuskan oleh sangha.
masing-masing pihak tentu punya dasar pemikiran sendiri.
pembahasan terus menerus dalam masalah ini menurut saya tidak membawa manfaat, malah cenderung menambah karma buruk saya pribadi.

tapi saya pribadi cenderung mengikuti kesepakatan sebagian besar bhikkhu sangha, ditambah lagi para guru-guru meditasi besar yang lebih cenderung ke status quo, yaitu penahbisan bhikkhuni sudah tidak bisa dilakukan lagi.
perlu dicatat bahwa yang mengkucilkan ajahn brahm adalah kelompok mayoritas yang berdiri di bawah bimbingan ajahn chah.

karena masalah diskusi yang berkembang di luar negri bahkan sudah menjurus kepada tuduhan perpecahan sangha, dan hal ini menurut saya bukan hal yang baik untuk didiskusikan. perlu diingat, bahwa sanghabheda adalah salah satu dari akusala garuka kamma, yang sangat-sangat-sangat-sangat serius.

standartnya apa?
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: Riky_dave on 07 January 2010, 11:35:35 AM
mendukungnya hanya sebatas, "gue dukung loe, asalkan bukan gue yg lakuin"

ini juga masuk akal..bagaimana para bhikkhu yang cukup ternama takut untuk mendukung secara terbuka?
apakah ini grey area?
atau?
bagaimana mereka yang telah belajar Tipitaka,tidak bisa menemukan solusi untuk hal ini?
Bagaimana bisa disebut dengan perpecahan Sangha?Sangha yang dimaksud Sangha apa?
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: Nevada on 07 January 2010, 11:38:57 AM
trus kenapa ya sangha bhikkhu(theravada) n sangha bikuni(mahayana) ga bekerja sama supaya bisa menahbiskan bhikkhuni theravada ???
kawin silang gitu loh ;D ;D :hammer: bisa ga ya ???
rasanya ajarannya sudah beda?
Sila didalam tradisi Mahayana sama akah dengan sila di tradisi Theravada?

Mungkin lebih tepatnya, vinaya di antara keduanya berbeda.

Dalam Aliran Theravada, penahbisan bhikkhuni harus dilakukan oleh seorang bhikkhu. Selain itu, karena Sangha Bhikkhuni sudah tidak ada; maka untuk membentuknya kembali butuh pengesahan langsung oleh seorang Sammasambuddha. Bukannya membentuk silsilah Sangha Bhikkhuni baru melalui silsilah tradisi lain.

Alasannya?
dulu,ada kah diceritakan didalam Tipitaka kapan silsilah Bhikkhuni itu lenyap?
adakah khotbah2 Sang Buddha yang berhubungan dengan kasus ini?
Saya rasa sungguh disayangkan....

Sangha berdiri sejak Sang Buddha menahbiskan 5 petapa di Taman Rusa Isipathana, Benares. Syarat minimal Sangha untuk dapat berdiri adalah 5 orang. Yang pertama kali berdiri adalah Sangha Bhikkhu.

Kemudian suatu masa; Maha Pajapati Gotami, Yasodhara, dan sejumlah besar wanita Sakya memohon penahbisan sebagai bhikkhuni. Jumlah mereka lebih dari 5 orang, yang tentu saja syarat untuk berdirinya Sangha Bhikkhuni terpenuhi.

Ketika populasi Sangha habis, maka Sangha dinyatakan sebagai "punah". Aliran Theravada adalah Aliran Buddhis yang sangat kuat memegang Disiplin (Vinaya). Seperti yang pernah disabdakan Buddha Gotama sendiri, bahwa kelangsungan Dhamma itu sangat bergantung dari kesetiaan pada Disiplin (Vinaya); dan Dhamma sendiri juga menyokong kesetiaan pada Vinaya. Karena Sangha Bhikkhuni sudah punah dan tidak ada Sammasambuddha (Buddha Gotama), maka tidak ada seorang pun yang berhak mendirikan kembali Sangha Bhikkhuni. Ini poin krusial tradisi Theravada.

Sama saja bila kelak semua bhikkhu dibunuh dari muka bumi. Kelak jika Sangha Bhikkhu juga punah, secara tradisi Theravada, Sangha Bhikkhu tidak bisa didirikan lagi. Kalau ada yang mau menjadi bhikkhu dengan kepala botak, jubah kuning, dan membawa mangkuk; itu boleh-boleh saja. Tapi orang itu tidak akan disahkan sebagai anggota Sangha; karena Sangha memang sudah tidak ada.

Sebenarnya hanya itu saja.
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: kusalaputto on 07 January 2010, 11:49:06 AM
trus kenapa ya sangha bhikkhu(theravada) n sangha bikuni(mahayana) ga bekerja sama supaya bisa menahbiskan bhikkhuni theravada ???
kawin silang gitu loh ;D ;D :hammer: bisa ga ya ???
rasanya ajarannya sudah beda?
Sila didalam tradisi Mahayana sama akah dengan sila di tradisi Theravada?

Mungkin lebih tepatnya, vinaya di antara keduanya berbeda.

Dalam Aliran Theravada, penahbisan bhikkhuni harus dilakukan oleh seorang bhikkhu. Selain itu, karena Sangha Bhikkhuni sudah tidak ada; maka untuk membentuknya kembali butuh pengesahan langsung oleh seorang Sammasambuddha. Bukannya membentuk silsilah Sangha Bhikkhuni baru melalui silsilah tradisi lain.
bro yg d bold emang ada vinayanya ya??? mst sammasambuddha lg kan lama musti tunggu ajaran sang budha hilang
trus kenapa ya sangha bhikkhu(theravada) n sangha bikuni(mahayana) ga bekerja sama supaya bisa menahbiskan bhikkhuni theravada ???
kawin silang gitu loh ;D ;D :hammer: bisa ga ya ???
rasanya ajarannya sudah beda?
Sila didalam tradisi Mahayana sama akah dengan sila di tradisi Theravada?

Mungkin lebih tepatnya, vinaya di antara keduanya berbeda.

Dalam Aliran Theravada, penahbisan bhikkhuni harus dilakukan oleh seorang bhikkhu. Selain itu, karena Sangha Bhikkhuni sudah tidak ada; maka untuk membentuknya kembali butuh pengesahan langsung oleh seorang Sammasambuddha. Bukannya membentuk silsilah Sangha Bhikkhuni baru melalui silsilah tradisi lain.

Alasannya?
dulu,ada kah diceritakan didalam Tipitaka kapan silsilah Bhikkhuni itu lenyap?
adakah khotbah2 Sang Buddha yang berhubungan dengan kasus ini?
Saya rasa sungguh disayangkan....
demikian lah yang telah kudengar dr teman2 ;D kenapa sanggha bhikkhni punah karena dalam vinaya bhikkhuni ada peraturan bahwa bhikkhuni tidak boleh tinggal di hutan n harus tinggal d kota di sebabkan ketika tinggal d hutan ada bhikkhuni yang di perkosa(bejat bener).
nah pada masa pemerintahan setelah raja asoka ada raja(lupa namanya) yg menghancurkan agama buddha dan membunuh semua bhikkhu n bhikkhuni, maka para bhikkhu lari kedalam hutan utk sembunyi tapi bhikkhuni tidak bisa karena ada vinaya d atas jadi habislah semua bhikkhuni theravada di bantai oleh sang raja. mungkin sesepuh dc ada yg bisa membantu memberi keterangan tipitakanya
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: Riky_dave on 07 January 2010, 11:53:57 AM
trus kenapa ya sangha bhikkhu(theravada) n sangha bikuni(mahayana) ga bekerja sama supaya bisa menahbiskan bhikkhuni theravada ???
kawin silang gitu loh ;D ;D :hammer: bisa ga ya ???
rasanya ajarannya sudah beda?
Sila didalam tradisi Mahayana sama akah dengan sila di tradisi Theravada?

Mungkin lebih tepatnya, vinaya di antara keduanya berbeda.

Dalam Aliran Theravada, penahbisan bhikkhuni harus dilakukan oleh seorang bhikkhu. Selain itu, karena Sangha Bhikkhuni sudah tidak ada; maka untuk membentuknya kembali butuh pengesahan langsung oleh seorang Sammasambuddha. Bukannya membentuk silsilah Sangha Bhikkhuni baru melalui silsilah tradisi lain.

Alasannya?
dulu,ada kah diceritakan didalam Tipitaka kapan silsilah Bhikkhuni itu lenyap?
adakah khotbah2 Sang Buddha yang berhubungan dengan kasus ini?
Saya rasa sungguh disayangkan....

Sangha berdiri sejak Sang Buddha menahbiskan 5 petapa di Taman Rusa Isipathana, Benares. Syarat minimal Sangha untuk dapat berdiri adalah 5 orang. Yang pertama kali berdiri adalah Sangha Bhikkhu.

Kemudian suatu masa; Maha Pajapati Gotami, Yasodhara, dan sejumlah besar wanita Sakya memohon penahbisan sebagai bhikkhuni. Jumlah mereka lebih dari 5 orang, yang tentu saja syarat untuk berdirinya Sangha Bhikkhuni terpenuhi.

Ketika populasi Sangha habis, maka Sangha dinyatakan sebagai "punah". Aliran Theravada adalah Aliran Buddhis yang sangat kuat memegang Disiplin (Vinaya). Seperti yang pernah disabdakan Buddha Gotama sendiri, bahwa kelangsungan Dhamma itu sangat bergantung dari kesetiaan pada Disiplin (Vinaya); dan Dhamma sendiri juga menyokong kesetiaan pada Vinaya. Karena Sangha Bhikkhuni sudah punah dan tidak ada Sammasambuddha (Buddha Gotama), maka tidak ada seorang pun yang berhak mendirikan kembali Sangha Bhikkhuni. Ini poin krusial tradisi Theravada.

Sama saja bila kelak semua bhikkhu dibunuh dari muka bumi. Kelak jika Sangha Bhikkhu juga punah, secara tradisi Theravada, Sangha Bhikkhu tidak bisa didirikan lagi. Kalau ada yang mau menjadi bhikkhu dengan kepala botak, jubah kuning, dan membawa mangkuk; itu boleh-boleh saja. Tapi orang itu tidak akan disahkan sebagai anggota Sangha; karena Sangha memang sudah tidak ada.

Sebenarnya hanya itu saja.

Bagaimana kalau menghidupkan kembali Sangha Bhikkhuni dengan Sangha Bhikkhu yang telah ada?Dimana letak "khotbah" Sang Buddha yang menegaskan bahwa sangha yang "punah" tidak bisa "ditabiskan" kembali?
boleh minta referensinya untuk di didiskusikan?
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: Nevada on 07 January 2010, 11:57:40 AM
trus kenapa ya sangha bhikkhu(theravada) n sangha bikuni(mahayana) ga bekerja sama supaya bisa menahbiskan bhikkhuni theravada ???
kawin silang gitu loh ;D ;D :hammer: bisa ga ya ???
rasanya ajarannya sudah beda?
Sila didalam tradisi Mahayana sama akah dengan sila di tradisi Theravada?

Mungkin lebih tepatnya, vinaya di antara keduanya berbeda.

Dalam Aliran Theravada, penahbisan bhikkhuni harus dilakukan oleh seorang bhikkhu. Selain itu, karena Sangha Bhikkhuni sudah tidak ada; maka untuk membentuknya kembali butuh pengesahan langsung oleh seorang Sammasambuddha. Bukannya membentuk silsilah Sangha Bhikkhuni baru melalui silsilah tradisi lain.
bro yg d bold emang ada vinayanya ya??? mst sammasambuddha lg kan lama musti tunggu ajaran sang budha hilang

Saya kurang ingat di mana letak persis pernyataan itu tercantum dalam Vinaya. Tapi yang hendak disampaikan memang => "Hanya Sammasambuddha yang berhak mendirikan Sangha".

Kalau tidak ada vinaya seperti itu, sangat riskan untuk berdirinya "Sangha sesat". Coba bayangkan, misalnya ada seorang bhikkhu palsu yang berniat mendirikan sangha seenaknya. Bukankah ini sangat beresiko?

Saya secara pribadi mendukung Ajahn Brahmavamso untuk mendirikan Sangha Bhikkhuni, meski saya menilai tindakan beliau adalah salah di depan Vinaya. Mungkin beliau sudah sadar konsekuensinya, kalau dirinya akan mendapat banyak kecaman karena melawan ketetapan tradisi Theravada. Beliau adalah seorang bhikkhu yang baik. Namun di samping itu, saya sendiri meragukan kelangsungan Sangha Bhikkhuni yang didirikannya itu.
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: Riky_dave on 07 January 2010, 12:00:42 PM
trus kenapa ya sangha bhikkhu(theravada) n sangha bikuni(mahayana) ga bekerja sama supaya bisa menahbiskan bhikkhuni theravada ???
kawin silang gitu loh ;D ;D :hammer: bisa ga ya ???
rasanya ajarannya sudah beda?
Sila didalam tradisi Mahayana sama akah dengan sila di tradisi Theravada?

Mungkin lebih tepatnya, vinaya di antara keduanya berbeda.

Dalam Aliran Theravada, penahbisan bhikkhuni harus dilakukan oleh seorang bhikkhu. Selain itu, karena Sangha Bhikkhuni sudah tidak ada; maka untuk membentuknya kembali butuh pengesahan langsung oleh seorang Sammasambuddha. Bukannya membentuk silsilah Sangha Bhikkhuni baru melalui silsilah tradisi lain.
bro yg d bold emang ada vinayanya ya??? mst sammasambuddha lg kan lama musti tunggu ajaran sang budha hilang
trus kenapa ya sangha bhikkhu(theravada) n sangha bikuni(mahayana) ga bekerja sama supaya bisa menahbiskan bhikkhuni theravada ???
kawin silang gitu loh ;D ;D :hammer: bisa ga ya ???
rasanya ajarannya sudah beda?
Sila didalam tradisi Mahayana sama akah dengan sila di tradisi Theravada?

Mungkin lebih tepatnya, vinaya di antara keduanya berbeda.

Dalam Aliran Theravada, penahbisan bhikkhuni harus dilakukan oleh seorang bhikkhu. Selain itu, karena Sangha Bhikkhuni sudah tidak ada; maka untuk membentuknya kembali butuh pengesahan langsung oleh seorang Sammasambuddha. Bukannya membentuk silsilah Sangha Bhikkhuni baru melalui silsilah tradisi lain.

Alasannya?
dulu,ada kah diceritakan didalam Tipitaka kapan silsilah Bhikkhuni itu lenyap?
adakah khotbah2 Sang Buddha yang berhubungan dengan kasus ini?
Saya rasa sungguh disayangkan....
demikian lah yang telah kudengar dr teman2 ;D kenapa sanggha bhikkhni punah karena dalam vinaya bhikkhuni ada peraturan bahwa bhikkhuni tidak boleh tinggal di hutan n harus tinggal d kota di sebabkan ketika tinggal d hutan ada bhikkhuni yang di perkosa(bejat bener).
nah pada masa pemerintahan setelah raja asoka ada raja(lupa namanya) yg menghancurkan agama buddha dan membunuh semua bhikkhu n bhikkhuni, maka para bhikkhu lari kedalam hutan utk sembunyi tapi bhikkhuni tidak bisa karena ada vinaya d atas jadi habislah semua bhikkhuni theravada di bantai oleh sang raja. mungkin sesepuh dc ada yg bisa membantu memberi keterangan tipitakanya

Segala sesuatu itu lenyap dan timbul...Dan Sangha Bhikkhuni yang telah lenyap bisa saja timbul kembali..haha...joke :)
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: Riky_dave on 07 January 2010, 12:04:45 PM
trus kenapa ya sangha bhikkhu(theravada) n sangha bikuni(mahayana) ga bekerja sama supaya bisa menahbiskan bhikkhuni theravada ???
kawin silang gitu loh ;D ;D :hammer: bisa ga ya ???
rasanya ajarannya sudah beda?
Sila didalam tradisi Mahayana sama akah dengan sila di tradisi Theravada?

Mungkin lebih tepatnya, vinaya di antara keduanya berbeda.

Dalam Aliran Theravada, penahbisan bhikkhuni harus dilakukan oleh seorang bhikkhu. Selain itu, karena Sangha Bhikkhuni sudah tidak ada; maka untuk membentuknya kembali butuh pengesahan langsung oleh seorang Sammasambuddha. Bukannya membentuk silsilah Sangha Bhikkhuni baru melalui silsilah tradisi lain.
bro yg d bold emang ada vinayanya ya??? mst sammasambuddha lg kan lama musti tunggu ajaran sang budha hilang

Saya kurang ingat di mana letak persis pernyataan itu tercantum dalam Vinaya. Tapi yang hendak disampaikan memang => "Hanya Sammasambuddha yang berhak mendirikan Sangha".

Kalau tidak ada vinaya seperti itu, sangat riskan untuk berdirinya "Sangha sesat". Coba bayangkan, misalnya ada seorang bhikkhu palsu yang berniat mendirikan sangha seenaknya. Bukankah ini sangat beresiko?

Saya secara pribadi mendukung Ajahn Brahmavamso untuk mendirikan Sangha Bhikkhuni, meski saya menilai tindakan beliau adalah salah di depan Vinaya. Mungkin beliau sudah sadar konsekuensinya, kalau dirinya akan mendapat banyak kecaman karena melawan ketetapan tradisi Theravada. Beliau adalah seorang bhikkhu yang baik. Namun di samping itu, saya sendiri meragukan kelangsungan Sangha Bhikkhuni yang didirikannya itu.


Bro,kita tidak perlu menutup mata,Sangha Bhikkhuni yang didirikan sepertinya pantas dan mematok ukuran Vinaya dan Dhamma dari aliran keras Theravada,jadi asumsi sesat itu tidak perlu dikhawatirkan..Ini adalh kesempatan yang bagus...dan memberikan cinta kasih kepada makhluk lain(wanita)..
Kita yang pria seharusnya malu,karena wanita saja bisa menjalani latihan keras...hahaha..
kenapa dilarang?

Soal sesat tidak sesat,nah itu si M aja entah merajalela kemana...dan aliran2 anak beranak dari Mahayana juga...

toh pada akhirnya Dhamma itu akan lenyap..sekarang kita(penerus Dhamma) harus sebisa mungkin menjaga Vinaya dan membabarkan Dhamma(bagi mereka yang mau mendengar)..
bukan saling menentang 1 sama lain...

(cuma pendapat awam)
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: kusalaputto on 07 January 2010, 12:05:00 PM
Saya kurang ingat di mana letak persis pernyataan itu tercantum dalam Vinaya. Tapi yang hendak disampaikan memang => "Hanya Sammasambuddha yang berhak mendirikan Sangha".

Kalau tidak ada vinaya seperti itu, sangat riskan untuk berdirinya "Sangha sesat". Coba bayangkan, misalnya ada seorang bhikkhu palsu yang berniat mendirikan sangha seenaknya. Bukankah ini sangat beresiko?

Saya secara pribadi mendukung Ajahn Brahmavamso untuk mendirikan Sangha Bhikkhuni, meski saya menilai tindakan beliau adalah salah di depan Vinaya. Mungkin beliau sudah sadar konsekuensinya, kalau dirinya akan mendapat banyak kecaman karena melawan ketetapan tradisi Theravada. Beliau adalah seorang bhikkhu yang baik. Namun di samping itu, saya sendiri meragukan kelangsungan Sangha Bhikkhuni yang didirikannya itu.

klo aye masih 50-50 dukung ajahn masih nunggu keputusan orang yg berhak memutuskan  ;D ;D ;D
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: kusalaputto on 07 January 2010, 12:08:16 PM
Segala sesuatu itu lenyap dan timbul...Dan Sangha Bhikkhuni yang telah lenyap bisa saja timbul kembali..haha...joke :)
bisa nanti bro riky waktu bodhisatva maetreya da jd buddha n bikin sangha bhikkhuni lg ;D ;D ;D
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: Nevada on 07 January 2010, 12:13:59 PM
Bro,kita tidak perlu menutup mata,Sangha Bhikkhuni yang didirikan sepertinya pantas dan mematok ukuran Vinaya dan Dhamma dari aliran keras Theravada,jadi asumsi sesat itu tidak perlu dikhawatirkan..Ini adalh kesempatan yang bagus...dan memberikan cinta kasih kepada makhluk lain(wanita)..
Kita yang pria seharusnya malu,karena wanita saja bisa menjalani latihan keras...hahaha..
kenapa dilarang?

Soal sesat tidak sesat,nah itu si M aja entah merajalela kemana...dan aliran2 anak beranak dari Mahayana juga...

toh pada akhirnya Dhamma itu akan lenyap..sekarang kita(penerus Dhamma) harus sebisa mungkin menjaga Vinaya dan membabarkan Dhamma(bagi mereka yang mau mendengar)..
bukan saling menentang 1 sama lain...

(cuma pendapat awam)

Aliran Theravada sudah menjalankan Vinaya dengan disiplin selama beribu-ribu tahun. Setiap pelanggaran kecil pun tetap dinyatakan sebagai pelanggaran. Pernyataan pelanggaran ini lebih penting, bukan menjatuhkan hukumannya yang lebih penting. Untuk tujuan apakah? Untuk memberi batasan jelas; bahwa ini tidak sesuai dengan Vinaya, ini sesuai dengan Vinaya. Hukuman hanyalah sebagai konsekuensi samping dari pelanggaran. Pemahaman inilah yang dijadikan pedoman oleh Aliran Theravada.

Karena itulah, Aliran Theravada teguh dalam Vinaya sehingga Dhamma versi aliran ini lebih terjaga kemurniannya. Bila sekali-kali pelanggaran Vinaya dibiarkan, maka kemurnian Dhamma pasti akan semakin merosot. Meskipun saya setuju bahwa wanita berhak menjadi bhikkhuni, tetapi saya tetap melihat bahwa Vinaya harus ditegakkan; jangan kendur.

Aliran Theravada adalah aliran yang berdiri di atas fondasi keteguhan. Keteguhan ini didorong oleh pemahaman benar. Jadi semua bhikkhu yang memiliki pemahaman benar, akan menjalankan Vinaya dengan senang hati. Paradigma yang menilai Theravada sebagai aliran Buddhis garis keras adalah paradigma yang lahir dari pemahaman belum tepat mengenai Vinaya Theravada.

Anda sendiri menyatakan bahwa M meraja-lela dan banyak beranak-pinak menjadi aliran lain yang "sesat". Berarti secara implisit Anda menyatakan bahwa Theravada lebih terjaga (baca: tidak begitu sesat). Nah kalau begini, apa Anda mau juga kelak Theravada bertransformasi dan beranak-pinak?

Buddhasasana pasti akan lenyap. Tapi kita bisa mengusahakan agar usianya lebih panjang dan bertahan lebih lama. Semua manusia pasti mati, tapi kita bisa menjaga kesehatan sehingga berusia lebih panjang dan mengisinya dengan keteguhan.
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: bond on 07 January 2010, 12:14:28 PM
Quote
Saya secara pribadi mendukung Ajahn Brahmavamso untuk mendirikan Sangha Bhikkhuni. Mungkin beliau sudah sadar konsekuensinya, kalau dirinya akan mendapat banyak kecaman karena melawan ketetapan tradisi Theravada. Beliau adalah seorang bhikkhu yang baik. Namun di samping itu, saya sendiri meragukan kelangsungan Sangha Bhikkhuni yang didirikannya itu.

Masalah kelangsungan sih semua anica, dhamma pun suatu saat punah yg penting ada usaha mempertahankan.

Jika seorang bhikkhu yg bisa berenang melihat seorang wanita disungai akan tenggelam. Apakah dia akan menolongnya atau meneguhkan vinayanya?
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: Nevada on 07 January 2010, 12:15:13 PM
Saya kurang ingat di mana letak persis pernyataan itu tercantum dalam Vinaya. Tapi yang hendak disampaikan memang => "Hanya Sammasambuddha yang berhak mendirikan Sangha".

Kalau tidak ada vinaya seperti itu, sangat riskan untuk berdirinya "Sangha sesat". Coba bayangkan, misalnya ada seorang bhikkhu palsu yang berniat mendirikan sangha seenaknya. Bukankah ini sangat beresiko?

Saya secara pribadi mendukung Ajahn Brahmavamso untuk mendirikan Sangha Bhikkhuni, meski saya menilai tindakan beliau adalah salah di depan Vinaya. Mungkin beliau sudah sadar konsekuensinya, kalau dirinya akan mendapat banyak kecaman karena melawan ketetapan tradisi Theravada. Beliau adalah seorang bhikkhu yang baik. Namun di samping itu, saya sendiri meragukan kelangsungan Sangha Bhikkhuni yang didirikannya itu.

klo aye masih 50-50 dukung ajahn masih nunggu keputusan orang yg berhak memutuskan  ;D ;D ;D

Saya mendukung hanya sebatas pandangan bahwa wanita berhak menjadi bhikkhuni.
Saya menilai Ajahn Brahm bertindak melanggar Vinaya, yang berarti saya melihat dia bersikap salah.

:)
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: Nevada on 07 January 2010, 12:15:59 PM
Quote
Saya secara pribadi mendukung Ajahn Brahmavamso untuk mendirikan Sangha Bhikkhuni. Mungkin beliau sudah sadar konsekuensinya, kalau dirinya akan mendapat banyak kecaman karena melawan ketetapan tradisi Theravada. Beliau adalah seorang bhikkhu yang baik. Namun di samping itu, saya sendiri meragukan kelangsungan Sangha Bhikkhuni yang didirikannya itu.

Masalah kelangsungan sih semua anica, dhamma pun suatu saat punah yg penting ada usaha mempertahankan.

Jika seorang bhikkhu yg bisa berenang melihat seorang wanita disungai akan tenggelam. Apakah dia akan menolongnya atau meneguhkan vinayanya?

Benar. Kalau menurut saya, semakin sering anggota Sangha melakukan pelanggaran Vinaya, maka usia Dhamma akan semakin berkurang. :)

Tergantung bhikkhu itu. Jika mau menolong wanita itu, itu boleh saja. Bhikkhu itu akan dihormati oleh Sangha juga (Sangha Aliran Theravada). Tetapi, perilaku bhikkhu itu harus diberi penegasan sebagai bentuk pelanggaran Vinaya.

Sederhana, bukan?
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: bond on 07 January 2010, 12:34:23 PM
sederhana sih tindakannya, tapi penegasan sebagai bentuk pelanggaran adalah aneh dalam kasus diatas dan tidak masuk akal alias tidak sesuai akal sehat. Seakan-akan bhikkhu untuk vinaya, bukan vinaya untuk bhikkhu.
Saya tidak melihat itu sebagai pelanggaran jika jelas alasannya demi sebuah nyawa dan sense of crisisnya. Bahkan seorang arahat bunuh diri pun ataupun kasus pilinda vacca saja bisa dimaklumi karena ada sebab2 logis yang melatar belakanginya padahal secara vinaya bertolak belakang termasuk ananda memperlihatkan kesaktian sebelum meninggal.

Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: Nevada on 07 January 2010, 12:38:39 PM
sederhana sih tindakannya, tapi penegasan sebagai bentuk pelanggaran adalah aneh dalam kasus diatas dan tidak masuk akal alias tidak sesuai akal sehat. Seakan-akan bhikkhu untuk vinaya, bukan vinaya untuk bhikkhu.
Saya tidak melihat itu sebagai pelanggaran jika jelas alasannya demi sebuah nyawa dan sense of crisisnya. Bahkan seorang arahat bunuh diri pun ataupun kasus pilinda vacca saja bisa dimaklumi karena ada sebab2 logis yang melatar belakanginya padahal secara vinaya bertolak belakang termasuk ananda memperlihatkan kesaktian sebelum meninggal.

Ya. Kalau hal ini dikendurkan, sebaiknya besok-besok banyak bhikkhu yang membunuh teroris dengan alasan menolong bangsa yang diancam teror. Setuju? :)
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: CHANGE on 07 January 2010, 12:55:12 PM
Bagaimana seandainya, jika yang menjadi objek adalah bhikkhu sendiri yakni menderita penyakit parah yang mengharuskan dirawap inap, dimana bhikkhu tersebut bersentuhan dengan perawat dan dokter wanita dalam hal misalnya penggantian transfusi, dokter ahli satu-satunya untuk operasi adalah wanita. Apakah vinaya tetap dipertahankan pada saat tersebut, sehingga nyawa bhikkhu yang dipertaruhkan ?
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: kusalaputto on 07 January 2010, 12:56:10 PM

Ya. Kalau hal ini dikendurkan, sebaiknya besok-besok banyak bhikkhu yang membunuh teroris dengan alasan menolong bangsa yang diancam teror. Setuju? :)
kyk film silat aja biksu sholin ikutan perang ;D ;D ;D
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: bond on 07 January 2010, 12:57:28 PM
sederhana sih tindakannya, tapi penegasan sebagai bentuk pelanggaran adalah aneh dalam kasus diatas dan tidak masuk akal alias tidak sesuai akal sehat. Seakan-akan bhikkhu untuk vinaya, bukan vinaya untuk bhikkhu.
Saya tidak melihat itu sebagai pelanggaran jika jelas alasannya demi sebuah nyawa dan sense of crisisnya. Bahkan seorang arahat bunuh diri pun ataupun kasus pilinda vacca saja bisa dimaklumi karena ada sebab2 logis yang melatar belakanginya padahal secara vinaya bertolak belakang termasuk ananda memperlihatkan kesaktian sebelum meninggal.

Ya. Kalau hal ini dikendurkan, sebaiknya besok-besok banyak bhikkhu yang membunuh teroris dengan alasan menolong bangsa yang diancam teror. Setuju? :)


Contoh yang bro berikan bukanlah contoh yg relevan karena nyawa dibalas nyawa . Kalau contoh yg saya berikan adalah menolong nyawa tanpa menghilangkan nyawa lainnya. Oleh karena itu sila /vinaya seyogyanya dilihat dengan panna.  

Jika dipukul rata maka YM Ananda juga melanggar vinaya dong?
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: Indra on 07 January 2010, 12:59:47 PM
Bagaimana seandainya, jika yang menjadi objek adalah bhikkhu sendiri yakni menderita penyakit parah yang mengharuskan dirawap inap, dimana bhikkhu tersebut bersentuhan dengan perawat dan dokter wanita dalam hal misalnya penggantian transfusi, dokter ahli satu-satunya untuk operasi adalah wanita. Apakah vinaya tetap dipertahankan pada saat tersebut, sehingga nyawa bhikkhu yang dipertaruhkan ?

untuk kasus ini sudah diantisipasi dalam vinaya, banyak aturan2 dalam vinaya yg mencantumkan kata2 "apabila tidak sakit", sebaiknya kita sudah membaca vinaya sebelum kita berdiskusi mengenai vinaya
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: Nevada on 07 January 2010, 01:01:26 PM
Bagaimana seandainya, jika yang menjadi objek adalah bhikkhu sendiri yakni menderita penyakit parah yang mengharuskan dirawap inap, dimana bhikkhu tersebut bersentuhan dengan perawat dan dokter wanita dalam hal misalnya penggantian transfusi, dokter ahli satu-satunya untuk operasi adalah wanita. Apakah vinaya tetap dipertahankan pada saat tersebut, sehingga nyawa bhikkhu yang dipertaruhkan ?

Pertama, pelanggaran Vinaya ditetapkan karena seorang bhikkhu dengan sadar kalau perilakunya adalah tidak selaras dengan Vinaya. Jika bhikkhu itu sengaja menyentuh perawat wanita, maka itu termasuk pelanggaran Vinaya. Jika disentuh perawat wanita, dan bhikkhu itu tidak memiliki niat untuk bersentuhan, maka itu bukan termasuk pelanggaran Vinaya.

Kedua, kasus yang Anda sebutkan akan melalui sidang Sangha. Jika Sangha memutuskan tidak ada pelanggaran Vinaya, maka bhikkhu itu bebas dari hukuman. Penetapan oleh sidang Sangha ini tentu saja didasari oleh ketetapan-ketetapan peraturan internal Sangha.

Ketiga, Vinaya dibuat oleh Sang Buddha setelah terjadi pelanggaran pada suatu kasus. Karena itu, banyak orang yang mencari-cari celah untuk bisa terlepas dari Vinaya. Keadaan inilah yang sering diperdebatkan banyak orang, karena masuk dalam wilayah abu-abu (grey area).
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: Nevada on 07 January 2010, 01:07:26 PM
sederhana sih tindakannya, tapi penegasan sebagai bentuk pelanggaran adalah aneh dalam kasus diatas dan tidak masuk akal alias tidak sesuai akal sehat. Seakan-akan bhikkhu untuk vinaya, bukan vinaya untuk bhikkhu.
Saya tidak melihat itu sebagai pelanggaran jika jelas alasannya demi sebuah nyawa dan sense of crisisnya. Bahkan seorang arahat bunuh diri pun ataupun kasus pilinda vacca saja bisa dimaklumi karena ada sebab2 logis yang melatar belakanginya padahal secara vinaya bertolak belakang termasuk ananda memperlihatkan kesaktian sebelum meninggal.

Ya. Kalau hal ini dikendurkan, sebaiknya besok-besok banyak bhikkhu yang membunuh teroris dengan alasan menolong bangsa yang diancam teror. Setuju? :)


Contoh yang bro berikan bukanlah contoh yg relevan karena nyawa dibalas nyawa . Kalau contoh yg saya berikan adalah menolong nyawa tanpa menghilangkan nyawa lainnya. Oleh karena itu sila /vinaya seyogyanya dilihat dengan panna. 

Jika dipukul rata maka YM Ananda juga melanggar vinaya dong?

- YA. Ananda memasuki Parinibbana dengan iddhi. Bukan memamerkan iddhi (kesaktian).
- Bhikkhu Arahanta yang menggorok leher sendiri sebenarnya sedang memakai metode memasuki Parinibbana secara "kasar". Tidak ada penolakan / kebencian terhadap hidup dalam perbuatannya.

Dalam Theravada, yang paling penting adalah pikiran. Seperti yang Sang Buddha ucapkan, bahwa yang paling jahat adalah pikiran jahat; dan yang paling baik adalah pikiran baik. Bukan perbuatan badan jasmani atau ucapan. Karena itu, pikiranlah yang dilihat sebagai mulia atau tidak mulia. Menggorok leher sendiri sebagai mengakhiri hidup (Parinibbana) di mata awam adalah bentuk kekerasan atau praktik keras. Tapi bagi yang memahami keadaan batin yang melandasi perbuatan itu, tentu tidak menilai itu sebagai praktik kekerasan.

Kalau Vinaya dikendurkan sesuai analogi Anda, bisa saja kelak banyak bhikkhu berbaris yang menyediakan jasa penyeberangan sungai bagi para wanita. Mereka semua baik hati loh, mau membantu wanita menyeberangi sungai. Bagaimana menurut Anda?
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: CHANGE on 07 January 2010, 01:20:54 PM
Bro Upasaka
Jikalau memang adalah demikian, apa yang membedakan dengan kasus yang ditulis oleh Bro Bond, bukankah seorang bhikkhu juga mengembangkan cinta kasih ( metta ) ?

Bro Indra,
Thank's atas jawabannya, satu setengah bulan yang lalu ada kasus di sebuah vihara, yang oleh pengurus ( katanya berdasarkan vinaya ) wanita tidak boleh bertemu bhikkhu dalam kuti yang yang berpintu kaca walaupun 2 orang atau lebih, dan selalu harus demikian. Jika harus bertemu maka harus ada seorang lelaki. Dan katanya telah dikonfirmasi kebenarannya kepada bhikkhu.

Pada saat tersebut vinaya dibacakan dalam suatu puja bhakti oleh seorang umat sesudah dhammadesana tanpa didampingi seorang bhikkhu yang kompeten dalam vinaya. Sehingga umat menjadi kebingungan karena tidak ada penjelasan. Dan saya punya buku yang mengenai vinaya karena dianjurkan untuk difotocopy.

Cerita ini bertujuan untuk menerangkan mungkin ada umat yang menggunakan vinaya untuk memberi "tekanan" kepada bhikkhu. Apakah benar interpretasi umat tersebut ?
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: Nevada on 07 January 2010, 01:30:44 PM
Bro Upasaka
Jikalau memang adalah demikian, apa yang membedakan dengan kasus yang ditulis oleh Bro Bond, bukanlah seorang bhikkhu juga mengembangkan cinta kasih ( metta ) ?

Berbeda di motivasinya, Bro. :)

Kisah bhikkhu yang bersentuhan dengan perawat wanita, mungkin tidak termasuk pelanggaran Vinaya. Karena bhikkhu itu memang sedang sakit dan mungkin tidak ada kehendak untuk menyentuh perawat wanita.

Contoh analogi Bro Bond, menggambarkan bhikkhu yang memiliki niat untuk menolong wanita dengan menyentuhnya. Tentu saja perbuatan ini dilakukan dengan sadar. Karena itu, meski pertolongan itu baik, tapi tetap saja bhikkhu itu melanggar Vinaya.

Beberapa bhikkhu yang disiplin kadang memiliki "perasaan bersalah" apabila disentuh oleh wanita. Salah satunya, saya melihat seorang bhikkhu senior yang sangat sering memberikan khotbah Dhamma di Indonesia ini. Bhikkhu seperti ini, akan merasa "bersalah" jika ada wanita yang sedikit menyenggolnya karena berada di keramaian penuh sesak, meskipun wanita itu tidak sengaja.

Menurut saya, kasus seperti bhikkhu itu bukan termasuk pelanggaran Vinaya. Tetapi tetap saja, seorang bhikkhu yang baik tetap menghindari sentuhan dengan wanita sebisa mungkin. Ini bukan dikarenakan melihat wanita sebagai objek menjijikkan. Tetapi atas dasar melatih pikiran untuk tidak terpancing oleh visualisasi wanita. Karena itulah, sesuai Vinaya Theravada, seorang bhikkhu harus pandai-pandai bersikap bila berhadapan dengan wanita.
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: bond on 07 January 2010, 01:38:33 PM
sederhana sih tindakannya, tapi penegasan sebagai bentuk pelanggaran adalah aneh dalam kasus diatas dan tidak masuk akal alias tidak sesuai akal sehat. Seakan-akan bhikkhu untuk vinaya, bukan vinaya untuk bhikkhu.
Saya tidak melihat itu sebagai pelanggaran jika jelas alasannya demi sebuah nyawa dan sense of crisisnya. Bahkan seorang arahat bunuh diri pun ataupun kasus pilinda vacca saja bisa dimaklumi karena ada sebab2 logis yang melatar belakanginya padahal secara vinaya bertolak belakang termasuk ananda memperlihatkan kesaktian sebelum meninggal.

Ya. Kalau hal ini dikendurkan, sebaiknya besok-besok banyak bhikkhu yang membunuh teroris dengan alasan menolong bangsa yang diancam teror. Setuju? :)


Contoh yang bro berikan bukanlah contoh yg relevan karena nyawa dibalas nyawa . Kalau contoh yg saya berikan adalah menolong nyawa tanpa menghilangkan nyawa lainnya. Oleh karena itu sila /vinaya seyogyanya dilihat dengan panna. 

Jika dipukul rata maka YM Ananda juga melanggar vinaya dong?

- YA. Ananda memasuki Parinibbana dengan iddhi. Bukan memamerkan iddhi (kesaktian).
- Bhikkhu Arahanta yang menggorok leher sendiri sebenarnya sedang memakai metode memasuki Parinibbana secara "kasar". Tidak ada penolakan / kebencian terhadap hidup dalam perbuatannya.

Dalam Theravada, yang paling penting adalah pikiran. Seperti yang Sang Buddha ucapkan, bahwa yang paling jahat adalah pikiran jahat; dan yang paling baik adalah pikiran baik. Bukan perbuatan badan jasmani atau ucapan. Karena itu, pikiranlah yang dilihat sebagai mulia atau tidak mulia. Menggorok leher sendiri sebagai mengakhiri hidup (Parinibbana) di mata awam adalah bentuk kekerasan atau praktik keras. Tapi bagi yang memahami keadaan batin yang melandasi perbuatan itu, tentu tidak menilai itu sebagai praktik kekerasan.

Kalau Vinaya dikendurkan sesuai analogi Anda, bisa saja kelak banyak bhikkhu berbaris yang menyediakan jasa penyeberangan sungai bagi para wanita. Mereka semua baik hati loh, mau membantu wanita menyeberangi sungai. Bagaimana menurut Anda?

Nah disini bro sudah mencoba menjelaskan kasus YA Ananda dengan akal sehat yg padahal secara kasat mata adalah pelanggaran vinaya. Karena saat itu ada dua penduduk/banyak orang menyaksikan parinibanna YA Ananda dan tampaknya mereka tau disanalah YA Ananda akan meninggal.

Demikian yang bhikkhu yg menggorok leher yg secara kasat mata menyalahi aturan dan lagi2 bro membuat permakluman terhadap vinaya yang seharusnya secara kasat mata.

Anda sendiri mengatakan yang penting adalah pikiran , apa bedanya tulus menolong wanita yg dalam keadaan krisis dan kebetulan hanya ada bhikkhu itu . ? sepertinya adanya keberpihakan terhadap menilai situasi kehidupan...

Kalau bhikkhu berbaris sebagai membuat jasa penyebrangan adalah penyalahgunaan . Makannya saya bilang lihat case by case. Ada hal yg bisa dikendurkan ada hal yg diteguhkan bila diperlukan. Makanya saya bilang menjalankan sila harus dengan panna bukan hantam kromo. Kalau contoh yang mengada2 seperti buat jasa penyebrangan apakah itu sesuai sila/vinaya dan panna?
Kalau gitu ada wanita kecebur saat itu hanya bhikkhu yg bisa menolong diemin aja yak....karena nanti melanggar vinaya...vinaya lebih tinggi daripada nilai Dhamma sebenarnya. :)   . Jadi sekarang Anda memilih vinaya kasat mata atau Vinaya batin yg sesuai dengan Dhamma.

Smoga bisa melihat perbedaannya.

Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: Indra on 07 January 2010, 01:42:58 PM
Seorang bhikkhu (theravada) terlihat sedang makan malam, seorang umat masuk dan menyaksikan bhikkhu itu sedang makan.

umat: Loh, kok bhante makan malam? kan melanggar vinaya.

Bhikkhu: saya lapar, adalah lebih bijaksana jika saya melanggar vinaya daripada mati kelaparan.

bagaimana menurut anda?
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: CHANGE on 07 January 2010, 01:46:00 PM
Bro Upasaka
Jikalau memang adalah demikian, apa yang membedakan dengan kasus yang ditulis oleh Bro Bond, bukanlah seorang bhikkhu juga mengembangkan cinta kasih ( metta ) ?

Berbeda di motivasinya, Bro. :)

Kisah bhikkhu yang bersentuhan dengan perawat wanita, mungkin tidak termasuk pelanggaran Vinaya. Karena bhikkhu itu memang sedang sakit dan mungkin tidak ada kehendak untuk menyentuh perawat wanita.

Contoh analogi Bro Bond, menggambarkan bhikkhu yang memiliki niat untuk menolong wanita dengan menyentuhnya. Tentu saja perbuatan ini dilakukan dengan sadar. Karena itu, meski pertolongan itu baik, tapi tetap saja bhikkhu itu melanggar Vinaya.

Beberapa bhikkhu yang disiplin kadang memiliki "perasaan bersalah" apabila disentuh oleh wanita. Salah satunya, saya melihat seorang bhikkhu senior yang sangat sering memberikan khotbah Dhamma di Indonesia ini. Bhikkhu seperti ini, akan merasa "bersalah" jika ada wanita yang sedikit menyenggolnya karena berada di keramaian penuh sesak, meskipun wanita itu tidak sengaja.

Menurut saya, kasus seperti bhikkhu itu bukan termasuk pelanggaran Vinaya. Tetapi tetap saja, seorang bhikkhu yang baik tetap menghindari sentuhan dengan wanita sebisa mungkin. Ini bukan dikarenakan melihat wanita sebagai objek menjijikkan. Tetapi atas dasar melatih pikiran untuk tidak terpancing oleh visualisasi wanita. Karena itulah, sesuai Vinaya Theravada, seorang bhikkhu harus pandai-pandai bersikap bila berhadapan dengan wanita.

Terima Kasih atas jawabannya.  :)

IMO,
Berarti seorang bhikkhu harus menpunyai suatu kebijaksanaan dalam menjalankan vinaya. Karena memang sangat sulit untuk menjalani kehidupan kebhikkhuan dengan 227 peraturan. Sebagai umat awam yang belum pernah menjalani kehidupan kebhikkhuan, tentu sangat susah membayangkannya atau menempatkan diri kita dari sudut pandang bhikkhu.

 _/\_
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: Nevada on 07 January 2010, 01:46:17 PM
Nah disini bro sudah mencoba menjelaskan kasus YA Ananda dengan akal sehat yg padahal secara kasat mata adalah pelanggaran vinaya. Karena saat itu ada dua penduduk/banyak orang menyaksikan parinibanna YA Ananda dan tampaknya mereka tau disanalah YA Ananda akan meninggal.

Demikian yang bhikkhu yg menggorok leher yg secara kasat mata menyalahi aturan dan lagi2 bro membuat permakluman terhadap vinaya yang seharusnya secara kasat mata.

Anda sendiri mengatakan yang penting adalah pikiran , apa bedanya tulus menolong wanita yg dalam keadaan krisis dan kebetulan hanya ada bhikkhu itu . ? sepertinya adanya keberpihakan terhadap menilai situasi kehidupan...

Kalau bhikkhu berbaris sebagai membuat jasa penyebrangan adalah penyalahgunaan . Makannya saya bilang lihat case by case. Ada hal yg bisa dikendurkan ada hal yg diteguhkan bila diperlukan. Makanya saya bilang menjalankan sila harus dengan panna bukan hantam kromo. Kalau contoh yang mengada2 seperti buat jasa penyebrangan apakah itu sesuai sila/vinaya dan panna?
Kalau gitu ada wanita kecebur saat itu hanya bhikkhu yg bisa menolong diemin aja yak....karena nanti melanggar vinaya...vinaya lebih tinggi daripada nilai Dhamma sebenarnya. :)   . Jadi sekarang Anda memilih vinaya kasat mata atau Vinaya batin yg sesuai dengan Dhamma.

Smoga bisa melihat perbedaannya.

YA. Ananda menggunakan iddhi untuk memasuki Parinibbana. Bukannya menggunakan iddhi untuk memamerkan kesaktian kepada para penduduk. Bhikkhu Arahanta yang menggorok leher adalah bhikkhu yang memasuki Parinibbana dengan pisau. Dalam hal ini, pisau dan iddhi adalah metode.

Coba bandingkan dengan seorang yang membakar dirinya untuk masuk Guiness Book of Records; dan seorang yang membunuh dirinya karena terbelit hutang finansial. Saya pikir Anda sudah tahu bedanya, tapi masih mempermasalahkan perbuatan fisik jasmaninya.

Betul. Kita harus melihat kasus per kasus. Contoh bhikkhu yang menyediakan jasa penyeberangan memang contoh kasus penyalahgunaan. Tapi itu yang hendak saya sampaikan. Jika Vinaya dikendurkan, banyak yang bisa berdalih dan berlindung di bawah "Ayat Jurnal Penyesuaian Vinaya".

Saya bukan bagian dari Sangha. Karena itu, argumen saya tidak bisa dijadikan sebagai referensi yang cukup sahih atas contoh kasus ini. Menurut saya, seorang bhikkhu yang dengan sadar melakukan perbuatan yang tak selaras dengan Vinaya, apapun alasannya; adalah tetap melakukan pelanggaran Vinaya. Setelah disahkan melakukan pelanggaran Vinaya, kemudian sidang Sangha yang akan memutuskan apakah bhikkhu itu dihukum berat, dihukum ringan, atau dibebaskan dari hukuman.

Sudah saya lihat perbedaannya. :)
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: Nevada on 07 January 2010, 01:49:44 PM
Bro Upasaka
Jikalau memang adalah demikian, apa yang membedakan dengan kasus yang ditulis oleh Bro Bond, bukanlah seorang bhikkhu juga mengembangkan cinta kasih ( metta ) ?

Berbeda di motivasinya, Bro. :)

Kisah bhikkhu yang bersentuhan dengan perawat wanita, mungkin tidak termasuk pelanggaran Vinaya. Karena bhikkhu itu memang sedang sakit dan mungkin tidak ada kehendak untuk menyentuh perawat wanita.

Contoh analogi Bro Bond, menggambarkan bhikkhu yang memiliki niat untuk menolong wanita dengan menyentuhnya. Tentu saja perbuatan ini dilakukan dengan sadar. Karena itu, meski pertolongan itu baik, tapi tetap saja bhikkhu itu melanggar Vinaya.

Beberapa bhikkhu yang disiplin kadang memiliki "perasaan bersalah" apabila disentuh oleh wanita. Salah satunya, saya melihat seorang bhikkhu senior yang sangat sering memberikan khotbah Dhamma di Indonesia ini. Bhikkhu seperti ini, akan merasa "bersalah" jika ada wanita yang sedikit menyenggolnya karena berada di keramaian penuh sesak, meskipun wanita itu tidak sengaja.

Menurut saya, kasus seperti bhikkhu itu bukan termasuk pelanggaran Vinaya. Tetapi tetap saja, seorang bhikkhu yang baik tetap menghindari sentuhan dengan wanita sebisa mungkin. Ini bukan dikarenakan melihat wanita sebagai objek menjijikkan. Tetapi atas dasar melatih pikiran untuk tidak terpancing oleh visualisasi wanita. Karena itulah, sesuai Vinaya Theravada, seorang bhikkhu harus pandai-pandai bersikap bila berhadapan dengan wanita.

Terima Kasih atas jawabannya.  :)

IMO,
Berarti seorang bhikkhu harus menpunyai suatu kebijaksanaan dalam menjalankan vinaya. Karena memang sangat sulit untuk menjalani kehidupan kebhikkhuan dengan 227 peraturan. Sebagai umat awam yang belum pernah menjalani kehidupan kebhikkhuan, tentu sangat susah membayangkannya atau menempatkan diri kita dari sudut pandang bhikkhu.

 _/\_

Kalau menurut saya mudah saja. :)

Tidak melakukan kejahatan, kembangkan perbuatan baik, sucikan pikiran, taat pada Vinaya yang ditetapkan. Kelak bila seorang bhikkhu terpaksa melakukan pelanggaran Vinaya, lakukanlah untuk kebahagiaan dan kesejahteraan banyak makhluk. Seumpamanya melanggar Vinaya demi kebaikan dan kesejahteraan banyak makhluk, seharusnya Sangha tidak akan menjatuhkan hukuman yang berat. Setidaknya, bhikkhu itu menanam kamma baik dengan melanggar Vinaya sebagai konsekuensinya.
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: CHANGE on 07 January 2010, 01:58:46 PM
Bro Upasaka
Jikalau memang adalah demikian, apa yang membedakan dengan kasus yang ditulis oleh Bro Bond, bukanlah seorang bhikkhu juga mengembangkan cinta kasih ( metta ) ?

Berbeda di motivasinya, Bro. :)

Kisah bhikkhu yang bersentuhan dengan perawat wanita, mungkin tidak termasuk pelanggaran Vinaya. Karena bhikkhu itu memang sedang sakit dan mungkin tidak ada kehendak untuk menyentuh perawat wanita.

Contoh analogi Bro Bond, menggambarkan bhikkhu yang memiliki niat untuk menolong wanita dengan menyentuhnya. Tentu saja perbuatan ini dilakukan dengan sadar. Karena itu, meski pertolongan itu baik, tapi tetap saja bhikkhu itu melanggar Vinaya.

Beberapa bhikkhu yang disiplin kadang memiliki "perasaan bersalah" apabila disentuh oleh wanita. Salah satunya, saya melihat seorang bhikkhu senior yang sangat sering memberikan khotbah Dhamma di Indonesia ini. Bhikkhu seperti ini, akan merasa "bersalah" jika ada wanita yang sedikit menyenggolnya karena berada di keramaian penuh sesak, meskipun wanita itu tidak sengaja.

Menurut saya, kasus seperti bhikkhu itu bukan termasuk pelanggaran Vinaya. Tetapi tetap saja, seorang bhikkhu yang baik tetap menghindari sentuhan dengan wanita sebisa mungkin. Ini bukan dikarenakan melihat wanita sebagai objek menjijikkan. Tetapi atas dasar melatih pikiran untuk tidak terpancing oleh visualisasi wanita. Karena itulah, sesuai Vinaya Theravada, seorang bhikkhu harus pandai-pandai bersikap bila berhadapan dengan wanita.

Terima Kasih atas jawabannya.  :)

IMO,
Berarti seorang bhikkhu harus menpunyai suatu kebijaksanaan dalam menjalankan vinaya. Karena memang sangat sulit untuk menjalani kehidupan kebhikkhuan dengan 227 peraturan. Sebagai umat awam yang belum pernah menjalani kehidupan kebhikkhuan, tentu sangat susah membayangkannya atau menempatkan diri kita dari sudut pandang bhikkhu.

 _/\_

Kalau menurut saya mudah saja. :)

Tidak melakukan kejahatan, kembangkan perbuatan baik, sucikan pikiran, taat pada Vinaya yang ditetapkan. Kelak bila seorang bhikkhu terpaksa melakukan pelanggaran Vinaya, lakukanlah untuk kebahagiaan dan kesejahteraan banyak makhluk. Seumpamanya melanggar Vinaya demi kebaikan dan kesejahteraan banyak makhluk, seharusnya Sangha tidak akan menjatuhkan hukuman yang berat. Setidaknya, bhikkhu itu menanam kamma baik dengan melanggar Vinaya sebagai konsekuensinya.

Jawaban yang bijaksana.  :)

 _/\_
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: bond on 07 January 2010, 02:08:49 PM
Nah disini bro sudah mencoba menjelaskan kasus YA Ananda dengan akal sehat yg padahal secara kasat mata adalah pelanggaran vinaya. Karena saat itu ada dua penduduk/banyak orang menyaksikan parinibanna YA Ananda dan tampaknya mereka tau disanalah YA Ananda akan meninggal.

Demikian yang bhikkhu yg menggorok leher yg secara kasat mata menyalahi aturan dan lagi2 bro membuat permakluman terhadap vinaya yang seharusnya secara kasat mata.

Anda sendiri mengatakan yang penting adalah pikiran , apa bedanya tulus menolong wanita yg dalam keadaan krisis dan kebetulan hanya ada bhikkhu itu . ? sepertinya adanya keberpihakan terhadap menilai situasi kehidupan...

Kalau bhikkhu berbaris sebagai membuat jasa penyebrangan adalah penyalahgunaan . Makannya saya bilang lihat case by case. Ada hal yg bisa dikendurkan ada hal yg diteguhkan bila diperlukan. Makanya saya bilang menjalankan sila harus dengan panna bukan hantam kromo. Kalau contoh yang mengada2 seperti buat jasa penyebrangan apakah itu sesuai sila/vinaya dan panna?
Kalau gitu ada wanita kecebur saat itu hanya bhikkhu yg bisa menolong diemin aja yak....karena nanti melanggar vinaya...vinaya lebih tinggi daripada nilai Dhamma sebenarnya. :)   . Jadi sekarang Anda memilih vinaya kasat mata atau Vinaya batin yg sesuai dengan Dhamma.

Smoga bisa melihat perbedaannya.

YA. Ananda menggunakan iddhi untuk memasuki Parinibbana. Bukannya menggunakan iddhi untuk memamerkan kesaktian kepada para penduduk. Bhikkhu Arahanta yang menggorok leher adalah bhikkhu yang memasuki Parinibbana dengan pisau. Dalam hal ini, pisau dan iddhi adalah metode.

Coba bandingkan dengan seorang yang membakar dirinya untuk masuk Guiness Book of Records; dan seorang yang membunuh dirinya karena terbelit hutang finansial. Saya pikir Anda sudah tahu bedanya, tapi masih mempermasalahkan perbuatan fisik jasmaninya.

Betul. Kita harus melihat kasus per kasus. Contoh bhikkhu yang menyediakan jasa penyeberangan memang contoh kasus penyalahgunaan. Tapi itu yang hendak saya sampaikan. Jika Vinaya dikendurkan, banyak yang bisa berdalih dan berlindung di bawah "Ayat Jurnal Penyesuaian Vinaya".

Saya bukan bagian dari Sangha. Karena itu, argumen saya tidak bisa dijadikan sebagai referensi yang cukup sahih atas contoh kasus ini. Menurut saya, seorang bhikkhu yang dengan sadar melakukan perbuatan yang tak selaras dengan Vinaya, apapun alasannya; adalah tetap melakukan pelanggaran Vinaya. Setelah disahkan melakukan pelanggaran Vinaya, kemudian sidang Sangha yang akan memutuskan apakah bhikkhu itu dihukum berat, dihukum ringan, atau dibebaskan dari hukuman.

Sudah saya lihat perbedaannya. :)

Kalau bebas dari hukuman artinya melanggar atau tidak melanggar  ^-^
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: Nevada on 07 January 2010, 02:18:32 PM
Nah disini bro sudah mencoba menjelaskan kasus YA Ananda dengan akal sehat yg padahal secara kasat mata adalah pelanggaran vinaya. Karena saat itu ada dua penduduk/banyak orang menyaksikan parinibanna YA Ananda dan tampaknya mereka tau disanalah YA Ananda akan meninggal.

Demikian yang bhikkhu yg menggorok leher yg secara kasat mata menyalahi aturan dan lagi2 bro membuat permakluman terhadap vinaya yang seharusnya secara kasat mata.

Anda sendiri mengatakan yang penting adalah pikiran , apa bedanya tulus menolong wanita yg dalam keadaan krisis dan kebetulan hanya ada bhikkhu itu . ? sepertinya adanya keberpihakan terhadap menilai situasi kehidupan...

Kalau bhikkhu berbaris sebagai membuat jasa penyebrangan adalah penyalahgunaan . Makannya saya bilang lihat case by case. Ada hal yg bisa dikendurkan ada hal yg diteguhkan bila diperlukan. Makanya saya bilang menjalankan sila harus dengan panna bukan hantam kromo. Kalau contoh yang mengada2 seperti buat jasa penyebrangan apakah itu sesuai sila/vinaya dan panna?
Kalau gitu ada wanita kecebur saat itu hanya bhikkhu yg bisa menolong diemin aja yak....karena nanti melanggar vinaya...vinaya lebih tinggi daripada nilai Dhamma sebenarnya. :)   . Jadi sekarang Anda memilih vinaya kasat mata atau Vinaya batin yg sesuai dengan Dhamma.

Smoga bisa melihat perbedaannya.

YA. Ananda menggunakan iddhi untuk memasuki Parinibbana. Bukannya menggunakan iddhi untuk memamerkan kesaktian kepada para penduduk. Bhikkhu Arahanta yang menggorok leher adalah bhikkhu yang memasuki Parinibbana dengan pisau. Dalam hal ini, pisau dan iddhi adalah metode.

Coba bandingkan dengan seorang yang membakar dirinya untuk masuk Guiness Book of Records; dan seorang yang membunuh dirinya karena terbelit hutang finansial. Saya pikir Anda sudah tahu bedanya, tapi masih mempermasalahkan perbuatan fisik jasmaninya.

Betul. Kita harus melihat kasus per kasus. Contoh bhikkhu yang menyediakan jasa penyeberangan memang contoh kasus penyalahgunaan. Tapi itu yang hendak saya sampaikan. Jika Vinaya dikendurkan, banyak yang bisa berdalih dan berlindung di bawah "Ayat Jurnal Penyesuaian Vinaya".

Saya bukan bagian dari Sangha. Karena itu, argumen saya tidak bisa dijadikan sebagai referensi yang cukup sahih atas contoh kasus ini. Menurut saya, seorang bhikkhu yang dengan sadar melakukan perbuatan yang tak selaras dengan Vinaya, apapun alasannya; adalah tetap melakukan pelanggaran Vinaya. Setelah disahkan melakukan pelanggaran Vinaya, kemudian sidang Sangha yang akan memutuskan apakah bhikkhu itu dihukum berat, dihukum ringan, atau dibebaskan dari hukuman.

Sudah saya lihat perbedaannya. :)

Kalau bebas dari hukuman artinya melanggar atau tidak melanggar  ^-^

Artinya bisa saja melanggar, tapi dibebaskan dari hukuman.
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: bond on 07 January 2010, 02:20:45 PM
Adakah kemungkinan juga tidak melanggar baru diduga dan tidak terbukti hingga dibebaskan dari hukuman ?

Dan biasanya pendekatan ini lebih sering dipakai.
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: Nevada on 07 January 2010, 02:23:04 PM
Adakah kemungkinan juga tidak melanggar baru diduga dan tidak terbukti hingga dibebaskan dari hukuman ?

Bisa saja ada kasus pelanggaran, namun karena tidak ada bukti, maka seorang bhikkhu tidak mendapat hukuman.
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: bond on 07 January 2010, 02:24:36 PM
OK , senang bisa berdiskusi dengan bro  :)
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: Nevada on 07 January 2010, 02:26:46 PM
OK , senang bisa berdiskusi dengan bro  :)

Sama-sama, Bro. :)
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: johan3000 on 07 January 2010, 02:34:57 PM
Bro Upasaka
Jikalau memang adalah demikian, apa yang membedakan dengan kasus yang ditulis oleh Bro Bond, bukanlah seorang bhikkhu juga mengembangkan cinta kasih ( metta ) ?

Berbeda di motivasinya, Bro. :)

Kisah bhikkhu yang bersentuhan dengan perawat wanita, mungkin tidak termasuk pelanggaran Vinaya. Karena bhikkhu itu memang sedang sakit dan mungkin tidak ada kehendak untuk menyentuh perawat wanita.

Contoh analogi Bro Bond, menggambarkan bhikkhu yang memiliki niat untuk menolong wanita dengan menyentuhnya. Tentu saja perbuatan ini dilakukan dengan sadar. Karena itu, meski pertolongan itu baik, tapi tetap saja bhikkhu itu melanggar Vinaya.

Beberapa bhikkhu yang disiplin kadang memiliki "perasaan bersalah" apabila disentuh oleh wanita. Salah satunya, saya melihat seorang bhikkhu senior yang sangat sering memberikan khotbah Dhamma di Indonesia ini. Bhikkhu seperti ini, akan merasa "bersalah" jika ada wanita yang sedikit menyenggolnya karena berada di keramaian penuh sesak, meskipun wanita itu tidak sengaja.

Menurut saya, kasus seperti bhikkhu itu bukan termasuk pelanggaran Vinaya. Tetapi tetap saja, seorang bhikkhu yang baik tetap menghindari sentuhan dengan wanita sebisa mungkin. Ini bukan dikarenakan melihat wanita sebagai objek menjijikkan. Tetapi atas dasar melatih pikiran untuk tidak terpancing oleh visualisasi wanita. Karena itulah, sesuai Vinaya Theravada, seorang bhikkhu harus pandai-pandai bersikap bila berhadapan dengan wanita.

Terima Kasih atas jawabannya.  :)

IMO,
Berarti seorang bhikkhu harus menpunyai suatu kebijaksanaan dalam menjalankan vinaya. Karena memang sangat sulit untuk menjalani kehidupan kebhikkhuan dengan 227 peraturan. Sebagai umat awam yang belum pernah menjalani kehidupan kebhikkhuan, tentu sangat susah membayangkannya atau menempatkan diri kita dari sudut pandang bhikkhu.

 _/\_

Kalau menurut saya mudah saja. :)

Tidak melakukan kejahatan, kembangkan perbuatan baik, sucikan pikiran, taat pada Vinaya yang ditetapkan. Kelak bila seorang bhikkhu terpaksa melakukan pelanggaran Vinaya, lakukanlah untuk kebahagiaan dan kesejahteraan banyak makhluk. Seumpamanya melanggar Vinaya demi kebaikan dan kesejahteraan banyak makhluk, seharusnya Sangha tidak akan menjatuhkan hukuman yang berat. Setidaknya, bhikkhu itu menanam kamma baik dengan melanggar Vinaya sebagai konsekuensinya.

Kalau niat baik, dan membahagiankan, berguna bagi orang banyak.....bisa juga melanggar Vinaya? bukankah itu juga bisa menjadi kontradiksi ?
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: Nevada on 07 January 2010, 02:45:18 PM
Kalau niat baik, dan membahagiankan, berguna bagi orang banyak.....bisa juga melanggar Vinaya? bukankah itu juga bisa menjadi kontradiksi ?

Vinaya menetapkan bhikkhu tidak boleh bersentuhan dengan wanita. Karena pikiran bhikkhu yang masih berlatih mudah digoyahkan oleh sensasi wanita. Karena itu, semua bhikkhu harus menjaga sikap di hadapan wanita. Bagi bhikkhu yang sudah merealisasi tingkat Arahat, wanita tidak akan lagi bisa menggoyahkan pikirannya. Tetapi karena bhikkhu itu adalah anggota Sangha, maka bhikkhu yang merealisasi tingkat Arahat itu tetap wajib mengikuti ketetapan Vinaya.

Suatu hari ada seorang wanita hanyut di dalam sungai. Seorang bhikkhu boleh saja menolongnya, dengan menggendongnya ke daratan. Tetapi perilaku menyentuh dan menggendong wanita ini adalah pelanggaran Vinaya. Jadi hal ini masih bisa ditolerir, jika melanggar Vinaya demi menolong orang lain.
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 07 January 2010, 04:02:41 PM
Quote
Kalau niat baik, dan membahagiankan, berguna bagi orang banyak.....bisa juga melanggar Vinaya? bukankah itu juga bisa menjadi kontradiksi ?

ada dua macam vinaya, yang tergantung niat, dan yang tidak tergantung niat.
kalau tidak tergantung niat, gak sengaja pun tetap salah.
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: K.K. on 07 January 2010, 07:08:09 PM
Kalau niat baik, dan membahagiankan, berguna bagi orang banyak.....bisa juga melanggar Vinaya? bukankah itu juga bisa menjadi kontradiksi ?

Mengikuti ajaran Buddha, ada hal-hal baik yang harus ditinggalkan. Dan jika beberapa hal yang baik saja harus ditinggalkan, apalagi hal-hal jahat?
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: Mr.Jhonz on 07 January 2010, 09:11:44 PM
 [at]  all
pembahasan udah melenceng thu alias OOT..(kasian bhante ajahn brahmnya di cueikin ;D *joke)

pembahasan yg menarik kenapa ga buka thread baru aja? ;D
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: bond on 07 January 2010, 09:14:13 PM
Dan juga sering terjadi  hanya melihat vinaya saja tanpa melihat sisi Dhammanya. Oleh karena itu Sang Buddha mengatakan Dhamma dan vinaya adalah keduanya bukan berdiri sendiri-sendiri. Sehingga keseluruhan aspek kebenaran bisa dinilai secara bijaksana.

 _/\_
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: Mr.Jhonz on 07 January 2010, 09:17:21 PM
Ikut nimbrung dunk..
Gw ga ngikutin dr awal diskusi ini..
Tapi baru baca buku 'Pertanyaan seputar bhikkuni
tanya jawab dengan Ajahn Brahm'
diterbitkan oleh persaudaraan Bhikkuni Theravada Indonesia
transkrip lengkapnya interview dengan Ajahn Brahm http://www.bhikkhuni.net/library.htm/

semoga bermanfaat ;D
loh emang d indo ada bhikkhuni teravada ??? ??? ???
trus  web nya kok ga bs d buka y? ada slh tulis ga?
yg g tahu bhikkhuni cm ada d srilangka(tdk diakui) n d australia(by ajahn bram). soalnya d teravada generasi bhikkhuni da punah
klo sangha bikuni(mahayana) emang ada kan beda.

ga salah ketik kok.. ;D
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: kusalaputto on 08 January 2010, 02:48:20 PM
Ikut nimbrung dunk..
Gw ga ngikutin dr awal diskusi ini..
Tapi baru baca buku 'Pertanyaan seputar bhikkuni
tanya jawab dengan Ajahn Brahm'
diterbitkan oleh persaudaraan Bhikkuni Theravada Indonesia
transkrip lengkapnya interview dengan Ajahn Brahm http://www.bhikkhuni.net/library.htm/

semoga bermanfaat ;D
loh emang d indo ada bhikkhuni teravada ??? ??? ???
trus  web nya kok ga bs d buka y? ada slh tulis ga?
yg g tahu bhikkhuni cm ada d srilangka(tdk diakui) n d australia(by ajahn bram). soalnya d teravada generasi bhikkhuni da punah
klo sangha bikuni(mahayana) emang ada kan beda.

ga salah ketik kok.. ;D

kok teteup ga bs ya ???
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: JH sugathadasa on 08 January 2010, 03:30:54 PM
Ngomong2 kalau Ayya Santini itu termasuk bhikkuni theravadha bukan ?

Kalo tdk salah, hal ini jg pernah memicu perdebatan kan ya ? Ada yg bs share ..
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 08 January 2010, 05:23:30 PM
tanya sama bhikkhu theravada dong :D
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: kusalaputto on 12 January 2010, 10:00:59 AM
aye si ada nanya ya d theravada da ga da bhikkhuni lagi da punah :'( :'( :'(
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: Adhitthana on 12 January 2010, 11:00:49 PM
aye si ada nanya ya d theravada da ga da bhikkhuni lagi da punah :'( :'( :'(
Tidak juga .....
negara Srilangka ada kok Bhikkhuni

Thailand, Mynmar memang tidak ada Bhikkhuni .....
dan kebanyakan Vihara2 Theravada di Indonesia kiblatnya ke negara Thailand
otomatis tidak mengakui keberadaan bhikkhuni .....

 _/\_
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 13 January 2010, 12:38:17 PM
di srilanka juga penahbisan bukan dari theravada, melainkan secara vinaya dharmagupta
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: bond on 13 January 2010, 12:52:16 PM
Kalo tulisan dari link ini(dari upasaka)   http://bhagavant.com/home.php?link=sejarah&tipe=timeline

ada tertulis :

Pada tahun 433 CE atau 977 BE---   Para bhikhuni Theravada dari Srilanka memperkenalkan garis silsilah penuh ke China.

Apakah ini vinaya Dharmagupta? emangnya theravada ada berapa cabang lagi..?
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 13 January 2010, 03:58:07 PM
kalau memang dharmagupta = theravada, adakah bukti mereka melakukan sanghakamma bersama-sama (sebelum abad ke 20 & 21) ?
lagipula ini preseden yang sangat buruk.

ajahn brahm pernah mengatakan kejadian di cullavagga bisa dipakai, tetapi penafsiran ini sangat berbahaya.
kejadian di cullavagga adalah bhikkhu bisa menahbiskan bhikkhuni tanpa perlu bhikkhuni. tapi nyatanya ini sudah direvisi.

sebagai contoh, parajika membunuh itu sudah direvisi berkali-kali, pertama membunuh langsung, kemudian karena ada kasus maka diperketat, misalnya tidak bisa menyarankan aborsi, tidak bisa menyuruh orang lain.
belum pernah ada bhikkhu menjalankan revisi peraturan sebelumnya, tapi nyatanya ini terlontar dari mulut ajahn brahm.
kalau ajahn brahm benar-benar menjalankan revisi sebelumnya, bisa hancur seluruh peraturan yang dijaga ketat 2500 tahun lebih bisa hancur semua, misalnya menyuruh orang lain membunuh tidak masalah.
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: kusalaputto on 14 January 2010, 10:33:06 AM
Ngomong2 kalau Ayya Santini itu termasuk bhikkuni theravadha bukan ?

Kalo tdk salah, hal ini jg pernah memicu perdebatan kan ya ? Ada yg bs share ..
stau g bukan ya, cuma menjalankan sila bhikkhuni aja n bukan bhikkhuni soalnya dah punah
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: willyyandi on 15 January 2010, 01:11:48 AM
Kalo org yg menjalankan sila bhiikhuni, bukan bhikkhuni namanya ap?jadi yg menjalankan sila bhikkhu belum tentu bhikkhu??
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 15 January 2010, 09:59:34 AM
ada orang mengerti pengobatan, menjalankan pengobatan, tapi gak pernah sekolah kedokteran, apakah layak disebut dokter?
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: kusalaputto on 15 January 2010, 11:16:55 AM
Kalo org yg menjalankan sila bhiikhuni, bukan bhikkhuni namanya ap?jadi yg menjalankan sila bhikkhu belum tentu bhikkhu??
ada orang mengerti pengobatan, menjalankan pengobatan, tapi gak pernah sekolah kedokteran, apakah layak disebut dokter?
buat willy jwban bro gachapin sudah mewakilkan buanget da. soalnya klo mau jadi bhikkhu n bhikkhuni harus masuk sangha sebelum jadi bhikkhu pun harus jadi samanera dulu baru bisa d lantik. kayak kedokteran aja mst lulus sma baru bisa masuk kul jurusan kedokteran
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: ajan on 15 January 2010, 11:28:15 AM
udah bukan zamannya lagi diskriminasi gender. perempuan juga punya hak yang sama dengan laki-laki. nice act ajahn brahm.
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: JH sugathadasa on 15 January 2010, 11:35:13 AM
udah bukan zamannya lagi diskriminasi gender. perempuan juga punya hak yang sama dengan laki-laki. nice act ajahn brahm.

Wah ada Ajan disini   ;D hehehe
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: kusalaputto on 15 January 2010, 12:20:11 PM
untung ga pake bram bisa kaget klonjotan g :)) :)) :))
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 15 January 2010, 12:40:09 PM
tidak ada diskriminasi.
wanita punya kesempatan yang sama mencapai pencerahan, tergantung buah karma, dan usahanya.
bahkan di jaman Sang Buddha pun Sang Buddha memberikan peraturan yang berbeda, karena memang urusan pria dan wanita berbeda.

"bhikkhuni" yang ada sekarang berbohong dengan mengatakan peraturan dari Sang Buddha bukan otoritas

"study shows that we cannot take the Eight Garudharmas (heavy rules) as final authority without flexibility. I can quote an example of the first Garudharma which says that "a nun even ordained for 100 years must pay respect to a monk ordained that day." Later there was a case of six monks who playfully lifted up their robes showing their thighs to attract the bhikkhunis' attention. In this case, the Buddha instructed the bhikkhunis not to pay respect to these monks. This shows that any rule laid down by the Buddha always has a certain requirement to it. One should not stick to the rule without understanding the spirit of it." - "bhikkhuni" dhammananda

"This rule should be honoured, revered, esteemed and should not be thrown out until life lasts. A trainee bhikkhuni should spend two rains observing the six precepts and be accomplished for the higher ordination, in the presence of both Communities, bhikkhus and bhikkhunis. This rule should be honoured, revered, esteemed and should not be thrown out until life lasts." Anguttara Nikaya

Neither could Bhikkuni Kusuma find any evidence to suggest that the lifespan of the Buddha's dispensation will be shortened on account of women's admission to the order - "bhikkhuni" kusuma

"But, Ananda, if women had not obtained the Going-forth from the home life into homelessness in the Tathagata's doctrine and discipline, the holy life would have lasted long, the true Dhamma would have lasted 1,000 years. But now that they have gotten to go forth...this holy life will not last long, the true Dhamma will last 500 years. Just as a clan in which there are many women and few men is easily plundered by robbers and bandits, in the same way, in whatever doctrine and discipline women get to go forth, the holy life does not last long.."

apalagi yang diharapkan dari mereka-mereka yang tidak mengakui perkataan Sang Buddha sebagai perkataan Sang Buddha, tapi di kesempatan lain mau aja mengaku-aku sebagai murid Sang Buddha?

hampir semua "bhikkhuni" modern memelintir ucapan Sang Buddha demi status "bhikkhuni". jelas-jelas ada perbedaan, bahkan dari vinaya bhikkhuni ada perbedaan gender.
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: kusalaputto on 15 January 2010, 01:08:01 PM
^
bro nol nya kurang satu tuh harusnya kan goceng 5000thn ;D
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: Nevada on 15 January 2010, 01:24:41 PM
Seharusnya memang 500 tahun. Tapi belakangan ini di Indonesia sering ditulis 5000 tahun. Ini adalah kesalah-pahaman. Banyak orang berpikir bahwa Sang Buddha mengatakan Dhamma hanya bisa bertahan 5000 tahun, lalu mereka menghitung-hitung bahwa sekarang Dhamma sudah 2500 tahun. Entah dari mana pula kemudian muncul konkluasi bahwa 2500 tahun lagi barulah dunia kiamat (versi Agama Buddha). Parahnya, paradigma ini pun menyebar ke kalangan bhikkhu.

Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: kusalaputto on 15 January 2010, 01:41:12 PM
bro upaska sorry dapet dari tipitaka mana ada ref ga buat yg 500th n itu? ya setau g si mang 5000thn sisanya ajaran sang buddha kita. trus masak si ad yg bilang kita kiamat 2500 thn lg, wah salah persepsi tu kita kiamat msh lama hanya saja 2500 thn lg ajaran sang buddha hilang karena kemerosotan moral. trus kiamat bumi ini setelah sang bodhisatva metteya jadi buddha n sudah habis pula masa ajarannya, dr yg g pernah baca klo ga salah bumi kita ini bisa menanggung 5 kemuncullan sammasambuddha n boddhisatva mettya yg terakhir. jd cool down kiamat msh jauh ;D
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: Nevada on 15 January 2010, 02:36:15 PM
bro upaska sorry dapet dari tipitaka mana ada ref ga buat yg 500th n itu? ya setau g si mang 5000thn sisanya ajaran sang buddha kita. trus masak si ad yg bilang kita kiamat 2500 thn lg, wah salah persepsi tu kita kiamat msh lama hanya saja 2500 thn lg ajaran sang buddha hilang karena kemerosotan moral. trus kiamat bumi ini setelah sang bodhisatva metteya jadi buddha n sudah habis pula masa ajarannya, dr yg g pernah baca klo ga salah bumi kita ini bisa menanggung 5 kemuncullan sammasambuddha n boddhisatva mettya yg terakhir. jd cool down kiamat msh jauh ;D

Silakan Anda baca di => http://www.sacred-texts.com/bud/bits/bits099.htm (http://www.sacred-texts.com/bud/bits/bits099.htm)

Kesalah-pahaman yang beredar adalah:
- Banyak literatur Buddhis di Indonesia yang menuliskan bahwa Sang Buddha mengatakan usia Dhamma adalah 5.000 tahun; padahal berdasarkan teks Tipitaka adalah 500 tahun.
- Kesalahan ini mungkin karena kesalahan terjemahan, kekeliruan dalam mempublikasi, atau sengaja diubah oleh segelintir oknum dengan modus tertentu.
- Karena paradigma ini, banyak yang menghitung bahwa usia Dhamma sekarang sudah 2.500 tahun; dan tinggal 2.500 tahun lagi Dhamma akan lenyap.
- Muncul pula paradigma bahwa ketika Dhamma lenyap, berarti pada saat itu moralitas manusia sudah mencapai titik terburuk.
- Muncul pula pandangan bahwa itulah kiamat.
- Namun muncul pula pandangan bahwa Bumi belum musnah, dan kehidupan masih ada. Kelak moralitas akan naik hingga muncul seorang Sammasambuddha Metteya.

Dengan mengetahui adanya kesalahan publikasi usia Dhamma selama ini, semoga saja semua kesalah-pahaman ini tidak lagi beredar. :)
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: kusalaputto on 15 January 2010, 03:15:20 PM
aduh g jadi binggung mesti ikut yg mana ??? g da baca tadi teks tipitaka n semakin g binggung jadinya mana yang mesti g ikutin pa kesalahan ini di sengaja apa tidak n terjemahan dari tipitaka salah pa ga ???
 dari pad pusing2 da jalanin aja da ga pening di perdebatkan soalnya nt 2500 thn lg g da punabhava berkali kali  ;D
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: bond on 15 January 2010, 04:06:10 PM
Jadi Dhamma murni uda ngak ada, 500 tahun uda lewat dong  ;D

Berarti semua sekarang uda pada ngaco , ngak ada yang murni dong ^-^ termasuk kasus Ajahn Brahm entah benar dan entah salah tidak ada yg tau pasti  ;D

Ntar ada 5000 ntar ada 500 mana yang bener?. Maka lebih baik baca tipitaka sebaiknya jangan terpaku pada teks tapi makna Dhamma terdalamnya. Kalau kacamata kuda hasilnya kacamata kuda. ^-^ Lebih cocok Tipitaka sebagai alat bantu yang terbaik daripada otoritas tertinggi.

Lebih masuk akal adalah perkataan Sang Buddha yang menyatakan  dimana masih ada yg menjalankan Dhamma dan Vinaya dengan baik maka tidak akan ada kekurangan arahat di muka bumi ini.( nanti ada yg bertanya apakah 500 tahun bukan perkataan Sang Buddha? atau yang bener 5000 tahun alasannya tipitaka salah tulis....apakah ini untuk mempertahankan eksistensi yg sebenarnya atau pembenaran atas suatu kejadian). Jawabnya "aya-aya wae "

Permasalahannya orang melihat vinaya sebagai vinaya tanpa direlasikan dengan Dhamma. Atau Dhamma sendiri tanpa direlasikan dengan Vinaya. Dan yang terbaik Dhamma dan vinaya berjalan berdampingan jika tidak hasilnya kebingungan atau pembenaran2 semata yang muncul dari ego masing2. Seharusnya kita bertanya pada diri sendiri dan menggali : " bagaimana dengan melihat dari kacamata paramatha sacca bukan samutti belaka, apakah tindakan itu benar dan layak dipuji para bijaksana?  


 
_/\_


Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: Sumedho on 15 January 2010, 04:14:01 PM
kalau dilihat banyak interpretasi, aliran, dkk dkk, yah gimana murni coba ;D
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: Nevada on 15 January 2010, 04:30:38 PM
Jadi Dhamma murni uda ngak ada, 500 tahun uda lewat dong  ;D

Berarti semua sekarang uda pada ngaco , ngak ada yang murni dong ^-^ termasuk kasus Ajahn Brahm entah benar dan entah salah tidak ada yg tau pasti  ;D

Ntar ada 5000 ntar ada 500 mana yang bener?. Maka lebih baik baca tipitaka sebaiknya jangan terpaku pada teks tapi makna Dhamma terdalamnya. Kalau kacamata kuda hasilnya kacamata kuda. ^-^ Lebih cocok Tipitaka sebagai alat bantu yang terbaik daripada otoritas tertinggi.

Lebih masuk akal adalah perkataan Sang Buddha yang menyatakan  dimana masih ada yg menjalankan Dhamma dan Vinaya dengan baik maka tidak akan ada kekurangan arahat di muka bumi ini.( nanti ada yg bertanya apakah 500 tahun bukan perkataan Sang Buddha? atau yang bener 5000 tahun alasannya tipitaka salah tulis....apakah ini untuk mempertahankan eksistensi yg sebenarnya atau pembenaran atas suatu kejadian). Jawabnya "aya-aya wae "

Permasalahannya orang melihat vinaya sebagai vinaya tanpa direlasikan dengan Dhamma. Atau Dhamma sendiri tanpa direlasikan dengan Vinaya. Dan yang terbaik Dhamma dan vinaya berjalan berdampingan jika tidak hasilnya kebingungan atau pembenaran2 semata yang muncul dari ego masing2. Seharusnya kita bertanya pada diri sendiri dan menggali : " bagaimana dengan melihat dari kacamata paramatha sacca bukan samutti belaka, apakah tindakan itu benar dan layak dipuji para bijaksana? 


 
_/\_

Memang jangan terpaku pada Tipitaka... :)

Sejak munculnya perbedaan pandangan antara bhikkhu-bhikkhu ortodoks dan bhikkhu-bhikkhu "berkembang" (dalam kurun waktu 500 tahun sejak Sang Buddha memasuki Parinibbana), Dhamma yang diklaim sebagai Ajaran Sang Buddha sendiri sudah cukup bervariasi. Siapa yang berani menjamin bahwa Tipitaka, Tripitaka ataupun Lamrim adalah murni 100% tanpa mengalami pergeseran makna maupun tulisan?
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: bond on 15 January 2010, 04:56:01 PM
Jadi Dhamma murni uda ngak ada, 500 tahun uda lewat dong  ;D

Berarti semua sekarang uda pada ngaco , ngak ada yang murni dong ^-^ termasuk kasus Ajahn Brahm entah benar dan entah salah tidak ada yg tau pasti  ;D

Ntar ada 5000 ntar ada 500 mana yang bener?. Maka lebih baik baca tipitaka sebaiknya jangan terpaku pada teks tapi makna Dhamma terdalamnya. Kalau kacamata kuda hasilnya kacamata kuda. ^-^ Lebih cocok Tipitaka sebagai alat bantu yang terbaik daripada otoritas tertinggi.

Lebih masuk akal adalah perkataan Sang Buddha yang menyatakan  dimana masih ada yg menjalankan Dhamma dan Vinaya dengan baik maka tidak akan ada kekurangan arahat di muka bumi ini.( nanti ada yg bertanya apakah 500 tahun bukan perkataan Sang Buddha? atau yang bener 5000 tahun alasannya tipitaka salah tulis....apakah ini untuk mempertahankan eksistensi yg sebenarnya atau pembenaran atas suatu kejadian). Jawabnya "aya-aya wae "

Permasalahannya orang melihat vinaya sebagai vinaya tanpa direlasikan dengan Dhamma. Atau Dhamma sendiri tanpa direlasikan dengan Vinaya. Dan yang terbaik Dhamma dan vinaya berjalan berdampingan jika tidak hasilnya kebingungan atau pembenaran2 semata yang muncul dari ego masing2. Seharusnya kita bertanya pada diri sendiri dan menggali : " bagaimana dengan melihat dari kacamata paramatha sacca bukan samutti belaka, apakah tindakan itu benar dan layak dipuji para bijaksana? 


 
_/\_

Memang jangan terpaku pada Tipitaka... :)

Sejak munculnya perbedaan pandangan antara bhikkhu-bhikkhu ortodoks dan bhikkhu-bhikkhu "berkembang" (dalam kurun waktu 500 tahun sejak Sang Buddha memasuki Parinibbana), Dhamma yang diklaim sebagai Ajaran Sang Buddha sendiri sudah cukup bervariasi. Siapa yang berani menjamin bahwa Tipitaka, Tripitaka ataupun Lamrim adalah murni 100% tanpa mengalami pergeseran makna maupun tulisan?

Bahkan saya pernah baca, bahwa setelah di Srilangka diinvasi oleh raja yg kontra buddhist dan merosot dan kemudian diambil alih lagi oleh raja yang pro buddhist, terjadi perdebatan di Alu Vihara antara bhikhu2 pertapa/hutan dan ada beberapa yang arahat, yang menjalankan pati-pati kalah debat dengan para bhikkhu-bhikkhu scholar sehingga pengajaran sesungguhnya dari pati-pati bergeser...

dan saya lihat kasus Ajahn Brahm sebenarnya di grey Area. Karena dia punya penafsiran dan para pengacu kitab Tipitaka pun punya argumen yg menyangkal acuan yg dipakai Ajahn Brahm.. rumit bukan...So be wise aja..... ;D Dan kita umat banyak terjebak pada pro kontranya  ^-^ Apalagi sampai pada suatu kesimpulan  ;D.....



Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: Nevada on 15 January 2010, 05:01:26 PM
Bahkan saya pernah baca, bahwa setelah di Srilangka diinvasi oleh raja yg kontra buddhist dan merosot dan kemudian diambil alih lagi oleh raja yang pro buddhist, terjadi perdebatan di Alu Vihara antara bhikhu2 pertapa/hutan dan ada beberapa yang arahat, yang menjalankan pati-pati kalah debat dengan para bhikkhu-bhikkhu scholar sehingga pengajaran sesungguhnya dari pati-pati bergeser...

dan saya lihat kasus Ajahn Brahm sebenarnya di grey Area. Karena dia punya penafsiran dan para pengacu kitab Tipitaka pun punya argumen yg menyangkal acuan yg dipakai Ajahn Brahm.. rumit bukan...So be wise aja..... ;D Dan kita umat banyak terjebak pada pro kontranya  ^-^ Apalagi sampai pada suatu kesimpulan  ;D.....

Kita tidak tahu bagian mana di Tipitaka yang sudah bergeser dari aslinya. Tapi seperti yang mungkin sudah kita (mau) tahu, Tipitaka adalah literatur Buddhis paling otentik yang masih eksis di dunia ini. Oleh karena itu, sebagai bhikkhu Theravada sudah sebaiknya menggunakan Tipitaka sebagai basis pijakan kakinya.

Bila di dalam Tipitaka terdapat Vinaya tersebut, maka Ajahn Brahm sebenarnya berbuat tidak selaras dengan Vinaya di Tipitaka. Apakah Vinaya itu asli dari Sang Buddha? Kita tidak tahu secara pasti. :)
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: bond on 15 January 2010, 05:29:33 PM
Bahkan saya pernah baca, bahwa setelah di Srilangka diinvasi oleh raja yg kontra buddhist dan merosot dan kemudian diambil alih lagi oleh raja yang pro buddhist, terjadi perdebatan di Alu Vihara antara bhikhu2 pertapa/hutan dan ada beberapa yang arahat, yang menjalankan pati-pati kalah debat dengan para bhikkhu-bhikkhu scholar sehingga pengajaran sesungguhnya dari pati-pati bergeser...

dan saya lihat kasus Ajahn Brahm sebenarnya di grey Area. Karena dia punya penafsiran dan para pengacu kitab Tipitaka pun punya argumen yg menyangkal acuan yg dipakai Ajahn Brahm.. rumit bukan...So be wise aja..... ;D Dan kita umat banyak terjebak pada pro kontranya  ^-^ Apalagi sampai pada suatu kesimpulan  ;D.....

Kita tidak tahu bagian mana di Tipitaka yang sudah bergeser dari aslinya. Tapi seperti yang mungkin sudah kita (mau) tahu, Tipitaka adalah literatur Buddhis paling otentik yang masih eksis di dunia ini. Oleh karena itu, sebagai bhikkhu Theravada sudah sebaiknya menggunakan Tipitaka sebagai basis pijakan kakinya.

Bila di dalam Tipitaka terdapat Vinaya tersebut, maka Ajahn Brahm sebenarnya berbuat tidak selaras dengan Vinaya di Tipitaka. Apakah Vinaya itu asli dari Sang Buddha? Kita tidak tahu secara pasti. :)

Setuju tipataka adalah litelatur buddhis yang otentik dalam hal historicalnya dan dijadikan basis pijakan. Tetapi jangan menjadi buta karena ketidak tahuan kita mana yg telah bergeser, itulah fungsinya panna.

Siapa yang mengatakan itu tidak selaras dengan vinaya?, berdasarkan intrepertasi, ikut2an karena ada bhikkhu A atau B dan sebagainya, apakah seluruh bhikkhu didunia telah mencapai konsesus Ajahn Brahm melanggar vinaya itu secara tulus?

Jika kita sendiri tidak tau pasti mengapa harus mengatakan itu pasti melanggar vinaya? Inilah disebut melihat hanya sebatas vinaya saja tanpa melihat aspek Dhammanya. Atau melihat tataran samuti saja...karena mengenai Ajahn Brahm pendapat diantara para bhikkhu pun terbelah dua. Jika demikian apakah bijaksana umat yang tau seupil vinaya cuma ikut2an menyimpulkan. Mana yg lebih baik.. netral lalu berlatih kedalam atau menyimpulkan karena kubu atau tipitaka sendiri yang jadi acuan mati?, padahal banyak aspek lainnya yg terabaikan. Makanya saya bilang kasus Ajahn Brahm adalah grey area...dia pun punya acuan cullavaga, tapi katanya tidak diakui dan telah dianulir, siapa yg menganulir dsb, apakah itu melalui perkumpulan arahat yg menyetujui? kalau iya berarti Ajahn Brahm baru bisa disimpulkan.

Saya sendiri netral. Sehingga menanggapi dalam posisi ehipasiko aja sebelum pada kesimpulan final. Kalau tidak ada kesimpulan, ya wait and see kek main saham aja....  ;D
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: Nevada on 15 January 2010, 05:45:35 PM
Quote from: upasaka
Kita tidak tahu bagian mana di Tipitaka yang sudah bergeser dari aslinya. Tapi seperti yang mungkin sudah kita (mau) tahu, Tipitaka adalah literatur Buddhis paling otentik yang masih eksis di dunia ini. Oleh karena itu, sebagai bhikkhu Theravada sudah sebaiknya menggunakan Tipitaka sebagai basis pijakan kakinya.

Bila di dalam Tipitaka terdapat Vinaya tersebut, maka Ajahn Brahm sebenarnya berbuat tidak selaras dengan Vinaya di Tipitaka. Apakah Vinaya itu asli dari Sang Buddha? Kita tidak tahu secara pasti. :)

Setuju tipataka adalah litelatur buddhis yang otentik dalam hal historicalnya dan dijadikan basis pijakan. Tetapi jangan menjadi buta karena ketidak tahuan kita mana yg telah bergeser, itulah fungsinya panna.

Siapa yang mengatakan itu tidak selaras dengan vinaya?, berdasarkan intrepertasi, ikut2an karena ada bhikkhu A atau B dan sebagainya, apakah seluruh bhikkhu didunia telah mencapai konsesus Ajahn Brahm melanggar vinaya itu secara tulus?

Jika kita sendiri tidak tau pasti mengapa harus mengatakan itu pasti melanggar vinaya? Inilah disebut melihat hanya sebatas vinaya saja tanpa melihat aspek Dhammanya. Atau melihat tataran samuti saja...karena mengenai Ajahn Brahm pendapat diantara para bhikkhu pun terbelah dua. Jika demikian apakah bijaksana umat yang tau seupil vinaya cuma ikut2an menyimpulkan. Mana yg lebih baik.. netral lalu berlatih kedalam atau menyimpulkan karena kubu atau tipitaka sendiri yang jadi acuan mati?, padahal banyak aspek lainnya yg terabaikan. Makanya saya bilang kasus Ajahn Brahm adalah grey area...dia pun punya acuan cullavaga, tapi katanya tidak diakui dan telah dianulir, siapa yg menganulir dsb, apakah itu melalui perkumpulan arahat yg menyetujui? kalau iya berarti Ajahn Brahm baru bisa disimpulkan.

Saya sendiri netral. Sehingga menanggapi dalam posisi ehipasiko aja sebelum pada kesimpulan final. Kalau tidak ada kesimpulan, ya wait and see kek main saham aja....  ;D

Secara Dhamma (Sutta) dan Vinaya versi Theravada, jelas Ajahn Brahm berlaku salah, Bro. :)

Contoh terdekat:
- Dalam Dhammacakkappavatana Sutta, Sang Buddha membabarkan khotbah kepada 5 petapa; yang kemudian mereka menerima penahbisan menjadi bhikkhu. Kemudian pada saat itu, Sangha pertama telah terbentuk. Minimal untuk membentuk Sangha (bhikkhu atau bhikkhuni) adalah 5 orang. Tetapi Ajahn Brahm menahbiskan 4 orang bhikkhuni dan mendirikan Sangha Bhikkhuni di Australia. Secara Dhamma (Sutta) saja beliau sudah tidak sesuai.

- Dalam Cullavagga X.1, Sang Buddha yang mendirikan Sangha Bhikkhuni pertama kali; karena Beliau yang berhak mendirikannya. Sebab Beliau adalah Sammasambuddha. Ingat dan cermati! Maha Pajapati Gotami memohon kepada YA. Ananda agar beliau dan para wanita sakya bisa menjadi bhikkhuni. YA. Ananda menunjukkan hierarki ini kepada Sang Buddha. YA. Ananda memohon 3 kali pada Sang Buddha, dan akhirnya dikabulkan. Jika Sangha Bhikkhuni bisa didirikan oleh bhikkhu (siswa Sang Buddha), sudah tentu YA. Ananda yang melakukannya. Namun beliau tidak seperti itu. YA. Ananda paham bahwa hanya Sammasambuddha (Buddha Gotama) yang berhak mendirikan Sangha Bhikkhuni. Secara Vinaya saja, Ajahn Brahm sudah salah.

Semoga bisa dipahami.
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: bond on 15 January 2010, 06:46:44 PM
Quote from: upasaka
Kita tidak tahu bagian mana di Tipitaka yang sudah bergeser dari aslinya. Tapi seperti yang mungkin sudah kita (mau) tahu, Tipitaka adalah literatur Buddhis paling otentik yang masih eksis di dunia ini. Oleh karena itu, sebagai bhikkhu Theravada sudah sebaiknya menggunakan Tipitaka sebagai basis pijakan kakinya.

Bila di dalam Tipitaka terdapat Vinaya tersebut, maka Ajahn Brahm sebenarnya berbuat tidak selaras dengan Vinaya di Tipitaka. Apakah Vinaya itu asli dari Sang Buddha? Kita tidak tahu secara pasti. :)

Setuju tipataka adalah litelatur buddhis yang otentik dalam hal historicalnya dan dijadikan basis pijakan. Tetapi jangan menjadi buta karena ketidak tahuan kita mana yg telah bergeser, itulah fungsinya panna.

Siapa yang mengatakan itu tidak selaras dengan vinaya?, berdasarkan intrepertasi, ikut2an karena ada bhikkhu A atau B dan sebagainya, apakah seluruh bhikkhu didunia telah mencapai konsesus Ajahn Brahm melanggar vinaya itu secara tulus?

Jika kita sendiri tidak tau pasti mengapa harus mengatakan itu pasti melanggar vinaya? Inilah disebut melihat hanya sebatas vinaya saja tanpa melihat aspek Dhammanya. Atau melihat tataran samuti saja...karena mengenai Ajahn Brahm pendapat diantara para bhikkhu pun terbelah dua. Jika demikian apakah bijaksana umat yang tau seupil vinaya cuma ikut2an menyimpulkan. Mana yg lebih baik.. netral lalu berlatih kedalam atau menyimpulkan karena kubu atau tipitaka sendiri yang jadi acuan mati?, padahal banyak aspek lainnya yg terabaikan. Makanya saya bilang kasus Ajahn Brahm adalah grey area...dia pun punya acuan cullavaga, tapi katanya tidak diakui dan telah dianulir, siapa yg menganulir dsb, apakah itu melalui perkumpulan arahat yg menyetujui? kalau iya berarti Ajahn Brahm baru bisa disimpulkan.

Saya sendiri netral. Sehingga menanggapi dalam posisi ehipasiko aja sebelum pada kesimpulan final. Kalau tidak ada kesimpulan, ya wait and see kek main saham aja....  ;D

Secara Dhamma (Sutta) dan Vinaya versi Theravada, jelas Ajahn Brahm berlaku salah, Bro. :)

Contoh terdekat:
- Dalam Dhammacakkappavatana Sutta, Sang Buddha membabarkan khotbah kepada 5 petapa; yang kemudian mereka menerima penahbisan menjadi bhikkhu. Kemudian pada saat itu, Sangha pertama telah terbentuk. Minimal untuk membentuk Sangha (bhikkhu atau bhikkhuni) adalah 5 orang. Tetapi Ajahn Brahm menahbiskan 4 orang bhikkhuni dan mendirikan Sangha Bhikkhuni di Australia. Secara Dhamma (Sutta) saja beliau sudah tidak sesuai.

- Dalam Cullavagga X.1, Sang Buddha yang mendirikan Sangha Bhikkhuni pertama kali; karena Beliau yang berhak mendirikannya. Sebab Beliau adalah Sammasambuddha. Ingat dan cermati! Maha Pajapati Gotami memohon kepada YA. Ananda agar beliau dan para wanita sakya bisa menjadi bhikkhuni. YA. Ananda menunjukkan hierarki ini kepada Sang Buddha. YA. Ananda memohon 3 kali pada Sang Buddha, dan akhirnya dikabulkan. Jika Sangha Bhikkhuni bisa didirikan oleh bhikkhu (siswa Sang Buddha), sudah tentu YA. Ananda yang melakukannya. Namun beliau tidak seperti itu. YA. Ananda paham bahwa hanya Sammasambuddha (Buddha Gotama) yang berhak mendirikan Sangha Bhikkhuni. Secara Vinaya saja, Ajahn Brahm sudah salah.

Semoga bisa dipahami.

Nah inilah arti sutta dan Dhamma sudah kabur artinya.....
Tau dari mana salah dengan versi Theravada?. Apakah bro anggota Sangha?Bagaimana sangha theravada yang mendukung?
Apakah bro sudah ikut keseluruhan permasalahan?
Yang pro dan kontra masing2 menganggap versi theravada? lalu mana yang benar?

Baik,apakah ada vinaya dan perintah dari Sang Buddha harus 5, lalu adakah penjelasan jika tidak ada maka tidak boleh? .Atau kalau punah harus Sang Buddha yang menahbiskan?,apakah ada perkataan SB seperti itu? atau hanya karena tradisi? Lalu adakah penjelasan mengenai silsilah harus begini dan begitu baru sah menurut Dhamma?

 SB yg melakukan saat itu dalam penahbisan bhikkuni ,itu adalah intrepertasi Anda,intrepertasi saya malah,karena YA . Ananda menghargai SB sebagai TOP Leader saat itu-->inipun hanya intrpertasi demikian Anda. Jadi bukan sesuatu hitam diatas putih sebagai vinaya mati.

Jikasemua hanya dinilai dari tulisan tanpa pertimbangan aspek Dhamma diluar buku maka percuma adanya kalama sutta.

Sekali lagi bukan kapasitas saya untuk menyalahkan atau membenarkan .Saya komentar begini karena adanya kesimpulan2 tanpa dasar dan tanpa keterangan yg dapat dijadikan acuan. Dan semua yang disini hanya dari desas-desus.

Sekali lagi saya pribadi tidak mau menilai,tapi alasan kesimpulan dalam hal pelanggaran tidak cukup bukti.

Kenapa harus 5, tidak 4, 3  gara2 kekakuan seperti ini malah saya lihat Dhamma akan lebih cepat mati. Tetapi ini jadi jangan diartikan sebagai budaya permisif. Mana yang lebih penting samutti atau paramata sacca dalam melihat vinaya.

Kalau ada yg bisa menjelaskan kenapa harus 5, tidak 3 dsb maka akan lebih bisa diterima.

Bagi saya kasus ini adalah grey area, kalau ada yg menyimpulkan silakan saja.
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: bond on 15 January 2010, 10:17:55 PM
Untuk memperjelas mari kita kaji referensi berikut ini :

Persamuhan Agung diselenggarakan di Patalaiputta(India), dipimpin YA. Tissa Mogaliputta. Abhidahmma pitaka diulang kembali pada persamuhan ini, sehingga lengkaplah  pengertian Tipitaka.........dst
Persamuhan ini dibawak Kaisar Asoka. perselisihan doktrin yang kemudian memunculkan keretakan, melahirkan aliran Sarvastivada dan Vibajavada.
Kejadian diatas pada tahun 313 B.C.E

Pada tahun 303 B.C.E  
Y.M Mahinda Thera mendirikan Mahavihara di Anurudhapura, Srilanka.. Komunitas aliran Vibbajavaddin yang berdiam di Srilanka kemudian berkembang menjadi Theravada....dst

Dari sini kita bisa melihat bahwa sebenarnya yang diclaim kebenaran vinaya adalah versi Theravada yang muncul kemudian dan sebenarnya diperdebatkan disini adalah vinaya secara  doktrin...termasuk masalah Ajahn Brahm. Bukanlah aspek Dhamma yang fundamental dan merupakan perbuatan tercela.

Mari saya pinjam kalimat Gachapin :
Quote
ajahn brahm pernah mengatakan kejadian di cullavagga bisa dipakai, tetapi penafsiran ini sangat berbahaya.
kejadian di cullavagga adalah bhikkhu bisa menahbiskan bhikkhuni tanpa perlu bhikkhuni. tapi nyatanya ini sudah direvisi.

sebagai contoh, parajika membunuh itu sudah direvisi berkali-kali, pertama membunuh langsung, kemudian karena ada kasus maka diperketat, misalnya tidak bisa menyarankan aborsi, tidak bisa menyuruh orang lain.
belum pernah ada bhikkhu menjalankan revisi peraturan sebelumnya, tapi nyatanya ini terlontar dari mulut ajahn brahm.
kalau ajahn brahm benar-benar menjalankan revisi sebelumnya, bisa hancur seluruh peraturan yang dijaga ketat 2500 tahun lebih bisa hancur semua, misalnya menyuruh orang lain membunuh tidak masalah.

Sebenarnya apa sih isi culavagga yang dimaksud Ajahn Brahm sebagai pembenaran dia?, karena apa yg bro upasaka tulis culavagganya tidak ada kaitan pembenaran Ajahn Brahm. Dengan demikian maka pembahasan ini orang lain bisa menilai secara subjektif. Dimana bahayanya juga dimana, jika tidak adapenjelasan ini akan membawa opini publik yg menyesatkan karena tidak ditulis penjelasannya. Dan yang saya bingung masa sih ada bhikkhu yang tidak pernah merevisi vinaya sebelumnya dan baru terlontar dari Ajahn Brahm.... Yakin akan hal itu? pembiasan aliran saja jelas bahwa ada revisi karena intrepertasi...Kalau tipitaka memang tidak murni 100 % berarti kita tidak bisa mengclaim bahwa vinaya tidak pernah di revisi. Kebetulan Theravada berkembang pesat dan bertahan lebih lama maka claimnya adalah vinaya paling tua. Padahal ada tertulis dengan munculnya Sangha bhikkhuni maka Dhamma hanya 500 tahun lalu kalo lewat itu ngak sahih. Dan saya lebih yakin semakin jauh pembiasan banyak terjadi, dan kadang kala yang sebenarnya asli malah tertutup oleh pembiasan itu karena mayoritas.

Saya melihat bahwa tidak ada kesimpulan yang pasti dalam kasus Ajahn Brahm.   Nah umat koq sering kebablasan. Ini contoh kefanatikan yang salah arah. Saya akhiri sampai disini pembahasan Ajahn Brahm , karena pasti ada yg tidak terima  ^-^. Kalau saya mending nonton dulu kalo belum pasti. Tapi kalau ada yg bilang pasti ...selamat deh....untuk para umat ariya scholar.


 

 _/\_
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: Sumedho on 15 January 2010, 10:41:34 PM
 [at] gachapin:

maksudnya revisi itu adalah revisi dari sang buddha atau revisi dari murid2xnya?

misalnya karena suatu kejadian sang buddha menambahkan peraturan dengan merevisinya.

Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 15 January 2010, 11:48:59 PM
revisi dari Sang Buddha. dulu saya pernah mengatakan dalam kasus rambut bahwa Sang Buddha tetap terikat vinaya, tetapi setelah melihat bukti-bukti yang ada, ternyata Sang Buddha di atas vinaya.

- keajaiban, Sang Buddha mengatakan pada raja tertentu bahwa bagi Sang Buddha tidak akan ada kemunduran, bagi orang lain bisa ada
- penahbisan, bhikkhu 20 tahun -> kecuali yang disuruh Sang Buddha bisa tujuh tahun (kasus sopaka)
- perubahan vinaya -> cuma Sang Buddha yang bisa merubah vinaya
- uposatha -> Sang Buddha pada suatu titik tidak melaksanakan uposatha bersama-sama, karena tidak ada alasan bagi Sang Bhagava untuk melaksanakan uposatha dengan mereka yang tidak murni

lantas apa yang menjadi pedoman Sang Buddha? pada kesempatan lain Beliau mengatakan tidak ada makhluk yang lebih tinggi dari Beliau, karena itu Beliau berpegang pada Dhamma yang telah ia temukan.

-----------------------------------------------------------------------------

ajahn brahm pernah mengatakan cullavagga iii bisa dipakai sebagai alasan penahbisan bhikkhuni tanpa 4 bhikkhuni dan 1 uppajaya (5) karena bhikkhu sendiri sudah cukup.
ini merupakan peraturan sebelum direvisi oleh Sang Buddha. Bagi seorang bhikkhu mengatakan hal ini sebenarnya sesuatu yang berbahaya, karena bila interpretasi ini diakui bisa terjadi penggunaan revisi vinaya sebelumnya oleh bhikkhu yang lain -> contoh kasus parajika

---------------------------------------------------------------------------------------

dari 18 aliran yang ada, 17 dianggap perpecahan, sehingga dharmagupta tidak lebih baik dari aliran yang lain

bila ingin melihat keabsahan suatu sangha di mata sangha tertentu, lihat di acara resmi sangha (sanghakamma), misalnya uposatha, penahbisan. ini bukti tidak terbantahkan jika sangha mengakui seseorang sebagai bhikkhu atau tidak

tidak ada bukti tertulis selama 2000 tahun lebih bhikkhu theravada melakukan sanghakamma dengan pihak lain. yang ada sebaliknya.

sangha theravada indonesia -> bahkan tidak makan semeja dengan dari aliran lain.
tidak mengakui bhikkhuni theravada.
-------------------------------------------------------------------
dhammayut -> didirikan oleh pangeran mongkut. dia menemukan bahwa sima diletakan tidak benar. dia ditahbiskan kembali di theravada mon (myanmar) yang sudah diselidiki paling sah (menurut dia)
dhammayut modern -> mon, mahanikay, dan aliran lain tidak boleh masuk ke vihara dhammayut (wat bowon), apalagi sanghakamma
di beberapa tempat dhammayut, mahanikay masih diperlakukan seperti samanera
di beberapa tempat, diperlakukan seperti bhikkhu
di tempat ajahn maha boowa -> paling baik kalau mahanikay diperlakukan seperti samanera

kalau mau ehipassiko gampang, ditahbiskan aja dalam mahanikay, kemudian menghadap ajahn maha boowa, kemudian tanya apakah kalau ajahn chah masih hidup, mau melakukan sanghakamma bila ada ajahn chah (ajahn chah -> mahanikay)

kalau mahanikay saja diragukan apalagi dharmagupta

secara formil thailand tidak mengakui penahbisan bhikkhuni theravada (1928 oleh supreme sangha council)
----------------------------------------------------------------------
pa auk sayadaw -> mengajar meditasi bhikkhuni mahayana, tapi saya tidak tau perlakuan formalnya bagaimana, apakah dianggap bhikkhuni atau bukan

mahasi sayadaw -> gurunya jetavana sayadaw pernah berusaha menahbiskan bhikkhuni, tidak diketahui apakah mahasi sayadaw berpandangan atau tidak, tapi menilik dari kebiasaan beliau menilik kitab-kitab komentar, nampaknya tidak mungkin

burma juga tidak mengakui penahbisan bhikkhuni theravada

secara legal formil, setahu saya tidak ada pendukung bhikkhuni theravada, yang ada hanya aksi sporadis dan sepihak.
tradisi yang baik adalah menentukan bersama-sama, tapi kenyataannya dalam diskusi sangha yang dipublikasikan untuk menentukan bhikkhuni theravada, yang diundang hanya yang pro, tidak pernah ada diskusi yang dipublikasikan yang mengundang yang kontra
------------------------------------------------------------------------
pembenaran-pembenaran dari pihak yang pro
x cullavagga
x Buddha tidak mengajarkan peraturan lebih bagi bhikkhuni
x Buddha tidak membedakan pria dan wanita (secara mutlak memang tidak membedakan, secara konsep masih dibedakan, peraturan beda, kedudukan beda)
x Dharmagupta = Theravada
x Mahayana = Theravada
x Tidak ada bukti Bhikkhu Theravada modern valid (berusaha membuat seolah-olah tidak ada bukti, karena itu gak apa-apa Bhikkhuni Theravada ada)
x toh bhikkhu modern juga semua pakai uang (melanggar vinaya)

-----------------------------------------------
jika sektarian adalah membedakan yang benar dan yang salah, biarlah saya dianggap sektarian

sarvastivada -> semua hal ada, yang terjadi di masa lalu selalu ada, semua yang terjadi di masa mendatang selalu ada, semua yang terjadi sekarang selalu ada
karena yang berubah cuma luarnya, intinya kekal

dharmagupta -> mantra bisa membawa kebebasan
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: Nevada on 16 January 2010, 12:35:41 AM
Nah inilah arti sutta dan Dhamma sudah kabur artinya.....
Tau dari mana salah dengan versi Theravada?. Apakah bro anggota Sangha?Bagaimana sangha theravada yang mendukung?
Apakah bro sudah ikut keseluruhan permasalahan?
Yang pro dan kontra masing2 menganggap versi theravada? lalu mana yang benar?

Baik,apakah ada vinaya dan perintah dari Sang Buddha harus 5, lalu adakah penjelasan jika tidak ada maka tidak boleh? .Atau kalau punah harus Sang Buddha yang menahbiskan?,apakah ada perkataan SB seperti itu? atau hanya karena tradisi? Lalu adakah penjelasan mengenai silsilah harus begini dan begitu baru sah menurut Dhamma?

 SB yg melakukan saat itu dalam penahbisan bhikkuni ,itu adalah intrepertasi Anda,intrepertasi saya malah,karena YA . Ananda menghargai SB sebagai TOP Leader saat itu-->inipun hanya intrpertasi demikian Anda. Jadi bukan sesuatu hitam diatas putih sebagai vinaya mati.

Jikasemua hanya dinilai dari tulisan tanpa pertimbangan aspek Dhamma diluar buku maka percuma adanya kalama sutta.

Sekali lagi bukan kapasitas saya untuk menyalahkan atau membenarkan .Saya komentar begini karena adanya kesimpulan2 tanpa dasar dan tanpa keterangan yg dapat dijadikan acuan. Dan semua yang disini hanya dari desas-desus.

Sekali lagi saya pribadi tidak mau menilai,tapi alasan kesimpulan dalam hal pelanggaran tidak cukup bukti.

Kenapa harus 5, tidak 4, 3  gara2 kekakuan seperti ini malah saya lihat Dhamma akan lebih cepat mati. Tetapi ini jadi jangan diartikan sebagai budaya permisif. Mana yang lebih penting samutti atau paramata sacca dalam melihat vinaya.

Kalau ada yg bisa menjelaskan kenapa harus 5, tidak 3 dsb maka akan lebih bisa diterima.

Bagi saya kasus ini adalah grey area, kalau ada yg menyimpulkan silakan saja.

Pada awalnya, Sang Buddha menahbiskan 5 petapa di Taman Rusa Isipathana. Sejak kelima petapa itu menjadi bhikkhu di bawah Sang Buddha, maka Tiratana pun terbentuk (Buddha, Dhamma, Sangha).

Dalam salah satu petikan di Vinaya Pitaka, dijelaskan bahwa Sangha (http://www.buddhanet.net/cmdsg/getting5.htm) adalah komunitas bhikkhu di bawah Sang Buddha yang berjumlah 4 bhikkhu atau lebih. Dengan kata lain, harus ada 4 bhikkhu atau lebih agar Sangha bisa didirikan. Syarat minimal berdirinya Sangha sebanyak 4 orang ini ditetapkan, karena Sang Buddha sendiri sebenarnya merupakan bagian dari Sangha. Bisa kita lihat dalam tradisi Theravada saat ini. Bila Sangha ingin mengadakan upasampada (http://www.jendhamuni.com/buddhism/articles/ordinationCeremony.htm), pavarana, menerima dana makan di vihara, dsb.; syaratnya adalah Sangha harus terdiri minimal dari 5 orang bhikkhu.

Selain itu, Sangha Theravada Indonesia juga didirikan dengan memenuhi syarat sebanyak 5 orang (http://harpin.wordpress.com/pic-history/). Seorang bhikkhu yang merupakan bagian dari Sangha harus menjalankan 227 peraturan (http://www.vipassana.com/canon/vinaya/bhikkhu-pati.php#2). Sedangkan seorang bhikkhuni harus menjalankan 331 peraturan.

Sangha Bhikkhuni sesuai silsilah Theravada sudah musnah sejak abad ke-10 M di Ceylon, Sri Lanka. Di Thailand sendiri, Sangha Bhikkhuni juga musnah pada sekitar abad ke-20 M; karena jumlahnya hanya sebanyak 4 orang. Perlu diketahui, bahwa Sang Buddha sempat mengubah persyaratan untuk mendirikan Sangha Bhikkhuni. Di atas sudah saya cantumkan, bahwa syarat untuk mendirikan Sangha Bhikkhu adalah 4 orang atau lebih. Maksudnya, jika hanya ada 4 orang bhikkhu; maka Sangha Bhikkhu sudah bisa didirikan. Sebab Sang Buddha sendiri merupakan seorang bhikkhu, jadi syarart minimal Sangha Bhikkhu tetaplah 5 orang. Jumlah (5 bhikkhu) ini pula yang menjadi syarat suatu seremonial (acara) internal Sangha untuk dapat dilangsungkan.

Berbeda dengan Sangha Bhikkhu, berbeda pula dengan Sangha Bhikkhuni. Sang Buddha menetapkan syarat bahwa Sangha Bhikkhuni boleh didirikan dengan ketentuan minimal ada 5 bhikkhuni (http://en.wikipedia.org/wiki/Sangha). Hal ini diterapkan, sebab Sang Buddha bukanlah seorang wanita, alias bukanlah seorang bhikkhuni. Oleh sebab itu, Sangha Bhikkhuni dapat berdiri dan tetap berdiri dengan syarat minimal sebanyak 5 bhikkhuni.

Tidak hanya itu, untuk menjadi bhikkhuni (http://www.dhammacakka.org/index.php?option=com_content&task=view&id=347&Itemid=153), berdasarkan Vinaya Pitaka (Pali); maka seorang wanita yang sudah memenuhi syarat harus ditahbiskan oleh bhikkhuni lain untuk menjadi samaneri terlebih dahulu. Setelah melaksanakan sila sebagai samaneri selama dua tahun dan usianya telah minimal 20 tahun, maka wanita itu harus ditahbiskan oleh Sangha Bhikkhuni, dan kemudian ditahbiskan sekali lagi oleh Sangha Bhikkhu. Dengan demikian untuk menjadi bhikkhuni, seorang wanita harus ditahbiskan dua kali; yaitu oleh Sangha Bhikkhuni dan Sangha Bhikkhu.


Selain fakta-fakta otentik dari Vinaya Pitaka di atas, secara implisit seharusnya semua umat Buddha bisa paham dengan sangat sangat jelas; bahwa yang berhak mendirikan maupun membubarkan Sangha adalah Buddha Gotama sendiri. Ini tidak perlu ditulis di Sutta atau Vinaya. Pemahaman ini tentunya harus tertanam melalui panna yang sering Anda sebutkan itu.

Anda sudah paham bahwa YA. Ananda menghargai Sang Buddha sebagai TOP LEADER. Seperti yang sudah kita ketahui bersama, Aliran Theravada adalah aliran Buddhis yang sangat ketat dan disiplin dalam menjaga Dhamma dan Vinaya. Jika sesepuh seperti YA. Ananda saja menghargai Sang Buddha sebagai TOP LEADER, maka apalagi kita sebagai generasi upasaka-upasika dan Sangha di masa kini. Sang Buddha berpesan, bahwa setelah Beliau mangkat, Dhamma dan Vinaya-lah yang menjadi guru kalian. Nah, sekarang bagaimana sikap kita menghargai Sang Buddha sebagai TOP LEADER?

Selain itu, salah satu prinsip Aliran Theravada ini pernah dijunjung oleh Kerajaan Majapahit. Pada suatu masa, Kerajaan Majapahit memiliki seorang Patih besar berjiwa patriot bernama Gajah Mada. Setelah Patih Gaja Mada meninggal, Kerajaan Majapahit merasa perlu mencari pengganti beliau. Namun melalui kesepakatan bersama, Kerajaan Majapahit memutuskan bahwa Patih Gajah Mada adalah seorang yang tak tergantikan. Jadi biarlah semua karya Patih Gajah Mada yang menggantikan beliau. Nah, kesepakatan seperti ini sudah jauh diterapkan oleh Aliran Theravada sejak ribuan tahun lalu. Silakan dicermati.

Di atas, sudah saya cantumkan beberapa link yang berisi beberapa referensi terpercaya. Jika Anda meragukan isi petikan Vinaya itu, Anda bisa cari sendiri di luar. Masih banyak referensi terpercaya lain seputar Vinaya, yang menunjukkan bahwa pendirian Sangha Bhikkhuni di Australia itu tidak selaras dengan Vinaya Aliran Theravada. Bila ada bhikkhu yang mendukung, maka ada beberapa kemungkinan:
- bhikkhu-bhikkhu itu belum membaca Vinaya yang berkaitan
- bhikkhu-bhikkhu itu keliru atau tidak memahami Vinaya yang berkaitan
- bhikkhu-bhikkhu itu berpandangan humanistik dan mengedepankan pendirian Sangha Bhikkhuni ketimbang melestarikan Vinaya
- bhikkhu-bhikkhu itu merasa perlu mengadakan revolusi Vinaya
- bhikkhu-bhikkhu itu mendukung pendirian Sangha Bhikkhuni sebatas kulit luar saja

:)
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: bond on 16 January 2010, 12:04:49 PM
Quote
- perubahan vinaya -> cuma Sang Buddha yang bisa merubah vinaya

Sang Buddha pernah menanyakan ke Ananda, dan tidak ditanya oleh Ananda dan Mahakassapa tidak mengubah karena situasinya memang tidak terlalu jauh dari kondisi saat itu. Dan yang lucu kalau dibilang sangha bhikuni habis, ini dikarenakan tidak bijaksananya melihat vinaya, dimana bhikuni tidak boleh masuk hutan akhirnya bhikhuni habis dibantai oleh raja di srilanka yang kontra Buddhist. Ini pelajaran.

Quote
ajahn brahm pernah mengatakan cullavagga iii bisa dipakai sebagai alasan penahbisan bhikkhuni tanpa 4 bhikkhuni dan 1 uppajaya (5) karena bhikkhu sendiri sudah cukup.
ini merupakan peraturan sebelum direvisi oleh Sang Buddha. Bagi seorang bhikkhu mengatakan hal ini sebenarnya sesuatu yang berbahaya, karena bila interpretasi ini diakui bisa terjadi penggunaan revisi vinaya sebelumnya oleh bhikkhu yang lain -> contoh kasus parajika

Bahaya disini intrepertasi siapa? Bedakan kasus parajika dan vinaya teknis.
Kalau diakui secara aklamasi apakah nanti anda juga menentang sangha?
Apa sih isi culavagga yg dintrepertasikan Ajahn Brahm seakan-akan menjadi momok menakutkan…?
Kenapa Buddha merevisi? Alasannya? Tentu ada situasi dan kondisinya..
--


Quote
dari 18 aliran yang ada, 17 dianggap perpecahan, sehingga dharmagupta tidak lebih baik dari aliran yang lain

bila ingin melihat keabsahan suatu sangha di mata sangha tertentu, lihat di acara resmi sangha (sanghakamma), misalnya uposatha, penahbisan. ini bukti tidak terbantahkan jika sangha mengakui seseorang sebagai bhikkhu atau tidak

tidak ada bukti tertulis selama 2000 tahun lebih bhikkhu theravada melakukan sanghakamma dengan pihak lain. yang ada sebaliknya.

sangha theravada indonesia -> bahkan tidak makan semeja dengan dari aliran lain.
tidak mengakui bhikkhuni theravada.

Sarvastivada yg mana? Liat keterangan saya sebelumnya pada reply #211
STI memiliki aturan kalau bhikkhu asing dari Theravada juga ingin bergabung maka harus ditahbiskan ulang, saya mengerti maksud baik STI atau Sangha Negara lainnya tetapi jika kita mengacu pada konsili I tidak ada penambahan dan pengurangan vinaya, maka bukankah aturan diatas juga tambahan hanya dalam kemasan lain?

Kasus Ajahn brahm tidak ada sangkut paut dengan sanghakamma bersama, dia tidak dikeluarkan dari Sangharaja Thailand. Jadi tidak relevan.




Quote
kalau mau ehipassiko gampang, ditahbiskan aja dalam mahanikay, kemudian menghadap ajahn maha boowa, kemudian tanya apakah kalau ajahn chah masih hidup, mau melakukan sanghakamma bila ada ajahn chah (ajahn chah -> mahanikay)

kalau mahanikay saja diragukan apalagi dharmagupta

Mau atau tidak, tidak ada urusan dengan pelanggaran, saya melihat hanya masalah tradisi. Yang penting hubungan mereka baik. Apakah anda juga beranggapan Mahanikay atau Ajahn Chah ngaco? Jika dihubungkan dengan sanghakamma?



Quote
secara formil thailand tidak mengakui penahbisan bhikkhuni theravada (1928 oleh supreme sangha council)

Seorang wanita walaupun secara informal dan ingin menjalankan vinaya bhikkhuni dan menjalankan dhamma dengan baik dia adalah bhikkhuni sama seperti perumpamaan tentang brahmana sesungguhnya.
----------------------------------------------------------------------
Quote
pa auk sayadaw -> mengajar meditasi bhikkhuni mahayana, tapi saya tidak tau perlakuan formalnya bagaimana, apakah dianggap bhikkhuni atau bukan

Apakah nanti kalau paauk mengakui lalu anda bilang Paauk melanggar? Ha..ha. Saya tau pasti sebagian kontra bilang tidak mengakui berdasarkan dugaan.

Quote
mahasi sayadaw -> gurunya jetavana sayadaw pernah berusaha menahbiskan bhikkhuni, tidak diketahui apakah mahasi sayadaw berpandangan atau tidak, tapi menilik dari kebiasaan beliau menilik kitab-kitab komentar, nampaknya tidak mungkin

Kan baru nampaknya, masalah ini bukan untuk dugaan, yang pasti2 saja.




Quote
secara legal formil, setahu saya tidak ada pendukung bhikkhuni theravada, yang ada hanya aksi sporadis dan sepihak.
tradisi yang baik adalah menentukan bersama-sama, tapi kenyataannya dalam diskusi sangha yang dipublikasikan untuk menentukan bhikkhuni theravada, yang diundang hanya yang pro, tidak pernah ada diskusi yang dipublikasikan yang mengundang yang kontra

Itu uda pasti dan sebaliknya…
----
Quote
pembenaran-pembenaran dari pihak yang pro
x cullavagga
x Buddha tidak mengajarkan peraturan lebih bagi bhikkhuni
x Buddha tidak membedakan pria dan wanita (secara mutlak memang tidak membedakan, secara konsep masih dibedakan, peraturan beda, kedudukan beda)
x Dharmagupta = Theravada
x Mahayana = Theravada
x Tidak ada bukti Bhikkhu Theravada modern valid (berusaha membuat seolah-olah tidak ada bukti, karena itu gak apa-apa Bhikkhuni Theravada ada)
x toh bhikkhu modern juga semua pakai uang (melanggar vinaya).

Makanya anda juga melakukan pembenaran yang kontra, dan itu semua tidak mencerminkan Dhamma yang sesungguhnya.

--------------------------------------------

Quote

jika sektarian adalah membedakan yang benar dan yang salah, biarlah saya dianggap sektarian

sarvastivada -> semua hal ada, yang terjadi di masa lalu selalu ada, semua yang terjadi di masa mendatang selalu ada, semua yang terjadi sekarang selalu ada
karena yang berubah cuma luarnya, intinya kekal

dharmagupta -> mantra bisa membawa kebebasan

Saya tau anda sectarian….makanya pandai menilai bhikkhu ini dan itu…tanpa melihat masalah secara holistic.

Sarvastivada saja terpecah ada vibajavadin, dan yang berkembang vibajavadin, lalu saravastivada mana yang anda maksud?

Nanti sarvastivada, nanti theravada...mana yang bener, kalau theravada aliran akui sajalah juga. jangan berlindung pada induk.

Disini jelas bahwa pandangan beberapa kontra tidak objektif dan fanatisme sectarian. Yang pro malah diam  ;D

Sikap saya netral….non sectarian…kalau benar sesuai dhamma why not…


Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: bond on 16 January 2010, 12:14:45 PM
Quote
Anda sudah paham bahwa YA. Ananda menghargai Sang Buddha sebagai TOP LEADER. Seperti yang sudah kita ketahui bersama, Aliran Theravada adalah aliran Buddhis yang sangat ketat dan disiplin dalam menjaga Dhamma dan Vinaya. Jika sesepuh seperti YA. Ananda saja menghargai Sang Buddha sebagai TOP LEADER, maka apalagi kita sebagai generasi upasaka-upasika dan Sangha di masa kini. Sang Buddha berpesan, bahwa setelah Beliau mangkat, Dhamma dan Vinaya-lah yang menjadi guru kalian. Nah, sekarang bagaimana sikap kita menghargai Sang Buddha sebagai TOP LEADER?

lihat yang dibold, itu point paling penting setelah Sang Buddha parinibanna..
Yang terjadi sekarang vinaya dikedepankan dhamma diabaikan. Seharusnya keduanya...Dhamma tidak hanya mencakup doktrin. Seluruh aspek kehidupan yang mendukung kemajuan batin adalah yang terpenting. Jika vinaya dijalankan dan melupakan aspek kemanusiaan maka orang yang menjalankan hanya robot. TOP LEADER sudah kasi guidance...jadi kalau dipakai guidancenya ya, juga menghargai kan  ^-^

Kita sekarang masih tahap interpertasi. Tidak baik menyalahkan orang diluar wewenang dan wilayah yuridiksi hukum yg seharusnya. Vinaya harus mengikuti dhamma, bukan dhamma mengikuti vinaya. Vinaya untuk bhikkhu bukan bhikkhu untuk vinaya. Tetapi bhikkhu hidup untuk dhamma ada...silakan direnungkan bro.
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: Nevada on 16 January 2010, 12:28:42 PM
Quote
Anda sudah paham bahwa YA. Ananda menghargai Sang Buddha sebagai TOP LEADER. Seperti yang sudah kita ketahui bersama, Aliran Theravada adalah aliran Buddhis yang sangat ketat dan disiplin dalam menjaga Dhamma dan Vinaya. Jika sesepuh seperti YA. Ananda saja menghargai Sang Buddha sebagai TOP LEADER, maka apalagi kita sebagai generasi upasaka-upasika dan Sangha di masa kini. Sang Buddha berpesan, bahwa setelah Beliau mangkat, Dhamma dan Vinaya-lah yang menjadi guru kalian. Nah, sekarang bagaimana sikap kita menghargai Sang Buddha sebagai TOP LEADER?

lihat yang dibold, itu point paling penting setelah Sang Buddha parinibanna..
Yang terjadi sekarang vinaya dikedepankan dhamma diabaikan. Seharusnya keduanya...Dhamma tidak hanya mencakup doktrin. Seluruh aspek kehidupan yang mendukung kemajuan batin adalah yang terpenting. Jika vinaya dijalankan dan melupakan aspek kemanusiaan maka orang yang menjalankan hanya robot. TOP LEADER sudah kasi guidance...jadi kalau dipakai guidancenya ya, juga menghargai kan  ^-^

Kita sekarang masih tahap interpertasi. Tidak baik menyalahkan orang diluar wewenang dan wilayah yuridiksi hukum yg seharusnya. Vinaya harus mengikuti dhamma, bukan dhamma mengikuti vinaya. Vinaya untuk bhikkhu bukan bhikkhu untuk vinaya. Tetapi bhikkhu hidup untuk dhamma ada...silakan direnungkan bro.

Titik sentral kasus seperti ini ada di Vinaya, bukan Dhamma. Secara Vinaya saya sudah membuktikan bahwa Ajahn Brahm adalah salah. Dan secara implisit Anda tidak menolak komentar saya ini. Lihat postingan di atas, Anda mengarahkan saya untuk merenungkan bahwa Vinaya sebaiknya dijalankan bergantung pada Dhamma. Ini menunjukkan bahwa Anda melihat bahwa Ajahn Brahm salah secara Vinaya, tetapi Anda mendukung beliau berdasarkan intepretasi Dhamma.

Sudah saya nyatakan di postingan sebelum-sebelumnya. Saya turut berbahagia atas penahbisan Sangha Bhikkhuni oleh Ajahn Brahm ini. Saya mendukung beliau. Tapi saya menilai beliau salah dalam Vinaya. Sedangkan Anda sampai sekarang tidak mau mengakui bahwa Ajahn Brahm salah secara Vinaya. :)

Mengapa saya katakan titik sentral kasus ini ada di Vinaya? Dalam kasus tertentu, memang diperlukan pengecualian. Sang Buddha saja beberapa kali melakukan pengecualian. Namun bila saat kini kita semua mengadakan pengecualian untuk kasus ini, besok mengadakan pengecualian untuk kasus itu, besok lusa mengadakan pengecualian untuk kasus berikutnya; lalu di mana bukti kedisiplinan Vinaya. Ini adalah konsekuensi. Jika mau melestarikan Vinaya sesuai Sang Buddha, kita tidak perlu mengubah, merevisi atau memberlakukan pengecualian dalam bentuk apapun terhadap Vinaya. Jika kita mengedepankan tuntutan zaman, maka Vinaya perlu diubah, direvisi, diberlakukan perngecualian dan sebagainya. Tetapi bila kita mengambil langkah kedua ini, ada konsekuensi berat yang harus diterima, yaitu: "Vinaya akan semakin luntur dan berevolusi, dengan demikian Dhamma pun akan semakin luntur dan berevolusi".

Melihat hal ini, saya memilih bersikap untuk kukuh pada Vinaya. Atau dalam pandangan Anda, keputusan ini disebut dengan istilah keren bernama "sektarian".


Catatan:
Saya akhiri sampai disini pembahasan Ajahn Brahm , karena pasti ada yg tidak terima  ^-^.

Silakan direnungkan, Bro.
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 16 January 2010, 01:10:36 PM
Sang Buddha pernah menanyakan ke Ananda, dan tidak ditanya oleh Ananda dan Mahakassapa tidak mengubah karena situasinya memang tidak terlalu jauh dari kondisi saat itu. Dan yang lucu kalau dibilang sangha bhikuni habis, ini dikarenakan tidak bijaksananya melihat vinaya, dimana bhikuni tidak boleh masuk hutan akhirnya bhikhuni habis dibantai oleh raja di srilanka yang kontra Buddhist. Ini pelajaran.
kesepakatan konsili pertama dibuat karena ada bhikkhu yang menyatakan tidak harus mengikuti vinaya lagi. jika dibandingkan dengan vinaya mahasanghika, mungkin terlihat sama bagi yang tidak hati-hati. misalnya masalah menemukan barang, di vinaya yang dipegang para tetua, jika ada satu kata tambahan harus mencari pemiliknya. di vinaya yang dipegang mahasanghka, kata tersebut hilang. berarti bisa saja seorang bhikkhu mengambil barang, tapi tidak harus mencari pemiliknya dan memberikan kepada kakaknya.

Quote
Bahaya disini intrepertasi siapa? Bedakan kasus parajika dan vinaya teknis.
Kalau diakui secara aklamasi apakah nanti anda juga menentang sangha?
Apa sih isi culavagga yg dintrepertasikan Ajahn Brahm seakan-akan menjadi momok menakutkan…?

ini preseden. dari agga savaka sampai sekarang tidak ada yang menyatakan vinaya bisa diinterpretasikan dengan peraturan sebelum revisi. kenapa alasannya? karena teguh memegang peraturan. jelas ada hubungannya. vinaya yang di cullavagga adalah revisi sebelumnya. demikian juga dengan parajika. ada revisinya. jika seorang bhikkhu mengatakan bisa pakai revisi sebelumnya, apakah ini juga berlaku untuk parajika? revisi sebelumnya tidak ada larangan menyuruh aborsi.

Quote
Kenapa Buddha merevisi? Alasannya? Tentu ada situasi dan kondisinya..
tepat. karena ada alasan maka dilarang. tetapi tidak pernah tercatat seorang arahat menggunakan revisi sebelumnya, bahkan menyarankan demikian tidak pernah tercatat. yang terjadi sekarang adalah ajahn brahm menyarankan revisi sebelumnya.

--
Quote
Sarvastivada yg mana? Liat keterangan saya sebelumnya pada reply #211
STI memiliki aturan kalau bhikkhu asing dari Theravada juga ingin bergabung maka harus ditahbiskan ulang, saya mengerti maksud baik STI atau Sangha Negara lainnya tetapi jika kita mengacu pada konsili I tidak ada penambahan dan pengurangan vinaya, maka bukankah aturan diatas juga tambahan hanya dalam kemasan lain?
yang saya maksud di atas adalah mereka tidak secara formil mengakui sangha lain sebagai sangha, karena sanghakamma tidak dijalankan apabila ada bhikkhu dari mahayana misalnya.

Quote
Kasus Ajahn brahm tidak ada sangkut paut dengan sanghakamma bersama, dia tidak dikeluarkan dari Sangharaja Thailand. Jadi tidak relevan.
ajahn brahm memang tidak dikeluarkan. dalam hal ini saya tidak membicarakan ajahn brahm, melainkan bhikkhuni yang ditahbiskan dan diakui sebagai theravada.
tetapi dalam hal ini bhikkhuni yang ditahbiskan berasal dari dharmagupta. keabsahan dharmagupta
ditentukan dari sanghakamma yang dilakukan para bhikkhu. sekali lagi, untuk melihat apakah seorang bhikkhu diakui lihatlah pada kegiatan sanghakamma. ini bukti resmi.

Quote
Mau atau tidak, tidak ada urusan dengan pelanggaran, saya melihat hanya masalah tradisi. Yang penting hubungan mereka baik. Apakah anda juga beranggapan Mahanikay atau Ajahn Chah ngaco? Jika dihubungkan dengan sanghakamma?

saya ingin menunjukan bahwa sedemikian hormat seseorang pada apa yang diyakini sebagai apa yang berasal dari Sang Buddha, untuk kegiatan formil resmi (sanghakamma) apabila ada yang diragukan maka lebih baik tidak diikutkan.

sekali lagi, ini bukti resmi para bhikkhu menyatakan suatu aliran sebagai aliran resmi atau tidak.

Quote
Seorang wanita walaupun secara informal dan ingin menjalankan vinaya bhikkhuni dan menjalankan dhamma dengan baik dia adalah bhikkhuni sama seperti perumpamaan tentang brahmana sesungguhnya.
jangan mencampurkan antara yang mutlak dengan yang formil resmi.
seorang suciwan bisa saja bukan anggota sangha. dia tetap dianggap brahmana.
ingat Sang Buddha mengatakan sesuatu pada konteksnya. dalam hal ini dikatakan seseorang yang bertindak tanpa cela adalah brahmana. tetapi di kesempatan lain dikatakan bahwa seorang yang mengaku-aku sebagai bhikkhu tanpa melalui penahbisan yang sang adalah salah satu pencuri terbesar.
----------------------------------------------------------------------
Quote
Apakah nanti kalau paauk mengakui lalu anda bilang Paauk melanggar? Ha..ha. Saya tau pasti sebagian kontra bilang tidak mengakui berdasarkan dugaan.
tidak ada bukti resmi, dan dugaan-dugaan yang tidak perlu. misalnya apakah anda menduga seorang arahat bisa membunuh? bagaimana pendapat anda nanti?

Quote
Kan baru nampaknya, masalah ini bukan untuk dugaan, yang pasti2 saja.
dalam diskusi dugaan bisa dijadikan pendukung. kalau anda ingin kepastian, dalam komentar disebutkan selain theravada, aliran yang lain adalah aliran yang merupakan perpecahan. silahkan cari dan buktikan yang pasti.[/quote]

Quote
Itu uda pasti dan sebaliknya…
tidak benar sebaliknya. ini dugaan anda.
dalam kasus santini, bhikkhu sti yang tidak setuju pun mengundang santini secara resmi.
saya pernah berbicara dengan seorang bhikkhu yang kontra yang menawarkan diskusi untuk kedua pihak, tetapi apa kenyataannya?

Quote
Makanya anda juga melakukan pembenaran yang kontra, dan itu semua tidak mencerminkan Dhamma yang sesungguhnya.
Dhamma menurut siapa? Saya bukan Ariyawan. Saya mengikuti apa yang tertulis, selama hal itu baik. Demikian pula, saya tidak mendukung seseorang mencuri demi kebaikan, karena hal itu tidak bertentangan dengan keyakinan saya. Apakah anda mengikuti pernyataan seorang bhikkhu yang menerima uang, demi kemajuan Dhamma sebagai bukan pelanggaran vinaya? Tentu saja harus kembali ke peraturan itu sendiri.
--------------------------------------------
Quote
Saya tau anda sectarian….makanya pandai menilai bhikkhu ini dan itu…tanpa melihat masalah secara holistic.
Sarvastivada saja terpecah ada vibajavadin, dan yang berkembang vibajavadin, lalu saravastivada mana yang anda maksud?
Nanti sarvastivada, nanti theravada...mana yang bener, kalau theravada aliran akui sajalah juga. jangan berlindung pada induk.
Disini jelas bahwa pandangan beberapa kontra tidak objektif dan fanatisme sectarian. Yang pro malah diam  ;D
Bedakan antara menilai batin dengan menilai apa yang tertulis. Ini forum diskusi, bukan forum menilai batin. Dalam argumentasi, seseorang mengemukakan fakta yang tertulis, bukan kualitas batin.

Dalam argumentasi anda, anda menilai saya tidak melihat secara holistic.
Dari mana anda tahu saya tidak merenungkan ini sepatutnya tidak dilakukan, ini sepatutnya dilakukan, mencari bukti-bukti? Kalau favoritnya adalah ad hominem. :)

Quote
Sikap saya netral….non sectarian…kalau benar sesuai dhamma why not…
Di sini ada kerancuan dari anda. Yang saya tulis di atas adalah jika membedakan yang benar dan salah adalah sektarian, maka biarlah saya disebut sektarian.
Sikap saya netral….non sectarian… benar atau salah tetap tidak memihak
kalau benar sesuai dhamma why not… bertentangan dengan pernyataan sebelumnya

Quote
lihat yang dibold, itu point paling penting setelah Sang Buddha parinibanna..
Yang terjadi sekarang vinaya dikedepankan dhamma diabaikan. Seharusnya keduanya...Dhamma tidak hanya mencakup doktrin. Seluruh aspek kehidupan yang mendukung kemajuan batin adalah yang terpenting. Jika vinaya dijalankan dan melupakan aspek kemanusiaan maka orang yang menjalankan hanya robot. TOP LEADER sudah kasi guidance...jadi kalau dipakai guidancenya ya, juga menghargai kan  

Kita sekarang masih tahap interpertasi. Tidak baik menyalahkan orang diluar wewenang dan wilayah yuridiksi hukum yg seharusnya. Vinaya harus mengikuti dhamma, bukan dhamma mengikuti vinaya. Vinaya untuk bhikkhu bukan bhikkhu untuk vinaya. Tetapi bhikkhu hidup untuk dhamma ada...silakan direnungkan bro.

Apakah anda menyatakan mereka yang teguh memegang vinaya, peraturan yang ditentukan oleh Sang Buddha, sebagai mereka yang tidak memegang Dhamma?
Sebaliknya sejarah membuktikan Theravada bukan hanya teguh memegang vinaya, tetapi juga dhamma.
Ada suatu aliran yang paling ketat memegang vinaya, tetapi mereka memegang pandangan salah.
Aliran ini untungnya sudah punah.

Quote
Seharusnya keduanya...Dhamma tidak hanya mencakup doktrin.
Jadi ada yang diajarkan Sang Buddha yang ditulis yang merupakan kebalikan dari Dhamma?

Quote
Seluruh aspek kehidupan yang mendukung kemajuan batin adalah yang terpenting. Jika vinaya dijalankan dan melupakan aspek kemanusiaan maka orang yang menjalankan hanya robot.
Dan tidak baik menuduh seseorang yang menjalankan vinaya = melupakan aspek kemanusiaan.
Tetapi bahkan mereka yang tidak melupakan aspek kemanusiaan, jika melanggar tetap akan mengakui. Bukan pembenaran.

Quote
TOP LEADER sudah kasi guidance...jadi kalau dipakai guidancenya ya, juga menghargai kan
Bagaimana jika guidance tersebut tidak dipakai? Apakah ini disebut menghargai juga?

Quote
Vinaya harus mengikuti dhamma, bukan dhamma mengikuti vinaya. Vinaya untuk bhikkhu bukan bhikkhu untuk vinaya.

Jadi ada yang diatur oleh Sang Buddha yang bertentangan dengan Dhamma?
Saya melihat keduanya berjalan bersama.
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: bond on 16 January 2010, 01:34:33 PM

Quote
Titik sentral kasus seperti ini ada di Vinaya, bukan Dhamma. Secara Vinaya saya sudah membuktikan bahwa Ajahn Brahm adalah salah. Dan secara implisit Anda tidak menolak komentar saya ini. Lihat postingan di atas, Anda mengarahkan saya untuk merenungkan bahwa Vinaya sebaiknya dijalankan bergantung pada Dhamma. Ini menunjukkan bahwa Anda melihat bahwa Ajahn Brahm salah secara Vinaya, tetapi Anda mendukung beliau berdasarkan intepretasi Dhamma.

Disini juga titik sentralnya anda mengarahkan saya untuk melihat vinaya saja. Sementara saya tidak demikian, ada aspek dhamma yang dilakukan . Anda hanya membuktikan secara vinaya tetapi bukan secara keduanya. Makanya saya bilang keduanya harus seiring dan sejalan. Sama halnya jika peraturan dalam pengadilan mengatakan seseorang terbukti membunuh tetapi karena aspek kemanusiaan pembunuh itu karena terdesak untuk memilih anaknya dibunuh atau dia dibunuh dan tidak ada pilihan lain, maka tetap dianggap tak bersalah dan bebas demi hukum.
Sama halnya kasus ajahn Brahm. Dan berkali-kali saya katakan bukan berarti permisif. Harus liat masalah secara proposional bukan kacamata kuda. Saya sendiri tidak ingin menilai dia benar atau salah, karena pasti banyak faktor yang tidak kita ketahui. Disini lah perbedaan kita.
Kalau mau ikut vinaya murni maka semua bhikkhu harus makan dari mangkok patta. Tidak perlu tiap negara sanghanya buat aturan tambahan lainnya. Itu namanya seragam dan kompak. Jadi alasan anda vinaya saja tidak relevan hanya pandangan pribadi. Bahkan penyelidikan dan hanya kesimpulan subjektif.

Quote
Sedangkan Anda sampai sekarang tidak mau mengakui bahwa Ajahn Brahm salah secara Vinaya.

Mengapa saya harus mengakui? memang saya seorang terdakwa dalam kasus ajahn Brahm?:)) apakah pendapat saya harus seragam dengan Anda ? kalau memang harus sama itu namanya pemaksaan  :)).
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: Nevada on 16 January 2010, 01:52:10 PM

Quote
Titik sentral kasus seperti ini ada di Vinaya, bukan Dhamma. Secara Vinaya saya sudah membuktikan bahwa Ajahn Brahm adalah salah. Dan secara implisit Anda tidak menolak komentar saya ini. Lihat postingan di atas, Anda mengarahkan saya untuk merenungkan bahwa Vinaya sebaiknya dijalankan bergantung pada Dhamma. Ini menunjukkan bahwa Anda melihat bahwa Ajahn Brahm salah secara Vinaya, tetapi Anda mendukung beliau berdasarkan intepretasi Dhamma.

Disini juga titik sentralnya anda mengarahkan saya untuk melihat vinaya saja. Sementara saya tidak demikian, ada aspek dhamma yang dilakukan . Anda hanya membuktikan secara vinaya tetapi bukan secara keduanya. Makanya saya bilang keduanya harus seiring dan sejalan. Sama halnya jika peraturan dalam pengadilan mengatakan seseorang terbukti membunuh tetapi karena aspek kemanusiaan pembunuh itu karena terdesak untuk memilih anaknya dibunuh atau dia dibunuh dan tidak ada pilihan lain, maka tetap dianggap tak bersalah dan bebas demi hukum.
Sama halnya kasus ajahn Brahm. Dan berkali-kali saya katakan bukan berarti permisif. Harus liat masalah secara proposional bukan kacamata kuda. Saya sendiri tidak ingin menilai dia benar atau salah, karena pasti banyak faktor yang tidak kita ketahui. Disini lah perbedaan kita.
Kalau mau ikut vinaya murni maka semua bhikkhu harus makan dari mangkok patta. Tidak perlu tiap negara sanghanya buat aturan tambahan lainnya. Itu namanya seragam dan kompak. Jadi alasan anda vinaya saja tidak relevan hanya pandangan pribadi. Bahkan penyelidikan dan hanya kesimpulan subjektif.

Quote
Sedangkan Anda sampai sekarang tidak mau mengakui bahwa Ajahn Brahm salah secara Vinaya.

Mengapa saya harus mengakui? memang saya seorang terdakwa dalam kasus ajahn Brahm?:)) apakah pendapat saya harus seragam dengan Anda ? kalau memang harus sama itu namanya pemaksaan  :)).

Saya tidak ingin melanjutkan diskusi lagi. Terimakasih atas nasihatnya. :)
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: bond on 16 January 2010, 02:37:43 PM
Sang Buddha pernah menanyakan ke Ananda, dan tidak ditanya oleh Ananda dan Mahakassapa tidak mengubah karena situasinya memang tidak terlalu jauh dari kondisi saat itu. Dan yang lucu kalau dibilang sangha bhikuni habis, ini dikarenakan tidak bijaksananya melihat vinaya, dimana bhikuni tidak boleh masuk hutan akhirnya bhikhuni habis dibantai oleh raja di srilanka yang kontra Buddhist. Ini pelajaran.
kesepakatan konsili pertama dibuat karena ada bhikkhu yang menyatakan tidak harus mengikuti vinaya lagi. jika dibandingkan dengan vinaya mahasanghika, mungkin terlihat sama bagi yang tidak hati-hati. misalnya masalah menemukan barang, di vinaya yang dipegang para tetua, jika ada satu kata tambahan harus mencari pemiliknya. di vinaya yang dipegang mahasanghka, kata tersebut hilang. berarti bisa saja seorang bhikkhu mengambil barang, tapi tidak harus mencari pemiliknya dan memberikan kepada kakaknya.

Quote
Bahaya disini intrepertasi siapa? Bedakan kasus parajika dan vinaya teknis.
Kalau diakui secara aklamasi apakah nanti anda juga menentang sangha?
Apa sih isi culavagga yg dintrepertasikan Ajahn Brahm seakan-akan menjadi momok menakutkan…?

ini preseden. dari agga savaka sampai sekarang tidak ada yang menyatakan vinaya bisa diinterpretasikan dengan peraturan sebelum revisi. kenapa alasannya? karena teguh memegang peraturan. jelas ada hubungannya. vinaya yang di cullavagga adalah revisi sebelumnya. demikian juga dengan parajika. ada revisinya. jika seorang bhikkhu mengatakan bisa pakai revisi sebelumnya, apakah ini juga berlaku untuk parajika? revisi sebelumnya tidak ada larangan menyuruh aborsi.

Makanya lihat secara makna bukan pukul rata.

Quote
Kenapa Buddha merevisi? Alasannya? Tentu ada situasi dan kondisinya..
tepat. karena ada alasan maka dilarang. tetapi tidak pernah tercatat seorang arahat menggunakan revisi sebelumnya, bahkan menyarankan demikian tidak pernah tercatat. yang terjadi sekarang adalah ajahn brahm menyarankan revisi sebelumnya.

Apakah pernah tercatat tentang 2500 arahat di Tipitaka? Bahkan ada satu arahat tidak mengikuti konsiili I. Jadi semuanya based on catatan ya, bukan case by case...ok lah  ^-^

--
Quote
Sarvastivada yg mana? Liat keterangan saya sebelumnya pada reply #211
STI memiliki aturan kalau bhikkhu asing dari Theravada juga ingin bergabung maka harus ditahbiskan ulang, saya mengerti maksud baik STI atau Sangha Negara lainnya tetapi jika kita mengacu pada konsili I tidak ada penambahan dan pengurangan vinaya, maka bukankah aturan diatas juga tambahan hanya dalam kemasan lain?
yang saya maksud di atas adalah mereka tidak secara formil mengakui sangha lain sebagai sangha, karena sanghakamma tidak dijalankan apabila ada bhikkhu dari mahayana misalnya.

Quote
Kasus Ajahn brahm tidak ada sangkut paut dengan sanghakamma bersama, dia tidak dikeluarkan dari Sangharaja Thailand. Jadi tidak relevan.
ajahn brahm memang tidak dikeluarkan. dalam hal ini saya tidak membicarakan ajahn brahm, melainkan bhikkhuni yang ditahbiskan dan diakui sebagai theravada.
tetapi dalam hal ini bhikkhuni yang ditahbiskan berasal dari dharmagupta. keabsahan dharmagupta
ditentukan dari sanghakamma yang dilakukan para bhikkhu. sekali lagi, untuk melihat apakah seorang bhikkhu diakui lihatlah pada kegiatan sanghakamma. ini bukti resmi.

Saya tidak berbicara resmi dan tidak resmi, itu bukan takaran latihan yang sesungguhnya. Yang resmi seperti Luangta Mahaboowa saja, Anda masih bisa memelesetkan pandangan eternalis. Disini terlihat keegoan dan kefanatikan dan keidolaan pada sektarian tertentu sehingga menimbulkan judgement2 ngawur.

Quote
Mau atau tidak, tidak ada urusan dengan pelanggaran, saya melihat hanya masalah tradisi. Yang penting hubungan mereka baik. Apakah anda juga beranggapan Mahanikay atau Ajahn Chah ngaco? Jika dihubungkan dengan sanghakamma?

saya ingin menunjukan bahwa sedemikian hormat seseorang pada apa yang diyakini sebagai apa yang berasal dari Sang Buddha, untuk kegiatan formil resmi (sanghakamma) apabila ada yang diragukan maka lebih baik tidak diikutkan.

Wah disini tersirat anda lebih hebat dari Ajahn Chah yang mahanikay  :)).  ^:)^

sekali lagi, ini bukti resmi para bhikkhu menyatakan suatu aliran sebagai aliran resmi atau tidak. Lagi2 mau main resmi2an, memangnya anda resmi juga membuat pernyataan

Quote
Seorang wanita walaupun secara informal dan ingin menjalankan vinaya bhikkhuni dan menjalankan dhamma dengan baik dia adalah bhikkhuni sama seperti perumpamaan tentang brahmana sesungguhnya.
jangan mencampurkan antara yang mutlak dengan yang formil resmi.
seorang suciwan bisa saja bukan anggota sangha. dia tetap dianggap brahmana.
ingat Sang Buddha mengatakan sesuatu pada konteksnya. dalam hal ini dikatakan seseorang yang bertindak tanpa cela adalah brahmana. tetapi di kesempatan lain dikatakan bahwa seorang yang mengaku-aku sebagai bhikkhu tanpa melalui penahbisan yang sang adalah salah satu pencuri terbesar.

Makanya sama halnya kasus Ajahn Brahm. Salah atau tidak , kita tidak tau persis, karena tidak terlibat langsung.
----------------------------------------------------------------------
Quote
Apakah nanti kalau paauk mengakui lalu anda bilang Paauk melanggar? Ha..ha. Saya tau pasti sebagian kontra bilang tidak mengakui berdasarkan dugaan.
tidak ada bukti resmi, dan dugaan-dugaan yang tidak perlu. misalnya apakah anda menduga seorang arahat bisa membunuh? bagaimana pendapat anda nanti?

Quote
Kan baru nampaknya, masalah ini bukan untuk dugaan, yang pasti2 saja.
dalam diskusi dugaan bisa dijadikan pendukung. kalau anda ingin kepastian, dalam komentar disebutkan selain theravada, aliran yang lain adalah aliran yang merupakan perpecahan. silahkan cari dan buktikan yang pasti.
Dugaan diskusikan boleh saja, tapi dugaan untuk kesimpulan berbahaya. Kitab komentar saja masih ada yang ngak valid
[/size][/color]

Quote
Itu uda pasti dan sebaliknya…
tidak benar sebaliknya. ini dugaan anda.
dalam kasus santini, bhikkhu sti yang tidak setuju pun mengundang santini secara resmi.
saya pernah berbicara dengan seorang bhikkhu yang kontra yang menawarkan diskusi untuk kedua pihak, tetapi apa kenyataannya?

Nah ini pointnya, artinya STI bijaksana.  Untuk yg kontra tidak mau ya itu hak dia

Quote
Makanya anda juga melakukan pembenaran yang kontra, dan itu semua tidak mencerminkan Dhamma yang sesungguhnya.
Dhamma menurut siapa? Saya bukan Ariyawan. Saya mengikuti apa yang tertulis, selama hal itu baik. Demikian pula, saya tidak mendukung seseorang mencuri demi kebaikan, karena hal itu tidak bertentangan dengan keyakinan saya. Apakah anda mengikuti pernyataan seorang bhikkhu yang menerima uang, demi kemajuan Dhamma sebagai bukan pelanggaran vinaya? Tentu saja harus kembali ke peraturan itu sendiri.

Diindonesia banyak yg punya rekening sendiri,bagaimana tanggapan anda?  Kalau bertentangan dengan keyakinan silakan jalankan saja. Tapi apakah anda mempertimbangkan keyakinan yang pro. ini tanda intoleransi.
--------------------------------------------
Quote
Saya tau anda sectarian….makanya pandai menilai bhikkhu ini dan itu…tanpa melihat masalah secara holistic.
Sarvastivada saja terpecah ada vibajavadin, dan yang berkembang vibajavadin, lalu saravastivada mana yang anda maksud?
Nanti sarvastivada, nanti theravada...mana yang bener, kalau theravada aliran akui sajalah juga. jangan berlindung pada induk.
Disini jelas bahwa pandangan beberapa kontra tidak objektif dan fanatisme sectarian. Yang pro malah diam  ;D
Bedakan antara menilai batin dengan menilai apa yang tertulis. Ini forum diskusi, bukan forum menilai batin. Dalam argumentasi, seseorang mengemukakan fakta yang tertulis, bukan kualitas batin.

Nah , apakah forum diskusi harus mengikuti anda dengan mengikuti yang tertulis dan mengabaikan fakta kualitas batin? Maaf dalam diskusi bebas  dalam mengemukakan pendapat bebas asal sesuai koridor. Saya anggap yang tertulis saja hanya benda mati tak berarti apa2. :)). Dan disini juga bukan forum menyalahkan bhikkhu2 :))

Dalam argumentasi anda, anda menilai saya tidak melihat secara holistic.
Dari mana anda tahu saya tidak merenungkan ini sepatutnya tidak dilakukan, ini sepatutnya dilakukan, mencari bukti-bukti? Kalau favoritnya adalah ad hominem. :)

Ad hominem masa sih?  Memang anda tahu isi pikiran saya
tentu saja , anda hanya menyelidiki buku bukan kasus secara keseluruhan. Dari mana anda tahu ajahn brahm salah? jangan mengalihkan isu ke ad hominem ^-^
[/color]
[/size]
Quote
Sikap saya netral….non sectarian…kalau benar sesuai dhamma why not…
Di sini ada kerancuan dari anda. Yang saya tulis di atas adalah jika membedakan yang benar dan salah adalah sektarian, maka biarlah saya disebut sektarian.
Sikap saya netral….non sectarian… benar atau salah tetap tidak memihak
kalau benar sesuai dhamma why not…

Quote
lihat yang dibold, itu point paling penting setelah Sang Buddha parinibanna..
Yang terjadi sekarang vinaya dikedepankan dhamma diabaikan. Seharusnya keduanya...Dhamma tidak hanya mencakup doktrin. Seluruh aspek kehidupan yang mendukung kemajuan batin adalah yang terpenting. Jika vinaya dijalankan dan melupakan aspek kemanusiaan maka orang yang menjalankan hanya robot. TOP LEADER sudah kasi guidance...jadi kalau dipakai guidancenya ya, juga menghargai kan  

Kita sekarang masih tahap interpertasi. Tidak baik menyalahkan orang diluar wewenang dan wilayah yuridiksi hukum yg seharusnya. Vinaya harus mengikuti dhamma, bukan dhamma mengikuti vinaya. Vinaya untuk bhikkhu bukan bhikkhu untuk vinaya. Tetapi bhikkhu hidup untuk dhamma ada...silakan direnungkan bro.

Apakah anda menyatakan mereka yang teguh memegang vinaya, peraturan yang ditentukan oleh Sang Buddha, sebagai mereka yang tidak memegang Dhamma?
Sebaliknya sejarah membuktikan Theravada bukan hanya teguh memegang vinaya, tetapi juga dhamma. Ah masa? sikap anda bertentangan dengan fakta. Apakah theravada murni 100 %?[/quote]
Ada suatu aliran yang paling ketat memegang vinaya, tetapi mereka memegang pandangan salah.
Aliran ini untungnya sudah punah.

Quote
Seharusnya keduanya...Dhamma tidak hanya mencakup doktrin.
Jadi ada yang diajarkan Sang Buddha yang ditulis yang merupakan kebalikan dari Dhamma?

Baca yang benar kalimat saya...

Quote
Seluruh aspek kehidupan yang mendukung kemajuan batin adalah yang terpenting. Jika vinaya dijalankan dan melupakan aspek kemanusiaan maka orang yang menjalankan hanya robot.
Dan tidak baik menuduh seseorang yang menjalankan vinaya = melupakan aspek kemanusiaan.
Tetapi bahkan mereka yang tidak melupakan aspek kemanusiaan, jika melanggar tetap akan mengakui. Bukan pembenaran.
Memangnya pernyataan anda bukan pembenaran?


Quote
TOP LEADER sudah kasi guidance...jadi kalau dipakai guidancenya ya, juga menghargai kan
Bagaimana jika guidance tersebut tidak dipakai? Apakah ini disebut menghargai juga?

jangan seakan-akan kita menghargai nyatanya tidak

Quote
Vinaya harus mengikuti dhamma, bukan dhamma mengikuti vinaya. Vinaya untuk bhikkhu bukan bhikkhu untuk vinaya.

Jadi ada yang diatur oleh Sang Buddha yang bertentangan dengan Dhamma?
Saya melihat keduanya berjalan bersama.
Ya Sang Buddha keduanya berjalan bersama tetapi  penilaian Anda tidak berarti selaras dengan SB ^-^
[/quote]
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: bond on 16 January 2010, 02:42:22 PM

Quote
Titik sentral kasus seperti ini ada di Vinaya, bukan Dhamma. Secara Vinaya saya sudah membuktikan bahwa Ajahn Brahm adalah salah. Dan secara implisit Anda tidak menolak komentar saya ini. Lihat postingan di atas, Anda mengarahkan saya untuk merenungkan bahwa Vinaya sebaiknya dijalankan bergantung pada Dhamma. Ini menunjukkan bahwa Anda melihat bahwa Ajahn Brahm salah secara Vinaya, tetapi Anda mendukung beliau berdasarkan intepretasi Dhamma.

Disini juga titik sentralnya anda mengarahkan saya untuk melihat vinaya saja. Sementara saya tidak demikian, ada aspek dhamma yang dilakukan . Anda hanya membuktikan secara vinaya tetapi bukan secara keduanya. Makanya saya bilang keduanya harus seiring dan sejalan. Sama halnya jika peraturan dalam pengadilan mengatakan seseorang terbukti membunuh tetapi karena aspek kemanusiaan pembunuh itu karena terdesak untuk memilih anaknya dibunuh atau dia dibunuh dan tidak ada pilihan lain, maka tetap dianggap tak bersalah dan bebas demi hukum.
Sama halnya kasus ajahn Brahm. Dan berkali-kali saya katakan bukan berarti permisif. Harus liat masalah secara proposional bukan kacamata kuda. Saya sendiri tidak ingin menilai dia benar atau salah, karena pasti banyak faktor yang tidak kita ketahui. Disini lah perbedaan kita.
Kalau mau ikut vinaya murni maka semua bhikkhu harus makan dari mangkok patta. Tidak perlu tiap negara sanghanya buat aturan tambahan lainnya. Itu namanya seragam dan kompak. Jadi alasan anda vinaya saja tidak relevan hanya pandangan pribadi. Bahkan penyelidikan dan hanya kesimpulan subjektif.

Quote
Sedangkan Anda sampai sekarang tidak mau mengakui bahwa Ajahn Brahm salah secara Vinaya.

Mengapa saya harus mengakui? memang saya seorang terdakwa dalam kasus ajahn Brahm?:)) apakah pendapat saya harus seragam dengan Anda ? kalau memang harus sama itu namanya pemaksaan  :)).

Saya tidak ingin melanjutkan diskusi lagi. Terimakasih atas nasihatnya. :)

Sama2  :) _/\_
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: willyyandi on 26 January 2010, 04:52:47 PM
Makin rumit nih..
Ngmgin winaya emang buat pusing. Heran aja zaman dulu Buddha melarang pegang uang (?), entah kenapa zaman sekarang, biksu2 dari tradisi manapun banyak yang punya rekening. zaman dulu kan ga ad rekening, jadi entah gmn kasus winayanya kalau gitu..susah juga. emang sih masih ada biksu yang ga mau megang uang.

paling2 ntar Therawada "terpecah". ada yang pro ada yang kontra. kalo ga mau terpecah, harus ada pembahasan di kalangan Sangha sendiri. Umat sih kebanyakan ikut2 aj.hahaha...kalopun beda penapat, ya, sudah kalo gitu. dua2nya jalanin Dhamma aj. yang penting ajaran Buddha dijalankan. Jangan berbuat kejahatan, perbanyak kebajikan serta sucikan hati dan pikiran.

kalo saya pribadi sih condong mendukung. toh, bhikkhuni uda ada pakai jubah dan secara KENYATAAN uda muncul. Daripada ga terkontrol tindakan2 dan ajaran2nya entah sesuai Dhamma ato ga, mending Sangha Bhiikkhu lebih bijak memikirkan model Sangha Bhikkhuni Therawada buat masa mendatang. Kalo sama2 jalan sendiri, ntar malah di masa mendatang, mungkin lebih sulit menyatu lagi. :)

Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: Gwi Cool on 09 November 2017, 10:21:08 AM
Ajaran Buddha telah berjalan setengah dari usia Dhamma. Lenyapnya bhikkhuni adalah penampakan nyata bahwa ketika waktunya tiba kitab-kitab Buddhis juga akan lenyap.

Berdirinya Sangha bhikkhuni Theravada akan menjadi ancaman bagi bhikkhu-bhikkhu (terutama bhikkhu pemula/yang indrianya lemah). Mengapa? Karena setiap 2 minggu (klo gak salah), bhikkhu harus gantian memberikan khotbah kepada bhikkhuni.
Perempuan makhluk yang mudah jatuh cinta kepada lawan jenis (terutama yang hidup sendiri).
Di jataka dikisahkan ada petapa yang memiliki 8 pencapaian namun ketika melihat ratu yang cantik, ia kehilangan akal sehatnya padahal memiliki 8 pencapaian.

Ketika bhikkhu dan bhikkhuni menjalin hal yang biasa dilakukan para umat awam, di situlah Sangha Theravada akan mendapat pukulan keras karena apa? Yang bertanggung jawab atas Sangha bhikkhuni, bukanlah bhikkhuni (dalam hal apa pun itu), akan tetapi "Bhikkhu!"

Lagipula "Sangha Raja" telah mengumumkan untuk tidak menahbiskan bhikkhuni, para bhikkhu Theravada seharusnya tidak lagi menahbiskan bhikkhuni.

Apakah Sangha Raja meniadakan aturan yang ditetapkan Sang Buddha?
Jawabannya tidak. Mengapa? Karena, bhikkhuni baru, hanya dapat ditahbiskan bhikkhuni ber-vassa 12 tahun. Sementara tidak ada satupun bhikkhuni yang mewarisi 12 tahun vassa (satu pun tidak ada atau tidak ada calon baru), yang artinya para bhikkhu mustahil dapat menahbiskan bhikkhuni lagi karena hanya bhikkhuni yang diberi izin oleh Sang Buddha untuk menahbiskan bhikkhuni, bukan bhikkhu, dengan catatan memiliki vassa 12 tahun..

Di kitab suci Buddha, bahkan Sang Buddha tidak pernah menahbiskan bhikkhuni, selain bhikkhuni Pajapati Gotami (karena bhikkhuni pertama). Setelahnya Sang Buddha dan bahkan bhikkhu tidak pernah dan tidak sesuai Vinaya jika seorang bhikkhu menahbiskan bhikkhuni.
Sang Buddha yang mengizinkan bhikkhuni saja tidak pernah menahbiskan bhikkhuni, Beliau selalu membawa calon bhikkhuni untuk ditahbiskan bhikkhuni.

Intinya: hingga pada tahun (sekitar) 1928, tidak ada satu pun di dunia ini, bhikkhuni Theravada yang mampu mencapai vassa 12 tahun, di situlah para bhikkhuni melakukan kesalahan fatal sehingga garis bhikkhuni lenyap bukanlah karena bhikkhu, akan tetapi para calon bhikkhuni tidak mampu bertahan 12 tahun (vassa) atau tidak ada calon baru saat itu. Karena untuk menahbiskan calon bhikkhuni, bhikkhuni tersebut harus memiliki vassa 12 tahun.

Bahkan bhikkhu yang memiliki vassa 100 tahun pun, tidak dapat menahbiskan bhikhuni karena apa? Karena tidak sesuai Vinaya, Sang Buddha tidak pernah memberi izin bhikkhu untuk menahbiskan bhikkhuni
.

* Saya tidak bermaksud merendahkan bhikkhuni, akan tetapi saya bicara secara fakta, sesuai Vinaya.
* Sangha bhikkuni Theravada di zaman sekarang adalah tidak sah dan Sangha Theravada tidak bertanggungjawab atas tindak tanduk yang terjadi pada bhikkhuni Theravada.
Title: Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
Post by: Gwi Cool on 09 November 2017, 10:31:19 AM
Saya juga tidak bermaksud merendahkan bhikkhu Brahmavamso karena saya juga menyukai karakter Beliau yang ramah.
Saya hanya berpikir bahwa hal ini adalah "masalah keluarga (sangha)". Saya hanya mencoba meluruskan bahwa penahbisan bhikkhuni tidak dapat dilakukan oleh bhikkhu. Karena, tidak sesuai Vinaya.

* Sang Buddha tidak pernah menahbiskan bhikkhuni, kecuali bhikkuni pertama (bahkan Sang Buddha menahbiskan bhikkhuni pertama dengan 8 aturan tambahan)