ya memang ada baiknya om kita pelajari dulu hal2 yang memang membuat kita ragu, tidak gesa2 mengambil kesimpulan. namun di thread ini kira2 saya memiliki sedikit pengertian berdasarkan masukan2 dari rekan2 senior.
namun saya bukan tipe orang yang akan terikat pada satu titik permasalahan dan mengabaikan permasalahan lainnya, maksud saya dalam thread ini jikapun saya tidak mempunyai jawaban yang memuaskan hal ini tidak mengganggu jalan hidup saya. masih banyak hal lain lagi yang bisa saya pelajari dan lakukan.
intinya apakah saya memiliki porsi karma atau tidak pada contoh kasus real yang saya tanyakan pada awal thread, saya cukup menyadarinya sebagai bagian dari dukkha dalam kehidupan ini. ya inilah konsekuensi dari kehidupan.
Dalam sebuah pertandingan sepak bola.
2 pemain dari masing2 kesebelasan,berlari kencang dari arah yang berlawanan,menuju satu titik tepat jatuhnya bola dari atas.
Benturan keras terjadi,pemain A jatuh pingsan,dan akhirnya meninggal dunia .
Pemain B ternyata selamat dari benturan itu.
Wasit tidak memberi kartu kuning atau merah,karena dianggap sebagai benturan yang tanpa disengaja,dan tidak ada yang bisa disalahkan.
Suatu saat pemain B di tanya oleh wartawan: bagaimana perasaan anda setelah mendengar berita kematian si A.
apa jawaban si B ? ------di bawah ini ada beberapa kemungkinan jawaban, coba di simak lebih bijak jawaban yang mana?
1,itu merupakan sebuah resiko pemain sepak bola,soal kematiannya mungkin sudah takdirnya.
2,tidak ada perasaan apa2,karena saya tidak punya niat sedikitpun untuk melukai dia .karena saya tidak punya niat jahat maka saya lepas tanggung jawab,dan tidak merasa ada beban sama sekali.itu keyakinan saya.----niat saya cuma menjemput dan menyundul bola.
3,saya sangat menyesal sekali dengan kejadian itu,walaupun sebetulnya saya tidak punya niat untuk sebuah benturan keras,tapi seandainya saya bisa lebih waspada,pada saat lari kencang menuju titik jatuhnya bola,dan saya lebih teliti menguasai medan,mungkin benturan itu bisa dihindari,karena benturan itu sangat keras sekali..dan sangat berbahaya. Ini pelajaran buat saya.
Rekan Rico ditanya oleh temannya:
hai Rico,bagaimana perasaan mu tentang pembunuhan hama yang dilakukan oleh perusahaanmu,kan kamu juga ikut memberi order pembelian obat pembasmi hama?
Saya siapkan beberapa jawaban buat Rico,coba simak jawban mana yang lebih bijak?
1,tidak ada perasaan apa apa,saya cuma melaksanakan tugas saya sebagai karyawan,dan pekerjaan itu tidak melawan hukum.
2,tidak masalah,tidak ada beban sama sekali,karena dari keyakinanku sebuah tindakan baru ada karma kalau disertai niat tidak baik,dalam hal ini niat membunuh hama, saya tidak punya niat dan saya tidak berhadapan langsung dengan hama2 itu.
3,saya prihatin dan ada rasa ikut bersalah,kenapa pembunuhan hama ini perlu terjadi dan berulang ulang terus,dan saya terlibat didalamnya, dan sedihnya saya tidak mampu menghentikan pembantaian ini.dengan rasa bersalah ini saya termotivasi untuk mengganti dengan lebih banyak berbuat kebaikan,.dan semoga suatu saat kemajuan teknology bisa menyelesaikan konflik bathin ini,bukan untuk kejadian saya (perusahaan ini) tapi lebih luas lagi, mungkin hama tidak perlu lagi dibunuh.