selama ini saya melihat bahwa orang Buddhis disini maupun disana banyak yang tidak menerima adanya pribadi Tuhan, atau Atta..
ada hal yang perlu di luruskan..
Kalian tentu tahu dalam sutta ada cerita tentang Sang Buddha yang ditanyai soal apakah ada Atta? atau apakah tidak ada Atta? Apa yang sang Buddha jawab? Ia tidak menjawab.. kenapa? saya pikir2 dengan kecerdasan dangkalku hehe kalau ia menjawab ya Ia mengakui, kalau Ia menjawab tidak ada Ia tidak mengakui.. tapi itu bukan alasan utama Ia tidak menjawab (lagipula Ia tahu tingkat kematangan karma si penanya)
jadi saya pengen tanya mengapa teman2 kalian menolak adanya Tuhan, atau sebaliknya, sedangkan Sang Buddha sendiri tidak bilang ada Tuhan maupun tidak bilang Tidak ada Tuhan... atau lebih tepat nya Beliau Tidak menjawab
dari penjelasan diatas ada baiknya teman-teman lebih waspada dalam mengungkap kesetujuan maupun ketidak setujuan, karena forum ini tidak hanya dibaca oleh kita....
dalam ajaran kita diajari tidak ditolak maupun tidak diterima... karena dengan demikian anda sesuai dharma..
dengan menerima dan menolak akan menimbulkan... sebaiknya dipadamkan sebelum terbakar...
perenungan yang baik bro pengemis....
coba anda pelajari lebih seksama, apalagi klo kepada sumber tulisan bahasa aslinya atau terjemahan yang mendekati keaslian sumber otentiknya...
kemungkinan besar bisa saja ada kesalahan terjemahan secara bebas menggenelalisir menurut ukuran pencapaian kebijaksanaan pengetahuan konsep keterbatasan mereka yang mempelajari/menyelidikinya dan lalu menterjemahkannya, sehingga (umat) saling menggelapkan menurut ukuran konsep mereka (masing-masing sendiri.
_/\_abgf
sobat DHAMMA
bro pengemis,
mungkin anda bisa baca di Bakabrahma Sutta, Brahmā Baka di DC pedia
untuk menambah pengetahuan ttg tuhan mahluk penguasa alam semesta
BRAHMA bukanlah TUHAN YANG MAHA ESA, TUHAN YANG MAHA ESA bukanlah BRAHMA.andalan umat, TUHAN diidentikan dengan Brahma (makhluk di alam brahma).
sebenarnya yang salah konsep pandangan akibat salah mencerap ujaran guru Buddha, sapa?
umat menolak konsep makhluk brahma sebagai TUHAN ('KEMUTLAKAN'), tetapi memegang teguh konsep makhluk brahma tetap dipandang sebagai 'TUHAN yang MUTLAK'.
orang hindu saja tahu koq, bahwa banyak brahma-brahma berkuasa di masing-masing kosmic samsara. tetapi TUHAN YANG MAHA ESA, bukanlah brahma-brahma tersebut. (tonton saja cerita film kartun 'little khrisna' produksi india di ANTV)
malah-malah umat buddhist ada yang menyembah patung-patung buddha empat muka, bodhisatva-bodhisatva, bahkan dewa-dewa, bahkan dewa-dewa atau asura yang gak jelas, bahkan guru-guru.
sapa yang memegang konsep salah? padahal guru Buddha meluruskan mereka di masa itu yang memegang konsep salah sehingga menghalangi mereka menuju kepada kemutlakan/kekekalan yang benar.
lagi-lagi umat buddhist dalam kebanggaan atta diri sendiri loh yang mengaku sebagai murid guru Buddha Sakya.
contoh konsep hindu saja bukan seperti konsep pencerapan umat buddhist yang plesetan.
Brahma dalam BhagawadgitaDalam kitab suci Bhagawadgita, Dewa Brahma muncul dalam bab 8 sloka ke-17 dan ke-18; bab 14 sloka ke-3 dan ke-4; bab 15 sloka ke-16 dan ke-17. Dalam ayat-ayat tersebut, Dewa Brahma disebut-sebut sebagai Dewa pencipta, yang menciptakan alam semesta atas berkah dari Tuhan Yang Maha Esa. Dalam Bhagawadgita juga disebutkan, siang hari bagi Brahma sama dengan satu Kalpa, dan Brahma hidup selama seratus tahun Kalpa, setelah itu beliau wafat dan dikembalikan lagi ke asalnya, yakni Tuhan Yang Maha Esa.
guru Buddha Sakya memberi ilustrasi kebenarannya hanyalah segenggam daun di dalam hutan. THE ABSOLUTE itu gak terbandingkan.
semoga dapat menjadi nyadar menanggalkan atta sendiri, dan berjalan dalam kerendahan hati, bukan kebanggaan/kesombongan diri (sendiri).
_/\_abgf
sobat DHAMMA