//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?  (Read 39702 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline chingik

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 924
  • Reputasi: 44
Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« on: 09 July 2011, 06:37:02 PM »
 Melihat dunia semakin kacau, kehidupan manusia yg serba tidak pasti. Sedangkan kita sudah mengenal ajaran Buddha , ajaran yg begitu mulia yg akan menuntun kita utk mencapai pembebasan dan kebahagiaan sejati.
Tetapi mengapa kita masih blm juga merasa terdesak utk berlatih.
Byk orang memberi alasan melatih diri jg dapat berhasil di kehidupan rumah tangga . Tetapi perlu dicatat, persentase khotbah Dhamma Sang Buddha lebih banyak ditujukan kepada org yg menempuh kehidupan monastik .  Mungkin ini cukup mengindikasikan bahwa sesungguhnya jalan paling ideal mengakhiri dukkha adalah mulai dari langkah menuju kehidupan tanpa rumah.
Tapi cukup mengherankan, mengapa kita masih tidak mau meninggalkan rumah menuju tanpa rumah? ya, tentu saja utk segera mengakhiri dukkha. Atau sebenarnya kita  blm benar2 memahami  dukkha ? Masih ingin bermain2 di sini, mencari kenikmatan indriya, berkutat dengan DSM?
Mohon sharing, apa yg membuat anda2 blm jg muncul samvega dlm diri anda.
Atau rekan2 merasa samvega tidak cukup pentin utk dimunculkan? tentu kita tidak bisa memunculkannya hanya dgn berpikir2, bisa saja kita harus mengalami satu kejadian super penting yg melanda hidup kita baru muncul sedangkan kejadian itu belum datang jg. 

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #1 on: 09 July 2011, 06:58:02 PM »
ini akan terdengar seperti alasan untuk tidak menjalani kehidupan tanpa rumah, tapi saya pikir, hal ini berhubungan dengan karma dan Parami. jangankan orang2 biasa seperti kita, bahkan seorang Bodhisatta pun tidak selalu menjadi bhikkhu dalam kelahirannya sbg manusia. mari kita lihat perjalanan Bodhisatta Gotama dalam 24 kali pertemuannya dengan 24 Buddha,


Lima Kehidupan Sebagai Petapa

1.   sebagai Petapa Sumedha pada masa Buddha Dipankara
2.   Sebagai Petapa Jatila pada masa Buddha Naradha,
3.   Sebagai Petapa Susima pada masa Buddha Atthadassi
4.   Sebagai Petapa Mangala pada masa Buddha Siddhattha
5.   Sebagai Petapa Sujata pada masa Buddha Tissa

Sembilan Kehidupan Sebagai Bhikkhu

1. Sebagai Raja Dunia Vijitavi yang kemudian menjadi bhikkhu pada masa Buddha Kondanna
2. Sebagai Brahmana Suruci dan kemudian menjadi bhikkhu pada masa Buddha Mangala
3. Sebagai Brahmana Uttara dan menjadi bhikkhu pada masa Buddha Sumedha
4. Sebagai Raja Dunia dan kemudian menjadi bhikkhu pada masa Buddha Sujata
5. Sebagai Raja Vijitavi dan kemudian menjadi bhikkhu pada masa Buddha Phussa
6. Sebagai Raja Sudassana dan menjadi bhikkhu pada masa Buddha Vessabhu
7. Sebagai Raja Khema dan menjadi bhikkhu pada masa Buddha Kakusandha
8. Sebagai Raja Pabbata dan menjadi bhikkhu pada masa Buddha Konagamana
9. Sebagai Jotipala, si pemuda brahmana dan kemudian menjadi bhikkhu pada massa Buddha Kassapa.


Lima Kehidupan Sebagai Umat Awam

1. Sebagai umat awam, brahmana Atideva, pada masa Buddha Revata
2. Sebagai umat awam, brahmana Ajita, pada masa Buddha Sobhita
3. Sebagai umat awam, orang kaya bernama Jatila, pada masa Buddha Padumuttara
4. Sebagai umat awam, pemuda brahmana Kassapa, pada masa Buddha Piyadassi
5. Sebagai umat awam, Raja Arindama, pada masa Budha Sikhi

Dua Kehidupan Sebagai Naga

1.   Sebagai Atula, Raja Naga, pada masa Buddha Sumana
2.   Sebagai Raja Naga lagi, juga bernama Atula, pada masa Buddha Vipassi

Tiga Kehidupan lainnya

1.   Dalam satu kehidupan sebagai Sakka, Raja Dewa, pada massa Buddha Dhammadassi
2.   Sebagai Raja Raksasa, pada masa Budha Anomadassi
3.   Sebagai Raja Singa, pada masa Buddha Paduma


bahkan dalam 24 kali pertemuan dengan Buddha, Bodhisatta hanya berhasil 9 kali jadi bhikkhu, apalagi pada masa sekarang di mana tidak ada Buddha.

Sumber: buku Riwayat Agung Para Buddha

Dalam buku yg sama , Mingun Sayadaw menuliskan:
Quote
Sulitnya menjadi seorang bhikkhu

Bahkan makhluk luar biasa seperti Bodhisatta kita yang telah menerima ramalan yang pasti sejak masa Buddha Dipankara hanya dapat bertemu dengan dua puluh empat Buddha yang amatlah sedikit jika dibandingkan dengan lamanya waktu yang Beliau jalani. Bahkan dalam dua puluh empat masa Buddha tersebut, Beliau hanya sembilan kali berkesempatan menjadi seorang bhikkhu. Dari sini, kita dapat melihat bahwa menjadi bhikkhu adalah sangat sulit seperti yang tertulis dalam Kitab, “Pabbajitabhavo dullabo”. “Menjadi bhikkhu adalah sangat sulit dicapai.” Menjadi bhikkhu yang sangat sulit bagi Bodhisatta yang telah menerima ramalan pasti, adalah jauh lebih sulit bagi orang-orang biasa.
« Last Edit: 09 July 2011, 07:07:13 PM by Indra »

Offline bawel

  • Sebelumnya: Comel
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.755
  • Reputasi: 71
  • Gender: Male
  • namanya juga bawel ;D
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #2 on: 09 July 2011, 08:58:15 PM »
pernah suatu waktu terbesit dipikiran untuk menjadi bhikkhu ;D. menjalankan hidup dengan bebas seperti udara ;D.

tapi begitu melihat dunia ini yang kata si om semakin kacau dan serba tidak pasti (walaupun sepengetahuan saya dari dulu memang kacau dan tidak pernah pasti sih) ;D.

saya jadi berpikir lagi, untuk apa menjalankan hidup seperti itu tapi masyarakat di sekitarnya kacau balau dan tidak pasti ;D. apalagi masyarakatnya menganut ajaran yang berbeda, seberapa besar mereka akan mendatangi seorang bhikkhu untuk mempelajari dhamma buddha ;D.

nah... dari sana timbullah pemikiran untuk membangun masyarakat yang lebih kondusif untuk menerima dhamma ;D. jadilah ahli di bidang masing-masing untuk membangun masyarakat yang siap untuk menerima dhamma ;D. menurut saya itu lebih baik untuk kondisi sekarang, membangun diri dan masyarakat terlebih dahulu ;D.

karena tanpa umat awam yang mendukung, maka menjalankan kehidupan tanpa rumah seperti itu juga akan sulit apalagi untuk menyebarkan dhamma ;D.

begitu juga jaman dulu, dhamma buddha dapat berkembang juga berkat dukungan dari rakyat bahkan dari para raja ;D.

bagaimana dengan om chingik sendiri? ;D
mohon sharingnya juga ;D.

Offline Mas Tidar

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.262
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #3 on: 09 July 2011, 09:24:17 PM »
Kisah Cittahattha Thera
DHAMMAPADA III, 6-7

Seorang laki-laki yang berasal dari Savatthi, ketika mengetahui lembu jantannya hilang, mencarinya ke dalam hutan. Yang dicari tidak juga diketemukan. Akhirnya ia merasa lelah dan sangat lapar. Ia singgah ke sebuah vihara desa, dengan harapan di situ ia akan mendapatkan sisa dari makanan pagi.

        Pada saat makan, terpikir olehnya bahwa ia bekerja sangat keras setiap hari tetapi tidak mendapatkan cukup makanan. Para bhikkhu itu kelihatannya tak pernah bekerja tetapi selalu mendapat makanan yang cukup. Bahkan berlebih. Maka muncul sebuah ide yang baik untuk menjadi seorang bhikkhu.

        Kemudian ia bertanya kepada para bhikkhu untuk memperoleh ijin memasuki pasamuan Sangha. Saat di vihara laki-laki itu melakukan tugas-tugasnya sebagai seorang bhikkhu dan di vihara terdapat banyak makanan, sehingga ia segera menjadi gemuk.

        Sesudah beberapa waktu, ia bosan berpindapatta dan kembali pada kehidupan berumah tangga.

        Beberapa waktu kemudian, ia merasa bahwa kehidupannya di rumah terlalu sibuk dan ia kembali ke vihara untuk diijinkan menjadi seorang bhikkhu untuk kedua kalinya.

        Untuk kedua kalinya, ia meninggalkan pasamuan Sangha dan lepas jubah lagi.

        Proses ini terjadi enam kali, dan karena ia melakukan hanya menuruti kemauannya saja, maka ia dikenal sebagai Cittahattha Thera.

        Pada saat pulang balik antara rumahnya dan vihara, istrinya hamil. Sebenarnya ia belum siap mejadi bhikkhu, ia memasuki pasamuan bhikkhu hanya karena kesenangannya saja. Jadi, ia tidak pernah berbahagia, baik sebagai perumah tangga, maupun sebagai seorang bhikkhu.

        Suatu hari, saat hari terakhir tinggal di rumah, ia masuk ke kamar tidur pada saat istrinya sedang tidur. Istrinya hampir telanjang, memakai pakaian yang sebagian terjulai jatuh. Istrinya juga mengorok dengan suara keras melalui hidung dan dari mulutnya keluar lendir dan ludah. Jadi dengan mulut yang terbuka dan perut yang gembung, ia terlihat seperti mayat.

        Melihat keadaan istrinya, ia tiba-tiba merasa ketidak-kekalan dan ketidak-indahan tubuh jasmani, dan ia membayangkan: "Saya telah menjadi seorang bhikkhu beberapa kali dan hal ini hanya dikarenakan perempuan ini, yang menjadikan saya tidak dapat menjadi seorang bhikkhu......"

        Kemudian ia mengambil jubah kuningnya, dan pergi meninggalkan rumahnya pergi ke vihara untuk ke tujuh kalinya. Karena ia dalam perjalanan mengulangi kata-kata "tidak kekal" dan "penderitaan" (anicca dan dukkha) dan dapat meresapi artinya, ia mencapai tingkat kesucian sotapatti dalam perjalanan ke vihara.

        Setelah tiba di vihara ia berkata kepada para bhikkhu agar diijinkan diterima dalam pasamuan Sangha.

        Para bhikkhu menolak dan berkata, "Kami tidak dapat mengijinkanmu lagi menjadi seorang bhikkhu. Kamu berulang kali mencukur rambut kepalamu sehingga kepalamu seperti sebuah batu yang diasah".

        Masih ia memohon dengan amat sangat agar diijinkan diterima dalam pasamuan Sangha sekali ini dan mereka memenuhinya. Dalam beberapa hari Bhikkhu Cittahattha mencapai tingkat kesucian arahat bersamaan dengan pandangan terang analitis.

        Bhikkhu lain kagum melihat dia sekarang dapat tetap tinggal dalam jangka waktu lama di vihara. Mereka bertanya apa sebabnya?

        Terhadap hal itu, beliau menjawab, "Saya pulang ke rumah ketika saya masih memiliki kemelekatan dalam diri saya, tetapi kemelekatan itu sekarang telah terpotong".

        Bhikkhu-bhikkhu yang tidak percaya kepadanya, menghadap Sang Buddha dan melaporkan hal itu.

        Kepada mereka, Sang Buddha berkata "Bhikkhu Cittahattha telah berbicara benar; ia berpindah-pindah antara rumah dan vihara karena waktu itu pikirannya tidak mantap dan tidak mengerti Dhamma. Tetapi pada saat ini, Cittahattha telah menjadi seorang arahat; ia telah mengatasi kebaikan dan kejahatan".

        Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 38 dan 39 berikut ini:

Orang yang pikirannya tidak teguh, yang tidak mengenal ajaran yang benar, yang keyakinannya selalu goyah, orang seperti itu tidak akan sempurna kebijaksanaannya.

Orang yang pikirannya tidak dikuasai oleh nafsu dan kebencian, yang telah mengatasi keadaan baik dan buruk, di dalam diri orang yang selalu sadar seperti itu tidak ada lagi ketakutan.





---
Apakah cerita diatas juga menunjukan samvega ?
Perlu totalitas dalam pelepasan duniawi dan keinginan yang kuat (teguh) unt menjalani kehidupan monastik.
Saccena me samo natthi, Esa me saccaparamiti

"One who sees the Dhamma sees me. One who sees me sees the Dhamma." Buddha

Offline andry

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.117
  • Reputasi: 128
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #4 on: 09 July 2011, 09:45:36 PM »
Kalau hanya untuk menjadi bikhu dan berlatih, namun tetap tdk "mencapai" maka ia dikatakan sbg bikhu penghutang.

Saya menyadari, bahwa untuk menjadi seorang bikhhu/petapa, agar berhasil terhadap cita2 luhur tersebut, hal tersebut hanyalah didasarkan sebab-akibat, proses yg berkesinambungan. baru berhasil.

Bukan hanya karena produk dari pikiran, ia ingin menjadi seorang petapa/samana.
Samma Vayama

Offline chingik

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 924
  • Reputasi: 44
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #5 on: 09 July 2011, 09:50:26 PM »
Quote
ini akan terdengar seperti alasan untuk tidak menjalani kehidupan tanpa rumah, tapi saya pikir, hal ini berhubungan dengan karma dan Parami. jangankan orang2 biasa seperti kita, bahkan seorang Bodhisatta pun tidak selalu menjadi bhikkhu dalam kelahirannya sbg manusia. mari kita lihat perjalanan Bodhisatta Gotama dalam 24 kali pertemuannya dengan 24 Buddha,

Tentu saja segala sesuatu dapat dikaitkan dgn karma. Tapi mengatakannya sebagai karma adalah  jawaban yg terlalu abstrak. Ini bisa salah mengarahkan orang.(sama seperti ketika dituduhkan kepada para mahayanis bahwa dikit2 menggunakan senjata pamungkas upaya kausalya, haha, ok kita tdk bahas masalah ini).   
Begini. Jika seseorang hanya bermain2 saja dan tidak ingin mempraktikkan Dhamma dengan sungguh2, tidak mungkin kita hanya mengatakan bahwa itu sudah menjadi karmanya. Sebaliknya, justru sebab2 nya harus ditemukan, persoalannya harus segera dipecahkan agar orang tersebut dapat terbuka mata batinnya dan mulai berlatih dengan sungguh2. 

Jadi inti topik yg ingin saya sampaikan adalah ingin memahami lebih jauh apa yang menjadi kendala bagi kita yang sudah sekian lama belajar Dhamma , tapi masih suka "main2". Kadang saya merasa , khotbah2 Sang Buddha sangat mengagumkan, sangat baik jika dipraktikkan, sangat berharga jika tidak hanya direnungkan, tapi diaplikasikan, direalisasikan degnan sungguh2, tapi pada sisi lain, kadang saya merasa bahwa sesungguhnya saya tidaklah benar2 ingin menjalaninya, dan kadang kala katakanlah menjalaninya sedikit, meditasi, berdana. Tetapi kemudian praktik itu sedikit kendor, konsentrasi pecah dan beralih ke topik duniawi yg aktual. Ibarat masuk lalu keluar lalu masuk lagi dan seterusnya.. , yah seprti yg sdh sering kita baca bahwa jaman Sang Buddha ada bhikkhu yang keluar masuk Sangha sampai 7 kali. Jaman itu saja begitu apalagi kita? Tapi tentu kita tidak mau menjadikan itu sebagai tameng agar kita bisa memaafkan diri kita sendiri.  Malah justru kita harus melihatnya bahwa betapa merugikan dgn perbuatan seperti itu, betapa tidak boleh hal itu terjadi pada kita.

Kembali pada diri kita, jika direnungkan lagi, sepertinya ada kendala2nya, yakni Kita terlalu larut dalam kemalasan, kita terlalu larut dalam zona nyaman. Zona Kesenangan duniawi masih kita anggap sebagai hal yang baik utk tetap kita diami, sedangkan zona kebahagiaan lokuttara masih belum benar2 tersentuh oleh kita. Kita hanya membacanya dari kitab suci, dan seolah-olah itu adalah dongeng sebelum tidur, mimpi2 di atas awan. Seolah2 itu tak terjangkau, seperti katak merindukan bulan.
Kadang saya merenungkan bahwa, kebenaran mulia tentang Dukkha, bukan sekedar menyampaikan tentang makna Dukkha itu sendiri. Lebih dari itu , kita diajak utk melihat secara lebih jernih bahwa kondisi di dalam duniawi ini harus benar2 dipandang sebagai penderitaan betapapun kita sedang dilanda oleh kebahagiaan surgawi.  Bicara tentang kenyataan, kita belum melihatnya , makanya kita masih ingin "bermain2" di sini.
   

Offline Mas Tidar

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.262
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #6 on: 09 July 2011, 10:05:39 PM »
Kalau hanya untuk menjadi bikhu dan berlatih, namun tetap tdk "mencapai" maka ia dikatakan sbg bikhu penghutang.

Saya menyadari, bahwa untuk menjadi seorang bikhhu/petapa, agar berhasil terhadap cita2 luhur tersebut, hal tersebut hanyalah didasarkan sebab-akibat, proses yg berkesinambungan. baru berhasil.

Bukan hanya karena produk dari pikiran, ia ingin menjadi seorang petapa/samana.


om, bisa dijelaskan apa yang telah ditulis ? (warna merah)



Anumodana
Saccena me samo natthi, Esa me saccaparamiti

"One who sees the Dhamma sees me. One who sees me sees the Dhamma." Buddha

Offline DragonHung

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 963
  • Reputasi: 57
  • Gender: Male
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #7 on: 09 July 2011, 10:06:43 PM »
kemelekatan terhadap  nafsu indera masih terlalu kuat.
Banyak berharap, banyak kecewa
Sedikit berharap, sedikit kecewa
Tidak berharap, tidak kecewa
Hanya memperhatikan saat ini, maka tiada ratapan dan khayalan

Offline chingik

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 924
  • Reputasi: 44
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #8 on: 09 July 2011, 10:17:29 PM »
Kalau hanya untuk menjadi bikhu dan berlatih, namun tetap tdk "mencapai" maka ia dikatakan sbg bikhu penghutang.

Saya menyadari, bahwa untuk menjadi seorang bikhhu/petapa, agar berhasil terhadap cita2 luhur tersebut, hal tersebut hanyalah didasarkan sebab-akibat, proses yg berkesinambungan. baru berhasil.

Bukan hanya karena produk dari pikiran, ia ingin menjadi seorang petapa/samana.

Menjadi apapun ada konsekuensi utk gagal mencapai keberhasilan. Tapi itu bukan alasan utama orang mengurungkan niat. Kegagalan adalah cerminan dari ada kesalahan dlm proses pelatihan dan harus dicarikan pemecahannya. 
Bicara tentang sebab akibat, mengingatkan saya pd satu film yg menceritakan seorang pemuda sangat berkeinginan utk menjadi bhiksu. Setiap saat mengunjungi vihara , ia bertanya pada gurunya bahwa kapan ia bisa menjadi bhiksu. Gurunya hanya menjawab "lihat jodoh karma". Setiap kali ia mengunjungi vihara dan memikirkan niatnya, ia akan bertanya lagi, dan selalu mendapat jawaban yg sama dari gurunya.
Terakhir kali, ia tidak ingin bertanya lagi, ia mengunduli kepalanya dan mendatangi gurunya sambil berkata, "saya datang guru", gurunya manggut2 sambil tersenyum dan menerimanya.
Jika kita lihat semua ini tentu kita menyimpulkan bahwa dibalik semua ini ada latar belakang sebab akibatnya, karmanya telah matang dan lain sebagainya. Tapi yg paling menentukan masih harus kembali pada kita masing2 , bahwak kita adalah pelaku dari sebab akibat, bukan alur yg dikendalikan oleh proses sebab akibat. Dan kunci dari semua ini adalah bagaimana kita bisa utk memunculkan samvega ini. Ini penting utk direnungkan setiap saat, jika tidak maka kita hanya akan tergerus oleh zona nyaman dan larut dalam kesenangan duniawi. 
Beranikah kita mulai saat sekarang menggali diri kita agar samvega itu muncul? 

Offline chingik

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 924
  • Reputasi: 44
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #9 on: 09 July 2011, 10:23:07 PM »
kemelekatan terhadap  nafsu indera masih terlalu kuat.

Mantap.. To the point. 
Oke, bro . Boleh sharing sedikit, apakah pernah merenungkan atas permasalahan ini? apakah bor pernah menganggp ini sebagai kendala? atau hanya merasa masa bodoh, biarkan saja, gak takut toh gak percaya bahwa itu sangat berbahaya (sepertii yg sering dinasihatkan oleh Sang Buddha), padahal kita sangat meyakini nasihat tersebut. Kita bahkan bersujud pada Buddha, tapi tidak sedikit pun kita mau menjalani apa yg beliau nasihatkan. Kiat masih main2 di sini, dan lain sbagainya. Thks

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #10 on: 09 July 2011, 10:27:23 PM »
Tentu saja segala sesuatu dapat dikaitkan dgn karma. Tapi mengatakannya sebagai karma adalah  jawaban yg terlalu abstrak. Ini bisa salah mengarahkan orang.(sama seperti ketika dituduhkan kepada para mahayanis bahwa dikit2 menggunakan senjata pamungkas upaya kausalya, haha, ok kita tdk bahas masalah ini).   
Begini. Jika seseorang hanya bermain2 saja dan tidak ingin mempraktikkan Dhamma dengan sungguh2, tidak mungkin kita hanya mengatakan bahwa itu sudah menjadi karmanya. Sebaliknya, justru sebab2 nya harus ditemukan, persoalannya harus segera dipecahkan agar orang tersebut dapat terbuka mata batinnya dan mulai berlatih dengan sungguh2. 


bukan berarti dengan hukum karma lantas kita tidak perlu berusaha, namun demikian, banyak kasus yg ternyata usaha keras pun tidak bisa menjadi bhikkhu. mari kita lihat misalnya pada kasus Anagami Ghatikara, walaupun ia adalah seorang anagami dan berkeinginan untuk menjadi bhikkhu (usahanya yg membuahkan kesucian Anamagi bisa menjadi indikasi dari usaha kerasnya), namun ia tetap saja tidak bisa menjadi bhikkhu dan meninggalkan kehidupan rumah tangga.

usaha keras untuk menuju ke arah menjadi bhikkhu tentu saja tidak sia-sia, karena mungkin saja walaupun tidak menjadi bhikkhu pada saat ini, tetapi dapat berbuah menjadi bhikkhu di masa depan.


Quote
Jadi inti topik yg ingin saya sampaikan adalah ingin memahami lebih jauh apa yang menjadi kendala bagi kita yang sudah sekian lama belajar Dhamma , tapi masih suka "main2". Kadang saya merasa , khotbah2 Sang Buddha sangat mengagumkan, sangat baik jika dipraktikkan, sangat berharga jika tidak hanya direnungkan, tapi diaplikasikan, direalisasikan degnan sungguh2, tapi pada sisi lain, kadang saya merasa bahwa sesungguhnya saya tidaklah benar2 ingin menjalaninya, dan kadang kala katakanlah menjalaninya sedikit, meditasi, berdana. Tetapi kemudian praktik itu sedikit kendor, konsentrasi pecah dan beralih ke topik duniawi yg aktual. Ibarat masuk lalu keluar lalu masuk lagi dan seterusnya.. , yah seprti yg sdh sering kita baca bahwa jaman Sang Buddha ada bhikkhu yang keluar masuk Sangha sampai 7 kali. Jaman itu saja begitu apalagi kita? Tapi tentu kita tidak mau menjadikan itu sebagai tameng agar kita bisa memaafkan diri kita sendiri.  Malah justru kita harus melihatnya bahwa betapa merugikan dgn perbuatan seperti itu, betapa tidak boleh hal itu terjadi pada kita.


dengan melihat bahwa banyak orang yg belajar dan berlatih dengan sungguh2 tapi tetap tidak menjadi bhikkhu sementara banyak juga yg tidak sungguh2 namun bisa menjadi bhikkhu dengan mudahnya. kita tidak dapat pura2 bahwa karma tidak terlibat di sini.

Quote
Kembali pada diri kita, jika direnungkan lagi, sepertinya ada kendala2nya, yakni Kita terlalu larut dalam kemalasan, kita terlalu larut dalam zona nyaman. Zona Kesenangan duniawi masih kita anggap sebagai hal yang baik utk tetap kita diami, sedangkan zona kebahagiaan lokuttara masih belum benar2 tersentuh oleh kita. Kita hanya membacanya dari kitab suci, dan seolah-olah itu adalah dongeng sebelum tidur, mimpi2 di atas awan. Seolah2 itu tak terjangkau, seperti katak merindukan bulan.
Kadang saya merenungkan bahwa, kebenaran mulia tentang Dukkha, bukan sekedar menyampaikan tentang makna Dukkha itu sendiri. Lebih dari itu , kita diajak utk melihat secara lebih jernih bahwa kondisi di dalam duniawi ini harus benar2 dipandang sebagai penderitaan betapapun kita sedang dilanda oleh kebahagiaan surgawi.  Bicara tentang kenyataan, kita belum melihatnya , makanya kita masih ingin "bermain2" di sini.
   

walaupun saya setuju dengan pendapat anda ini, tapi saya juga tidak menutup kemungkinan ada faktor X yg tidak dapat dihindari yg menentukan jalan hidup seseorang.

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #11 on: 09 July 2011, 10:58:10 PM »
Boro2 pengen jadi petapa, liat alirannya aja banyak macem, salah pilih aliran aja bisa terjerumus tuh.
« Last Edit: 09 July 2011, 11:10:16 PM by ryu »
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline chingik

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 924
  • Reputasi: 44
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #12 on: 09 July 2011, 11:00:34 PM »
 [at] Om Indra,
bukan maksud saya hanya menyatakan harus menjadi bhikkhu. "Usaha keras"  dari Gathikara sudah cukup membuktikan bahwa telah muncul samvega dalam dirinya. Jadi bagi saya masalah Gathikara sdh di luar dari case topik ini.

Sekali lagi, saya bukan mengabaikan karma, tapi mari tidak perlu membahas karma yg kaitannya terlalu luas utk dibahas, apalagi kita tidak tau ttg karma apa saja pd diri kita yg berjumlah tak terhingga kalpa kehidupan lalu kita.   
Nah, mengenai faktor X , justru di sini yg ingin kita gali bersama, barangkali mengenai diri Om, lalu disharing bersama.
Seperti pd diri saya, saya senang mempelajari Dhamma, menikmati membaca topik Dhamma, tapi tidak merasa terdesak utk mempraktikkan Dhamma secara intensif.  Di sini mungkin akan memberi kita pelajaran apa yg jadi faktor x hinggga kita begitu malas, atau kita hanya ingin belajar Dhamma utk memperlihatkan ke orang bahwa betapa luas pengetahuan Dhamma kita, betapa hebatnya saat kita menjelaskan Dhamma, tapi kita jarang melihat ke dalam diri betapa masih melekatnya kita pda semua itu , masih blm sanggup melepasnya.
Ketika saya membaca tentang bahaya akan kesenangan indriya, saya menjadi termenung , bahwa Sang Buddha tidak sekali dua kali mengatakan bahaya akan itu, tapi berkali -kali,  tidak jenuh2nya Beliau menasihati kita, tapi yah begitulah keadaan kita sekrg , lebih sibuk mengurusi hal2 yg tidak penting lebih banyk dibanding mengurusi hal2 paling mendesak ,yakni menyelamatkan diri dari samudera samsara. 
Sering mendengar org belajar Dhamma lalu masih mencita2kan bahwa semoga dia di kehidupan mendatang akan lebih baik atau apalah. Ini sangat naif. Seberapa sanggup menjamin kita akan terlahir dlm kondisi baik? apakah ketika Sang Buddha mengatakan betapa langka nya terlahir sebagai manusia, itu adalah kata2 yg tidak begitu penting? itu hanya asal ngomong? Tidak, ok, tapi mengapa kita masih merasa santai2 di sini, dan lain sbagainya. Nah....
apakah misi dari Dhammacittta utk membawa membernya semakin "sibuk dgn keasikan acara2nya", terlihat sekali, ada topik kafe jongkoklah, diskusi filem lah yg sama sekali tidak berguna bagi perkembangan batin, apalagi memunculkan Samvega , Jadi kembali pd pertanyaan saya apakah samvega dinilai tidak penting?   

 
 

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #13 on: 10 July 2011, 12:32:10 AM »
[at] Om Indra,
bukan maksud saya hanya menyatakan harus menjadi bhikkhu. "Usaha keras"  dari Gathikara sudah cukup membuktikan bahwa telah muncul samvega dalam dirinya. Jadi bagi saya masalah Gathikara sdh di luar dari case topik ini.

Sekali lagi, saya bukan mengabaikan karma, tapi mari tidak perlu membahas karma yg kaitannya terlalu luas utk dibahas, apalagi kita tidak tau ttg karma apa saja pd diri kita yg berjumlah tak terhingga kalpa kehidupan lalu kita.   
Nah, mengenai faktor X , justru di sini yg ingin kita gali bersama, barangkali mengenai diri Om, lalu disharing bersama.
Seperti pd diri saya, saya senang mempelajari Dhamma, menikmati membaca topik Dhamma, tapi tidak merasa terdesak utk mempraktikkan Dhamma secara intensif.  Di sini mungkin akan memberi kita pelajaran apa yg jadi faktor x hinggga kita begitu malas, atau kita hanya ingin belajar Dhamma utk memperlihatkan ke orang bahwa betapa luas pengetahuan Dhamma kita, betapa hebatnya saat kita menjelaskan Dhamma, tapi kita jarang melihat ke dalam diri betapa masih melekatnya kita pda semua itu , masih blm sanggup melepasnya.
Ketika saya membaca tentang bahaya akan kesenangan indriya, saya menjadi termenung , bahwa Sang Buddha tidak sekali dua kali mengatakan bahaya akan itu, tapi berkali -kali,  tidak jenuh2nya Beliau menasihati kita, tapi yah begitulah keadaan kita sekrg , lebih sibuk mengurusi hal2 yg tidak penting lebih banyk dibanding mengurusi hal2 paling mendesak ,yakni menyelamatkan diri dari samudera samsara. 
Sering mendengar org belajar Dhamma lalu masih mencita2kan bahwa semoga dia di kehidupan mendatang akan lebih baik atau apalah. Ini sangat naif. Seberapa sanggup menjamin kita akan terlahir dlm kondisi baik? apakah ketika Sang Buddha mengatakan betapa langka nya terlahir sebagai manusia, itu adalah kata2 yg tidak begitu penting? itu hanya asal ngomong? Tidak, ok, tapi mengapa kita masih merasa santai2 di sini, dan lain sbagainya. Nah....
apakah misi dari Dhammacittta utk membawa membernya semakin "sibuk dgn keasikan acara2nya", terlihat sekali, ada topik kafe jongkoklah, diskusi filem lah yg sama sekali tidak berguna bagi perkembangan batin, apalagi memunculkan Samvega , Jadi kembali pd pertanyaan saya apakah samvega dinilai tidak penting?   

 
 


melihat contoh Ghatikara, berarti anda setuju bahwa samvega tidak diindikasikan oleh kehidupan meninggalkan rumah (menjadi bhikkhu).

saat ini kita melihat banyak bhikkhu yg tidak lurus, yg menjelaskan bahwa menjadi bhikkhu pun tidak menjamin spiritualitas yg lebih baik yg menjadi target dari timbulnya samvega itu, saya pribadi berpendapat, "jadilah umat awam yg baik, daripada menjadi bhikkhu yg buruk". bukan berarti saya meremehkan kehidupan kebhikkhuan, tentu saja lebih baik dari pendapat saya itu adalah "jadilah bhikkhu yg baik daripada umat awam yg baik", tetapi ketika kita blm mampu menjadi bhikkhu yg baik, maka jadilah umat awam yg baik. dengan menjadi umat awam yg baik, diharapkan di masa depan (besok, bulan depan, tahun depan, atau kehidupan mendatang) kita dapat menjadi bhikkhu yg baik.

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #14 on: 10 July 2011, 06:07:07 AM »
apakah misi dari Dhammacittta utk membawa membernya semakin "sibuk dgn keasikan acara2nya", terlihat sekali, ada topik kafe jongkoklah, diskusi filem lah yg sama sekali tidak berguna bagi perkembangan batin, apalagi memunculkan Samvega,

maksudnya ideal sekali

apakah topik yang tidak berhubungan dengan Dhamma 'dihapus' aja  ^-^

Quote
Jadi kembali pd pertanyaan saya apakah samvega dinilai tidak penting?   

penting dan tidak penting !
diri sendiri yang bisa menilai
jika bro chingik anggap 'samvega' itu penting, prakteklah
jika ada orang lain menilai samvega belum penting, ya tidak serius
malah ada orang lain atau umat buddhis tidak mengetahui apa arti 'samvega' jadi ? ???
 _/\_
« Last Edit: 10 July 2011, 06:19:57 AM by adi lim »
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline SUGI THEN

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 304
  • Reputasi: 8
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #15 on: 10 July 2011, 06:09:50 AM »
Kalau memang dengan berumah tangga dapat mengakhiri dukka dan mencapai nibbana untuk apa sang buddha gotama meninggalkan istananya dari dahulu kala seorang sammasambuddha paccekabuddha dan savakabuddha semua meninggalkan kehidupan duniawi jadi sudah sangat jelas kalau kita ingin mencapai nibbana satu2nya cara adalah meninggalkan semua kemelekatan duniawi sesuatu hal kalau dikerjakan dengan serius/fokus akan lebih cepat daripada dikerjakan setengah2 seperti umat biasa 50% untuk spiritual 50% untuk keduniawian
seperti sang buddha katakan bahwa istana dan hartanya akan membuat sebuah rintangan/halangan untuk mencapai sebuah pencerahan/kesadaran sempurna semakin kita memiliki harta tahta dan wanita atau sering kita sebut dengan 3 ta akan semakin melekat akan kenikmatan dunia yang sesungguhnya itu semua adalah awal dari dukkha!!! _/\_

Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #16 on: 10 July 2011, 06:14:18 AM »
Melihat dunia semakin kacau, kehidupan manusia yg serba tidak pasti. Sedangkan kita sudah mengenal ajaran Buddha , ajaran yg begitu mulia yg akan menuntun kita utk mencapai pembebasan dan kebahagiaan sejati.
Tetapi mengapa kita masih blm juga merasa terdesak utk berlatih.
Byk orang memberi alasan melatih diri jg dapat berhasil di kehidupan rumah tangga . Tetapi perlu dicatat, persentase khotbah Dhamma Sang Buddha lebih banyak ditujukan kepada org yg menempuh kehidupan monastik .  Mungkin ini cukup mengindikasikan bahwa sesungguhnya jalan paling ideal mengakhiri dukkha adalah mulai dari langkah menuju kehidupan tanpa rumah.
Tapi cukup mengherankan, mengapa kita masih tidak mau meninggalkan rumah menuju tanpa rumah? ya, tentu saja utk segera mengakhiri dukkha. Atau sebenarnya kita  blm benar2 memahami  dukkha ? Masih ingin bermain2 di sini, mencari kenikmatan indriya, berkutat dengan DSM?
Mohon sharing, apa yg membuat anda2 blm jg muncul samvega dlm diri anda.
Atau rekan2 merasa samvega tidak cukup pentin utk dimunculkan? tentu kita tidak bisa memunculkannya hanya dgn berpikir2, bisa saja kita harus mengalami satu kejadian super penting yg melanda hidup kita baru muncul sedangkan kejadian itu belum datang jg.

apakah untuk mengerti, memahami dan menjalankan dhamma perumah tangga harus menempuh jalan meninggalkan rumah menuju tanpa rumah? jika ya mohon share referensinya  :)

apakah sang buddha ada mengatakan yang ingin mengenal dan menjalankan ajarannya harus melakukan kehidupan tanparumah juga? mohon referensinya juga  :)

dan jika memang diharuskan seperti itu dan di tekankan seperti itu juga untuk mengenal, mengetahui dan menjalankan dhamma apakah itu pandangan benar? apakah itu ajaran benar?

 _/\_
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #17 on: 10 July 2011, 06:59:23 AM »
Kalau memang dengan berumah tangga dapat mengakhiri dukka dan mencapai nibbana untuk apa sang buddha gotama meninggalkan istananya dari dahulu kala seorang sammasambuddha paccekabuddha dan savakabuddha semua meninggalkan kehidupan duniawi jadi sudah sangat jelas kalau kita ingin mencapai nibbana satu2nya cara adalah meninggalkan semua kemelekatan duniawi sesuatu hal kalau dikerjakan dengan serius/fokus akan lebih cepat daripada dikerjakan setengah2 seperti umat biasa 50% untuk spiritual 50% untuk keduniawian
seperti sang buddha katakan bahwa istana dan hartanya akan membuat sebuah rintangan/halangan untuk mencapai sebuah pencerahan/kesadaran sempurna semakin kita memiliki harta tahta dan wanita atau sering kita sebut dengan 3 ta akan semakin melekat akan kenikmatan dunia yang sesungguhnya itu semua adalah awal dari dukkha!!! _/\_

kalau di lihat postingan anda menyatakan bahwa semua umat buddhis jika ingin mencapai nibbana harus menjadi bhikku , apakah begitu?

kalau ya seperti itu... jadi berpikir lagi saya untuk mengetahui lebih jauh ajaran sang buddha :-?
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #18 on: 10 July 2011, 09:27:30 AM »
Kalau memang dengan berumah tangga dapat mengakhiri dukka dan mencapai nibbana untuk apa sang buddha gotama meninggalkan istananya dari dahulu kala seorang sammasambuddha paccekabuddha dan savakabuddha semua meninggalkan kehidupan duniawi jadi sudah sangat jelas kalau kita ingin mencapai nibbana satu2nya cara adalah meninggalkan semua kemelekatan duniawi sesuatu hal kalau dikerjakan dengan serius/fokus akan lebih cepat daripada dikerjakan setengah2 seperti umat biasa 50% untuk spiritual 50% untuk keduniawian
seperti sang buddha katakan bahwa istana dan hartanya akan membuat sebuah rintangan/halangan untuk mencapai sebuah pencerahan/kesadaran sempurna semakin kita memiliki harta tahta dan wanita atau sering kita sebut dengan 3 ta akan semakin melekat akan kenikmatan dunia yang sesungguhnya itu semua adalah awal dari dukkha!!! _/\_

Meninggalkan istana/rumah bukanlah suatu keharusan bagi seorang Buddha, walaupun meninggalkan keduniawian memang mutlak harus dilakukan untuk mencapai Kebuddhaan. ada perbedaan antara meninggalkan istana/rumah dan meninggalkan keduniawian.


baca kisah Buddha Dhammadasi dan Buddha Kassapa berikut ini yg saya kutip dari buku "Riwayat Agung Para Buddha"

Quote
Meninggalkan Keduniawian

Setelah melihat empat pertanda, dan setelah istrinya Putri Vicikoli melahirkan seorang putera bernama Punnavaddhana, Bodhisatta Dhammadassi, yang lembut bagaikan dewa dan sedang menikmati kehidupan bak dewa, terbangun pada suatu malam; duduk di atas tempat tidurnya, Beliau melihat berbagai pemandangan menjijikkan dari para pelayan perempuannya yang tertidur; Muncullah dalam pikirannya yang dipenuhi keresahan, rencana untuk meninggalkan keduniawian. Segera setelah pikiran tersebut muncul, Istana Sudassana yang ditempatinya dengan disertai empat barisan pasukannya, melayang ke angkasa bagaikan matahari ke dua, atau bagaikan istana para dewa yang terbang di angkasa kemudian mendarat di dekat pohon Maha Bodhi Bimbijala.

Sang Bodhisatta kemudian mengenakan jubah teratai yang dipersembahkan oleh Brahma dan setelah keluar dari istananya, Beliau berdiri tidak jauh dari sana. Istana tersebut kemudian melayang kembali di angkasa dan mendarat di atas tanah dengan melingkupi Pohon Bodhi. Semua penghuni perempuan dan pengikutnya keluar dari istana dan berjalan sejauh setengah gavuta dari sana. Diantara orang-orang ini, para laki-laki mengenakan jubah mengikuti teladan Sang Bodhisatta. Para laki-laki ini seluruhnya berjumlah sembilan crore.


Quote
Meninggalkan Keduniawian

Ketika Brahmana Kassapa melihat empat pertanda, dan setelah istrinya Sunanda  melahirkan seorang putera bernama Vinjitasena, Beliau diliputi oleh perasaan religius dan berpikir: “aku akan pergi meninggalkan keduniawian hari ini juga.”

Segera setelah berpikir demikian, istana Sang Bodhisatta berputar bagaikan roda pembuat tembikar kemudian terbang ke angkasa dan, bagaikan bulan yang muncul diiringi oleh bintang-bintang di musim gugur dan memancarkan cahaya yang indah, istana tersebut bergerak beserta ratusan orang di dalamnya seolah-olah menghiasi langit surga, seolah-olah memperlihatkan keagungannya, seolah-olah menarik perhatian penonton dan memikat hati mereka dan seolah-olah meminjamkan kemegahan kepada pucuk-pucuk pohon. Akhirnya turun kembali ke atas tanah dengan Pohon Bodhi Nigrodha di tengah-tengahnya.

Kemudian Sang Bodhisatta keluar dari istananya; berdiri di atas tanah, Beliau menerima jubah yang dipersembahkan oleh Brahma dan mengenakannya. Istri Sang Bodhisatta dan para pelayan perempuan juga keluar dari istana dan pergi menjauh sampai jarak empat puluh usabha (setengah gÈvuta) dimana mereka mendirikan tempat tinggal sementara seperti barak tentara. Mengikuti teladan Sang Bodhisatta, semua laki-laki yang menyertai Sang Bodhisatta juga meninggalkan keduniawian.


Offline chingik

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 924
  • Reputasi: 44
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #19 on: 10 July 2011, 11:00:46 AM »
Maaf all,
maksud meninggalkan rumah menuju tanpa di rumah di sini ,yg saya maksudkan meliputi meninggalkan rumah dalam pikiran. Jadi walaupun dari luar keliatan masih sebagai umat awam , tapi batinnya telah menjauhi aktivitas duniawi. Memang tidak sepenuhnya terbebas dari aktivitas duniawi, tapi secara intens, kondisi batinnya benar2 diarahkan, ditujukan, disiapkan ke sana. Ia menghindari obrolan2 duniawi yg tidak bermanfaat, menjauhi hiburan duniawi, lebih senang dengan kebahagiaan meditatif, dan lain sebagainya yg berhubungan dgn kemajuan batin. 
Memang walaupun Sang Buddha tidak menafikan kehidupan awam, tapi lebih banyak saya rasa Sang Buddha dalam setiap khotbahnya kepada perumah tangga, akan mengarahkan pendengarnya utk menjalani kehidupan suci. Jadi menjalani kehidupan awam jika diartikan seperti gaya hidup kita sekarang ini yg lebih banyak dihabiskan utk bercengkrama dgn DLM, saya rasa itu bukan gaya hidup perumah tangga yg dipuji oleh Sang Buddha. 
Ketika seorang perumah tangga sudah mulai serius menggeluti persoalan ini, maka saya angap itu sudah termasuk  faktor samvega.

Yg jadi persoalan, apakah kita telah menjalani kehidupan awam yg seperti Sang Buddha harapkan?
 
 



Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #20 on: 10 July 2011, 11:38:51 AM »
Maaf all,
maksud meninggalkan rumah menuju tanpa di rumah di sini ,yg saya maksudkan meliputi meninggalkan rumah dalam pikiran. Jadi walaupun dari luar keliatan masih sebagai umat awam , tapi batinnya telah menjauhi aktivitas duniawi. Memang tidak sepenuhnya terbebas dari aktivitas duniawi, tapi secara intens, kondisi batinnya benar2 diarahkan, ditujukan, disiapkan ke sana. Ia menghindari obrolan2 duniawi yg tidak bermanfaat, menjauhi hiburan duniawi, lebih senang dengan kebahagiaan meditatif, dan lain sebagainya yg berhubungan dgn kemajuan batin. 
Memang walaupun Sang Buddha tidak menafikan kehidupan awam, tapi lebih banyak saya rasa Sang Buddha dalam setiap khotbahnya kepada perumah tangga, akan mengarahkan pendengarnya utk menjalani kehidupan suci. Jadi menjalani kehidupan awam jika diartikan seperti gaya hidup kita sekarang ini yg lebih banyak dihabiskan utk bercengkrama dgn DLM, saya rasa itu bukan gaya hidup perumah tangga yg dipuji oleh Sang Buddha. 
Ketika seorang perumah tangga sudah mulai serius menggeluti persoalan ini, maka saya angap itu sudah termasuk  faktor samvega.

Yg jadi persoalan, apakah kita telah menjalani kehidupan awam yg seperti Sang Buddha harapkan?
 

nah ini baru topik yg tepat sasaran. akan tetapi, hal ini kembali kepada masing2 individu, tidak ada seorang pun yg dapat menilai orang lain. marilah kita2 masing2 melihat ke dalam batin sendiri dan berintrospeksi.

_/\_

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #21 on: 10 July 2011, 11:57:10 AM »
nah ini baru topik yg tepat sasaran. akan tetapi, hal ini kembali kepada masing2 individu, tidak ada seorang pun yg dapat menilai orang lain. marilah kita2 masing2 melihat ke dalam batin sendiri dan berintrospeksi.

_/\_
kenapa buda mengatakan sangat mudah mencari kesalahan orang lain? berarti mudah dong menilai orang =))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #22 on: 10 July 2011, 11:59:14 AM »
kenapa buda mengatakan sangat mudah mencari kesalahan orang lain? berarti mudah dong menilai orang =))

[ngetest]

buda manakah yg mengatakan hal itu? mohon rujukannya

[/ngetest]

Offline chingik

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 924
  • Reputasi: 44
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #23 on: 10 July 2011, 12:12:56 PM »
kenapa buda mengatakan sangat mudah mencari kesalahan orang lain? berarti mudah dong menilai orang =))

masih tidak sadar toh kalo ucapan Buddha itu sdg menasihati kita2. Malah kamu jadikan bhn tertawaan.  Terbuktikan, itulah yg saya katakan bhw menjadi umat awam dengan gaya hidup sperti ini menjadi persoalan dlm lingkup dunia buddhis.

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #24 on: 10 July 2011, 12:24:26 PM »
 [at] indra: damapada xviii

 [at] chingik, lah biku ajah bs jadi bahan olokan, tdk bs sembunyi. Buda jg jadi bhn olokan juga khan.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline hendrako

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.244
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #25 on: 10 July 2011, 01:20:29 PM »
nah ini baru topik yg tepat sasaran. akan tetapi, hal ini kembali kepada masing2 individu, tidak ada seorang pun yg dapat menilai orang lain. marilah kita2 masing2 melihat ke dalam batin sendiri dan berintrospeksi.

_/\_

Btw, bro Chingik hanya meminta sharing sebagaimana yang diungkapkan di post awal.

Mohon sharing, apa yg membuat anda2 blm jg muncul samvega dlm diri anda.
Atau rekan2 merasa samvega tidak cukup pentin utk dimunculkan? tentu kita tidak bisa memunculkannya hanya dgn berpikir2, bisa saja kita harus mengalami satu kejadian super penting yg melanda hidup kita baru muncul sedangkan kejadian itu belum datang jg. 


Kalo saya pribadi, karena keterikatan pada keluarga.
Saya mengenal Buddhism di 2007, waktu itu sudah memiliki 2 orang gadis mungil.
(walau saya sendiri tidak bisa memastikan akan menjalani kehidupan tanpa rumah apabila waktu itu belum berkeluarga)

Syair 345-346 (XXIV:4. Kisah Hukuman Penjara)

Suatu hari, tiga puluh bhikkhu datang ke Savatthi untuk berpindapatta. Ketika mereka sedang mengumpulkan dana makanan, mereka melihat beberapa tawanan sedang diangkut dengan kaki dan tangan terikat rantai. Ketika tiba kembali di vihara, setelah mengingat apa yang telah dilihat di pagi hari, mereka bertanya kepada Sang Buddha apakah ada ikatan lain yang lebih kuat daripada itu.

Kepada mereka Sang Buddha menjawab, "Para bhikkhu ! Ikatan ini tidak ada artinya dibandingkan dengan nafsu keinginan akan makanan dan pakaian, akan kekayaan, serta akan keluarga. Nafsu keinginan ribuan, ratusan ribu lebih kuat daripada rantai itu, borgol, dan kurungan. Itulah sebabnya mengapa orang bijaksana memotong nafsu dan meninggalkan keduniawian, serta memasuki pasamuan para bhikkhu.

Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 345 dan 346 berikut ini :

Orang bijaksana menyatakan bahwa belenggu yang terbuat dari besi, kayu, ataupun rami tidaklah begitu kuat. Tetapi, ikatan terhadap anak-anak, isteri, dan harta benda, sesungguhnya merupakan belenggu yang jauh lebih kuat.

Orang bijaksana menyatakan bahwa belenggu seperti itu amat kuat, dapat melemparkan orang ke bawah, halus dan sukar untuk dilepaskan. Walaupun demikian, para bijaksana akan dapat memutuskan belenggu itu, mereka meninggalkan kehidupan duniawi, tanpa ikatan, serta melepaskan kesenangan-kesenangan indria.
yaa... gitu deh

Offline Mr.Jhonz

  • Sebelumnya: Chikennn
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.164
  • Reputasi: 148
  • Gender: Male
  • simple life
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #26 on: 10 July 2011, 01:50:28 PM »
kemelekatan terhadap  nafsu indera masih terlalu kuat.
[blagu]baru itu saja sudah sombong..
Sy punya lima,
1.keinginan2 duniawi
2.keinginan jahat
3.kemalasan dan kelambanan
4.kekhawatiran
5.keraguan[/blagu]

Menurut hemat sy,buat apa repot2 jadi bhikhhu,jika jadi seorang yogi yg berlatih intensif saja juga dapat mencapai magga dan phala,
Namun jangankan jadi bhikkhu jadi seorang yogi untuk berlatih intensif saja sy ga bisa ;D
buddha; "berjuanglah dengan tekun dan perhatian murni"

Offline chingik

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 924
  • Reputasi: 44
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #27 on: 10 July 2011, 02:04:57 PM »
[at] indra: damapada xviii

 [at] chingik, lah biku ajah bs jadi bahan olokan, tdk bs sembunyi. Buda jg jadi bhn olokan juga khan.

ooo tentu saja. Btw, apa mau ikut2an terjerumus? 

Offline chingik

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 924
  • Reputasi: 44
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #28 on: 10 July 2011, 02:09:35 PM »
 [at] bro Hendrako,
kalo begitu, pernah terlintas akan bahaya dari keterikatan itu? seperti nasihat dari Buddha.
Cemaskah? atau tidak, atau barangkali tidak terlalu meyakini ucapan Buddha?
Memang keterikatan itu bagi saya cukup berbahaya, kadang yg mengherankan, mengapa kadang2 kala merasa enjoy aja. Jika dipikirkan, makin menyadari kebodohan kita , bukan begitu?

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #29 on: 10 July 2011, 02:10:54 PM »
Terjerumus apa? Emang ajaran buda ajaran pasti? Ajaran yg pasti mana yg benar2 menuntun ke jalan yg benar secara ajarannya ajah malah menyimpang.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline chingik

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 924
  • Reputasi: 44
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #30 on: 10 July 2011, 02:12:49 PM »
[blagu]baru itu saja sudah sombong..
Sy punya lima,
1.keinginan2 duniawi
2.keinginan jahat
3.kemalasan dan kelambanan
4.kekhawatiran
5.keraguan[/blagu]

Menurut hemat sy,buat apa repot2 jadi bhikhhu,jika jadi seorang yogi yg berlatih intensif saja juga dapat mencapai magga dan phala,
Namun jangankan jadi bhikkhu jadi seorang yogi untuk berlatih intensif saja sy ga bisa ;D

Luar biasa. Setidaknya sdh  mau bersikap jujur akan sifat negatif itu. Tapi apakah tidak pernah terlintas akan kecemasan terhadap kebiasaan buruk itu? Atau belum sadar akan bahaya darinya?

Offline chingik

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 924
  • Reputasi: 44
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #31 on: 10 July 2011, 02:18:08 PM »
Terjerumus apa? Emang ajaran buda ajaran pasti? Ajaran yg pasti mana yg benar2 menuntun ke jalan yg benar secara ajarannya ajah malah menyimpang.

Bukan hal penting ajaran Buddha itu ajaran pasti atau tidak. Tetapi dengn sikap mengolok2 , siapaun di dunia ini tau bahwa itu bertentangan dengan moralitas.  Jadi nilai saja sendiri.

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #32 on: 10 July 2011, 02:22:05 PM »
ΐγα  dan sayangnya ajaran buda tidak  ªðª  ajaran moralitas
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline chingik

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 924
  • Reputasi: 44
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #33 on: 10 July 2011, 02:26:32 PM »
ΐγα  dan sayangnya ajaran buda tidak  ªðª  ajaran moralitas

Jika demikian, anda masih betah main2 di sini?  Lebih disayangkan.


Offline DragonHung

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 963
  • Reputasi: 57
  • Gender: Male
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #34 on: 10 July 2011, 02:27:40 PM »
Luar biasa. Setidaknya sdh  mau bersikap jujur akan sifat negatif itu. Tapi apakah tidak pernah terlintas akan kecemasan terhadap kebiasaan buruk itu? Atau belum sadar akan bahaya darinya?

Btw, kehidupan menjadi seorang bhikkhu yang baik, benar, patut dan lurus bukanlah sesuatu yang mudah.  Pernahkan anda mencoba kehidupan seorang bhikkhu secara langsung walaupun hanya sementara.

Mungkin setelah mencobanya anda akan mengetahui betapa beratnya kehidupan seorang bhikkhu itu.
Biasanya orang yang tidak mengerti beratnya kehidupan bhikkhu ini setelah mencoba beberapa saat akan lepas jubah.

Makanya mungkin perlu suatu kejadian dalam kehidupan berumah tangga yang luar biasa dahsyatnya penderitaan yang dihasilkan dari pada kehidupan bhikkhu, baru bisa mendorong seseorang menjadi bhikkhu yang benar2 bhikkhu
Banyak berharap, banyak kecewa
Sedikit berharap, sedikit kecewa
Tidak berharap, tidak kecewa
Hanya memperhatikan saat ini, maka tiada ratapan dan khayalan

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #35 on: 10 July 2011, 02:28:20 PM »
¥ª begitulah, orang yg tdk bermoral gabung dgn yg tdk bermoral =))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline chingik

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 924
  • Reputasi: 44
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #36 on: 10 July 2011, 02:31:09 PM »
¥ª begitulah, orang yg tdk bermoral gabung dgn yg tdk bermoral =))
mgkn sy tdk bermoral, stidaknya saya meyakini ada ajarn moral yg bisa dipetik dlm ajaran Buddha. dan memperbaikinya.

Offline chingik

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 924
  • Reputasi: 44
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #37 on: 10 July 2011, 02:35:14 PM »
Btw, kehidupan menjadi seorang bhikkhu yang baik, benar, patut dan lurus bukanlah sesuatu yang mudah.  Pernahkan anda mencoba kehidupan seorang bhikkhu secara langsung walaupun hanya sementara.

Mungkin setelah mencobanya anda akan mengetahui betapa beratnya kehidupan seorang bhikkhu itu.
Biasanya orang yang tidak mengerti beratnya kehidupan bhikkhu ini setelah mencoba beberapa saat akan lepas jubah.

Makanya mungkin perlu suatu kejadian dalam kehidupan berumah tangga yang luar biasa dahsyatnya penderitaan yang dihasilkan dari pada kehidupan bhikkhu, baru bisa mendorong seseorang menjadi bhikkhu yang benar2 bhikkhu

Benar , menjadi bhikkhu yg baik memang sulit. Menjadi umat awam yg baik jg sulit.
Tetapi sulit bukan alasan utama utk tidak menapaki jalan apapun. Karena tidak ada jalan lain selain harus memilih jalan yg demi masa depan kita, demi kebahagian kita. Jadi singkatnya, kita sudah melihat jalan itu tetapi masih ragu utk menapakinya. Ini masalah yg melanda kita dan umat awam Buddhis pd umumnya.

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #38 on: 10 July 2011, 02:36:26 PM »
mgkn sy tdk bermoral, stidaknya saya meyakini ada ajarn moral yg bisa dipetik dlm ajaran Buddha. dan memperbaikinya.
¥ª semoga saja ajaran moralnya bukan ajaran buda idup =))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline chingik

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 924
  • Reputasi: 44
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #39 on: 10 July 2011, 02:38:09 PM »
¥ª semoga saja ajaran moralnya bukan ajaran buda idup =))

memang nya ada buda idup? ngarang sendiri

Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #40 on: 10 July 2011, 03:47:35 PM »
Terjerumus apa? Emang ajaran buda ajaran pasti? Ajaran yg pasti mana yg benar2 menuntun ke jalan yg benar secara ajarannya ajah malah menyimpang.

wah buddhissss banget.... :))
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #41 on: 10 July 2011, 03:50:56 PM »
Benar , menjadi bhikkhu yg baik memang sulit. Menjadi umat awam yg baik jg sulit.
Tetapi sulit bukan alasan utama utk tidak menapaki jalan apapun. Karena tidak ada jalan lain selain harus memilih jalan yg demi masa depan kita, demi kebahagian kita. Jadi singkatnya, kita sudah melihat jalan itu tetapi masih ragu utk menapakinya. Ini masalah yg melanda kita dan umat awam Buddhis pd umumnya.

kalao menurut saya bro, selama kita berlandaskan pancasila , berusaha berkata benar , berbuat benar dan ber penghidupan benar seperti ajaran sang buddha , itu oke2 saja. tapi sang buddha sendiri tidak pernha memaksakan orang lain untuk percaya tentang ajaran dia, tidak pernah memaksakan orang untuk menjadikan dia guru. tetapi hanya menyarankan... ehipasiko  ;D
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Offline hendrako

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.244
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #42 on: 10 July 2011, 08:41:07 PM »
[at] bro Hendrako,
kalo begitu, pernah terlintas akan bahaya dari keterikatan itu? seperti nasihat dari Buddha.
Cemaskah? atau tidak, atau barangkali tidak terlalu meyakini ucapan Buddha?
Memang keterikatan itu bagi saya cukup berbahaya, kadang yg mengherankan, mengapa kadang2 kala merasa enjoy aja. Jika dipikirkan, makin menyadari kebodohan kita , bukan begitu?

Apabila ditanya cemas, iya cemas, sama cemasnya dengan bayangan apabila saya memutuskan yang sebaliknya.
Berbahaya, iya berbahaya, setiap kali tersadar akan kilesa (yang biasanya terlambat), dunia memang sungguh berbahaya.
Bodoh, iya bodoh karena masih belum bisa mencari jalan keluar dari keterikatan.

Yakin akan ajaran Buddha, yakin dan karena itu pula tahu kalo masih bodoh.

Kalau bro Chingik sendiri bagaimana?
Apa yang menghalangi kemendesakan Anda?
Akhir2 ini ada salah satu member yang telah menjawab kemendesakan itu walau sudah berpasangan (entah sudah memiliki momongan atau belum?)




yaa... gitu deh

Offline hendrako

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.244
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #43 on: 10 July 2011, 09:04:16 PM »
kalao menurut saya bro, selama kita berlandaskan pancasila , berusaha berkata benar , berbuat benar dan ber penghidupan benar seperti ajaran sang buddha , itu oke2 saja. tapi sang buddha sendiri tidak pernha memaksakan orang lain untuk percaya tentang ajaran dia, tidak pernah memaksakan orang untuk menjadikan dia guru. tetapi hanya menyarankan... ehipasiko  ;D

Secara sederhana, bro chingik menanyakan, setelah belajar dan mengetahui ajaran Buddha, apa yang menghalangi rasa kemendesakan anda untuk menempuh kehidupan tanpa rumah yang manfaat2nya telah dijelaskan dengan jelas oleh guru Buddha?
yaa... gitu deh

Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #44 on: 10 July 2011, 11:21:36 PM »
Secara sederhana, bro chingik menanyakan, setelah belajar dan mengetahui ajaran Buddha, apa yang menghalangi rasa kemendesakan anda untuk menempuh kehidupan tanpa rumah yang manfaat2nya telah dijelaskan dengan jelas oleh guru Buddha?

masih melekat sama anak dan istri, untuk harta tidak  :)
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Offline SUGI THEN

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 304
  • Reputasi: 8
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #45 on: 11 July 2011, 12:21:33 AM »
Meninggalkan istana/rumah bukanlah suatu keharusan bagi seorang Buddha, walaupun meninggalkan keduniawian memang mutlak harus dilakukan untuk mencapai Kebuddhaan. ada perbedaan antara meninggalkan istana/rumah dan meninggalkan keduniawian.



Meninggalkan rumah/istana dimaksudkan meninggalkan keduniawian makanya para bikkhu kalau dalam bahasa mandarin disebut "chu cia ren"
chu artinya keluar cia artinya rumah/keluarga ren artinya orang jadi kesimpulannya orang yang meninggalkan rumah atau kehidupan berkeluarga!!!

Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #46 on: 11 July 2011, 06:14:35 AM »
Meninggalkan rumah/istana dimaksudkan meninggalkan keduniawian makanya para bikkhu kalau dalam bahasa mandarin disebut "chu cia ren"
chu artinya keluar cia artinya rumah/keluarga ren artinya orang jadi kesimpulannya orang yang meninggalkan rumah atau kehidupan berkeluarga!!!
jadi menurut bro, orang yang ingin mendalami ajaran buddha harus menjadi bhikku? bagi umat yang perumah tangga lebih baik meninggalkan anak istri?
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #47 on: 11 July 2011, 07:09:01 AM »
makanya belajar dong kek sidarta, tinggalin istri dan anak =))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #48 on: 11 July 2011, 07:11:19 AM »
makanya belajar dong kek sidarta, tinggalin istri dan anak =))

sayangnya saya bukan buddha  :)), jadi tidak meninggalkan anak istri  :P
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #49 on: 11 July 2011, 07:22:33 AM »
sayangnya saya bukan buddha  :)), jadi tidak meninggalkan anak istri  :P
kalau tidak meninggalkan istri dananak itu perbuatan tidak bermoral loh, ayo cepat jadi orang yang bermoral, tinggalkan istri dan anak =))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #50 on: 11 July 2011, 07:35:01 AM »
kalau tidak meninggalkan istri dananak itu perbuatan tidak bermoral loh, ayo cepat jadi orang yang bermoral, tinggalkan istri dan anak =))

nah... untungnya lagi saya memang tidak bermoral bro ryu  ;D
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #51 on: 11 July 2011, 07:41:22 AM »
nah... untungnya lagi saya memang tidak bermoral bro ryu  ;D
cobalah untuk upaya kausalya :))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #52 on: 11 July 2011, 08:21:28 AM »
cobalah untuk upaya kausalya :))

OOooo...tidak bisa  ;D
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Offline bawel

  • Sebelumnya: Comel
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.755
  • Reputasi: 71
  • Gender: Male
  • namanya juga bawel ;D
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #53 on: 11 July 2011, 11:18:48 AM »
masih melekat sama anak dan istri, untuk harta tidak  :)

hmm...  :-?

om wang minta uang jajan dong? ;D
50 juta aja deh ngak usah banyak-banyak :)).

Offline Sostradanie

  • Sebelumnya: sriyeklina
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.375
  • Reputasi: 42
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #54 on: 11 July 2011, 01:12:43 PM »
makanya belajar dong kek sidarta, tinggalin istri dan anak =))
Sang Buddha ketika meninggalkan anak dan istri-nya bukan dengan kondisi membuat anak dan istrinya kelaparan.

Ada atau tidak di sutta yang menceritakan bahwa yang menjadi bikkhu sampai anak dan istrinya menderita kelaparan dan hidup serba kekurangan?
PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #55 on: 11 July 2011, 02:49:05 PM »
Sang Buddha ketika meninggalkan anak dan istri-nya bukan dengan kondisi membuat anak dan istrinya kelaparan.

Ada atau tidak di sutta yang menceritakan bahwa yang menjadi bikkhu sampai anak dan istrinya menderita kelaparan dan hidup serba kekurangan?
tetap saja perginya diam2, kenapa ga terang2an.

kenapa aturan sekarang harus ada izin dari istri atau keluarga, padahal gotama aja ga pake izin2 segala tuh :whistle:
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline SUGI THEN

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 304
  • Reputasi: 8
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #56 on: 11 July 2011, 05:54:01 PM »
jadi menurut bro, orang yang ingin mendalami ajaran buddha harus menjadi bhikku? bagi umat yang perumah tangga lebih baik meninggalkan anak istri?
Anda benar2 tidak memahami maksud saya!!!
maksud saya seseorang yang ingin mencapai nibbana memang harus meninggalkan segala bentuk kemelekatan termasuk berrumah tangga
coba besok anda buka kamus bhs pali/sansekerta arti kata nibbana setau saya arti sebuah kata nibbana adalah yang telah terputus dari segala bentuk kemelekatan dan keterikatan maka dari pada itulah apakah ada seorang sammasambuddha paccekabuddha atau seorang savakabuddha yang mencapai nibbana dengan berumah tangga sampai akhir hayat yang ada hanyalah seorang bodhisatva karena bodhisatva belum mencapai nibbana terkecuali bodhisatva mahasatva beliau sudah mampu mencapai tetapi belum mau segera parinirvana menurut tradisi mahayana contoh bodhisatva avalokitesvara kalau yang anda maksud mendalami itu tidak perlu harus menjadi bhikku jadi pandita saja juga sudah cukup tinggi contohnya guru agama yang disekolah mereka mengambil jurusan sarjana agama tetapi tidak menjadi seorang bhikku bahkan sampai S2 sarjana agama buddha

Offline SUGI THEN

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 304
  • Reputasi: 8
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #57 on: 11 July 2011, 06:29:09 PM »
tetap saja perginya diam2, kenapa ga terang2an.

kenapa aturan sekarang harus ada izin dari istri atau keluarga, padahal gotama aja ga pake izin2 segala tuh :whistle:
Sang buddha pergi diam2 karena kalau ketauan sudah pasti tidak diizinkan terutama oleh ayahnya yang sangat menentang beliau menjadi seorang pertapa dikarena sang buddha adalah putra mahkota satu2nya kalau sampai pergi siapa yang melanjutkan kerajaan sakya ini kalau sang buddha bukan putra mahkota mungkin ayahnya tidak berpikir terlalu panjang coba anda perhatikan sewaktu ayahnya menginginkan seorang anak ayahnya harus menunggu selama 20 tahun pernikahan baru memiliki seorang bayi bagi sudhodana gautama sang sidharta bagaikan permata surgawi yang turun kedunia yang sudah lama diharapkan akhirnya muncul juga termasuk anda kalau suatu saat anda memiliki perusahaan yang sangat besar menghasilkan pendapatan triliunan rupiah dan anda hanya memiliki satu anak dan anda harus menunggu 20 tahun pernikahan baru memiliki anak tersebut suatu saat  anak anda mengatakan saya ingin menjadi seorang bhikku pasti saya yakin anda tidak mungkin memberikan izin meskipun sekarang anda mengatakan kata siapa saya engga kasih kalau memang dia tertarik masalahnya sekarang anda belum menjadi orang terkaya yang memiliki perusahan besar dengan penghasilan triliunan coba suatu saat itu terjadi ga perlu sampai triliunan milyaran saja pasti anda tidak tega untuk melepaskannya inilah yang dinamakan makin dalam makin melekat semoga saja ini terjadi dalam kehidupan anda sadhu3x
kenapa sekarang ada peraturan harus ada izin memang itulah permintaan dari sudhodana gautama ayah dari sang buddha yang meminta kepada sang buddha agar siapa saja yang ingin menjadi seorang bhikku harus ada izin agar kedua orangtuanya atau istrinya/suaminya tidak ditinggal begitu saja barulah sang buddha membuat peraturan seperti itu sesuai keinginan dari sang ayah karena sang buddha melihat hal itu jugalah baik adanya dan sewaktu sang buddha pergi meninggalkan istana peraturan itu belum ada siapa yang buat
contohnya merokok adakah sila yang melarang merokok didalam sangha mahayana merokok itu melanggar sila ke 5 kog bisa bukankah disana dikatakan tidak memakan dan meminum yang dapat menyebabkan mabuk atau kehilangan kesadaran diri sedangkan merokok tidak dimakan tidak diminum hanyalah dihisap saja dan tidak mabuk atau kehilangan kesadaran diri kog dibilang melanggar dikatakan oleh sangha mahayana merokok dapat membuat kecanduan dan memnyebabkan penyakit salah satunya kerusakan otak paru2 jantung dan yang lain2nya kenapa sang buddha tidak mengeluarkan silanya/peraturannya karena dizaman sang buddha belum ada yang namanya rokok apalagi extazy sabhu2 narkotika morfin kokain dan sebagainya bagaimana sang buddha bisa mengeluaran aturan orang barangnya juga belum ada!!!

Offline DragonHung

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 963
  • Reputasi: 57
  • Gender: Male
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #58 on: 11 July 2011, 06:32:27 PM »
ada tuh umat biasa yang mencapai arahat dan tidak menjadi bhikkhu

Spoiler: ShowHide

Raja Sudhodanna
Banyak berharap, banyak kecewa
Sedikit berharap, sedikit kecewa
Tidak berharap, tidak kecewa
Hanya memperhatikan saat ini, maka tiada ratapan dan khayalan

Offline SUGI THEN

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 304
  • Reputasi: 8
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #59 on: 11 July 2011, 06:43:29 PM »
ada tuh umat biasa yang mencapai arahat dan tidak menjadi bhikkhu

Spoiler: ShowHide

Raja Sudhodanna

raja sudhodana memang tidak menjadi seorang bhikku tapi kehidupannya seperti seorang pertapa tidak memiliki istri ataupun anak lagi hanya menjalankan kepemerintahan kerajaan itupun juga sudah dibantu oleh saudara2nya untuk menjadi seorang arahat memang tidak harus menjadi seorang bhikku yang terpenting bisakah mereka melepaskan kemelekatan dan keterikatan kata sang buddha untuk mencapai nibbana yang paling mudah ya menjadi pertapa/bhikku karena segala sesuatu kalau dikerjakan dengan sungguh2 hasilkan akan lebih cepat daripada mendua kata2 itu masuk akal!!! seperti yang dikatakan oleh motivator mario teguh anda tidak akan mendapatkan satu kelinci pun yang anda buru kalau anda menginginkan 5 kelinci dapat diburu dengan satu tembakan!!!

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #60 on: 11 July 2011, 08:06:52 PM »
Anda benar2 tidak memahami maksud saya!!!
maksud saya seseorang yang ingin mencapai nibbana memang harus meninggalkan segala bentuk kemelekatan termasuk berrumah tangga
coba besok anda buka kamus bhs pali/sansekerta arti kata nibbana setau saya arti sebuah kata nibbana adalah yang telah terputus dari segala bentuk kemelekatan dan keterikatan maka dari pada itulah apakah ada seorang sammasambuddha paccekabuddha atau seorang savakabuddha yang mencapai nibbana dengan berumah tangga sampai akhir hayat yang ada hanyalah seorang bodhisatva karena bodhisatva belum mencapai nibbana terkecuali bodhisatva mahasatva beliau sudah mampu mencapai tetapi belum mau segera parinirvana menurut tradisi mahayana contoh bodhisatva avalokitesvara kalau yang anda maksud mendalami itu tidak perlu harus menjadi bhikku jadi pandita saja juga sudah cukup tinggi contohnya guru agama yang disekolah mereka mengambil jurusan sarjana agama tetapi tidak menjadi seorang bhikku bahkan sampai S2 sarjana agama buddha

boleh tau kamus pali/sansekerta yg anda gunakan, Bro?

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #61 on: 11 July 2011, 08:08:29 PM »
Meninggalkan rumah/istana dimaksudkan meninggalkan keduniawian makanya para bikkhu kalau dalam bahasa mandarin disebut "chu cia ren"
chu artinya keluar cia artinya rumah/keluarga ren artinya orang jadi kesimpulannya orang yang meninggalkan rumah atau kehidupan berkeluarga!!!

jadi menurut anda "meninggalkan rumah" atau "meninggalkan keduniawian" yg harus dijalani?

Offline Brado

  • Sebelumnya: Lokkhitacaro
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.645
  • Reputasi: 67
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #62 on: 11 July 2011, 08:12:20 PM »
Kalau memang dengan berumah tangga dapat mengakhiri dukka dan mencapai nibbana untuk apa sang buddha gotama meninggalkan istananya dari dahulu kala seorang sammasambuddha paccekabuddha dan savakabuddha semua meninggalkan kehidupan duniawi jadi sudah sangat jelas kalau kita ingin mencapai nibbana satu2nya cara adalah meninggalkan semua kemelekatan duniawi sesuatu hal kalau dikerjakan dengan serius/fokus akan lebih cepat daripada dikerjakan setengah2 seperti umat biasa 50% untuk spiritual 50% untuk keduniawian
seperti sang buddha katakan bahwa istana dan hartanya akan membuat sebuah rintangan/halangan untuk mencapai sebuah pencerahan/kesadaran sempurna semakin kita memiliki harta tahta dan wanita atau sering kita sebut dengan 3 ta akan semakin melekat akan kenikmatan dunia yang sesungguhnya itu semua adalah awal dari dukkha!!! _/\_

Ada sih 3 TA yang lain..

-Baca Parit-TA
-Pancarkan Met-TA
-Berpindapa-TA  ^-^


Offline SUGI THEN

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 304
  • Reputasi: 8
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #63 on: 11 July 2011, 10:23:16 PM »
boleh tau kamus pali/sansekerta yg anda gunakan, Bro?
dulu saya pernah baca buku berjudul pandangan agama buddha disana ada pengertian tentang arti kata nibbana lalu kalo mau cari kamus bahasa pali/sansekerta ada yang jual kog di itc roxymas lt 1 toko buddhist media candra

Offline hendrako

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.244
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #64 on: 11 July 2011, 10:29:58 PM »
ada tuh umat biasa yang mencapai arahat dan tidak menjadi bhikkhu

Spoiler: ShowHide

Raja Sudhodanna


Emang ada, tapi 1 doang dan itupun adalah seorang raja (minimal kedudukan tinggi), orang yang merupakan ayahanda dari seorang calon Buddha dan sekaligus mendapat petunjuk langsung dari Sammasambuddha , suatu kondisi yang jelas amat sangat langka.  ;D
yaa... gitu deh

Offline SUGI THEN

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 304
  • Reputasi: 8
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #65 on: 11 July 2011, 10:31:00 PM »
jadi menurut anda "meninggalkan rumah" atau "meninggalkan keduniawian" yg harus dijalani?
apabila memang anda berkeinginan/berkehendak atau mempercepat pencapaian BERFOKUSLAH seperti apa yang dikatakan para motivator!!!
dan itu semua masuk logika!!! FOKUS AKAN LEBIH CEPAT DARI PADA MENDUAKAN PIKIRAN ATAU LEBIH yang fokus saja belum tentu berhasil apalagi pikiran kita bercabang

Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #66 on: 11 July 2011, 11:31:01 PM »
hmm...  :-?

om wang minta uang jajan dong? ;D
50 juta aja deh ngak usah banyak-banyak :)).

sayangnya saya tidak punya mbah  :)) :))
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #67 on: 11 July 2011, 11:35:40 PM »
Anda benar2 tidak memahami maksud saya!!!
maksud saya seseorang yang ingin mencapai nibbana memang harus meninggalkan segala bentuk kemelekatan termasuk berrumah tangga
coba besok anda buka kamus bhs pali/sansekerta arti kata nibbana setau saya arti sebuah kata nibbana adalah yang telah terputus dari segala bentuk kemelekatan dan keterikatan maka dari pada itulah apakah ada seorang sammasambuddha paccekabuddha atau seorang savakabuddha yang mencapai nibbana dengan berumah tangga sampai akhir hayat yang ada hanyalah seorang bodhisatva karena bodhisatva belum mencapai nibbana terkecuali bodhisatva mahasatva beliau sudah mampu mencapai tetapi belum mau segera parinirvana menurut tradisi mahayana contoh bodhisatva avalokitesvara kalau yang anda maksud mendalami itu tidak perlu harus menjadi bhikku jadi pandita saja juga sudah cukup tinggi contohnya guru agama yang disekolah mereka mengambil jurusan sarjana agama tetapi tidak menjadi seorang bhikku bahkan sampai S2 sarjana agama buddha

justru karena saya tidak paham maksud anda , maka muncul pertanyaan dari saya :) jika anda tidak suka untuk menjelaskan dan capek menjelaskan kepada saya , abaikan saja pertanyaan saya.

lantas bagaimana ibu sang buddha bisa mencapai kesucian arahat? bisa di jelaskan juga, apakah menjadi bhikkuni baru dia mencapai kesucian arahat ?

untungnya lagi motivator saya mario bross bukan mario teguh  ;D
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Offline Sostradanie

  • Sebelumnya: sriyeklina
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.375
  • Reputasi: 42
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #68 on: 11 July 2011, 11:40:29 PM »
tetap saja perginya diam2, kenapa ga terang2an.
karena situasinya memang tidak mengijinkan.

Quote
kenapa aturan sekarang harus ada izin dari istri atau keluarga, padahal gotama aja ga pake izin2 segala tuh :whistle:
Menurut saya sih karena Gotama ketika itu dengan niat melakukan pencarian. Sedangkan jaman sekarang, seseorang menjadi bikkhu dengan berbagai alasan. Salah satu niat-nya: ada yang menjadi seorang bikkhu karena ingin dihormati, ada yang ingin karena tidak perlu bekerja untuk mencari nafkah, ada yang mungkin juga karena  ingin lari dari tanggung jawab dalam keluarga.
PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

Offline Sostradanie

  • Sebelumnya: sriyeklina
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.375
  • Reputasi: 42
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #69 on: 11 July 2011, 11:43:40 PM »
Emang ada, tapi 1 doang dan itupun adalah seorang raja (minimal kedudukan tinggi), orang yang merupakan ayahanda dari seorang calon Buddha dan sekaligus mendapat petunjuk langsung dari Sammasambuddha , suatu kondisi yang jelas amat sangat langka.  ;D
Dan juga ada contoh yang sudah bergabung dalam sangha dan mempunyai kemampuan yang tinggi, tapi malah masuk neraka. Contohnya:devadatta.

PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

Offline Sostradanie

  • Sebelumnya: sriyeklina
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.375
  • Reputasi: 42
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #70 on: 11 July 2011, 11:54:45 PM »
apabila memang anda berkeinginan/berkehendak atau mempercepat pencapaian BERFOKUSLAH seperti apa yang dikatakan para motivator!!!
dan itu semua masuk logika!!! FOKUS AKAN LEBIH CEPAT DARI PADA MENDUAKAN PIKIRAN ATAU LEBIH yang fokus saja belum tentu berhasil apalagi pikiran kita bercabang
Bukan hanya fokus, tapi juga lakukan tindakan yang sesuai untuk mewujudkan keinginan.

Sekarang jika seseorang berniat mencapai nibbana, apakah bisa tercapai hanya dengan meninggalkan kehidupan berumah tangga? Apakah hanya hal itu yang paling pertama harus dikerjakan dalam mewujudkan nibbana?
PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #71 on: 12 July 2011, 12:02:57 AM »
apabila memang anda berkeinginan/berkehendak atau mempercepat pencapaian BERFOKUSLAH seperti apa yang dikatakan para motivator!!!
dan itu semua masuk logika!!! FOKUS AKAN LEBIH CEPAT DARI PADA MENDUAKAN PIKIRAN ATAU LEBIH yang fokus saja belum tentu berhasil apalagi pikiran kita bercabang

fokus saja belum tentu berhasil, jadi apa melakukan perjalanan kehidupan tanpa rumah "menjamin" dan "dijamin" saya mencapai nibbana? apa bedanya hal ini dengan kepercayaan sebelah yang menekankan "percayalah padaku mak kamu pasti masuk surga" ... saya cuma bisa bilang aneh, apakah dengan semua itu bisa menjamin dengan hal yang di janjikan?

maaf, saya tidak sependapat dan tidak percaya.  _/\_
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Offline SUGI THEN

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 304
  • Reputasi: 8
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #72 on: 12 July 2011, 01:30:29 AM »
justru karena saya tidak paham maksud anda , maka muncul pertanyaan dari saya :) jika anda tidak suka untuk menjelaskan dan capek menjelaskan kepada saya , abaikan saja pertanyaan saya.

lantas bagaimana ibu sang buddha bisa mencapai kesucian arahat? bisa di jelaskan juga, apakah menjadi bhikkuni baru dia mencapai kesucian arahat ?

untungnya lagi motivator saya mario bross bukan mario teguh  ;D
Ibu sang buddha sewaktu wafat belum mencapai tingkat arahat tetapi baru mencapai tingkat kesucian sotapanna karena tumpukan karma baik yang pernah beliau perbuat dari kehidupan yang lalu maupun kehidupan terakhirnya karena saking banyaknya karma baik yang pernah beliau perbuat maka itu beliau memiliki kesempatan mulia untuk melahirkan sang bodhisatva kedunia setelah beliau wafat maka beliau terlahir dialam surga tursita sewaktu sang buddha mencapai tingkat kebuddhannya beliau penuh kasih sayang ingin membalas budi baik beliau maka itu sang buddha mendatangi beliau kealam surga tersebut dan memberikan pelajaran tentang dhamma sehingga beliau bisa segera mencapai tingkat kesucian arahat seperti sang buddha katakan hutang terbesar manusia adalah hutang budi terutama hutang budi terhadap orangtua bahkan meskipun kita mengorbankan tubuh kita sampai ribuan kalpa pun tidak cukup membayar budi baik orangtua kita tertulis disutra bakti dan sang buddha katakan salah satu cara untuk membayar hutang budi orangtua dengan cara membimbing mereka untuk mencapai tingkat kesucian itulah yang sang buddha lakukan kepada orangtuanya!!!
sudah saya katakan untuk mencapai arahat tidak harus menjadi bhikku/bhikkuni yang terpenting bisakah anda melatih diri melepaskan segala bentuk keterikatan dan kemelekatan bhikku/bhikkuni hanyalah sebuah jalan/kendaraan saja untuk mengapainya bukan sebuah jaminan tetapi apabila anda menjadi seorang bhikkuni itu akan lebih mudah ingat pikiran yang terfokus akan lebih baik daripada pikiran yang mendua antara jalan spiritual dan jalan keduniawian!!!

Offline SUGI THEN

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 304
  • Reputasi: 8
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #73 on: 12 July 2011, 01:38:02 AM »
Bukan hanya fokus, tapi juga lakukan tindakan yang sesuai untuk mewujudkan keinginan.

Sekarang jika seseorang berniat mencapai nibbana, apakah bisa tercapai hanya dengan meninggalkan kehidupan berumah tangga? Apakah hanya hal itu yang paling pertama harus dikerjakan dalam mewujudkan nibbana?
kalau yang namanya fokus sudah jelas hanya menjalani semua yang berhubungan dengan dhamma dan vinaya seperti yang sang buddha katakan kepada ananda "oh ananda apabila setelah aku parinibbana gurumu adalah dhamma dan vinaya janganlah engkau mencari guru yang lain" sang buddha berharap kepada para bhikku untuk fokus kepada dhamma dan vinaya baik dalam pemelajaran maupun pratek ataupun tindak tanduk sesuai dengan dhamma dan vinaya tersebut!!!

Offline SUGI THEN

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 304
  • Reputasi: 8
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #74 on: 12 July 2011, 01:46:07 AM »
fokus saja belum tentu berhasil, jadi apa melakukan perjalanan kehidupan tanpa rumah "menjamin" dan "dijamin" saya mencapai nibbana? apa bedanya hal ini dengan kepercayaan sebelah yang menekankan "percayalah padaku mak kamu pasti masuk surga" ... saya cuma bisa bilang aneh, apakah dengan semua itu bisa menjamin dengan hal yang di janjikan?

maaf, saya tidak sependapat dan tidak percaya.  _/\_
sang buddha tidak pernah menjamin sesuatu kepada kita seperti yang penah sang buddha katakan diparinibbana sutta seorang tathagata tidak pernah menjamin seseorang akan mencapai nibbana hanya sekedar meyakini atau mempercayai bahwa ajaran beliau adalah ajaran yang benar ajaran yang mulia tetapi tidak mempraktekan apa yang beliau sampaikan!!!

Offline SUGI THEN

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 304
  • Reputasi: 8
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #75 on: 12 July 2011, 02:03:18 AM »
maksud semua dari kata2 saya bhikku/bhikkuni itu hanyalah sebuah kendaraan saja bukan sebuah jaminan pasti sampai tujuan kalau kita naik kendaraan itu akan lebih cepat sampai kalau membawa kendaraannya dengan benar kalau membawa kendaraannya dengan tidak benar atau ugal ugalan bukannya sampai malah kecelakaan alias nabrak contohnya devadatta beliau nubruk semua ditubruk dhamma ditubruk vinaya pun ditubruk bahkan sang buddha pun ditubruk masuk deh keneraka kalau kecelakaan lalu lintas masuk rumah sakit atau masuk rumah duka kalau sampai mati!!!
kesimpulannya naik kendaraan akan lebih cepat sampai dari pada berjalan kaki seperti kita!!! tapi bawalah kendaraan itu dengan benar _/\_

Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #76 on: 12 July 2011, 04:21:48 AM »
 
maksud semua dari kata2 saya bhikku/bhikkuni itu hanyalah sebuah kendaraan saja bukan sebuah jaminan pasti sampai tujuan kalau kita naik kendaraan itu akan lebih cepat sampai kalau membawa kendaraannya dengan benar kalau membawa kendaraannya dengan tidak benar atau ugal ugalan bukannya sampai malah kecelakaan alias nabrak contohnya devadatta beliau nubruk semua ditubruk dhamma ditubruk vinaya pun ditubruk bahkan sang buddha pun ditubruk masuk deh keneraka kalau kecelakaan lalu lintas masuk rumah sakit atau masuk rumah duka kalau sampai mati!!!
kesimpulannya naik kendaraan akan lebih cepat sampai dari pada berjalan kaki seperti kita!!! tapi bawalah kendaraan itu dengan benar _/\_
nah berarti tidak menjadi bhikku/bhikkuni juga akan sampai juga kan?
sudhana juga murid sang buddha dari kaum perumah tangga berjubah putih, apakah sang buddha menyarankan mengikuti jalan kehidupan tanpa rumah?

saya lebih cocok jalan kaki, kalau pake kendaraan suka masuk angin  :)

Quote
DN 21
Sakkapañha Sutta


1.12. [Gopaka berkata:]
‘“Siswa dari Ia-Yang-Melihat,
Namaku saat itu adalah Gopikā.
Berkeyakinan kuat di dalam Buddha, Dhamma
Dengan gembira aku melayani Sangha.
Berkat pengabdian setia kepada-Nya
Lihatlah aku sekarang, seorang putra-Sakka,
Berkuasa, di tiga alam surga,[18]
Gilang-gemilang, Gopaka namaku.
Aku melihat, yang dulunya adalah para bhikkhu,
Mencapai tidak lebih dari peringkat gandhabba,
Yang sebelumnya terlahir sebagai manusia
Dan menjalani kehidupan yang diajarkan Sang Buddha.
Kami mempersembahkan makanan dan minuman untuk mereka
Dan melayani mereka di rumah-rumah kami.[19] [273]
Mereka tidak menggunakan telinga, yang mereka miliki,
Masih tidak dapat menangkap ajaran Buddha?
Masing-masing harus memahami untuk dirinya sendiri
Dhamma yang diajarkan oleh Ia-Yang-Melihat,
Dan telah dibabarkan dengan sempurna.
Aku, melayani kalian, Mendengarkan kata-kata baik dari Para Mulia,
Dan karenanya, aku terlahir menjadi seorang putra Sakka
Berkuasa, di tiga alam surga,
Dan gilang-gemilang, sedangkan kalian,
Walaupun kalian melayani Pangeran Manusia
Dan menjalani kehidupan tanpa tandingan yang Beliau ajarkan,
Telah muncul dalam kondisi rendah,
Dan tidak mencapai peringkat yang seharusnya,
Pemandangan menyedihkan untuk dilihat
Teman-teman dalam Dhamma tenggelam begitu rendah
Menjadi, para gandhabba, kalian
Datang untuk melayani para dewa,
Sedangkan aku – aku berubah!
Dari kehidupan rumah tangga, dan seorang perempuan,
aku, sekarang terlahir kembali sebagai laki-laki, dewa,
Bergembira dalam kebahagiaan surgawi!”

apa yang anda tangkap dari sutta di atas  :)
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #77 on: 12 July 2011, 04:33:27 AM »
Anda benar2 tidak memahami maksud saya!!!
maksud saya seseorang yang ingin mencapai nibbana memang harus meninggalkan segala bentuk kemelekatan termasuk berrumah tangga

tetap saja yang saya tangkap ya, saya 'memang harus " tinggalin anak istri kalau pengin mencapai nibbana  :))

males dah mencapai nibbana , yah enak tetep jadi umat perumah tangga , tidak pusing harus ini, itu dan bla..bla..bla

yang penting hidup menjalankan pancasila, menerapkan jalan mulia berunsur delapan biar adem  ;D . untuk yang mau mencapai nibbana daftar ya kalau bisa jangan nikah dulu  ^-^ soalnya "memang harus" meninggalkan anak istri...kasian lho sama juga habis manis sepah dibuang  :))
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Offline SUGI THEN

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 304
  • Reputasi: 8
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #78 on: 12 July 2011, 06:55:37 AM »
nah berarti tidak menjadi bhikku/bhikkuni juga akan sampai juga kan?
sudhana juga murid sang buddha dari kaum perumah tangga berjubah putih, apakah sang buddha menyarankan mengikuti jalan kehidupan tanpa rumah?

saya lebih cocok jalan kaki, kalau pake kendaraan suka masuk angin  :)

apa yang anda tangkap dari sutta di atas  :)
Mungkin sekarang anda berkata demikian belum tentu dikehidupan yang akan datang anda berbicara seperti itu (anicca) segala sesuatu pasti ada suatu kondisi yang memungkinkan dan ada suatu kondisi yang tidak memungkinkan dan apakah anda menjamin selamanya akan berjalan kaki dan apakah anda menjamin suatu saat naik kendaraan (no body know) semua akan berubah pada saatnya anda pun akan berubah pertapa gautama tidak semua kehidupannya menjadi seorang pertapa dan tidak semua kehidupannya dia berumah tangga tetapi pada akhirnya ada suatu kondisi yang memungkinkan untuk meninggalkan itu semua dan kondisi itu belum hadir dikehidupan anda sekarang suatu saat kondisi itupun akan hadir tetapi kita tidak pernah tau kapan kondisi itu hadir anda berbicara seperti itu dikarenakan kondisinya belum memungkinkan maka anda memilih untuk berjalan kaki untuk saat sekarang demikian juga para siswa sang buddha kalau memang sang buddha melihat kondisinya belum memungkinkan sang buddha tidak menganjurkan untuk menjadi seorang bhikku tetapi tetaplah timbulkan tekad itu mungkin suatu saat ada sebuah kesempatan tidak selamanya orang selalu ada dibawah dan tidak selamanya orang diatas bisa ada diatas memang ada suatu kondisi yang membantu dia diatas tetapi apabila kondisi itu sudah tidak mendukung sudah pasti dia akan turun kebawah semua akan berubah didunia ini tidak ada yang pasti!!!
masalah komentar anda mau saya berkomentar apa karena banyak yang bisa dikomentarin dari sutta itu kita mau lihat dari sisi mana disana dikatakan surgawi bukan nibbana sebenarnya sudah cukup panjang lebar saya menjelaskan ditread ini!!!

Offline Sostradanie

  • Sebelumnya: sriyeklina
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.375
  • Reputasi: 42
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #79 on: 12 July 2011, 07:08:10 AM »
maksud semua dari kata2 saya bhikku/bhikkuni itu hanyalah sebuah kendaraan saja bukan sebuah jaminan pasti sampai tujuan kalau kita naik kendaraan itu akan lebih cepat sampai kalau membawa kendaraannya dengan benar kalau membawa kendaraannya dengan tidak benar atau ugal ugalan bukannya sampai malah kecelakaan alias nabrak contohnya devadatta beliau nubruk semua ditubruk dhamma ditubruk vinaya pun ditubruk bahkan sang buddha pun ditubruk masuk deh keneraka kalau kecelakaan lalu lintas masuk rumah sakit atau masuk rumah duka kalau sampai mati!!!
kesimpulannya naik kendaraan akan lebih cepat sampai dari pada berjalan kaki seperti kita!!! tapi bawalah kendaraan itu dengan benar _/\_
Seseorang yang belum layak mengemudikan kendaraan, walaupun dia sudah berusaha sungguh-sungguh tetap kendaraannya tidak bisa berjalan sampai tujuan. Contoh: Anak TK disuruh bawa mobil.

Seandainya sudah layak dan mampu-pun membawa kendaraan dengan benar, tapi jika dia tidak tahu jalan menuju tujuannya. Tetap saja tidak sampai ke tujuan.

Sama seperti ingin mewujudkan nibbana, sekarang saya ingin bertanya apakah nibbana yang anda ketahui? Sehingga anda mengatakan segala bentuk kemelekatan termasuk berumah tangga harus ditinggalkan?

Sekarang saya punya 2 contoh:
1. Ada masa lampau Sang Buddha sebelum terlahir sebagai Gotama, dimana dia dalam menyempurnakan paraminya memberikan anaknya kepada seorang yang jahat.  Bagaimana menurut anda tentang hal ini?

2. Ada pada jaman sekarang ini dimana seorang ibu/ayah mau membuang/memberikan anaknya dengan senang hati. Karena mereka tidak menginginkan anak itu. Apakah orang ini sudah melepaskan kemelekatannya seperti Sang Buddha?





PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

Offline SUGI THEN

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 304
  • Reputasi: 8
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #80 on: 12 July 2011, 07:08:35 AM »
tetap saja yang saya tangkap ya, saya 'memang harus " tinggalin anak istri kalau pengin mencapai nibbana  :))

males dah mencapai nibbana , yah enak tetep jadi umat perumah tangga , tidak pusing harus ini, itu dan bla..bla..bla

yang penting hidup menjalankan pancasila, menerapkan jalan mulia berunsur delapan biar adem  ;D . untuk yang mau mencapai nibbana daftar ya kalau bisa jangan nikah dulu  ^-^ soalnya "memang harus" meninggalkan anak istri...kasian lho sama juga habis manis sepah dibuang  :))
jangan memaksakan sebuah kondisi apabila memang tidak memungkinkan bagaikan seorang anak kecil yang memanggul batu seberat 50kg percuma tidak akan terpanggul tetapi suatu saat setelah dia dewasa dan kondisinya memungkinkan tidak mustahil dia dapat memanggul batu tersebut anda berkata demikian karena kondisinya belum memungkinkan karena anda memiliki sebuah ikatan maka itulah yang disebut keterikatan kalau suatu saat istri anda meninggalkan anda lalu anak2 anda sudah dewasa dan sudah menikah apakah anda tetap tidak memiliki kesempatan untuk meninggalkan rumah tangga sedangkan anda sudah tidak memiliki rumah tangga hanya cuma tinggal rumah dan tangga doang!!! inilah suatu kondisi yang memungkinkan untuk hidup selibat dan masih banyak lagi penyebab datangnya kondisi2 seperti itu!!!

Offline SUGI THEN

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 304
  • Reputasi: 8
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #81 on: 12 July 2011, 07:23:24 AM »
Seseorang yang belum layak mengemudikan kendaraan, walaupun dia sudah berusaha sungguh-sungguh tetap kendaraannya tidak bisa berjalan sampai tujuan. Contoh: Anak TK disuruh bawa mobil.

Seandainya sudah layak dan mampu-pun membawa kendaraan dengan benar, tapi jika dia tidak tahu jalan menuju tujuannya. Tetap saja tidak sampai ke tujuan.

Sama seperti ingin mewujudkan nibbana, sekarang saya ingin bertanya apakah nibbana yang anda ketahui? Sehingga anda mengatakan segala bentuk kemelekatan termasuk berumah tangga harus ditinggalkan?

Sekarang saya punya 2 contoh:
1. Ada masa lampau Sang Buddha sebelum terlahir sebagai Gotama, dimana dia dalam menyempurnakan paraminya memberikan anaknya kepada seorang yang jahat.  Bagaimana menurut anda tentang hal ini?

2. Ada pada jaman sekarang ini dimana seorang ibu/ayah mau membuang/memberikan anaknya dengan senang hati. Karena mereka tidak menginginkan anak itu. Apakah orang ini sudah melepaskan kemelekatannya seperti Sang Buddha?
sudah jelas namanya berumah tangga akan timbul sebuah kemelekatan/keterikatan terhadap sebuah hubungan!!! anda melekat terhadap pasangan hidup anda anak anda mertua anda termasuk kebutuhan rumah tangga anda sampai kebutuhan biologis yang akan merangsang hawa nafsu/libido anda apakah ada seorang yang mencapai tingkat arahat yang masih suka berhubungan biologis
contoh pertama saya baru dengar cerita ini karena baru dengar kalau bisa ceritanya jangan sepenggal sudah jelas agak membingungkan mana awalannya mana isi/pertengahnya mana akhirnya!!!
contoh kedua sudah jelas bukan melepaskan kemelekatan tapi menghindar dari tanggung jawab dan kita harus tau kondisi dia membuang/memberikan kenapa dulu pasti ada sebab tidak mungkin tanpa sebab dia memberikan anaknya entah mungkin masalah ekonomi biasanya anaknya dikasihkan keorang lain agar dirawat atau membuangnya biasanya karena aib

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #82 on: 12 July 2011, 07:28:11 AM »
Sang buddha pergi diam2 karena kalau ketauan sudah pasti tidak diizinkan terutama oleh ayahnya yang sangat menentang beliau menjadi seorang pertapa dikarena sang buddha adalah putra mahkota satu2nya kalau sampai pergi siapa yang melanjutkan kerajaan sakya ini kalau sang buddha bukan putra mahkota mungkin ayahnya tidak berpikir terlalu panjang coba anda perhatikan sewaktu ayahnya menginginkan seorang anak ayahnya harus menunggu selama 20 tahun pernikahan baru memiliki seorang bayi bagi sudhodana gautama sang sidharta bagaikan permata surgawi yang turun kedunia yang sudah lama diharapkan akhirnya muncul juga termasuk anda kalau suatu saat anda memiliki perusahaan yang sangat besar menghasilkan pendapatan triliunan rupiah dan anda hanya memiliki satu anak dan anda harus menunggu 20 tahun pernikahan baru memiliki anak tersebut suatu saat  anak anda mengatakan saya ingin menjadi seorang bhikku pasti saya yakin anda tidak mungkin memberikan izin meskipun sekarang anda mengatakan kata siapa saya engga kasih kalau memang dia tertarik masalahnya sekarang anda belum menjadi orang terkaya yang memiliki perusahan besar dengan penghasilan triliunan coba suatu saat itu terjadi ga perlu sampai triliunan milyaran saja pasti anda tidak tega untuk melepaskannya inilah yang dinamakan makin dalam makin melekat semoga saja ini terjadi dalam kehidupan anda sadhu3x
kenapa sekarang ada peraturan harus ada izin memang itulah permintaan dari sudhodana gautama ayah dari sang buddha yang meminta kepada sang buddha agar siapa saja yang ingin menjadi seorang bhikku harus ada izin agar kedua orangtuanya atau istrinya/suaminya tidak ditinggal begitu saja barulah sang buddha membuat peraturan seperti itu sesuai keinginan dari sang ayah karena sang buddha melihat hal itu jugalah baik adanya dan sewaktu sang buddha pergi meninggalkan istana peraturan itu belum ada siapa yang buat
contohnya merokok adakah sila yang melarang merokok didalam sangha mahayana merokok itu melanggar sila ke 5 kog bisa bukankah disana dikatakan tidak memakan dan meminum yang dapat menyebabkan mabuk atau kehilangan kesadaran diri sedangkan merokok tidak dimakan tidak diminum hanyalah dihisap saja dan tidak mabuk atau kehilangan kesadaran diri kog dibilang melanggar dikatakan oleh sangha mahayana merokok dapat membuat kecanduan dan memnyebabkan penyakit salah satunya kerusakan otak paru2 jantung dan yang lain2nya kenapa sang buddha tidak mengeluarkan silanya/peraturannya karena dizaman sang buddha belum ada yang namanya rokok apalagi extazy sabhu2 narkotika morfin kokain dan sebagainya bagaimana sang buddha bisa mengeluaran aturan orang barangnya juga belum ada!!!
sekarang aye nanya, kalau ninggalin istri dan anak boleh ga kalau keadaan mendesak, misalnya kalau minta izin tidak akan di izinkan.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #83 on: 12 July 2011, 07:30:16 AM »
karena situasinya memang tidak mengijinkan.
Menurut saya sih karena Gotama ketika itu dengan niat melakukan pencarian. Sedangkan jaman sekarang, seseorang menjadi bikkhu dengan berbagai alasan. Salah satu niat-nya: ada yang menjadi seorang bikkhu karena ingin dihormati, ada yang ingin karena tidak perlu bekerja untuk mencari nafkah, ada yang mungkin juga karena  ingin lari dari tanggung jawab dalam keluarga.
nah gimana kalau situasinya sekarang sama kek gotama? harus minta izin atau jangan?
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline SUGI THEN

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 304
  • Reputasi: 8
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #84 on: 12 July 2011, 07:38:30 AM »
Seseorang yang belum layak mengemudikan kendaraan, walaupun dia sudah berusaha sungguh-sungguh tetap kendaraannya tidak bisa berjalan sampai tujuan. Contoh: Anak TK disuruh bawa mobil.


seorang anak tk sudah jelas tidaklah sungguh2 jangankan membawa kendaraan suruh makan aja susah lari sana lari sini bagaimana menyuruh dia membawa kendaraan

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #85 on: 12 July 2011, 07:40:17 AM »
maksud semua dari kata2 saya bhikku/bhikkuni itu hanyalah sebuah kendaraan saja bukan sebuah jaminan pasti sampai tujuan kalau kita naik kendaraan itu akan lebih cepat sampai kalau membawa kendaraannya dengan benar kalau membawa kendaraannya dengan tidak benar atau ugal ugalan bukannya sampai malah kecelakaan alias nabrak contohnya devadatta beliau nubruk semua ditubruk dhamma ditubruk vinaya pun ditubruk bahkan sang buddha pun ditubruk masuk deh keneraka kalau kecelakaan lalu lintas masuk rumah sakit atau masuk rumah duka kalau sampai mati!!!
kesimpulannya naik kendaraan akan lebih cepat sampai dari pada berjalan kaki seperti kita!!! tapi bawalah kendaraan itu dengan benar _/\_
pengen tau nih, kendaraan yang benar itu seperti gimana? apa seperti biksu2 saolin? atau biku bergitar? atau biksu kek bijimana nih?
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline SUGI THEN

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 304
  • Reputasi: 8
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #86 on: 12 July 2011, 07:42:44 AM »
sekarang aye nanya, kalau ninggalin istri dan anak boleh ga kalau keadaan mendesak, misalnya kalau minta izin tidak akan di izinkan.
banyak kejadian seperti itu dijakarta pembantu saya ninggalin istri/suami dikampung sudah jelas karena terdesak ekonomi
dan tidak semua dizinkan tapi mau ngomong apa keadaan yang berbicara!!!

Offline SUGI THEN

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 304
  • Reputasi: 8
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #87 on: 12 July 2011, 07:44:22 AM »
pengen tau nih, kendaraan yang benar itu seperti gimana? apa seperti biksu2 saolin? atau biku bergitar? atau biksu kek bijimana nih?
bhikku yang berjalan sesuai dhamma dan vinaya!!!

Offline SUGI THEN

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 304
  • Reputasi: 8
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #88 on: 12 July 2011, 07:53:53 AM »
Seandainya sudah layak dan mampu-pun membawa kendaraan dengan benar, tapi jika dia tidak tahu jalan menuju tujuannya. Tetap saja tidak sampai ke tujuan.


itu namanya kegelapan batin dalam bahasa mandarin dikatakan wu ming yang sering dibicarakan oleh master ceng yen setiap hari di daai tv jam 05.45 pagi nonton ya kalau mau sampai ditujuan
dan seperti yang dikatakan oleh buddha kepada ananda ohh ananda setelah aku wafat/parinibbana gurumu adalah dhamma dan vinaya janganlah engkau mencari guru yang lain kalau kita ingin sampai bukankah sang buddha sudah memperlihatkan jalannya sekarang anda mau tidak berjalan tanyalah pada dirimu???

Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #89 on: 12 July 2011, 08:03:09 AM »
jangan memaksakan sebuah kondisi apabila memang tidak memungkinkan bagaikan seorang anak kecil yang memanggul batu seberat 50kg percuma tidak akan terpanggul tetapi suatu saat setelah dia dewasa dan kondisinya memungkinkan tidak mustahil dia dapat memanggul batu tersebut anda berkata demikian karena kondisinya belum memungkinkan karena anda memiliki sebuah ikatan maka itulah yang disebut keterikatan kalau suatu saat istri anda meninggalkan anda lalu anak2 anda sudah dewasa dan sudah menikah apakah anda tetap tidak memiliki kesempatan untuk meninggalkan rumah tangga sedangkan anda sudah tidak memiliki rumah tangga hanya cuma tinggal rumah dan tangga doang!!! inilah suatu kondisi yang memungkinkan untuk hidup selibat dan masih banyak lagi penyebab datangnya kondisi2 seperti itu!!!

anda sendiri sudah menjawab atas segala statment anda di atas, kata "harus meninggalkan" kehidupan perumah tangga demi tercapainya nibbana adalah hal yang tidak perlu di tekan kan  :)

untuk yang saya bold merah, seseorang yang ingin menjadi bhikku/bhikkuni tidak perlu menunggu seperti yang anda sebutkan di atas, semua itu adalah keinginan dari dalam, walau istri saya sudah meninggal dan saya hidup sebatang karapun belum tentu saya menjalani kehidupan tanpa rumah  :)

jika anda ingin mencapai nibbana dan percaya dengan cara itu dapat mencapai nibbana .. jalanilah tetapi jangan paksa orang untuk percaya dan ikut menjalankan jalan yang akan anda tempuh.

Quote
"jangan lah menerima sesuatu apabila didasarkan pada / sudah menjadi tradisi , sudah lama ada, atau sudah sering di dengar"
Quote
"jangan menerima apa yang hanya sekali kamu dengar. jangan mencoba membenarkan kelakuan yang tidak masuk akal dengan mengatakan bahwa itu adalah tradisi, kemudian kita harus menerimannya "

sang buddha pun tidak menyarankan orang untuk mempercayai dia, dan sang buddha hanyalah penunjuk jalan.

jujur saja , saya umat awam , mendengar hal seperti ini sungguh mengerikan buat saya, pernyataan seperti itu membuat saya berfikir, apakah ada diskriminasi yang di lakukan oleh sang buddha? apakah hanya bhikku/bhikkuni yang boleh mencapai nibbana?

bisa2 umat awam yang baru ingin mempelajari ajaran sang buddha bisa langsung kabur  :))
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Offline SUGI THEN

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 304
  • Reputasi: 8
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #90 on: 12 July 2011, 08:10:42 AM »
anda sendiri sudah menjawab atas segala statment anda di atas, kata "harus meninggalkan" kehidupan perumah tangga demi tercapainya nibbana adalah hal yang tidak perlu di tekan kan  :)

untuk yang saya bold merah, seseorang yang ingin menjadi bhikku/bhikkuni tidak perlu menunggu seperti yang anda sebutkan di atas, semua itu adalah keinginan dari dalam, walau istri saya sudah meninggal dan saya hidup sebatang karapun belum tentu saya menjalani kehidupan tanpa rumah  :)

jika anda ingin mencapai nibbana dan percaya dengan cara itu dapat mencapai nibbana .. jalanilah tetapi jangan paksa orang untuk percaya dan ikut menjalankan jalan yang akan anda tempuh.

sang buddha pun tidak menyarankan orang untuk mempercayai dia, dan sang buddha hanyalah penunjuk jalan.

jujur saja , saya umat awam , mendengar hal seperti ini sungguh mengerikan buat saya, pernyataan seperti itu membuat saya berfikir, apakah ada diskriminasi yang di lakukan oleh sang buddha? apakah hanya bhikku/bhikkuni yang boleh mencapai nibbana?

bisa2 umat awam yang baru ingin mempelajari ajaran sang buddha bisa langsung kabur  :))
sekarang giliran saya yang bertanya apakah ada seseorang yang mencapai nibbana atau arahat yang masih suka melakukan hubungan biologis
berumah tangga sudah jelas pasti tidak lepas yang namanya hubungan biologis apakah ada seorang arahat yang masih suka memegang atau meraba gunung istrinya atau sumur istrinya atau pistol suaminya kalau ada saya mau berdana viagra!!! :))

Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #91 on: 12 July 2011, 08:13:43 AM »
Quote
Ashin Sumana Nanda " Untuk mencapai Nibbana seperti yang Hyang Buddha ajarkan hanya dapat dicapai apabila kita meninggalkan kehidupan tidak suci dan membersihkan batin kita dari kilesa.
Praktek kehidupan suci dan pemurnian batin dapat dilakukan oleh siapa saja (perumah tangga atau samana) apabila mampu melaksanakan dengan sempurna delapan jalan utama yang telah diuraikan Hyang Buddha.
Pertanyaannya untuk direnungkan adalah, "apakah kita sudah melaksanakan delapan jalan utama dalam kehidupan kita"???
Seseorang yang telah mencapai tingkat kesucian pertama tidak akan terlahir di 4 alam rendah, dan paling lama terlahir sebanyak 7 kelahiran, dimana selama 7 kelahiran tersebut dia terus memurnikan batinnya dengan praktek pelaksanaan delapan jalan utama, dan kehidupan terakhir atau kehidupan ke 7 dia mampu merealisasi Nibbana.
Mari kita bersama sama mempraktekan delapan jalan utama dalam kehidupan kita.
Sadhu
.

coba anda baca post itu bro, coba pahami. dan memang ada umat perumah tangga yang mencapai arahat

Quote
Ce Ye = "Upasaka Citta adalah cth umat perumahtangga yg mencapai arahat"
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Offline Sostradanie

  • Sebelumnya: sriyeklina
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.375
  • Reputasi: 42
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #92 on: 12 July 2011, 08:16:30 AM »
sudah jelas namanya berumah tangga akan timbul sebuah kemelekatan/keterikatan terhadap sebuah hubungan!!! anda melekat terhadap pasangan hidup anda anak anda mertua anda termasuk kebutuhan rumah tangga anda sampai kebutuhan biologis yang akan merangsang hawa nafsu/libido anda apakah ada seorang yang mencapai tingkat arahat yang masih suka berhubungan biologis
Jadi inikah arti nibbana yang anda maksudkan?

Quote
contoh pertama saya baru dengar cerita ini karena baru dengar kalau bisa ceritanya jangan sepenggal sudah jelas agak membingungkan mana awalannya mana isi/pertengahnya mana akhirnya!!!
Baca RAPB, bisa anda dapatkan di DC pedia. Kehidupan Sang Buddha ketika menjadi seorang pangeran vesantara.

Quote
contoh kedua sudah jelas bukan melepaskan kemelekatan tapi menghindar dari tanggung jawab dan kita harus tau kondisi dia membuang/memberikan kenapa dulu pasti ada sebab tidak mungkin tanpa sebab dia memberikan anaknya entah mungkin masalah ekonomi biasanya anaknya dikasihkan keorang lain agar dirawat atau membuangnya biasanya karena aib
Setelah anda baca kisah sang Buddha, baru anda bandingkan contoh ke 2 yang saya berikan.


PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

Offline SUGI THEN

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 304
  • Reputasi: 8
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #93 on: 12 July 2011, 08:17:18 AM »

untuk yang saya bold merah, seseorang yang ingin menjadi bhikku/bhikkuni tidak perlu menunggu seperti yang anda sebutkan di atas, semua itu adalah keinginan dari dalam, walau istri saya sudah meninggal dan saya hidup sebatang karapun belum tentu saya menjalani kehidupan tanpa rumah  :)


ini maksud saya ada kondisi atau kesempatan apabila kondisi atau kesempatan itu anda tidak mau mempergunakan ya itu terserah dirimu seperti ada bonus dari bank anda memenangkan hadiah mobil mewah tapi anda tidak mau mengambilnya apakah pihak bank merasa rugi apakah bank tersebut memaksa anda untuk mengambil mobil tersebut itu semua terserah dirimu dikasih kog ditolak!!! kata pepatah gunakanlah kesempatan itu selagi kesempatan itu ada!!!

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #94 on: 12 July 2011, 08:18:18 AM »
bhikku yang berjalan sesuai dhamma dan vinaya!!!
dama yg mana? Winaya / hinaya?
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline SUGI THEN

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 304
  • Reputasi: 8
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #95 on: 12 July 2011, 08:19:41 AM »
Jadi inikah arti nibbana yang anda maksudkan?
Baca RAPB, bisa anda dapatkan di DC pedia. Kehidupan Sang Buddha ketika menjadi seorang pangeran vesantara.
Setelah anda baca kisah sang Buddha, baru anda bandingkan contoh ke 2 yang saya berikan.
sekarang giliran saya bertanya apa yang disebut nibbana versi kamu???

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #96 on: 12 July 2011, 08:20:39 AM »
banyak kejadian seperti itu dijakarta pembantu saya ninggalin istri/suami dikampung sudah jelas karena terdesak ekonomi
dan tidak semua dizinkan tapi mau ngomong apa keadaan yang berbicara!!!
ayo suhu cepat lakukan nih >:D
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #97 on: 12 July 2011, 08:25:24 AM »
ini maksud saya ada kondisi atau kesempatan apabila kondisi atau kesempatan itu anda tidak mau mempergunakan ya itu terserah dirimu seperti ada bonus dari bank anda memenangkan hadiah mobil mewah tapi anda tidak mau mengambilnya apakah pihak bank merasa rugi apakah bank tersebut memaksa anda untuk mengambil mobil tersebut itu semua terserah dirimu dikasih kog ditolak!!! kata pepatah gunakanlah kesempatan itu selagi kesempatan itu ada!!!

kesempatan apa bro? mencapai nibbana? bukankah sudah saya postkan di atas, bahwa bukan hanya bhikku dan bhikkuni yang bisa mencapai nibbana, umat perumah tangga pun ada  dan bisa mencapai nibbana :)

bagaimana saya mau mengambil bonus jika yang bank tawarkan hanya akal2an belaka atau yang ditawarkan mobil mewah tapi cuma replikanya saja , ya tentu saya tidak mau ambil , kan bisa beli sendiri kalau itu  ;D
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Offline SUGI THEN

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 304
  • Reputasi: 8
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #98 on: 12 July 2011, 08:30:07 AM »
kesempatan apa bro? mencapai nibbana? bukankah sudah saya postkan di atas, bahwa bukan hanya bhikku dan bhikkuni yang bisa mencapai nibbana, umat perumah tangga pun ada  dan bisa mencapai nibbana :)

bagaimana saya mau mengambil bonus jika yang bank tawarkan hanya akal2an belaka atau yang ditawarkan mobil mewah tapi cuma replikanya saja , ya tentu saya tidak mau ambil , kan bisa beli sendiri kalau itu  ;D
kan sudah saya jelaskan mampukah anda melepaskan segala bentuk kemelekatan kalau mampu ya sudah intinya itu saja!!! kalau dalam berumah tangga itu lebih sulit maka itu sang buddha memilih menjadi seorang pertapa!!!

Offline SUGI THEN

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 304
  • Reputasi: 8
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #99 on: 12 July 2011, 08:32:28 AM »
dama yg mana? Winaya / hinaya?
dhamma ada didalam pikiranmu vinaya adalah pengerak pikiranmu maka itu perhatikanlah dengan samadhi!!!

Offline Sostradanie

  • Sebelumnya: sriyeklina
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.375
  • Reputasi: 42
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #100 on: 12 July 2011, 08:36:55 AM »

sekarang giliran saya bertanya apa yang disebut nibbana versi kamu???
Nibbana versi saya pemadaman.

PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

Offline SUGI THEN

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 304
  • Reputasi: 8
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #101 on: 12 July 2011, 08:42:52 AM »
Nibbana versi saya pemadaman.
apanya yang dipadamkan???

Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #102 on: 12 July 2011, 08:43:34 AM »
kan sudah saya jelaskan mampukah anda melepaskan segala bentuk kemelekatan kalau mampu ya sudah intinya itu saja!!! kalau dalam berumah tangga itu lebih sulit maka itu sang buddha memilih menjadi seorang pertapa!!!

apakah hanya perumah tangga yang begitu sulit melepaskan kemelekatan?
bukankah bhikku / bhikkuni juga memiliki tantangan serupa dan sulit juga melepaskan kemelekatan?


jika menurut anda lebih mudah dengan jalan meninggalkan kehidupan perumah tangga , coba buktikan  :) saya tunggu kabar baiknya dan saya ingin mengetahui prosesnya lebih lanjut dari anda , semoga saja saya jadi tertarik  :)
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Offline SUGI THEN

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 304
  • Reputasi: 8
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #103 on: 12 July 2011, 08:45:44 AM »
apakah hanya perumah tangga yang begitu sulit melepaskan kemelekatan?
bukankah bhikku / bhikkuni juga memiliki tantangan serupa dan sulit juga melepaskan kemelekatan?


jika menurut anda lebih mudah dengan jalan meninggalkan kehidupan perumah tangga , coba buktikan  :) saya tunggu kabar baiknya dan saya ingin mengetahui prosesnya lebih lanjut dari anda , semoga saja saya jadi tertarik  :)
sadhu.....sadhu......sadhu...... _/\_

Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #104 on: 12 July 2011, 08:49:43 AM »
Quote
Ashin Sumana Nanda Didalam delapan jalan utama mengandung tiga intisari ajaran Hyang Buddha, yang pertama adalah penerapan Sila, yang kedua adalah penerapan samadhi, yang ketiga adalah pengembangan kebijaksanaan.
Buddha menjamin siapa saja yang melasanakan 8 jalan utama tersebut maka dikehidupan ini atau kehidupan terakhirnya mereka akan merealisasi nibbana. Di dalam sutta sutta banyak cerita mengenai perumah tangga yang mencapai tingkat kesucian tertinggi (arahat).
Sdri, Ce Ye sudah memberikan salah satu contohnya.
Semoga berbahagia.
Sadhu...

saya lebih cenderung merasa cocok dengan cara di atas, melaksanakan 8 jalan utama dalam kehidupan
dan tetap menjadi umat perumah tangga  :)
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Offline SUGI THEN

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 304
  • Reputasi: 8
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #105 on: 12 July 2011, 08:59:28 AM »
saya lebih cenderung merasa cocok dengan cara di atas, melaksanakan 8 jalan utama dalam kehidupan
dan tetap menjadi umat perumah tangga  :)
ya baguslah kalau semuanya jadi bhikku siapa nanti yang menyokong kehidupan para bhikku memang anda adalah seorang dayaka yang baik :)

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #106 on: 12 July 2011, 09:01:25 AM »
apanya yang dipadamkan???
Yang dipadamkan adalah semua nafsu dan kemelekatan sehingga tidak timbul lagi penjelmaan apapun di masa depan.

Memang kalau menurut bro Sugi sendiri, nibbana itu seperti apa?

Offline SUGI THEN

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 304
  • Reputasi: 8
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #107 on: 12 July 2011, 09:09:12 AM »
Yang dipadamkan adalah semua nafsu dan kemelekatan sehingga tidak timbul lagi penjelmaan apapun di masa depan.

Memang kalau menurut bro Sugi sendiri, nibbana itu seperti apa?
ahh capee ahhh ngejelasinnya soalnya dari subuh sii ngebicarain pencapaian nibbana baca aja deh kiriman terdahulu :)

Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #108 on: 12 July 2011, 09:15:26 AM »
ahh capee ahhh ngejelasinnya soalnya dari subuh sii ngebicarain pencapaian nibbana baca aja deh kiriman terdahulu :)

kita disini hanya membantu menjelaskan mengenai pencapaian nibbana yang menurut bro sugi harus dengan meninggalkan kehidupan berumah tangga, padahal tanpa melakukan hal itupun dapat mencapai nibbana selama menjalankan 8 jalan utama yang diajarkan oleh sang buddha  :)

nibbana bukan hanya milik bhikku/bhikkuni saja atau para samana, tetapi nibana itu milik umat perumah tangga juga  :)
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #109 on: 12 July 2011, 09:21:06 AM »
ahh capee ahhh ngejelasinnya soalnya dari subuh sii ngebicarain pencapaian nibbana baca aja deh kiriman terdahulu :)
Maka itu cobalah menjelaskan secara langsung dan tidak putar-putar. Mungkin akan lebih 'tidak cape'.

Ya tidak apa kalau memang tidak berniat diskusi.



Offline hendrako

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.244
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #110 on: 12 July 2011, 09:21:36 AM »
kita disini hanya membantu menjelaskan mengenai pencapaian nibbana yang menurut bro sugi harus dengan meninggalkan kehidupan berumah tangga, padahal tanpa melakukan hal itupun dapat mencapai nibbana selama menjalankan 8 jalan utama yang diajarkan oleh sang buddha  :)

nibbana bukan hanya milik bhikku/bhikkuni saja atau para samana, tetapi nibana itu milik umat perumah tangga juga  :)

Baru denger Nibbana bisa di-milik-i ??
yaa... gitu deh

Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #111 on: 12 July 2011, 09:25:56 AM »
Baru denger Nibbana bisa di-milik-i ??

dalam tanda kutip om  ;D , maksudnya di capai  :D
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Offline hendrako

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.244
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #112 on: 12 July 2011, 09:26:23 AM »
Maka itu cobalah menjelaskan secara langsung dan tidak putar-putar. Mungkin akan lebih 'tidak cape'.

Ya tidak apa kalau memang tidak berniat diskusi.


Keknya mis-komunikasi deh, coba bro Kay ikuti lagi tanya jawab antara bro Sugi dan sis Sri pada post2 sebelumnya, bro Sugi bukan benar2 bertanya untuk meminta jawaban tetapi pertanyaannya justru mengarah pada penjelasan kepada sis Sri.
yaa... gitu deh

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #113 on: 12 July 2011, 09:36:50 AM »
Keknya mis-komunikasi deh, coba bro Kay ikuti lagi tanya jawab antara bro Sugi dan sis Sri pada post2 sebelumnya, bro Sugi bukan benar2 bertanya untuk meminta jawaban tetapi pertanyaannya justru mengarah pada penjelasan kepada sis Sri.
Ya, saya sudah baca postnya, tapi isinya itu sebatas "jalannya begini", "rumah tangga begini, petapa begitu", "Buddha dulu begini-begitu", tapi tidak ada penjelasan mengenai nibbananya sendiri. Kalimat yang paling 'menjelaskan' itu hanya: "setau saya arti sebuah kata nibbana adalah yang telah terputus dari segala bentuk kemelekatan dan keterikatan", tapi saya juga tidak tahu kemelekatan ini apakah kemelekatan lem tikus, keterikatannya apakah pakai tali tambang, atau apa.

Saya pikir kalau dia memang mengetahui kemelekatan dan keterikatan dalam konteks yang dimaksud, maka tidak akan menanyakan 'kepadaman dari apa?' karena jawabannya sama.

Atau mungkin bro hendrako mau meringkas dan bantu jelaskan ke saya tentang pendapat bro Sugi?

Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #114 on: 12 July 2011, 09:41:05 AM »
Maka itu cobalah menjelaskan secara langsung dan tidak putar-putar. Mungkin akan lebih 'tidak cape'.

Ya tidak apa kalau memang tidak berniat diskusi.

kalau di lihat "cape" nya karena apa yang di jelaskan bro sugi tidak sesuai dengan kita, bro sugi berpendapat " jika ingin mencapai nibbana "harus meninggalkan" kehidupan berumah tangga dan menjalani kehidupan tanpa rumah"

dari semua postingan di atas bro sugi cenderung tidak mau menerima komentar yang di berikan , tetapi menekankan apa pendapat dia adalah benar yang akhirnya timbul pertanyaan tentang nibbana dan mengabaikan komentar lain nya mengenai pencapaian nibbana tersebut ,tapi mungkin ini hanya pikiran saya saja :)
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Offline hendrako

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.244
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #115 on: 12 July 2011, 09:45:55 AM »
Ya, saya sudah baca postnya, tapi isinya itu sebatas "jalannya begini", "rumah tangga begini, petapa begitu", "Buddha dulu begini-begitu", tapi tidak ada penjelasan mengenai nibbananya sendiri. Kalimat yang paling 'menjelaskan' itu hanya: "setau saya arti sebuah kata nibbana adalah yang telah terputus dari segala bentuk kemelekatan dan keterikatan", tapi saya juga tidak tahu kemelekatan ini apakah kemelekatan lem tikus, keterikatannya apakah pakai tali tambang, atau apa.

Saya pikir kalau dia memang mengetahui kemelekatan dan keterikatan dalam konteks yang dimaksud, maka tidak akan menanyakan 'kepadaman dari apa?' karena jawabannya sama.

Atau mungkin bro hendrako mau meringkas dan bantu jelaskan ke saya tentang pendapat bro Sugi?

Maksud ane, tanggapan bro Kai terhadap pertanyaan bro Sugi yang ditanyakan kepada sis Sri konteksnya berbeda. Sepenangkapan saya dari diskusi Sugi dan Sri, (agar tidak melebar fokus pada post pertanyaan bro Sugi kepada Sis Sri) jawabannya kemungkinan adalah padam dari nafsu, nah secara tidak langsung bro Sugi mengajak Sis Sri untuk meninjau jawabannya dengan pendapat Sugi sebelumnya yaitu apakah seorang perumah tangga yang memiliki istri dan anak serta kewajiban mencari nafkah dapat padam dari nafsu?

Kemudian anda menjawab hal yang kurang lebih sama dan menanyakan hal yang sama yang jawaban bro Sugi kemungkinan besar kurang lebih sama dengan jawaban anda jadi tidak nyambung konteks antara pertanyaan kemudian jawaban dari anda dan menanyakan hal yang sama pula yang jawabannya sama, oleh karena itulah beliau sampe berkata....cape deee.....
yaa... gitu deh

Offline hendrako

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.244
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #116 on: 12 July 2011, 09:48:21 AM »
Maksud ane, tanggapan bro Kai terhadap pertanyaan bro Sugi yang ditanyakan kepada sis Sri konteksnya berbeda. Sepenangkapan saya dari diskusi Sugi dan Sri, (agar tidak melebar fokus pada post pertanyaan bro Sugi kepada Sis Sri) jawabannya kemungkinan adalah padam dari nafsu, nah secara tidak langsung bro Sugi mengajak Sis Sri untuk meninjau jawabannya dengan pendapat Sugi sebelumnya yaitu apakah seorang perumah tangga yang memiliki istri dan anak serta kewajiban mencari nafkah dapat padam dari nafsu?

Kemudian anda menjawab hal yang kurang lebih sama dan menanyakan hal yang sama yang jawaban bro Sugi kemungkinan besar kurang lebih sama dengan jawaban anda jadi tidak nyambung konteks antara pertanyaan kemudian jawaban dari anda dan menanyakan hal yang sama pula yang jawabannya sama, oleh karena itulah beliau sampe berkata....cape deee.....

Ralat....bukan cape dee.... tapi:

ahh capee ahhh ngejelasinnya soalnya dari subuh sii ngebicarain pencapaian nibbana baca aja deh kiriman terdahulu :)
yaa... gitu deh

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #117 on: 12 July 2011, 09:48:29 AM »
kalau di lihat "cape" nya karena apa yang di jelaskan bro sugi tidak sesuai dengan kita, bro sugi berpendapat " jika ingin mencapai nibbana "harus meninggalkan" kehidupan berumah tangga dan menjalani kehidupan tanpa rumah"

dari semua postingan di atas bro sugi cenderung tidak mau menerima komentar yang di berikan , tetapi menekankan apa pendapat dia adalah benar yang akhirnya timbul pertanyaan tentang nibbana dan mengabaikan komentar lain nya mengenai pencapaian nibbana tersebut ,tapi mungkin ini hanya pikiran saya saja :)
Mungkin karena ia berpikir bahwa perumahtangga tidak bisa meninggalkan nafsu, sedangkan kalau petapa otomatis bisa meninggalkan nafsu.


Offline hendrako

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.244
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #118 on: 12 July 2011, 09:51:00 AM »
Mungkin karena ia berpikir bahwa perumahtangga tidak bisa meninggalkan nafsu, sedangkan kalau petapa otomatis bisa meninggalkan nafsu.



Nah kalo itu silakan ditanyakan pada yang bersangkutan, ane hanya menjelaskan hal yang ane rasa mis-komunikasi sehingga terjadi salah paham dengan tujuan agar bisa dipahami.
yaa... gitu deh

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #119 on: 12 July 2011, 09:57:18 AM »
Maksud ane, tanggapan bro Kai terhadap pertanyaan bro Sugi yang ditanyakan kepada sis Sri konteksnya berbeda. Sepenangkapan saya dari diskusi Sugi dan Sri, (agar tidak melebar fokus pada post pertanyaan bro Sugi kepada Sis Sri) jawabannya kemungkinan adalah padam dari nafsu, nah secara tidak langsung bro Sugi mengajak Sis Sri untuk meninjau jawabannya dengan pendapat Sugi sebelumnya yaitu apakah seorang perumah tangga yang memiliki istri dan anak serta kewajiban mencari nafkah dapat padam dari nafsu?

Kemudian anda menjawab hal yang kurang lebih sama dan menanyakan hal yang sama yang jawaban bro Sugi kemungkinan besar kurang lebih sama dengan jawaban anda jadi tidak nyambung konteks antara pertanyaan kemudian jawaban dari anda dan menanyakan hal yang sama pula yang jawabannya sama, oleh karena itulah beliau sampe berkata....cape deee.....
Menurut saya, yang tidak nyambung adalah, bro Sugi membahas 'ujungnya' (ketika seseorang mencapai ke-Buddha-an) di mana memang semua kemelekatan ditinggalkan, termasuk belenggu rumah-tangga, sementara sis Sri membahas jalannya, latihannya, di mana perumah tangga dan petapa, walaupun keduanya juga masih terbelenggu nafsu, bisa melaksanakannya, bisa mengembangkan 'samvega' tersebut. 


Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #120 on: 12 July 2011, 09:58:55 AM »
Mungkin karena ia berpikir bahwa perumahtangga tidak bisa meninggalkan nafsu, sedangkan kalau petapa otomatis bisa meninggalkan nafsu.

kalau di lihat dari komentar bro sugi kelihatannya seperti itu, tetapi lebih baik tunggu jawaban sebenarnya dari bro sugi  :)
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #121 on: 12 July 2011, 10:03:04 AM »
Kalau kembali ke pertanyaan dari bro chingik, menurut saya walaupun kita semua tahu secara logika bahwa kemelekatan adalah dukkha, namun kita belum menyadarinya (dengan kebijaksanaan). Karena itulah kita masih 'bersenang' dan terus mencari dukkha tersebut.

Ada juga yang telah menyadari sebagian, namun kemelekatannya masih terlalu kuat, sehingga samvega yang timbul masih tidak cukup kuat untuk membuat orang meninggalkan nafsunya.

Offline hendrako

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.244
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #122 on: 12 July 2011, 10:05:25 AM »
Menurut saya, yang tidak nyambung adalah, bro Sugi membahas 'ujungnya' (ketika seseorang mencapai ke-Buddha-an) di mana memang semua kemelekatan ditinggalkan, termasuk belenggu rumah-tangga, sementara sis Sri membahas jalannya, latihannya, di mana perumah tangga dan petapa, walaupun keduanya juga masih terbelenggu nafsu, bisa melaksanakannya, bisa mengembangkan 'samvega' tersebut. 



Maksud ane, tanggapan anda terhadap pertanyaan Sugi kepada Sri tidak nyambung, oleh karena itulah (mungkin)Sugi bingung.

Penjelasan anda di atas udah beda lagi konteksnya dengan yang saya maksud.
Ane jadi ikut bingung.....??
yaa... gitu deh

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #123 on: 12 July 2011, 10:13:36 AM »
Maksud ane, tanggapan anda terhadap pertanyaan Sugi kepada Sri tidak nyambung, oleh karena itulah (mungkin)Sugi bingung.

Penjelasan anda di atas udah beda lagi konteksnya dengan yang saya maksud.
Ane jadi ikut bingung.....??
Jangan khawatir, saya juga bingung kok. Biar nanti orangnya saja yang menjelaskan, kalau sudah tidak cape. Sementara, kita lanjut saja.

Offline Sostradanie

  • Sebelumnya: sriyeklina
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.375
  • Reputasi: 42
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #124 on: 12 July 2011, 10:15:35 AM »
Maksud ane, tanggapan bro Kai terhadap pertanyaan bro Sugi yang ditanyakan kepada sis Sri konteksnya berbeda. Sepenangkapan saya dari diskusi Sugi dan Sri, (agar tidak melebar fokus pada post pertanyaan bro Sugi kepada Sis Sri) jawabannya kemungkinan adalah padam dari nafsu, nah secara tidak langsung bro Sugi mengajak Sis Sri untuk meninjau jawabannya dengan pendapat Sugi sebelumnya yaitu apakah seorang perumah tangga yang memiliki istri dan anak serta kewajiban mencari nafkah dapat padam dari nafsu?

Kemudian anda menjawab hal yang kurang lebih sama dan menanyakan hal yang sama yang jawaban bro Sugi kemungkinan besar kurang lebih sama dengan jawaban anda jadi tidak nyambung konteks antara pertanyaan kemudian jawaban dari anda dan menanyakan hal yang sama pula yang jawabannya sama, oleh karena itulah beliau sampe berkata....cape deee.....
Saya bertanya kepada bro sugi arti nibbana buat dia. Supaya bisa memandang dari sisi yang sama. Dan saya memastikan lagi setelah dia menjelaskan tentang hidup berumah tangga yang artinya kemelekatan pada sex.

Saya memang sengaja hanya menjawab pemadaman, tanpa penjelasan langsung karena ingin tahu, apakah bro sugi memang memahami seperti yang saya pahami.
PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

Offline hendrako

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.244
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #125 on: 12 July 2011, 10:16:56 AM »
Jangan khawatir, saya juga bingung kok. Biar nanti orangnya saja yang menjelaskan, kalau sudah tidak cape. Sementara, kita lanjut saja.


Ok, dalam thread ini saya dari awal memang jadi penonton saja, kebetulan ada yang saya rasa salah paham saja. Bagi yang ingin meneruskan diskusinya silakan.....
yaa... gitu deh

Offline hendrako

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.244
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #126 on: 12 July 2011, 10:20:01 AM »
Saya bertanya kepada bro sugi arti nibbana buat dia. Supaya bisa memandang dari sisi yang sama. Dan saya memastikan lagi setelah dia menjelaskan tentang hidup berumah tangga yang artinya kemelekatan pada sex.

Saya memang sengaja hanya menjawab pemadaman, tanpa penjelasan langsung karena ingin tahu, apakah bro sugi memang memahami seperti yang saya pahami.


Ok, saya bisa menangkap penjelasan anda. Silakan lanjutkan diskusinya.
Btw, ane hanya berusaha meluruskan salah paham dalam berdiskusi.... bukan berdiskusi isinya..... #-o
yaa... gitu deh

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #127 on: 12 July 2011, 10:39:25 AM »
dhamma ada didalam pikiranmu vinaya adalah pengerak pikiranmu maka itu perhatikanlah dengan samadhi!!!
bhikku yang berjalan sesuai dhamma (dhamma ada didalam pikiranmu) dan vinaya (vinaya adalah pengerak pikiranmu) !!!

jadi kalau di artikan, biku yang berjalan sesuai dama yang ada dalam pikiran ku, dan hinaya penggerak pikiranku, maka perhatikanlah dengan samadi =))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline Sostradanie

  • Sebelumnya: sriyeklina
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.375
  • Reputasi: 42
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #128 on: 12 July 2011, 10:50:04 AM »
apanya yang dipadamkan???
Menurut yang saya pelajari sampai hari ini, nibbana itu bukanlah suatu tempat yang dituju. Juga bukan suatu tingkatan yang suci atau lebih tinggi yang dikejar. Seperti yang anda gambarkan tentang seorang arahat seolah-olah suatu tingkat tertentu. Sehingga anda bertanya adakah seorang arahat yang masih meraba-raba gunung?
Seorang arahat bukan menahan keinginan untuk melakukan hal yang menyangkut sex tapi memang sudah tidak ada keinginan atau sudah tidak mampu untuk melakukan hal itu.

Nibbana itu tidak akan bisa diwujudkan hanya dengan meninggalkan kehidupan tanpa rumah alias sex seperti yang anda maksudkan. Tapi dengan mengikis kotoran batin yang sudah ada menjadi tidak ada. Dan menimbulkan faktor batin yang bermanfaat yang belum ada menjadi ada.

Kenapa saya memberikan anda 2 contoh soal tentang anak yang diberikan di post sebelumnya? Apa bedanya diantara ke-2 contoh soal itu? Bedanya adalah faktor batin dan kemelekatan yang bekerja pada si pelaku.
Bagi orang yang membenci seorang anak akan mudah baginya bahkan dengan suka cita untuk memberikan anak itu pada seseorang.

Tapi kenapa Sang Buddha yang menjadi pangeran vesantara itu memberikan anaknya malah dibilang menyempurnakan paraminya? Karena Sang Buddha mempunyai kemelekatan yang sangat besar pada anaknya. Sesuatu yang sangat disayanginya.

Dan untuk melatih kita dalam mengikis kotoran itu bukan hanya dengan menjadi seorang bikkhu, tapi juga bisa dalam kehidupan berumah tangga.
Contoh:Saya pernah melihat seseorang yang sangat melekat pada hartanya, sehingga dia begitu pelit pada pekerjanya. Dimana dia memberikan bekal makanan untuk pekerjanya diladang dari ikan yang sudah mulai membusuk. Dan dia membeli ikan itu dengan harga sangat murah. Sedangkan untuk dirinya sendiri, dia membeli ikan yang segar. Bagaimana cara orang itu mengikis kotoran batinnya jika dia tidak merasakan kebahagiaan saat membantu orang lain? Dia tidak bisa berbagi? Andaikan dia menjadi seorang bikkhu-pun, saya tidak yakin itu bisa membantu dia mengikis kotorannya.

Tapi selama dia menjadi perumah tangga, dan dia mulai belajar membagi hartanya. Mulai berdana, dan berkembang faktor batinnya dimana dia mulai merasakan bahagia dengan membantu orang lain. Maka menurut saya dia selangkah lebih dekat dalam mewujudkan nibbana.
PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

Offline Sostradanie

  • Sebelumnya: sriyeklina
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.375
  • Reputasi: 42
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #129 on: 12 July 2011, 11:00:18 AM »
nah gimana kalau situasinya sekarang sama kek gotama? harus minta izin atau jangan?
Jika situasinya sama seperti Gotama, menurut saya tidak perlu pakai ijin. Karena ayahnya Gotama sudah diberitahu sejak awal bahwa putra-nya setelah melihat 3 pertanda akan menempuh jalan untuk menjadi seorang Buddha.
PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #130 on: 12 July 2011, 03:04:19 PM »
^^
tambahan : dan juga para Deva di alam surga sudah 'merayakan' kelahiran Sang Bodhisatta yang terakhir kali.

 _/\_
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline Brado

  • Sebelumnya: Lokkhitacaro
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.645
  • Reputasi: 67
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #131 on: 12 July 2011, 06:48:23 PM »
Arti Samvega apaan sih ?

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #132 on: 12 July 2011, 07:19:09 PM »
Arti Samvega apaan sih ?
Singkatnya, dorongan untuk melakukan perjuangan untuk segera mengakhiri penderitaan.

Offline chingik

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 924
  • Reputasi: 44
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #133 on: 12 July 2011, 09:26:29 PM »
ok, kesimpulan saya , cmiiw, samvega keliatannya tidak penting buat sebagian besar pembaca di forum ini, atau boleh saya simpulkan blm penting buat umat Buddha.
Kalo benar, sekali lagi, mohon sharing, apakah itu sebagai pertanda umat Buddha blum benar2 menangkap esensi dari tujuan tertinggi ajaran Buddha, nibbana?



Offline Sostradanie

  • Sebelumnya: sriyeklina
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.375
  • Reputasi: 42
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #134 on: 12 July 2011, 10:34:46 PM »
ok, kesimpulan saya , cmiiw, samvega keliatannya tidak penting buat sebagian besar pembaca di forum ini, atau boleh saya simpulkan blm penting buat umat Buddha.
Kalo benar, sekali lagi, mohon sharing, apakah itu sebagai pertanda umat Buddha blum benar2 menangkap esensi dari tujuan tertinggi ajaran Buddha, nibbana?

Kalau buat saya pribadi itu penting. Tapi untuk menjalani kehidupan tanpa rumah, itu balik ke kondisi masing-masing orang. Sudah mampu atau tidaknya. Mungkin ada yang niatnya besar tapi ada tanggungjawab yang tidak bisa ditinggalkan.
PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #135 on: 12 July 2011, 11:00:21 PM »
Ya, saya sudah baca postnya, tapi isinya itu sebatas "jalannya begini", "rumah tangga begini, petapa begitu", "Buddha dulu begini-begitu", tapi tidak ada penjelasan mengenai nibbananya sendiri. Kalimat yang paling 'menjelaskan' itu hanya: "setau saya arti sebuah kata nibbana adalah yang telah terputus dari segala bentuk kemelekatan dan keterikatan", tapi saya juga tidak tahu kemelekatan ini apakah kemelekatan lem tikus, keterikatannya apakah pakai tali tambang, atau apa.

Saya pikir kalau dia memang mengetahui kemelekatan dan keterikatan dalam konteks yang dimaksud, maka tidak akan menanyakan 'kepadaman dari apa?' karena jawabannya sama.

Atau mungkin bro hendrako mau meringkas dan bantu jelaskan ke saya tentang pendapat bro Sugi?

yah untuk yg ini saya juga sudah minta referensi kamus yg dipakai tapi tidak dijawab

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #136 on: 12 July 2011, 11:06:37 PM »
ok, kesimpulan saya , cmiiw, samvega keliatannya tidak penting buat sebagian besar pembaca di forum ini, atau boleh saya simpulkan blm penting buat umat Buddha.
Kalo benar, sekali lagi, mohon sharing, apakah itu sebagai pertanda umat Buddha blum benar2 menangkap esensi dari tujuan tertinggi ajaran Buddha, nibbana?




samvega bukan satu2nya faktor penentu bagi seseorang untuk meninggalkan kehidupan keduniawian, mungkin ada di antara kita yg sudah terbangkitkan samvega-nya, tapi situasi masih belum memungkinkan. sebaliknya meninggalkan kehidupan keduniawian juga bukan satu2nya faktor penentu bagi seseorang untuk mencapai Nibbana.

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #137 on: 12 July 2011, 11:26:09 PM »
harusnya di tanya dulu, seberapa besar kepercayaan terhadap ajaran buda.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #138 on: 13 July 2011, 08:44:20 AM »
ok, kesimpulan saya , cmiiw, samvega keliatannya tidak penting buat sebagian besar pembaca di forum ini, atau boleh saya simpulkan blm penting buat umat Buddha.
Kalo benar, sekali lagi, mohon sharing, apakah itu sebagai pertanda umat Buddha blum benar2 menangkap esensi dari tujuan tertinggi ajaran Buddha, nibbana?
Sepertinya samvega bukan penting atau tidak penting, tapi itu adalah yang memang muncul sesuai pribadi masing-masing. Kita tidak bisa men-sugesti untuk muncul, memaksanya muncul, tapi lewat pengalaman dan pembelajaran tentang hidup (yang adalah dukkha); Ketika kita benar-benar menyadarinya (bukan dengan logika, tapi dengan kebijaksanaan), maka samvega itu akan terkondisi untuk muncul, dengan sendirinya.


Offline dhammadinna

  • Sebelumnya: Mayvise
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.627
  • Reputasi: 149
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #139 on: 25 July 2013, 04:09:41 PM »
Copas (tambahan opini).

Tanya:
Samvega itu sebenarnya salah satu bentuk pikiran/objek pikiran juga?

Apakah samvega itu sama saja dengan objek pikiran lainnya? atau lebih istimewa?

Sebetulnya samvega itu bisa muncul, bisa tidak kan ya?

Misalnya seseorang menjadi bhikkhu karena munculnya samvega. Lalu suatu saat samvega itu memudar. Bisa begitu? Berarti harus dipertahanin dengan perhatian benar ya?


Jawab:

Betul, samvega adalah bentuk pikiran yang juga merupakan obyek pikiran. Samvega terhadap Dhamma memiliki keistimewaan sendiri karena kualitas batin ini memberikan semangat kepada praktisi untuk lebih semangat dalam praktik dhamma.

Karena ini adalah obyek pikiran, tentu bisa muncul dan juga bisa hilang.

Bahkan seperti yang anda katakan, samvega seorang bhikkhu yang muncul awal ketika menjadi bhikkhu pun bisa lenyap. Oleh karena itu, Sang Buddha menganjurkan murid-muridnya untuk memunculkan samvega terhadap Dhamma ketika itu lenyap. Untuk mempertahankannya, tentu perhatian yang benar diperlukan. Juga perenungan terhadap Dhamma juga penting untuk memunculkan kembali samvega.
« Last Edit: 25 July 2013, 04:14:12 PM by dhammadinna »

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Pentingkah utk menimbulkan Samvega?
« Reply #140 on: 26 July 2013, 05:47:31 AM »
walah !!! udah 2 tahun baru 'terjawab'
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.