Namo Buddhaya,
Mohon maaf sebelumnya bila ada perkataan saya yang kurang berkenan dihati KK2.
Sebelum membahas lebih lanjut, kita harus menyepakati apa kata arti Hukum Karma.
Yang saya baca dari buku, Kamma adalah Niat/Kehendak (Cetana dalam bahasa Pali), Vipaka adalah Hasil/Buah dari Niat/Kehendak yang dilalui pikiran, ucapan, maupun jasmani.
Hasil dari sebuah Niat bila dilihat dari sisi jangka waktu, dapat dibagi 2 bagian :
-Jangka Panjang
-Jangka Pendek
(mohon maaf bila ada yg kurang)
Jangka panjang & jangka pendek itu sendiri sangat relatif pada tolak ukur masing2 pribadi (karena 5 menit buat saya mungkin lama, namun bagi KK2 itu sebentar).
Yang ingin saya sampaikan dengan waktut berjangka panjang adalah bukan pada kehidupan sekarang. Melainkan adalah di Kehidupan yang akan datang. Begitu juga sebliknya dengan waktu jangka pendek.
Untuk Hasil dari Niat ( Kamma Vipaka ) untuk jangak waktu yang panjang sangat sulit untuk dibuktikan secara detail, karena sebagai siswa sang Buddha yang masih belajar (puthujjana) tidak memiliki abhinna untuk memastikan secara detail akan Hasil dari Niat tersebut.
Ambil contoh bila saya menanam bibit/benih mangga, apakah saya dapat mengetahui secara detail mengenai :
1. Apakah bibit tersebut akan bertumbuh?
2. Bila pohon mangga tersebut bertumbuh....
* Berapa ya kira2 diameter batang pohonnya?
* Berapa ya kira2 tinggi pohonnya?
* Berapa ya kira2 banyak daunnya?
* Berapa ya kira2 banyak buahnya (kalo berbuah) manis??, asem ??....dst.
Ini mungkin yang dianggap KK InJulia bahwa hukum karma tidak dapat dibuktikan karena tidak pasti hasilnya (DUGAAN kalo kata KK InJulia).
Tapi ada 1 yang saya yakin dan menyimpulkan yang pasti...
Bahwa pohon tersebut adalah pohon Mangga...
Ini kalo diliat dari sisi jangka panjang.
Dilihat dari sisi waktu jangka pendek, kalo saya ada Niat menusuk jarum kepada kaki saya, dan saya melanjutkan dengan perbuatan, maka Hasil dari Niat tersebut bisa dirasakan secara waktu jangka pendek.... yaitu rasa sakit/penderitaan yang saya alami pada saat waktu jarum itu menembus kulit kaki saya.
Ini yang adalah kebenaran Hukum Karma. Karena saya sudah ada Karma (Niat) untuk menusuk jarum tersebut dan dilakkukan. Dan Hasil/Buah nya adalah penderitaan. (buat saya adalah penderitaan)
Mohon kondisi ini tidak ditambah dengan kondisi yang lain ya KK2 , seperti :
* Mendapat undian 100 M (khan jadi hepi)
* Mendapat perhatian dari suster cantik... (khan jadi seneng tuch) he..he..he..
Ini merupakan sebuah bukti kondisi dari proses Hukum Karma. Bila saya tidak memiliki Niat menusukan jarum ke kaki saya, maka tidak terjadi proses hukum karma (sebab akibat) tersebut.
Sabbe Satta Bhavantu Sukkhitatta.
Buat Adek Ivanzius,
Terima kasih sudah berkenan menjelaskan.
Seperti yang sudah saya post di posting saya #82 di atas.
Hukum yang Universal punya kriterianya. Hukum itu BISA menjelaskan semua proses, kejadian.
Anda boleh mengambil contoh buat menguatkan pendapat Anda, tapi bila Hukum itu Universal, maka Hukum tersebut harus juga bisa menjelaskan contoh, peristiwa, kejadian manapun.
Bila kemudian ada yang membawa contoh,
Si X memukul kepala Si Y, yang kebetulan HANYA SEKEDAR beradu mata.
Si X lalu merasa puas, senang.
Bagaimana Anda menjelaskan, bahwa perasaan puas, senang itu bukan hasil yang berbuah seketika dari karma memukul kepala orang lain?
(Asumsi saya, kita bisa sepakat:perasaan puas dan senang bukan vipaka dari karma memukul.)
Demikian dulu, Bro Ivanzius.
NB.
Jangka panjang & jangka pendek itu sendiri sangat relatif pada tolak ukur masing2 pribadi (karena 5 menit buat saya mungkin lama, namun bagi KK2 itu sebentar).
Problemnya bukan di sana, tapi bagaimana kita tahu dan MEMASTIKAN
karma ini berbuah dalam jangka pendek dan yang itu panjang. How? Pasti?
sampai di sini berkelebat kisah petani yang kudanya hilang, lalu kembali membawa banyak kuda, lalu....
Apa itu vipaka baik?
apa itu vipaka buruk? Ambil contoh bila saya menanam bibit/benih mangga, apakah saya dapat mengetahui secara detail mengenai :
1. Apakah bibit tersebut akan bertumbuh?
2. Bila pohon mangga tersebut bertumbuh....
* Berapa ya kira2 diameter batang pohonnya?
* Berapa ya kira2 tinggi pohonnya?
* Berapa ya kira2 banyak daunnya?
* Berapa ya kira2 banyak buahnya (kalo berbuah) manis??, asem ??....dst.
Ini mungkin yang dianggap KK InJulia bahwa hukum karma tidak dapat dibuktikan karena tidak pasti hasilnya (DUGAAN kalo kata KK InJulia).
Tapi ada 1 yang saya yakin dan menyimpulkan yang pasti...
Bahwa pohon tersebut adalah pohon Mangga...
Ini kalo diliat dari sisi jangka panjang.
Dilihat dari sisi waktu jangka pendek, kalo saya ada Niat menusuk jarum kepada kaki saya, dan saya melanjutkan dengan perbuatan, maka Hasil dari Niat tersebut bisa dirasakan secara waktu jangka pendek.... yaitu rasa sakit/penderitaan yang saya alami pada saat waktu jarum itu menembus kulit kaki saya.
Ini yang adalah kebenaran Hukum Karma. Karena saya sudah ada Karma (Niat) untuk menusuk jarum tersebut dan dilakkukan. Dan Hasil/Buah nya adalah penderitaan. (buat saya adalah penderitaan)
Begini, ketika vipaka kita terima, kita SULIT MEMASTIKAN karma mana yang berbuah. Agak terbalik dikit, tapi masih nyambung, bisa dipakai.
Sepemahaman saya, menusuk jarum adalah karma netral. Yang patut kita teliti adalah APA MOTIVASINYA MENUSUKKAN JARUM?
yah semangat berdiskusi, selalu ingin mematahkan pendapat pihak lain, mohon maklum, ya.Dan, tertusuk jarum belum bisa disebut sebagai penderitaan. tergantung batin, bukan tergantung fisik.
Mohon kondisi ini tidak ditambah dengan kondisi yang lain ya KK2 , seperti :
* Mendapat undian 100 M (khan jadi hepi)
* Mendapat perhatian dari suster cantik... (khan jadi seneng tuch) he..he..he..
kalau kita bersedia menyatakan Hk Karma tidak universal, OK. Tapi karena kita meyakini HK karma adalah Universal, maka ia harus dan pasti lolos dalam menjelaskan semua peristiwa.
jangan HK karma nya yg kita korbankan, menjadi terbatas, regional,
tapi kita melihat level kita dimana.
Level kita tinggi, silahkan merevisi HK Karma, buat pribadi. tapi kalau level kita puthujjana, sebaiknya kita harus akui pendapat kita yang perlu ditinjau kembali.
Demikian Bro Ivan.
Thanks.
[Bro panggil saya KK, saya anggap guyonan.
Goyon balas guyon, makanya saya panggil adek.
just for fun,
]