..
Mereka yang telah mencapai jhana 4 dari latihan Anapanasati, ia harus mengembangkan jhana 4 yg disertai cahaya yg cemerlang dan gemilang. Dengan bantuan cahaya ini ia memvisualisasikan patung Buddha yang biasa ia puja atau hormati. Ketika ia telah melihat patung ini dengan jelas di dalam cahaya itu, ia harus menghormati(pay homage) kepada nimitta/wujud(Buddha) itu dan dianggap sebagai Buddha yang benar2 hidup.
Setelah itu ia mengalihkan perhatiannya dari wujud Buddha kepada sifat2 Buddha dan mengulangi/merenungkannya berulang-ulang. Ia merenungkan(reflects) 9 sifat Buddha satu persatu dan kemudian memilih 1 sifat yang paling disukai dan kemudian mengulangi perenungan yg dipilih itu misalnya "araham, araham" Ketika konsentrasi mulai berkembang, Maka wujud Buddha itu akan hilang ketika pikirannya mulai fokus pada satu sifat special yg diulangi/renungkan. Ketika ini terjadi maka ia tidak boleh mencoba untuk mencari atau mencoba menvisualisasikan kembali wujud(nimitta) Buddha itu; ia hanya memfokuskan pikirannya pada sifat itu.
Dengan bantuan kekuatan konsentrasi jhana keempat sebelumnya, maka ia akan dengan mudah mencapai upacara samadhi pada Buddhanusati. Ketika pikiranya tenang dan terfokus pada sifat itu selama satu atau 2 jam tanpa ada gangguan apapun, maka ia harus melihat faktor2 jhana. Dan dari sana ia menyadari bahwa ia telah mencapai upacara samadhi seperti ia dapat melihat faktor2 jhana yg tenang dan berkembang dengan baik.
Meditator yang mencapai upacara samadhi pada Buddhanusati, akan memiliki keyakinan(saddha) dan penghormatan kepada Buddha sepenuhnya, sati yang baik, kebijaksanaan dan banyak kegembiraan dan kebahagiaan. Ia akan merasakan hidup bersama Buddha sehingga dapat menghindari pelanggaran sila. Tubuhnya akan menyerap dan memiliki sifat-sifat Buddha, menjadi bernilai sebagai relik yang layak di puja. Dan ia akan terhindar dari segala mara bahaya.
Sumber : Breakthrough in Samatha and Vipasanna meditation oleh Paauk Sayadaw
Tambahan keterangan :
Pada teknik Buddhanusati diatas dimulai dengan Anapanasati sampai jhana ke-4 baru masuk ke Buddhanusati. Adapun yang sering kita dengar dan ketahui dengan cara kebalikannya yaitu dengan dimulai Buddhanusati langsung. Dan cara ini biasanya dan dikenal dengan teknik 'Buddho ' Ajahn Mun.
Bagaimana jika langsung memulai meditasi Buddho dengan cara Ajahn Mun :
Ia pertama kali langsung membatin 'Buddho....Buddho' dan kata Buddho ini adalah salah satu sifat Buddha dari 9 sifat Buddha itu sendiri. Setelah diucapkan dengan terus menerus pikiran akan menjadi semakin terkonsentrasi dan tenang, pembatinan/pengulangan kata Buddho dalam hati ini harus dilakukan dengan segenap hati,sehingga pada moment tertentu terasa tanpa membatin berulang-ulang Buddho menjadi satu seperti gema yang menggema dengan sendirinya. Terasa dalam setiap nafas hanya ada 'Buddho' dan jika ada nimitta Buddha/wujud Buddha muncul maka ia harus mengabaikannya dan terus pada 'Buddho' . Maka pada saat itu pikiran akan menjadi tenang dan masuk ke upacara samadhi dan pada saat itu bila ingin dilanjutkan ke jhana ia dapat beralih ke anapanasati atau bisa dilanjutkan ke vipasana.
9 sifat Buddha :
1. He is Holy
(Araham)2. He is fully self-enlightened (Sammasambudho).
3. He is proficient in knowledge and conduct Vijjacaranasampanno).
4. He is a welfarer (Sugato)
5. He knows all worlds (Lokavidu)
6. He is a peerless charioteer to tame men (Anuttaro purisa damma sirathi).
7. He is a teacher of Gods and men (Satthadevamanusssanam)
8. He knows the Truth
(Buddho).9. He is glorious (Bhagava).
Demikian dari dua perbandingan penggunaan meditasi Buddhanusati yang berintikan hal yang sama, meditator dapat memilih cara terbaik bagi dirinya untuk memulai Buddhanusati ini. Perlu diketahui pula meditasi Buddhanusati ini adalah salah satu dari 4 Meditasi perlindungan(metta bhavana, Buddhanusati, Asubha bhavana, Marananussati).
Smoga bermanfaat
Mettacitena