Thanks bro Ariyakumara, ini sangat membantu saya, karena selama ini pemahaman sy Mahayana telah dimulai sejak Buddhist Council II, apalagi rehearsal Tipitaka secara komplit tidak dilakukan oleh kaum Arahat (mana mgk kaum perumah tangga rehearsal Tipitaka secara komplit ?), jadi saya tetap memegang keterangan yang saya pernah dapatkan di bangku kuliah, apalagi waktu itu disebutkan bahwa dlm Buddhist Council II telah mulai dicanangkan nya Bodhisattahood, Buddhahood, yangmana sang Buddha tidak mengajarkan hal tsb, sehingga penyimpangan awal ini memang udah dimulai sejak Konsili ke II, sejak dicanangkan nya ajaran Bodhisattahood (dimana kita semua tahu Bodhisatta bukan orang yang mencapai KESUCIAN, hanya ARAHAT saja yang telah mencapai tingkat tertinggi bukan Bodhisatta)
Kalo ada waktu baca buku Sects and Sectarianism itu dulu, sis, karena banyak memberikan pandangan baru tentang sejarah kemunculan aliran-aliran Buddhisme awal....
Kalo kita baca kisah di Culavagga tentang konsili II, di sana jelas bahwa Konsili II itu dilaksanakan karena sekelompok bhikkhu Vajji yang menerapkan 10 poin yang dianggap melanggar Vinaya oleh para bhikkhu senior. Tetapi menurut para bhikkhu Vajji, mereka hanya mengubah beberapa aturan minor yg tidak penting spt yg diamanatkan Sang Buddha sesaat sebelum wafat. Maka diadakanlah Konsili II untuk memutuskan hal ini dan para bhikkhu Vajji dinyatakan melanggar oleh para bhikkhu senior yang hadir. Belum ada perpecahan aliran di sini, hanya perbedaan penerapan Vinaya.
Nah, komentar Vinaya (Samantapasadika) menyebutkan setelah Konsili II para bhikkhu Vajji bereformasi membentuk Mahasanghika. Tetapi ini versi Theravadin, sedangkan versi Sarvastivada kisah asal mula Mahasanghika agak berbeda. Pernah saya bahas di
Asal Mula Aliran Mahasangika Menurut Teks Sarvastivada. Tak hanya itu, Bhikkhu Sujato juga meneliti dari teks Mahasanghika itu sendiri. Jadi kita tidak hanya mengambil satu versi kisah saja, tetapi membandingkan semua kisah untuk mendapatkan gambaran yang sebenarnya....