Wah puisi yang menggugah
tapi sayang seharusnya berada di topik puisi. Semoga Mod-mod berkenan memindahkannya.
Ok, sekarang saya juga jadi terinspirasi ingin berpuisi. Judulnya hampir sama
:
Aku Siswa Raja MaraAku Siswa Raja MaraKu kira aku siswa Sang Tathagata,
belajar Dharma nan sejati
dari guruku yang kuanggap suci,
dari sutra-sutra ciptaannya
Aku percaya pada guruku
yang konon tercerahkan dimasa lalu.
Ia adalah idolaku,
Ku bawa fotonya saat kepergianku,
Saat guruku berkata,
ia bertemu Tathagata
tanpa penyelidikan dulu
aku percaya tanpa ragu.
Aku siswa guru suciku,
ku tak perlu sutra lainnya lagi
sutra guruku yang nomer satu
sebagai pengisi kehampaan batinku
Hanya guruku yang nomer satu.
Jangan ada yang mengganggu guruku!
Jangan ada yang menghina guruku!
Hadapi aku sebelum guruku!
Aku menyebarkan dharma yang bukan Dharma.
Aku menutup rapat telingaku
dari nasihat para bijaksana
yang kuanggap sebagai pengganggu.
Ah! Aku suka melayani debat
membela guru muliaku.
Tapi jawabanku berputar-putar selalu
tanpa dasar dan arah yang tepat
Saat kritikan pedas menghampiriku
aku tempatkan diriku
sebagai orang yang lemah
agar orang berbelas kasih
Dengan rasa iba
orang menganggap aku teraniaya,
menganggap aku dipihak yang benar,
tanpa sadar senyumku melebar
Ku doakan mereka agar sadar
walau aku pun belum sadar
ku buatkan mereka puisi nan indah
pencurah batinku yang gundah
Lirih kudengar suara-suara:
Bertobatlah!
Supaya kau masuk surga!
Ku menjawab: cuek ah! gelap ah!
Olala..!
Kini kusadar aku keras kepala
Batinku membeku bagai es di kutub utara.
Aku lupa ajaran Sakyamuni Mulia
yang tertuang dalam Kalama Sutta
Ah! batinku kini terbuka
aku ternyata hanyalah siswa Raja Mara
Yang bermahkotakan moha
Berpedangkan avidya
-Selesai-