//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Buddha Bar Dinilai Melecehkan Agama Buddha  (Read 312418 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline J.W

  • Sebelumnya: Jinaraga, JW. Jinaraga
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.864
  • Reputasi: 103
  • Gender: Male
Re: Buddha Bar Dinilai Melecehkan Agama Buddha
« Reply #420 on: 05 March 2009, 04:19:18 PM »
^
^
^
sapa sech loe, please dech ah

kenal j kagak, sori ya, ga kelas,
sapa sech jinaraga (artist mana tuh) ga kenal tuh....
emang nya situ kelas berapa, koq tidak pernah keliatan masuk kelas
sering bolos ya, hayooo....

wkwk... yah mmg gk kenal.
jinaraga yah hny jinaraga :))
Pasti gk pernah keliatan donkk....wong kita gk satu sekolah :))

Offline Hendi Wijaya

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 452
  • Reputasi: 16
  • Gender: Male
  • Namo Buddhaya...
Re: Buddha Bar Dinilai Melecehkan Agama Buddha
« Reply #421 on: 05 March 2009, 04:21:15 PM »
Bagusnya ikutin dl info2 yang beredar, sy td ada baca di email bahwa saat ini pemilik BB sedang negosiasi dgn franchise di perancis untuk mengganti nama resto tsb, namun karna franchise berada di perancis jd msh butuh waktu untuk di proses. Nah pemilik resto BB sdh beritikad baik untuk mengganti nama resto, malah masih ada jg yg ngomeeelll terus, demooo terus .

Katanya cinta kasih terhadap semua mahkluk ... Katanya semoga semua mahkluk berbahagia... Buktinya??

SETOJOE" SAMA OM FELIX... :jempol:

berarti memank dari namanya ya makannya sampai terjadi perdebatan serius spt ini...?
bagi" infonya dunk yg pernah ke BB,apakah memank isi dalam BB itu sendiri yg membuat org" memperdebatkannya ato hanya karena nama 'bar' tsb?

apa jangan" pada belon pernah ke BB ney?cuma berkoar" kumpul bukti dari artikel"...cape d  ::)

ditunggu info resminya... :-w
Thx.
 _/\_
« Last Edit: 05 March 2009, 04:23:25 PM by Hendi Wijaya »
"Persiapan terbaik untuk hari esok adalah dengan menyelesaikan pekerjaan hari ini dengan baik"

Offline nyanadhana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.903
  • Reputasi: 77
  • Gender: Male
  • Kebenaran melampaui batas persepsi agama...
Re: Buddha Bar Dinilai Melecehkan Agama Buddha
« Reply #422 on: 05 March 2009, 04:26:44 PM »
biasanya tu efek domino marahnya kek gini
ya udah pergi ngerasa keberatan trus cerita ke orang yang belum pergi,nah si orang yang belum pergi ini menjadi ikut marah sehingga tambah bumbu cerita,nah si orang ga tahu ini cerita lagi ke orang2 yang ga pernah pergi lagi.sehingga semua orang terpancing emosinya tanpa tahu jelas isi buddha bar itu apa.yang penting buddha bar udah jelek ya jelek.
nah beberapa petinggi buddhist yang kecimplung dalam politik segera pakai momen untuk nyetir orang2 seperti ini biar makin gila.hah..yang rusak dari dalam.
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one’s own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Offline hatRed

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.400
  • Reputasi: 138
  • step at the right place to be light
Re: Buddha Bar Dinilai Melecehkan Agama Buddha
« Reply #423 on: 05 March 2009, 04:27:44 PM »
 [at] Hendi

tanya om Gunawan aja

ney cilakan baca ^-^

http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=6592.msg110300#msg110300

dari page 7 mpe abizzz
i'm just a mammal with troubled soul



Offline Forte

  • Sebelumnya FoxRockman
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 16.577
  • Reputasi: 458
  • Gender: Male
  • not mine - not me - not myself
Re: Buddha Bar Dinilai Melecehkan Agama Buddha
« Reply #424 on: 05 March 2009, 04:29:22 PM »
29 pages.. ^-^

IMO.. semuanya sudah tahu ada perbedaan 2 pendapat yang berbeda.. dan kalau diteruskan pendapat mana yang salah / pendapat mana yang benar juga tidak bermanfaat bagi kemajuan batin..

Jadi IMO lebih baik bahas seputar update berita terbaru yang menyangkut Buddha Bar saja..
Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku
6 kelompok 6 - Chachakka Sutta MN 148

Offline johny

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 11
  • Reputasi: 2
  • Gender: Male
Re: Buddha Bar Dinilai Melecehkan Agama Buddha
« Reply #425 on: 05 March 2009, 04:29:52 PM »
Rekan - Rekan se-Dhamma,

Beberapa saat yang lalu saya menerima rantai SMS yang berisikan berita berikut ini :

Ajahn Brahm ttg Buddha Bar : Orang bisa saja hancurkan wihara dan arca Buddha, bakar Tipitaka, bahkan bunuh bhikkhu, tapi kita tak akan biarkan mereka menghancurkan ajaran Buddha, yakni : KEDAMAIAN, TOLERANSI, dan HARMONI ;) di BB saya dengar kan ada arca Buddha, kalau perlu kita titip sekalian buku" Dhamma di BB, siapa tahu sambil makan-minum para tamu tertarik belajar Dhamma ;) Kalau umat Buddha mau demo boleh " saja, tapi harus dg cara damai. Kalai berhasil ya syukur, kalau gagal ya sudah gapapa, peace...;) be happy ;) ~ Fwd.

Apakah benar itu dari Ajahn Brahm atau orang yg mencatut nama Ajahn...saya fikir, kita tidak usah diperdebatkan.

Point of view kita terhadap Buddha Bar khususnya ada dua arah intern (konsolidasi pandangan dan pemahaman dalam kalangan buddhis) dan ekstern (sikap yang kita display keluar), dan ini saling berketerkaitan. Ada yang mau protes BB ...monggo karena point yang di acukan jelas secara hukum, namun perlu kita ingat tidak sampai terjadi pengrusakan materi maupun nyawa, pembakaran, dsb. Kembali ke SMS "menang syukur", kalah gapapa" karena inilah hidup yang penuh perjuangan. Hal ini senada dengan Kekayaan, bagaimana kita berusaha, bagaimana kita membelanjakan kekayaan yg kita peroleh, dan bagaimana sikap kita terhadap kekayaan. Bukan berarti mengagungkan kemelekatan.

Ada yang tidak merasa terganggu dengan kehadiran BB, monggo.... namun tidak perlu langsung serta merta men-"cap" orang - orang yang protes sebagai buddha KTP, wajah - wajah yang mengaku umat buddha, tidak paham dengan ajaran buddha, dsb.

Ketika kita bilang kita putih, jangan lupa di sana ada sebuah titik hitam, ketika kita bilang orang lain hitam, jgn lupa disana ada sebuah titik putih.

Pada dasarnya, kita (maaf, jika ada yang tidak berkenan saya menggunakan kita) semua berniat baik untuk protes / anti-buddha bar ataupun untuk protes terhadap yang protes / anti-buddha bar.

Dengan menunjukkan atau melayangkan surat keberatan (biasanya kl bahasa diplomat "sangat disayangkan" telah berdiri sebuah entitas bisnis dengan menggunakan salah satu lambang/simbol agama, khususnya Agama Buddha, yang sah dan diakui di NKRI).

Dengan melayangkan surat protes, tidak serta merta menjadikan seseorang tidak berbudaya, budaya apa yang sedang kita diskusikan disini, budaya buddha, budaya sosial, budaya toleransi, dll. Ironis sekali seseorang di label untuk apa yang belum dilakukannya "Jihad". Karena makna kata Jihad sendiri masih banyak pro dan kontra.

Kalau berbicara tentang "excess baggage" yang timbul/muncul akibat adanya protes secara hukum ini. Itu lah hal yang akan kita pikirkan, karena melayangkan protes ataupun tidak...sikap ini akan menuai "excess baggage" dan ini adalah konsekuensi yang harus kita hadapi bersama dengan bijaksana.

Kesalahpahaman yang terjadi dalam sebuah komunikasi biasanya terjadi karena
1. generalisasi komunikasi
    contoh  : kalau seseorang hidup di zaman Buddha, mungkin Cinca sudah kalian rejam.
2. penghilangan sebuah/salah satu pemikiran
    contoh : menyatakan dunia akan berpikir umat buddha adalah penyembah berhala. ok...then
    kenapa tidak dipikirkan ? apa kata dunia, kalau umat buddha hanya tinggal diam ? tidak berani bersikap..?
3. menjadi pembaca pikiran
    belum kenal, belum melakukan analisa, sudah men"cap" apa yang sedang dipikirkan seseorang.
    ibaratnya begini "baru melihat satu frame film, sudah menyatakan mengerti seluruh cerita filmnya"

dan masih banyak lagi sebab-sebab kegagalan sebuag komunikasi, fyi as follow:

Speech segmentation
In most spoken languages, the sounds representing successive letters blend into each other, so the conversion of the analog signal to discrete characters can be a very difficult process. Also, in natural speech there are hardly any pauses between successive words; the location of those boundaries usually must take into account grammatical and semantic constraints, as well as the context.

Text segmentation
Some written languages like Chinese, Japanese and Thai do not have single-word boundaries either, so any significant text parsing usually requires the identification of word boundaries, which is often a non-trivial task.

Part-of-speech tagging
Word sense disambiguation
Many words have more than one meaning; we have to select the meaning which makes the most sense in context.

Syntactic ambiguity
The grammar for natural languages is ambiguous, i.e. there are often multiple possible parse trees for a given sentence. Choosing the most appropriate one usually requires semantic and contextual information. Specific problem components of syntactic ambiguity include sentence boundary disambiguation.
Imperfect or irregular input 
Foreign or regional accents and vocal impediments in speech; typing or grammatical errors, OCR errors in texts.

Speech acts and plans
A sentence can often be considered an action by the speaker. The sentence structure alone may not contain enough information to define this action. For instance, a question is actually the speaker requesting some sort of response from the listener. The desired response may be verbal, physical, or some combination. For example, "Can you pass the class?" is a request for a simple yes-or-no answer, while "Can you pass the salt?" is requesting a physical action to be performed. It is not appropriate to respond with "Yes, I can pass the salt," without the accompanying action (although "No" or "I can't reach the salt" would explain a lack of action).

atau mungkin bisa visit ke http://en.wikipedia.org/wiki/Meta_model_(NLP)

bukan sok mengajar namun untuk pengetahuan kita bersama..... saya tidak mencoba menjadi "Bhikkhu ke-3" karena kesepakatan dalam topic ini lomba diam.

Namun kita sing masing (kata org madura) :) saling mengutarakan pandangan, saling mengisi, ada yang berjalan terlalu ke kiri, silahkan kembali ketengah...ada yang berjalan terlalu ke kanan, silahkan kembali ketengah. Sehingga kita bebas dari devide et impera yang ironisnya diakibatkan dalam tubuh (umat buddha) kita sendiri. Umat buddha (apapun sektenya) bagaikan jari - jari yang saling membutuhkan. Ketika kita meninju kedepan (jgan langsungberanggapan saya menyuruh memukul orang yah..:) ) posisi kepal sing masing jari (jempol hingga kelilingking) adalah berbeda tapi tujuannya sama yaitu memusatkan pukulan ke depan.

Para Buddha menyampaikan strategi menuju kebahagian dan teknis pelaksanaanya berpulang kembali ke sing masing individu. Ada yang suka makan sate, silahkan, ada yang suka makan sayur silahkan, namun hendaknya tidak sampai terjadi saling cerca dan menuduh antara pemakan sate dan pemakan sayur.

Berjuta kesadaran bisa muncul dalam satu petikan jari, tentunya tidak bijak men"cap" seluruh kehidupan seseorang.

Maaf apabila tidak ada yang berkenan,

Tak Kenal maka Tak Sayang,
Tak Sayang karena Tak Kenal.


Whatever you do will be insignificant, but it is very important that you do it.
Mahatma Gandhi


Salam,
Johny

Offline m1ch43l

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 121
  • Reputasi: 4
  • Gender: Male
Re: Buddha Bar Dinilai Melecehkan Agama Buddha
« Reply #426 on: 05 March 2009, 04:31:32 PM »

Bagaimana mempraktekkan 8 jalan yang dimulai dari Pandangan Benar, jika melihat ada suatu kesucian dalam patung?

[/quote]
apakah menghormati Buddha rupang Pandangan Salah?
Aku ini Buddha KTP yg sedang belajar dan memahami Dhamma

Offline hatRed

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.400
  • Reputasi: 138
  • step at the right place to be light
Re: Buddha Bar Dinilai Melecehkan Agama Buddha
« Reply #427 on: 05 March 2009, 04:33:19 PM »
ini di forum sebelah ada yg moto2, gak tau dah itu buddha bar di jakarta apa bukan.

http://www.w****a.com/forum/showthread.php?t=2613
i'm just a mammal with troubled soul



Offline chocoedd

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 44
  • Reputasi: 3
Re: Buddha Bar Dinilai Melecehkan Agama Buddha
« Reply #428 on: 05 March 2009, 04:34:16 PM »
kalo gw tiap kali bersikap anjali terhadap patung buddha di vihara  berarti gw salah yah?

Offline naviscope

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.084
  • Reputasi: 48
Re: Buddha Bar Dinilai Melecehkan Agama Buddha
« Reply #429 on: 05 March 2009, 04:34:30 PM »
^
^
^
sapa sech loe, please dech ah

kenal j kagak, sori ya, ga kelas,
sapa sech jinaraga (artist mana tuh) ga kenal tuh....
emang nya situ kelas berapa, koq tidak pernah keliatan masuk kelas
sering bolos ya, hayooo....

wkwk... yah mmg gk kenal.
jinaraga yah hny jinaraga :))
Pasti gk pernah keliatan donkk....wong kita gk satu sekolah :))

wakakaka.....
kirain kamu satu sekolah n satu kelas ama gw
ternyata bukan ya...

berarti emang bener donk, kita ga kelas....
y ud, biarin pun kita ga satu sekolah, n ga satu kelas
tapi kita satu tuhan bro, eh salah, satu buddha... ;D

yg kayak gini2, gw suka tuh, orang nya asik  ^-^

salam piss n love,

navis
Tinggalkan masa lalu, lepaskan beban akan masa depan, tidak terikat dengan yang sekarang maka kamu akan merasakan kedamain batin.

Leave the past alone, do not worry about the future, do not cling to the present and you will achieve calm.

Offline coedabgf

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 946
  • Reputasi: -2
Re: Buddha Bar Dinilai Melecehkan Agama Buddha
« Reply #430 on: 05 March 2009, 04:35:58 PM »
ayo apa tuh yang udah pernah? pegimana dalamnya? bejad ga? saran saya sih klo baik-baik saja promosi lebih terkenal sosok Buddha apalagi ada dituliskan inti pengajarannya, membagi pengetahuan benar 'jangan berbuat jahat perbanyak kebajikan sucikan hati dan pikiran inilah ajaran guru Buddha', orang bisa tahu oh ini toh ajaran Buddha. kali-kali menjadi inspirasi pikiran pembacanya.
ayo lebih baik minta ditulis saja inti ajarannya biar bagaimanapun kodisi tempatnya, anggap saja memberitakan, coba klo sengaja-sengaja siapa yang mau atau bisa?, bukan malah disangkut-sangkutin bawa-bawa ibu pemilik dan nama partai, apa urusannya, orang usaha legal.
iKuT NGeRumPI Akh..!

Offline naviscope

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.084
  • Reputasi: 48
Re: Buddha Bar Dinilai Melecehkan Agama Buddha
« Reply #431 on: 05 March 2009, 04:37:05 PM »
kalo gw tiap kali bersikap anjali terhadap patung buddha di vihara  berarti gw salah yah?

nice question
Tinggalkan masa lalu, lepaskan beban akan masa depan, tidak terikat dengan yang sekarang maka kamu akan merasakan kedamain batin.

Leave the past alone, do not worry about the future, do not cling to the present and you will achieve calm.

Offline coedabgf

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 946
  • Reputasi: -2
Re: Buddha Bar Dinilai Melecehkan Agama Buddha
« Reply #432 on: 05 March 2009, 04:39:10 PM »
seperti naruh alkitab di hotel-hotel klo bisa/boleh, siapa yang mo naruh Dhammapada di hotel-hotel, nti aku yang ambil, gratis!
iKuT NGeRumPI Akh..!

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Buddha Bar Dinilai Melecehkan Agama Buddha
« Reply #433 on: 05 March 2009, 04:39:56 PM »
Rekan - Rekan se-Dhamma,

Beberapa saat yang lalu saya menerima rantai SMS yang berisikan berita berikut ini :

Ajahn Brahm ttg Buddha Bar : Orang bisa saja hancurkan wihara dan arca Buddha, bakar Tipitaka, bahkan bunuh bhikkhu, tapi kita tak akan biarkan mereka menghancurkan ajaran Buddha, yakni : KEDAMAIAN, TOLERANSI, dan HARMONI ;) di BB saya dengar kan ada arca Buddha, kalau perlu kita titip sekalian buku" Dhamma di BB, siapa tahu sambil makan-minum para tamu tertarik belajar Dhamma ;) Kalau umat Buddha mau demo boleh " saja, tapi harus dg cara damai. Kalau berhasil ya syukur, kalau gagal ya sudah gapapa, peace...;) be happy ;) ~ Fwd.

Apakah benar itu dari Ajahn Brahm atau orang yg mencatut nama Ajahn...saya fikir, kita tidak usah diperdebatkan.


Salam,
Johny

Ya itu yg dikatakan Ajahn Brahm, saya dengar langsung  di hotel Sanur Paradise Bali tgl 3 Maret 2009 jam 19.30 WIT ;D _/\_
Bagi saya jawaban beliau sangat bijaksana.
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline yanfei

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 430
  • Reputasi: 12
Re: Buddha Bar Dinilai Melecehkan Agama Buddha
« Reply #434 on: 05 March 2009, 04:40:25 PM »
bro,umat Buddhis setau gw itu BERUSAHA N PANTANG MENYERAH,nantinya patung itu mau dihancurkan,gw seh gpp koq..drpd diam n ga PEDULI,N MEMIKIRKAN pengembangan dirinya sendiri

Saya mau tanya, dengan protes2 ini, apakah bathin lebih banyak orang bisa berkembang?


tujuan saya memprotes sudah jelas bahwa sudah melecehkan agama saya supaya nanti ga timbul gejolak,sedangkan anda memprotes yg menolak Buddha bar tujuannya apa?

Saya protes karena Buddha tidak pernah mengajarkan untuk melekat pada simbol-simbol agama. Buddha mengajarkan dhamma agar manusia bisa damai dan bahagia walau ada gejolak yang terjadi di luar (seperti penghinaan dan lain2).

Dan sudah saya posting sebelumnya bahwa penghormatan tertinggi kepada Buddha adalah dengan menjalankan Dhamma, bukan dengan hal-hal lain seperti mengagungkan simbol.


kalo gitu anda termasuk penuh kebencian? karena anda bilang protes itu bagian dari kebencian  :whistle:

 

anything