//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Selayang pandang Thiu Chiam, Djiam si dan Poh pue  (Read 11538 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline purnama

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.309
  • Reputasi: 73
  • Gender: Male
Selayang pandang Thiu Chiam, Djiam si dan Poh pue
« on: 17 November 2008, 01:21:06 PM »


•   Thiu Djiam dan  Ciam Sie

Thiu Djiam

Djiu Djiam adalah Prasarana atau tempat buli - buli bamboo Butiran yang di beri nomor untuk Djiam si. Djiu djiam diperuntukan kepada masyarakat yang hendak mencari jawaban dari persoalan dalam kehidupannya.  Cara mengunakannya adalah mengocok tabung Djiu Djiam sampai Satu Buli bambu jatuh, kemudian diletakan ke hiolo untuk dipertanyakan keabsahannya buli tersebut untuk  menentukan jawaban untuk si penanya.


Asal usul adanya Ciam Sie.
         
Pada jaman dahulu sudah banyak orang-orang yang datang ke klenteng mencari Guru-Guru agama untuk meminta bantuan atau pertolongan. Ada yang menanyakan nasib dan jodoh mereka, dan ada juga untuk penyembuhan penyakit-penyakit serta meminta obat-obatan.

Tetapi pada bulan bulan-bulan tertentu, para Guru itu tidak ada di klenteng karena mencari obat-obatan di hutan atau di pegunungan, seperti ginseng, jamur, dan lain-lainnya. Dalam pencarian obat ini dibutuhkan waktu berbulan-bulan lamanya.

Untuk itu para Guru membuat Ciam Sie supaya masyarakat atau orang-orang yang datang dari jauh tidak kecewa karena Gurunya tidak berada di tempat.


Masyarakat yang tertolong kemudian membawa oleh-oleh untuk Guru tersebut sebagai tanda terima kasih. Karena Guru-Guru tidak berada di tempat, maka diletakkan di atas meja sembahyang. Ada juga yang datang membawa persembahan kepada Dewa.

Ciamsi, qianshi, qiuqian adalah suatu cara mencari jawaban atas permasalahan diri yang dihadapi oleh orang-orang. Adapun isinya adalah syair-syair yang merupakan cuplikan dari kisah-kisah jaman dahulu. Seperti kisah Sanguo, Chunqiu, maupun kisah-kisah
lainnya.

Ciamsie baru mulai ada dalam catatan sejarah pada masa dinasti Tang.
Cara ini berasal dari Yuanyang daogoan, dimana daoshi disana menggunakan cara ciamsie untuk memutuskan hubungan yang bisa buruk karena ada orang yang bertanya kepada daoshi.

Hubungan buruk ini adalah suatu bentuk manipulasi pikiran oleh "oknum". Dan hal itu harus kita akui banyak terjadi di kepercayaan apapun bahwasanya umat-umat sering dieksploitasi oleh pemuka agama.
Jadi ciamsie adalah suatu cara dimana berfungsi memutuskan hubungan yang bisa dimanipulasi dan juga memberikan jawaban dengan "hati" sipenanya itu sendiri.

Taoism mengenai istilah lingzhi atau pengobatan kejiwaan. Banyak bentuk ritual maupun kegiatannya bersifat lingzhi. Tapi pengobatan lingzhi itu juga tidak luput dari konsep 3 hun dan 7 po.


•   Poh Pwee

Sejarah penggunaan pwee dengan prinsip Yin Yang dan Sheng sudah ada
tercatat sejak jaman Musim Semi dan Gugur, yaitu kira-kira 600an B.C.E.
Tentunya dengan metode dan konsep yang berbeda, yaitu mereka menggunakan batang-batang bambu untuk menyusun garis Yang dan garis Yin dan konsepnya adalah mencari tahu atau memprediksi keadaan atau situasi dengan membaca gejala atau sinyal dari alam. Metode ini berkaitan dengan Yijing.

Pwa pwee dalam ilmu metaphysic Tiongkok, termasuk bagian dari bu. Bukan merupakan alat atau sarana berkomunikasi dengan mahluk lain tapi lebih kearah membaca tanda alam yang berkaitan dengan permasalahan atau pertanyaan kita misalnya metode Tudi.

Tapi dibanyak kegiatan ritual dan upacara penghormatan, pwee ini merupakan alat atau sarana berkomunikasi dengan alam lain.
Kegiatan ini sudah ada sejak jaman dinasti Xia.

Kehadiran Pok Pue itu sebenarnya untuk bertanya kepastian jawaban kepada para dewa. Pok pue itu ngak hanya untuk ciam si tapi juga misal mau bersihkan altar,
mengangkat sajian, mengambil buah, Dan juga bertanya secara simple seperti Ciam si. Kegunaan pok pue sebenarnya hampir sama dengan Ciam si. Untuk mengetahui Ciam si anda bisa mencarinya di search engine. Perbedaannya Pok pue simpel dan sederhana.


Lambang atau simbol pokpue itu adalah :

Bagian terbuka dan bagian tertutup, sama seperti koin memiliki 2 bagian, sisi muka dan sisi belakang. (gambarnya disini sih ngak bisa ditampilkan, maaf sebenarnya musti diterangin sama benda nya) yang terdiri dari 2 buah seperti pisang yang dibelah dua (bentuk barangnya, seperti pisang dibelah dua sisi yang dipotong adalah sisi terbuka, sementara sisi lengkung itu tertutup).

Cara / Tradisi menggunakan pok pue :

1. Anda Diwajibkan Sembayang dahulu kepada Thian Atau Tuhan Yang Maha Esa.

2. Dilanjutkan sembayang kepada para dewa.

3. Setelah selesai sembayang baru anda bisa menggunakan pok pue.

4. Untuk mengetahui pokpue saya beri keterangan dengan singkatan
SB = sisi terbuka, ST = Sisi Tertutup.

5. Anda bertanya dahulu pertanyaan yang anda tunjukan, Dalam tradisi Ciamsi pok pue adalah alat digunaka terlebih dahulu sebelum bertanya lebih lanjut seperti Ciam si (Ciam si memberi keterangan rinci, pok pue tidak sifatnya sederhana).

Contoh pertanyaan simpel misal "boleh ngak minta nasehat dari Ciamsi ?"

6. jawabanya anda bisa lihat dari pok pue (dalam artian):

SB Dan SB berarti Sang Dewa tidak mengerti pertanyaan anda minta
diperjelas.

ST dan ST Berarti Sang dewa menolak.

SB Dan ST adalah Sang dewa menerima.

Offline CKRA

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 919
  • Reputasi: 71
Re: Selayang pandang Thiu Chiam, Djiam si dan Poh pue
« Reply #1 on: 05 August 2009, 01:43:40 PM »
Apakah yg ditunjukkan dalam gambar ini termasuk salah satu metode djiam si?

« Last Edit: 05 August 2009, 01:45:30 PM by CKRA »

Offline purnama

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.309
  • Reputasi: 73
  • Gender: Male
Re: Selayang pandang Thiu Chiam, Djiam si dan Poh pue
« Reply #2 on: 05 August 2009, 01:55:05 PM »
Apakah yg ditunjukkan dalam gambar ini termasuk salah satu metode djiam si?



Yup tapi beda cara dan tradisi, kalo di thailand itu ditujukan untuk perputaran 108 mangkuk yang mempersentasikan kepada murid sang budha yang berjumlah 108 orang, dari koin yang diberikan itu diputar arah jarum jam  dimaksudkan perjalanan manusia seperti roda dharma, begitu kita memutarnya ada yang lebih koin dan kurang koin itu dimaksudkan untuk mengetahui karma atau kondisi kita pada saat ini.

Offline CKRA

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 919
  • Reputasi: 71
Re: Selayang pandang Thiu Chiam, Djiam si dan Poh pue
« Reply #3 on: 05 August 2009, 02:00:41 PM »
Anumodana bro purnama untuk informasinya. Tapi mereka itu memasukkan koin berlawanan arah jam. Mungkin sama saja ya. Apakah itu adalah pengaruh budaya chinese yang telah membaur dengan budaya lokal thai dan buddhisme?

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Selayang pandang Thiu Chiam, Djiam si dan Poh pue
« Reply #4 on: 05 August 2009, 02:28:51 PM »
di vipassana graha, lembang juga ada tuh.
There is no place like 127.0.0.1

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Selayang pandang Thiu Chiam, Djiam si dan Poh pue
« Reply #5 on: 05 August 2009, 03:26:14 PM »

Yup tapi beda cara dan tradisi, kalo di thailand itu ditujukan untuk perputaran 108 mangkuk yang mempersentasikan kepada murid sang budha yang berjumlah 108 orang, dari koin yang diberikan itu diputar arah jarum jam  dimaksudkan perjalanan manusia seperti roda dharma, begitu kita memutarnya ada yang lebih koin dan kurang koin itu dimaksudkan untuk mengetahui karma atau kondisi kita pada saat ini.

Murid Sang Buddha kan ada ribuan, kok cuma 108?

Offline g.citra

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.372
  • Reputasi: 31
  • Gender: Male
  • Hidup adalah Belajar, Belajar adalah Hidup
Re: Selayang pandang Thiu Chiam, Djiam si dan Poh pue
« Reply #6 on: 07 August 2009, 07:04:20 AM »
Mo tanya ...

Kalo cuciam, trus hasilnya SB+SB apa bener itu katanya 'diketawain' ?
trus klo ST+ST 'dimarahin'?

Trus gimana klo di ulang sampe 3 kali gak pernah siopwe ? Ada gak batesnya (apa harus diulang sampe siopwe) ?

Trus kalo ciamsie di kelenteng (kocok lidi), dikocok sampe lama gak keluar-keluar dan pas sekalinya keluar, batang lidinya gak pernah 1 (lebih dari itu) ? Apa harus diulang terus sampe lidinya keluar 1 ? ato ada batesnya ?

anumodana sebelumnya ... _/\_ ...

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Selayang pandang Thiu Chiam, Djiam si dan Poh pue
« Reply #7 on: 07 August 2009, 09:36:27 AM »
Mo tanya ...

Kalo cuciam, trus hasilnya SB+SB apa bener itu katanya 'diketawain' ?
trus klo ST+ST 'dimarahin'?

Trus gimana klo di ulang sampe 3 kali gak pernah siopwe ? Ada gak batesnya (apa harus diulang sampe siopwe) ?

Trus kalo ciamsie di kelenteng (kocok lidi), dikocok sampe lama gak keluar-keluar dan pas sekalinya keluar, batang lidinya gak pernah 1 (lebih dari itu) ? Apa harus diulang terus sampe lidinya keluar 1 ? ato ada batesnya ?

anumodana sebelumnya ... _/\_ ...

kurang latihan

Offline purnama

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.309
  • Reputasi: 73
  • Gender: Male
Re: Selayang pandang Thiu Chiam, Djiam si dan Poh pue
« Reply #8 on: 07 August 2009, 09:37:16 AM »

Yup tapi beda cara dan tradisi, kalo di thailand itu ditujukan untuk perputaran 108 mangkuk yang mempersentasikan kepada murid sang budha yang berjumlah 108 orang, dari koin yang diberikan itu diputar arah jarum jam  dimaksudkan perjalanan manusia seperti roda dharma, begitu kita memutarnya ada yang lebih koin dan kurang koin itu dimaksudkan untuk mengetahui karma atau kondisi kita pada saat ini.

Murid Sang Buddha kan ada ribuan, kok cuma 108?
Anumodana bro purnama untuk informasinya. Tapi mereka itu memasukkan koin berlawanan arah jam. Mungkin sama saja ya. Apakah itu adalah pengaruh budaya chinese yang telah membaur dengan budaya lokal thai dan buddhisme?

1. Sebenarnya sama aja mau berlawan arah mau searah jarum jam sama aja itu maksudnya adalah seperti Roda Kehidupan.

2. Apakah itu adalah pengaruh budaya chinese yang telah membaur dengan budaya lokal thai dan buddhisme?

Jawabannya sebenarnya itu diadaptasi dari tiongkok, lalu diproses melalui kultur budaya setempat. Kalau dalam konsep ajaran Budhism sebenarnya tidak ada metode peramalan, jg tidak ada metode melarang meramal, perbedaanya adalah dalam konsep thai menggunakan kalimat-kalimat nasehat yang berasal dari kitab kitab Sutta Teravada, lebih kearah memberikan kondisi nasehat posisi kita pada saat ini.


Yup tapi beda cara dan tradisi, kalo di thailand itu ditujukan untuk perputaran 108 mangkuk yang mempersentasikan kepada murid sang budha yang berjumlah 108 orang, dari koin yang diberikan itu diputar arah jarum jam  dimaksudkan perjalanan manusia seperti roda dharma, begitu kita memutarnya ada yang lebih koin dan kurang koin itu dimaksudkan untuk mengetahui karma atau kondisi kita pada saat ini.

Murid Sang Buddha kan ada ribuan, kok cuma 108?

Betul Bro indra sebenarnya murid Buddha banyak, g analisis berdasarkan wawacara di Vipasana graha Bro, emang jawabannya seperti itu, mungkin g musti analisis dari segi buku dan analasis lainnya, mungkin bro Tan lebih tau soal analisis ini, dia sempat konsen menganalisa Astornomy dari seluruh dunia, dan juga metode seperti Djiam si, Dan sebagainya. kalo mau dilihat dari konsep, mangkuk mangkuknya itu sebenarnya untuk sedekah, untuk berbuat darma, untuk sosial, dan kita menaruh uang kedalam mangkuk itu, ibarat kita memberi sedekah kepada sangha, kalo dijumlah kan semua mangkok itu berjumlah 108 mangkok ( g Pernah hitung sendiri), dithailand juga sama jumlahnya (berdasarkan wawacara g di vipasana Graha ), ngak ada jauh beda dengan di indo.
Mungkin kalo Bro Tan online dia bisa bantu masalah ini, dia lebih expert soal analasis metafisika.

Mo tanya ...

Kalo cuciam, trus hasilnya SB+SB apa bener itu katanya 'diketawain' ?
trus klo ST+ST 'dimarahin'?

Trus gimana klo di ulang sampe 3 kali gak pernah siopwe ? Ada gak batesnya (apa harus diulang sampe siopwe) ?

Trus kalo ciamsie di kelenteng (kocok lidi), dikocok sampe lama gak keluar-keluar dan pas sekalinya keluar, batang lidinya gak pernah 1 (lebih dari itu) ? Apa harus diulang terus sampe lidinya keluar 1 ? ato ada batesnya ?

anumodana sebelumnya ... _/\_ ...

1. jawabannya itu pernah saya jawab.
2. Jawabanya benar hanya 3 kali, kalo itu sisi tertutup didapat 3, anda belum dapat bertanya , Khusus minta ijin bertanya ataupun Pertanyaan khusus.
3. Kocoknya kekerasan kali, kalo anda kocok lain kali sudutnya 45 derajat, paling lebih juga 60 derajat, supaya jatuhnya ngak beratakan

Offline g.citra

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.372
  • Reputasi: 31
  • Gender: Male
  • Hidup adalah Belajar, Belajar adalah Hidup
Re: Selayang pandang Thiu Chiam, Djiam si dan Poh pue
« Reply #9 on: 07 August 2009, 10:37:14 AM »
 [at]  bro Indra ... Wah klo gitu, klo ada yang dah 'ahli', bisa buka 'kursus' dunk ...  ^-^


Mo tanya ...

Kalo cuciam, trus hasilnya SB+SB apa bener itu katanya 'diketawain' ?
trus klo ST+ST 'dimarahin'?

Trus gimana klo di ulang sampe 3 kali gak pernah siopwe ? Ada gak batesnya (apa harus diulang sampe siopwe) ?

Trus kalo ciamsie di kelenteng (kocok lidi), dikocok sampe lama gak keluar-keluar dan pas sekalinya keluar, batang lidinya gak pernah 1 (lebih dari itu) ? Apa harus diulang terus sampe lidinya keluar 1 ? ato ada batesnya ?

anumodana sebelumnya ... _/\_ ...

1. jawabannya itu pernah saya jawab.
2. Jawabanya benar hanya 3 kali, kalo itu sisi tertutup didapat 3, anda belum dapat bertanya , Khusus minta ijin bertanya ataupun Pertanyaan khusus.
3. Kocoknya kekerasan kali, kalo anda kocok lain kali sudutnya 45 derajat, paling lebih juga 60 derajat, supaya jatuhnya ngak beratakan


1. Pernah jawab dimana bro ? link-nya ?
2. Gimana klo 'diketawain' ampe 3 kali ?
3. Lha ...kan disitu ada bio-kong nya ... n  dah dibilangin (baca: dikasih petunjuk) ... soalnya waktu itu juga 'sang bio-kong' sempet binun juga tuh ... :))

 

anything