//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Riwayat Maha Sesepuh Maitreyawira (Pendiri aliran Buddha Maitreya di Indonesia)  (Read 65870 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Top1

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 429
  • Reputasi: 10
  • Hanya Sebuah Fenomena
Menjawab pertanyaan sdr. Dilbert tentang niat pencetus aliran Buddha Maitreya di Indonesia berikut saya sampaikan riwayat hidup pendiri aliran Buddha Maitreya di Indonesia.

Offline Top1

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 429
  • Reputasi: 10
  • Hanya Sebuah Fenomena
BAGIAN I

Enam puluh sembilan tahun yang lalu, yakni pada tahun 1926, seorang pemuda dengan pembawaan tenang, berwibawa, kalem, tampan, jujur dan skolastik datang ke Indonesia dengan membawa ijasah kesarjanaan dari Fakultas Kedokteran Gigi Tokyo yang terkenal di Jepang. Beliau adalah seorang dokter gigi yang cemerlang dan berpengalaman yang telah membuka praktek di kota Shang Hai dan Tokyo sebelum kedatangannya di Indonesia. Pemuda yang berpostur tubuh sedang (seperti umumnya orang Asia) dengan sinar mata yang lembut itu bernama Tin Sing alias Pik Ling dengan marga Tan. Beliau berasal dari Taiwan, lahir pada tanggal 1 Maret 1896 di Kota Fung Yen (Hong Guan) sebuah kotamadya di Thai Cung (Taiwan Tengah). Leluhur beliau berasal dari Cang Cou, propinsi Fu Cien, Tiongkok.

Seorang Profesional yang sukses di bidangnya

Terdorong oleh jiwanya yang lembut, cinta damai dan rasa seni yang tinggi, pemuda Tan Ting Sing ini lalu memilih kota Malang yang sejuk dan damai sebagai tempat berpijak untuk memulai lembaran hidup dengan karier sebagai seorang dokter gigi. Namun pada masa itu beliau hanya berhasil membuka praktek sebagai tukang gigi. Walaupun beliau lulus sebagai dokter namun dokter lulusan Jepang tidak diakui ijasahnya oleh pemerintah Belanda sehingga beliau dianggap hanya setingkat "Tukang Gigi".

Untuk mendapat ijin praktek sebagai dokter gigi, pemuda Tan Tin Sing ini harus mengikuti ujian yang diadakan oleh pemerintah. Namun beliau tak berkehendak menggunakan peluang itu. Jiwa spiritualnya yang tinggi dan penghayatan hidupnya yang amat intuitif membuat ia tidak berambisi untuk mengejar hidup yang berlebih-lebihan seperti pemuda berpendidikan tinggi umumnya. Sehingga walaupun hanya menjadi tukang gigi, pemuda skolastik ini tetap menunjukkan wajah yang berseri-seri degan senyumannya yang khas! Ada sesuatu yang amat tinggi dan halus yang melandasi jiwanya yang membuat pemuda ini berbeda dengan pemuda-pemuda lainnya. Beliau hidup amat disiplin dan sopan. Tidak pernah menyentuh rokok dan minuman keras, tak ada kehidupan malam dan berfoya-foya bagi hidupnya. Di sela-sela kesibukannya sebagai tukang gigi, beliau selalu meluangkan waktu untuk merenungkan jauh-jauh ke depan seolah ada sesuatu yang bukan milik dunia ini yang sedang ingin ia temukan! Ada sisi-sisi lain dalam hidup manusia yang ingin ia tembus dan pahami. Dorongan inilah yang membuat beliau mempunyai hobi baca yang amat besar.

Beliau suka membaca buku spiritual dari berbagai agama dan filsafat baik dari pemikir Barat maupun Timur. Membaca menjadi sesuatu yang teramat penting yang tak dapat dipisahkan dari hidupnya. Barangkali hobi baca inilah yang membuat alam renungannya begitu luas dan mendalam. Beliau tidak berbicara namun kuat berpikir. Disamping itu pemuda Tan Tin Sing ini amat terkenal dengan kesabarannya. Seakan tak ada api amarah di balik dadanya. Kelapangan dada dan kelapangan jiwa untuk memahami seseorang atau sesuatu yang tidak menyenangkan amatlah menakjubkan! Kehadiran beliau di tengah kota Malang cepat menarik perhatian banyak orang. Kehidupan beliau bagaikan air telaga bening yang mengalir tenang.

Walaupun beliau tidak berambisi besar dan hanya berpraktek sebagai tukang gigi, aneh sekali nama "Poliklinik Dental" dokter gigi yang sabar ini justru amat terkenal dan laris hingga ke mana-mana. Pasiennya banyak dan berasal dari berbagai daerah jauh. Keberhasilan ini membuat kehidupannya menjadi lebih dari cukup pada waktu itu. Dengan kondisi ekonomi yang kuat beliau pun dipandang sebagai salah satu bangsawan pada masa itu. Beliau dapat menikmati kemudahan-kemudahan hidup dari hasil usaha beliau yang gampang sebagai tukang gigi. Beliau mampu memiliki mobil berkelas senilai Rp 4000 (setara dengan BMW model terakhir masa kini). Di samping memiliki hobi dengan seni tinggi merangkai tanaman bonsai, beliau juga memiliki hobi yang mahal yaitu fotografi yang kala itu hanya dapat dinikmati oleh segelintir orang yang berkantong tebal saja.

Sebagai pemuda yang berpendidikan dan berpergaulan luas di kalangan atas, beliau selalu berpenampilan rapi dan tampak anggun dengan baju-bajunya yang berwarna khas putih-putih atau warna merah-gelap coklat tua dengan bahan pilihan yang khas pula, yang amat serasi dengan warna kulit beliau yang bersih dan putih. Ditambah lagi dengan perilaku beliau yang disiplin, sopan dan halus budi bahasa membuat beliau selalu tampak ningrat dengan pribadi yang amat menawan. Demikianlah dokter gigi yang berkharisma namun rendah hati ini pada waktu itu mempunyai citra seorang professional yang sukses di bidangnya. Sekalipun beliau sukses dengan mudah, beliau tidak sombong. Beliau tetap rendah hati, bertenggang rasa dan suka menolong. Kepada pasiennya yang tidak punya, beliau memberikan pelayanan gratis bahkan memberikan bantuan material kepadanya. Tutur katanya begitu lembut dan penuh perhatian, membuat semua orang yang pernah berkomunikasi dengannya merasa dekat dan senang kepadanya. Beliau amat berjiwa sosial suka membagikan sandang dan pangan kepada fakir miskin. Beliau juga terkenal pandai bergaul ke semua lapisan terutama bergaul dengan kalangan bawah yang tidak punya. Beliau kenal baik dengan para penarik becak yang banyak mangkal di depan rumahnya (Jl. Kidul dalam).

Sepuluh tahun kemudian yaitu pada tanggal 5 Oktober 1936, Pemuda Tan Tin Sin menikah dengan Ang Giok Lian, putri dari Lao Yue (semacam pemimpin orang-orang keturunan yang bertugas menarik pajak dari mereka). Pernikahan seperti yang dikisahkan oleh orang-orang Malang, berlangsung sangat meriah, bahkan diramaikan dengan drum band dari kesatuan militer Belanda. Sejak itu dokter gigi yang baik hati ini pun hidup bahagia bersama isterinya Ang Giok Lian.

Cobaan Pertama dalam Keheningan Jiwanya

Namun perkawinan yang berbahagia itu tidak berjalan lama. Pada tahun 1941 terjadilah peristiwa yang mengejutkan dunia. Jepang menyerang Pearl Harbour. Amerika Serikat kemudian menyatakan bergabung dengan pihak sekutu dan ikut terjun dalam kancah perang dunia melawan Jerman dan Jepang. Getaran gelombang kejut itu juga menyapu Indonesia, bahkan mencapai kota sejuk di Jawa Timur, Malang, yang menjadi kacau balau. Semua orang keturunan Jepang dicekal dan diinterogasi, karena Taiwan pada masa itu berada di bawah kekuasaan Jepang serta banyak orang Taiwan yang direkrut menjadi tentara bayaran Jepang. Kebetulan dokter gigi yang sukses ini (Tan Pik Ling) adalah kelahiran Taiwan dan dikenal sebagai seorang yang sangat fasih berbahasa Jepang.

Membaca gelagat tidak baik tersebut beliau pun berusaha keluar dari Indonesia untuk sementara waktu untuk menunggu sampai kekacauan mereda. Namun malang tak dapat ditolak. Tiket kapal yang berangkat ke Taiwan telah habis, dan kapal dengan tujuan yang sama baru akan tiba seminggu kemudian. Terpaksa beliau meninggalkan pelabuhan dengan langkah berat dan kembali ke rumahnya. Keesokan harinya beliau didatangi polisi untuk diinterogasi. Berhubung pemuda Tan Pik Ling ini fasih berbahasa Jepang maka beliau dicurigai sebagai mata-mata Jepang. Sedang isterinya dibawa ke penjara wanita yang juga diinterogasi. Tetapi pihak yang berwajib mengenal Ang Giok Lian sebagai putri dari orang yang berpengaruh di Malang, maka beliau dibebaskan. Tidak demikian halnya dengan suaminya. Tanpa alasan yang jelas beliau dipenjarakan ke Cilacap. Dalam tahanan Belanda, dokter gigi yang halus budi bahasa ini harus menjalani hidup yang keras tanpa sedikit pun kebebasan. Dari kehidupan seorang professional yang sukses dengan keluarga yang bahagai, tiba-tiba harus beralih ke dalam kehidupan terpidana dalam tahanan yang keras.

Sungguh merupakan suatu cobaan hidup yang berat. Beliau dipaksa meninggalkan semua kesuksesan dan kebahagiaan yang beliau miliki tanpa alasan yang jelas. Demikianlah beliau dipisahkan dari isterinya yang terkasih dan hidup sebatang kara dalam kesepian yang menyiksa alam penjara. Sekalipun demikian, beliau tetap tenang seolah tidak terjadi sesuatu apapun. Hidup yang serba kekurangan dan terkekang tidak membuat ia merasakan kehilangan aau termenung dalam kedukaan seperti umumnya orang. Beliau tetap tenang dengan pembawaan yang kalem dan sinar mata yang lembut. Beliau seolah telah banyak mengerti tentang hakekat hidup yang penuh ketidaktentuan ini. Beliau dapat menerimanya dengan hati yang lapang. Di waktu senggang dalam tahanan itu dipergunakan untuk membaca buku-buku religius dan filsafat, serta untuk merenungkan hakekat dan misteri kehidupan manusia. Sungguh beliau memiliki jiwa yang teramat meditatif. Beliau memiliki pandangan dan pola pikir yanga sangat mendalam. Sikap inilah yang membuat beliau dapat hidup dengan jiwa yang bebas seakan tidak ada batasan tembok penjara. Sungguh beliau memiliki pribadi yang luar biasa!

Sumber :
PUSDIKLAT BUDDHIS MAITREYA

Offline Top1

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 429
  • Reputasi: 10
  • Hanya Sebuah Fenomena
BAGIAN II

Selama dalam tahanan di Cilacap beliau hanya sekali berkirim surat pada isterinya yang isinya penuh dengan kata-kata yang menghibur dan minta dikirimkan satu dua pakaiannya. Beliau sama sekali tidak menyinggung tentang penderitaannya, seolah beliau sedang berpiknik ke kota lain saja. Dari Cilacap beliau dibawa lagi bersama-sama dengan tahanan lainnya yang terdiri dari orang Jepang dan Taiwan ke Australia. Di Australia beliau tidak lama ditahan, sebab tiada bukti yang cukup untuk mencap beliau sebagai mata-mata. Malah sebaliknya, dipengaruhi oleh pembawaan diri yang jujur dan berbudi, dokter Tan ini dipercayai oleh sekutu untuk menyumbangkan bakat beliau sebagai dokter gigi di dalam kamp tahanan Austrlia. Dan beliau pun mengabdi dengan penuh semangat dan rasa tanggung jawab. Waktu terasa berjalan dengan amat cepat tidak terasa tiga tahun berlalu.

Awal Sebuah Keinsafan

Sewaktu perang dunia berakhir (1945), Tan Tin Sing pun dipulangkan ke Taiwan dari Australia. Sesampainya di Taiwan, beliau mencari sahabat-sahabatnya, beliau mulai mengenali Jalan Ketuhanan Buddhisme Maitreya. Mendengar uraian singkat sahabatnya tentang Inisiasi Firmani dan pengenalan diri, beliau menjadi sangat tertarik. Segenap jiwa raganya terpanggil! Demikianlah ada suatu dorongan yang amat kuat yang telah lama mengendap di bawah dasar hatinya. Dorongan yang membuat beliau selama ini terus mencari-cari; mencari untuk menemukan sesuatu yang menjadi miliknya yang asaliah! Dan kini ia merasa sesuatu yang teramat ia kenal itu telah sangat dekat dan akan segera ia temukan; itulah Kebenaran Tuhan Yang Agung! Pada hari itu juga dengan sepenuh hati beliau menerima Pendhiksaan Firmani dalam Buddhisme Maitreya. Ritual agung dilaksanakan di sebuah Vihara kecil dari group Pau Kuang di kota Fung Yen. Pandita pemimpin ritual agung itu bernama She Tu Cin, dan sesepuh mereka bernama Yang Yong Ciang. Seperti yang tertulis dalam diary-nya, pemuda Tan ini berkata: "Itulah peristiwa yang paling berbahagia dalam segenap hidup saya (1946). Seluruh hidup saya mengalami kebangkitan dan perubahan total yang tak mungkin diuraikan dengan kata-kata."

Setelah menjalani ritual Dhiksa Firmani, jiwa beliau spontan mengalami kebangkitan keinsafan yang luar biasa! Beliau begitu bahagia. Kebahagiaan yang tak mungkin dapat dilukiskan dengan kata-kata. Kesukacitaan yang tak pernah beliau alami selama ini. Dada beliau sesak dipenuhi oleh getaran panggilan nuraniah. Panggilan untuk mengabdi dan berkorban demi umat manusia serta bervegetarian seumur hidup. Pada saat itu juga, dalam pandangan beliau, hidup bukanlah sekedar mencari kenikmatan jasmani dan indra. Hidup juga bukan hanya untuk membina keluarga dan memberikan keturunan. Hidup adalah untuk mengabdi dan berkorban demi kebahagiaan dan keselamatan umat manusia. Itulah tujuan dan makna hidup seorang manusia. Demikianlah pada hari itu juga beliau berikrar untuk memberikan segenap hidupnya untuk menyampaikan kebenaran Tuhan dalam Buddhisme Maitreya pada umat manusia.

Sejak hari itu, tidak ada lagi urusan duniawi yang menarik minat dan perhatiannya. Satu-satunya hal yang beliau pikirkan adalah bagaimana beliau harus memulai tugas suci panggilan Tuhan kepadanya. Bagaimana ia harus bekerja dan ke mana ia harus memulainya. Panggilan Ketuhanan begitu kuat mendesak dalam dadanya bagaikan kobaran api yang tak mungkin dipadamkan. Saat demi saat dilewati dengan cemas dan tak tenang seperti petugas pemadam kebakaran yang tak sabar melihat musibah kebakaran di depan matanya. Makan minum tak lagi dirasa. Tidur pun tak lagi dinikmati. Anak isteri dan keluarga tak ada lagi dalam hatinya. Yang ada hanyalah tugas Tuhan kepadanya!

Hatinya terus berdoa, pikirannya terus berencana sebab ia sadar betapa berat tugas yang akan dia emban, betapa besar pengorbanan yang harus ia berikan sebab ia menyadari berbagai rintangan, kesakitan dan penderitaan telah menunggunya di depan mata. Namun, apapun yang akan terjadi, penderitaan apapun yang akan menimpanya ia telah siap untuk menerimanya! Sungguh mulia panggilan jiwanya. Sungguh agung tugasnya. Sungguh luhur budinya. Sungguh besar pengorbanannya. Siapakah dia ini? Yang telah melupakan kebahagiaan dunia dan kenikmatan diri pribadi? Siapakah dia yang telah siap untuk menderita begitu besar? Dialah Yang Mulia Maha Sesepuh Maitreyawira! Perintis Buddhisme Maitreya Indonesia. Orang yang paling berjasa bagi Wadah Ketuhanan Indonesia. Orang yang paling dihormati oleh seluruh umat Ketuhanan Buddhisme Maitreya Indonesia. Budi jasa besarnya tak mungkin terlupakan. Pribadinya yang agung, selamanya terpatri dalam hati seluruh umatnya. Terpujilah segenap budi, kasih, pengabdian dan pengorbanannya.

Datanglah Panggilan Agung itu

Walaupun Tan Pik Ling (selanjutnya disebut M.S. Maitreyawira) memiliki cita-cita dan panggilan Ketuhanan yang begitu kuat mendesak namun beliau tidak berani bertindak sendiri-sendiri sebelum mendapat titah dari panditanya (demikianlah tradisi dalam Buddhisme Maitreya). Dalam waktu penantian itulah beliau membina diri dengan nyata. Membina jiwa, pikiran, ucapan dan perbuatan. Beliau menyadari dengan jelas yang namanya keinsafan bukanlah sekedar kata-kata di mulut atau pikiran di hati melainkan harus diwujudkan dalam perbuatan nyata. Beliau lalu memutuskan untuk hidup membiara di vihara dimana ia telah didhiksa dalam kebenaran Tuhan.

Dalam kehidupan membiara itu beliau dengan rendah hati, penuh rasa ikhlas, mengerjakan semua tugas vihara. Mengepel lantai, membersihkan meja, kursi dan jendela, membersihkan kamar mandi dan toilet, memasak di dapur, mencuci piring dan mangkuk, membelah kayu bakar, membersihkan pekarangan dan halaman vihara. Di samping itu beliau juga melatih diri untuk menguasai semua kode etik ritual dan Kebuddhaan dalam vihara. Membaca amanat dan kitab suci Ketuhanan. Belajar melayani umat dan memberikan khotbah-khotbah singkat. Semua tugas dan pekerjaan yang walaupun tampak kecil dan sepele, dikerjakan beliau dengan tulus, sepenuh hati dan rasa hormat yang tinggi.

Sungguh luar biasa! Walaupun beliau seorang sarjana namun beliau dapat merendahkan diri beliau untuk mengerjakan tugas-tugas yang dianggap rendah dan kasar oleh pandangan umum, terutama oleh mereka yang berpredikat sarjana. Beliau banyak ditertawai bahkan diejek oleh teman-teman sekuliahnya dulu. Ada pula yang menganggap beliau telah putus asa karena gagal dalam hidup hingga bertekad meninggalkan kehidupan duniawi, ada pula yang menganggap beliau gila dan sebagainya. Begitu banyak komentar yang menusuk perasaan yang hinggap di telinganya. Namun Maha Sesepuh menanggapi itu seolah tiupan angin lalu. Hati beliau tidak berpengaruh sedikit pun. Beliau tetap konsentrasi penuh dalam kesibukannya dari pagi hingga malam. Setiap hari beliau bekerja tanpa memperhatikan keadaan penampilannya. Wajah dan pakaiannya tampak kotor sehingga banyak kerabat yang tidak mengenalinya. Sungguh beliau telah berubah total.

Malam sebelum tidur beliau pasti meluangkan waktu untuk bersujud di depan altar, kemudian membaca kitab-kitab suci hingga larut malam. Keesokan harinya belaiu bangun tepat pukul 03.30 untuk mengerjakan tugas rutinnya. Demikianlah M.S. Maitreyawira telah menjadi suri tauladan yang agung bagi kita semua. Sebuah pengabdian yang tampaknya sederhana dan kecil, namun luar biasa bagi jiwa yang sadar! Sikap rendah hati yang agung inilah yang telah menjadi pola hidup beragama yang dianut oleh beribu-ribu umat Maitreya Indonesia hingga sekarang. Orang suci dahulu bersabda, "Manusia awam selalu mengejar sesuatu yang luar biasa, namun manusia luar biasa justru mencari hal-hal yang biasa. Dalam hal-hal yang wajar dan biasa itulah para Nabi dan Buddha sepanjang masa menemukan kesukacitaan yang tak ada habisnya." Bagi para Nabi dan Buddha, hal yang wajar dan biasa itulah mukjizat yang abadi. Demikianlah M.S. Maitreyawira selalu mengajarkan agar membina diri harus dimulai dari hal-hal yang kecil, wajar dan sederhana, jangan mencari yang aneh dan tak wajar, sebab semua itu tidak sejalan dengan kebenaran Tuhan.

Hari demi hari, bulan demi bulan dilewati dengan penuh kesibukan tanpa terasa 2 tahun pun telah berlalu. Gemblengan dan pengertian selama 2 tahun telah membuat Maha Sesepuh mengalami kemajuan spiritual yang luar biasa. Pada musim gugur 1949, Maha Sesepuh Agung Phan Hua Ling beserta maha sesepuh lainnya berhasil melindungi Ibunda Suci sampai Hongkong setelah berjuang dengan susah payah meninggalkan Tiongkok yang pada waktu itu mulai dikuasai komunis. Maha Sesepuh Agung Phan Hua Ling, selaku pemimpin tertinggi group Pau kuang, datang ke Taiwan untuk meninjau perkembangan Buddhisme Maitreya di sana. Ketika beliau berkunjung ke kota Fung Yen, beliau bertemu dengan Maha Sesepuh Maitreyawira. Melihat pengabdian dan pengorbanan Maha Sesepuh yang begitu besar dengan pembinaan diri yang begitu disiplin, Maha Sesepuh Agung Phan sangat tersentuh. Sejak itu beliau mengajak M.S. Maitreyawira berjalan-jalan pagi, beranjak dari situlah beliau mengetahui bahwa Sesepuh pernah tinggal di Indonesia (di Malang). Sekembalinya Maha Sesepuh Agung Phan ke Hongkong beliau segera melaporkan perihal ini kepada Maha Guru Agung Ibunda Suci. Ibunda Suci pun segera mengangkat M.S. Maitreyawira menjadi pandita dan memberikan mandat suci pada beliau untuk merintis pengembangan Jalan Ketuhanan Buddhisme Maitreya di bumi nusantara. Demikianlah setelah menunggu selama 2 tahun akhirnya tibalah panggilan agung yang dinanti-nantikan!

Offline Top1

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 429
  • Reputasi: 10
  • Hanya Sebuah Fenomena
BAGIAN III

Pada akhir tahun 1949 beliau berangkat ke Hongkong untuk mengurus ijin kembali ke Indonesia. Karena pengurusan ijin yang agak berbelit-belit beliau terpaksa menunggu hingga 3 bulan. Sambil menunggu, selama 3 bulan itu pula beliau menerima gemblengan yang ketat dari Maha Sesepuh Chen Hwi Ru di Hongkong hingga beliau betul-betul menguasai segala kode etika dan kewajiban seorang pandita, kode etika ritual bakti puja dan peraturan-peraturan suci Kebuddhaan. Selama 3 bulan kehidupan di Hongkong tidak gampang dilewati, sandang, pangan sangat terbatas, uang simpanan pun sangat sedikit. Simpanan yang sangat sedikit itulah yang dipergunakan untuk membeli sebuah pratima Buddha Maitreya dan seperangkat pelita suci. Tak lama kemudian keluarlah ijin untuk berangkat ke Indonesia (1949). Beliau segera berkemas seadanya dan tak lupa membawa serta pratima Buddha Maitreya yang senantiasa dipegangnya erat-erat penuh rasa syukur, haru dan kasih. Tugas agung telah menantinya di depan mata,. Ketika kapal berlayar angin sepoi-sepoi meniup, gelombang dan ombak terus silih berganti mendorong-dorong lambung kapal seolah-olah alam ingin berkata pergilah, pergilah, tugas mulia sedang menunggumu di seberang sana.

Setelah kapal berlayar, penumpang-penumpang mulai mempermasalahkan tempat tidur mereka. Rupanya setiap dek untuk tidur harus telah dipesan jauh hari sebelumnya sedangkan Sesepuh tidak pernah tahu tentang itu. Sehingga beliau diusir ke sana ke mari. Di sini dibentak di sana mau dipukul, beliau terus berpindah-pindah sambil membawa bungkusan bajunya serta memeluk erat-erat pratima Buddha Maitreya. Dengan sabar dan ikhlas beliau menerima bentakan, hinaan dan cemoohan dari sesama penumpang. Maju ke depan dimaki, mundur ke belakang juga disalahkan, sampai ada penumpang yang sudah mulai kasar dan menari-narik baju beliau, ada pula yang mulai mendorong, begitu mendorong, Maha Sesepuh pun jatuh terduduk ke satu sisi, di sisi seorang pemuda yang kekar dan berwajah bersih dengan pembawaan yang polos. Pemuda kekar ini spontan merasa iba dan berkata, "Tenang jangan takut duduk saja di samping saya,.." Rupanya pemuda itu sedang menunggu sahabatnya untuk memastikan dipan tempat tidurnya. Dan sahabatnya belum muncul sampai sekarang, dan kini dengan tenang ia mempersilahkan pula Maha Sesepuh Maitreyawira duduk di sampingnya. Melihat kenyataan ini para calo, biro jasa tiket beserta para penumpang lainnya menjadi berang mereka mau menyingkirkan Maha Sesepuh. Tiba-tiba terdengar suara parau dengan omongan yang kasar, "Siapa berani mengganggu teman saya? Mau cari mati!" Semua orang terdiam, suara itu keluar dari mulut seorang lelaki kekar setengah baya, rupanya dia inilah sahabat pemuda kekar yang mengijinkan Sesepuh duduk di sampingnya itu. Semua orang menjadi takut sebab mereka kenal, orang kekar setengah baya itulah preman Tio Ciu. Tukang pukul yang terkenal itu.

Demikianlah akhirnya Sesepuh terus duduk istirahat di samping pemuda kekar yang baik hati ini, dialah pemuda Gautama Harjono (yang kemudian menjadi suksesi M.S. Maitreyawira sebagai Maha Sesepuh Wadah Ketuhanan Buddhisme Maitreya Indonesia). Inilah yang namanya jodoh. Bila Tuhan menghendaki, maka sejauh apapun jarak yang memisahkan akan tetap dipertemukan! Mereka berdua sama-sama terhambat, yang satu terhambat karena ijin berangkat, sedang yang lain terhambat karena keadaan di Cina yang sedang gawat (sedang perang). Jika tiada hambatan itu maka pasti salah satunya akan berangkat lebih dahulu atau lebih terlambat, dan pertemuan di atas dek kapal yang sesak itu pun takkan pernah terjadi.

Selama pelayaran, kapal yang kecil itu penuh sesak dengan suara gaduh, suara orang bertengkar, orang berbicara keras, tertawa lepas, suara benturan antar bagasi, peti, botol dan sebagainya. Pokoknya suara riuh rendah tak habis-habisnya. Semua orang tampaknya sibuk dan tak tahu apa yang disibukkan. Sekali pun demikian angin laut tetap bertiup dengan lembut diikuti dengan baris-berbarisnya gelombang laut yang membuat kapal bergoyang tenang dalam irama alam yang seolah membisikkan dharma tentang kesabaran dan kedamaian yang terus membelai Maha Sesepuh yang sedang duduk tenang dalam samadhinya yang khusuk yang tidak terganggu sedikit pun oleh suara ribut dari sesamanya. Sekali-kali beliau membuka matanya dengan sinar mata yang lembut memandang jauh, jauh, ke depan seolah menembus batas ruang dan waktu! Beliau sedang memikirkan sesuatu yang begitu tinggi dan halus,. Oh, hanya Lau Mu yang mengetahui, Orang-orang membicarakan badan dan debu dunia, anak, istri, kesenangan dan kenikmatan indrawi, namun Maha Sesepuh sibuk dalm keheningan jiwanya. Jiwanya melebur dalam keheningan alam! Batinnya teduh dalam terang kasih Lau Mu.

Penumpang-penumpang sibuk tidak pernah memperhatikannya, namun pemuda Gautama terus mengamatinya. Timbul rasa kagum dan hormat pada paman yang tidak biasa ini. Mulailah pemuda Gautama memberanikan diri untuk memperkenalkan nama kecilnya sambil bertanya tuan siapa? Darimana dan mau kemana serta membawa tugas besar apa? Dalam kesempatan itulah Maha Sesepuh menjelaskan apa yang telah menjadi misi hidupnya. Dan memperkenalkan pada pemuda Gautama serta memberikan satu buku untuk dibaca. Sambil membaca dan sambil mendengarkan uraian Sesepuh, pemuda Gautama menjadi amat terkesan dan memutuskan untuk memohon Jalan Ketuhanan Buddhisme Maitreya.

Di dalam kapal ada peraturan 6 orang yang tidur berdekatan hanya mendapatkan 6 mangkuk dan 1 piring. Besoknya beliau hendak mencuci piring (yang dipakai bersama itu) namun pemuda Gautama segera mengambil alih sambil berkata, "Usiamu lebih lanjut biarkan saya saja yang mencuci." Waktu makan semua orang berebutan takut kehabisan lauk dan nasi, namun Sesepuh tenang-tenang saja, beliau sejak awal terus bersikap mengalah. Melihat gelagat demikian pemuda Gautama sekali lagi siap mengambilkan nasi untuknya. Pada waktu makan, Sesepuh terus memberikan sayur padanya. Di sanalah ikatan batin mereka menjadi semakin kuat. Setiap ada waktu senggang M.S. Maitreyawira pasti memberikan uraian Dharma Hati kepada pemuda Gautama Hardjono yang mendengarkannya dengan sepenuh hati. Hati pemuda Gautama ini pun menjadi semakin terbuka.

Perjalanan dari Hongkong ke Surabaya membutuhkan waktu 8 hari perjalanan. Hari-hari yang indah itu mereka lewati dengan studi spiritual yang mendalam. Tanpa mereka sadari, telah terjalin sebuah ikatan batin yang kuat seperti seorang tua dengan anaknya. Sesampainya di pelabuhan Surabaya, Yang Mulia memberikan alamat beliau di Malang kepada pemuda Gautama. Dan sewaktu hendak berpisah, terasa amat berat di hati masing-masing. Sehingga pada malam harinya setelah perpisahan itu, "Saya meneteskan air mata seolah kehilangan orang tua tercinta "(Demikian aku M.S. Gautama Hardjono pada MM = Majalah Maitreyawira).

Offline Top1

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 429
  • Reputasi: 10
  • Hanya Sebuah Fenomena
BAGIAN IV

Awal Perjuangan Ketuhanan

Setibanya di Malang Sesepuh Maitreyawira menemukan semuanya telah berubah. Rumah indah yang beliau tempati bersama thai thai (istrinya) telah berpindah ke tangan orang lain. Sebab ketika terjadinya peristiwa penyerangan Pearl Harbour, rumah Sesepuh beserta semua peralatan dan perabotan semuanya dititipkan pada seorang teman Sesepuh (keturunan Tionghoa) yang membuka toko obat. Hal ini terpaksa ditempuh, jika tidak Belanda akan menyita rumah-rumah orang Jepang dan orang kelahiran Taiwan, namun tidak akan menyita rumah orang keturunan Tionghoa seperti teman beliau yang keturunan Tionghoa. Waktu itu teman Sesepuh memberikan jaminan sebanyak Rp. 3000, untuk penjualan "pura-pura" rumah tersebut dan menurut perjanjian lisan rumah beserta isinya akan dikembalikan bila ditukar dengan uang jaminan yang telah disepakati bersama begitu perang selesai. Namun ternyata, teman Sesepuh itu tidak jujur ketika Jepang masuk, rumah itu dijual sedangkan perabotan dan perlengkapan untuk praktek dokter gigi semuanya diambil angkatan laut Jepang. Kenyataan yang pahit inilah yang Sesepuh temukan setelah bersusah payah kembali ke kota Malang yang ia cintai. Semua harta milik telah diambil orang, tinggal kedua tangan terjuntai kosong. Namun beliau tidak putus asa. Beliau tidak sedih seolah tidak terjadi sesuatu apa! Beliau telah menemukan Hukum Kebenaran Tuhan Tertinggi dalam Buddhisme Maitreya. Dalam pandangan beliau hidup ini tidak lebih hanya bagaikan sebuah sandiwara yang singkat dan penuh ilusi. Hatinya tenang bagaikan air telaga yang tetap mengalir diam.

Karena beliau sudah tidak punya rumah, Sesepuh pun tinggal di rumah mertuanya. Selama ditinggalkan Sesepuh, mertuanya pun menjalani hidup yang penuh derita. Ketika sekutu memborbardir Surabaya (1945) dari darat, laut dan udara, Sang Lo Tia, papa mertua Sesepuh meninggal dunia. Dan sampai tiga minggu jenasahnya disembayamkan di rumah, karena waktu itu tak ada orang yang berani keluar rumah apalagi menguburkan orang. Kemudian terjadi pula pergantian mata uang yang membuat keadaan semakin kacau. Mata uang Belanda diganti mata uang Jepang ketika Jepang masuk. Kemudian mata uang Jepang diganti mata uang RI setelah proklamasi dikumandangkan. Lalu mata uang Belanda ketika Belanda mencoba lagi menjajah, dan akhirnya kembali lagi ke mata uang RI. Saat itu kehidupan mereka amatlah susah dan memprihatinkan. Sandang, pangan dan papan pun menjadi masalah. Istri dan ibu mertuanya tampak amat tertekan dengan keadaan hidup yang serba kekurangan ini. Namun lain halnya dengan Sesepuh. Jiwanya tetap tengan, sinar matanya lembut, nafasnya pelan penuh kesabaran. Bagi beliau inilah timing (saat,*Red) yang tepat untuk memulai tugas suci yang telah dipercayakan oleh Maha Guru Agung Ibunda Suci kepadanya!

Pada suatu malam yang tenang setelah semua anggota keluarga telah menyelesaikan tugas masing-masing, Sesepuh mulai menyampaikan suara hatinya yang terdalam tentang kebenaran Tuhan dalam khotbah yang singkat kepada anggota keluarganya sembari mengajak mereka untuk menempuh hidup dalam Jalan Ketuhanan dan bersayurani. Semua anggota keluarga beliau dengan tulus dan penuh iman menyambut panggilan suci itu dan mereka semua pun menjadi sayurawan sejak malam itu. Mulai saat itulah Sesepuh berjuang sendiri menyiapkan segala sarana dan perangkat kebutuhan bagi sebuah vihara. Meja, kursi dan jok-jok bakti-puja semuanya dibuat oleh Sesepuh sendiri hingga tiba Pengagungan Tuhan di musim semi 1950, dengan persiapan yang amat sederhana diresmikanlah Vihara Buddha Maitreya (Chiau Kuang Fo Thang) sebuah nama yang diberi oleh Patriat Agung Cin Kung melalui amanat sucinya kepada Sesepuh sewaktu beliau berada di Hongkong. Itulah saat berdirinya vihara pertama yang menjadi vihara induk untuk seluruh Vihara Maitreya di Indonesia. Sebuah momentum yang teramat penting untuk dikenang selama-lamanya oleh segenap umat Maitreya Indonesia.

Setelah berdirinya Vihara Buddha Maitreya yang walaupun amatlah sederhana dengan ukuran 3x4 meter, Sesepuh mulai sibuk memberikan waktu, semangat, pikiran dan semuanya yang ada pada bahtera suci (vihara) yang masih bayi dan lemah itu. Sekalipun vihara itu kecil namun memiliki prinsip yang kuat yaitu tidak menerima sumbangan dana dari luar! Untuk itulah kembali Sesepuh berjuang untuk mencari nafkah sebagai tukang gigi dengan peralatan yang amat minim. Sedang thai thai membuat kue tau sa untuk dijual ke pasar guna mendapat kelangsungan berkibarnya bahtera Tuhan yang masih kecil itu. Sekali pun Sesepuh dan thai thai hidup bersama namun mereka berdua telah bertekad menjalani hidup suci (brahmacaria). Sungguh agung dan luhur tekad mereka.

Hari-hari pertama Sesepuh memperkenalkan kebenaran Tuhan kepada sahabat atau tetangganya, namun yang ia dapatkan hanya cemoohan, kata-kata sindiran, bahkan makian kasar dan tuduhan bukan-bukan, komentar yang amat menusuk perasaan. Berhari-hari beliau coba namun tetap gagal. Tidak ada yang mau mempercayainya. Meskipun demikian, beliau tetap sabar dan menunggu kedatangan umat manusia yang berjodoh dengan kebenaran Tuhan. Setiap hari, kapan dan di mana pun juga, beliau tidak akan sia-siakan waktu terutama pada saat-saat praktek pengobatan gigi, di sela-sela kesibukan beliau pasti akan menyelipkan sedikit penjelasan tentang keagungan Kuasa Firman Tuhan dan betapa itu adalah Jalan Keselamatan yang abadi dan sebagainya. Akhirnya berhasil juga beliau memperkenalkan Jalan Ketuhanan kepada seorang pemuda bernama Lim Cui Cin. Pemuda inilah orang pertama yang menjadi umat Maitreya Indonesia (beliau masih hidup hingga kini dan telah berumur lebih dari 90 tahun). Sungguh berat dan tidak gampang perjuangan Maha Sesepuh Maitreyawira pada waktu itu. Untuk membimbing seorang umat saja beliau harus berkorban waktu berbulan-bulan untuk meyakinkannya. Oh Sesepuh yang mulia, sungguh besar pengorbananmu, sungguh besar budi jasamu. Dimuliakanlah semua penderitaanmu.

Bila ada yang mau memohon Ketuhanan, maka beliaulah yang paling sibuk. Beliaulah yang memasak air dan menyiapkan buah-buahan. Beliaulah yang menjadi sang-li dan shia li, beliau pula yang melaksanakan ritual persembahan sajian, ching than (pemanjatan doa kepada Tuhan dan para Buddha), menulis naskah suci Firmani, mendhiksa, menguraikan Tri Mustika lalu menyiapkan makan siang untuk melayani umat baru tersebut. Belum lagi tugas pembersihan vihara yang rutin, mencuci kain jok sembahyang, kain kursi dan meja altar, kain jendela dan banyak lagi.

Semua itu beliau kerjakan sendiri tanpa dibantu oleh siapa pun. Ditengah sela-sela kesibukannya sebagai dokter gigi beliau pandai membagi waktu hingga tidak ada waktu yang terbuang sia-sia tanpa mengerjakan tugas Tuhan. Semua jerih payah dan keletihan beliau tanggung sendiri. Menahan cemoohan dan kekecewaan sudah menjadi makanan sehari-hari. Ketika beliau kecewa dan putus asa tiada seorang pun yang membesarkan hatinya. Semua kepahitan beliau telan sendiri. Air mata beliau hanya menitik ke dalam rongga dadanya sendiri. Demikianlah beliau berjuang dalam kesendiriannya". Dan Tuhan melihat itu semua

Tuhan Maha Pengasih. Kasih Tuhan tidak pernah berubah hingga kapan pun. Demikianlah perjuangan Sesepuh Maitreyawira pun sedikit demi sedikit menampakkan hasil. Orang-orang yang memohon Ketuhanan pun bertambah. Hingga suatu hari beliau berhasil memperkenalkan Jalan Ketuhanan pada seorang saudagar muda yang bernama Jeo Chai Kui yang berasal dari Pasuruan. Saudagar Jeo ini luar biasa sekali panggilan Kebuddhaannya. Setelah memohon Jalan Ketuhanan beliau segera bertekad untuk mengabdikan hidupnya pada Jalan Ketuhanan. Atas bimbingan Sesepuh yang intensif pada bulan 12 tanggal 15 Imlek 1950 saudagar Jeo ini membuka cetya di keluarganya yang akhirnya berkembang menjadi Vihara Yen Ming dan beberapa vihara lainnya. Saudagar Jeo inilah yang kemudian dikenal sebagai Sesepuh Sasanavira.

Setahun berselang kembali Sesepuh berhasil memperkenalkan Jalan Ketuhanan pada seorang pedagang muda yang amat energik. Pemuda Oei ini sangat kritis dan skolastik. Beliau juga memiliki kebulatan tekad untuk mengabdikan hidupnya bagi Wadah Ketuhanan. Berkat bimbingan Sesepuh Maitreyawira, pemuda Oei yang berasal dari Semarang ini akhirnya pada bulan 9 tanggal 15 Imlek 1951 mendirikan Vihara Kuang Ming (Mahabodhi Maitreya) dan beberapa vihara lainnya di Semarang dan Jawa Tengah. Pemuda Oei inilah yang kemudian menjadi dharma duta yang handal dan dikenal sebagai Sesepuh Dharmavira. Kemudian datanglah seorang pedagang muda yang kekar dari Jakarta untuk menjumpai M.S. Maitreyawira. Pedagang muda ini kelihatannya sudah seperti sangat akrab dengan Sesepuh. Begitu bertemu mereka pun segera bersalaman dan sambil berpelukan hangat. Hubungan mereka tampaknya amat istemewa seperti orang tua dan anak yang sudah lama berpisah. Rupanya dialah pemuda yang telah berbaik hati menyediakan tempat tidurnya pada Sesepuh sewaktu mereka berlayar bersama dari Hongkong menuju Surabaya. Pemuda itulah Gautama Hardjono. Kini ia datang untuk memohon Jalan Ketuhanan. Setelah memohon Jalan Ketuhanan pemuda Gautama ini langsung bervegetarian dan berjanji membangun vihara di Jakarta.

Offline Top1

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 429
  • Reputasi: 10
  • Hanya Sebuah Fenomena
    BAGIAN V

    Pada tahun 1952 Imlek bulan 5 tanggal 15 saudara Jeo Chai Kui dan Oei Yaw Kee diangkat menjadi pandita. Kemudian pada tahun 1953, seorang pedagang yang bernama He Kuang Chang memohon Ketuhanan di Vihara Yen Ming di Pasuruan lalu pedagang He ini pun membangun Vihara Fa Kuang dan vihara lainnya di Surabaya. Sejak itulah M.S. Maitreyawira menjadi semakin sibuk. Beliau harus berkeliling memberikan bimbingan dharma ke Surabaya, Pasuruan, Semarang dan kota-kota lainnya. Kemudian atas welas asih Ibunda Suci, M.S. Maitreyawira dibantu oleh Sesepuh Shiau Kuang yang berhasil memperkenalkan jalan Ketuhanan kepada pemuda Wang Sing Yen. Seorang pemuda yang luar biasa berkharisma, tegar, tahan derita, berani berkorban dan berloyalitas tinggi. Di bawah bimbingan M.S. Maitreyawira, pemuda Wang ini lalu berjuang membangun Vihara Yung Kuang (Dana Maitreya) dan vihara-vihara lainnya. Pemuda Wang inilah yang kemudian dikenal sebagai Sesepuh Cahaya Maitreya. Pada tahun 1954 berkat bimbingan M.S. Maitreyawira, Sesepuh Yeo dari Pasuruan mendirikan Vihara Sun Ming di Palmerah, Jakarta Selatan. Di vihara inilah M.S. Maitreyawira berhasil membina banyak kader-kader handal antara lain yaitu saudara Jeo Cui Guan. Seorang umat yang luar biasa dengan pribadi yang tegar, jujur, rendah hati dan penuh kasih serta berkorban. Beliau inilah yang kemudian merintis pengembangan vihara di daerah Sumatra Utara dan Riau dengan vihara induknya di Medan yang bernama Vihara Che Kuang (Ksanti Maitreya).

    Pedagang Jeo Cui Guan inilah yang kemudian dihormati sebagai Sesepuh Prajnamitra. Dari Vihara Sun Ming ini juga berhasil dicetak kader-kader handal lainnya seperti Pandita Lin Cung Lan yang mendirikan vihara-vihara di Pontianak; Kalimantan Barat; Pandita Li Cin Hong (Nasrung Lupolo) beserta istri yang kemudian mendirikan Vihara Cen Kuang, Tambora ; Jakarta dan vihara-vihara lainnya; dan Pandita Chai Yin Ing yang kemudian membangun Vihara Ming Kuang, Teluk Gong; Jakarta dan vihara-vihara lainnya. Hingga tahap ini M.S. Maitryawira dengan dibantu oleh Sesepuh Yang, Huang, Fuh, Wang, Pandita Cin dan para kader Ketuhanan lainnya telah berhasil mengembangkan Wadah ketuhanan sampai ke banyak wilayah di seluruh Indonesia. Pada akhirnya tahun 1954 M.S. Maitreyawira beserta Sesepuh Yang, Hwang dan Pandita He Kuang Chang pergi ke Hongkong untuk menjumpai Ibunda Suci. Pada kesempatan itu juga mereka berkenalan dengan Pimpinan Ketuhanan Cang U Fu, Maha Sesepuh Li Min Te dari group Ci Chu, Maha Sesepuh Shi Phi Chen dari group Cing Kuang, Maha Sesepuh Wang Yu Te dari group Phu Kuang, Maha Sesepuh Shi Ce Cou dari group Pau Kuang, dan mendapat banyak wejangan yang penuh cinta kasih dari Ibunda Suci.

    Sejak merintis Wadah Ketuhanan di Indonesia, M.S. Maitreyawira berjuang keras ke seluruh penjuru demi menyelamatkan umat manusia hingga terlampau letih dan jatuh sakit. Pada tahun 1971-1972 beliau menderita penyakit lambung yang parah sampai muntah darah dan terbaring di tempat tidur selama setengah tahun. Berkat Rahmat Tuhan beliau dapat melewati masa-masa yang kritis. Keadaan ini diketahui oleh Ibunda Suci dan beliau merasa prihatin. Karena kasih sayang yang besar kepada siswanya maka Ibunda Suci menancapkan seikat dupa dan bersujud memohon kasih Tuhan dan perlindungan Tuhan agar kesehatan siswanya segera pulih. Ibunda Suci juga mengutus tiga maha sesepuh senior yaitu Maha Sesepuh Shi Ce Cou, Chen Hwi Ru dan Liang Chen Kau untuk dapat membantu M.S. Maitreyawira membentuk Dewan Sesepuh. Dewan ini diketuai oleh M.S. Maitreyawira, wakilnya adalah Sesepuh Yang, sedangkan anggotanya terdiri dari Sesepuh Hwang, Wang, Fuh dan Pandita Cin. Tujuan dibentuknya Dewan Sesepuh ini adalah untuk membantu pengembangan Wadah Ketuhanan di Indonesia. Pada waktu itu M.S. Maitreyawira baru sembuh dari sakit, tiga maha sesepuh senior yang diutus Ibunda Suci yaitu Maha Sesepuh Shi, Chen, dan Liang sempat berunding dengan M.S. Maitreyawira mengenai penerus beliau di kemudian hari. Mereka sepakat bahwa Sesepuh Fuh Ik Chun (M.S. Gautama Hardjono) lah yang menjadi sesepuh penerus. Dan pada tahun 1972 hal ini disampaikan kepada Ibunda Suci.

    Pada tahun 1973 Yang Arya Maha Sesepuh Wang Hao Te (Sesepuh Ong) yang menjadi wakil Ibunda Suci bersama tiga maha sesepuh lainnya yaitu Maha Sesepuh Shi Ce Cou, Chen Hwi Ru, dan Lian Chen Kao, datang atas titah Ibunda Suci untuk mengadakan bimbingan dharma, membantu Wadah Ketuhanan di Indonesia. Setelah kembali ke Taiwan Maha Sesepuh Wang Hao Te melaporkan keadaan Wadah Ketuhanan di Indonesia kepada Ibunda Suci seraya bertanya apakah tahun depan masih harus berkunjung ke Indonesia lagi. Ibunda Suci menanggapi dengan penuh cinta kasih, "Tahun depan masih harus pergi ke Indonesia, sampai kapan pun kamu harus tetap pergi ke Indonesia untuk membantu pengembangan Ketuhanan di sana." Inilah titah langsung dari Ibunda Suci dan Maha Sesepuh Maitreyawira menyampaikan bahwa usia beliau telah lanjut, sulit untuk melaksanakan tugas berat, mohon Ibunda Suci memberi petunjuk. Ibunda Suci berpesan kepada M.S. Maitreyawira agar jangan khawatir dan secara langsung mengatakan, "Saya akan mengutus Saudara Wang (Maha Sesepuh Wang Hao Te) untuk pergi ke Indonesia membantu kamu."

    Pada tahun 1976 Yang Arya Maha Sesepuh Wang Hao Te dan Maha Sesepuh Chen Hwi Ru datang ke Indonesia untuk meninjau keadaan Wadah Ketuhanan. Mengingat M.S. Maitreyawira telah lanjut usia dan kondisi badan semakin lemah, tak bisa berkeliling mengembangkan Ketuhanan lagi maka Maha Sesepuh Wang dan Chen dua kali berunding dengan Maha Sesepuh Maitreyawira dan berkesimpulan bahwa Sesepuh Fuh Ik Chun masih muda dan berbadan sehat, dapat mengemban tugas berat sehingga diputuskan beliaulah sebagai Ketua Dewan Sesepuh yang bertugas membantu Maha Sesepuh Maitreyawira mengembangkan Wadah Ketuhanan di Indonesia.

    Pada tahun 1982 Imlek bulan 7 tanggal 22, Maha Sesepuh Maitreyawira menulis mandat yang mengangkat Sesepuh Fuh Ik Chun sebagai Pemimpin Wadah Ketuhanan di Indonesia menggantikan beliau. Dalam surat mandatnyam Maha Sesepuh Maitreya menyampaikan empat pesan penting untuk ditaati dan diamalkan oleh seluruh jajaran dalam Wadah ketuhanan di Indonesia. Empat pesan tersebut adalah sebagai berikut:

    [LIST=1]
    • Setiap pembina Ketuhanan harus menjunjung Firman Tuhan dan semua umat yang telah meneguhkan ikrar harus menghormati Guru dan mengutamakan Ketuhanan.
    • Tujuan membina Ketuhanan adalah memulihkan moral kebajikan laksana kehidupan di zaman yang menjunjung etika kesusilaan. Segala-galanya harus berpedomanan pada Firman Tuhan maka Wadah Ketuhanan baru bisa tentram.
    • Dalam membina Ketuhanan harus senantiasa berpegang teguh pada Benang Emas - Firman Tuhan. Bila Benang Emas terputus akan terjerumus ke dalam kungkungan iblis.
    • Dalam membina Ketuhanan harus memahami hukum kebenaran, memahami ikatan luhur antara guru dengan murid. Jika selalu bersaing untuk mencari kekuasaan dan keuntungan, membelakangi Ketuhanan, tidak setia dan tidak berprikebenaran, maka sia-sialah dalam membina dan hanya menambah dosa saja.
    Pada tahun 1983 yaitu tepatnya pada Hari Keagungan Tuhan Yang Maha Esa musim dingin pukul 8 malam lebih, Yang Mulia Maha Sesepuh Maitreyawira menghembuskan nafasnya yang terakhir dengan damai dalam usia genap 90 tahun. Selama 30 tahun beliau telah berjuang dengan segala jerih-payah, mengorbankan jiwa raga, harta kekayaan, kesenangan pribadi, waktu dan kesehatannya! Beliau telah memberikan segala-galanya demi Wadah Ketuhanan Buddhisme Maitreya Indonesia. Sedih, letih dan sakit beliau tanggung sendiri. Tak pernah ada sepatah kata keluhan pun yang keluar dari mulutnya.

    Dari kota ke kota, pulau ke pulau, sampai desa ke desa. Dari Jawa Timur ke Jawa Tengah, ke Jawa Barat, Lampung, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Riau, Bali, Lombok, Balikpapan, Samarinda dan sebagainya telah dipenuhi oleh jejak dan keringatnya. Dari usia muda dengan tubuh yang sehat kekar hingga tua sakit-sakitan beliau terus menapakkan derap kakinya untuk menunaikan tugas Tuhan Yang Agung padanya. Berkat keringat, air mata dan darahnya yang mulia, maka menyebar dan berkembanglah Wadah Ketuhanan Buddhisme Maitreya di Indonesia. Budi jasa dan kasihnya menerangi relung hati semua umat Maitreya Indonesia. Sunngguh besar budi jasanya, sungguh mulia pribadinya. Kini beliau telah tiada. Beliau telah berhasil menunaikan tugas suci yang telah diamanatkan kepadanya. Beliau telah mencapai kesempurnaan agung abadi di sisi Tuhan, dan meninggalkan goresan pena sejarah sebuah perjuangan yang agung untuk kita kenang selamanya". Pada tahun 1990 Yang Mulia almarhum Maha Sesepuh Maitreyawira telah datang untuk memberikan amanat suci kepada kita semua. Beliau telah mencapai kesempurnaan Bodhisatva dan Tuhan telah menganugrahkan kesempurnaan kedudukan spiritualnya dengan gelar Hong Cang (Mahanta Kitti).

    Selesai

    Offline bluppy

    • KalyanaMitta
    • *****
    • Posts: 1.163
    • Reputasi: 65
    • Gender: Female
    riwayat hidup pendiri aliran Buddha Maitreya di Indonesia.

    selain riwayat pendiri aliran Maitreya di Indonesia,
    bro top1 ada info pendiri aliran Maitreya yang paling awal ?
    kalo ada sekalian dipost juga, thanks

    Sewaktu perang dunia berakhir (1945), Tan Tin Sing pun dipulangkan ke Taiwan dari Australia. Sesampainya di Taiwan, beliau mencari sahabat-sahabatnya, beliau mulai mengenali Jalan Ketuhanan Buddhisme Maitreya.

    btw, kalo di Taiwan, aliran Maitreya
    tidak menggunakan nama Buddhisme lagi, CMIIW

    karena di Taiwan tidak ada batasan 6 agama seperti di Indonesia
    jadi di Taiwan, Maitreya sudah membentuk aliran sendiri
    dan tidak masuk ke Buddhisme mainstream
    dan tidak mengaku sebagai Buddhisme juga. CMIIW
    « Last Edit: 21 January 2013, 01:41:55 PM by bluppy »

    Offline Top1

    • Sahabat
    • ***
    • Posts: 429
    • Reputasi: 10
    • Hanya Sebuah Fenomena
    selain riwayat pendiri aliran Maitreya di Indonesia,
    bro top1 ada info pendiri aliran Maitreya yang paling awal ?
    kalo ada sekalian dipost juga, thanks

    btw, kalo di Taiwan, aliran Maitreya
    tidak menggunakan nama Buddhisme lagi, CMIIW

    karena di Taiwan tidak ada batasan 6 agama seperti di Indonesia
    jadi di Taiwan, Maitreya sudah membentuk aliran sendiri
    dan tidak masuk ke Buddhisme mainstream
    dan tidak mengaku sebagai Buddhisme juga. CMIIW

    Hi Sis bluppy,

    Thread ini saya buat bukan ingin menyatakan bahwa aliran Maitreya adalah masuk ke Buddhisme mainstream, hanya ingin menjawab pertanyaan sdr. Dilbert tentang niat pendiri/pencetus aliran Maitreya.

    Pendiri / pencetus aliran Maitreya adalah Patriat ke-18 Se Cun/ Se Mu (Dwi Maha Guru), merekalah pelopor yang menyebar-luaskan ajaran ini untuk umum.

    Aliran Maitreya di Taiwan diakui sebagai agama resmi dengan nama Mi Le Da Dao, pusatnya di Erl Mei.
    Adapun Mi Le Da Dao bukan tidak mengaku sebagai Buddhisme tapi banyak penganut Buddha tidak terima jika Mi Le Da Dao mengaku sebagai Buddhisme. Demikian

    Offline bluppy

    • KalyanaMitta
    • *****
    • Posts: 1.163
    • Reputasi: 65
    • Gender: Female
    Pendiri / pencetus aliran Maitreya adalah Patriat ke-18 Se Cun/ Se Mu (Dwi Maha Guru), merekalah pelopor yang menyebar-luaskan ajaran ini untuk umum.
    boleh minta infonya juga
    untuk menambah pengetahuan juga, thanks

    Aliran Maitreya di Taiwan diakui sebagai agama resmi dengan nama Mi Le Da Dao, pusatnya di Erl Mei.
    Adapun Mi Le Da Dao bukan tidak mengaku sebagai Buddhisme tapi banyak penganut Buddha tidak terima jika Mi Le Da Dao mengaku sebagai Buddhisme. Demikian
    ooh i see, thanks infonya

    kalau nama resminya Mi Le Da Dao,
    apakah I Guan Dao termasuk dalam Mi Le Da Dao,
    atau terpisah menjadi aliran lain ?

    dan oot dikit, tapi penasaran aja,
    dalam aliran maitreya, yg paling "tinggi"/dijunjung itu
    Boddhisatva/Buddha Maitreya, Lao Mu, atau yg lainnya?

    dan denger2 dari umat maitreya,
    di aliran maitreya dilarang bermeditasi ?
    atau itu info yg salah ?
    tolong CMIIW, pengen tau info yg lebih akurat sih

    « Last Edit: 21 January 2013, 02:05:34 PM by bluppy »

    Offline Top1

    • Sahabat
    • ***
    • Posts: 429
    • Reputasi: 10
    • Hanya Sebuah Fenomena
    boleh minta infonya juga
    untuk menambah pengetahuan juga, thanks
    ooh i see, thanks infonya

    kalau nama resminya Mi Le Da Dao,
    apakah I Guan Dao termasuk dalam Mi Le Da Dao,
    atau terpisah menjadi aliran lain ?

    dan oot dikit, tapi penasaran aja,
    dalam aliran maitreya, yg paling "tinggi"/dijunjung itu
    Boddhisatva/Buddha Maitreya, Lao Mu, atau yg lainnya?

    I Guan Dao tidak termasuk dalam Mi Le Da Dao. I Guan Dao juga salah satu agama resmi besar yang diakui di taiwan.
    I Guan Dao lebih besar dari Mi Le Da Dao di Taiwan. Cuma Aliran Buddhisme Maitreya di Indonesia saat ini adalah bersumber dari Mi Le Da Dao.
    Dalam Aliran Maitreya, semuanya dihormati saat melaksanakan bakti puja. Ciri khas aliran Maitreya (Mi Le Da Dao) di altar utama untuk Bakti Puja Umat Maitreya saat ini cuma ada pratima Buddha Maitreya dengan simbol Lao Mu di pelita-nya. (Pengagungan Buddha Maitreya)

    Adapun dalam I Guan Dao, selain pratima Buddha Maitreya masih ada pratima (rupang) Kuan Yin, Chi Kung, Kwan Kong dan Li Cu Se (Mohon dikoreksi rekan-rekan I Guan Dao jika ada yang salah).

    Menjawab pertanyaan tambahan sis Bluppy, umat2 Maitreya tidak dilarang bermeditasi, cuma di Vihara Maitreya tidak diajarkan bermeditasi, tapi di vihara luar ada bule2 yang datang bermeditasi di altar Maitreya dan itu tidak dilarang, cuma tidak ada yang berkompeten mengajar Meditasi ala Buddhisme di Vihara Maitreya, kecuali "Meditasi" ala Bakti Puja. Namun Bakti Puja (Khou Sou) tidak dinamakan meditasi, walaupun tujuan-nya mirip2, yaitu bagaimana saat melakukan gerakan Khou Sou, gerakan tubuh dan pikiran tetap terkontrol, dan berkonsentrasi di satu titik.

    Umumnya umat2 pemula sangat sulit berkonsentasi saat melakukan bakti puja karena banyak alasan, capek, pikiran bercabang dan sebagainya
    « Last Edit: 21 January 2013, 02:17:31 PM by Top1 »

    Offline Top1

    • Sahabat
    • ***
    • Posts: 429
    • Reputasi: 10
    • Hanya Sebuah Fenomena
    Sewaktu masih kuliah di jakarta saya ikut kegiatan Keluarga Mahasiswa Buddhist dan banyak didatangkan Bhikku2 dari tradisi aliran Theravada. Cuma saya tidak merasa cocok dengan ajaran2 dari tradisi Theravada, dan di perpustakaan2 vihara saya kemudian tertarik membaca aliran Mahayana yaitu Sutra Intan, saya juga senang dengan Sutra Altar, Dan ada salah satu buku kisah karma yang saya baca adalah Osel (bocah Spanyol yang reinkarnasi dari Lama Tibet). Di rumah almarhum nenek saya ada altar Buddha dan saya kemudian senang membaca paritta (Liam Keng) khususnya Ko Ong Kwan Se Im Keng. Menurut almarhum nenek dia pernah dikunjungi oleh Sesepuh Maitreyawira, kata nenek orang ini penuh dengan kebajikan baik dalam bertutur kata yang lembut maupun penampilan-nya yang sederhana.

    Setelah membaca banyak kitab2 saya ada dorongan mencari vihara2 dekat rumah di jakarta dan akhirnya saya lebih tertarik dengan Aliran Maitreya, tapi bukan berarti saya menganggap aliran lain tidak baik. Saat ini saya tinggal di Jeddah dan tidak ada vihara di sini.
    « Last Edit: 21 January 2013, 02:27:02 PM by Top1 »

    Offline adi lim

    • Sebelumnya: adiharto
    • KalyanaMitta
    • *****
    • Posts: 4.993
    • Reputasi: 108
    • Gender: Male
    • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
    Buddha Maiterya aja belum muncul, sudah ada ajaran nya ???
    bisa2 aja para pengarang  :(
    Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

    Offline bluppy

    • KalyanaMitta
    • *****
    • Posts: 1.163
    • Reputasi: 65
    • Gender: Female
    Saat ini saya tinggal di Jeddah dan tidak ada vihara di sini.

    biarpun tidak ada wihara,
    tapi ada vipassana di United Arab Emirat
    http://courses.dhamma.org/en/schedules/noncenter/ae
    dan ada meditation center di Iran, banyak muslim yg ikut
    juga ada vipassana di Israel, Iran, Mesir, dll

    keren kan kalo meditator Israel en meditator Iran ketemu
    en ngobrol santai tanpa harus pusingin perbedaan politik dan agama

    anyway, sila samadhi panna
    aliran maitreya setidaknya udah mementingkan sila, good for them
    kalau ingin lanjut ke samadhi panna
    bisa coba ikut vipassana  ;D

    Offline sanjiva

    • KalyanaMitta
    • *****
    • Posts: 4.091
    • Reputasi: 101
    • Gender: Male
    Summon El Sol please, biar diskusi di thread ini menarik  ;D :whistle:
    «   Ignorance is bliss, but the truth will set you free   »

    Offline williamhalim

    • Sebelumnya: willibordus
    • KalyanaMitta
    • *****
    • Posts: 2.869
    • Reputasi: 134
    • Gender: Male
    Buddha Maiterya aja belum muncul, sudah ada ajaran nya ???
    bisa2 aja para pengarang  :(

    Gw sepertinya juga ga mo kalah dan lagi mikir2 untuk mendirikan aliran yg lebih baru lagi...

    Jadi, ada yg bisa infokan ga, setelah Buddha Maitreya rumornya Buddha apa lagi?

    ::

    Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

    Offline dilbert

    • KalyanaMitta
    • *****
    • Posts: 3.935
    • Reputasi: 90
    • Gender: Male
    • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
    Hi Sis bluppy,

    Thread ini saya buat bukan ingin menyatakan bahwa aliran Maitreya adalah masuk ke Buddhisme mainstream, hanya ingin menjawab pertanyaan sdr. Dilbert tentang niat pendiri/pencetus aliran Maitreya.

    Pendiri / pencetus aliran Maitreya adalah Patriat ke-18 Se Cun/ Se Mu (Dwi Maha Guru), merekalah pelopor yang menyebar-luaskan ajaran ini untuk umum.

    Aliran Maitreya di Taiwan diakui sebagai agama resmi dengan nama Mi Le Da Dao, pusatnya di Erl Mei.
    Adapun Mi Le Da Dao bukan tidak mengaku sebagai Buddhisme tapi banyak penganut Buddha tidak terima jika Mi Le Da Dao mengaku sebagai Buddhisme. Demikian

    gak heran kalau aliran Maitreya tidak diterima di buddhisme, karena karya Maha Sesepuhnya seperti ini :

    Kutipan buku Renungan Lonceng Emas (Karya Y.M.Maha Sesepuh Kao San)

    40. Keluhuran pertobatan Nuraniah
    ....
    Teruslah berjuang di dalam pertobatan, maka Tuhan akan menganugrahkan pengampunan.
    VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
    Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

    Offline dilbert

    • KalyanaMitta
    • *****
    • Posts: 3.935
    • Reputasi: 90
    • Gender: Male
    • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
    Buddha Maiterya aja belum muncul, sudah ada ajaran nya ???
    bisa2 aja para pengarang  :(

    Mungkiin ajarannya diturunkan lewat WAHYU...
    VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
    Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

    Offline sanjiva

    • KalyanaMitta
    • *****
    • Posts: 4.091
    • Reputasi: 101
    • Gender: Male
    gak heran kalau aliran Maitreya tidak diterima di buddhisme, karena karya Maha Sesepuhnya seperti ini :

    Kutipan buku Renungan Lonceng Emas (Karya Y.M.Maha Sesepuh Kao San)

    40. Keluhuran pertobatan Nuraniah
    ....
    Teruslah berjuang di dalam pertobatan, maka Tuhan akan menganugrahkan pengampunan.


    Agama buda macam apa ini ?   :o

    Mending sekalian ikut Je5us Kr1stus dong...  ::) :-?

    « Last Edit: 21 January 2013, 03:33:44 PM by sanjiva »
    «   Ignorance is bliss, but the truth will set you free   »

    Offline adi lim

    • Sebelumnya: adiharto
    • KalyanaMitta
    • *****
    • Posts: 4.993
    • Reputasi: 108
    • Gender: Male
    • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
    Mungkiin ajarannya diturunkan lewat WAHYU...

    bold ; ndak :no:

    kayaknya dari khayalan
    « Last Edit: 21 January 2013, 03:40:36 PM by adi lim »
    Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

    Offline Top1

    • Sahabat
    • ***
    • Posts: 429
    • Reputasi: 10
    • Hanya Sebuah Fenomena
    Agama buda macam apa ini ?   :o

    Mending sekalian ikut Je5us Kr1stus dong...  ::) :-?

    Monggo kalau mau ikut  Kristus, tidak ada yang melarang  ^-^

    Offline sanjiva

    • KalyanaMitta
    • *****
    • Posts: 4.091
    • Reputasi: 101
    • Gender: Male
    Monggo kalau mau ikut  Kristus, tidak ada yang melarang  ^-^

    Pantasan beberapa teman gw yg dulunya rajin khou sou di fotang, pas kuliah banyak yang pindah jadi kri5ten.  Juga ada member DC yg awal2nya getol bawa ajaran maitreya di DC sekarang menjadi muslim yang sholeh.  :whistle: ^-^

    Kalau sama2 penyembah tuhan dan mengharap pengampunan tuhan, memang lebih baik ikut yang pasti2 aja, yg jelas ada kitab sucinya, jelas ajarannya dan nabinya pun jelas.  ;) ;D
    «   Ignorance is bliss, but the truth will set you free   »

    Offline Top1

    • Sahabat
    • ***
    • Posts: 429
    • Reputasi: 10
    • Hanya Sebuah Fenomena
    Pantasan beberapa teman gw yg dulunya rajin khou sou di fotang, pas kuliah banyak yang pindah jadi kri5ten.  Juga ada member DC yg awal2nya getol bawa ajaran maitreya di DC sekarang menjadi muslim yang sholeh.  :whistle: ^-^

    Kalau sama2 penyembah tuhan dan mengharap pengampunan tuhan, memang lebih baik ikut yang pasti2 aja, yg jelas ada kitab sucinya, jelas ajarannya dan nabinya pun jelas.  ;) ;D

    Itu jelas kabar baik dong, daripada anda bilang beberapa temen gw dulu yg rajin khou sou skrg jadi "perampok" / "penjahat", Nah yang itu baru mesti prihatin. Kalau jadi orang yang sholeh yang sah2 saja  :whistle:

    Offline William_phang

    • KalyanaMitta
    • *****
    • Posts: 1.101
    • Reputasi: 62
    Mungkiin ajarannya diturunkan lewat WAHYU...

    lewat jelangkung yg menulis diatas pasir dg perantara perawan ting2

    Offline will_i_am

    • KalyanaMitta
    • *****
    • Posts: 5.163
    • Reputasi: 155
    • Gender: Male
    Gw sepertinya juga ga mo kalah dan lagi mikir2 untuk mendirikan aliran yg lebih baru lagi...

    Jadi, ada yg bisa infokan ga, setelah Buddha Maitreya rumornya Buddha apa lagi?

    ::

    Quote
    Di masa depan (sepuluh) Bodhisatta akan mencapai pencerahan sempurna dengan urutan sebagai berikut: Yang Termulia (Ariya) Metteya, (Raja) Rama, (Raja) Pasenadi dari Kosala, (Deva) Abhibhu, (Dewa Asura) Dighasoni, (Brahmana) Candani, (Pemuda) Subha, Brahmana Todeyya, (Gajah) Nalagiri, dan (Gajah) Palaleya. [11]
    Metteya udah dipilih duluan, silahkan pilih Raja Rama atau yang lainnya. :D
    hiduplah hanya pada hari ini, jangan mengkhawatirkan masa depan ataupun terpuruk dalam masa lalu.
    berbahagialah akan apa yang anda miliki, jangan mengejar keinginan akan memiliki
    _/\_

    Offline williamhalim

    • Sebelumnya: willibordus
    • KalyanaMitta
    • *****
    • Posts: 2.869
    • Reputasi: 134
    • Gender: Male
    Metteya udah dipilih duluan, silahkan pilih Raja Rama atau yang lainnya. :D

    Untuk aliran baru gw, sebisa mungkin gw pilih yg paling ujung aja deh: Palaleya ya?

    Agama Buddha Palaleya..
    kitab2nya dijamin lbh modern drpd kitab Tipitaka Buddha Gotama yg skrg.
    Juga jauh lebih futuristik dibanding  Agama Buddha Matreya

    Top 1 tertarik?
    Bisa jadi murid pertama gw loh, dijamin namanya akan tercatat di kitab suci Buddha Palaleya

    ::

    Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

    Offline dilbert

    • KalyanaMitta
    • *****
    • Posts: 3.935
    • Reputasi: 90
    • Gender: Male
    • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
    Untuk aliran baru gw, sebisa mungkin gw pilih yg paling ujung aja deh: Palaleya ya?

    Agama Buddha Palaleya..
    kitab2nya dijamin lbh modern drpd kitab Tipitaka Buddha Gotama yg skrg.
    Juga jauh lebih futuristik dibanding  Agama Buddha Matreya

    Top 1 tertarik?
    Bisa jadi murid pertama gw loh, dijamin namanya akan tercatat di kitab suci Buddha Palaleya

    ::

    Penampakannya seperti Ganesha (gajah) gitu ?
    VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
    Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

    Offline ryu

    • Global Moderator
    • KalyanaMitta
    • *****
    • Posts: 13.403
    • Reputasi: 429
    • Gender: Male
    • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
    Pada lupa ya, ada aliran ryuyana?
    Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

    Offline adi lim

    • Sebelumnya: adiharto
    • KalyanaMitta
    • *****
    • Posts: 4.993
    • Reputasi: 108
    • Gender: Male
    • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
    Pada lupa ya, ada aliran ryuyana?

    saingan ryuana cuma aliran capcai indonesia
    Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

    Offline adi lim

    • Sebelumnya: adiharto
    • KalyanaMitta
    • *****
    • Posts: 4.993
    • Reputasi: 108
    • Gender: Male
    • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
    Pantasan beberapa teman gw yg dulunya rajin khou sou di fotang, pas kuliah banyak yang pindah jadi kri5ten.  Juga ada member DC yg awal2nya getol bawa ajaran maitreya di DC sekarang menjadi muslim yang sholeh.  :whistle: ^-^

    Kalau sama2 penyembah tuhan dan mengharap pengampunan tuhan, memang lebih baik ikut yang pasti2 aja, yg jelas ada kitab sucinya, jelas ajarannya dan nabinya pun jelas.  ;) ;D

    bro sanjiva, disarankan kalau ada agama yang pasti bisa memakmurkan umatnya dan bisa kaya raya, pilih aja agama itu, urusan sembah tuhan dan nabi belakangan aja,
    tidak usah pusing dan tidak usah pikir2 lagi langsung embat saja, =))
    « Last Edit: 21 January 2013, 08:18:44 PM by adi lim »
    Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

    Offline adi lim

    • Sebelumnya: adiharto
    • KalyanaMitta
    • *****
    • Posts: 4.993
    • Reputasi: 108
    • Gender: Male
    • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
    gak heran kalau aliran Maitreya tidak diterima di buddhisme, karena karya Maha Sesepuhnya seperti ini :

    Kutipan buku Renungan Lonceng Emas (Karya Y.M.Maha Sesepuh Kao San)

    40. Keluhuran pertobatan Nuraniah
    ....
    Teruslah berjuang di dalam pertobatan, maka Tuhan akan menganugrahkan pengampunan.

    bold : teringat di kota Bangkok ada daerah Khao San (wajib dikunjungi) ;D
    Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

    Offline will_i_am

    • KalyanaMitta
    • *****
    • Posts: 5.163
    • Reputasi: 155
    • Gender: Male
    Untuk aliran baru gw, sebisa mungkin gw pilih yg paling ujung aja deh: Palaleya ya?

    Agama Buddha Palaleya..
    kitab2nya dijamin lbh modern drpd kitab Tipitaka Buddha Gotama yg skrg.
    Juga jauh lebih futuristik dibanding  Agama Buddha Matreya

    Top 1 tertarik?
    Bisa jadi murid pertama gw loh, dijamin namanya akan tercatat di kitab suci Buddha Palaleya

    ::
    daftar dong....  :P

    Penampakannya seperti Ganesha (gajah) gitu ?
    =))
    :hammer:


     [at] top1, dapet link ini, coba dibaca ya...
    [gmod]cencored[/gmod]
    « Last Edit: 22 January 2013, 07:00:53 AM by ryu »
    hiduplah hanya pada hari ini, jangan mengkhawatirkan masa depan ataupun terpuruk dalam masa lalu.
    berbahagialah akan apa yang anda miliki, jangan mengejar keinginan akan memiliki
    _/\_

    Offline Mr.Jhonz

    • Sebelumnya: Chikennn
    • KalyanaMitta
    • *****
    • Posts: 3.164
    • Reputasi: 148
    • Gender: Male
    • simple life
    Binggung mau coment apa..

    Sangat banyak perbedaan maitreya dan buddhism,kenapa mesti dipaksakan sama?
    « Last Edit: 21 January 2013, 11:03:39 PM by Mr.Jhonz »
    buddha; "berjuanglah dengan tekun dan perhatian murni"

    Offline Top1

    • Sahabat
    • ***
    • Posts: 429
    • Reputasi: 10
    • Hanya Sebuah Fenomena
    Binggung mau coment apa..

    Sangat banyak perbedaan maitreya dan buddhism,kenapa mesti dipaksakan sama?

    saya gak pernah menyatakan Maitreya dan Buddhism sama, thread ini adalah untuk menjawab pertanyaan sdr dilbert di http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,18283.0.html

    Salam

    Offline Top1

    • Sahabat
    • ***
    • Posts: 429
    • Reputasi: 10
    • Hanya Sebuah Fenomena
    daftar dong....  :P
    =))
    :hammer:


     [at] top1, dapet link ini, coba dibaca ya...
    [gmod]cencored[/gmod]

    Link ini sudah pernah saya baca beberapa tahun lalu, ada seorang umat Buddhist bernama Hendra yang posting tentang itu di forum siutao. termasuk link2 lainnya.

    Komentar saya Hendra gak begitu diterima oleh umat2 Tao di sana.

    Baca kutipannya :

    1. Tentang istilah ZheMu :arrow: Istilah ini merupakan sebuah istilah yg luhur, dimana menunjukkan bahwa masyarakat Tionghoa sangat menghormati seorang guru sampai isteri gurunya sekalipun.
    Kita biasanya memanggil guru sebagai ZheFu (Zhe = guru & Fu = bapak), isteri guru dipanggil ZheMu (Zhe = guru & Mu = ibu) :arrow: Artinya orang Tionghoa sangat menghormati guru2 nya, sampai2 ada istilah IK REK WEI ZHE, CUNG ZHEN WEI FU/MU (Sekali menjadi guru maka seumur hidup akan kita anggap sebagai ayah & ibu sendiri.) ................ Lha dalam tulisan si Hendraa ini, sepertinya ada kesengajaan untuk menjadikan istilah ZheMu sebagai istilah kepala pemberontak perempuan. (Kamu/Hendraa mesti minta maaf kepada segenap masyarakat Tionghoa tentang kesengajaan maksud politis kamu, kalau nggak maka SENSORSENSORSENSORSENSORSENSORSENSORSENSORSENSORSENSORSENSORSENSOR kamu OK???) 8) 8) 8)


    Menurut umat2 Tao, Hendra bermaksud mengadu domba antara aliran Maitreya dengan aliran Tao.
    Beberapa umat aliran Theravada di sini cenderung FANATIK (Mirip2 FPI) yang mau mengatakan aliran-nya lah yang paling benar, di luar itu SALAH.
    Saya sudah baca beberapa senior di sini menyerang tulisan2 sunya di aliran Mahayana.

    Sesama aliran Buddha sebaiknya jangan ribut, sekarang kan ada aliran Maitreya jadi serang di sini saja. Silahkan, cuma saya gak berniat mengomentari-nya  :D
    « Last Edit: 22 January 2013, 07:02:34 AM by ryu »

    Offline will_i_am

    • KalyanaMitta
    • *****
    • Posts: 5.163
    • Reputasi: 155
    • Gender: Male
    Link ini sudah pernah saya baca beberapa tahun lalu, ada seorang umat Buddhist bernama Hendra yang posting tentang itu di forum siutao. termasuk link2 lainnya.

    Komentar saya Hendra gak begitu diterima oleh umat2 Tao di sana.

    Baca kutipannya :

    1. Tentang istilah ZheMu :arrow: Istilah ini merupakan sebuah istilah yg luhur, dimana menunjukkan bahwa masyarakat Tionghoa sangat menghormati seorang guru sampai isteri gurunya sekalipun.
    Kita biasanya memanggil guru sebagai ZheFu (Zhe = guru & Fu = bapak), isteri guru dipanggil ZheMu (Zhe = guru & Mu = ibu) :arrow: Artinya orang Tionghoa sangat menghormati guru2 nya, sampai2 ada istilah IK REK WEI ZHE, CUNG ZHEN WEI FU/MU (Sekali menjadi guru maka seumur hidup akan kita anggap sebagai ayah & ibu sendiri.) ................ Lha dalam tulisan si Hendraa ini, sepertinya ada kesengajaan untuk menjadikan istilah ZheMu sebagai istilah kepala pemberontak perempuan. (Kamu/Hendraa mesti minta maaf kepada segenap masyarakat Tionghoa tentang kesengajaan maksud politis kamu, kalau nggak maka SENSORSENSORSENSORSENSORSENSORSENSORSENSORSENSORSENSORSENSORSENSOR kamu OK???) 8) 8) 8)


    Menurut umat2 Tao, Hendra bermaksud mengadu domba antara aliran Maitreya dengan aliran Tao.
    Beberapa umat aliran Theravada di sini cenderung FANATIK (Mirip2 FPI) yang mau mengatakan aliran-nya lah yang paling benar, di luar itu SALAH.
    Saya sudah baca beberapa senior di sini menyerang tulisan2 sunya di aliran Mahayana.

    Sesama aliran Buddha sebaiknya jangan ribut, sekarang kan ada aliran Maitreya jadi serang di sini saja. Silahkan, cuma saya gak berniat mengomentari-nya  :D
    tidak fanatik, tapi kalau memang gak sesuai ajaran Buddhism, ya jangan didompleng namanya dong...
    wong mahayana aja gak terima aliran MLDD
    hiduplah hanya pada hari ini, jangan mengkhawatirkan masa depan ataupun terpuruk dalam masa lalu.
    berbahagialah akan apa yang anda miliki, jangan mengejar keinginan akan memiliki
    _/\_

    Offline Top1

    • Sahabat
    • ***
    • Posts: 429
    • Reputasi: 10
    • Hanya Sebuah Fenomena
    tidak fanatik, tapi kalau memang gak sesuai ajaran Buddhism, ya jangan didompleng namanya dong...
    wong mahayana aja gak terima aliran MLDD

    Bro Will, sebenarnya mungkin saat anda baru lahir, aliran Maitreya yang di bawah almarhum sesepuh Maitreyawira sudah diterima dengan baik dalam Buddhism, cuma 5-10 tahun saja belakangan saja baru mulai diributkan umat2 Buddhist aliran tertentu.

    Lihat thread ini : http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,23754.0.html

    Tanggal 11 Oktober 1976 terbentuk Majelis Agung Buddha Indonesia (MABI) sebagai forum konsultasi dari Majelis-majelis Agama Buddha yang ada, yaitu Majelis Ulama Agama Buddha Indonesia (MUABI), Majelis Pandita Buddha Maitreya Indonesia (MAPANBUMI). Majelis Buddha Dharma Indonesia. Gabungan Tri Dharma Indonesia (GTI). Majelis Kasogatan. Nichiren Shoshu. Perhimpunan Tempat Ibadah Tri Dharma (PTITD).

    Tanggal 23 Oktober 1976 merupakan tanggal yang bersejarah bagi Agama Buddha mazhab Theravada di Indonesia. Karena pada hari itu berdirilah Sangha Theravada Indonesia di Vihara Maha Dhammaloka, Semarang (sekarang Vihara Tanah Putih). Para Bhikkhu yang tercatat sebagai pendirinya adalah Y.M. Bhikkhu Aggabalo, Y.M. Bhikkhu Khemasarano (alm.), Y.M. Bhikkhu Suddhammo (alm.), Y.M. Bhikkhu Khemiyo, dan Y.M. Bhikkhu Nanavuttho.

    Pada 7 - 8 Mei 1978 telah dilangsungkan Kongres Umat Buddha di Yogyakarta dan terbentuklah Perwalian Umat Buddha Indonesia (WALUBI) sebagai wadah tunggal umat Buddha di Indonesia dengan Suparto Hs. Sebagai ketua dan anggota-anggotanya adalah Suwarto Kolopaking, S.H., Ir. T. Soekarno, Gunawan Sindhumarto, S.H., Drs. Oka Diputhera, Bhaggadewa Siddharta, Herman S. Endro, S.H., dan Hartanto Kulle.

    Offline Top1

    • Sahabat
    • ***
    • Posts: 429
    • Reputasi: 10
    • Hanya Sebuah Fenomena
    Cikal bakal perpecahan itu gara2 kasus ini : http://groups.yahoo.com/group/pemuda_buddhis/message/183 Judul : MBI & SAGIN DIBERHENTIKAN

    PERWALIAN UMAT BUDDHA INDONESIA
    (WALUBI) PUSAT
    Jl. Gunung Sahari Raya No. 86 B
    Jakarta Pusat 10610


    WIDHAYAKA SABHA


    Keputusan
    WIDHAYAKA SABHA
    PERWALIAN UMAT BUDDHA INDONESIA
    NO. : 001/WS-WLB/III/1995

    TENTANG

    SANGHA AGUNG INDONESIA dan MAJELIS BUDDHAYANA INDONESIA


    Menimbang : 1. Bahwa dalam rangka tetap dapat terpelihara kemurnian
    ajaran agama Buddha yang sesuai dengan kitab suci Tripitaka/Tipitaka dari
    pengaruh-pengaruh dari kepercayaan lainnya dipandang perlu mengeluarkan
    fatwa Widhayaka Sabha
    2. Bahwa Sangha Agung Indonesia secara terang-terangan
    melaksanakan ajaran Sai Baba melalui kegiatan ritual Bajan serta mencampur
    adukkan kepercayaan-kepercayaan setempat dalam bentuk kegiatan ritual
    lainnya.
    3. Bahwa Majelis Budhayana Indonesia adalah organisasi di bawah
    Sangha Agung Indonesia yang berfungsi sebagai pelaksana
    kebijaksanaan-kebijaksanaan ritual yang harus disampaikan kepada
    pengikutnya.
    4. Bahwa ajaran/faham Sai Baba dan
    kepercayaankepercayaan tradisi setempat bukan ajaran yang bersumber pada
    kitab Tripitaka/Tipitaka, ritual Bajan dan ritual kepercayaan lainnya tidak
    dikenal dalam tatanan ibadah agama Buddha.

    Mengingat : 1. Anggaran Dasar Perwalian Umat Buddha Indonesia Bab V
    pasal 8,9,10 tentang Pedoman, Kode Etik dan Ikrar
    2. Anggaran dasar Perwalian Umat Buddha Indonesia Bab VIII pasal 18,
    ayat 3
    3. anggaran Rumah tangga Perwalian Umat Buddha Indonesia Bab IX pasal
    37.

    Memperhatikan : 1. Surat Keputusan DPP walubi nomor : 141/SK/DPP –
    WLB/1.8/X/94 tanggal 15 Oktober 1994 tentang Pemberhentian Sangha Agung
    Indnesia dan Majelis Buddhayana Indonesia dari keanggotaan Perwalian Umat
    Buddha Indonesia.
    2. Hasil Persidangan Widhayaka Sabha pada tanggal 30 Maret 1995.

    M E M U T U S K A N

    MENETAPKAN:

    Pertama : Menyatakan bahwa Sangha Agung Indonesia dan Majelis
    Buddhayana Indonesia adalah organisasi aliran kepercayaan bukan organisasi
    keagamaan di lingkungan agama Buddha.
    Kedua : Vihara/Cetiya sebagai tempat ibadah Buddha dan
    kelembagaan-kelembagaan dilingkungan umat Buddha tidak dibenarkan
    melaksanakan ritual Bajan dan ritual aliran kepercayaan lainnya.
    Ketiga : Kepada umat Buddha yang telah terpengaruh oleh ajaran
    Sai Baba dan aliran kepercayaan lainnya diminta untuk meninggalkan
    ajaran/paham tersebut dan kembali sesuai dengan ajaran dan ritual agama
    Buddha
    Keempat : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

    Ditetapkan di Jakarta
    Tanggal 30 Maret 1995

    PERSIDANGAN WIDHAYAKA SABHA


    ttd ttd

    Bhikkhu Sukhemo Thera Drs. Sudharmo Tasmin
    Ketua
    Sekretaris


    Bhikkhu Attimedho - Sangha Theravada Indonesia
    Bhikkhu Subhapanno - Sangha Theravada Indonesia
    Purna Chandra - MARTRISIA / Tridharma
    Hartanto Kulle - MAPANBUMI / Maitreya
    Herman S. Endro, S.H - MAPANBUDI / Theravada
    Karuna Atmaja - KASOGATAN / Tantrayana
    Drs. Suwarto - MAJABUMI / Mahayana

    Note : Yang saya bold itu orang2 aliran Maitreya

    Kemudian tahun 1999 perselisihan dengan WALUBI meruncing dan sejak itu terjadi perpecahan yang nyata.

    Offline Top1

    • Sahabat
    • ***
    • Posts: 429
    • Reputasi: 10
    • Hanya Sebuah Fenomena
    Ketua waktu itu Bhikku Sukhemo Thera.
    Sekretarisnya malah orang dari aliran Maitreya Drs. Sudarmo Tasmin

    Ringkasan :

    Agama Buddha bangkit seiring dengan perjuangan nasional dan kemerdekaan Indonesia. Untuk pertama kalinya pada tahun 1953 diselenggarakan upacara Waisak nasional di Borobudur. Walau pemerintah belum secara formal mengakui keberadaan agama Buddha, peristiwa yang diikuti oleh lebih dari tiga ribu peserta itu dihadiri beberapa duta besar mancanegara. Penggagasnya Tee Boan An. Ia menjabat ketua umum Gabungan Sam Kauw Indonesia (GSKI) merangkap wakil ketua Perhimpunan Pemuda Teosofi Indonesia. GSKI merupakan gabungan dari Sam Kauw Hwee dan Thian Li Hwee yang selanjutnya diikuti Bagian Kebaktian Sin Ming Hui (Perkumpulan Sosial Candra Naya sekarang) dan Buddha Tengger. 
    Tee Boan An menjadi samanera menurut tradisi Mahayana (C’han), dan ditahbiskan menjadi biksu Therawada di Myanmar dengan nama Ashin Jinarakkhita. Jinarakkhita merupakan biksu putra Indonesia pertama di abad ke-20. Setelah kembali ke Indonesia (1955), ia mengadakan perjalanan ke seluruh pelosok tanah air. Ajaran yang dikembangkannya non-sektarian. Ia mendirikan organisasi Buddhis nasional yang pertama, Persaudaraan Upasaka Upasika Indonesia (PUUI), dengan anggota yang telah diinisiasi (1955). PUUI beberapa kali berganti nama, menjadi Majelis Ulama Agama Buddha Indonesia, lalu Majelis Upasaka-pandita Agama Buddha Indonesia (MUABI) dan yang terakhir Majelis Buddhayana Indonesia (MBI). Dibentuk pula organisasi umat awam, Persatuan Buddhis Indonesia (1957), yang belakangan dinamakan Perhimpunan Buddhis Indonesia (Perbudhi).
    Agama Buddha menjaga jarak terhadap politik. Sampai di akhir era demokrasi parlementer, umat Buddha dan organisasinya bersatu dengan solid, tidak terganggu oleh situasi politik liberal yang labil dan menghadapi ancaman separatis. Agaknya ketika itu kegiatan keagamaan Buddha di Indonesia praktis ada di dalam lingkar pengaruh figur Jinarakkhita.
     
    Era Demokrasi Terpimpin
    Menghadapi konsep NASAKOM di era Demokrasi Terpimpin  sikap umat Buddha terhadap politik mendua. Ada yang menjauh, ada yang mendekat. Karena tidak ada tempatnya dalam partai agama, kalau bukan nasionalis, tentu dekat dengan komunis, namun tidak menjadi anggota partai, melainkan terhubung secara tidak langsung melalui organisasi onderbouw, khususnya Baperki bagi warga Tionghoa.
    Warga Tionghoa ikut berpolitik sejak pergerakan nasional. Tanpa membedakan agamanya, setelah kemerdekaan, ada yang masuk dalam parlemen/DPR dan MPR, maupun kabinet. Namun berulang kali terjadi huru-hara anti-Cina. Timbul pro dan kontra mengenai asimilasi dan integrasi. Situasi ini memberi dampak yang kurang menguntungkan bagi perkembangan agama Buddha karena citra bahwa agama Buddha itu agama Tionghoa begitu kuat.
    Di Tiongkok agama Buddha yang berasal dari India secara harmonis hidup berdampingan dengan budaya setempat. Umat Buddha tidak mengidentifikasikan diri sebagai bagian dari satu peradaban tunggal Buddhis. Mereka tampil dengan identitas lokal, tercermin pada gambar/patung Buddha yang beragam disesuaikan dengan citra etnis si penganut. Ada Buddha dengan wajah India, Tionghoa, Tibet, Thailand, Jepang. Figur Buddha di Indonesia sendiri bisa dilihat pada versi Buddha di Candi Borobudur. Menjadi Buddhis bukan menjadi orang India. Bagi warga Tionghoa, dapat dikatakan Buddha telah di-Tionghoa-kan.
    Menurut M. A. Lathouwers, Jinarakkhita menekankan perlunya mengembangkan agama Buddha di Indonesia yang khas, suatu bentuk asli yang sesuai dengan alam Indonesia, suatu wadah yang tetap bersumber pada sejarah agama Buddha di masa lampau yang kaya raya, akan tetapi tidak terikat atau dihambat selama perkembangannya. Kesempatan istimewa ini dihubungkan dengan ‘Bhinneka Tunggal Ika”. Jakob Oetama pernah memublikasikan (1963) pendapat Biksu Ashin bahwa jiwa to¬leransi bangsa Indonesia tercermin pada Pancasila. Apabila Pancasila sungguh-sungguh diamalkan, maka dapat memberikan lichtpunt, sinar terang kepada dunia.
    Jinarakkhita setelah tua berjenggot, sebagaimana penampilan sebagian biksu dari tradisi Tionghoa Mahayana. Walau terjadi kontroversi, ia menggabungkan tradisi Tionghoa, India (Hindu) dan lokal. Praktik pemujaan Eyang Suryakencana dan upacara mandi air tujuh pancuran di malam Jum’at Kliwon di Lembah Cipendawa menunjukkan kedekatannya dengan penghayat kepercayaan dan penganut Kejawen. Selain Tripitaka Pali, Sanskerta, Mandarin, karya peninggalan zaman Majapahit Sanghyang Kama¬ha¬yanikan dipandang sebagai bagian dari Tripitaka berbahasa Kawi. Pemerintah menganugerahkan Bintang Mahaputra Utama kepada tokoh ini (2005) setelah tiga tahun ia meninggal dunia.
     
    Pasca G-30-S
    Peristiwa G-30-S menyebabkan banyak orang yang dicurigai mendukung komunis terbunuh dan dipenjara. Orang Tionghoa yang termasuk penganut agama Buddha menjadi sasaran aksi-aksi anti-Cina. Tetapi jumlah umat Buddha meningkat cepat karena setiap orang diharuskan untuk memeluk salah satu agama. Sekolah-sekolah wajib memberi pendidikan agama. Belakangan, ketertinggalan dalam penyediaan tenaga guru dan sekolah Buddhis, membuat umat tradisional mengikuti pendidikan agama lain sehingga banyak yang pindah agama.
    Sebagian penganut agama KTP tidak tahu apa itu ajaran Buddha. Sebaliknya tidak jarang orang yang aktif dalam kegiatan Buddhis, namun sekaligus memiliki KTP dengan agama lain. Supaya tidak serta-merta dicap Tionghoa, ada yang lebih suka tidak mencantumkan agama Buddha dalam KTP-nya. Mungkin agar lebih mudah mendapatkan pendidikan, pekerjaan, dan lain-lain. Diskriminasi merupakan fakta. KTP bagi keturunan Tionghoa diberi kode tertentu. Bahkan beberapa orang pribumi yang mengaku beragama Buddha, dianggap sebagai orang Tionghoa dan ikut dipersulit ketika mengurus akta perkawinan.
    Warga Tionghoa dianggap sebagai minoritas asing yang dibedakan dari minoritas suku-suku pribumi. Pemerintah menghendaki minoritas Tionghoa berasimilasi. Mereka diminta untuk ganti nama. Bahasa dan aksara Tionghoa dilarang. Film-film berbahasa Mandarin dibatasi. Namun pertimbangan ekonomi ternyata lebih kuat daripada prinsip asimilasi (Leo Suryadinata, 1984). Inpres No 14/1967 tentang Agama Kepercayaan dan Adat Istiadat Cina, membatasi pelaksanaan tata-cara ibadah Cina. Perayaan agama dan adat istiadat Cina tidak boleh dilakukan di depan umum. Sementara itu, pengakuan terhadap agama minoritas, yaitu Buddha dan terlebih Konghucu tidak sejalan dengan kebijaksanaan asimilasi.
    Aliran Mahayana yang terkait erat dengan ke-Tionghoa-an dan pemakaian bahasa Mandarin jelas menghadapi tekanan, sedangkan aliran Therawada menjadi lebih disukai. Untuk memberi perlindungan, muncul Dewan Wihara Indonesia (DEWI) yang diketuai oleh Letkol. Suraji Aria Kertawijaya, sekjen Perbudhi. Kebanyakan kelenteng ganti nama menjadi wihara, kecuali kelenteng non-Buddhis. Kelenteng sebenarnya merupakan wihara Mahayana yang berafinitas kultural Tionghoa. Menurut Cl. Salmon dan D. Lombard (1985) asal kata kelenteng adalah Guan-yin Ting. Adapun Guan-yin dalam bahasa Sanskerta Awalokiteswara, salah satu personifikasi Bakal Buddha.
     
    Dari Organisasi ke Organisasi
    Untuk menyalurkan aspirasi politik, Federasi Umat Buddha Indonesia menjadi anggota Sekretariat Bersama Golongan Karya (1967). Anggotanya: Buddhis Indonesia, Gabungan Tridharma, Musyawarah Umat Buddha Seluruh Indonesia, Agama Hindu Buddha Tengger dan Agama Buddha Wisnu Indonesia. Di luar itu, PUUI, Perbudhi dan Maha Sangha Indonesia membentuk Majelis Tertinggi Seluruh Umat Buddha Indonesia (1969). Sebagian biksu Therawada (di antaranya kemudian melepaskan jubah) memisahkan diri, memben¬tuk Sangha Indonesia (1972).
    Konflik organisasi berulang kali terjadi, entah karena ambisi pribadi atau penganutan agama yang tidak sungguh-sungguh dipraktikkan, atau terdorong oleh semangat sektarian dan pengaruh asing. Sekjen Golkar (Brigjen Saparjo) mengambil prakarsa untuk mempersatukan (1972). Tiga tahun kemudian muncul wadah tunggal  Buddha Dharma Indonesia (Buddhi). Namun Gabungan Tridharma Indonesia (GTI) dan MUABI tidak sampai ikut fusi. Gantinya Perbudhi muncul Gabungan Umat Buddha Seluruh Indonesia (GUBSI) yang dibentuk dengan bantuan DPP Golkar dan Dirjen Bimas Hindu dan Buddha (1976).
    Di pihak lain muncul majelis-majelis sektarian. Seorang pejabat di Ditjen Bimas Hindu dan Buddha mendirikan Majelis Dharmaduta Kasogatan (1975). Ia juga ikut membidani lahirnya Majelis Pandita Buddha Maitreya Indonesia (1975) yang berinduk di Taiwan. Bagian kerohanian dari Budhi berubah menjadi Majelis Pandita Buddha Dhamma Indonesia (1976), sekarang dinamakan Majelis Agama Buddha Teravada Indonesia (Magabudhi). Organisasi lainnya adalah Majelis Rohaniwan Tridharma se-Indonesia (1977), Majelis Agama Buddha Mahayana Indonesia (1978), dan Nichiren Soshu Indonesia (1964) yang berinduk di Jepang kemudian menjadi Majelis Agama Buddha Nichiren Soshu Indonesia (NSI).
    Dirjen Bimas Hindu dan Buddha (Gde Puja MA) memfasilitasi organisasi sangha hingga bersatu kembali dan memberinya nama Sangha Agung Indonesia disingkat SAGIN (1974). Tetapi tak lama kemudian beberapa biksu kembali memisahkan diri membentuk Sangha Therawada Indonesia (1976). Dua tahun berikutnya, muncul Sangha Mahayana Indonesia. Sejak itu terdapat tiga organisasi biksu. Ketiga sangha kemudian bersama-sama tujuh majelis mendirikan Walubi, Perwalian Umat Buddha Indonesia (1979).
    Golkar sebagai kendaraan politik pemerintah Orde Baru mengambil simpati warga Tionghoa yang telah mengalami trauma dalam kegiatan berpolitik. Dukungan suara dan finansial warga Tionghoa ketika Pemilu tentu sangat berarti. Untuk mengejar pertumbuhan ekonomi nasional warga Tionghoa punya ruang gerak dalam dunia bisnis, sekalipun masih menghadapi diskriminasi. Bidang pekerjaan lain sulit dimasuki, apalagi menjadi pegawai negeri dan anggota ABRI. Untuk menjaga stabilitas politik, pemerintah juga mengawasi organisasi yang anggotanya banyak dari warga Tionghoa. Organisasi-organisasi Buddhis bukan hanya dibina lewat Departemen Agama RI tetapi juga mendapatkan pendampingan dari BAKIN dan Badan Koordinasi Masalah Cina (BKMC).
     
    Wadah Tunggal
    Dalam birokrasi pemerintahan, agama Buddha mendapatkan tempat ketika Biro Urusan Hindu Bali di Departemen Agama RI ditingkatkan statusnya menjadi Ditjen Bimbingan Masyarakat Beragama Hindu Bali dan Buddha (1966). Setelah menjadi Ditjen Bimbingan Masyarakat Hindu dan Buddha (1969) ada sebuah direktorat mengurus agama Buddha yang digabung dengan Hindu. Lebih dari sepuluh tahun kemudian baru urusan agama Buddha dipisahkan dari Hindu, masing-masing memiliki direktorat sendiri (1980).
    Pemerintah mengarahkan terselenggaranya Kongres Umat Buddha Indonesia di Yogyakarta (1979) untuk melahirkan Perwalian Umat Buddha Indonesia (Walubi). Nama ini pemberian Menteri Agama (Alamsyah Ratu Prawiranegara), yang menghendaki adanya satu organisasi mewakili umat Buddha dalam Wadah Musyawarah Antar Umat Beragama (1980). Walubi memiliki organ Persidangan Sangha-Sangha sebagai lembaga fatwa dengan ketuanya Biksu Ashin Jinarakkhita.
    Kongres tersebut mengukuhkan hasil Lokakarya Pemantapan Ajaran Agama Buddha dengan Kepribadian Nasional Indonesia. Keputusannya antara lain mengenai kriteria agama Buddha di Indonesia. Kriteria menjadi penting untuk menyaring aliran yang menumpang hidup memakai nama agama Buddha tetapi tidak berpedoman pada Kitab Suci Tripitaka. Kongres juga menyetujui kode etik menyatakan tekad untuk melaksanakan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila. Orde Baru  menjadikan Pancasila sebagai asas tunggal, padahal sebenarnya Pancasila adalah asas bersama. 
    Ketika Waisak menjadi hari libur nasional (1983), ketua NSI selaku Sekjen Walubi, menyatakan bahwa Waisak adalah Hari Balas Budi. Nichiren diakui sebagai Buddha zaman sekarang, menggantikan Buddha Gotama. Kongres I Walubi (1986) selain mengganti pengurus, juga menetapkan bahwa NSI tidak memenuhi kriteria agama Buddha, dan melanggar kode etik. NSI dikeluarkan dari Walubi (1987). Pemerintah tidak mencampuri masalah ini dan tetap mengakui eksistensi NSI. 
    Pemuda Buddhis Indonesia (Pembudi) yang lahir dari lingkungan MUABI (1973) ikut menandatangani Pernyataan Pemuda Indonesia 1986, dan mempersiapkan Kongres Pemuda Buddhis. Pemerintah ikut mengarahkannya dengan mengikutsertakan unsur pemuda majelis-majelis Walubi, melahirkan organisasi Generasi Muda Buddhis Indonesia disingkat Gema Budhi (1986). Begitu pula kelompok wanita dari majelis-majelis Walubi diarahkan untuk membentuk wadah tunggal dengan nama Keluarga Besar Wanita Buddhis Indonesia. Hanya mahasiswa yang mendirikan Himpunan Mahasiswa Buddhis Indonesia (1988) bebas dari campur tangan pemerintah. Sementara itu, dengan berlakunya Undang-Undang No 8 Tahun 1985 tentang Organisasi Kemasyarakatan, beberapa organisasi Buddhis yang pernah dikenal sebelumnya bubar.
     
     
    Kasus Tragedi Walubi
    Konflik organisasi Buddhis kembali terjadi setelah Munas II Walubi (1992). Biksu Girirakkhito menjadi ketua umum dan sekjennya Budi Setiawan, Direktur Urusan Agama Buddha yang juga adalah polisi. Seorang konglomerat, Dra Siti Hartati Murdaya, menjadi  ketua Dewan Penyantun. Peran Widyeka Sabha yang menjalankan fungsi pengawasan terhadap DPP ditiadakan, sehingga kekuasaan mutlak ada di tangan ketua umum dan sekjen. Terjadi rekayasa sidang paripurna untuk menetapkan AD/ART baru, yang dihadiri oleh pejabat pemerintah yang jumlahnya hampir sama dengan peserta sidang. Rapat-rapat Walubi biasa dihadiri aparat keamanan yang tidak sedikit jumlahnya. Walubi tampak berubah, seperti dikatakan Hartati, “Dulu Walubi hanya mengenal dharma agama yang urusannya vertikal, sekarang ada dharma negara yang urusannya horisontal“ (Suar 168, /9/1999).
    Selisih pendapat berlanjut dengan laporan Walubi ke aparat keamanan tentang penyebaran AD/ART palsu. Kittinanda, ketua Panitia Munas yang juga salah satu ketua DPP, diciduk dan diinterogasi di sebuah markas militer (18/7/1994). Ia dipaksa mengakui bersalah. Orang yang kedua yang diciduk, Pramana Winardi, sekretaris Badan Perumus AD/ART yang juga wakil sekjen DPP. Mereka berdua berasal dari Majelis Tridharma. Yang ketiga, Tjoetjoe Alihartono, ketua MBI yang menjadi ketua  Badan Perumus AD/ART, juga salah satu ketua DPP Walubi. Karena tuduhan tidak terbukti, Polda Metro Jaya mengeluarkan SP3. Namun atas laporan DPP Walubi kepada Bakorstanasda Jaya, mereka bertiga diciduk lagi. Pemeriksaan dilakukan dengan cara kekerasan, berupa pemukulan dan penyetruman listrik.
    Ester Indahyani Jusuf mempertanyakan bagaimana terdapat konspirasi antara Walubi dengan militer. Teror terhadap orang-orang yang berseberangan dengan Walubi, penangkapan dan penyiksaan tokoh-tokoh Buddhis jelas bukan pekerjaan penduduk sipil biasa atau dalam kapasitas yang mungkin dilakukan Walubi secara legal (Glodok Standard, 13/7/1999). Penyiksaan terhadap ketiga tokoh itu, diadukan ke Komnas HAM. Walubi meresponsnya sebagai hal yang mempermalukan aparat keamanan di mata dunia internasional.   

    SAGIN dan MBI diberhentikan dari keanggotaan Walubi dengan alasan karena melanggar disiplin organisasi (15/10/1994). Mereka juga dituduh sesat, menganut sinkretisme besar (Sai Baba) dan sinkretisme kecil (merangkul semua sekte), memecahbelah umat, serta menghidupkan adat Cina. Pada hari yang sama Dirjen Bimas Hindu dan Buddha menerbitkan surat agar seluruh jajaran Departemen Agama mendukung keputusan Walubi tersebut. SAGIN dan MBI tidak lagi dibina oleh Departemen Agama. Isu menghidupkan adat Cina membuat berbagai instansi pemerintah lintas sektoral menekan SAGIN dan MBI. Kedua organisasi ini mengajukan gugatan lewat PTUN, yang memerintahkan Dirjen Bimas Hindu dan Buddha serta Walubi untuk menangguhkan pemberhentian SAGIN dan MBI dari Walubi. Tetapi keadaan tidak berubah.
    Peringatan HUT ke-73 Biksu Ashin Jinarakkhita digagalkan oleh aparat keamanan berdasar laporan Walubi bahwa bahwa umat Buddha keturunan Tionghoa mau berdemonstrasi menentang pemerintah. Padahal dalam acara itu banyak sekali umat pribumi yang datang dari daerah-daerah. Walubi dan aparat Departemen Agama berusaha memaksa umat dan wihara binaan SAGIN dan MBI untuk pindah ke organisasi lain. Penggalangan dilakukan oleh oknum-oknum militer. Namun umat Buddha tidak terpengaruh oleh bujuk rayu maupun intimidasi tersebut. Direktur Urusan Agama Buddha menawarkan SAGIN dan MBI ganti nama, mengganti kepengurusan, atau membentuk yayasan terpisah dari SAGIN dan MBI. Karena masih membangkang, mereka dinyatakan sebagai aliran kepercayaan, bukan agama.
     
    Kembalikan Agama pada Pemeluknya
    Dengan jatuhnya Orde Baru, re¬formasi sepertinya menyadarkan Walubi, sehingga menerima kembali SAGIN dan MBI (3/11/1998), sekaligus mengembalikan citra dan nama baiknya. Dalam Munas (6/11/1998), DPP Walubi menyebutkan penyesalan atas segala persoalan masa lalu, namun SAGIN dan MBI sendiri tidak diikutsertakan sebagai peserta Munas. Ternyata lewat Munas Khusus tersebut Walubi mem¬bubarkan diri. Mengapa? Memang ada desakan berbagai kalangan, namun kelihatannya ada alasan lain. Kalau Walubi masih dipertahankan, DPP Walubi dan Hartati harus mempertanggungjawabkan perbuatannya di masa lalu.
    Setelah Walubi bubar, ketiga sangha, organisasi para biksu, mendirikan Konferensi Sangha Agung Indonesia, disingkat KASI (14/11/1998). KASI didukung oleh MBI, majelis-majelis Tridharma, Therawada, dan Mahayana. Prinsip-prinsap dasar pendirian KASI antara lain demokratis, tidak otoriter, mengakui pluralisme, kebersamaan dalam kesetaraan dan kesamaan martabat, kepemimpinan yang berorientasi pada fungsi dan tujuan lembaga.
    Organisasi-organisasi umat awam di luar binaan sangha-biksu mendirikan Perwakilan Umat Buddha Indonesia, dengan singkatan Walubi dan ketua umumnya Hartati Murdaya (30/12/1998). Pemakaian singkatan nama Walubi ini membuat masyarakat menganggapnya sama seperti Walubi-lama yang telah dibubarkan. Dirjen Bimas Hindu dan Buddha Mayjen TNI (Purn.) I Wayan Gunawan mengeluarkan surat agar untuk dapat dilayani oleh Departemen Agama, SAGIN dan MBI harus mendapatkan rekomendasi dari Walubi. Tujuannya memaksa SAGIN dan MBI bergabung dengan Walubi-baru. Departemen Agama  memperlakukan Walubi-baru sama seperti Walubi yang sudah dibubarkan, sehingga Walubi-baru, bukan KASI, yang mewakili umat Buddha duduk sejajar dengan MUI, KWI, PGI dan PHDI.
    Namun dalam pertemuan dengan KASI dan majelis-majelis agama Buddha (17/12/1999), Menteri Agama, Malik Fadjar, menegaskan bahwa Departemen Agama akan melayani semua organisasi Buddhis tanpa pandang bulu karena semua adalah mitra pemerintah. Ia mengatakan “Kembalikan Agama pada Pemeluknya”. Wadah tunggal bukan lagi keharusan. Dirjen Bimas Hindu & Buddha memang kemudian mengeluarkan surat yang ditujukan kepada Kakanwil Departemen Agama seluruh Indonesia untuk membina kembali MBI dan SAGIN di luar Walubi
    « Last Edit: 22 January 2013, 12:27:21 AM by Top1 »

    Offline adi lim

    • Sebelumnya: adiharto
    • KalyanaMitta
    • *****
    • Posts: 4.993
    • Reputasi: 108
    • Gender: Male
    • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta

    Menurut umat2 Tao, Hendra bermaksud mengadu domba antara aliran Maitreya dengan aliran Tao.
    Beberapa umat aliran Theravada di sini cenderung FANATIK (Mirip2 FPI) yang mau mengatakan aliran-nya lah yang paling benar, di luar itu SALAH.
    Saya sudah baca beberapa senior di sini menyerang tulisan2 sunya di aliran Mahayana.

    bold,
    sebenarnya kami disini juga sudah malas membahas masalah tudingan fanatik kepada warga DC, tapi tidak apa2, mungkin ini 'hanya kemampuan anda' ^-^ untuk menuding orang fanatik, sedangkan anda tidak pernah bertemu bahkan bersua dengan warga DC serta meilihat warga DC berprilaku seperti FPI   ???

    karena anda simpati kepada warga DC bernama Sunya, cobalah anda boleh bantu untuk diskusi dgn pertanyaan2 yang ditujukan kepada Sunya, agar warga DC lainnya bisa mengerti dan 'tercerahkan', karena pertanyaan yang dijawab dengan jawaban ilmu belut  ^-^

    « Last Edit: 22 January 2013, 06:12:05 AM by adi lim »
    Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

    Offline adi lim

    • Sebelumnya: adiharto
    • KalyanaMitta
    • *****
    • Posts: 4.993
    • Reputasi: 108
    • Gender: Male
    • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
    Bro Will, sebenarnya mungkin saat anda baru lahir, aliran Maitreya yang di bawah almarhum sesepuh Maitreyawira sudah diterima dengan baik dalam Buddhism, cuma 5-10 tahun saja belakangan saja baru mulai diributkan umat2 Buddhist aliran tertentu.


    asumsi anda : sayang bro wil baru lahir masa itu,
    asumsi saya  : andaikan bro wil masa itu sudah dewasa dengan kemampuan yang ada seperti sekarang, aliran maitrreya tidak akan masuk Indonesia, habis =))

    aliran maitreyas udah diterima dengan baik, bukan berarti aliran maitreya sudah benar sesuai dengan ajaran Buddha
    wong Islam dan kr****n juga diterima kok sebagai agama dan kepercayaan
    Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

    Offline will_i_am

    • KalyanaMitta
    • *****
    • Posts: 5.163
    • Reputasi: 155
    • Gender: Male
    asumsi anda : sayang bro wil baru lahir masa itu,
    asumsi saya  : andaikan bro wil masa itu sudah dewasa dengan kemampuan yang ada seperti sekarang, aliran maitrreya tidak akan masuk Indonesia, habis =))
    :))

    Quote
    aliran maitreyas udah diterima dengan baik, bukan berarti aliran maitreya sudah benar sesuai dengan ajaran Buddha
    wong Islam dan kr****n juga diterima kok sebagai agama dan kepercayaan
    apa yang diterima oleh sebagian orang belum tentu benar.... :jempol:
    hiduplah hanya pada hari ini, jangan mengkhawatirkan masa depan ataupun terpuruk dalam masa lalu.
    berbahagialah akan apa yang anda miliki, jangan mengejar keinginan akan memiliki
    _/\_

    Offline williamhalim

    • Sebelumnya: willibordus
    • KalyanaMitta
    • *****
    • Posts: 2.869
    • Reputasi: 134
    • Gender: Male

    Menurut umat2 Tao, Hendra bermaksud mengadu domba antara aliran Maitreya dengan aliran Tao.
    Beberapa umat aliran Theravada di sini cenderung FANATIK (Mirip2 FPI) yang mau mengatakan aliran-nya lah yang paling benar, di luar itu SALAH.
    Saya sudah baca beberapa senior di sini menyerang tulisan2 sunya di aliran Mahayana.

    Sesama aliran Buddha sebaiknya jangan ribut, sekarang kan ada aliran Maitreya jadi serang di sini saja. Silahkan, cuma saya gak berniat mengomentari-nya  :D

    begitulah..

    Pertama datang bawa seabreg konsep..
    Saat konsep tsb dipertanyakan, diargumentasikan.. awalnya masih bisa menjawab, lama kelamaan pihak yg tidak dapat lagi berargumen secara konsisten, mulai merasa tersudut dan mulai subjektif (anda mirip FPI, anda kasar, tidak mau menerima perbedaan, dsbnya) akhirnya berteriak "saya diserang"

    Kadang berusaha mencari simpati dan dukungan pihak lain, dalam kasus ini membawa2 Mahayana untuk diadu dengan Theravada...



    ::
    « Last Edit: 22 January 2013, 07:24:28 AM by williamhalim »
    Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

    Offline ryu

    • Global Moderator
    • KalyanaMitta
    • *****
    • Posts: 13.403
    • Reputasi: 429
    • Gender: Male
    • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
    begitulah..

    Pertama datang bawa seabreg konsep..
    Saat konsep tsb dipertanyakan, diargumentasikan.. awalnya masih bisa menjawab, lama kelamaan pihak yg tidak dapat lagi berargumen secara konsisten, mulai merasa tersudut dan mulai subjektif (anda mirip FPI, anda kasar, tidak mau menerima perbedaan, dsbnya) akhirnya berteriak "saya diserang"

    Kadang berusaha mencari simpati dan dukungan pihak lain, dalam kasus ini membawa2 Mahayana untuk diadu dengan Theravada...



    ::
    mau cari bantuan kaga bisa, trus cari2 alasan penyerangan ke member lain =))
    Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

    Offline cumi polos

    • Sebelumnya: Teko
    • KalyanaMitta
    • *****
    • Posts: 5.130
    • Reputasi: 82
    • Gender: Male
    • mohon transparansinya
    Quote
    Menurut umat2 Tao, Hendra bermaksud mengadu domba antara aliran Maitreya dengan aliran Tao.
    Beberapa umat aliran Theravada di sini cenderung FANATIK (Mirip2 FPI) yang mau mengatakan aliran-nya lah yang paling benar, di luar itu SALAH.
    Saya sudah baca beberapa senior di sini menyerang tulisan2 sunya di aliran Mahayana.

    begitu juga bro Sunya yg mendengungkan SUTTA MINDED... ehhhhh
    inipun sama aja cenderung FANATIK praktek... tapi apa bukti prakteknya ?
    kalau sutta gak penting, ngapain 500 arahat menulis kembali ajarab Buddha ?

    duuhhh duhhhhh.... silahkan kalau Top1 ingin membela...

    kosong=isi, isi=kosong tuhh salah satu thread yg mendptkan gelar belut n badut bagi bro sunya...
    jadi klaim2 fanatik atau tidak itu semua orang bisa2 aja dehhh...

     _/\_ :P

    kalau soal Maitrea... cumpol sih udah banyak menghabiskan makanannya...he he he  :P
    « Last Edit: 22 January 2013, 07:30:59 AM by cumi polos »
    merryXmas n happyNewYYYY 2018

    Offline williamhalim

    • Sebelumnya: willibordus
    • KalyanaMitta
    • *****
    • Posts: 2.869
    • Reputasi: 134
    • Gender: Male
    Penampakannya seperti Ganesha (gajah) gitu ?

    ide yg baik untuk mengambil sosok Ganesha, lebih gampang menjaring umat..
    lebih ada penyegaran: sosok2 gendut kan belakangan ini lumayan laku.
    Lambang kesejahteraan, toh...

    Pada lupa ya, ada aliran ryuyana?

    Udah lewat Bro... ikut aliran baru gw aja...
    Gw jadiin pandita kepala, mau?

    ::
    Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

    Offline sanjiva

    • KalyanaMitta
    • *****
    • Posts: 4.091
    • Reputasi: 101
    • Gender: Male
    bold : teringat di kota Bangkok ada daerah Khao San (wajib dikunjungi) ;D

    Kan ybs (sesepuh Kao San) meninggalnya juga di Thailand (Bangkok?), dengan darah keluar dari mata, hidung, telinga. CMIIW (sumber:  orang maitreya sendiri yg cerita ke gw).  Katanya meninggal dalam kondisi begitu karena "beliau menanggung dosa umat".  ::)

    Kalau gw sih menduga2 karena di Thailand masih banyak dewa dan brahma murid Sang Buddha yang mungkin  ga bisa terima kalau ada sesepuh aliran yang merendahkan Buddha sasana (ajaran sudah kadaluwarsa, masa pancaran merah -Buddha Gotama sudah lewat, dll).  Ini pendapat pribadi gw sih.
     _/\_
    «   Ignorance is bliss, but the truth will set you free   »

    Offline Top1

    • Sahabat
    • ***
    • Posts: 429
    • Reputasi: 10
    • Hanya Sebuah Fenomena
    Kan ybs (sesepuh Kao San) meninggalnya juga di Thailand (Bangkok?), dengan darah keluar dari mata, hidung, telinga. CMIIW (sumber:  orang maitreya sendiri yg cerita ke gw).  Katanya meninggal dalam kondisi begitu karena "beliau menanggung dosa umat".  ::)

    Kalau gw sih menduga2 karena di Thailand masih banyak dewa dan brahma murid Sang Buddha yang mungkin  ga bisa terima kalau ada sesepuh aliran yang merendahkan Buddha sasana (ajaran sudah kadaluwarsa, masa pancaran merah -Buddha Gotama sudah lewat, dll).  Ini pendapat pribadi gw sih.
     _/\_

    Tentang kondisi beliau meninggal seperti yang anda katakan TIDAK BENAR.
    Sesepuh Kao San meninggal di Chiang Mai 25 desember 1999, karena kecapaian, sebelumnya memang sudah sakit belasan tahun tapi tetap memaksakan diri untuk membabarkan dharma. Kondisi meninggal seperti tidur, tubuh lemas walaupun sudah hampir 1 minggu. Ada fotonya, dan konfirmasi ke beberapa umat yang hadir di sana tidak dikatakan meninggal dengan kondisi seperti yang anda katakan.

    Offline Top1

    • Sahabat
    • ***
    • Posts: 429
    • Reputasi: 10
    • Hanya Sebuah Fenomena
    bold,
    sebenarnya kami disini juga sudah malas membahas masalah tudingan fanatik kepada warga DC, tapi tidak apa2, mungkin ini 'hanya kemampuan anda' ^-^ untuk menuding orang fanatik, sedangkan anda tidak pernah bertemu bahkan bersua dengan warga DC serta meilihat warga DC berprilaku seperti FPI   ???

    karena anda simpati kepada warga DC bernama Sunya, cobalah anda boleh bantu untuk diskusi dgn pertanyaan2 yang ditujukan kepada Sunya, agar warga DC lainnya bisa mengerti dan 'tercerahkan', karena pertanyaan yang dijawab dengan jawaban ilmu belut  ^-^

    Dari tulisan2 sudah gampang ditebak, ketika anda ingin  memurnikan aliran theravada seperti yang anda yakini. Misalnya menyerang pribadi orang tua bernama Hudoyo, kemudian mencoba menyindiri ajahn Brahm dll. Saya tidak membela Sunya bahkan saya katakan silahkan lebih baik energi negatif kalian disalurkan untuk menyerang di thread ini karena toh Maitreya bukan aliran Buddhism, daripada menyerang sesama aliran Buddhism.

    Offline Top1

    • Sahabat
    • ***
    • Posts: 429
    • Reputasi: 10
    • Hanya Sebuah Fenomena
    mau cari bantuan kaga bisa, trus cari2 alasan penyerangan ke member lain =))

    Siapa member yang saya serang? Anda bisa menyerang aliran lain tapi ketika dikritik sedikit langsung tidak bisa diterima. Berbesar hatilah sedikit untuk kemajuan spiritual anda

    Coba anda baca thread anda yang ini : http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,17139.0.html

    Itu baru namanya menyerang member lain bahkan pribadi-nya langsung. Silahkan pembaca lain menilai
    « Last Edit: 22 January 2013, 10:18:20 AM by Top1 »

    Offline ryu

    • Global Moderator
    • KalyanaMitta
    • *****
    • Posts: 13.403
    • Reputasi: 429
    • Gender: Male
    • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
    Siapa member yang saya serang? Anda bisa menyerang aliran lain tapi ketika dikritik sedikit langsung tidak bisa diterima. Berbesar hatilah sedikit untuk kemajuan spiritual anda

    Coba anda baca thread anda yang ini : http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,17139.0.html

    Itu baru namanya menyerang member lain bahkan pribadi-nya langsung. Silahkan pembaca lain menilai
    huehehehehe, sudah saya kira, niat anda gabung disini hanya untuk memancing keributan dengan membuka2 thread lama, dan mengadu domba antar member, trus pengen dirinya sendiri di serang? di keroyok?

    coba lagi deh, usaha anda kurang keras nih =))
    Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

    Offline Hadisantoso

    • Sahabat
    • ***
    • Posts: 310
    • Reputasi: 9
    • Gender: Male
    huehehehehe, sudah saya kira, niat anda gabung disini hanya untuk memancing keributan dengan membuka2 thread lama, dan mengadu domba antar member, trus pengen dirinya sendiri di serang? di keroyok?

    coba lagi deh, usaha anda kurang keras nih =))
    luar biasa.
    tolong rekan Ryu meng-kira2 saya, niat apa yang terkandung dalam diri saya untuk bergabung di DC.
    jangan marah ya,ini cuma iseng aja.
    tq
    « Last Edit: 22 January 2013, 11:33:34 AM by Hadisantoso »

    Offline sanjiva

    • KalyanaMitta
    • *****
    • Posts: 4.091
    • Reputasi: 101
    • Gender: Male
    Tentang kondisi beliau meninggal seperti yang anda katakan TIDAK BENAR.
    Sesepuh Kao San meninggal di Chiang Mai 25 desember 1999, karena kecapaian, sebelumnya memang sudah sakit belasan tahun tapi tetap memaksakan diri untuk membabarkan dharma. Kondisi meninggal seperti tidur, tubuh lemas walaupun sudah hampir 1 minggu. Ada fotonya, dan konfirmasi ke beberapa umat yang hadir di sana tidak dikatakan meninggal dengan kondisi seperti yang anda katakan.

    Mungkin fotang MLDD anda beda informasi dengan fotang yang di tempat gw, karena kondisi yang gw tulis itu menjadi rahasia umum di sini di kalangan umat fotang, makanya sampe ada kiasnya "menanggung dosa umat", mungkin bersumber keterangan dari thien cuan she-nya.  :D

    Dan sejak itulah (th.2000 dst) sepertinya karena tiada lagi figur pemimpin penerus Sun Su Chen (ibuguru suci) setelah sesepuh Ong maka di pusat Taiwan akhirnya sekte maitreya terpecah2.  Timbullah yang namanya IKT, MLDD, buddha tzu chi yen te, dll di Indonesia salah satunya.

    sumber: wiki
    http://en.wikipedia.org/wiki/I-Kuan_Tao
    « Last Edit: 22 January 2013, 11:39:27 AM by sanjiva »
    «   Ignorance is bliss, but the truth will set you free   »

    Offline cumi polos

    • Sebelumnya: Teko
    • KalyanaMitta
    • *****
    • Posts: 5.130
    • Reputasi: 82
    • Gender: Male
    • mohon transparansinya
    luar biasa.
    tolong rekan Ryu meng-kira2 saya, niat apa yang terkandung dalam diri saya untuk bergabung di DC.
    jangan marah ya,ini cuma iseng aja.
    tq

    kenapa thread HARGA DIRI gak diteruskan lagi sama bro Hadi maupun bro Sunya ?
    merryXmas n happyNewYYYY 2018

    Offline Hadisantoso

    • Sahabat
    • ***
    • Posts: 310
    • Reputasi: 9
    • Gender: Male
    kenapa thread HARGA DIRI gak diteruskan lagi sama bro Hadi maupun bro Sunya ?
    1,masih cari inspirasi.
    2,tidak banyak teman yang memberi masukan.
    3,anda tidak puas dengan jawaban saya,lalu anda minta bro Sunya yang menjawab.
    4,tujuan saya menulis thread itu adalah mencari(bukan memberi) sesuatu yang lebih benar dari paham saya,----jadi status saya adalah ingin belajar.
    TQ
    buat TS maaf OOT.
    « Last Edit: 22 January 2013, 11:56:48 AM by Hadisantoso »

    Offline adi lim

    • Sebelumnya: adiharto
    • KalyanaMitta
    • *****
    • Posts: 4.993
    • Reputasi: 108
    • Gender: Male
    • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
    Dari tulisan2 sudah gampang ditebak, ketika anda ingin  memurnikan aliran theravada seperti yang anda yakini. Misalnya menyerang pribadi orang tua bernama Hudoyo, kemudian mencoba menyindiri ajahn Brahm dll. Saya tidak membela Sunya bahkan saya katakan silahkan lebih baik energi negatif kalian disalurkan untuk menyerang di thread ini karena toh Maitreya bukan aliran Buddhism, daripada menyerang sesama aliran Buddhism.

    karena memang kemampuan anda terbatas, jadinya cengeng dan sensitif,
    semoga ini bukan trik anda untuk mengabungkan aliran2 yang ada di Buddhism
    jika memang berbeda jangan dipaksakan sama atau dipaksakan utk bergabung karna memang awalnya konsep sudah berbeda.
    « Last Edit: 22 January 2013, 12:49:36 PM by adi lim »
    Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

    Offline adi lim

    • Sebelumnya: adiharto
    • KalyanaMitta
    • *****
    • Posts: 4.993
    • Reputasi: 108
    • Gender: Male
    • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
    Siapa member yang saya serang? Anda bisa menyerang aliran lain tapi ketika dikritik sedikit langsung tidak bisa diterima. Berbesar hatilah sedikit untuk kemajuan spiritual anda

    Coba anda baca thread anda yang ini : http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,17139.0.html

    Itu baru namanya menyerang member lain bahkan pribadi-nya langsung. Silahkan pembaca lain menilai

    diserang dan menyerang sudah biasa bagi warga DC
    jangan cengeng, kami sudah bosan
    cobalah kemampuan anda utk meyakinkan warga DC disini
    tujuannya anda disini, belajar atau curhat atau adu domba atau promosi aliran Baru :)
    Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

    Offline Top1

    • Sahabat
    • ***
    • Posts: 429
    • Reputasi: 10
    • Hanya Sebuah Fenomena
    huehehehehe, sudah saya kira, niat anda gabung disini hanya untuk memancing keributan dengan membuka2 thread lama, dan mengadu domba antar member, trus pengen dirinya sendiri di serang? di keroyok?

    coba lagi deh, usaha anda kurang keras nih =))

    HEBAT sekali anda bisa tahu niat saya gabung di sini. Anda SALAH. Niat saya bergabung awalnya tertarik pada thread neutral.
    Ini menarik, saya cuma menjawab pertanyaan sdr. dilbert dan anda menuduh saya menyerang member dc dan skrg saya buktikan anda yang sering menghina / menyerang pribadi member lain. Saya tidak berusaha merubah siapapun di sini. Bahkan anda mau meneruskan sikap anda juga saya tidak ambil pusing  :))
    « Last Edit: 22 January 2013, 01:33:22 PM by Top1 »

    Offline Top1

    • Sahabat
    • ***
    • Posts: 429
    • Reputasi: 10
    • Hanya Sebuah Fenomena
    karena memang kemampuan anda terbatas, jadinya cengeng dan sensitif,
    semoga ini bukan trik anda untuk mengabungkan aliran2 yang ada di Buddhism
    jika memang berbeda jangan dipaksakan sama atau dipaksakan utk bergabung karna memang awalnya konsep sudah berbeda.

    berarti di sini Anda langsung mengambil kesimpulan bahwa kemampuan orang lain terbatas secara tidak langsung ingin menunjukkan bahwa kemampuan anda lebih tinggi. HEBAT, Salut saya.  ^:)^
    Dan anda mulai menuduh orang cengeng, artinya anda yang tidak bisa dikritik dan mulai merasa saya ingin mengabungkan aliran2 Buddhism yang ada.
    Saya tidak ingin menyebarkan aliran Maitreya di sini sejak awal, jadi konsep apa yang sapa tawarkan pada anda ?
    « Last Edit: 22 January 2013, 01:38:14 PM by Top1 »

    Offline Top1

    • Sahabat
    • ***
    • Posts: 429
    • Reputasi: 10
    • Hanya Sebuah Fenomena
    diserang dan menyerang sudah biasa bagi warga DC
    jangan cengeng, kami sudah bosan
    cobalah kemampuan anda utk meyakinkan warga DC disini
    tujuannya anda disini, belajar atau curhat atau adu domba atau promosi aliran Baru :)

    Buat apa saya meyakinkan warga DC di sini? Itu kan asumsi anda saja bahwa saya ingin mempromosikan aliran tertentu

    Offline Top1

    • Sahabat
    • ***
    • Posts: 429
    • Reputasi: 10
    • Hanya Sebuah Fenomena
    Mungkin fotang MLDD anda beda informasi dengan fotang yang di tempat gw, karena kondisi yang gw tulis itu menjadi rahasia umum di sini di kalangan umat fotang, makanya sampe ada kiasnya "menanggung dosa umat", mungkin bersumber keterangan dari thien cuan she-nya.  :D

    Dan sejak itulah (th.2000 dst) sepertinya karena tiada lagi figur pemimpin penerus Sun Su Chen (ibuguru suci) setelah sesepuh Ong maka di pusat Taiwan akhirnya sekte maitreya terpecah2.  Timbullah yang namanya IKT, MLDD, buddha tzu chi yen te, dll di Indonesia salah satunya.

    sumber: wiki
    http://en.wikipedia.org/wiki/I-Kuan_Tao


    Belasan bahkan puluhan tahun sebelum Sesepuh Ong meninggal, memang sudah ada IKT dan MLDD. Buddha Tzu Chi adalah aliran Mahayana anda jangan asal mengambil data nanti orang2 dari Tzu Chi tidak terima  :whistle:

    Offline adi lim

    • Sebelumnya: adiharto
    • KalyanaMitta
    • *****
    • Posts: 4.993
    • Reputasi: 108
    • Gender: Male
    • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
    berarti di sini Anda langsung mengambil kesimpulan bahwa kemampuan orang lain terbatas secara tidak langsung ingin menunjukkan bahwa kemampuan anda lebih tinggi. HEBAT, Salut saya.  ^:)^

    warga DC disini memang semuanya punya kemampuan terbatas, jika anda punya kemampuan lebih, silahkan dishare, tapi sayangnya, anda sangat sensitif ketika disentil kemampuan anda, langsung menggeliat.
     
    terima kasih anda menyajung
    tapi saya tidak bergembira atas sanjungan anda

    Quote
    Dan anda mulai menuduh orang cengeng, artinya anda yang tidak bisa dikritik dan mulai merasa saya ingin mengabungkan aliran2 Buddhism yang ada.
    Saya tidak ingin menyebarkan aliran Maitreya di sini sejak awal, jadi konsep apa yang sapa tawarkan pada anda ?

    sepertinya memang begitu, anda menuduh warga DC disini fanatik seperti FPI, sedangkan anda tidak bisa membuktikan warga DC seperti FPI, buktinya mana ?
    makanya saya mengatakan kemampuan anda terbatas, selain munuding, dan anda juga menghubungkan peristiwa lama dan dengan menunjukkan simpati anda terhadap member DC yang diserang, sebenarnya waktu itu anda tidak mengikuti perkembangan diskusi yang 'memang meriah sekali' sehingga bisa muncul berita yang miring terhadap member DC dan itu pun sumber berita miring bukan rekayasa dari warga DC, tapi copas dari tetangga, jika anda tidak percaya ya udah, toh namanya juga berita.
    Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

    Offline adi lim

    • Sebelumnya: adiharto
    • KalyanaMitta
    • *****
    • Posts: 4.993
    • Reputasi: 108
    • Gender: Male
    • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
    Buat apa saya meyakinkan warga DC di sini? Itu kan asumsi anda saja bahwa saya ingin mempromosikan aliran tertentu

    lho bukankah anda sedang berpromosi disini dengan menebarkan berita2, ntah dari mana sumbernya.
    jika tidak ingin meyakinkan warga DC ya udah, silahkan lanjut
    Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

    Offline adi lim

    • Sebelumnya: adiharto
    • KalyanaMitta
    • *****
    • Posts: 4.993
    • Reputasi: 108
    • Gender: Male
    • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
    HEBAT sekali anda bisa tahu niat saya gabung di sini. Anda SALAH. Niat saya bergabung awalnya tertarik pada thread neutral.
    Ini menarik, saya cuma menjawab pertanyaan sdr. dilbert dan anda menuduh saya menyerang member dc dan skrg saya buktikan anda yang sering menghina / menyerang pribadi member lain. Saya tidak berusaha merubah siapapun di sini. Bahkan anda mau meneruskan sikap anda juga saya tidak ambil pusing  :))

    jika memang tidak ada niat, mengapa anda menuduh warga DC, fanatik seperti FPI ? serta ada sejumlah warga DC ingin memurnikan ajaran Theravada.
    tolong dijawab ?
    Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

    Offline Top1

    • Sahabat
    • ***
    • Posts: 429
    • Reputasi: 10
    • Hanya Sebuah Fenomena
    warga DC disini memang semuanya punya kemampuan terbatas, jika anda punya kemampuan lebih, silahkan dishare, tapi sayangnya, anda sangat sensitif ketika disentil kemampuan anda, langsung menggeliat.
     
    terima kasih anda menyajung
    tapi saya tidak bergembira atas sanjungan anda

    sepertinya memang begitu, anda menuduh warga DC disini fanatik seperti FPI, sedangkan anda tidak bisa membuktikan warga DC seperti FPI, buktinya mana ?
    makanya saya mengatakan kemampuan anda terbatas, selain munuding, dan anda juga menghubungkan peristiwa lama dan dengan menunjukkan simpati anda terhadap member DC yang diserang, sebenarnya waktu itu anda tidak mengikuti perkembangan diskusi yang 'memang meriah sekali' sehingga bisa muncul berita yang miring terhadap member DC dan itu pun sumber berita miring bukan rekayasa dari warga DC, tapi copas dari tetangga, jika anda tidak percaya ya udah, toh namanya juga berita.

    Sangat mudah ketika Ryu mulai mengatakan saya menyerang member DC, dari situ saya tunjukkan sapa yang suka menyerang pribadi member lain. Adapun warga DC tidak semua seperti FPI, tapi sebagian member ada di sini, contohnya thread mahayana diobok2 oleh sebagian member DC seolah2 mau mengatakan aliran-nya lah yang paling BENAR.

    Contoh lain neh thread berikut : http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,20573.msg357328.html#msg357328

    Penulis dianalogikan seperti cacing (mungkin maksudnya bercanda), menurut saya jangan karena silsilah Ajahn Brahm sudah gak diakui Wat Pah Pong jangan sampe menjelek2kan orang.

    tolong diingat Attasila : UCAPAN Yang BENAR, jangan suka asal bunyi, tulisan mengambarkan karakter orang, tetap ucapan yang benar itu tidak menyebar bibit permusuhan apalagi antara kalian sesama Buddhism.
    « Last Edit: 22 January 2013, 02:34:14 PM by Top1 »

    Offline Indra

    • Global Moderator
    • KalyanaMitta
    • *****
    • Posts: 14.819
    • Reputasi: 451
    • Gender: Male

    tolong diingat Attasila : UCAPAN Yang BENAR, jangan suka asal bunyi, tulisan mengambarkan karakter orang, tetap ucapan yang benar itu tidak menyebar bibit permusuhan apalagi antara kalian sesama Buddhism.

    ini attasila ajaran Maitreya ya? maaf, tapi kami masih menganut ajaran Buddha Gotama

    Offline Top1

    • Sahabat
    • ***
    • Posts: 429
    • Reputasi: 10
    • Hanya Sebuah Fenomena
    ini attasila ajaran Maitreya ya? maaf, tapi kami masih menganut ajaran Buddha Gotama

    Bukan. Itu tulisan dari om Sumedho : http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,730.msg11400.html#msg11400

    Neh penampakan-nya : 3. Samma Vacca - Ucapan Benar
    « Last Edit: 22 January 2013, 03:10:30 PM by Top1 »

    Offline Indra

    • Global Moderator
    • KalyanaMitta
    • *****
    • Posts: 14.819
    • Reputasi: 451
    • Gender: Male
    Bukan. Itu tulisan dari TUHAN DC : http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,730.msg11400.html#msg11400

    Neh penampakan-nya : 3. Samma Vacca - Ucapan Benar

    tapi itu bukan attasila, kenapa anda sulap jadi attasila? di sini, jangan gunakan kebudayaan memodifikasi ajaran yg anda pelajari dari agama anda

    Offline Top1

    • Sahabat
    • ***
    • Posts: 429
    • Reputasi: 10
    • Hanya Sebuah Fenomena
    Neh sumber yang jelasin tentang Attasila : http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=2015.30

    Penampakan-nya :

    1. Panatipata veramani sikkhapadam samadiyami (saya mengambil sila menahan diri dari membunuh makhluk lain)
    2. Adinnadana veramani sikkhapadam samadiyami (saya mengambil sila menahan diri dari mengambil apa yang tidak diberikan)
    3. Abrahmacariya veramani sikkhapadam samadiyami (saya mengambil sila menahan diri dari aktivitas seksual)
    4. Musavada veramani sikkhapadam samadiyami (saya mengambil sila menahan diri dari berkata yang tidak benar)
    5. Suramerayamajja pamadatthana veramani sikkhapadam samadiyami (saya mengambil sila menahan diri dari mengkonsumsi minuman keras dan zat lain yang memabukkan dan menimbulkan kecerobohan)
    6. Vikalabhojana veramani sikkhapadam samadiyami (saya mengambil sila menahan diri dari makan pada waktu yang tidak tepat)
    7. Nacca-gita-vadita-visukkadassana mala-gandha-vilepana-dharana-mandana-vibhusanathana veramani sikkhapadam samadiyami (saya mengambil sila menahan diri dari menari, bernyanyi, mendengarkan musik, pergi melihat hiburan, memakai perhiasan, memakai parfum, dan memakai kosmetik)
    8. Uccasayana-mahasayana veramani sikkhapadam samadiyami (saya mengambil sila menahan diri dari berbaring di tempat yang tinggi dan mewah)

    Offline Top1

    • Sahabat
    • ***
    • Posts: 429
    • Reputasi: 10
    • Hanya Sebuah Fenomena
    Penjelasan lebih lanjut dari sila ke 4 ( Musavada veramani sikkhapadam samadiyami)

    Sila keempat ini yang harus kita hindari adalah:
    –berbohong, menipu dan sejenisnya
    –memfitnah, menuduh dan sejenisnya
    –Berkata kasar atau memaki dan sejenisnya
    –Omong kosong, ucapan yang tidak ada gunanya dan sebagainya

    Kalau mau sumber-nya saya kasih, dari ajaran Buddhis juga kok

    Offline Indra

    • Global Moderator
    • KalyanaMitta
    • *****
    • Posts: 14.819
    • Reputasi: 451
    • Gender: Male
    Neh sumber yang jelasin tentang Attasila : http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=2015.30

    Penampakan-nya :

    1. Panatipata veramani sikkhapadam samadiyami (saya mengambil sila menahan diri dari membunuh makhluk lain)
    2. Adinnadana veramani sikkhapadam samadiyami (saya mengambil sila menahan diri dari mengambil apa yang tidak diberikan)
    3. Abrahmacariya veramani sikkhapadam samadiyami (saya mengambil sila menahan diri dari aktivitas seksual)
    4. Musavada veramani sikkhapadam samadiyami (saya mengambil sila menahan diri dari berkata yang tidak benar)
    5. Suramerayamajja pamadatthana veramani sikkhapadam samadiyami (saya mengambil sila menahan diri dari mengkonsumsi minuman keras dan zat lain yang memabukkan dan menimbulkan kecerobohan)
    6. Vikalabhojana veramani sikkhapadam samadiyami (saya mengambil sila menahan diri dari makan pada waktu yang tidak tepat)
    7. Nacca-gita-vadita-visukkadassana mala-gandha-vilepana-dharana-mandana-vibhusanathana veramani sikkhapadam samadiyami (saya mengambil sila menahan diri dari menari, bernyanyi, mendengarkan musik, pergi melihat hiburan, memakai perhiasan, memakai parfum, dan memakai kosmetik)
    8. Uccasayana-mahasayana veramani sikkhapadam samadiyami (saya mengambil sila menahan diri dari berbaring di tempat yang tinggi dan mewah)


    nah ini baru benar, tapi saya juga tidak melihat ada "ucapan benar" di sana, cuma ada musavada yg artinya mengatakan kebenaran, apakah anda melihat ada yg berkata tidak benar, di sini?

    Offline ryu

    • Global Moderator
    • KalyanaMitta
    • *****
    • Posts: 13.403
    • Reputasi: 429
    • Gender: Male
    • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
    luar biasa.
    tolong rekan Ryu meng-kira2 saya, niat apa yang terkandung dalam diri saya untuk bergabung di DC.
    jangan marah ya,ini cuma iseng aja.
    tq
    HEBAT sekali anda bisa tahu niat saya gabung di sini. Anda SALAH. Niat saya bergabung awalnya tertarik pada thread neutral.
    Ini menarik, saya cuma menjawab pertanyaan sdr. dilbert dan anda menuduh saya menyerang member dc dan skrg saya buktikan anda yang sering menghina / menyerang pribadi member lain. Saya tidak berusaha merubah siapapun di sini. Bahkan anda mau meneruskan sikap anda juga saya tidak ambil pusing  :))
    Coba lagi :whistle: ;d
    Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

    Offline Sunya

    • Sahabat Baik
    • ****
    • Posts: 876
    • Reputasi: -16
    • Nothing, but your perception ONLY
    Beragama secara KTP tidak berbanding lurus dengan moralitas.

     _/\_

    Offline Mr.Jhonz

    • Sebelumnya: Chikennn
    • KalyanaMitta
    • *****
    • Posts: 3.164
    • Reputasi: 148
    • Gender: Male
    • simple life
    saya gak pernah menyatakan Maitreya dan Buddhism sama, thread ini adalah untuk menjawab pertanyaan sdr dilbert di http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,18283.0.html

    Salam
    nah lho,dari judul thread mu sudah mengindikasikan hal tersebut sama,kenapa masih mengelak?
    buddha; "berjuanglah dengan tekun dan perhatian murni"

    Offline Sunya

    • Sahabat Baik
    • ****
    • Posts: 876
    • Reputasi: -16
    • Nothing, but your perception ONLY
    nah lho,dari judul thread mu sudah mengindikasikan hal tersebut sama,kenapa masih mengelak?

    Dalam aliran Maitreya, memang sebutan untuk Maitreya adalah Buddha.

     _/\_

    Offline Top1

    • Sahabat
    • ***
    • Posts: 429
    • Reputasi: 10
    • Hanya Sebuah Fenomena
    nah lho,dari judul thread mu sudah mengindikasikan hal tersebut sama,kenapa masih mengelak?

    Maitreya memang disebut sebagai Buddha Maitreya (Mi Le Fo) dalam MLDD
    « Last Edit: 22 January 2013, 08:11:35 PM by Top1 »

    Offline cumi polos

    • Sebelumnya: Teko
    • KalyanaMitta
    • *****
    • Posts: 5.130
    • Reputasi: 82
    • Gender: Male
    • mohon transparansinya
    Dalam aliran Maitreya, memang sebutan untuk Maitreya adalah Buddha.

     _/\_

    bukan, itu tidak benar ! coba tampilkan bahasa Tionghua nya.... apa itu Maitreya...!

    Quote
    I Kuan Tao menyatakan bahwa pencipta alam semesta, bumi dan seluruh mahluk hidup adalah Tuhan yang diibaratkan seorang Ibunda yang disebut Lao Mu.
    = buddha ?
    « Last Edit: 22 January 2013, 08:40:55 PM by cumi polos »
    merryXmas n happyNewYYYY 2018

    Offline cumi polos

    • Sebelumnya: Teko
    • KalyanaMitta
    • *****
    • Posts: 5.130
    • Reputasi: 82
    • Gender: Male
    • mohon transparansinya
    Kontroversi Aliran Buddha Maitreya di Indonesia
    « Reply #76 on: 22 January 2013, 08:43:07 PM »
    Kontroversi Aliran Buddha Maitreya di Indonesia

    Di Indonesia, terlepas dari ajaran dan tujuan masing-masing aliran, banyak pihak dari aliran Theravada, Mahayana, dan Tantrayana menolak I Kuan Tao sebagai bagian dari Agama Buddha. Namun sampai sekarang belum pernah terjadi konflik antar aliran ini dengan aliran Agama Buddha lainnya dikarenakan dasar-dasar dari ajaran agama Buddha itu sendiri yang tidak mengenal konfrontasi dan non-provocative.

    Walaupun di Taiwan I Kuan Tao berdiri sendiri dan tidak memakai "label" "Buddha" tetapi di Indonesia "label" ini tetap dipakai walaupun menurut aliran Theravada, Mahayana, dan Tantrayana ajaran-ajaran dan ritual-ritual dalam aliran ini tidak ada hubungannya dengan ajaran agama Buddha; Oleh karena itu, pemakaian "label" "Buddha" dalam aliran ini lebih untuk alasan politis dan bukan alasan agama karena dalam UUD negara Indonesia sekarang ini, hanya ada 6 agama resmi yang diakui oleh pemerintah Indonesia. Tanpa "label" "Buddha" dalam nama aliran ini maka aliran ini akan dianggap sebagai suatu agama dan akan dianggap melawan hukum karena tidak termasuk dalam 6 agama resmi yang diakui pemerintah.
    ---
    copas dari wiki...
    merryXmas n happyNewYYYY 2018

    Offline adi lim

    • Sebelumnya: adiharto
    • KalyanaMitta
    • *****
    • Posts: 4.993
    • Reputasi: 108
    • Gender: Male
    • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
    Maitreya memang disebut sebagai Buddha Maitreya (Mi Le Fo) dalam MLDD

    menyebut atau mengkultuskan sesosok mahluk manusia adalah buda, gampang kok !
    bahkan buda hidup sudah ada si lsy
    tapi yang benar itu, buda atau badut  ^-^
    Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

    Offline adi lim

    • Sebelumnya: adiharto
    • KalyanaMitta
    • *****
    • Posts: 4.993
    • Reputasi: 108
    • Gender: Male
    • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
    jika memang tidak ada niat, mengapa anda menuduh warga DC, fanatik seperti FPI ? serta ada sejumlah warga DC ingin memurnikan ajaran Theravada.
    tolong dijawab ?

    bro Oli Top 1, mengenai tudingan anda, bahwa warga DC berkelakuan mirip FPI dan sekelompok warga DC ingin memurnikan ajaran Theravada, tolong dibuktikan
    Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

    Offline adi lim

    • Sebelumnya: adiharto
    • KalyanaMitta
    • *****
    • Posts: 4.993
    • Reputasi: 108
    • Gender: Male
    • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
    Sangat mudah ketika Ryu mulai mengatakan saya menyerang member DC, dari situ saya tunjukkan sapa yang suka menyerang pribadi member lain. Adapun warga DC tidak semua seperti FPI, tapi sebagian member ada di sini, contohnya thread mahayana diobok2 oleh sebagian member DC seolah2 mau mengatakan aliran-nya lah yang paling BENAR.

    Contoh lain neh thread berikut : http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,20573.msg357328.html#msg357328

    walaupun sebagian warga tidak seperti FPI
    tolong buktikan bahwa ada warga DC seperti FPI, karena FPI bisa terkenal karena melakukan tindakan kekerasan dengan atas nama agama, apakah ada warga DC yang berlaku seperti FPI
    jika anda tidak bisa buktikan, berarti memang anda memfitnah, apakah sesuai dengan 5 sila, yang anda tuduh kepada warga DC

    Quote
    Penulis dianalogikan seperti cacing (mungkin maksudnya bercanda), menurut saya jangan karena silsilah Ajahn Brahm sudah gak diakui Wat Pah Pong jangan sampe menjelek2kan orang.

    ini cara anda untuk menjadi 'pahlawan' ? ???, tapi tidak mengapa, jika anda punya kemampuan utk membela boleh dishare disini, supaya AB terlihat hormat.
    seseorang kalau memang melakukan tindakan tidak sesuai yang harus dilakukan, tentunya resiko utk di jelek2an.
    wong AB tidak masalah kok, dan siap utk dijelek2an.

    Quote
    tolong diingat Attasila : UCAPAN Yang BENAR, jangan suka asal bunyi, tulisan mengambarkan karakter orang, tetap ucapan yang benar itu tidak menyebar bibit permusuhan apalagi antara kalian sesama Buddhism.

    jika dilihat dari tulisan2 anda diatas, memang anda belum mengerti apa itu sila dan jalan(cara) dimana perbedaan dan aplikasi antara 5 sila, 8 sila dan Jalan Mulia Berunsur 8
    tidak mengapa, karena ketidaktahuan tentunya anda mau belajar, semoga anda bisa belajar lebih intensif, sehingga masa akan datang tidak sembarangan menuding tanpa bukti jadi memfitnah.
    « Last Edit: 23 January 2013, 06:53:15 AM by adi lim »
    Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

    Offline Top1

    • Sahabat
    • ***
    • Posts: 429
    • Reputasi: 10
    • Hanya Sebuah Fenomena
    walaupun sebagian warga tidak seperti FPI
    tolong buktikan bahwa ada warga DC seperti FPI, karena FPI bisa terkenal karena melakukan tindakan kekerasan dengan atas nama agama, apakah ada warga DC yang berlaku seperti FPI
    jika anda tidak bisa buktikan, berarti memang anda memfitnah, apakah sesuai dengan 5 sila, yang anda tuduh kepada warga DC

    ini cara anda untuk menjadi 'pahlawan' ? ???, tapi tidak mengapa, jika anda punya kemampuan utk membela boleh dishare disini, supaya AB terlihat hormat.
    seseorang kalau memang melakukan tindakan tidak sesuai yang harus dilakukan, tentunya resiko utk di jelek2an.
    wong AB tidak masalah kok, dan siap utk dijelek2an.

    jika dilihat dari tulisan2 anda diatas, memang anda belum mengerti apa itu sila dan jalan(cara) dimana perbedaan dan aplikasi antara 5 sila, 8 sila dan Jalan Mulia Berunsur 8
    tidak mengapa, karena ketidaktahuan tentunya anda mau belajar, semoga anda bisa belajar lebih intensif, sehingga masa akan datang tidak sembarangan menuding tanpa bukti jadi memfitnah.

    Pertama tidak ada di sini saya ingin jadi pahlawan yah, mengenai sebagaian anggota DC yang menurut saya mirip FPI itu tidak identik dengan kekerasan  bersifat fisik saja, tapi kekerasan psikis juga bisa dilancarkan untuk memurnikan ajaran. Seperti misalnya di ajaran tertentu mensyaratkan wanita harus pake jilbab. Di DC juga ada thread seperti itu :

    http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,18087.0.html

    Seorang bhante (gak tau itu benaran bhante atau bukan) digosipkan dan dijelekkan sampe 167 halaman.

    Ketika ada seorang member bernama djoe mengingatkan dengan kalimat berikut :

    "pemborosan energi, waktu dan sumber daya hanya untuk membuat karma"
    Link : http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,18087.msg424333.html#msg424333

    Malah diserang balik dengan menyebut dirinya termasuk oleh anda sendiri.
    Artinya tidak boleh "harga diri" anda itu disinggung sedikitpun  :whistle:

    Baiklah supaya tidak melebar saya tidak menyebut mirip FPI lagi tapi ada sebagian anggota DC yang suka memaksakan kehendak dan suka gosip  ;)

    Offline Top1

    • Sahabat
    • ***
    • Posts: 429
    • Reputasi: 10
    • Hanya Sebuah Fenomena
    jika dilihat dari tulisan2 anda diatas, memang anda belum mengerti apa itu sila dan jalan(cara) dimana perbedaan dan aplikasi antara 5 sila, 8 sila dan Jalan Mulia Berunsur 8
    tidak mengapa, karena ketidaktahuan tentunya anda mau belajar, semoga anda bisa belajar lebih intensif, sehingga masa akan datang tidak sembarangan menuding tanpa bukti jadi memfitnah.

    dari tulisan anda di atas anda ingin mempersepsikan diri anda lebih tahu dan mengatakan orang lain tidak tahu. 5 sila disebut Pancasila Buddhist. Setahu saya dalam Pancasila sudah termasuk Ucapan yang Benar.

    menyebut atau mengkultuskan sesosok mahluk manusia adalah buda, gampang kok !
    bahkan buda hidup sudah ada si lsy
    tapi yang benar itu, buda atau badut  ^-^

    Nah Yang ini anda ingin memaksakan kehendak, bagi sebagian umatnya LSY dianggap Buddha lalu anda plesetkan sebagai buda atau badut. Kalau anda tidak setuju yah cukup diterangkan bahwa bagi kami LSY bukan Buddha, tapi di sini anda suka menyerang keyakinan orang lain  ^-^
    « Last Edit: 23 January 2013, 10:41:40 AM by Top1 »

    Offline Top1

    • Sahabat
    • ***
    • Posts: 429
    • Reputasi: 10
    • Hanya Sebuah Fenomena
    Nilai etika dalam Buddhisme :

    Jalan mulia berunsur delapan Adalah pengembangan kebajikan moral yaitu: Pandangan benar, pikiran benar, ucapan benar, perbuatan benar, mata pencaharian benar, usaha benar, perhatian benar, dan konsentrasi benar.

    Pancasila-Pancadhamma
    1. Metta-karuna è pembunuhan
    2. Samma-ajiva è pencurian
    3. Kamasamvara è nafsu rendah
    4. Sacca è berbohong
    5. Sati-sampajanna è konsumsi makanan/minuman keras yang membuat lemahnya kesadaran.
    Biasanya banyak dijalankan oleh umat Buddhist

    Attasila :
    1. Panatipata veramani sikkhapadam samadiyami (saya mengambil sila menahan diri dari membunuh makhluk lain)
    2. Adinnadana veramani sikkhapadam samadiyami (saya mengambil sila menahan diri dari mengambil apa yang tidak diberikan)
    3. Abrahmacariya veramani sikkhapadam samadiyami (saya mengambil sila menahan diri dari aktivitas seksual)
    4. Musavada veramani sikkhapadam samadiyami (saya mengambil sila menahan diri dari berkata yang tidak benar)
    5. Suramerayamajja pamadatthana veramani sikkhapadam samadiyami (saya mengambil sila menahan diri dari mengkonsumsi minuman keras dan zat lain yang memabukkan dan menimbulkan kecerobohan)
    6. Vikalabhojana veramani sikkhapadam samadiyami (saya mengambil sila menahan diri dari makan pada waktu yang tidak tepat)
    7. Nacca-gita-vadita-visukkadassana mala-gandha-vilepana-dharana-mandana-vibhusanathana veramani sikkhapadam samadiyami (saya mengambil sila menahan diri dari menari, bernyanyi, mendengarkan musik, pergi melihat hiburan, memakai perhiasan, memakai parfum, dan memakai kosmetik)
    8. Uccasayana-mahasayana veramani sikkhapadam samadiyami (saya mengambil sila menahan diri dari berbaring di tempat yang tinggi dan mewah)
    Sila ini umumnya lebih kepada Bhikku

    Offline Kelana

    • KalyanaMitta
    • *****
    • Posts: 2.225
    • Reputasi: 142
    Nilai etika dalam Buddhisme :

    Jalan mulia berunsur delapan Adalah pengembangan kebajikan moral yaitu: Pandangan benar, pikiran benar, ucapan benar, perbuatan benar, mata pencaharian benar, usaha benar, perhatian benar, dan konsentrasi benar.

    Pancasila-Pancadhamma
    1. Metta-karuna è pembunuhan
    2. Samma-ajiva è pencurian
    3. Kamasamvara è nafsu rendah
    4. Sacca è berbohong
    5. Sati-sampajanna è konsumsi makanan/minuman keras yang membuat lemahnya kesadaran.
    Biasanya banyak dijalankan oleh umat Buddhist


    Bisakah anda jelaskan apa artinya huruf è di sana?
    GKBU
     
    _/\_ suvatthi hotu


    - finire -

    Offline Forte

    • Sebelumnya FoxRockman
    • KalyanaMitta
    • *****
    • Posts: 16.577
    • Reputasi: 458
    • Gender: Male
    • not mine - not me - not myself
    u/ bro Top1..

    sekedar saran.. anda kan sudah mendalami ajaran Maitreya.. memang ajaran ini berbeda dengan Buddhisme mainstream.. dan jika anda berminat.. coba juga pelajari Buddhisme mainstream.. saran saya coba pelajari Theravada dulu..

    di Dhammacitta.. ada banyak koleksi ebook.. coba saja dibaca pelan2
    Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku
    6 kelompok 6 - Chachakka Sutta MN 148

    Offline Top1

    • Sahabat
    • ***
    • Posts: 429
    • Reputasi: 10
    • Hanya Sebuah Fenomena
    Bisakah anda jelaskan apa artinya huruf è di sana?

    Bro kelana, terima kasih koreksinya, itu artinya =, maklum pake android jadi ketiknya buru-buru. terima kasih atas koreksinya  _/\_

    Offline Indra

    • Global Moderator
    • KalyanaMitta
    • *****
    • Posts: 14.819
    • Reputasi: 451
    • Gender: Male
    Bro kelana, terima kasih koreksinya, itu artinya =, maklum pake android jadi ketiknya buru-buru. terima kasih atas koreksinya  _/\_

    kalo diterjemahkan maka jadi:

    1. Metta-karuna = pembunuhan
    2. Samma-ajiva = pencurian
    3. Kamasamvara = nafsu rendah
    4. Sacca = berbohong
    5. Sati-sampajanna = konsumsi makanan/minuman keras yang membuat lemahnya kesadaran.
    Biasanya banyak dijalankan oleh umat Buddhist

    benar2 gawat ajaran Maitreya ini

    Offline Top1

    • Sahabat
    • ***
    • Posts: 429
    • Reputasi: 10
    • Hanya Sebuah Fenomena
    u/ bro Top1..

    sekedar saran.. anda kan sudah mendalami ajaran Maitreya.. memang ajaran ini berbeda dengan Buddhisme mainstream.. dan jika anda berminat.. coba juga pelajari Buddhisme mainstream.. saran saya coba pelajari Theravada dulu..

    di Dhammacitta.. ada banyak koleksi ebook.. coba saja dibaca pelan2

    Bro Forte terima kasih atas sarannya, sebenarnya saya sudah pelajari (kalau tidak bisa dikatakan mendalami) theravada dulu semasa kuliah karena ikut kegiatan Keluarga Mahasiswa Buddhist dari tahun 1995-1998 yang tradisinya cenderung Theravada selama 2.5 tahun. Banyak didatangkan pembicara-pembicara bhikku-bhikku theravada. Sebenarnya yang membuat saya kemudian condong ke Mahayana dan kemudian Maitreya karena attitude umat-umat aliran Theravada yang cenderung "angkuh". Saya suka umat mahayana karena lebih moderat, sementara umat maitreya terkenal karena lugu2.

    Anda kenal marcedes yang kritis?, Saya yang sarankan link tentang milinda ke dia waktu di  karena dia condong ke aliran Theravada, kejadiannya sudah 5-10 tahun yang lalu. Setelah beberapa tahun di  dia kemudian berkelana di DC

    Offline Top1

    • Sahabat
    • ***
    • Posts: 429
    • Reputasi: 10
    • Hanya Sebuah Fenomena
    kalo diterjemahkan maka jadi:

    1. Metta-karuna = pembunuhan
    2. Samma-ajiva = pencurian
    3. Kamasamvara = nafsu rendah
    4. Sacca = berbohong
    5. Sati-sampajanna = konsumsi makanan/minuman keras yang membuat lemahnya kesadaran.
    Biasanya banyak dijalankan oleh umat Buddhist

    benar2 gawat ajaran Maitreya ini

    Namanya diketik yah gak sesuai konteks dalam bahasa pali, maksud Metta karuna adalah kasih dalam hal ini artinya sila menghindari pembunuhan, kalau mau lengkap dalam bahasa pali yah ini saya kasih yah :

    Dalam bahasa Pali, sila-sila ini adalah sebagai berikut:
    1. Pānātipātā veramani sikkhapadam samādiyāmi
    2. Adinnādānā veramani sikkhapadam samādiyāmi
    3. Kāmesu micchācāra veramani sikkhapadam samādiyāmi
    4. Musāvāda veramani sikkhapadam samādiyāmi
    5. Surā meraya majja pamādatthānā veramani sikkhapadam samādiyāmi

    artinya :

    1, Aku bertekad melatih diri untuk menghindari pembunuhan (nilai kemanusiaan) guna mencapai samadi.
    2. Aku bertekad melatih diri untuk tidak mengambil barang yang tidak diberikan (nilai keadilan)guna mencapai samadi.
    3. Aku bertekad melatih diri untuk tidak melakukan perbuatan asusila (berzinah, menggauli suami/istri orang lain, nilai keluarga)guna mencapai samadi.
    4. Aku bertekad untuk melatih diri menghindari ucapan yang tidak benar /berbohong, berdusta, fitnah, omongkosong (nilai kejujuran)guna mencapai samadi.
    5. Aku bertekad untuk melatih diri menghindari segala minuman dan makanan yang dapat menyebabkan lemahnya kewaspadaan (nilai pembebasan)guna mencapai samadi.

    Offline Forte

    • Sebelumnya FoxRockman
    • KalyanaMitta
    • *****
    • Posts: 16.577
    • Reputasi: 458
    • Gender: Male
    • not mine - not me - not myself
    Bro Forte terima kasih atas sarannya, sebenarnya saya sudah pelajari (kalau tidak bisa dikatakan mendalami) theravada dulu semasa kuliah karena ikut kegiatan Keluarga Mahasiswa Buddhist dari tahun 1995-1998 yang tradisinya cenderung Theravada selama 2.5 tahun. Banyak didatangkan pembicara-pembicara bhikku-bhikku theravada. Sebenarnya yang membuat saya kemudian condong ke Mahayana dan kemudian Maitreya karena attitude umat-umat aliran Theravada yang cenderung "angkuh". Saya suka umat mahayana karena lebih moderat, sementara umat maitreya terkenal karena lugu2.

    Anda kenal marcedes yang kritis?, Saya yang sarankan link tentang milinda ke dia waktu di  karena dia condong ke aliran Theravada, kejadiannya sudah 5-10 tahun yang lalu. Setelah beberapa tahun di  dia kemudian berkelana di DC
    kalau marcedes kenal di DC saja .. cuma belum pernah ketemu langsung..

    mengenai sekte.. sebenarnya menurut pandangan saya, baiknya anda menyakini suatu ajaran bukan karena umat dari ajaran X lebih ramah.. lebih lugu.. tapi lebih ke anda benar2 mendapatkan manfaat dari ajaran X tersebut..

    dan mengenai member DC di sini, sebenarnya anda belum bertemu dengan mereka saja.. pada dasarnya mereka ramah2 dan jinak2 koq :P
    Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku
    6 kelompok 6 - Chachakka Sutta MN 148

    Offline Hadisantoso

    • Sahabat
    • ***
    • Posts: 310
    • Reputasi: 9
    • Gender: Male
    dan mengenai member DC di sini, sebenarnya anda belum bertemu dengan mereka saja.. pada dasarnya mereka ramah2 dan jinak2 koq :P
    tak kenal maka tak sayang.
    kalau sudah kenal abang sayang.
    kan semuanya dari 1 nenek moyang.
    maka santai aja gak perlu tegang.
    « Last Edit: 23 January 2013, 01:14:05 PM by Hadisantoso »

    Offline Top1

    • Sahabat
    • ***
    • Posts: 429
    • Reputasi: 10
    • Hanya Sebuah Fenomena
    kalau marcedes kenal di DC saja .. cuma belum pernah ketemu langsung..

    mengenai sekte.. sebenarnya menurut pandangan saya, baiknya anda menyakini suatu ajaran bukan karena umat dari ajaran X lebih ramah.. lebih lugu.. tapi lebih ke anda benar2 mendapatkan manfaat dari ajaran X tersebut..

    dan mengenai member DC di sini, sebenarnya anda belum bertemu dengan mereka saja.. pada dasarnya mereka ramah2 dan jinak2 koq :P

    Yah saya tahu bahwa member DC di sini baik-baik, anda dulu yang pake id foxrockman (rubah) waktu DC masih baru2nya. Sebenarnya saya awalnya masuk di sini juga gak ikut diskusi membahas ajaran apa2 cuma tertarik sama thread putus cintanya id neutral yang stress gak bisa merelakan pacarnya kawin lagi, tapi begitu melihat diskusi yang hangat, yah gatal juga gak nimbrung  ^-^

    Bagaimana kemajuan meditasi anda? Dulu anda kan awal2nya anda bertanya di thread meditasi di DC
    Semoga sudah meningkat kemajuan spiritual anda
    « Last Edit: 23 January 2013, 01:36:21 PM by Top1 »

    Offline Top1

    • Sahabat
    • ***
    • Posts: 429
    • Reputasi: 10
    • Hanya Sebuah Fenomena
    kalau marcedes kenal di DC saja .. cuma belum pernah ketemu langsung..


    Saya baru ingat selain ketemu marcedes, sepertinya saya kenal anda dulu tapi di forum buddhist lain, nama anda di situ kalau gak salah id-nya Hxxx Kasxxxxx. Salam ketemu di DC :)  _/\_
    « Last Edit: 23 January 2013, 01:48:15 PM by Top1 »

    Offline Forte

    • Sebelumnya FoxRockman
    • KalyanaMitta
    • *****
    • Posts: 16.577
    • Reputasi: 458
    • Gender: Male
    • not mine - not me - not myself
    Saya baru ingat selain ketemu marcedes, sepertinya saya kenal anda dulu tapi di forum buddhist lain, nama anda di situ kalau gak salah id-nya Hxxx Kasxxxxx. Salam ketemu di DC :)  _/\_
    yeah.. ;D
    gak usah diedit.. semua juga pada tahu nama asli saya koq :P
    cuma lebih cool aja pake nick :P
    Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku
    6 kelompok 6 - Chachakka Sutta MN 148

    Offline Rico Tsiau

    • Kebetulan terjoin ke DC
    • KalyanaMitta
    • *****
    • Posts: 1.976
    • Reputasi: 117
    • Gender: Male
    • Semoga semua mahluk berbahagia
    yeah.. ;D
    gak usah diedit.. semua juga pada tahu nama asli saya koq :P
    cuma lebih cool aja pake nick :P

    semua? maksoed loe....??

    kayak dia paling terkenal aja  :whistle: :whistle: :whistle:

    Spoiler: ShowHide

    becanda bro, jangan di timpuk BRP  :)) :)) :))

    Offline ryu

    • Global Moderator
    • KalyanaMitta
    • *****
    • Posts: 13.403
    • Reputasi: 429
    • Gender: Male
    • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
    kalo diterjemahkan maka jadi:

    1. Metta-karuna = pembunuhan
    2. Samma-ajiva = pencurian
    3. Kamasamvara = nafsu rendah
    4. Sacca = berbohong
    5. Sati-sampajanna = konsumsi makanan/minuman keras yang membuat lemahnya kesadaran.
    Biasanya banyak dijalankan oleh umat Buddhist

    benar2 gawat ajaran Maitreya ini
    bukan begitu sepertinya saudara indra, dari perspektif topi ini, ajaran buda seperti itu, oleh karena itu dia tidak mau belajar ajaran buda yang seperti itu makanya dia memilih maitreya, demikian saudara indra.
    Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

    Offline adi lim

    • Sebelumnya: adiharto
    • KalyanaMitta
    • *****
    • Posts: 4.993
    • Reputasi: 108
    • Gender: Male
    • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
    Pertama tidak ada di sini saya ingin jadi pahlawan yah, mengenai sebagaian anggota DC yang menurut saya mirip FPI itu tidak identik dengan kekerasan  bersifat fisik saja, tapi kekerasan psikis juga bisa dilancarkan untuk memurnikan ajaran. Seperti misalnya di ajaran tertentu mensyaratkan wanita harus pake jilbab. Di DC juga ada thread seperti itu :

    http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,18087.0.html

    topik demikian yang anda jadikan referensi utk menuding ada warga DC ingin memurnikan Theravada
    dan dijadikan referensi utk perbandingan bahwa wanita harus memakai jilbab !!!

    saya sarankan, jika anda ingin memberi komentar atau mengkritik, pelajari dulu hal yang anda ingin kritisi, jangan asal mencuap2 dan tidak tahu masalah yang mau dikritisi atu dikomentari.
    jadinya lucu kayak pelawak  ;D

    Quote
    Seorang bhante (gak tau itu benaran bhante atau bukan) digosipkan dan dijelekkan sampe 167 halaman.

    untuk pembelajaran dan pengertian yang benar, memang perlu waktu dan tenaga
    jangan kan 167 halaman ada yang sampai mendekati 500 halaman

    Quote
    Ketika ada seorang member bernama djoe mengingatkan dengan kalimat berikut :

    "pemborosan energi, waktu dan sumber daya hanya untuk membuat karma"
    Link : http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,18087.msg424333.html#msg424333

    master djoe pula, anda jadikan referensi
    kayaknya master djoe tidak jauh berbeda dengan warga DC disini :)

    Quote
    Malah diserang balik dengan menyebut dirinya termasuk oleh anda sendiri.
    Artinya tidak boleh "harga diri" anda itu disinggung sedikitpun  :whistle:

    Baiklah supaya tidak melebar saya tidak menyebut mirip FPI lagi tapi ada sebagian anggota DC yang suka memaksakan kehendak dan suka gosip  ;)

    semoga bisa belajar lebih baik.
    « Last Edit: 23 January 2013, 03:17:22 PM by adi lim »
    Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

    Offline adi lim

    • Sebelumnya: adiharto
    • KalyanaMitta
    • *****
    • Posts: 4.993
    • Reputasi: 108
    • Gender: Male
    • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
    dari tulisan anda di atas anda ingin mempersepsikan diri anda lebih tahu dan mengatakan orang lain tidak tahu. 5 sila disebut Pancasila Buddhist. Setahu saya dalam Pancasila sudah termasuk Ucapan yang Benar.

    saya tidak mengatakan orang lain, tapi anda  :)
    itu pun dari penulisan anda  ^-^, bukan dari baca pikiran anda.

    Quote
    Nah Yang ini anda ingin memaksakan kehendak, bagi sebagian umatnya LSY dianggap Buddha lalu anda plesetkan sebagai buda atau badut. Kalau anda tidak setuju yah cukup diterangkan bahwa bagi kami LSY bukan Buddha, tapi di sini anda suka menyerang keyakinan orang lain  ^-^

    mulai lagi anda menuding, saya tidak memaksa kehendak orang lain utk mengikuti saya
    karena saya yakin bahwa lsy bukan Buddha tapi badut =)), apa salahnya tertawa !
    mosok badut bertingkah lucu tidak boleh ditertawai !
    karena lucu dan saya tertawa bukan berarti memaksa kehendak orang lain utk ikut saya.
    « Last Edit: 23 January 2013, 02:58:34 PM by adi lim »
    Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

    Offline adi lim

    • Sebelumnya: adiharto
    • KalyanaMitta
    • *****
    • Posts: 4.993
    • Reputasi: 108
    • Gender: Male
    • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
    kalo diterjemahkan maka jadi:

    1. Metta-karuna = pembunuhan
    2. Samma-ajiva = pencurian
    3. Kamasamvara = nafsu rendah
    4. Sacca = berbohong
    5. Sati-sampajanna = konsumsi makanan/minuman keras yang membuat lemahnya kesadaran.
    Biasanya banyak dijalankan oleh umat Buddhist

    benar2 gawat ajaran Maitreya ini

    bukan hanya gawat + ngeyel  :))
    « Last Edit: 23 January 2013, 03:04:29 PM by adi lim »
    Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

    Offline dilbert

    • KalyanaMitta
    • *****
    • Posts: 3.935
    • Reputasi: 90
    • Gender: Male
    • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
    u/ bro Top1..

    sekedar saran.. anda kan sudah mendalami ajaran Maitreya.. memang ajaran ini berbeda dengan Buddhisme mainstream.. dan jika anda berminat.. coba juga pelajari Buddhisme mainstream.. saran saya coba pelajari Theravada dulu..

    di Dhammacitta.. ada banyak koleksi ebook.. coba saja dibaca pelan2

    Kalau ada umat Maitreya menyatakan bahwa aliran Maitreya berbeda dengan Buddhisme, pertanyaannya ... darimana kata Maitreya itu berasal ?
    VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
    Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

    Offline adi lim

    • Sebelumnya: adiharto
    • KalyanaMitta
    • *****
    • Posts: 4.993
    • Reputasi: 108
    • Gender: Male
    • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
    yeah.. ;D
    gak usah diedit.. semua juga pada tahu nama asli saya koq :P
    cuma lebih cool aja pake nick :P

    jujur !  saya tidak tahu :)
    Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

    Offline sanjiva

    • KalyanaMitta
    • *****
    • Posts: 4.091
    • Reputasi: 101
    • Gender: Male
    Kalau ada umat Maitreya menyatakan bahwa aliran Maitreya berbeda dengan Buddhisme, pertanyaannya ... darimana kata Maitreya itu berasal ?

    Dari lao mu?   ::) :hammer:
    «   Ignorance is bliss, but the truth will set you free   »

    Offline Top1

    • Sahabat
    • ***
    • Posts: 429
    • Reputasi: 10
    • Hanya Sebuah Fenomena
    saya tidak mengatakan orang lain, tapi anda  :)
    itu pun dari penulisan anda  ^-^, bukan dari baca pikiran anda.

    mulai lagi anda menuding, saya tidak memaksa kehendak orang lain utk mengikuti saya
    karena saya yakin bahwa lsy bukan Buddha tapi badut =)), apa salahnya tertawa !
    mosok badut bertingkah lucu tidak boleh ditertawai !
    karena lucu dan saya tertawa bukan berarti memaksa kehendak orang lain utk ikut saya.

    Oke Jika menurut anda, saya salah silahkan tunjukkan bagian mana dari penulisan saya yang salah, sehingga anda langsung menuding saya tidak tahu mengenai perbedaan jalan utama berunsur delapan, pancasila buddhist dan attasila.

    Musavada veramani sikkhapadam samadiyami = Apakah ini diartikan hanya tidak berbohong saja? Menggosipkan orang itu tidak termasuk sila ini?

    Offline Top1

    • Sahabat
    • ***
    • Posts: 429
    • Reputasi: 10
    • Hanya Sebuah Fenomena
    Kalau ada umat Maitreya menyatakan bahwa aliran Maitreya berbeda dengan Buddhisme, pertanyaannya ... darimana kata Maitreya itu berasal ?

    Sebenarnya yang mengatakan beda kan aliran Buddhism mainstream yang tidak ingin didomplengi Aliran Maitreya. Bagi saya pribadi aliran Maitreya masih termasuk Buddhisme, terserah diakui atau tidak.

    Kata Maitreya berasal dari sumber-sumber berikut :

    Kanon Pali :

    Cakkavatti-Sihanada Sutta , DN 26


    Komentar Pali

    Visudhi Magga Bab XIII, 127)

    Dasabodhisattuppattikatha/ The Birth-stories of the Ten Bodhisattas)

    Anagatavamsa / Kronik Buddha yang Akan Datang

    Dasabodhisatta- uddesa


    Sutra Sansekerta

    Buddhavacana Maitreya Bodhisattva Sutra

    Madhyamagama -- bagian Shuo Ben Jing.

    Maitreyavyakaraana (The Prophecy of Maitreya)

    Kriyatantra of Maitreya

    Vimalakirti Nirdesa Sutra

    Buddhavaca Maitreya Upapadyante Tusita Dhyana Sutra [Sutra Buddha membabarkan Bodhisattva Maitreya terlahir di Alam Tusita]

    Lalitavistara Sutra

    Sutra Maitreya Memasuki MahaParinibbana

    Sutra Maharatnakutta 88 (大寶積經 卷八十八


    Teks Sansekerta lain

    Vyâghri Jâtaka (Bakal Pangeran Siddharta menjadi guru Bodhisattva Ajita)

    Offline Top1

    • Sahabat
    • ***
    • Posts: 429
    • Reputasi: 10
    • Hanya Sebuah Fenomena
    jujur !  saya tidak tahu :)

    Saudara Forte kurang terkenal kalau begitu di sini?  ;)

    Offline adi lim

    • Sebelumnya: adiharto
    • KalyanaMitta
    • *****
    • Posts: 4.993
    • Reputasi: 108
    • Gender: Male
    • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
    Oke Jika menurut anda, saya salah silahkan tunjukkan bagian mana dari penulisan saya yang salah, sehingga anda langsung menuding saya tidak tahu mengenai perbedaan jalan utama berunsur delapan, pancasila buddhist dan attasila.

    Musavada veramani sikkhapadam samadiyami = Apakah ini diartikan hanya tidak berbohong saja? Menggosipkan orang itu tidak termasuk sila ini?

    inilah tulisan anda dibawah ini :


    tolong diingat Attasila : UCAPAN Yang BENAR, jangan suka asal bunyi, tulisan mengambarkan karakter orang, tetap ucapan yang benar itu tidak menyebar bibit permusuhan apalagi antara kalian sesama Buddhism.

    Nilai etika dalam Buddhisme :

    Jalan mulia berunsur delapan Adalah pengembangan kebajikan moral yaitu: Pandangan benar, pikiran benar, ucapan benar, perbuatan benar, mata pencaharian benar, usaha benar, perhatian benar, dan konsentrasi benar.

    Pancasila-Pancadhamma
    1. Metta-karuna = pembunuhan
    2. Samma-ajiva = pencurian
    3. Kamasamvara = nafsu rendah
    4. Sacca = berbohong
    5. Sati-sampajanna = konsumsi makanan/minuman keras yang membuat lemahnya kesadaran.
    Biasanya banyak dijalankan oleh umat Buddhist


    Attasila :
    1. Panatipata veramani sikkhapadam samadiyami (saya mengambil sila menahan diri dari membunuh makhluk lain)
    2. Adinnadana veramani sikkhapadam samadiyami (saya mengambil sila menahan diri dari mengambil apa yang tidak diberikan)
    3. Abrahmacariya veramani sikkhapadam samadiyami (saya mengambil sila menahan diri dari aktivitas seksual)
    4. Musavada veramani sikkhapadam samadiyami (saya mengambil sila menahan diri dari berkata yang tidak benar)
    5. Suramerayamajja pamadatthana veramani sikkhapadam samadiyami (saya mengambil sila menahan diri dari mengkonsumsi minuman keras dan zat lain yang memabukkan dan menimbulkan kecerobohan)
    6. Vikalabhojana veramani sikkhapadam samadiyami (saya mengambil sila menahan diri dari makan pada waktu yang tidak tepat)
    7. Nacca-gita-vadita-visukkadassana mala-gandha-vilepana-dharana-mandana-vibhusanathana veramani sikkhapadam samadiyami (saya mengambil sila menahan diri dari menari, bernyanyi, mendengarkan musik, pergi melihat hiburan, memakai perhiasan, memakai parfum, dan memakai kosmetik)
    8. Uccasayana-mahasayana veramani sikkhapadam samadiyami (saya mengambil sila menahan diri dari berbaring di tempat yang tinggi dan mewah)
    Sila ini umumnya lebih kepada Bhikku


    supaya lebih cepat pintar, harus rajin cari sendiri di topik2 lama di DC yang berhubungan
    « Last Edit: 23 January 2013, 03:46:46 PM by adi lim »
    Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

    Offline Forte

    • Sebelumnya FoxRockman
    • KalyanaMitta
    • *****
    • Posts: 16.577
    • Reputasi: 458
    • Gender: Male
    • not mine - not me - not myself
    Saudara Forte kurang terkenal kalau begitu di sini?  ;)
    iya.. :P
    mungkin tepatnya beberapa member dc :))
    Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku
    6 kelompok 6 - Chachakka Sutta MN 148

    Offline Top1

    • Sahabat
    • ***
    • Posts: 429
    • Reputasi: 10
    • Hanya Sebuah Fenomena


    Mungkini anda yang salah menangkap maksud saya, Karena saya mengatakan Ucapan yang benar termasuk dalam Attasila, lengkapnya yah : Musavada veramani sikkhapadam samadiyami

    Saya mengerti mungkin anda pikir saya mencampur-adukkan Attasila dengan Jalan Utama Berunsur Delapan.

    Apa yang salah dari tulisan saya tentang Pancasila Buddhist dan Attasila Buddhist. Seingat saya Pancasila lebih kepada umat awam, sedangkan Attasila lebih dikhususkan kepada Bhikku

    Offline Top1

    • Sahabat
    • ***
    • Posts: 429
    • Reputasi: 10
    • Hanya Sebuah Fenomena
    Mengenai pancasila buddhist ini saya tidak mencari (copas) dari DC, ada teman saya kok dari Buddhayana yang sudah mengambil pancasila buddhist sebagai sila yang dia jalani.

    Dari mana anda bisa menuding saya tidak mengerti Pancasila Buddhist?

    Offline sanjiva

    • KalyanaMitta
    • *****
    • Posts: 4.091
    • Reputasi: 101
    • Gender: Male
    Mungkini anda yang salah menangkap maksud saya, Karena saya mengatakan Ucapan yang benar termasuk dalam Attasila, lengkapnya yah : Musavada veramani sikkhapadam samadiyami

    Saya mengerti mungkin anda pikir saya mencampur-adukkan Attasila dengan Jalan Utama Berunsur Delapan.

    Apa yang salah dari tulisan saya tentang Pancasila Buddhist dan Attasila Buddhist. Seingat saya Pancasila lebih kepada umat awam, sedangkan Attasila lebih dikhususkan kepada Bhikku

    Nice try, but salah total bro  ;D

    Attasila masih termasuk sila untuk umat awam.
    Bhikkhu silanya adalah patimokkha sila, jumlahnya 227 sila bukan cuma 8 sila.

    Anda perlu belajar lagi basic buddhism yang sesungguhnya.  :whistle: ^-^
    « Last Edit: 23 January 2013, 03:51:51 PM by sanjiva »
    «   Ignorance is bliss, but the truth will set you free   »

    Offline adi lim

    • Sebelumnya: adiharto
    • KalyanaMitta
    • *****
    • Posts: 4.993
    • Reputasi: 108
    • Gender: Male
    • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
    Mungkini anda yang salah menangkap maksud saya, Karena saya mengatakan Ucapan yang benar termasuk dalam Attasila, lengkapnya yah : Musavada veramani sikkhapadam samadiyami

    Saya mengerti mungkin anda pikir saya mencampur-adukkan Attasila dengan Jalan Utama Berunsur Delapan.

    Apa yang salah dari tulisan saya tentang Pancasila Buddhist dan Attasila Buddhist. Seingat saya Pancasila lebih kepada umat awam, sedangkan Attasila lebih dikhususkan kepada Bhikku

    blue : ya, mungkin saja baru tahu, atau memang sudah tahu tapi tetap bertahan dengan opini anda

    saya sudah ingatkan diatas : lebih rajin belajar dari pada ntar di komentari, anda 'menggeliat' lagi

    « Last Edit: 23 January 2013, 03:56:18 PM by adi lim »
    Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

    Offline adi lim

    • Sebelumnya: adiharto
    • KalyanaMitta
    • *****
    • Posts: 4.993
    • Reputasi: 108
    • Gender: Male
    • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
    Mengenai pancasila buddhist ini saya tidak mencari (copas) dari DC, ada teman saya kok dari Buddhayana yang sudah mengambil pancasila buddhist sebagai sila yang dia jalani.

    Dari mana anda bisa menuding saya tidak mengerti Pancasila Buddhist?

    anda dikatakan ngeyel memang tidak salah
    Quote
    Pancasila-Pancadhamma
    1. Metta-karuna = pembunuhan
    2. Samma-ajiva = pencurian
    3. Kamasamvara = nafsu rendah
    4. Sacca = berbohong
    5. Sati-sampajanna = konsumsi makanan/minuman keras yang membuat lemahnya kesadaran.

    Biasanya banyak dijalankan oleh umat Buddhist
    Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

    Offline Top1

    • Sahabat
    • ***
    • Posts: 429
    • Reputasi: 10
    • Hanya Sebuah Fenomena
    Nice try, but salah total bro  ;D

    Attasila masih termasuk sila untuk umat awam.

    Bhikkhu patimokkha sila, jumlahnya 227 sila bukan cuma 8 sila.

    Anda perlu belajar laji basic buddhism yang sesungguhnya.  :whistle: ^-^

    Memang Attasila dan Dasasila boleh dilakukan untuk umat awam. Mengapa saya katakan Attasila lebih dikhususkan untuk Bhikku?

    Saya ketik tentang Attasila itu ada sebabnya.
    Sekarang saya tanya apakah anda mengambil Attasila tersebut?
    Misalnya : sila menahan diri dari menari, bernyanyi, mendengarkan musik, pergi melihat hiburan, memakai perhiasan, memakai parfum, dan memakai kosmetik
    Dan apakah anda tidur di spring bed atau ranjang kayu saja

    Oke berarti Sila yang lengkap untuk Bhikku yang harus dijalani ada 227, tolong kasih saya link dan bhikku tradisi mana yang menjalani saat ini. Terima kasih

    Offline Top1

    • Sahabat
    • ***
    • Posts: 429
    • Reputasi: 10
    • Hanya Sebuah Fenomena
    anda dikatakan ngeyel memang tidak salah

    Tolong lihat post ke-89 sudah saya ketik lebih lengkap ttg pancasila buddhist, anda seperti guru saja dalam ujian harus benar kata per kata  :whistle:

    Cek : http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,23751.0/message,433308.html

    Offline adi lim

    • Sebelumnya: adiharto
    • KalyanaMitta
    • *****
    • Posts: 4.993
    • Reputasi: 108
    • Gender: Male
    • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
    Memang Attasila dan Dasasila boleh dilakukan untuk umat awam. Mengapa saya katakan Attasila lebih dikhususkan untuk Bhikku?

    Saya ketik tentang Attasila itu ada sebabnya.
    Sekarang saya tanya apakah anda mengambil Attasila tersebut?
    Misalnya : sila menahan diri dari menari, bernyanyi, mendengarkan musik, pergi melihat hiburan, memakai perhiasan, memakai parfum, dan memakai kosmetik
    Dan apakah anda tidur di spring bed atau ranjang kayu saja

    Oke berarti Sila yang lengkap untuk Bhikku yang harus dijalani ada 227, tolong kasih saya link dan bhikku tradisi mana yang menjalani saat ini. Terima kasih

    bukan berarti saya tidak mau bantu,
    tapi ini demi anda, mungkin anda harus cari sendiri.
    hasilnya pencarian anda sendiri pasti bagus utk anda
    silahkan
    Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

    Offline adi lim

    • Sebelumnya: adiharto
    • KalyanaMitta
    • *****
    • Posts: 4.993
    • Reputasi: 108
    • Gender: Male
    • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
    Tolong lihat post ke-89 sudah saya ketik lebih lengkap ttg pancasila buddhist, anda seperti guru saja dalam ujian harus benar kata per kata  :whistle:

    Cek : http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,23751.0/message,433308.html

    mungkin juga ini prilaku para pengikut aliran maiterya karena sering cingcai maka hasilnya jadi capcai
    Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

    Offline Top1

    • Sahabat
    • ***
    • Posts: 429
    • Reputasi: 10
    • Hanya Sebuah Fenomena
    bukan berarti saya tidak mau bantu,
    tapi ini demi anda, mungkin anda harus cari sendiri.
    hasilnya pencarian anda sendiri pasti bagus utk anda
    silahkan

    Nah itulah salah satunya yang membuat saya semasa kuliah akhirnya hijrah ke mahayana, karena theravada terlalu terikat pada literatur (kata per kata), Liat di atas mengenai pancasila buddhist di post sebelumnya sudah langsung saya jelaskan di post ke-89

    Penampakan :

    Quote
    Dalam bahasa Pali, sila-sila ini adalah sebagai berikut:
    1. Pānātipātā veramani sikkhapadam samādiyāmi
    2. Adinnādānā veramani sikkhapadam samādiyāmi
    3. Kāmesu micchācāra veramani sikkhapadam samādiyāmi
    4. Musāvāda veramani sikkhapadam samādiyāmi
    5. Surā meraya majja pamādatthānā veramani sikkhapadam samādiyāmi

    Offline Top1

    • Sahabat
    • ***
    • Posts: 429
    • Reputasi: 10
    • Hanya Sebuah Fenomena
    mungkin juga ini prilaku para pengikut aliran maiterya karena sering cingcai maka hasilnya jadi capcai

    Jangan salah, capcay itu sehat dan lezat

    Offline Top1

    • Sahabat
    • ***
    • Posts: 429
    • Reputasi: 10
    • Hanya Sebuah Fenomena
    bukan berarti saya tidak mau bantu,
    tapi ini demi anda, mungkin anda harus cari sendiri.
    hasilnya pencarian anda sendiri pasti bagus utk anda
    silahkan

    Oke sudah ketemu 227 SILA PATIMOKHA, sudah saya baca tapi saya tidak melihat manfaatnya bagi saya, karena saya tidak berniat menjadi Bhikku.

    Bagi yang mau tahu lengkapnya 227 sila patimokha silahkan klik link berikut : http://www.samaggi-phala.or.id/naskah-dhamma/227-sila-patimokkha/
    « Last Edit: 23 January 2013, 04:17:46 PM by Top1 »

    Offline Mas Tidar

    • KalyanaMitta
    • *****
    • Posts: 3.262
    • Reputasi: 82
    • Gender: Male
    Purification of Virtue - Virtue of Theravada monks
    « Reply #119 on: 23 January 2013, 04:35:12 PM »

    ref: http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,20546.msg410036.html#msg410036


    Mungkini anda yang salah menangkap maksud saya, Karena saya mengatakan Ucapan yang benar termasuk dalam Attasila, lengkapnya yah : Musavada veramani sikkhapadam samadiyami

    Saya mengerti mungkin anda pikir saya mencampur-adukkan Attasila dengan Jalan Utama Berunsur Delapan.

    Apa yang salah dari tulisan saya tentang Pancasila Buddhist dan Attasila Buddhist. Seingat saya Pancasila lebih kepada umat awam, sedangkan Attasila lebih dikhususkan kepada Bhikku

    Nice try, but salah total bro  ;D

    Attasila masih termasuk sila untuk umat awam.
    Bhikkhu silanya adalah patimokkha sila, jumlahnya 227 sila bukan cuma 8 sila.

    Anda perlu belajar lagi basic buddhism yang sesungguhnya.  :whistle: ^-^
    Saccena me samo natthi, Esa me saccaparamiti

    "One who sees the Dhamma sees me. One who sees me sees the Dhamma." Buddha

    Offline adi lim

    • Sebelumnya: adiharto
    • KalyanaMitta
    • *****
    • Posts: 4.993
    • Reputasi: 108
    • Gender: Male
    • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
    Oke sudah ketemu 227 SILA PATIMOKHA, sudah saya baca tapi saya tidak melihat manfaatnya bagi saya, karena saya tidak berniat menjadi Bhikku.

    Bagi yang mau tahu lengkapnya 227 sila patimokha silahkan klik link berikut : http://www.samaggi-phala.or.id/naskah-dhamma/227-sila-patimokkha/


    memang siapa yang minta anda jadi Bhikkhu ?  :P
    supaya anda tidak keliatan capcai, dengan sembarangan menulis 8 sila hanya untuk Bhikkhu   :whistle:
    « Last Edit: 23 January 2013, 06:24:01 PM by adi lim »
    Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

    Offline adi lim

    • Sebelumnya: adiharto
    • KalyanaMitta
    • *****
    • Posts: 4.993
    • Reputasi: 108
    • Gender: Male
    • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
    Memang Attasila dan Dasasila boleh dilakukan untuk umat awam. Mengapa saya katakan Attasila lebih dikhususkan untuk Bhikku?

    jika memang salah dan tidak tahu, ngakulah ! lebih elegan
    dari pada sudah salah tapi masih membela kesalahan dengan cara ilmu belut.
    « Last Edit: 23 January 2013, 06:17:44 PM by adi lim »
    Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

    Offline adi lim

    • Sebelumnya: adiharto
    • KalyanaMitta
    • *****
    • Posts: 4.993
    • Reputasi: 108
    • Gender: Male
    • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
    Nah itulah salah satunya yang membuat saya semasa kuliah akhirnya hijrah ke mahayana, karena theravada terlalu terikat pada literatur (kata per kata), Liat di atas mengenai pancasila buddhist di post sebelumnya sudah langsung saya jelaskan di post ke-89

    Penampakan :


    sebenarnya tidak masalah kok 8)
    anda tidak usah mengeluarkan uneg2 anda, kenapa tidak pilih suatu aliran.
    memilih adalah hak anda kok ! :))
    bahkan opsi tidak memilih semuanya atau agama manapun juga diperbolehkan.
    « Last Edit: 23 January 2013, 06:21:28 PM by adi lim »
    Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

    Offline Top1

    • Sahabat
    • ***
    • Posts: 429
    • Reputasi: 10
    • Hanya Sebuah Fenomena
    jika memang salah dan tidak tahu, ngakulah ! lebih elegan
    dari pada sudah salah tapi masih membela kesalahan dengan cara ilmu belut.

    Baik saat ini saya terima penjelasan anda bahwa attasila juga berlaku untuk umat awam. Pertanyaan-nya apakah saudara Adi sudah menjalankan Atta Sila?
    Kalau sedikit yang menjalankan yah berarti sila itu lebih khusus untuk Bhikku.

    Wah reputasi saya dikurangi gara2 debat, mantap ^-^
    Apakah reputasi hanya diberikan pada orang yang sepaham dengan aliran tertentu???

    Tenang aja saya gak complain masalah reputasi ini, cuma sdr.Morpheus juga pernah mengalami hal yang sama ketika debat ttg Ajahn Brahm, jadi ini seperti sudah semacam modus operandi.
    « Last Edit: 23 January 2013, 07:16:50 PM by Top1 »

    Offline will_i_am

    • KalyanaMitta
    • *****
    • Posts: 5.163
    • Reputasi: 155
    • Gender: Male
    Baik saat ini saya terima penjelasan anda bahwa attasila juga berlaku untuk umat awam. Pertanyaan-nya apakah saudara Adi sudah menjalankan Atta Sila?
    Kalau sedikit yang menjalankan yah berarti sila itu lebih khusus untuk Bhikku.
    pertanyaan ini tidak relevan, karena menyangkut praktek pribadi..

    Quote
    Wah reputasi saya dikurangi gara2 debat, mantap ^-^
    Apakah reputasi hanya diberikan pada orang yang sepaham dengan aliran tertentu???

    Tenang aja saya gak complain masalah reputasi ini, cuma sdr.Morpheus juga pernah mengalami hal yang sama ketika debat ttg Ajahn Brahm, jadi ini seperti sudah semacam modus operandi.
    gak komplain, cuma bilang kalo reputasinya dikurangin...
    jangan nangis dong, masa gitu aja dah putus asa.. =))

    reputasi berkurang, apakah harus dibilang2??
    hiduplah hanya pada hari ini, jangan mengkhawatirkan masa depan ataupun terpuruk dalam masa lalu.
    berbahagialah akan apa yang anda miliki, jangan mengejar keinginan akan memiliki
    _/\_

    Offline ryu

    • Global Moderator
    • KalyanaMitta
    • *****
    • Posts: 13.403
    • Reputasi: 429
    • Gender: Male
    • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
    Baik saat ini saya terima penjelasan anda bahwa attasila juga berlaku untuk umat awam. Pertanyaan-nya apakah saudara Adi sudah menjalankan Atta Sila?
    Kalau sedikit yang menjalankan yah berarti sila itu lebih khusus untuk Bhikku.

    Wah reputasi saya dikurangi gara2 debat, mantap ^-^
    Apakah reputasi hanya diberikan pada orang yang sepaham dengan aliran tertentu???

    Tenang aja saya gak complain masalah reputasi ini, cuma sdr.Morpheus juga pernah mengalami hal yang sama ketika debat ttg Ajahn Brahm, jadi ini seperti sudah semacam modus operandi.
    wah sekarang praktekin ajaran mahayana sudah menuju ke reputasi ya =))
    Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

    Offline adi lim

    • Sebelumnya: adiharto
    • KalyanaMitta
    • *****
    • Posts: 4.993
    • Reputasi: 108
    • Gender: Male
    • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
    Baik saat ini saya terima penjelasan anda bahwa attasila juga berlaku untuk umat awam. Pertanyaan-nya apakah saudara Adi sudah menjalankan Atta Sila?
    Kalau sedikit yang menjalankan yah berarti sila itu lebih khusus untuk Bhikku.

    persepsi atthasila untuk Bhikkhu harus dihapus
    Atthasila hanya untuk umat awam biasanya di lakukan hari uposatha
    anda boleh 'bongkar' topik2 yang menyangkut hari Uposatha atau atthasila, disana pernah menulis bahwa apakah saya pernah praktek Atthasila ndak !

    Quote
    Wah reputasi saya dikurangi gara2 debat, mantap ^-^
    Apakah reputasi hanya diberikan pada orang yang sepaham dengan aliran tertentu???

    kalau sudah masuk ke alam DC utk diskusi, reputasi anda siap2 aja ditambah atau dikurangi (ini sudah biasa),
    pernyataan/penulisan anda tentunya akan dibaca dan dinilai oleh warga DC atau pemirsa lainnya,
    pembaca yg budiman ketika senang melihat pernyataan anda, tentunya bisa GRP, yang tidak suka bisa BRP

    Pengalaman saya, bahwa REPUTASI di alam DC tidak diskriminasi atau membedakan atau hanya milik aliran tertentu,
    tapi pemberian warga DC yang membaca penulisan/pernyataan anda, atau melihat jasa dan kontribusi bagi DC,
    bahkan tuhan penguasa alam DC tidak pernah intervensi atau mengatur pemberian GRP atau BRP, dan dibiarkan bebas kepada warga DC

    Quote
    Tenang aja saya gak complain masalah reputasi ini, cuma sdr.Morpheus juga pernah mengalami hal yang sama ketika debat ttg Ajahn Brahm, jadi ini seperti sudah semacam modus operandi.

    kalau tidak komplain ngapain anda menulis diatas
    kenyataannya bukan hanya Reputasi milik bro Morpheus yang dikurangi dan pasti ada member lainnya yang dikurangi, tapi tidak diceritakan

    tuduhan anda bahwa debat masalah AB untuk mengurangi reputasi adalah modus operandi, sangat TERLALU. :o
    « Last Edit: 24 January 2013, 06:48:47 AM by adi lim »
    Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

    Offline cumi polos

    • Sebelumnya: Teko
    • KalyanaMitta
    • *****
    • Posts: 5.130
    • Reputasi: 82
    • Gender: Male
    • mohon transparansinya
    supaya cumpol dpt diingatin...
    maka, reputasi oli menjadi minus......... (Reputasi: -1)
    bolehkah punya cumpol di +1 gak ?  :P

    sedikit kesaksian...

    sejak kecil, cumpol ikut Lao Mu (Maitreya....)
       orangnya sopan2, ramah2 dan makannya wueenak sekali...

     _/\_

    Quote
    Wah reputasi saya dikurangi gara2 debat, mantap
    kecap no.1
    « Last Edit: 24 January 2013, 07:19:52 AM by cumi polos »
    merryXmas n happyNewYYYY 2018

    Offline adi lim

    • Sebelumnya: adiharto
    • KalyanaMitta
    • *****
    • Posts: 4.993
    • Reputasi: 108
    • Gender: Male
    • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
    supaya cumpol dpt diingatin...
    maka, reputasi oli menjadi minus......... (Reputasi: -1)
    bolehkah punya cumpol di +1 gak :P

    sedikit kesaksian...

    sejak kecil, cumpol ikut Lao Mu (Maitreya....)
    orangnya sopan2, ramah2 dan makannya wueenak sekali...

     _/\_

    biru : karena kejujuran dikirim +1 deh
    done

    bold, makanan enak dimana  ? ??? menu vegetarian toh
             makanan gratis iya  :)
    « Last Edit: 24 January 2013, 08:53:34 AM by adi lim »
    Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

    Offline Top1

    • Sahabat
    • ***
    • Posts: 429
    • Reputasi: 10
    • Hanya Sebuah Fenomena
    persepsi atthasila untuk Bhikkhu harus dihapus
    Atthasila hanya untuk umat awam biasanya di lakukan hari uposatha
    anda boleh 'bongkar' topik2 yang menyangkut hari Uposatha atau atthasila, disana pernah menulis bahwa apakah saya pernah praktek Atthasila ndak !


    Tinggal di jawab ya atau tidak saja susah, kalau diarahkan ke link lain sama aja dengan ilmu Belut.

    Offline adi lim

    • Sebelumnya: adiharto
    • KalyanaMitta
    • *****
    • Posts: 4.993
    • Reputasi: 108
    • Gender: Male
    • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
    Tinggal di jawab ya atau tidak saja susah, kalau diarahkan ke link lain sama aja dengan ilmu Belut.

    Wong, udah di kasih petunjuk, kamu cari sendiri aja supaya tidak penasaran.
    Dan buat anda ingin mengetahui saya pernah praktek atthasila atau tidak, supaya ingin perbandingan dengan anda yg pernah praktek, begitukah  ? :))
     
    Yg namanya belut itu licin, jadi ditanya jawabnya nyeleneh sampai kemana2 tidak jelas sesuai pertanyaan.
    Dan kata jawaban belut yang pasti bukan berasal dari ajaran maiterya
    Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

     

    anything