Fingerprint test
Melalui penelitian yang ekstensif, seorang ilmuwan di bidang dermatoglyphics Charlotte Wolff (1897-1986) membuktikan adanya hubungan antara fingerprint dengan bagaimana otak manusia berfungsi. Dari fingerprint saat ini dapat dilihat kelebihan dan kekurangan seseorang, yang dilandasi oleh teori dari Prof. Dr. Howard Gardner mengenai multiple intelligences.
Pola fingerprint manusia sangat unik dan dipengaruhi oleh proses pembentukan secara genetik (DNA). Fingerprint pun tidak akan pernah berubah dan berhubungan erat dengan perkembangan sistem syaraf seseorang. Karena itu, tingkat kecerdasan anak dapat diketahui dari awal melalui sidik jarinya.
Fingerprint test dilandasi oleh ilmu pengetahuan lama, yang telah berumur 300 tahun yaitu dermatoglyphics. Dermatoglyphics adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari pola pada sidik jari manusia. Dermatoglpyhic (dari bahasa Yunani, derma=kulit dan glyph=ukiran) adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari epidermal atau ridge skin ( garis-garis pada permukaan kulit).
Bertahun-tahun, para ahli di bidang dermatoglyphics dan medical science telah menemukan bahwa epidermal ridge memiliki hubungan yang bersifat scientific dengan kode genetik dari sel otak dan potensi inteligensi. Dengan penemuan ini dimungkinkan untuk mengidentifikasi multiple intelligences, learning style (visual, auditory and kinesthetic), pola berpikir dan karakter seseorang. Karena fingerprint dibentuk sebelum kita lahir, sangat memungkinkan untuk melakukan fingerprint test pada anak usia satu tahun.
Klik di sini untuk sejarah fingerprint secara detail.
Manfaat fingerprint test
Dengan mengetahui kecerdasan anak secara dini, orang tua/pendidik bisa menyesuaikan, merencanakan dan menerapkan cara pendidikan yang tepat serta mengembangkan bidang yang sesuai dengan potensi dalam diri mereka