Hmmm.... sejak liat fb bhiksu ini saya pikir emg ada yg kurang beres siihh... yg difoto banyak cewenya dan gak ada hubungannya dengan Dharma sama sekali. Bagi saya sih jelas-jelas ini pelanggaran Vinaya. Sepatutnya organisasi Sangha yang bersangkutan bertindak tegas. Membumi ya membumi, tapi kalau tidak ada respek dengan vinaya ya repot.
Di bawah saya membahas secara Mahayanis.
Mengenai gitar dan menyanyi, asal yang dinyanyikan lagu-lagu Dharma, tidak masalah. Misalnya Sangha Thich Nhat Hanh, di sana Ven, Thich Nhat Hanh menyatakan dengan jelas mengenai sila "tidak menyanyi, mendengarkan lagu dsb" dari Astasila:
- bahwa menyanyikan lagu Dharma dan memainkan lagu Dharma yang membangkitkan keyakinan, bukanlah pelanggaran. Tetapi kalau menyanyi lagu romantis duniawi bergaya pop ya jelas-jelas melanggar.
"Sadarilah bahwa banyak lagu, film, buku, hiburan dan game yang dapat emrusak tubuh dan pikiran dan membuang waktu yang berharga yang dapat digunakan untuk belajar dan praktek, aku bertekad untuk tidak terjerumus dalam halangan-halangan ini. Aku bertekad untuk tidak membaca novel, melihat film-film duniawi ataupun buku, atau mencari halangan dengan cara menyanyi atau mendengarkan lagu-lagu cinta dan musik-musik jenis lainnya yang dapat menyebabkan emosi negatif muncul. Aku bertekad tidak akan membuang waktu bermain game lektronik dan berjudi.
Ketika seorang shramanera mempraktekkan sila ini, ia tahu dan paham bahwa pelafalan dan menyanyi lagu-lagu Dharma adalah cara untuk mempraktekkan hidup berkesadaran dan mennyemai benih-benih kebajikan. Namun kesenian yang menyirami benih penderitaan, kelekatan, kesedihan, kebencian dan kemelekatan dapat menyebabkan ancaman, dan karena itulah ia mengindarinya.(Thich Nhat Hanh, Stepping Into Freedom)Dalam Dasabhumika Sutra disebutkan bahwa para bodhisattva menguasai berbagai macam seni, termasuk seni musik dan di masa modern ini mungkin bisa juga seni fotografi. Ini dilakukan oleh seorang bodhisattva untuk menjalin jodoh sebnayak-banyaknya dengan semua makhluk dan membawa mereka pada Dharma.
Namun ini dipertegas dalam Mahavairocana Sutra di mana dikatakan bahwa para bodhisattva AWAM-lah yang menguasai seni berbagai macam musik, fotografi dsb, BUKAN Bodhisattva BHIKSU. Jadi seorang bodhisattva UMAT AWAM (upasaka upasika) bisa bebas memfoto apapun, menyanyikan apapun asal sesuai dengan ETIKA yang ada, dengan tujuan menjalin jodoh dengan para makhluk.
Namun kalau bodhisattva BHIKSU, menyanyi dan memfoto diperbolehkan hanya untuk kepentingan Dharma saja, misal menyanyikan lagu Buddhis yang membangkitkan sraddha dengan diiringi alat musik sebagai persembahan untuk Triratna, fotografi vihara dan para Buddha, kegiatan Buddhis, ataupun fotografi yang membuat orang terbangkitkan welas asihnya, BUKAN foto PARA CEWEK nggak jelas, apalagi sampai becanda "rok" dan "istri" segala, astaganaga.
Kalau memang benar bhante Nyanadasa ini adalah bhiksu Mahayanis, maka patut ditanyakan: "Vinaya dalam Mahayana Brahmajala Sutra dikemanain itu??"
Kalau bukan, sebenarnya bhante Nyanadasa itu aliran apa sich?
The Siddha Wanderer