Kalau memang karena sudah ada Bahasa Indonesia, jadi tidak digunakan bahasa aslinya, saya sarankan juga sekalian jangan pakai Agama "Buddha", tapi pakai Agama "Yang Tercerahkan" saja.
Lalu semua paritta di MBI sebaiknya diterjemahkan ke Bahasa Indonesia saja, supaya jangan menimbulkan komedi lebih jauh. Misalnya Tisarana menjadi:
Aku berlindung di hari Rabu (budha), berlindung pada kerbau/kuda (atau hewan lain) yang akan dijinakkan (damma), dan berlindung pada kemelekatan nafsu (sanga).
Saya juga cinta Bahasa Indonesia, tapi tidak cinta buta sampai menolak bahasa asing yang belum diserap, ataupun menyerap dengan keliru.
hehe. Kita tidak memakai damma dan sanga, tetapi dharma dan sangha. Diambil dari sansekerta.
Parita dalam bahasa Indonesia, sedang disosialisasikan bro.
Bertahap, karena perubahan itu tidak mudah.
terimakasih masukannya.
inkonsisten lagi,
kata "dharma" tidak ada dalam KBBI
yg ada adalah
dar·ma n kewajiban; tugas hidup; kebajikan
Dan seharusnya sangha ditulis menjadi "sangga".
benar, kata "sangha" juga tidak termasuk dalam lema KBBI, yg ada adalah
sang·ga n majelis biksu Buddha yg keanggotaannya dapat dr segala kasta, merupakan bagian dr tiga pokok keimanan dl agama Buddha
lagipula bukankah biasanya kelompok Bro henrychan menggunakan frasa "Sanggha terkasih"? ini juga tidak ada dalam KBBI
kalau saya perhatikan dari inkonsistensi ini sptnya MBI sedang berusaha menciptakan istilah2 dan menyuntikkannya ke dalam Buddhisme di indonesia, baru entah dengan tujuan apa. tapi hal ini mungkin bisa mengarah pada penyelewengan ajaran Buddha, bukan berarti saya menganggap tujuannya memang itu, tapi saya khawatir dampaknya akan demikian.