PadHErny sedang menghadapi masalah. Saat ini PadHerny sedang menjabat sebagai menteri pendidikan di negeri Musikal Bhante Incorporated.
Sudah beberapa hari ini PadHerny tidak enak makan dan tidak enak tidur. Pagi ini setelah tidur menjelang subuh dan sudah terbangun pagi-pagi, PadHerny mencoba duduk merenungkan kejadian ini.
Setelah membuka jendela dan membiarkan angin segar memasuki kamarnya, PadHerny duduk di atas tempat tidurnya.
“Aduh, cak mano nih, gue memang ceroboh, ngapain pulak belain biku sesat, jadi beginilah nasibku, apalagi kalo BOS besar sampe tau kasus ini, bisa2 gue kena PHK tanpa pesangon, tapi untunglah si Tolol Garuda itu gaptek, gak mungkin tau insiden di DC”
“Tapi sudah terlambat untuk mundur, biar bagaimanapun tetap harus dilanjutkan walaupun salah, karena sekarang reputasi negeri ini sedang dipertaruhkan, terutama reputasi gue, soalnye gue kan udah terkenal jadi menteri pendidikan.”
Tiba-tiba …
Di luar jendela PadHerny melihat sebuah titik kecil yg semakin lama semakin membesar dan mendekat. PadHerny sudah tau siapa yg datang, dan segera membenahi barang di dekat jendela. Dan tidak lama kemudian masuklah seekor Burung Garuda Besar. Padherny sekonyong-konyong berlutut dan menyembah, sambil berkata: “Selamat datang Yang Mulia Garuda, Penguasa negeri Musikal Bhante.”
Sang Garuda berkata: “Jangan kira aku tidak mengetahui pikiranmu, dan masya auloh, engkau bahkan mengatakan gue tolol gaptek, tapi baiklah, jangan bilang gue gak adil, gue akan memaafkan ente jika ente mampu mengganyang Indra, Ryu, dll di DC, kalo sampai bisa membredel DC, ente bahkan akan menerima bonus yg cukup untuk 7 turunan.”
PadHerny menjawab, “Tapi Yang Mulia, bagaimana gue bisa melawan mereka, mereka semua punya banyak kotak, sedangkan kotak gue cuma 1.
Garuda berkata lagi, “Kotak … Kotak… dasar moron, yang penting OTAK bukan kotak.”
PAdHerny menjawab “apalagi otak, gue kan masih sejenis padpad, gak punya otak, tuh nama aye juga pake awalan Pad”
Garuda: “Alamak … jadi selama ini gue angkat orang gak punya otak jadi menteri pendidikan, terimalah hukumanmu.”
Karena marahnya, si Garuda ber-tiwikrama menjadi Raksasa buas.
Raksasa itu berkata: “Kebetulan, aye memang gak doyan otak, takut kolesterol.”
PadHerny memohon, “Ampun Bos, iye iye gue akan lawan mereka lagi, mohon jangan makan gue, walaupun gue gak punya otak, tapi gue punya dengkul, Bos, dan dengkul rasanya mirip otak.”
Maka demikianlah PAdHerny kembali ke sini untuk melanjutkan perjuangannya.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
DISCLAIMER:
Kisah ini bukan diciptakan bukan untuk menyerang atau menyinggung siapapun. kesamaan/kemiripan nama/tempat hanyalah kebetulan semata.
Tidak diperkenankan mengutip seluruh atau sebagian dari cerpen ini dengan tujuan untuk menuntut siapan pun juga tanpa izin tertulis dari Penulis.
Copyright [at] 2010 by Indra