//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: membunuh akhirya menjadi kebiasaan  (Read 63042 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline williamhalim

  • Sebelumnya: willibordus
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.869
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
Re: membunuh akhirya menjadi kebiasaan
« Reply #90 on: 28 November 2012, 03:51:30 PM »
Kurang lebih Bisa dikatakan sperti itu, Lebih besar mna karma baiknya atau karma buruknya menurut anda?
Hukum karma itu, baik atau buruk terikat dengan sebab dan akibat. Sebab dan akibat ini yg disebut Karma.

Baik/buruknya karma tidak tergantung dari sebab ataupun akibat perbuatan itu.
Baik/buruknya karma tergantung dari niat (cetana) yg mendorong kita melakukan suatu tindakan.

Selalu penyebab yg sama akan mengakibatkan karma yg berbeda2 pada tiap orang. Misalnya: penyebabnya "banyak nyamuk", nah karma nya:  ada yg kesal2 dan menampar2 seluruh tubuhnya.. ada yg mengusir nyamuk yg hingap di badannya.. ada yg tidur bergulung sarung, ada yg pindah kamar, ada yg menyemprotkan baygon ke seluruh kamar, dll...

Quote
Jika org membunuh nyamuk pasti ada sebabnya Kenapa, nah dari sebabnya inilah Yang Bisa diterima atau tidak dan akan mempengaruhi kualitas dari karma itu sendiri.

Betul.
Dan sebabnya adalah: ingin membunuh nyamuk. Ingin menyingkirkan hal yg mengganggunya. Ingin menyingkirkan sesuatu yg tidak dia sukai. Inilah motivasi yg paling jelas.

O, mungkin ada penjelasan bahwa penyebabnya adalah ia ingin melindungi masyarakat agar tidak terkena malaria? Ya, ini niatan mulia yang lain, cerita yg lain, cetana yg lain. Banyak juga yg ingin menyelamatkan masyarakat dari malaria, tapi tindakan mereka berbeda, mis: membersihkan genangan air, merapikan tempat2 kotor dan lembab, menciptakan obat malaria, atau fumigasi satu desa dengan asap beracun, macam2lah...

Yg jelas, saat membunuh nyamuk, cetana nya adalah membunuh, sehingga karma nya adalah karma membunuh.

(kalau di perluas lagi, bobot karma membunuh ini memang bisa berbeda2... )

::
« Last Edit: 28 November 2012, 03:53:07 PM by williamhalim »
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: membunuh akhirya menjadi kebiasaan
« Reply #91 on: 29 November 2012, 06:13:38 AM »
demikianlah sudah dijelaskan dengan panjang lebar, tapi masih membenarkan dan menghibur diri dalam hal pelanggaran sila.
memang harus diakui kapasitas batin manusia berbeda-beda.

Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline will_i_am

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.163
  • Reputasi: 155
  • Gender: Male
Re: membunuh akhirya menjadi kebiasaan
« Reply #92 on: 29 November 2012, 06:56:22 AM »
demikianlah sudah dijelaskan dengan panjang lebar, tapi masih membenarkan dan menghibur diri dalam hal pelanggaran sila.
memang harus diakui kapasitas batin manusia berbeda-beda.
capek tau... :)) :))
hiduplah hanya pada hari ini, jangan mengkhawatirkan masa depan ataupun terpuruk dalam masa lalu.
berbahagialah akan apa yang anda miliki, jangan mengejar keinginan akan memiliki
_/\_

Offline NagaSena

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 134
  • Reputasi: -6
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: membunuh akhirya menjadi kebiasaan
« Reply #93 on: 30 November 2012, 04:29:06 PM »
Maksudku sila 1 kan bertekad menghindari pembunuhan, emang ada lanjutannya kecuali kondisi xxx boleh membunuh gitu? Tapi saya ngerti maksud kk kok soalnya dulu saya jg pernah berpikir spt kk... jadi intinya meski ada kondisi demikian, kita sependapat  hrs bertekad menghindari pembunuhan kan? :)

Sy Juga Ngerti maksud anda kok, singkatnya "Pokoknya Menghindari pembunuhan, berkata tidak benar/berbohong. GituKan  ;D

Manusia bukan ROBOT yang hanya bisa dimasukan instrument2 tertentu tanpa bisa berfikir dan bernalar. Bukan Pula anak Kecil yg Disodorkan Makan apa saja Di masukan KeMulutnya.
Spertinya ada melihat sesuatu dengan Perasaan (anda wanita ya  :) ) tetapi anda mengesampingkan berfikir secara rasional dan nalar..

Hukum karma, baik itu membunuh atau lainnya tidak sesederhana itu..
Hukum karma itu ada kelompok2nya dari sisi waktu, fungsi dan bobot.
Hukum Karma merupakan satu dari dua puluh empat sebab (paccaya 24) atau salah satu dari Panca Niyama (Lima Hukum) yang bekerja di alam Semesta ini

Sebaiknya anda Fahami apa yg sy Tulis ini :
Quote
Ya setiap ummat Buddhist Tahu akan Bertekad menghindari pembunuhan Mahluk hidup sebisa mungkin, tapi ada saat dimna kondisi seseorang atau mahluk hidup itu untuk Tidak Bisa Menghindar dari tindakan demikian (membunuh).
Dalam kondisi sperti yg sy ContohKan itu, apakah anda tidak merasa Khawatir  :( sedikitpun jika hal tersebut terjadi pada keluarga anda, nyamuk2 itu akan menyerang anggota keluarga yg lain. Karna disini penyebabnya sudah diketahui sumbernya dari mna..
Itu Baru contoh Nyamukk loh, Belum Manusia membunuh manusia....  ;D

Semalam sy lihat info di Tv, seorang bayi diTerkam oleh kera sampai Mati. Mungkin Jika anda kebetulan melihat keJadian sperti itu, anda akan berdiam diri tanpa berbuat apa2, apa lagi sampai Melukai atau Membunuh kera tersebut karna hanya memegang teguh SILA Pertama tersebut. BerTekat menghindari pembunuhan... Sungguh Mulia sekali anda ini  :o :o  :-?  (Semoga hati anda tidak terCipta dari Batu   :D)

Bagaimana Dengan Ulat2 yg menyerang Tanaman dan rumah2 penduduk ketika itu didaerah Jawa, jika hal itu terjadi dirumah anda. Bertebaran ulat2 diTeras rumah bahkan sampai ke dalam rumah, mungkin juga ktempat tidur.. Apakah anda dan keluarga anda akan berdiam diri.. ??
lalu Jika ada seseorang yg dirumahnya terjadi demikian kemudian membunuhi si Ulat2 itu, apaKah anda berfikir atas dasar Kebencian melakukannya, tidak ada pertimbangan lain?  :-? :-?


Offline will_i_am

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.163
  • Reputasi: 155
  • Gender: Male
Re: membunuh akhirya menjadi kebiasaan
« Reply #94 on: 30 November 2012, 04:51:39 PM »
Di rumah aye lg ada wabah kumbang...
Kalo malem'' apalagi waktu hujan gt kumbangnya pada masuk ke rumah... :hammer:
Kadang waktu tidur juga kumbangnya merayap ke ranjang aye sambil pesta pora gigit aye.. :'(
Tau deh, kalo gigitan kumbang itu spt apa (tahan lama)
Tapi kadang kasian
+ lucu jg liat kumbangnya terbalik gt, g bs Balik badan :)) . Ya pelan'' aye balikin badannya deh...
Awalnya rada jijik, tapi karna udah keseringan, skrg g ad rasa jijik lg...
Solusinya?
- sapu kumbangnya keluar rumah
- matikan lampu (serangga tertarik cahaya)
- tutup pintu/jendela


Kalo masih kena gigit jg ya udah nasib :))

*Kaga ada main bunuh''an lho*
hiduplah hanya pada hari ini, jangan mengkhawatirkan masa depan ataupun terpuruk dalam masa lalu.
berbahagialah akan apa yang anda miliki, jangan mengejar keinginan akan memiliki
_/\_

Offline M14ka

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.821
  • Reputasi: 94
  • Gender: Female
  • Live your best life!! ^^
Re: membunuh akhirya menjadi kebiasaan
« Reply #95 on: 01 December 2012, 12:13:48 AM »
Sy Juga Ngerti maksud anda kok, singkatnya "Pokoknya Menghindari pembunuhan, berkata tidak benar/berbohong. GituKan  ;D

Manusia bukan ROBOT yang hanya bisa dimasukan instrument2 tertentu tanpa bisa berfikir dan bernalar. Bukan Pula anak Kecil yg Disodorkan Makan apa saja Di masukan KeMulutnya.
Spertinya ada melihat sesuatu dengan Perasaan (anda wanita ya  :) ) tetapi anda mengesampingkan berfikir secara rasional dan nalar..

Hukum karma, baik itu membunuh atau lainnya tidak sesederhana itu..
Hukum karma itu ada kelompok2nya dari sisi waktu, fungsi dan bobot.
Hukum Karma merupakan satu dari dua puluh empat sebab (paccaya 24) atau salah satu dari Panca Niyama (Lima Hukum) yang bekerja di alam Semesta ini

Sebaiknya anda Fahami apa yg sy Tulis ini :Dalam kondisi sperti yg sy ContohKan itu, apakah anda tidak merasa Khawatir  :( sedikitpun jika hal tersebut terjadi pada keluarga anda, nyamuk2 itu akan menyerang anggota keluarga yg lain. Karna disini penyebabnya sudah diketahui sumbernya dari mna..
Itu Baru contoh Nyamukk loh, Belum Manusia membunuh manusia....  ;D

Semalam sy lihat info di Tv, seorang bayi diTerkam oleh kera sampai Mati. Mungkin Jika anda kebetulan melihat keJadian sperti itu, anda akan berdiam diri tanpa berbuat apa2, apa lagi sampai Melukai atau Membunuh kera tersebut karna hanya memegang teguh SILA Pertama tersebut. BerTekat menghindari pembunuhan... Sungguh Mulia sekali anda ini  :o :o  :-?  (Semoga hati anda tidak terCipta dari Batu   :D)

Bagaimana Dengan Ulat2 yg menyerang Tanaman dan rumah2 penduduk ketika itu didaerah Jawa, jika hal itu terjadi dirumah anda. Bertebaran ulat2 diTeras rumah bahkan sampai ke dalam rumah, mungkin juga ktempat tidur.. Apakah anda dan keluarga anda akan berdiam diri.. ??
lalu Jika ada seseorang yg dirumahnya terjadi demikian kemudian membunuhi si Ulat2 itu, apaKah anda berfikir atas dasar Kebencian melakukannya, tidak ada pertimbangan lain?  :-? :-?
Jadi maksud kk membunuh tu diperbolehkan dalam kondisi tertentu?  Kondisi seperti apa kk? Apakah saat mencurigai nyamuk berpenyakit, mencurigai kera itu jahat?  Bukankah kondisi itu berbeda2 bagi tiap orang, ad yg merasa nyamuk adalah ancaman, ad yg cm mrs terganggu, ad yg merasa nyamuk adalah guru. Kenapa hrs menyalahkan hewan2 tu kk? Knp ga cb mencegah membersihkan sarang nyamuk,atau kelambu, tdk menelantarkan bayi, dll. Menurutku lebih baik kt berpikir dlm kondisi apapun sebaiknya kt berusaha untuk tidak melanggar sila drpd berpikir lebih baik melanggar sila demi kepentingan sepihak tp merugikan pihak lain. Pembunuhan yg tidak menimbulkan kesedihan hanya pembunhan kemarahan. N penjelasan kk williamhalim uda sgt jelas sekali kan kl niat kt yg menentukan karma. Pepatah semoga smua makhluk hidup berbahagia juga termasuk hewan2. Mgkn aja hewan2 tu ad ikatan karma di keh lalu. Kl membunuh trus menurutku kedepannya pst akan sering ketemu hewan pengganggu.

Offline will_i_am

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.163
  • Reputasi: 155
  • Gender: Male
Re: membunuh akhirya menjadi kebiasaan
« Reply #96 on: 01 December 2012, 06:53:36 AM »
Quote

Semalam sy lihat info di Tv, seorang bayi diTerkam oleh kera sampai Mati. Mungkin Jika anda kebetulan melihat keJadian sperti itu, anda akan berdiam diri tanpa berbuat apa2, apa lagi sampai Melukai atau Membunuh kera tersebut karna hanya memegang teguh SILA Pertama tersebut. BerTekat menghindari pembunuhan... Sungguh Mulia sekali anda ini  :o :o  :-?  (Semoga hati anda tidak terCipta dari Batu   :D)
analoginya gak pas...
dalam kasus ini kita terpaksa mengusir/melukai/bahkan membunuh si kera karena ingin menyelamatkan 1 nyawa, tapi kalau dalam masalah nyamuk, apakah kalo kita tidak membunuh nyamuknya akan ada orang yang meninggal karena itu?
hiduplah hanya pada hari ini, jangan mengkhawatirkan masa depan ataupun terpuruk dalam masa lalu.
berbahagialah akan apa yang anda miliki, jangan mengejar keinginan akan memiliki
_/\_

Offline NagaSena

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 134
  • Reputasi: -6
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: membunuh akhirya menjadi kebiasaan
« Reply #97 on: 03 December 2012, 11:50:09 AM »
Jadi maksud kk membunuh tu diperbolehkan dalam kondisi tertentu?  Kondisi seperti apa kk? Apakah saat mencurigai nyamuk berpenyakit, mencurigai kera itu jahat?  Bukankah kondisi itu berbeda2 bagi tiap orang, ad yg merasa nyamuk adalah ancaman, ad yg cm mrs terganggu, ad yg merasa nyamuk adalah guru. Kenapa hrs menyalahkan hewan2 tu kk? Knp ga cb mencegah membersihkan sarang nyamuk,atau kelambu, tdk menelantarkan bayi, dll. Menurutku lebih baik kt berpikir dlm kondisi apapun sebaiknya kt berusaha untuk tidak melanggar sila drpd berpikir lebih baik melanggar sila demi kepentingan sepihak tp merugikan pihak lain. Pembunuhan yg tidak menimbulkan kesedihan hanya pembunhan kemarahan. N penjelasan kk williamhalim uda sgt jelas sekali kan kl niat kt yg menentukan karma. Pepatah semoga smua makhluk hidup berbahagia juga termasuk hewan2. Mgkn aja hewan2 tu ad ikatan karma di keh lalu. Kl membunuh trus menurutku kedepannya pst akan sering ketemu hewan pengganggu.

Sy Jga Tahu, mngkin anda menganggap sy menyarankan boleh melakukan pembunuhan dlm kondisi tertentu. TIDAK..!!! Semua kembali kepada individu masing2 pada kondisi atau situasi apa Hal tersebut bisa dilakukan. Tentunya Setaip Orang Berbeda-Beda.

Mencurigai Nyamuk itu Berpenyakit, Mencurigai Kera itu Jahat??Spertinya anda tidak membaca tulisan yg sy tulis   :( silahkan anda teliti Lagi Baik2 ya..
"Knp ga cb mencegah membersihkan sarang nyamuk,atau kelambu " ITU SIH ANK SD juga TauLah  ;D, Itu adalah PENCEGAHAN tAPI Klo sudah dlm posisi Sperti Yg sy ContohKan tdak TEPAT klo hanya pencegahan..

"tdk menelantarkan bayi" hmmm... begitu ya? Silahkan anda melihat Tulisan sy ini,
Quote
Mungkin Jika anda kebetulan melihat keJadian sperti itu, anda akan berdiam diri tanpa berbuat apa2, apa lagi sampai Melukai atau Membunuh kera tersebut karna hanya memegang teguh SILA Pertama tersebut. BerTekat menghindari pembunuhan... Sungguh Mulia sekali anda ini       (Semoga hati anda tidak terCipta dari Batu   )

Terlepas Ibunya menelantarkan atau Tidak Jika seseorang melihat hal tersebut pasti ada Niat untuk menolong Bayi yg DiTerkam Kera itu..

hmmm... Mungkin jika anda melihat bayi dlm keadaan sperti itu anda akan berlalu Tanpa ada perasaan ingin menolong dan berkata Yes aku tidak berusaha menolong bayi yg lagi diTerkam oleh Kera.. Tidak coba Menghardik Kera itu Karna Takut melukai Kera itu apa lagi sampai membunuhnya, Berarti tidak melanggar sila pertama... ank Bayi saja anda ACUHkan, Mungkin Jika anda sedang Jalan Melihat bayi Kucing Yg sedang di Gigit sama anjing2 LiarPun anda Akan BerLalu saja Tanpa ada Niat MenolongNya... karna Takut Melukai anjing Tersebut... dan anda Berkata Sudah KARMAnya bayi kucing itu mati Sama Anjing...

Quote
Menurutku lebih baik kt berpikir dlm kondisi apapun sebaiknya kt berusaha untuk tidak melanggar sila drpd berpikir lebih baik melanggar sila demi kepentingan sepihak tp merugikan pihak lain
Wowww... Keren Sekali pemikiran kamu, Ternyata Lebih Berharga nyawa SeeKor MONYET liar Dibanding Bayi Manusia....   :o :o

Mungkin jika ada ibu kamu atau ayah kamu mau diTikam sama Berandalan Juga, Kamu tidak akan peduli karna klo menghardik/memukul org berandalan itu Akan melukai org tersebut apa lagi klo sampai org Banyak Tahu pasti DiGebuki sampai mati Org Berandalan tersebut... Dan anda akan berkata AKhh sudah karmanya kali diTikam sampai mati Ortu Ku sama org Berandalan tersebut...   ??? ???

Binatang saja akan melindungi ank2 klo diserang sama bintang Lain bahkan sampai membunuhnya, Sedang anda berdiam diri... Lebih berharga mna Binatang sama anda?   :D :D

Lihat Kasus yg Terjadi DiNorwegia dimna seseorang menembaki orang lain yg sedang berlibur sampai puluhan orang atau di amerika seorang mahasiswa Korea menembaki Kawan2nya.... Mungkin anda juga akan Berdiam diri tidak melakukan apa2 Ya,, Sedang kamu sebenarnya bisa menghentikan tidakan org biadab tersebut Melukainya atau membunuhnya.. (Mugkin anda akan menjawab dgn perasaan, Khan Pembunuh itu Juga Manusia Ingin Hidup...  ;D )

Hati-hati kawan bisa Jadi SESAT kamu...  :D :D Sungguh Mengerikan....

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: membunuh akhirya menjadi kebiasaan
« Reply #98 on: 03 December 2012, 12:15:27 PM »
Sy Jga Tahu, mngkin anda menganggap sy menyarankan boleh melakukan pembunuhan dlm kondisi tertentu. TIDAK..!!! Semua kembali kepada individu masing2 pada kondisi atau situasi apa Hal tersebut bisa dilakukan. Tentunya Setaip Orang Berbeda-Beda.

Mencurigai Nyamuk itu Berpenyakit, Mencurigai Kera itu Jahat??Spertinya anda tidak membaca tulisan yg sy tulis   :( silahkan anda teliti Lagi Baik2 ya..
"Knp ga cb mencegah membersihkan sarang nyamuk,atau kelambu " ITU SIH ANK SD juga TauLah  ;D, Itu adalah PENCEGAHAN tAPI Klo sudah dlm posisi Sperti Yg sy ContohKan tdak TEPAT klo hanya pencegahan..

"tdk menelantarkan bayi" hmmm... begitu ya? Silahkan anda melihat Tulisan sy ini,
Terlepas Ibunya menelantarkan atau Tidak Jika seseorang melihat hal tersebut pasti ada Niat untuk menolong Bayi yg DiTerkam Kera itu..

hmmm... Mungkin jika anda melihat bayi dlm keadaan sperti itu anda akan berlalu Tanpa ada perasaan ingin menolong dan berkata Yes aku tidak berusaha menolong bayi yg lagi diTerkam oleh Kera.. Tidak coba Menghardik Kera itu Karna Takut melukai Kera itu apa lagi sampai membunuhnya, Berarti tidak melanggar sila pertama... ank Bayi saja anda ACUHkan, Mungkin Jika anda sedang Jalan Melihat bayi Kucing Yg sedang di Gigit sama anjing2 LiarPun anda Akan BerLalu saja Tanpa ada Niat MenolongNya... karna Takut Melukai anjing Tersebut... dan anda Berkata Sudah KARMAnya bayi kucing itu mati Sama Anjing...
Wowww... Keren Sekali pemikiran kamu, Ternyata Lebih Berharga nyawa SeeKor MONYET liar Dibanding Bayi Manusia....   :o :o

Mungkin jika ada ibu kamu atau ayah kamu mau diTikam sama Berandalan Juga, Kamu tidak akan peduli karna klo menghardik/memukul org berandalan itu Akan melukai org tersebut apa lagi klo sampai org Banyak Tahu pasti DiGebuki sampai mati Org Berandalan tersebut... Dan anda akan berkata AKhh sudah karmanya kali diTikam sampai mati Ortu Ku sama org Berandalan tersebut...   ??? ???

Binatang saja akan melindungi ank2 klo diserang sama bintang Lain bahkan sampai membunuhnya, Sedang anda berdiam diri... Lebih berharga mna Binatang sama anda?   :D :D

Lihat Kasus yg Terjadi DiNorwegia dimna seseorang menembaki orang lain yg sedang berlibur sampai puluhan orang atau di amerika seorang mahasiswa Korea menembaki Kawan2nya.... Mungkin anda juga akan Berdiam diri tidak melakukan apa2 Ya,, Sedang kamu sebenarnya bisa menghentikan tidakan org biadab tersebut Melukainya atau membunuhnya.. (Mugkin anda akan menjawab dgn perasaan, Khan Pembunuh itu Juga Manusia Ingin Hidup...  ;D )

Hati-hati kawan bisa Jadi SESAT kamu...  :D :D Sungguh Mengerikan....

seseorang tidak mungkin bisa menjadi sesat karena menjalankan sila, tetapi sebaliknya seseorang akan lebih rentan menjadi sesat jika berkompromi dengan pelanggaran sila. berikut cuplikan dari MN 97 Dhananjani Sutta

5. Dan kemudian, setelah ia makan pagi, Brahmana Dhānañjāni mendatangi Yang Mulia Sāriputta dan saling bertukar sapa dengannya. Ketika ramah-tamah ini berakhir, ia duduk di satu sisi dan Yang Mulia Sāriputta berkata kepadanya: “Apakah engkau tekun, Dhānañjāni?”

“Bagaimana mungkin kami dapat tekun, Guru Sāriputta, ketika kami harus menyokong orangtua kami, istri dan anak-anak kami, dan budak-budak, pelayan, dan pekerja kami; ketika kami harus melakukan tugas-tugas kami terhadap teman-teman dan sahabat kami, terhadap sanak-saudara dan kerabat kami, terhadap tamu-tamu kami, terhadap para leluhur kami yang telah meninggal dunia, terhadap para dewa, dan terhadap raja; dan ketika jasmani ini juga harus diistirahatkan dan dipelihara?”

6. “Bagaimana menurutmu, Dhānañjāni? Misalkan seseorang di sini berperilaku berlawanan dengan Dhamma, berperilaku tidak jujur demi orangtuanya, dan kemudian karena perilaku demikian para penjaga neraka menariknya ke dalam neraka. Apakah ia dapat [membebaskan dirinya dengan pembelaan sebagai berikut:] “Adalah demi orangtuaku maka aku berperilaku berlawanan dengan Dhamma, maka aku berperilaku tidak jujur, jadi mohon para penjaga neraka tidak [menarikku] ke dalam neraka’? [187] Atau dapatkah orangtuanya [membebaskannya dengan pembelaan sebagai berikut]: “Adalah demi kami maka ia berperilaku berlawanan dengan Dhamma, maka ia berperilaku tidak jujur, jadi mohon para penjaga neraka tidak [menariknya] ke dalam neraka’?”

“Tidak, Guru Sāriputta. Bahkan selagi ia menangis, para penjaga neraka akan menjebloskannya ke dalam neraka.”


Offline NagaSena

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 134
  • Reputasi: -6
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: membunuh akhirya menjadi kebiasaan
« Reply #99 on: 03 December 2012, 12:38:15 PM »
Baik/buruknya karma tidak tergantung dari sebab ataupun akibat perbuatan itu.
Baik/buruknya karma tergantung dari niat (cetana) yg mendorong kita melakukan suatu tindakan.
Dari Mana Timbulnya Niat itu baik atau Buruk, oleh sebab faktor dari dalam atau dari Luar dirinya shingga timbul Niat?
Bisa anda Tunjukan Sabda2nya atau Literature2 Buddha, Bahwa Baik buruknya Karma itu tidak ada pengaruhnya sama sekali dgn Penyebab timbulnya Niat itu

Quote
Selalu penyebab yg sama akan mengakibatkan karma yg berbeda2 pada tiap orang. Misalnya: penyebabnya "banyak nyamuk", nah karma nya:  ada yg kesal2 dan menampar2 seluruh tubuhnya.. ada yg mengusir nyamuk yg hingap di badannya.. ada yg tidur bergulung sarung, ada yg pindah kamar, ada yg menyemprotkan baygon ke seluruh kamar, dll...

Betul.
Dan sebabnya adalah: ingin membunuh nyamuk. Ingin menyingkirkan hal yg mengganggunya. Ingin menyingkirkan sesuatu yg tidak dia sukai. Inilah motivasi yg paling jelas.

O, mungkin ada penjelasan bahwa penyebabnya adalah ia ingin melindungi masyarakat agar tidak terkena malaria? Ya, ini niatan mulia yang lain, cerita yg lain, cetana yg lain. Banyak juga yg ingin menyelamatkan masyarakat dari malaria, tapi tindakan mereka berbeda, mis: membersihkan genangan air, merapikan tempat2 kotor dan lembab, menciptakan obat malaria, atau fumigasi satu desa dengan asap beracun, macam2lah...

Jika Demikian ada yg salah dalam koment sy ini??

"Ya setiap ummat Buddhist Tahu akan Bertekad menghindari pembunuhan Mahluk hidup sebisa mungkin, tapi ada saat dimna kondisi seseorang atau mahluk hidup itu untuk Tidak Bisa Menghindar dari tindakan demikian (membunuh)."

ada Baiknya seseorang ketika melakukan pembunuhan itu dilakukan Jauhkan diri dari rasa & pikiran gembira, kesenangan, kebencian dll.
Tentunya harus adanya timbul rasa penyesalan, pikiran baik semoga mahluk2 ini terlahir keAlam yg lebih baik atau lebih bahagia.. sehingga KuaLitas dari karma buruk itu tidak sempurna,

Quote
Yg jelas, saat membunuh nyamuk, cetana nya adalah membunuh, sehingga karma nya adalah karma membunuh.

(kalau di perluas lagi, bobot karma membunuh ini memang bisa berbeda2... )

Masalah Cetana,, Ketika seorang Penodong melihat ank sekolah sedang jalan sendiri dan memaninkan Handphone. Kemudian BerNiat Merampas handphone tersebut Ketika sudah mendapatkannya kemudian Ia lari dan diKejar oleh ank sklh tersebut. Karna korban melawan kemudian penodong ini mengeluarkan senjata untuk melukainya Saja bukan untuk membunuhnya, agar si Korban takut. Tetapi ketika terjadi Perseteruan ank sklh itu Sekarat masuk Rm. Sakit dan mati oleh karna Tertusuk oleh Penodong Tersebut.. Ini benar2 Terjadi diJkt..

Menurut Anda bagaimna Jika Karma itu adalah Cetana (Niat) Dalam hal ini Karma membunuh, Si Penodong ini Tidak ada Niat membunuhnya sama sekali,hanya ingin handphonenya sama melukainya saja agar ank sklh itu Takut dan tidak mengejarnya lagi??

Sebaliknya Jika ada seseorang BerNiat Baik menolong atau Menyelamatkan sesuatu tetapi tidak Kesampaian bahkan Tidak Jadi Dilaksanakan NIAT baik Tersebut, apakah akan tetep Berbuah karma Baik??

Yang Satu Tidak ada Niat Tapi TerJadi, sedang Yg Kedua Ada Niat Tapi Tidak Terjadi....  :-? :-?




Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: membunuh akhirya menjadi kebiasaan
« Reply #100 on: 03 December 2012, 12:45:06 PM »
Dari Mana Timbulnya Niat itu baik atau Buruk, oleh sebab faktor dari dalam atau dari Luar dirinya shingga timbul Niat?
Bisa anda Tunjukan Sabda2nya atau Literature2 Buddha, Bahwa Baik buruknya Karma itu tidak ada pengaruhnya sama sekali dgn Penyebab timbulnya Niat itu

Jika Demikian ada yg salah dalam koment sy ini??

"Ya setiap ummat Buddhist Tahu akan Bertekad menghindari pembunuhan Mahluk hidup sebisa mungkin, tapi ada saat dimna kondisi seseorang atau mahluk hidup itu untuk Tidak Bisa Menghindar dari tindakan demikian (membunuh)."

ada Baiknya seseorang ketika melakukan pembunuhan itu dilakukan Jauhkan diri dari rasa & pikiran gembira, kesenangan, kebencian dll.
Tentunya harus adanya timbul rasa penyesalan, pikiran baik semoga mahluk2 ini terlahir keAlam yg lebih baik atau lebih bahagia.. sehingga KuaLitas dari karma buruk itu tidak sempurna,

Masalah Cetana,, Ketika seorang Penodong melihat ank sekolah sedang jalan sendiri dan memaninkan Handphone. Kemudian BerNiat Merampas handphone tersebut Ketika sudah mendapatkannya kemudian Ia lari dan diKejar oleh ank sklh tersebut. Karna korban melawan kemudian penodong ini mengeluarkan senjata untuk melukainya Saja bukan untuk membunuhnya, agar si Korban takut. Tetapi ketika terjadi Perseteruan ank sklh itu Sekarat masuk Rm. Sakit dan mati oleh karna Tertusuk oleh Penodong Tersebut.. Ini benar2 Terjadi diJkt..

Menurut Anda bagaimna Jika Karma itu adalah Cetana (Niat) Dalam hal ini Karma membunuh, Si Penodong ini Tidak ada Niat membunuhnya sama sekali,hanya ingin handphonenya sama melukainya saja agar ank sklh itu Takut dan tidak mengejarnya lagi??

Sebaliknya Jika ada seseorang BerNiat Baik menolong atau Menyelamatkan sesuatu tetapi tidak Kesampaian bahkan Tidak Jadi Dilaksanakan NIAT baik Tersebut, apakah akan tetep Berbuah karma Baik??

Yang Satu Tidak ada Niat Tapi TerJadi, sedang Yg Kedua Ada Niat Tapi Tidak Terjadi....  :-? :-?


Itu adalah ajaran Anda. tapi jelas itu bukan apa yang diajarkan oleh Sang Buddha versi agama kami, jadi marilah kita saling menghargai agama masing2.

Offline NagaSena

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 134
  • Reputasi: -6
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: membunuh akhirya menjadi kebiasaan
« Reply #101 on: 03 December 2012, 02:10:53 PM »
seseorang tidak mungkin bisa menjadi sesat karena menjalankan sila, tetapi sebaliknya seseorang akan lebih rentan menjadi sesat jika berkompromi dengan pelanggaran sila. berikut cuplikan dari MN 97 Dhananjani Sutta

5. Dan kemudian, setelah ia makan pagi, Brahmana Dhānañjāni mendatangi Yang Mulia Sāriputta dan saling bertukar sapa dengannya. Ketika ramah-tamah ini berakhir, ia duduk di satu sisi dan Yang Mulia Sāriputta berkata kepadanya: “Apakah engkau tekun, Dhānañjāni?”

“Bagaimana mungkin kami dapat tekun, Guru Sāriputta, ketika kami harus menyokong orangtua kami, istri dan anak-anak kami, dan budak-budak, pelayan, dan pekerja kami; ketika kami harus melakukan tugas-tugas kami terhadap teman-teman dan sahabat kami, terhadap sanak-saudara dan kerabat kami, terhadap tamu-tamu kami, terhadap para leluhur kami yang telah meninggal dunia, terhadap para dewa, dan terhadap raja; dan ketika jasmani ini juga harus diistirahatkan dan dipelihara?”

6. “Bagaimana menurutmu, Dhānañjāni? Misalkan seseorang di sini berperilaku berlawanan dengan Dhamma, berperilaku tidak jujur demi orangtuanya, dan kemudian karena perilaku demikian para penjaga neraka menariknya ke dalam neraka. Apakah ia dapat [membebaskan dirinya dengan pembelaan sebagai berikut:] “Adalah demi orangtuaku maka aku berperilaku berlawanan dengan Dhamma, maka aku berperilaku tidak jujur, jadi mohon para penjaga neraka tidak [menarikku] ke dalam neraka’? [187] Atau dapatkah orangtuanya [membebaskannya dengan pembelaan sebagai berikut]: “Adalah demi kami maka ia berperilaku berlawanan dengan Dhamma, maka ia berperilaku tidak jujur, jadi mohon para penjaga neraka tidak [menariknya] ke dalam neraka’?”

“Tidak, Guru Sāriputta. Bahkan selagi ia menangis, para penjaga neraka akan menjebloskannya ke dalam neraka.”

Setiap Kitab Suci Ada sebuah ayat, pasti ada Penafsirannya atau Penjabarannya ada maksud yg terkandung didlmNya. Sy tidak tahu ayat2 yang anda Post ini secara utuh atau Tidak, karna Jelas sebuah ayat jika dipotong-potong akan mempunyai makna yg berbeda..

"berperilaku tidak jujur demi orangtuanya" (Berlawanan Dengan Dhamma)??. Bisa Lebih diJelasKan Berlaku Tidak JUJUR dalam hal/keadaan sperti apa Maksudnya? Apa IstilahNya pake POKOKnya lagi?  :-?

Bertekad menghindari berdusta/berbohong..
teman sy ibunya masuk rmh. Sakit keluarga dan ank2Nya Tahu bahwa ibunya ini Kena Kanker yg mematikan.. Ank2nya sepakat Untuk tidak memberitahukan penyakit ini pada ibunya jika sudah keluar dari rmh Sakit karna dikhawatirkan akan mati lebih cepat. Sampai berminggu-minggu, berBulan-bulan keluarga dan ank2nya berbohong pada ibunya bahwa penyakitnya hanya penyakit biasa Bukan kanker yg menakutkan... Setiap diTanya ini Bukan penyakit Kanker..  :)

ketika seseorang mendengar suara dirmh tetangganya Gaduh, ternyata ada seorang wanita berlari dan keluar krmh org lain, kemudian org dirmh yg disinggahi tersebut tahu wanita yg lari ini karna ribut dgn suami dan hendak dibunuh. Ketika suaminya bertanya pada pemilik rmh tersebut dan bertanya "Saya lihat istri sy masuk kehalaman rmh anda, cepat suruh keluar" Lalu org pemilik rmh tersebut Berkata tidak Jujur (Berbohong) dgn mengatakan sy TIDAK lihat Istri anda... SekaliPun laki2 suami itu mendesaknya tetap saja org pemilik rmh tersebut Berbohong dgn mengatakan tidak Melihatnya. Pedahal ada diDlm rmh....

Menurut anda Bagaimana Berbohong dengan dibawah ini ?

Ditempat Kos-kosan mahasiswa, seseorang meminjam uang pada temannya dgn berbohong bahwa Ibunya sakit. Tidak punya uang, padahal Ibunya baik2 saja dirmh. Hanya alasan agar diPinjamKan uang..  :-[

Dan Adakah Pula Didalam Sutta2 atau Literature Buddhist yang menulis :

Sabda Buddha "O, sarripuuta, ketika seorang ank melihat orang tuanya/sdra2nya dalam keadaan bahaya hendak diBunuh oleh org lain. hendakLah ank itu Berdiam Diri jika bisa hindari dan tinggalKan. Tidak ada Perlu Rasa Khawatir, Gelisah, sedih. Demikian Pula Jika ada seseorang Yang menanyakan orang Dirmh kalian dengan maksud akan Menganiyaya bahkan membunuhnya, JanganLah mereka Tidak BerKata Jujur KataKanLah yang Sebenar-benarnya Bahwa Orang yg diCarinya tersebut ada Di dalam Rumah dan BiarKanLah apa yang dilakukan orang itu terjadi, Jika Perlu TinggalKan Pergi saja Tidak Perlu Merasa  khawatir, Cemas apa lagi meNolongnya...  :o :o



« Last Edit: 03 December 2012, 02:14:26 PM by NagaSena »

Offline NagaSena

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 134
  • Reputasi: -6
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: membunuh akhirya menjadi kebiasaan
« Reply #102 on: 03 December 2012, 02:25:00 PM »
analoginya gak pas...
dalam kasus ini kita terpaksa mengusir/melukai/bahkan membunuh si kera karena ingin menyelamatkan 1 nyawa, tapi kalau dalam masalah nyamuk, apakah kalo kita tidak membunuh nyamuknya akan ada orang yang meninggal karena itu?

Itu Contoh Lain, karna memang benar terjadi ada ank bayi diMalaysia Diterkam mati oleh seekor kera... Jika ada seseorang melihat ada Bayi Diterkam atau diCabik2 sama Monyet Masa tidak ada pemikiran untuk menolong Bayi tersebut toh.. Jika setiap Orang acuh Tak acuh akan hal itu..
Sudah Pada tahap tingkat Bathin berapa orang tersebut... ???Apa Ngak Waras Kali...  ;D

Offline NagaSena

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 134
  • Reputasi: -6
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: membunuh akhirya menjadi kebiasaan
« Reply #103 on: 03 December 2012, 02:37:06 PM »
Di rumah aye lg ada wabah kumbang...
Kalo malem'' apalagi waktu hujan gt kumbangnya pada masuk ke rumah... :hammer:
Kadang waktu tidur juga kumbangnya merayap ke ranjang aye sambil pesta pora gigit aye.. :'(
Tau deh, kalo gigitan kumbang itu spt apa (tahan lama)
Tapi kadang kasian
+ lucu jg liat kumbangnya terbalik gt, g bs Balik badan :)) . Ya pelan'' aye balikin badannya deh...
Awalnya rada jijik, tapi karna udah keseringan, skrg g ad rasa jijik lg...
Solusinya?
- sapu kumbangnya keluar rumah
- matikan lampu (serangga tertarik cahaya)
- tutup pintu/jendela

Kalo masih kena gigit jg ya udah nasib :))

*Kaga ada main bunuh''an lho*

Disamping kamar sy ada sarang tawon, dan pernah siSengat Mata dan Leher sy. Tapi Besok2nya Ngak sy Obrak-Abrik tuhh sarang Tawon Karna Benci... atau sy bunuh tuh satu tawon yg sengat saya tapi Gak ktemu2 yang mana tuh tawon...  ;D

Hmmm ternyata sampai tahap tertentu makin lama makin membesar, banyak dan berkembangbiak disekeliling rmh... Hingga org2Pun pada Takut. Menurut Hemat sy, ada baiknya tuh sy buang jauh2 itu sarang tawon dgn Izin dulu tawon sy Pindahin ya kamu... Kita gak Bisa bersahabat  :-[ . Dan gak ada  manfaatnya juga bersarang dirmh. Ternyata bisa Ngerti tuh tawon Gak balik2 lagi walau sarangnya rusak dan bisa Ngerti sampai skrng gak ada2 lagi. Klo sy usaha mengembangbiakan tawon sihh Malah sy pelihara tuh Tawonn...  :)) 
« Last Edit: 03 December 2012, 02:38:54 PM by NagaSena »

Offline NagaSena

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 134
  • Reputasi: -6
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: membunuh akhirya menjadi kebiasaan
« Reply #104 on: 03 December 2012, 03:03:36 PM »
demikianlah sudah dijelaskan dengan panjang lebar, tapi masih membenarkan dan menghibur diri dalam hal pelanggaran sila.
memang harus diakui kapasitas batin manusia berbeda-beda.

Saya Tidak membenarkan dan Menghibur diri. Ini Hal yg Nyata bukan yg diBuat-buat toh... Dalam Hidup ini setiap kejadian Bisa saja Terjadi. Sy rasa jika ajaran Buddha ini sudah sempurna sperti yg diKatakan Sang Buddha sendiri, pasti ada Jawabannya...

bahkan Orang yg BerKelamin Dua pun ada... Jika org ini mau manjadi Bhikku diTERIMAKAH, dgn aturan Laki2 atau WanitaKah Vinaya akan Diterapkan pada org tersebut atau Tidak Diterima ....  :-? :-? pasti ada Jawabannya toh, Bukan Lari dgn tidak ada jawaban...