Mbah, suhu, tuhan, bro Sumedho yang baik, coba diteliti lagi baik-baik bro, Sutta ini tidak mengatakan bahwa conviction and understanding terhadap inconstancy adalah Sotapanna, tetapi dikatakan bahwa conviction dan understanding to inconstancy lead to stream entry. berikut adalah keterangan bhikkhu Thanissaro:http://www.accesstoinsight.org/tipitaka/sn/index.html
"25. Okkanta-samyutta — Entering
In this samyutta the Buddha explains the kinds of conviction and understanding that are required for the attainment of stream-entry. These short suttas share an identical structure, with each one focusing on a different aspect of experience (including the six senses, the six elements (dhatu), and the five aggregates). See also the Study Guides on stream-entry."
Setuju bahwa "Sutta ini tidak mengatakan bahwa conviction and understanding terhadap inconstancy adalah Sotapanna, tetapi dikatakan bahwa conviction dan understanding to inconstancy lead to stream entry."
tapi..... tapi.... kan yg aye bilang bukan conviction and understanding. yg aye bilang bahwa yg melihat adalah seorang sotapanna. Nah, didalam suttanya sendiri juga jelas koq, ada 3 tahapan disana, dari sotapanna magga yg yakin *faith follower/conviction*, *masih* sotapanna magga *yg sudah merenungkan dan menerima/understanding*, dan akhirnya sudah "melihat" itu yg sudah sotapanna phala.
kasih lagi aah,
At Savatthi. "Monks, eye-consciousness is inconstant, changeable, alterable. Ear-consciousness... Nose-consciousness... Tongue-consciousness... Body-consciousness... Intellect-consciousness is inconstant, changeable, alterable.
"One who has conviction & belief that these phenomena are this way is called a faith-follower: one who has entered the orderliness of rightness, entered the plane of people of integrity, transcended the plane of the run-of-the-mill. He is incapable of doing any deed by which he might be reborn in hell, in the animal womb, or in the realm of hungry shades. He is incapable of passing away until he has realized the fruit of stream-entry.
"One who, after pondering with a modicum of discernment, has accepted that these phenomena are this way is called a Dhamma-follower: one who has entered the orderliness of rightness, entered the plane of people of integrity, transcended the plane of the run-of-the-mill. He is incapable of doing any deed by which he might be reborn in hell, in the animal womb, or in the realm of hungry shades. He is incapable of passing away until he has realized the fruit of stream-entry.
"One who knows and sees that these phenomena are this way is called a stream-enterer, steadfast, never again destined for states of woe, headed for self-awakening."
coba tutup matanya bro dan sadari bahwa setelah mata ditutup maka mata tak lagi melihat, lalu buka kembali, tutup kembali berulang-ulang.
bisakah kita melihat bahwa penglihatan itu tidak konstan? Tentu bisa kan? Tetapi apakah kita sudah Sotapanna karena berhasil melihat hal itu? Mungkin perlu saya kutipkan salah satu sutta yang juga mengenai Sotapanna:
"Sariputta, 'The stream, the stream': thus it is said. And what, Sariputta, is the stream?"
"This noble eightfold path, lord, is the stream: right view, right resolve, right speech, right action, right livelihood, right effort, right mindfulness, right concentration."
"Very good, Sariputta! Very good! This noble eightfold path — right view, right resolve, right speech, right action, right livelihood, right effort, right mindfulness, right concentration — is the stream."— SN 55.5
Bila kita mengikuti retret yang diadakan oleh guru meditasi, kita mempraktekkan semuanya pandangan diubah menjadi benar, tempat tinggal, usaha, perhatian, konsentrasi. Semua kita lakukan dengan benar, apakah otomatis kita sudah memasuki arus (Sotapanna)?
Saya tidak mengatakan bahwa sutta ini tidak benar, yang dimaksudkan dalam sutta ini adalah bila kita melakukan sesuai dengan sutta ini maka kita akan memasuki arus
Perlu dibedakan pada Sotapanna mereka partially free from defilements, sedangkan Arahat totally free from defilements.
Hal lain yang perlu diketahui adalah pada waktu sedang mengalami Nibbana, kilesa berhenti sementara pada Sotapanna maupun Arahat. Bedanya pada Arahat kilesa lenyap sama sekali tak pernah muncul lagi, sedangkan Pada Sotapanna kilesa masih muncul lagi.
AFAIK, sotapanna bukan partially free, dimana bisa berarti sebagian, dimana bisa 1 dari 3 atau 2 dari 3, mungkin lebih tepat intensitasnya berkurang.
Vicchikicca, silabataparamasa dan sakkayaditthi telah lenyap. Kilesa yang menyebabkan ia melakukan kejahatan yang menyebabkan ia terlahir di alam rendah telah lenyap.
nah... apakah sotapanna mengalami nibbana sementara atau bisa dikatakan lobha/dosa/moha itu berhenti sementara? sepertinya ini tidak masuk akal. kita lihat, moha = ketidak tahuan. nah tidak tahunya berhenti sementara lalu nanti tidak tahu lagi? Maka itu ide itu tidak tepat.
Ya memang demikian lobha dan dosa jelas lenyap pada waktu meditator mengalami Nibbana. dan bisa muncul kembali bila Ia keluar dari pengalaman tersebut.
Mengenai Moha? bahasannya terlalu luas, moha apa yang dimaksud disini? ketidak tahuan cara memperbaiki satelit apakah itu termasuk moha?
kita kembali lagi
This is peace, this is exquisite — the resolution of all fabrications, the relinquishment of all acquisitions, the ending of craving; dispassion; cessation; Nibbana."
ending, bukan temporary stop.
Ending while experience Nibbana temporarily in this life as a Sotapanna to Arahat with vitality remaining, or ending forever as an Arahant who experience Nibbana without remaining.
on attaining their goal, plunge into the Deathless, freely enjoying the Liberation they've gained. This, too, is an exquisite treasure in the Sangha. By this truth may there be well-being.
nah ada arahant yg mengalami nibbana di sangha. Bukan semua sangha sudah nibbana.
Yup... semua Ariya Sangha pernah mengalami Nibbana.
Four pairs / eight Persons yang dimaksud adalah Ariya Sangha kan? Dan fokus diskusi kita adalah Empat Pasang/Delapan jenis mahluk suci kan?
yak benar, 4 pasang mahluk suci. nah kita ganti katanya demikian, ada yg mengalami nibbana di dalam 4 pasang mahluk suci. tapi bukan 4 pasang mahluk suci itu mengalami nibbana semua.
Sorry... kenyataannya memang demikian keempat pasang mahluk pernah mengalami Nibbana.
Ya benar Sotapanna hingga Anagami hal-hal tsb bisa muncul jika tidak berada dalam Nibbana, tetapi kalau berdiam dalam Nibbana kilesa akan berhenti selama berdiam dalam Nibbana. Tetapi selama vitalitas kehidupan masih ada kita tak dapat berdiam dalam Nibbana terus-menerus kan?
Semakin tidak masuk akal. Sotapanna s/d anagami bisa berdiam dalam nibbana terus sampai mati *vitalitas kehidupan sudah tidak ada* lalu "keluar" dari nibbana dan terlahir kembali.
Ini jadi salah pengertian karena bro beranggapan bahwa Nibbana hanya dialami Arahat yang sudah meninggal.
Nibbana (Saupadisesa Nibbana) bisa dialami oleh Sotapanna hingga Arahat. Durasi pencapaian Nibbana bisa diperpanjang dari beberapa menit, beberapa jam hingga beberapa hari, tergantung kemampuan meditator.
Tetapi tak mungkin kita mengalami Saupadisesa Nibbana terus-menerus, karena tubuh kita perlu diberi makan untuk mempertahankan vitalitas. Kalau tidak salah kita dapat mengalami Saupadisesa Nibbana maksimum selama tujuh hari berturut-turut, lebih dari itu tubuh harus diberi makan.
Bayangkan mengalami Jhana bisa beberapa menit, beberapa jam atau beberapa hari dan bisa dilakukan berulang-ulang (kurang lebih seperti itu).