Om Mokau Kaucu
Terima kasih uda jawab pertanyaan saya, meski saya sudah menyatakan maksud secara tersirat kepada saudara saya bahwa saya tidak ingin bekerja dengan mereka, jadi mereka juga pasti tidak menawarkan lagi pekerjaan itu kepada saya, saya ada berpikir sih jika memang perusahaan ini besar saya juga bakal jadi bawahan terus, anaknya jika sudah besar pasti yang akan menggantikan ipar saya, jadinya saya sebagai paman tetaplah jadi bawahan ponakan saya , sungguh sulit bagi saya untuk menerima hal itu, memang begitulah hidup, keras nian Ada beberapa pertanyaan yang ingin saya tanyakan :
1.Beberapa kali melamar ada kejadian yang tak terduga. Setelah melalui waktu 1 bulanan dan setelah psikotest dan interview saya ditelepon untuk nego gaji, perusahaan itu menawar gaji yang saya ajukan, okelah , berhubung saya ga ada pengalaman di sana, saya kira saya sudah bisa tenang, ehhhhhhh, setelah deal beberapa menit kemudian saya ditelpon lagi oleh personalia dan dia bilang bahwa gaji yang dia ajukan ke saya tadi adalah atas inisiatif dia sendiri, bossnya bilang ga bisa kasi gaji saya segitu karena kasian sama yang laen ? ( Ini perusahaan swasta lokal yang bergerak di eksplorasi minyak dan gas juga ), jadinya dia menawarkan gaji yang diturunkan lagi oleh bosnya tersebut, saya sempat bilang ke dia dengan setengah becanda, pak , klo saya besok ke sana turun jadi xxxx juta donk pak, personalianya menjawab ga mungkin, ini uda serius, hahahaa, padahal saya pernah menolak tawaran perusahaan lain untuk menunggu tawaran perusahaan ini sebelumnya, setelah2 saya pikir saya telp perusahaan tersebut dan saya bilang saya tidak jadi datang ke sana, kejadian kedua kali di perusahaan yang berbeda dan sama juga omongannya, dari pertama bicaranya begitu, akhirnya setelah orang mau diturunin lagi, saya mau tanya ama Om Mokau, memang rata2 perusahaan begini ya ? Saya sudah pindah 6 kali perusahaan baru kali ini ketemu yang seperti ini, apa saya lagi sial ya ?
2.Berdasarkan kejadian yang mengenaskan di atas
Sekarang saya rencana buka toko sparepart motor kecil2an di rumah, modal juga saya ga tau cukup apa nga, lokasi importir dan saya cukup dekat juga, kira2 1 KM lah, dan saya ga tau apakah saya masih bisa dapet untung jika mereka tau dimana saya ngambil barangnya? Yang pasti mereka beri harga grosir katanya, saya juga belum pernah usaha, dan ga tau harus beri harga berapa ? Mau kasi tinggi biar bisa ditawar atau harga net? Barang mana yang laku apa dan harus stok berapa ? Bisa jalan atau tidak ? Lokasi di jalan yang ada akses langsung ke jalan raya, jadi bukan di jalan rayanya langsung, tapi berhubung importirnya di jalan gede, saya jadi aga pesimis bisa jual barang dari dia, takutnya banyak yang sudah tau
Dan berhubung saya menggunakan uang saya sendiri, yah, ada ngeri2nya juga
3. Mau nanya tentang passion nih Om Mokau, saya mau tanya apakah passion itu bener2 diperlukan ga yah? saya ngambil contoh saudara saya ada yang kerja di luar negeri, di restoran dan dia sama sekali tidak suka masak, akan tetapi klo dipikir lebih baik dia kerja di sana , daripada kerja di sini dengan gaji pas2an, bukankah lebih baik begini Om Mokau, sekarang uda punya rumah dan apartemen di sini, klo kerja di sini dengan bekal D3 mana mungkin bisa kebeli ? Kadang saya berpikir meski orang punya passion tapi tidak ada kesempatan dan uang juga tidak bisa mengubah nasibnya? Apakah nasib lebih penting daripada passion ?