Lothar kayaknya sudah terinfeksi oleh 'parasita' jenis ini ..
Kayaknya yang bisa ditanyain hanya pus dan meong..
Nge junk selesai..
Sekarang serius..
Toxoplasma gondii merupakan parasit intraseluler. Siklus hidupnya hanya dapat disempurnakan hanya dengan perantara kucing atau genus felis yang lainnya. yang merupakan hospes definitive baginya. Namun demikian, Toxoplasma gondii juga dapat menyerang berbagai macam intermediate host, termasuk manusia. Pada sebagian jenis mamalia, Toxoplasma gondii dikenal sebagai salah satu penyebab hidrocephalus, pembesaran ukuran vertrikular, kerusakan kognitif, infeksi primer pada ibu hamil, aborsi, kelahiran mati (stillbirth) serta infeksi otot dan jaringan otak
Toxoplasma gondii dapat melewati plasenta dan menginfeksi fetus, sehingga dapat menyebabkan Toxoplasmosis congenital yang meliputi perubahan abnormal pada kepala (hydrocephalus ataupun microcephalus), kalsifikasi intracranial, ketulian, kejang-kejang, cerebral palsy, gangguan retina, dan retardasi mental.
Beragam gejala neurologis, seperti gangguan koordinasi, tremor, dan kejang telah terlihat pada domba, babi, hewan ternak, kelinci dan monyet yang terinfeksi Toxoplasma gondii. Manusia dapat terinfeksi Toxoplasma gondii dengan melakukan kontak dengan kotoran kucing, atau dengan memakan makanan yang tidak dimasak hingga matang.
Adanya hubungan antara toxoplasmosis laten dan skor ‘rendahnya usaha pencarian nilai-nilai moral’ (low novelty seeking scores) telah dilaporkan. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa hubungan antara toxoplasmosis dan rendahnya usaha pencarian nilai-nilai moral tidak disebabkan oleh adanya hubungan parallel antara resiko dari infeksi Toxoplasma dan tempat serta ukuran tempat tinggal, juga antara tempat serta ukuran tempat tinggal dan skor ‘rendahnya usaha pencarian nilai-nilai moral’.
Penelitian terdahulu menyatakan bahwa seseorang yang terinfeksi Toxoplasma gondii medapatkan nilai lebih rendah pada kecerdasan verbal, yang diukur dengan Tes Otis dan menunjukkan kemungkinan yang lebih rendah dalam mendapatkan pendidikan sekunder dibandingkan seseorang yang tidak terinfeksi Toxoplasma gondii.
Secara teoritis, infeksi yang terjadi dapat menyebabkan perubahan perilaku, faktor personal dapat mempengaruhi resiko dari infeksi, dan faktor pendukung lainnya, seperti status ekonomi, memiliki peran pada dimensi personal dan resiko infeksi.
Dapat pula disimpulkan bahwa infeksi tersebut, lebih tepatnya keberadaan patogen dalam otak dari penderita infeksi, menstimulasi perubahan level neurotransmitter, yang menyebabkan perubahan perilaku dan dimensi personal.
http://mabanget.wordpress.com/2007/04/09/hubungan-antara-schizophrenia-dan-toxoplasma-gondii/