//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: ayo bahas Eksperimen Philadelphia/ Project Rainbow dalam pandangan Buddhism  (Read 119218 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: ayo bahas Eksperimen Philadelphia/ Project Rainbow dalam pandangan Buddhism
« Reply #465 on: 07 February 2009, 09:18:14 PM »
upp.. bro dilbert

ke masa lampau itu tidak mungkin.

tapi mungkin loh kita ke masa depan ;D toh buktinya kita masih begerak :))

bisa bergerak karena this waktu sekarang ini (momen ini) menyeret kita semua ke satu arah... maju... dan tetap dalam irama yang sama...

bagi saya tidak ada gerak waktu, baik ke depan ataupun tetap.
garis waktu (masa lalu, masa kini & masa depan) adalah ilusi yg diciptakan pikiran.
yg terjadi bukanlah waktu yg bergerak, namun kondisi yg terus berubah.
kamu yg sekarang dan kamu yg di masa lalu (& yg di masa depan) adalah satu, walau tidak dapat dikatakan sama, namun tidak dapat dipisahkan...
kita saat ini adalah kelanjutan dari akibat kita sendiri, tidak terputus...
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: ayo bahas Eksperimen Philadelphia/ Project Rainbow dalam pandangan Buddhism
« Reply #466 on: 07 February 2009, 09:52:38 PM »
upp.. bro dilbert

ke masa lampau itu tidak mungkin.

tapi mungkin loh kita ke masa depan ;D toh buktinya kita masih begerak :))

bisa bergerak karena this waktu sekarang ini (momen ini) menyeret kita semua ke satu arah... maju... dan tetap dalam irama yang sama...

bagi saya tidak ada gerak waktu, baik ke depan ataupun tetap.
garis waktu (masa lalu, masa kini & masa depan) adalah ilusi yg diciptakan pikiran.
yg terjadi bukanlah waktu yg bergerak, namun kondisi yg terus berubah.
kamu yg sekarang dan kamu yg di masa lalu (& yg di masa depan) adalah satu, walau tidak dapat dikatakan sama, namun tidak dapat dipisahkan...
kita saat ini adalah kelanjutan dari akibat kita sendiri, tidak terputus...


kakakaka... ntar ada yg gak ngerti lagi... mau di rewind...
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: ayo bahas Eksperimen Philadelphia/ Project Rainbow dalam pandangan Buddhism
« Reply #467 on: 07 February 2009, 10:27:27 PM »
Kalau masa lalu dan masa depan itu diyakini ada, berarti orang menyetujuinya harus menyetujui pula konsep Multiple Universe. Yaitu konsep di mana seseorang itu ada banyak. Misalnya : A masa kini, A masa lalu dan A masa depan. Orang-orang yang meyakini konsep Multiple Universe ini memiliki keyakinan 'mistis'. Salah satunya adalah : "Bila si A pergi ke masa lalunya untuk membunuh kakek-neneknya (sebelum orang tuanya sempat dilahirkan), maka di masa lalu itu tidak akan ada si A. Namun di masa kini (zaman kehidupan si A), si A masih ada dan hidup." ???

Yang perlu diingat, masa lalu itu banyak sekali. Satu detik yang lalu pun adalah masa lalu kita. Bahkan satuan detik pun bukanlah tolak ukur terkecil yang menandakan batas antara masa lalu dengan masa kini dan masa depan. 0,0000000001.... detik yang lalu pun itu termasuk masa lalu kita. Kalau orang yang meyakini konsep Multiple Universe, maka sudah seharusnya meyakini pula konsep bahwa ada banyak sekali si A di dunia ini. ???

Begitu pula yang terjadi pada masa depan...

Singkat cerita, orang yang meyakini konsep Multiple Universe melihat bahwa pergi ke masa lalu maupun ke masa depan tidak bisa merubah kondisi di masa itu masing-masing. Di manakah letak nilai logikanya? ???

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: ayo bahas Eksperimen Philadelphia/ Project Rainbow dalam pandangan Buddhism
« Reply #468 on: 07 February 2009, 10:49:55 PM »
coba telaah butterfly effect...

The Butterfly Effect
Kebamoto (Fisika UI)
Edward Norton Lorenz, yang menjadi Profesor di MIT tahun 1962 dalam bidang meteorologi ini menemukan butterfly effect atau apa yang menjadi landasan teori chaos pada tahun 1961 di tengah-tengah pekerjaan rutinnya sebagai peneliti meteorologi. Ia dilahirkan pada 23 Mei 1917 di USA memiliki latar belakang pendidikan di bidang matematika dan meteorologi dari MIT. Dalam usahanya melakukan peramalan cuaca, dia menyelesaikan 12 persamaan diferensial non-linear dengan komputer (kuliah Fisika Matematika dan komputasi). Pada awalnya dia mencetak hasil perhitungannya di atas sehelai kertas dengan format enam angka di belakang koma (...,506127). Kemudian, untuk menghemat waktu dan kertas, ia memasukkan hanya tiga angka di belakang koma (...,506) dan cetakan berikutnya diulangi pada kertas sama yang sudah berisi hasil cetakan tadi. Sejam kemudian, ia dikagetkan dengan hasil yang sangat berbeda dengan yang diharapkan. Pada awalnya kedua kurva tersebut memang berimpitan, tetapi sedikit demi sedikit bergeser sampai membentuk corak yang lain sama sekali. Inilah yang disebut butterfly effect, yaitu kepakan sayap kupu-kupu di hutan belantara Brazil (pengabaian angka sekecil 0.000127) menghasilkan tornado di Texas beberapa bulan kemudian. Fenomena ini, akhirnya melahirkan teori chaos , yang juga dikenal sebagai sistem yang ketergantungannya sangat peka terhadap kondisi awal. Hanya sedikit perubahan pada kondisi awal, dapat mengubah secara drastis kelakuan sistem pada jangka panjang. Jika suatu sistem dimulai dengan kondisi awal dua maka hasil akhir dari sistem yang sama akan jauh berbeda jika dimulai dengan 2,000001 di mana 0,000001 sangat kecil sekali dan wajar untuk diabaikan. Dengan kata lain: kesalahan yang sangat kecil akan menyebabkan bencana dikemudian hari.

Teori chaos versus fractal
Teori Chaos adalah teori yang berkenaan dengan sistem yang tidak teratur seperti awan, pohon, garis pantai, ombak dll : random, tidak teratur dan anarkis. Namun bila dilakukan pembagian (fraksi) atas bagian-bagian yang kecil, maka sistem yang besar yang tidak teratur ini didapati sebagai pengulangan dari bagian-bagian yang teratur. Secara statistik: Chaos adalah kelakuan stokastik dari sistem yang deterministik. Sistem yang deterministik (sederhana, satu solusi) bila ditumpuk-tumpuk akan menjadi sistem yang stokastik (rumit, solusi banyak).
Mandelbrot dan Helge von Koch, adalah ahli komputer dan matematika yang memperagakan hal ini sehingga muncullah cabang ilmu baru yang disebut fractal. Segitiga sama sisi adalah sistem deterministik (sederhana). Bila banyak segitiga sama sisi ditumpuk-tumpuk dan dilakukan perbesaran pada salah satu pinggir tumpukannya akan menghasilkan suatu permukaan pinggiran yang sangat ruwet (stokastik). Keadaan akhir (yang dilihat dengan mata) tumpukan akhir pada salah satu pinggir adalah sistem chaos sedangkan segitiga-segitiga pembentuknya adalah unsur pembentuk fractal. Kebanyakan dalam realitas kehidupan (tentu juga realitas ekonomi), masalah yang kita hadapi adalah seperti tumpukan segitiga yang hanya kelihatan sebagian dari pinggirnya itu. Akan menyesatkan dan sangat ceroboh bila analisisnya mengambil pendekatan garis mulus yang menghubungkan permukaan tersebut. Chaos dan fractal menawarkan suatu solusi untuk mengekstraksi sistem chaos ini agar ditemukan unsur pembentuknya, yaitu segitiga-segitiga sama sisi tersebut. Dalam era informasi dan teknologi dewasa ini adalah sangat mungkin untuk melakukan analisis ini dan riset pada bidang ini sudah sangat maju minimal dalam fisika dan teknik elektro: neural network dan cellular automata. Fisika bukan semata mempelajari satu partikel tunggal tetapi juga sekumpulan partikel yang membentuk sistem chaos.


VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: ayo bahas Eksperimen Philadelphia/ Project Rainbow dalam pandangan Buddhism
« Reply #469 on: 07 February 2009, 10:52:10 PM »
kemudian film fiksi-nya...

The Butterfly Effect adalah sebuah film fiksi ilmiah Amerika Serikat pada 2004 yang dibintangi oleh Ashton Kutcher, Amy Smart, Eric Stoltz dan lain-lain. Film ini disutradarai dan ditulis oleh Eric Bress dan J. Mackye Gruber.

Film ini menggambarkan teori chaos, terutama yang menyangkut cuaca, yang mengusulkan bahwa kepakan sayap kupu-kupu di Brasil dapat secara teoritis menyebabkan tornado di Texas beberapa bulan kemudian; lihat efek kupu-kupu. Judul ini juga bersifat metaforis untuk penampilan pemeriksaan otak yang menyerupai kupu-kupu.

Semboyan: "Ubah satu hal, ubah semuanya" ("Change one thing, change everything").


[sunting] Sinopsis
Perhatian: Bagian di bawah ini mungkin akan membeberkan isi cerita yang penting atau akhir kisahnya.
Evan, sejak kecil terkadang terserang penyakit hilang ingatan. Dia terkadang tidak ingat apa yang terjadi. Ibunya yang khawatir, karena Evan menunjukkan perilaku yang tidak normal di sekolah, membawanya ke psikiater. Ia khawatir Evan ‘mewarisi’ kegilaan ayahnya (yang dirawat di rumah sakit jiwa). Ternyata tidak ditemukan hal yang aneh pada fisik Evan. Oleh psikiaternya, Evan disuruh menulis buku harian supaya dia tidak melupakan hal-hal yang terjadi. Maka sejak itu Evan mulai menulis buku hariannya. Enam tahun berlalu, Evan yang menginjak remaja bersahabat karib dengan Tommy, Kayleigh (adik Tommy) dan Lenny. Suatu hari mereka bermaksud membuat ‘ledakan’ yang ternyata berakibat fatal bagi persahabatan mereka.

Tujuh tahun kemudian, Evan yang sudah memasuki bangku kuliah, membaca lagi buku harian yang pernah ditulisnya dulu. Selama 7 tahun belakangan ini, ia sudah tidak lagi mengalami hilang ingatan seperti dulu. Kemudian dia melihat masih banyak halaman-halaman kosong di buku hariannya, yang tidak bisa diingat. Maka ia kembali ke kampung halamannya untuk bertanya kepada sahabatnya dulu. Tapi ternyata tidak ada yang mau mengungkit hal tersebut, bahkan Kayleigh lantas bunuh diri setelah bertemu dengannya.

Kemudian Evan pun menyadari bahwa lewat buku hariannya, ia bisa kembali menjadi Evan muda dan mengubah apa yang ia rasa perlu diubah. Hasilnya, ia tidak hanya mengubah hidupnya, tapi juga hidup ketiga sahabatnya, dan ibunya sendiri. Namun apapun yang ia ubah, ternyata bukan kebahagiaan yang diperolehnya. Justru ia semakin frustasi dengan keadaan. Sampai pada puncaknya, ia harus mengambil keputusan, manakah yang benar-benar akan ia ubah, untuk mengembalikan kehidupannya, kekasih, sahabat dan keluarganya.


[sunting] Persamaan
Beberapa kritik, termasuk dari aktor Ashton Kutcher sendiri menyatakan bahwa film ini adalah kombinasi dari dua film klasik: Back to the Future (mengenai perjalanan waktu) dan Jacob's Ladder (pikiran vs. realitas).

Film ini berada di antara beberapa film lain yang sama dan juga terkenal: The Matrix, Fight Club, Donnie Darko, Final Destination, Groundhog Day, American Beauty, Minority Report, dengan manifesto eksistensialisme.

« Last Edit: 07 February 2009, 10:53:53 PM by dilbert »
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan