This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.
61
Studi Sutta/Sutra / Re: Tripitaka - Tipitaka
« on: 28 April 2014, 11:28:14 AM »Tentu saja sutra-sutra Mahayana mengatakan Sang Buddha tidak makan daging sama sekali dan menetapkan tiga syarat itu sebagai upaya kausalya bagi mereka yang masih berlatih pada jalan Sravaka (Kearahatan), sedangkan para praktisi jalan Bodhisattva diwajibkan vegetarian untuk mengembangkan Bodhicitta.
apakah mahayana mengakui agama sutra sebagai bagian koleksi mereka?
jika iya.. mahaparinibanna sutta..menurut agama sutra (maha parinirvana sutra) bukan versi yg lain.. disana konsumsi terakhir Buddha apa?
62
Studi Sutta/Sutra / Re: Tripitaka - Tipitaka
« on: 28 April 2014, 11:24:02 AM »
klo aku pribadi, jika tidak lagi malas meladani seseorg...
aku akan menghindari..kalimat2 berikut..
1. kmu pilih saja ajaran yg cocok buat kmu
2. pilih yang sesuai dgn mu
3. kalimat yg konteksnya kek no 1 or 2...
di saat org berusaha..cari mana yg paling mendekati kebenaran...
klo ibarat buah semangka.. asal jgn salah pilih buah pisang aja ...tp klo kmu cocok jika pisang di sebut semangka..silakan..toh sama2 buah...
asal jgn pilih ayam goreng...tp klo emang cocoknya ayam juga..silakan toh sama2 makanan...
padahal yg di ingin dicari tau mana yg semangka ...
aku akan menghindari..kalimat2 berikut..
1. kmu pilih saja ajaran yg cocok buat kmu
2. pilih yang sesuai dgn mu
3. kalimat yg konteksnya kek no 1 or 2...
di saat org berusaha..cari mana yg paling mendekati kebenaran...
klo ibarat buah semangka.. asal jgn salah pilih buah pisang aja ...tp klo kmu cocok jika pisang di sebut semangka..silakan..toh sama2 buah...
asal jgn pilih ayam goreng...tp klo emang cocoknya ayam juga..silakan toh sama2 makanan...
padahal yg di ingin dicari tau mana yg semangka ...
63
Studi Sutta/Sutra / Re: Tripitaka - Tipitaka
« on: 27 April 2014, 06:24:39 PM »
tipitaka dan tripitaka.. ada bagian2 yang sama..ada bagian2 yg beda...kebanyakan bagian yg berbeda di luar agama sutra, sedangkan isi dari agama sutra hampir mirip..(walau ada dikit perbedaan) dgn sutta nikaya
abidhammanya juga mungkin demikian..
vinaya nya..juga demikian...ada yg sama ada yg beda
abidhammanya juga mungkin demikian..
vinaya nya..juga demikian...ada yg sama ada yg beda
64
DhammaCitta Press / Re: Laporan Project 8 - "Khotbah Menengah Sang Buddha" / Majjhima Nikaya
« on: 26 April 2014, 11:55:24 PM »
sobat dharma - sby
2 set buku
lupa
mei +eko -sby
1 set
lupa
panji -sby
1 set
lupa
vihara eka dhammaloka
2 set
lupa
vihara berkah utama
2 set
lupa
vihara dhamma jaya
2 set
lupa
Buddhist education center
4 set
lupa
Bhante Dhammiko
1 set
26.4.14
romo suryo
1set
andrian
1 set
2 set buku
lupa
mei +eko -sby
1 set
lupa
panji -sby
1 set
lupa
vihara eka dhammaloka
2 set
lupa
vihara berkah utama
2 set
lupa
vihara dhamma jaya
2 set
lupa
Buddhist education center
4 set
lupa
Bhante Dhammiko
1 set
26.4.14
romo suryo
1set
andrian
1 set
65
Theravada / Re: Pandangan Theravada mengenai "ilmu hitam" & cara menanggapinya
« on: 23 April 2014, 12:11:57 AM »
2 post saya gabung saja karena sama-sama menganggap "empat keluarga kerajaan naga" tidak ada hubungannya sama sekali dengan deva di Catummaharajika, hanya menyinggung genus-genus ular saja, sedangkan saya berpandangan berbeda.
Dengan demikian, saya terpaksa tidak lanjutkan. Jadi sekian, saya pamit dulu.
so far dari keterangan itu ... hanya 2 nama yaitu virupakha dan erapatha..yg nama raja naga ..2 lainnya? bisa saja nama keluarga/suku/ di ambil dari nama rajanya, tp ga berarti merujuk ke-rajanya secara personal.
menurut ku masalah itu adalah nama raja naga..masih sangat jauh jika hanya berdasarkan 2 nama..yg merupakan nama"raja naga"
bahkan dari keterangn/komentar tambahan yg di berikan..justru mengarah bahwa di sutta tsb..megarah ke suku..bukan pribadi..
2. Virupakkha. The name of a Naga family (Vin.ii.109; A.ii.72; J.ii.145); they were, perhaps, followers of Virupakkha (q.v.)."
-http://www.wisdomlib.org/definition/virupakkha/index.html-
"In Buddhist literature, too, we meet with a snake-charm or paritta of a very early date, in which four tribes of serpent-kings (ahirāja-kulāni) are mentioned. [...]
so..itu memang nama suku~~
66
Diskusi Umum / Re: Niyata-Micchaditthi & Prinsip Moral
« on: 22 April 2014, 11:16:47 PM »
Para Ājīvaka atau Ājīvika, adalah aliran saingan yang ajarannya menekankan pada praktik keras berdasarkan pada filosofi yang berbatasan dengan fatalisme. Baca Basham, History and Doctrines of the Ājivikas.
↑ Karena Ājivaka ini percaya pada efektivitas perbuatan bermoral, maka ia tidak mungkin menganut filosofi fatalisme ortodoks dari para Ājivaka yang menyangkal efektivitas peran kamma dan perbuatan-perbuatan kehendak dalam mengubah takdir manusia. MA mengidentifikasikan Ājivaka ini sebagai Sang Bodhisatta dalam kehidupan sebelumnya.
↑ Karena Ājivaka ini percaya pada efektivitas perbuatan bermoral, maka ia tidak mungkin menganut filosofi fatalisme ortodoks dari para Ājivaka yang menyangkal efektivitas peran kamma dan perbuatan-perbuatan kehendak dalam mengubah takdir manusia. MA mengidentifikasikan Ājivaka ini sebagai Sang Bodhisatta dalam kehidupan sebelumnya.
67
Diskusi Umum / Re: Niyata-Micchaditthi & Prinsip Moral
« on: 22 April 2014, 10:36:24 PM »
klo gitu sutta ini http://dhammacitta.org/dcpedia/MN_71:_Tevijjavacchagotta_Sutta#13
13. “Guru Gotama, adakah Ājivaka yang, pada saat hancurnya jasmani telah mengakhiri penderitaan?”[5]
“Vaccha, tidak ada Ājivaka yang, pada saat hancurnya jasmani telah mengakhiri penderitaan.”
14. “Guru Gotama, adakah Ājivaka yang, pada saat hancurnya jasmani telah pergi ke alam surga?”
“Ketika aku mengingat kembali hingga sembilan puluh satu kappa yang lalu, Vaccha, Aku tidak ingat ada Ājivaka yang pada saat hancurnya jasmani telah pergi ke alam surga, dengan satu pengecualian, dan ia menganut doktrin efektivitas perbuatan bermoral, doktrin efektivitas tindakan.”[6]
13. “Guru Gotama, adakah Ājivaka yang, pada saat hancurnya jasmani telah mengakhiri penderitaan?”[5]
“Vaccha, tidak ada Ājivaka yang, pada saat hancurnya jasmani telah mengakhiri penderitaan.”
14. “Guru Gotama, adakah Ājivaka yang, pada saat hancurnya jasmani telah pergi ke alam surga?”
“Ketika aku mengingat kembali hingga sembilan puluh satu kappa yang lalu, Vaccha, Aku tidak ingat ada Ājivaka yang pada saat hancurnya jasmani telah pergi ke alam surga, dengan satu pengecualian, dan ia menganut doktrin efektivitas perbuatan bermoral, doktrin efektivitas tindakan.”[6]
68
Diskusi Umum / Re: Niyata-Micchaditthi & Prinsip Moral
« on: 21 April 2014, 08:00:38 PM »1. jika saat kematiannya pandagan ini di gengam erat..(artinya muncul saat kematian) maka hasilnya adalah lahir di alam binatang/neraka, tentu dalam 1 kehidupan ada banyak pandagan bagi seseorg... jika pandagan salah yg muncul saat kematiannya..maka hasilnya yah alam neraka/binatang, tp jika muncul pandagan benar yg lain saat kematiannya..maka masilnya juga beda.. misal sorg yg memiliki pandagan bahwa saat kematian tidak ada apa2, tp saat kematian..yg muncul adalah pandagannya yg lain..yaitu moralitas adalah hal yg baik... maka walau tidak meninggalkan pandagan salahnya..dia terlahir akibat pandagan nya yg lain (kebetulan ini atheis..yg menjunjung tinggi moralitas..humanisme..dll)
Pertanyaan saya adalah:
1. Apakah bagi mereka yang memeluk "niyata-micchaditthi" ini dan memandang hidup saat ini bagi diri sendiri dan orang lain harus dihargai dan dijalani sebaik-baiknya, ketika meninggal tanpa meninggalkan pandangannya, menurut pendapat member di sini akan terlahir di neraka/alam binatang?
2. Sebetulnya yang menentukan kelahiran seseorang adalah akibat dari perbuatan ataukah pandangannya?
2. jawabannya ada di mahakamma vibhanga sutta... (jawaban simplenya tergantung mana yg muncul saat kematian...)
http://dhammacitta.org/dcpedia/MN_136:_Mahākammavibhanga_Sutta
69
Theravada / Re: Pandangan Theravada mengenai "ilmu hitam" & cara menanggapinya
« on: 21 April 2014, 07:01:07 PM »pertama pastikan dulu apa benar itu nama 4 raja ular..atau nama famili/kelas/suku ular...? jd mo menghormat cobra misalnya..silakan.. cobra bisa saja salah satu jenis dari 4 kelas/suku itu...
Iya, tapi kenapa tidak langsung kepada makhluk bersangkutan saja? Ini seperti misalnya kita dizolimi bendahara RT, lalu kita mengarahkan pikiran, "Kupancarkan metta pada SBY dan kabinetnya" gitu.
Dan sebetulnya saya tertarik dengan bagian awalnya:
"Pasti, para bhikkhu, bhikkhu itu tidak meliputi keempat keluarga kerajaan ular dengan pikiran cinta kasih. Karena jika ia melakukan demikian, maka ia tidak akan digigit ular dan tewas..."
Empat raja-raja ular ini adalah tradisi dan mitologi di India pada masa itu, jadi untuk yang tidak kenal tradisi itu jadinya bagaimana? Misalnya kalau di Mesir kuno, mereka menghormat ke Wadjet, berarti objek yang keliru donk? Tapi ini Intermezzo saja.
Catummaharajika 'kan empat penjuru, di utara raja Yakkha, di timur raja Gandhabba, di selatan raja Kumbhanda, dan di barat raja Naga.
malas sebutin 4 kelas.. yah 1 aja..ular.., malas sebutin ular..semua mahluk d..malas juga..tidur aja... tp terlepas dari kemalasan..itu teknik nya begitu..walau pada akhir syair..mengarah kepada semua mahluk.. dan untuk jimat? ga nyambung...
catumaharajika benar 4 penjuru..
aku ga bilang loh 4 raja catumaharajika adalah naga...
aku bilang salah 1 raja itu namanya sama dgn nama suku ular/naga..ga berarti dia harus Naga..
70
Theravada / Re: Pandangan Theravada mengenai "ilmu hitam" & cara menanggapinya
« on: 20 April 2014, 12:40:03 AM »
Virupakkha = nama salah 1 raja di catumaharajika
virupakkhas = nama salah 1 suku ular/naga
namanya mirip... ga masalah..blm tentu merujuk ke subject yg sama....
selain itu nama2 4 raja naga bisa di temukan dimana? soalnya yg aku temukan merujuk ke suku/family/kelas bukan nama rajanya...
lagian dari sumbernya mengatakan itu adalah jenis ular/naga
"by letting your love flow out over the four royal breeds of serpents. "
yah kebetulan salah satunya namanya sama dgn salah 1 raja dewa catumaharajika..ga berarti dewa itu adalah naga..., tp dia memang memimpin para naga...
virupakkhas = nama salah 1 suku ular/naga
namanya mirip... ga masalah..blm tentu merujuk ke subject yg sama....
selain itu nama2 4 raja naga bisa di temukan dimana? soalnya yg aku temukan merujuk ke suku/family/kelas bukan nama rajanya...
lagian dari sumbernya mengatakan itu adalah jenis ular/naga
"by letting your love flow out over the four royal breeds of serpents. "
yah kebetulan salah satunya namanya sama dgn salah 1 raja dewa catumaharajika..ga berarti dewa itu adalah naga..., tp dia memang memimpin para naga...
71
Theravada / Re: Pandangan Theravada mengenai "ilmu hitam" & cara menanggapinya
« on: 17 April 2014, 07:33:43 PM »sebetulnya,sebenarnya..aku ga pernah dpt sumber /catatan mengenai.. "cara org menghadapi suatu kesialan dgn berpikir bahwa telah berkurang 1 kamma buruk ku..." yg merupakan hal yg ajarkan Buddha atau di setujui Buddha
orang tsb paling tidak harus berterima kasih bahwa salah satu karma buruknya yg hebat sedang berbuah dan berkurang satu.
bukankah orang selalu menanti2 matang-nya buah karma,
whether it's good or bad, he/she should be thankful/grateful
72
Theravada / Re: Pandangan Theravada mengenai "ilmu hitam" & cara menanggapinya
« on: 17 April 2014, 07:28:38 PM »Tidak juga sih. Di sutta disebutkan format bacaan yang menyebutkan '4 raja naga' ini berlaku untuk makhluk tak berkaki, berkaki dua, empat, dan berkaki banyak (alias semuanya). Saya pikir jika memang mau secara general, langsung aja ke "semua makhluk", dan kalau mau khusus, langsung ke makhluk yang dihadapi. Tapi dalam kasus ini malah melibatkan Virupakkha dkk. yang adalah ini adalah raja naga, penguasa alam catummaharajika bagian barat. Jadi balik lagi, saya pikir ini bukan hanya metta (seperti di karaniyamettasutta), tapi ada unsur magisnya berkenaan dengan kekuasaan makhluk alam lain. Itu saja sih sebetulnya.Virupakkha dan virupakkhas ..tampaknya beda arti..
-------
Kalau gitu, Buddhis sama donk seperti Nigantha yang mau menghabiskan karma buruk untuk mencapai pembebasan?
yah memang sistim Buddhist beberapa di ajarkan bertahap...ini salah satunya.. bbrp dimulai dgn memancarkan cinta kasih ke 4 arah utama..( di mulai dgn 1 arah... ) kemudian ke atas , kebawah, ke sekeliling dan kesegala penjuru, walau simplenya..bilang aja kesegala penjuru..
tp tentu itu juga tidak sendang mengajarkan jimat..hanya krn mengajarkan ke 1 arah dulu, sedangkan... bisa langsung ngomong kesegala penjuru...
73
Theravada / Re: Pandangan Theravada mengenai "ilmu hitam" & cara menanggapinya
« on: 16 April 2014, 10:22:00 PM »Ya, memang tidak secara spesifik dijelaskan perlindungan itu berupa jimat/mantra/paritta/tato, dll., tapi di sini ada semacam metode kewaskitaan yang melibatkan 'empat raja naga' (atau raja yakkha dalam kasus Atanatiya) untuk perlindungan. Jadi rasanya bukan tidak dibahas hal-hal beginian dalam Tradisi Theravada. Itu point yang saya maksud.
Kalau ini hanya masalah metta semata (bukan magis), kenapa tidak cukup hanya memancarkan ke makhluk yang dimaksud saja, tapi mesti ke raja naga?
krn dalam kasus ini lagi ngomong ttg di gigit ular...
jd mettanya di pacarkan spesifik ke bos2 nya ular...
klo ga spesifik..yah semoga semua mahluk berbahagia...
termasuk pegarahan "pikiran" atau metta...klo lebih spesifik...
74
Theravada / Re: Pandangan Theravada mengenai "ilmu hitam" & cara menanggapinya
« on: 16 April 2014, 10:11:20 PM »Baru tahu kalo bhikkhu boleh buat jimat. Kalo buat jimat/amulet untuk diberikan ke umat (bukan dijual ke umat, tapi ngasih aja), itu diperbolehkan gak, om?
ntah boleh atau tidak..tp barter dgn umat awam dan jual beli ga boleh
75
Buddhisme untuk Pemula / Re: Tanya ? Jawab untuk Pemula
« on: 15 April 2014, 10:39:24 PM »Tidakkah seperti penyangkalan diri? kalau berbeda dimana poin utama bedanya?
Dengan begitu apakah dapat dikatakan bahwa umat buddhist tidak diperkenankan memiliki sesuatu sebagai milik pribadi?
ini yg jd ambigu bagi kebanyakan org..kadang bisa salah..
ajaran Buddha, pointnya yaitu ini bukan aku, ini bukan diriku, ini bukan milik ku
sedangkan ada 2 pandagan extreem yg di tolak yaitu..
1. tidak ada diri (nihilisme)
2. ada diri (eternalis)
nah ajaran bukan aku, bukan milik ku, bukan diri ku, kadang di salah artikan menjadi tidak ada diri..klo pake sisitim urut-urutan seh nyambung..klo semua bukan diri ku..apakah diri itu ada? simplenya org jawab tidak
tp dlm sutta pertanyaan ini tidak di jawab...krn akan menyebabkan pandagan nihilisme atau kebingungan bagi yg bertanya..
jd aku sebaiknya tetap di term bukan aku, bukan milik ku, bukan diri ku ...dan bukan pada.."tidak ada diri" atau "penyangkalan diri" dan sejenisnya...