//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Cara Yang Sesuai Untuk Penyebaran Dhamma  (Read 97722 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Cara Yang Sesuai Untuk Penyebaran Dhamma
« Reply #135 on: 25 February 2010, 12:11:45 PM »
Quote
Saya juga setuju kalau memang itu case per case, tapi apakah penceramah dhamma biasa berceramah depan ribuan orang mengetahui keadaan bathin semua orang itu? Penceramah dhamma mungkin saja bahkan tidak mengerti satu pun kondisi bathin orang lain. Jika dia memiliki kebijaksanaan dalam dhamma, tidaklah mungkin dia berimprovisasi lebih dari kapasitasnya.

Betul sekali karena keterbatasan tidak bisa melihat kondisi batin itulah, panna harus digunakan dan improvisasi itupun harus sesuai aturan, khazanah buddhis dan parameter lainnya yg disepakati bersama. Jadi bukan penilaian pribadi tentang pantas atau tidaknya.  _/\_
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Cara Yang Sesuai Untuk Penyebaran Dhamma
« Reply #136 on: 25 February 2010, 12:18:19 PM »
And then..mau nanya,banyak ceramah Dhamma yang diiringi lelucon,kadang leluconnya menurut saya berlebihan dan banyak teman saya yang ikutan dengan saya pigi dengar Dhamma Talk ,tidak ada yang ingat apa yang ingin disampaikan[DhammaNya],yang mereka ingat hanya bahwa Dhamma Talknya lucu,dibawakan oleh "pembicara yang lucu" dan mereka tertawa mengingat hal2 tersebut..Sebenarnya bermanfaatkah melakukan Dhammadesana dengan cara2 seperti itu?

Memang tidak dapat dipungkuri bahwa jangan terlalu kaku,karena nantinya umat akan bosan,tapi apakah dengan lelucon2 yang berlebihan maka umatnya bisa mengambil manfaat Dhamma itu sendiri?atau malah menjadi Ajang Lawak?

Kadang pembicaraannya serius,tiba2 menjadi lelucon,sehingga sering kali saya lihat ,orang tidak bisa membedakan antara yang serius dan lelucon..

Anumodana _/\_
bro riki again
sebuah dhamma desana yang di bawa kan dengan lelucon menurut sya sesuatu yg baik karena bukan hal gampang untuk membabarkan dhamma di hadapan bnyak orng n ketika suasana sudah tidak hidup harus memancing tawa dengan lelucon yg mengena, terkadang sudah berkali2 kita memancing lelucon pun tak ada yg tertawa malah suasana makin sepi n banyak yg tertidur. namun klo dalam dhammanya 50%nya adlah lelucon alangkah baiknya penceramah tersebut di beritahu untuk mengurangi leluconnya, namun hal mengenai lelucon pun harus di lihat dari segi usia mungkin bagi anda yg masih jiwa muda amat semangat dengan dhamma namun lain halnya dengan ai2 maupun apak2  cetiya yg membawa masalah di pundaknya dan berharap dengan k vihara menjadi lebih ringan bebanya, ini kenyataan yg terjadi khususnya di tempat saya klo penceramah yg serius maka akan banyak umat yg ceramah sendiri n tidur namu klo ada leluconnya malah umat
yg lebih memperhatikan ceramah

Justru terbalik lho menurut saya...banyak anak Sutomo 2 biasanya disuruh guru Agama saya ke Dhamma Talk[kalau saya tidak salah lihat,guru Agama Buddha saya juga merupakan member disini deh,tapi saya tidak tahu dia pake ID apa...dia lah guru pertama saya didalam membabarkan Dhamma kepada saya,walau dia membabarkan Dhamma dengan lelucon tetapi "isi" Dhammanya sungguh mengena ke hati saya..] ,selalu yang menjadi motif utama mereka adalah Dhamma Talk indentik dengan "tawa" dan "ketawa ketiwi",simplenya bagi mereka Dhamma Talk yang bagus hanya dikategorikan dalam dua 2 hal..Kalau membuat mereka tertawa ngakak ya berati Dhamma Talknya bagus...Kalau tidak membuat mereka tertawa mereka menggangap Dhamma Talknya tidak bagus[silakan saya tantang untuk melakukan sensus ke anak Sutomo 2 yang sering mendengarkan Dhamma mulai dari Dhamma Bhante Uttamo,Ajahn Bramahvamso sampai Paramitta Devi,yang ada ceramah di medan..Kita kasih pertanyaan,apakah menurut mereka Dhamma Talk yang dikategorikan bagus dan tidak bagus,bagaimana cara si oknum membawakan Dhamma Talknya..kira2 ada ratusan anak Sutomo2 yang sering mengikuti ceramah Dhamma Talk dari kelas 1 smp,2smp,3smp,1sma,2sma,3sma,dan alumni2 yang telah tamat seperti saya,teman2 saya,dan ada lagi alumni senior saya..]

Anumodana _/\_
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline Tekkss Katsuo

  • Sebelumnya wangsapala
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.611
  • Reputasi: 34
  • Gender: Male
Re: Cara Yang Sesuai Untuk Penyebaran Dhamma
« Reply #137 on: 25 February 2010, 12:18:53 PM »
sebaiknya Guru Bond jelaskan batasan yg jelas kepada mereka agar paham deh.. =)) .. kalo nga mutar kesana kesini. wkwkwkwkwkwk

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Cara Yang Sesuai Untuk Penyebaran Dhamma
« Reply #138 on: 25 February 2010, 12:19:33 PM »
tambahan mungkin juga ada anak SD juga..tapi saya tidak tahu..kalau yang SD kelas berapa...dan itu pun kurasa dibawa oleh Guru Lain seperti Guru Bahasa Inggris dan Guru Matematika,yang kadang kala membawa anak mereka ke Dhamma Talk..
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline CHANGE

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 598
  • Reputasi: 63
Re: Cara Yang Sesuai Untuk Penyebaran Dhamma
« Reply #139 on: 25 February 2010, 12:23:00 PM »
[at]  Riky

Bolehkah anda memberikan definisi ngelawak, joke atau humor yang anda maksudkan, dan ini dikaitkan dengan dhamma talk yang anda dengar langsung ?

 _/\_

Dhamma Talk Paramita Devi Ruang dan Waktu di Selecta yang lalu di medan..
Itu membabarkan Dhamma atau ngelawak?

Anumodana _/\_

Yang anda maksud ceramah bhante Uttamo yang dihadiri 4000 an orang, benarkah ? Karena saya lupa yang mana, karena banyak koleksinya. Karena ada yang dihadiri 2000 an dan 1000 an

Seandainya benar, apakah tidak ada manfaat dhamma yang dapat dipetik dari dhamma talk untuk umat awam ( tentu anda sendiri tidak dapat dijadikan sebagai dasar pengukurnya, karena anda telah menguasai dhamma yang sudah mendalam ).

Kadang-kadang saya mendengar langsung dhamma talk tersebut, saya ikut tertawa karena yang lainnya juga tertawa, tertawa bersama-sama, tersenyum saja walaupun yang lain tertawa, hanya diam walaupun yang lain tertawa.

Tertawa sendirian dan yang lain tidak tertawa ( yang ini tidak pernah dilakukan, nanti dikira tidak waras/ tahu diri dan tidak telmi )

BTY, apa definisi humor menurut anda dari dhamma talk tersebut ?

 _/\_
« Last Edit: 25 February 2010, 12:32:05 PM by CHANGE »

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Cara Yang Sesuai Untuk Penyebaran Dhamma
« Reply #140 on: 25 February 2010, 12:25:27 PM »
Betul sekali karena keterbatasan tidak bisa melihat kondisi batin itulah, panna harus digunakan dan improvisasi itupun harus sesuai aturan, khazanah buddhis dan parameter lainnya yg disepakati bersama. Jadi bukan penilaian pribadi tentang pantas atau tidaknya.  _/\_

Memang saya setuju kita bukan selalu harus kaku pada aturan, yang akhirnya nanti tidak bijaksana juga. Tetapi ada baiknya kalau kita melakukan sesuatu, kita mengetahui dahulu dengan baik akibatnya, sehingga terhindar dari hasil yang buruk.

Case per case, ada juga contoh improvisasi dari Savaka yaitu Kumara Kassapa yang memarahi ibunya karena telah mengetahui dengan baik kondisi bathin ibunya. Melihat dimarahi oleh anaknya yang ia tunggu selama bertahun-tahun, kemelekatannya juga menghilang. Ia pergi meninggalkan anaknya dan di tengah jalan mengembangkan pandangan terang dan mencapai Arahatta.

Kita lihat di sini ada pelanggaran bicara kasar dan tidak sopan pada ibunya. Tetapi hasilnya nyata dan jelas: Arahatta-phala bagi ibunya. Kalau kita bicara konteks sekarang, apakah orang yang sekarang ini mau improvisasi aneh-aneh, ada hasilnya? Sejujurnya dia sendiri pun belum tentu telah mencapai tingkat kesucian tertentu, boro-boro improvisasi demi pencapaian orang lain.

Jadi saya setuju, kita bahas yang umumnya saja menurut dhamma-vinaya yang ada. Kalau yang pribadi, itu tergantung kemampuan masing-masing.   _/\_
« Last Edit: 25 February 2010, 12:32:13 PM by Kainyn_Kutho »

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Cara Yang Sesuai Untuk Penyebaran Dhamma
« Reply #141 on: 25 February 2010, 12:40:40 PM »
Betul sekali karena keterbatasan tidak bisa melihat kondisi batin itulah, panna harus digunakan dan improvisasi itupun harus sesuai aturan, khazanah buddhis dan parameter lainnya yg disepakati bersama. Jadi bukan penilaian pribadi tentang pantas atau tidaknya.  _/\_

Memang saya setuju kita bukan selalu harus kaku pada aturan, yang akhirnya nanti tidak bijaksana juga. Tetapi ada baiknya kalau kita melakukan sesuatu, kita mengetahui dahulu dengan baik akibatnya, sehingga terhindar dari hasil yang buruk.

Case per case, ada juga contoh Kumara Kassapa yang memarahi ibunya karena telah mengetahui dengan baik kondisi bathin ibunya. Melihat dimarahi oleh anaknya yang ia tunggu selama bertahun-tahun, kemelekatannya juga menghilang. Ia pergi meninggalkan anaknya dan di tengah jalan mengembangkan pandangan terang dan mencapai Arahatta.

Kita lihat di sini ada pelanggaran bicara kasar dan tidak sopan pada ibunya. Tetapi hasilnya nyata dan jelas: Arahatta-phala bagi ibunya. Kalau kita bicara konteks sekarang, apakah orang yang sekarang ini mau improvisasi aneh-aneh, ada hasilnya? Sejujurnya dia sendiri pun belum tentu telah mencapai tingkat kesucian tertentu, boro-boro improvisasi demi pencapaian orang lain.

Jadi saya setuju, kita bahas yang umumnya saja menurut dhamma-vinaya yang ada. Kalau yang pribadi, itu tergantung kemampuan masing-masing.   _/\_


Baiklah dan silakan bro melanjutkan diskusi yg sesuai  _/\_
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline kusalaputto

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.288
  • Reputasi: 30
  • Gender: Male
  • appamadena sampadetha
Re: Cara Yang Sesuai Untuk Penyebaran Dhamma
« Reply #142 on: 25 February 2010, 01:01:45 PM »
Ajaran Buddha sudah jelas yaitu untuk mengendalikan pikiran dan ucapan, nah dengan cara2 pembabaran dhammataintment dengan lelucon atau musik atau lainnya yang malah memanjakan indera2 bukannya mengendalikan diri malah memuaskan diri dengan hiburan2 yang malah memanjakan objek2 indera itu sendiri.
menurut bro bagaimana sebaiknya membabarkan dhama tsb? dengan kondisi saat ini yg terjadi kristianisasi  n tercampur aduknya ajaran, n serta tetap mepertahan kan umat yg ada dan mendapatkan umat jg
semoga kamma baik saya melindungi saya, semoga kamma baik saya mengkondisikan saya menemukan seseorang yang baik pada saya dan anak saya, semoga kamma baik saya mengkondisikan tujuan yang ingin saya capai, semoga saya bisa meditasi lebih lama.

Offline kusalaputto

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.288
  • Reputasi: 30
  • Gender: Male
  • appamadena sampadetha
Re: Cara Yang Sesuai Untuk Penyebaran Dhamma
« Reply #143 on: 25 February 2010, 01:06:00 PM »
Justru terbalik lho menurut saya...banyak anak Sutomo 2 biasanya disuruh guru Agama saya ke Dhamma Talk[kalau saya tidak salah lihat,guru Agama Buddha saya juga merupakan member disini deh,tapi saya tidak tahu dia pake ID apa...dia lah guru pertama saya didalam membabarkan Dhamma kepada saya,walau dia membabarkan Dhamma dengan lelucon tetapi "isi" Dhammanya sungguh mengena ke hati saya..] ,selalu yang menjadi motif utama mereka adalah Dhamma Talk indentik dengan "tawa" dan "ketawa ketiwi",simplenya bagi mereka Dhamma Talk yang bagus hanya dikategorikan dalam dua 2 hal..Kalau membuat mereka tertawa ngakak ya berati Dhamma Talknya bagus...Kalau tidak membuat mereka tertawa mereka menggangap Dhamma Talknya tidak bagus[silakan saya tantang untuk melakukan sensus ke anak Sutomo 2 yang sering mendengarkan Dhamma mulai dari Dhamma Bhante Uttamo,Ajahn Bramahvamso sampai Paramitta Devi,yang ada ceramah di medan..Kita kasih pertanyaan,apakah menurut mereka Dhamma Talk yang dikategorikan bagus dan tidak bagus,bagaimana cara si oknum membawakan Dhamma Talknya..kira2 ada ratusan anak Sutomo2 yang sering mengikuti ceramah Dhamma Talk dari kelas 1 smp,2smp,3smp,1sma,2sma,3sma,dan alumni2 yang telah tamat seperti saya,teman2 saya,dan ada lagi alumni senior saya..]

Anumodana _/\_
bro berhubung bro anak sutomo2(g ga tau d mana) cb anda yg survey n ksh ahsilnya d dc ok ;)
trus bro riki sdh pernah ada mengisi dhamma desana? alangkah baiknya anda jg berfikir dengan sudut dharmaduta itu akan lebih membantu melihat kondisi yg sbenarnya terjadi di vihara2.;)
semoga kamma baik saya melindungi saya, semoga kamma baik saya mengkondisikan saya menemukan seseorang yang baik pada saya dan anak saya, semoga kamma baik saya mengkondisikan tujuan yang ingin saya capai, semoga saya bisa meditasi lebih lama.

Offline Sostradanie

  • Sebelumnya: sriyeklina
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.375
  • Reputasi: 42
Re: Cara Yang Sesuai Untuk Penyebaran Dhamma
« Reply #144 on: 25 February 2010, 01:08:36 PM »


Quote
Betul, makanya saya sudah jelaskan tujuan sebenarnya adalah pencapaian dari pelepasan hanya entry pointnya dari iming2 yg kemudian ia ingin menggapai tahapan selanjutnya sampai mengerti...ini hanya cara yg berkesinambungan saja.


Berapa lama Nanda sudah mengikuti Sang Buddha saat diiming-imingi??Sudah ada belum dasar tentang buddhisme??Pangeran Nanda hanya punya 1 kemelekatan yang menghalangi dia untuk mencapai pelepasan.Topik ini bagaimana cara membabarkan dhamma.Yang saya tangkap berarti untuk umum.Didengar oleh banyak orang.Yang pengetahuannya tidak akan sama dengan pangeran nanda.Bahkan mungkin didengar oleh orang yang bukan buddhisme.

Zaman semakin maju,tapi apakah kita harus mengikuti semua cara-cara yang dilakukan oleh penganut agama lain?Bagaimana jika kita membuat suatu acara pembabaran dhamma dengan acara yang wah...dengan pakaian seksi.Dan acara itu diadakan disuatu lapangan yang luas.Dibuat pake berhadiah bagi yang datang.Apalagi jika tiap yang datang dikasih duit.Saya jamin pasti rame yang datang.Dan ditengah acara tampil seorang bikhu berjubah kuning.Membabarkan dhamma yang mengajarkan bahwa memanjakan nafsu duniawi itu akan membuat kita melekat dll.Apa pandangan umum tentang umat Buddhis?Yang mungkin umat buddhis ketika acara hot-nya juga ikut bergoyang.

Semua penyebar agama umumnya mengejar kuantitas.Kalau saya menilai dari sutta yang sudah saya baca.Sang buddha dalam membabar dhamma lebih tertuju kepada kualitas.

Kalau kita ingin menonjol,masih banyak cara lain.Kita mulai dari forum ini.Jika kita memang sungguh-sungguh peduli.Buat sekolah buddhis.Direncanakan,dicari caranya bagaimana itu bisa terujud.Yang masuk sekolah ke situ,mayoritas agamanya buddha.Mereka pun dari awal dapat pendidikan agama buddha.Seperti ada kegiatan forum ini orang tua asuh,bantuan,donor dll.Itu sangat bagus.Kita buat jadi lebih berkembang menjadi lebih terorganisir sehingga menjadi lebih besar.Bisa buat juga acara penanaman pohon.Dicat pohonnya warna buddhisme.Masih banyak cara lain kok.Dan cari yang bermanfaat.

Selain kita ber-dana.Kita juga mengenalkan kebaikan dan kepedulian kepada orang-orang.Bukankah lebih bagus jika setiap orang mendengar agama buddha yang terpikir tentang kebaikan dan kepedulian.Dan orang yang ingin ikut sudah jelas tersortir duluan.Yang ikut sudah pasti juga ingin melakukan hal yang sama.

Maaf yah teman-teman. jika terlalu lancang.Ini hanya sekedar berbagi pandangan.


PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Cara Yang Sesuai Untuk Penyebaran Dhamma
« Reply #145 on: 25 February 2010, 01:15:33 PM »
Ajaran Buddha sudah jelas yaitu untuk mengendalikan pikiran dan ucapan, nah dengan cara2 pembabaran dhammataintment dengan lelucon atau musik atau lainnya yang malah memanjakan indera2 bukannya mengendalikan diri malah memuaskan diri dengan hiburan2 yang malah memanjakan objek2 indera itu sendiri.
menurut bro bagaimana sebaiknya membabarkan dhama tsb? dengan kondisi saat ini yg terjadi kristianisasi  n tercampur aduknya ajaran, n serta tetap mepertahan kan umat yg ada dan mendapatkan umat jg

sudah di jawab oleh bro kainyn http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,15166.msg245490.html#msg245490
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline kusalaputto

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.288
  • Reputasi: 30
  • Gender: Male
  • appamadena sampadetha
Re: Cara Yang Sesuai Untuk Penyebaran Dhamma
« Reply #146 on: 25 February 2010, 01:37:30 PM »
tentu semuanya harus sesuai dengan vinaya atau batas mana yang boleh sesuai dengan vinaya wa rasa makin tinggi moralitas nya akan terlihat.

karena ada juga memang bhikku yang jadi seperti penyanyi dll di china sono itu kata katanya sih terlihat benar tapi apakah sebenar itu wa liat fotonya pakai kacamata ( kacamata biasa sih tidak apa apa itu kacamata seperti rebyan punya coba buat apa di pakai) di telinga nya ada tuh yang buat freehand phone kemana dayakanya? terus apa kah pantas seperti itu? katanya sih lagu yang di rekam untuk mengenalkan Buddhist ke generasi muda. kalo dengar Bhikku lain yang se viharanya sih bilang (wah lupa juga nih yang keingat saja) harus yang sepantasnya.     

betul..saya jadi ke ingat dan mau bertanya,ada Bhikkhu mazhab Theravada di medan ini,masa punya HP dan ngendarain MOBIL MEWAH???apakah itu SESUAI VINAYA??
mengendarai sendiri atau menumpangi mobil dayaka? lain loh artinya. trus napa bhikkhu ga boleh punya hp? klo hpnya selalu ganti2 saya ga setuju  namun bila hp di milikinya adalah dana dari umat, n tujuan dr hp itu lain dengan kita2 namun sekedar untuk memudahkan komunikasi dan tidak melekat. sebenernya mirip surat namun jaman dah berubah jadi k hp.
semoga kamma baik saya melindungi saya, semoga kamma baik saya mengkondisikan saya menemukan seseorang yang baik pada saya dan anak saya, semoga kamma baik saya mengkondisikan tujuan yang ingin saya capai, semoga saya bisa meditasi lebih lama.

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Cara Yang Sesuai Untuk Penyebaran Dhamma
« Reply #147 on: 25 February 2010, 01:37:57 PM »


Quote
Betul, makanya saya sudah jelaskan tujuan sebenarnya adalah pencapaian dari pelepasan hanya entry pointnya dari iming2 yg kemudian ia ingin menggapai tahapan selanjutnya sampai mengerti...ini hanya cara yg berkesinambungan saja.


Berapa lama Nanda sudah mengikuti Sang Buddha saat diiming-imingi??Sudah ada belum dasar tentang buddhisme??Pangeran Nanda hanya punya 1 kemelekatan yang menghalangi dia untuk mencapai pelepasan.Topik ini bagaimana cara membabarkan dhamma.Yang saya tangkap berarti untuk umum.Didengar oleh banyak orang.Yang pengetahuannya tidak akan sama dengan pangeran nanda.Bahkan mungkin didengar oleh orang yang bukan buddhisme.

Kalau cerita lengkapnya saya kurang ingat...sepertinya ya belum tau apa2 itu pangeran...tetapi kamma baik ketemu Buddha itu yg juga mendukung pencapaiannya

Zaman semakin maju,tapi apakah kita harus mengikuti semua cara-cara yang dilakukan oleh penganut agama lain?Bagaimana jika kita membuat suatu acara pembabaran dhamma dengan acara yang wah...dengan pakaian seksi.Dan acara itu diadakan disuatu lapangan yang luas.Dibuat pake berhadiah bagi yang datang.Apalagi jika tiap yang datang dikasih duit.Saya jamin pasti rame yang datang.Dan ditengah acara tampil seorang bikhu berjubah kuning.Membabarkan dhamma yang mengajarkan bahwa memanjakan nafsu duniawi itu akan membuat kita melekat dll.Apa pandangan umum tentang umat Buddhis?Yang mungkin umat buddhis ketika acara hot-nya juga ikut bergoyang.

Be wise aja.. ;D

Semua penyebar agama umumnya mengejar kuantitas.Kalau saya menilai dari sutta yang sudah saya baca.Sang buddha dalam membabar dhamma lebih tertuju kepada kualitas.

Kalau kita ingin menonjol,masih banyak cara lain.Kita mulai dari forum ini.Jika kita memang sungguh-sungguh peduli.Buat sekolah buddhis.Direncanakan,dicari caranya bagaimana itu bisa terujud.Yang masuk sekolah ke situ,mayoritas agamanya buddha.Mereka pun dari awal dapat pendidikan agama buddha.Seperti ada kegiatan forum ini orang tua asuh,bantuan,donor dll.Itu sangat bagus.Kita buat jadi lebih berkembang menjadi lebih terorganisir sehingga menjadi lebih besar.Bisa buat juga acara penanaman pohon.Dicat pohonnya warna buddhisme.Masih banyak cara lain kok.Dan cari yang bermanfaat.

Selain kita ber-dana.Kita juga mengenalkan kebaikan dan kepedulian kepada orang-orang.Bukankah lebih bagus jika setiap orang mendengar agama buddha yang terpikir tentang kebaikan dan kepedulian.Dan orang yang ingin ikut sudah jelas tersortir duluan.Yang ikut sudah pasti juga ingin melakukan hal yang sama.

Maaf yah teman-teman. jika terlalu lancang.Ini hanya sekedar berbagi pandangan.


Masukan yang bagus
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline Sostradanie

  • Sebelumnya: sriyeklina
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.375
  • Reputasi: 42
Re: Cara Yang Sesuai Untuk Penyebaran Dhamma
« Reply #148 on: 25 February 2010, 01:58:57 PM »
[at] bond

Saya ada membaca sutta tentang pangeran nanda itu.Seingat saya dia ingin keluar karena ingat dengan wanita di tempat tinggalnya.Terus 1 lagi,bukankah pangeran nanda itu ada hubungan keluarga dengan Sang Buddha??jadi saya rasa pengetahuannya jauh lebih banyak dari pada umat awam seperti saya.

Coba kalau umat awam diiming-iming begitu.Apalagi pria hidup belang.Meditasinya malah tambah parah..

Tapi hal ini ada tertulis di agama lain lho.Disana tertulis jika masuk surga akan ditemani oleh para bidadari yang cantik.Sory OOT.
PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

Offline kusalaputto

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.288
  • Reputasi: 30
  • Gender: Male
  • appamadena sampadetha
Re: Cara Yang Sesuai Untuk Penyebaran Dhamma
« Reply #149 on: 25 February 2010, 02:13:52 PM »
Bagi saya, orang lain begitu, kita ga usah begitu. Misalnya sekarang ini 'kan di kalangan muda-mudi itu "berselingkuh" seperti jadi trend. Kalau ga punya selingkuhan, kurang "trendy". Yah, biarkan saja. Kekuatan dan daya tarik dari Buddha-dhamma adalah pelepasan, bukan kemelekatan inderawi. Jika demi hal-hal rendah kita malah menunjukkan sebaliknya, saat itulah Buddha-dhamma jadi kehilangan "jati diri"-nya.
yah kembali lagi donk k batasan(sila). selingkuh kan bisa dimasukan k pelanggaran sila 3 yah contoh aja tiger wood selingkuh n itu memang menjadi trend  di luar negri namun dalam buddhis tidak di benarkan, sedangkan dalam musik itu dilarang pada saat orang melaksanakan attha sila tidak menyaksikan pertunjukn. n klo u/tk umat awam kan masih patokan pancasila. memang ada batasan juga jenis musik? itu semua kebijaksanaan dari pencipta musik mau k aliran mana

Nah, kalau begitu saya kembalikan lagi pertanyaan ke Bro Lokkhitacaro. Jika menggunakan hal-hal yang menyenangkan nafsu indera, siapa yang akan "terjaring" dalam ceramah dhamma tersebut?

Saya berikan perumpamaan begini.
Anda adalah seorang kaya yang akan berdana. Lalu 1 penasihat anda menyarankan, "jika diadakan pesta yang menyenangkan indera, maka akan berkumpul banyak sekali orang dari berbagai penjuru yang akan menerima dana, dengan begitu dana akan terlaksana dengan baik." Lalu penasihat yang lain mengatakan, "jika dibuat sebuah tempat pemberian dana yang sederhana dan pantas, sesuai dengan moralitas dan nilai-nilai luhur, akan ada petapa, yang pantas menerima dana, datang menerima dana, namun jauh lebih sedikit."
Anda pilih yang mana? Mengapa?
begini perumpamaan goyang ngebor post dr saya adalah ketika ada acara dalam cetiya misalnya tahun baru trus bagi hadiah bagi umat yg rajin k vihara di beri hadiah n pemenangnya di kerjai suruh ngebor tentu akan memancing tawa di acara.jadi konteksnya bukan pada saat ceramah


Tujuan dari mendengar lagu adalah menikmati keindahan objek suara. Keindahan objek suara menimbulkan perasaan senang dan akhirnya adalah kemelekatan.

Tujuan dari dhamma adalah menyadari objek sebagaimana adanya. Dengan menyadarinya, ia mengetahui timbul dan tenggelamnya perasaan. Dengan mengetahuinya, maka ia tidak lagi melekat pada objek tersebut.

Apakah ada kesamaan dari dua tujuan tersebut?
sebenarnya antara dhamma dengan musik di sini harus d pisahkan seperti yg anda katakan di ats bahwa ke2nya bertentangan. misalkan bagi merka yg umat awam ketika k vihara / cetiya mereka akan senang ketika mendengar musik n ceramah yg di bumbui lelucon namun mungkin bagi anda yg memang benar2 secara spiritual mendalami dhamma tidak butuh itu, n pendapat dari saya kepada umat awam biasa layaknya kita harus bisa merangkul mereka walaupun dengan musik n lelucon namun tetap di arahkan menuju dhamma yg sejati karena tingkat kebijaksanaan masing2 org berbeda. anda tidak bisa mengharapkan semua yg beragama buddha akan menjadi sotapana n memiliki bhatin yg bagus karna umat buddha di indonesia saat ini sudah tercampur dengan kebudayaan n agama lain, bahkan mereka mempercayai bahwa buddha adlah tuhan n bila anda dengan keras menyampakan bahwa buddha bukan tuhan namun guru agung, tidak ada acara nyanyi, semua harus meditasi dengan objek asubha, jamin 100% bakalan menurun umat dengan drastis dan ini tujuan dhammaduta untuk merubah pandangan salah. nah bagi mereka yang memang mencari spiritual dalm buddhis mereka boleh mendalmi namun tidak hanya dalam teori namun praktek n menjadi bhikkhu
semoga kamma baik saya melindungi saya, semoga kamma baik saya mengkondisikan saya menemukan seseorang yang baik pada saya dan anak saya, semoga kamma baik saya mengkondisikan tujuan yang ingin saya capai, semoga saya bisa meditasi lebih lama.

 

anything