-
Kalau Meditasi Samatha kan ada obyek yg dijadikan konsentrasi misal Nafas, Metta, Buddho, dll.
Sedangkan Meditasi Vipassana kan kita menyadari gerak tubuh atau pikiran. Tapi kan utk menyadari perlu konsentrasi jd termasuk Samatha dong. Bedanya dimana yah teman-temin yg baik dan tidak sombong? :o).
Maklum gue masih pemula. Thanks sebelumnya
-
Gampang'nya...
Samatha... thok... itu doank... Objek doang... nda ada yg laen...
Kalao vipasanna...
apapun yg nongol di rasain... di sadari... diperhatikan
-
konsentrasi dan perhatian memang dibutuhkan bersama2x, seperti kedua kaki untuk berlari ;D
-
seperti yang pernah dikatakan oleh bhante Ajahn Chah dikala kita melakukan perenungan pasti butuh ketenangan, dan dikala kita tenanglah baru bisa melakukan perenungan..jadi samantha adalah bagian dari vipasanna. untuk lebih jelasnya bagaimana kalau saudara ikut pelatihan meditasi vipasanna ? denagn bimbingan guru meditasi saudara tentunya akan lebih memahami vipasanna. namaste. D.O
-
seperti yang pernah dikatakan oleh bhante Ajahn Chah dikala kita melakukan perenungan pasti butuh ketenangan, dan dikala kita tenanglah baru bisa melakukan perenungan..jadi samantha adalah bagian dari vipasanna. untuk lebih jelasnya bagaimana kalau saudara ikut pelatihan meditasi vipasanna ? denagn bimbingan guru meditasi saudara tentunya akan lebih memahami vipasanna. namaste. D.O
mau belajar ama ci Dewi aja
-
Namaste.. _/\_
Saya mau bertanya tentang Meditasi Vipassana :
- Adakah metode Meditasi Vipassana ada dibahas dalam Tipitaka Pali ? Jika ada, mohon petunjuk di bagian mana dari Tipitaka?
- Apakah tingkat nana dalam metode Vipassana juga ada dibahas dalam Tipitaka Pali?
Mohon petunjuk nya..
Terima kasih sebelumnya.. _/\_
-
Namaste.. _/\_
Saya mau bertanya tentang Meditasi Vipassana :
- Adakah metode Meditasi Vipassana ada dibahas dalam Tipitaka Pali ? Jika ada, mohon petunjuk di bagian mana dari Tipitaka?
- Apakah tingkat nana dalam metode Vipassana juga ada dibahas dalam Tipitaka Pali?
Mohon petunjuk nya..
Terima kasih sebelumnya.. _/\_
jelas tidak mungkin belajar samatha apalagi vipasana dari buku.
sutta adalah yg didengar dan diulang, dihapal dan ditulis dalam pitaka.
tidak ada hubungannya sama sekali dengan nyana, apalagi metode praktek.
jika benar ada hubungannya, sejak dahulu pertapa sidharta bersamadi
dibawah pohon bodhi dengan membawa buku.
pertanyaan membodohi, tidak mendidik.
-
Namaste.. _/\_
Saya mau bertanya tentang Meditasi Vipassana :
- Adakah metode Meditasi Vipassana ada dibahas dalam Tipitaka Pali ? Jika ada, mohon petunjuk di bagian mana dari Tipitaka?
- Apakah tingkat nana dalam metode Vipassana juga ada dibahas dalam Tipitaka Pali?
Mohon petunjuk nya..
Terima kasih sebelumnya.. _/\_
mungkin boleh baca2 ini
http://dhammacitta.org/dcpedia/DN_22:_Mahāsatipaṭṭhāna_Sutta_(Walshe)
semoga bermanfaat
-
(http://i1085.photobucket.com/albums/j424/sn_lorun/Dhammacitta/Screen%20Shot%202015-07-09%20at%2011.36.06%20PM_zpscytb3buy.png)
Knowing and Seeing (4th Rev) (http://www.pamc.org.sg/index.php?option=com_content&view=article&id=60&Itemid=64&lang=en), p.viii
-
(http://i1085.photobucket.com/albums/j424/sn_lorun/Dhammacitta/Knowing_and_Seeing_4th_Rev__pdf__page_190_of_328__zpsblws4pqj.png)
Knowing and Seeing (4th Rev) (http://www.pamc.org.sg/index.php?option=com_content&view=article&id=60&Itemid=64&lang=en), p.176
-
Namaste.. _/\_
Saya mau bertanya tentang Meditasi Vipassana :
- Adakah metode Meditasi Vipassana ada dibahas dalam Tipitaka Pali ? Jika ada, mohon petunjuk di bagian mana dari Tipitaka?
Jika yang dimaksud vipassana sebagai suatu metode meditasi yang terpisah dari "lawan"-nya samatha, maka hal ini tidak didukung dalam Tipitaka yang menyatakan Samatha dan Vipassana adalah satu kesatuan praktek meditasi yang saling membutuhkan; tidak mungkin mengembangkan samatha tanpa vipassana dan sebaliknya:
“Para bhikkhu, kedua hal ini berhubungan dengan pengetahuan sejati.<249> Apakah dua ini? Ketenangan dan pandangan terang. Ketika ketenangan terkembang, manfaat apakah yang dialami seseorang? Pikirannya terkembang. Ketika pikirannya terkembang, manfaat apakah yang ia alami? Nafsu ditinggalkan. Ketika pandangan terang terkembang, manfaat apakah yang ia alami? Kebijaksanaan terkembang. Ketika kebijaksanaan terkembang, manfaat apakah yang ia alami? Ketidak-tahuan ditinggalkan.
“Pikiran yang dikotori oleh nafsu adalah tidak terbebaskan, dan kebijaksanaan yang dikotori oleh ketidak-tahuan adalah tidak terkembang. Demikianlah, para bhikkhu, melalui meluruhnya nafsu maka ada kebebasan pikiran, dan melalui meluruhnya ketidak-tahuan maka ada kebebasan melalui kebijaksanaan.”
(AN 2.31)
‘Misalkan, bhikkhu, seorang raja memiliki sebuah kota perbatasan dengan benteng, dinding, dan atap yang kokoh, dan enam pintu gerbang. Penjaga gerbang adalah seorang yang pandai, kompeten, dan cerdas, dan menjaga orang-orang asing tetap di luar tetapi memperbolehkan orang-orang yang dikenal masuk. Sepasang utusan cepat dari dari arah timur bertanya kepada si penjaag gerbang sebagai berikut: “Di manakah, sahabat, pemimpin dari kota ini?” “Ia di sana, Tuan, ia sedang duduk di tengah-tengah persimpangan jalan.” Kemudian pasangan utusan cepat itu akan menyampaikan pesan sebagaimana adanya kepada pemimpin kota dan pergi melalui dari arah mana mereka datang. Aku memberikan perumpamaan ini untuk menyampaikan sebuah makna. Dan ini adalah maknanya: “Kota” adalah sebutan untuk jasmani ini yang tersusun dari empat unsur utama, dihasilkan dari ibu dan ayah, dibangun dari nasi dan bubur, tunduk pada ketidak-kekalan, gesekan, keusangan, kerusakan, penguraian. “Enam pintu gerbang” adalah sebutan untuk enam landasan indria internal dan eksternal. “Penjaga gerbang” adalah sebutan untuk perhatian. “Sepasang utusan cepat” adalah sebutan untuk samatha dan vipassanā. “Pemimpin kota” adalah sebutan untuk kesadaran. “Di tengah-tengah persimpangan jalan” adalah sebutan untuk empat unsur utama ... “Pesan yang sebagaimana adanya” adalah sebutan untuk Nibbana. “dari arah mana mereka datang” adalah sebutan untuk Jalan Mulia Berunsur Delapan.’
(SN 35.245)
‘Tidak ada jhāna bagi seorang yang tanpa kebijaksanaan,
Tidak ada kebijaksanaan bagi seorang yang tanpa jhāna;
Tetapi bagi seorang yang memiliki jhāna dan kebijaksanaan
Nibbana adalah dekat.
(Dhammpada 372)
Selengkapnya tentang selengkapnya tentang makna vipassana dan samatha dalam sutta-sutta dibaca di http://dhammacitta.org/dcpedia/Sepasang_Utusan_Cepat_(Sujato)#Bab_2:_Samatha_.26_Vipassan.C4.81 (http://dhammacitta.org/dcpedia/Sepasang_Utusan_Cepat_(Sujato)#Bab_2:_Samatha_.26_Vipassan.C4.81)
- Apakah tingkat nana dalam metode Vipassana juga ada dibahas dalam Tipitaka Pali?
Mohon petunjuk nya..
Terima kasih sebelumnya.. _/\_
Jika yang dimaksud adalah tujuh tingkat kesucian/pemurnian, ini dijelaskan dalam MN 24 Rathavinita Sutta (http://dhammacitta.org/dcpedia/MN_24:_Rathavin%C4%ABta_Sutta)
-
(http://i1085.photobucket.com/albums/j424/sn_lorun/Dhammacitta/Screen%20Shot%202015-07-22%20at%208.09.55%20AM_zpsvr19oqgk.png)
(http://i1085.photobucket.com/albums/j424/sn_lorun/Dhammacitta/Screen%20Shot%202015-07-22%20at%208.10.07%20AM_zpse8w8rs6t.png)
Knowing and Seeing (4th Rev) (http://www.pamc.org.sg/index.php?option=com_content&view=article&id=60&Itemid=64&lang=en), p.122-123
objek vipasana menurut Pa Auk Sayadaw ada 2: nama & rupa
scrinshut diatas menggunakan jalur rupa. Penjelasan melalui jalur rupa, disini (http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=23639.msg430487#msg430487):
Jika anda melanjutkan untuk mengamati empat unsur dalam gumpalan atau balok transparan tersebut, anda akan menemukan bahwa unsur tersebut menjadi gemerlap dan memancarkan cahaya. Ketika anda dapat berkonsentrasi pada cahaya ini secara terus-menerus setidaknya setengah jam, anda telah mencapai konsentrasi akses. Dengan cahaya tersebut cobalah untuk mengamati unsur-ruang yang berada di dalam wujud transparan tersebut, dengan mencari celah kecil di dalamnya. Anda akan menemukan bahwa wujud transparan tersebut pecah menjadi bentuk partikel kecil yang disebut rūpa kalāpa3*. Dengan pencapaian tahap ini, yang memurnikan pikiran (citta-visuddhi), anda dapat melanjutkan untuk mengembangkan pemurnian pandangan (diṭṭhi-visudhi), dengan menganalisa rūpa kalāpa* ini.
-
(http://i1085.photobucket.com/albums/j424/sn_lorun/Dhammacitta/Screen%20Shot%202015-07-22%20at%2012.16.26%20PM_zpsp3rsjeej.png)
Knowing and Seeing (4th Rev) (http://www.pamc.org.sg/index.php?option=com_content&view=article&id=60&Itemid=64&lang=en), p.159
ini yang bagian nama
-
jelas tidak mungkin belajar samatha apalagi vipasana dari buku.
sutta adalah yg didengar dan diulang, dihapal dan ditulis dalam pitaka.
tidak ada hubungannya sama sekali dengan nyana, apalagi metode praktek.
jika benar ada hubungannya, sejak dahulu pertapa sidharta bersamadi
dibawah pohon bodhi dengan membawa buku.
pertanyaan membodohi, tidak mendidik.
Namaste Bro Lautan.. _/\_
Terima kasih atas komentarnya..
Mohon maaf bila pertanyaan saya menyakiti..
Saya menanyakan pertanyaan tersebut bertujuan agar dapat lebih cepat mengetahui, karena sudah saya cari pada Tipitaka dgn bahasa Pali yg sy download dari Tipitaka.net, saya tidak menemukan istilah vipassana disana, mungkin karena istilan vipassana pada jaman itu berbeda.
Ada keinginan untuk menemukan dan mengetahui dengan jelas, tentang metode meditasi pandangan terang di jaman Buddha, karena menurut pribadi saya metode yang diajarkan di jaman sekarang ini sedikit bias.
Pada intinya, saya sedang mencari rincian penjelasan, bagaimana kondisi / proses batin seseorang sehingga dapat menyebrang, dari yang tadinya seorang Puttujhana, menjadi seorang Ariya.
Untuk contoh saja, kita tidak dapat melakukan koreksi terhadap kesalahan / apa yang kita lakukan dimasa lalu, tapi untuk dapat mengendapkan pikiran yang bergejolak karena penyesalan, ketakutan, dll. dapat dilakukan, yaitu dengan menjaga sila, dan dengan kesadaran yang tidak terputus. Tetapi, apakah dengan cara yang sama seseorang dapat menyebrang?
Demikian lah maksud pertanyaan saya..
_/\_
Kepada Bro Suwarto, Mas Tidar, Dan Seniya, saya ucapkan banyak terima kasih.
_/\_