Teman bro Kakao ada betulnya...
Seseorang yg 'tau' dhamma, serasa mendapat jurus sakti. Banyak yg pada awalnya tau dhamma, merasa seakan2 orang lain adalah orang yg bodoh. Ibaratnya, kita baru mendapat jurus kungfu, dan melihat orang2 lain yg tidak latihan kungfu sebgai orang yg lemah.
Mungkin dengan meningkatnya pemahaman dan ketika tau bahwa kesombongan adalah kotoran batin yg halus, yg merugikan diri sendiri, maka kita perlahan-lahan akan mulai mengawasi sendiri kesombongan ini.. pada level ini kesombongan kita mungkin mulai berkurang... Tidak terbatas pada umat awam saja, kesombongan ini akan menjadi halangan terus selama praktik Dhamma, termasuk juga bagi para bhikkhu. Kadang kesombongan ini sangat halus, sehingga sulit terdeteksi.
Kesombongan pada level kasar, sangat gampang dikenali, mis: "Dhamma menjelaskan begini.. bla-bla.. agama lu bego sih.."
Kesombongan pada level halus, lebih susah untuk dideteksi, misalnya berkata dalam hati: "dia masih sering marah-marah, syukurlah saya sudah tidak lagi begitu, krn sy sudah paham dan berhasil mengikis kemarahan saya..."
Kesombongan dalam buddhisme adalah 'mana' yg artinya kira-kira: batin yg membanding-bandingkan diri kita dengan orang lain. Baik merasa lebih tinggi, merasa sama, ataupun merasa lebih rendah dari orang lain..
::