//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Saddha  (Read 5204 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline No Pain No Gain

  • Sebelumnya: Doggie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.796
  • Reputasi: 73
  • Gender: Male
  • ..............????
Saddha
« on: 04 August 2009, 08:47:26 AM »

Saddha adalah keyakinan terhadap Buddha, Dhamma, dan Sangha. Berikut adalah penjelasan singkat tentang Saddha:

1) Keyakinan terhadap Buddha: Yakin bahwa Guru Gotama adalah seorang Buddha, patut dihormati, sungguh sempurna, pemilik kebijaksanaan termulia dan pemilik moral terluhur, yang telah tercerahkan, pengenal alam semesta, pelatih makhluk, guru para dewa dan manusia, sempurna peneranganNya, dan termulia.

2) Keyakinan terhadap Dhamma: Yakin bahwa Dhamma yang sempurna yang diajarkan Guru Gotama dapat dilihat langsung, kekal keberadaanNya, mengajak diri kita untuk melihat dan mengujiNya, sifatnya menunjuk ke diri kita sendiri, dan hanya dapat dimengerti oleh orang-orang bijaksana.

3) Keyakinan terhadap Sangha: Yakin bahwa murid-murid Guru Gotama (Sangha) melatih diri mereka secara baik, berkelakuan baik, menelusuri jalan yang benar, mengikuti ajaranNya dengan benar. Tercakup didalam Sangha ini adalah empat kelompok orang-orang suci dan delapan kelompok jenis individual. Merekalah murid Beliau yang patut diasuh dan dirawat kebutuhannya, patut dihormati dan diberikan dana, lahan termakmur dari segala lahan jasa.

Ada 2 jenis keyakinan dalam agama Buddha, yakni keyakinan yang tak dilahirkan dari pencerahan (non-aryan) dan keyakinan yang dilahirkan dari pencerahan (aryan). Pencerahan disini ditujukan kepada kesuciaan tingkat pertama, Sotapanna. Dengan kata lain, seorang yang belum mencapai kesuciaan Sotapanna memiliki keyakinan jenis pertama (non-aryan). Sedangkan seorang yang telah mencapai kesucian memiliki keyakinan jenis kedua (aryan) yang tak terukur nilainya.

Seseorang hanya akan mencapai kesuciaan Sotapanna setelah ia menyadari langsung ajaran �tanpa jiwa yang kekal.� Yakni, segala sesuatu�baik itu gejolak mental maupun fisik�bersifat sementara: muncul dan lenyap. Pengertiaan ini dengan sendirinya membuat keyakinannya terhadap Buddha (Guru yang mengajarkan ajaran tersebut), Dhamma (ajaran tersebut), dan Sangha (mereka yang mengikuti ajaran tersebut) tak tergoyahkan lagi.

Tanpa melihat langsung ajaran �tanpa jiwa yang kekal� dengan perhatian benar, seseorang hanya akan mengetahui tetapi belum mampu menyadarinya secara langsung. Hal ini dapat diibaratkan seorang murid sains yang mempelajari teori mitosis (satu sel membelah diri menjadi dua) tetapi belum pernah melihat langsung proses mitosis. Jadi murid tersebut hanyalah mempercayai teori mitosis. Ia mempercayai apa yang ia pelajari. Hanya setelah ia menempuh pengetahuan biologi yang lebih tinggi, barulah ia mempunyai kesempatan melihat langsung proses mitosis (dengan florescent microscope, dll). Begitu pula dengan seseorang yang hanya belajar tentang ajaran �tanpa jiwa yang kekal.� Ia belum mampu menyadarinya secara langsung, tetapi hanya mempercayainya.

Jadi dalam agama Buddha, keyakinan itu baru boleh dikatakan keyakinan yang tak tergoyahkan setelah seseorang menyadari langsung kenyataan tersebut.

Sang Buddha mengatakan bahwa di seluruh jagad raya ini, hanya ajaranNyalah yang mampu membuat seseorang menyadari kenyataan yang sungguh sulit disadari ini (Dhamma). Di ajaran agama lain tidak terdapat 4 jenis orang suci: Sotapanna, Sakadagami, Anagami, dan Arahat (Maha Parinibbana Sutta). Tetapi Beliau tidak menyuruh kita untuk percaya buta apa yang Beliau katakan. Beliau bersabda, �Marilah dan lihatlah sendiri...� (ehipassiko).

Di Kalama Sutta juga ditegaskan bahwa kita seharusnya tak mempercayai sesuatu hal, biarpun hal itu diuraikan sendiri oleh seseorang yang sangat kita hormati. Kita harus menyimak ajaran tersebut terdahulu dan menyadari, �Ini adalah ajaran yang mengajarkan kebaikan (melenyapkan ketamakan, kedengkian dan menjernihkan pikiran) walaupun konsep yang diajarkan ajaran ini belum tentu benar (jiwa yang tak kekal, dll). Bagaimana sekiranya bila saya mengikuti ajaran ini untuk kelak kulihat sendiri kebenarannya?� (Untuk dapat melihatnya, seseorang harus menjernihkan pikirannya terlebih dahulu). Begitulah pemikiran seorang yang bijaksana.

Maka selayaknyalah seorang Buddhis rajin mempelajari Dhamma. Dhamma dapat dipelajari dari Sutta dan dari bimbingan Bhikkhu. Dengan bekal pengertiaan Dhamma tersebut, ia akan dengan mudah mengikuti latihan Buddhis. Latihan ini mencakup dana, sila, dan pengembangan batin. Latihan ini akan terus meningkatkan keyakinannya terhadap Buddha, Dhamma, dan Sangha.

Sang Buddha bersabda, �Bagaikan seorang petani yang tak boleh menunda 3 hal ini, yakni mempersiapkan lahannya, menanam bibit, dan mengaliri lahannya; seorang Buddhis juga tak boleh menunda 3 hal ini, yakni melatih sila, samadhi, dan panna. Dan bagaikan seorang petani yang tak mampu berkata, �oh biarlah panen besok,� begitu pula seorang Buddhis tak mampu berkata, �oh biarlah kucapai kesucian besok.� (Accayika Sutta).

Semoga bermanfaat.
No matter how dirty my past is,my future is still spotless

Offline vathena

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 910
  • Reputasi: 41
  • Gender: Female
  • where there is a hatred , let us sow love
Re: Saddha
« Reply #1 on: 04 August 2009, 06:37:16 PM »
"tanpa jiwa yang kekal" ada yang bisa tolong jelasin ke aye ? soalnya ngak ngerti

jika seorang mempercayai "tanpa jiwa yang kekal" namun tidak melihat langsung , apakah seseorang itu dapat dikatakan seorang sotapanna ?

apakah seseorang bisa menjadi sotapanna dengan hanya menyadari dan mempercayai "tanpa jiwa yang kekal" ?

trims buat yang mau menjelaskan .
_/\_
Keep the torch of Dhamma alight! Let it shine brightly in your daily life. Always remember, Dhamma is not an escape. It is an art of living , living in peace and harmony with oneself and also with all others. Hence, try to live a Dhamma life.

Offline hatRed

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.400
  • Reputasi: 138
  • step at the right place to be light
Re: Saddha
« Reply #2 on: 04 August 2009, 06:48:33 PM »
maksudnya konsep anatta kaleee....

en yg sotapanna meyadari dan percayanya bukan karena sesuai logika.. tetapi karena sudah dibuktikan....

cmiiw
i'm just a mammal with troubled soul



Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Saddha
« Reply #3 on: 04 August 2009, 07:42:41 PM »
"tanpa jiwa yang kekal" ada yang bisa tolong jelasin ke aye ? soalnya ngak ngerti

jika seorang mempercayai "tanpa jiwa yang kekal" namun tidak melihat langsung , apakah seseorang itu dapat dikatakan seorang sotapanna ?

apakah seseorang bisa menjadi sotapanna dengan hanya menyadari dan mempercayai "tanpa jiwa yang kekal" ?

trims buat yang mau menjelaskan .
_/\_
lebih tepatnya "bukan diri". kalau tidak ada diri yg kekal kesannya ada diri, tapi tidak kekal. Padahal yg digunakan istilahnya "bukan diri", dalam penyusun manusia (nama/rupa) itu semuanya "bukan diri"

dengan meyakini pandangan benar tersebut, bisa membawa pada "jalan" tapi tidak langsung menjadi sotapanna karena perlu mengetahui dan melihat fenomena2x tersebut langsung.
There is no place like 127.0.0.1

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: Saddha
« Reply #4 on: 04 August 2009, 10:58:28 PM »
[at] vathena

Saya rasa di sini banyak sekali rekan-rekan yang memiliki saddha yang kuat akan anicca, dukkha dan anatta. Tapi saya pikir tidak terlalu banyak (atau mungkin tidak ada) yang sudah merealisasi tingkat kesucian, setidaknya tingkat Sotapanna.

Artinya, pemahaman secara logika dan percaya saja tidak bisa semudah itu mengantar kita pada perealisasian Kebenaran.


[at] hatRed

Benar, Sotapatti (buah pencapaian tingkat Sotapanna) dicapai melalui perealisasian secara langsung akan kebenaran Dhamma. Secara deskriptif seperti ini Bro:

Orang yang sudah merealisasi tingkat Sotapanna adalah orang yang sudah merealisasi Nibbana pertama kali dalam hidupnya, namun belum bisa merealisasikannya lagi di kesempatan berikutnya. Ketika dia bisa merealisasi Nibbana untuk kedua kalinya, ia sudah mencapai tingkat Sakadagami (namun ia juga belum bisa merealisasikannya lagi di kesempatan berikutnya). Ketika dia bisa merealisasi Nibbana untuk ketiga kalinya, ia sudah mencapai tingkat Anagami (namun ia juga belum bisa merealisasikannya lagi di kesempatan berikutnya). Sedangkan orang yang sudah merealisasi tingkat Arahat, adalah orang yang bisa merealisasi Nibbana kapan pun bila dikehendaki.


[at] Sumedho

Betul, Bro. Anatta terdiri dari 2 kata dasar, yaitu "an" (bukan) dan "atta" (inti). Konsep anatta dalam konteks manusia berarti "bukan diri". Maksudnya seperti yang sudah dijelaskan Bro Sumedho tadi, bahwa pancakkhandha yang menyusun manusia ini hanyalah paduan. Dan setelah dianalisa, sesungguhnya tidak ditemukan adanya inti / jiwa yang kekal. Karena itu, pancakkhandha harus dikenali sebagai bukan diri.

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Saddha
« Reply #5 on: 04 August 2009, 11:06:24 PM »
[at] vathena

Saya rasa di sini banyak sekali rekan-rekan yang memiliki saddha yang kuat akan anicca, dukkha dan anatta. Tapi saya pikir tidak terlalu banyak (atau mungkin tidak ada) yang sudah merealisasi tingkat kesucian, setidaknya tingkat Sotapanna.

Artinya, pemahaman secara logika dan percaya saja tidak bisa semudah itu mengantar kita pada perealisasian Kebenaran.


ini namanya generalisasi

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: Saddha
« Reply #6 on: 05 August 2009, 12:31:29 AM »
[at] vathena

Saya rasa di sini banyak sekali rekan-rekan yang memiliki saddha yang kuat akan anicca, dukkha dan anatta. Tapi saya pikir tidak terlalu banyak (atau mungkin tidak ada) yang sudah merealisasi tingkat kesucian, setidaknya tingkat Sotapanna.

Artinya, pemahaman secara logika dan percaya saja tidak bisa semudah itu mengantar kita pada perealisasian Kebenaran.


ini namanya generalisasi

Lebih tepatnya spekulasi.
Makanya saya ketikan kata -> "mungkin"

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Saddha
« Reply #7 on: 05 August 2009, 12:42:19 AM »
[at] vathena

Saya rasa di sini banyak sekali rekan-rekan yang memiliki saddha yang kuat akan anicca, dukkha dan anatta. Tapi saya pikir tidak terlalu banyak (atau mungkin tidak ada) yang sudah merealisasi tingkat kesucian, setidaknya tingkat Sotapanna.

Artinya, pemahaman secara logika dan percaya saja tidak bisa semudah itu mengantar kita pada perealisasian Kebenaran.


ini namanya generalisasi

Lebih tepatnya spekulasi.
Makanya saya ketikan kata -> "mungkin"

kalo gitu ayo ralat jadi "minimal ada satu"

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: Saddha
« Reply #8 on: 05 August 2009, 01:00:29 AM »
[at] vathena

Saya rasa di sini banyak sekali rekan-rekan yang memiliki saddha yang kuat akan anicca, dukkha dan anatta. Tapi saya pikir tidak terlalu banyak (atau mungkin tidak ada) yang sudah merealisasi tingkat kesucian, setidaknya tingkat Sotapanna.

Artinya, pemahaman secara logika dan percaya saja tidak bisa semudah itu mengantar kita pada perealisasian Kebenaran.


ini namanya generalisasi

Lebih tepatnya spekulasi.
Makanya saya ketikan kata -> "mungkin"

kalo gitu ayo ralat jadi "minimal ada satu"

Ya... sepertinya ada satu. ^-^

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Saddha
« Reply #9 on: 05 August 2009, 01:03:36 AM »
[at] vathena

Saya rasa di sini banyak sekali rekan-rekan yang memiliki saddha yang kuat akan anicca, dukkha dan anatta. Tapi saya pikir tidak terlalu banyak (atau mungkin tidak ada) yang sudah merealisasi tingkat kesucian, setidaknya tingkat Sotapanna.

Artinya, pemahaman secara logika dan percaya saja tidak bisa semudah itu mengantar kita pada perealisasian Kebenaran.


ini namanya generalisasi

Lebih tepatnya spekulasi.
Makanya saya ketikan kata -> "mungkin"

kalo gitu ayo ralat jadi "minimal ada satu"

Ya... sepertinya ada satu. ^-^

nah gitu kan lemak nian di talingo

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Saddha
« Reply #10 on: 05 August 2009, 07:34:40 AM »
ada yang ngomongin aku yak ;D
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline reborn

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 22
  • Reputasi: 2
Re: Saddha
« Reply #11 on: 05 August 2009, 10:59:34 AM »
Saddha bahwa hal tersebut layak dibuktikan merupakan saddha yg penting.

maka itu kebijaksanaan dalam menilai sesuatu harus dikembangkan oleh kita.
  broaden horizon....

Offline morningdew

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 1
  • Reputasi: 0
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Saddha
« Reply #12 on: 02 August 2016, 12:58:39 PM »
Terima kasih atas penjelasannya tentang saddha.

Offline sandy773

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 8
  • Reputasi: -1
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Saddha
« Reply #13 on: 10 August 2016, 11:19:47 PM »
mana yg benar. 
   dgn kebaktian, upacara mengembangkan keyakinan
Atau
   dgn keyakinan mengembangkan upacara.
atau
   dgn keyakinan, meninggalkan kebaktian, upacara.

pernah ke borobudur.kepercayaan masyarakat disana.
   jika bisa menyentuh satria dalam kurungan, maka memperoleh
   kebahagiaan dalam hidupnya.


« Last Edit: 10 August 2016, 11:26:15 PM by sandy773 »

 

anything