//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Apakah Buddha Maha Tahu ?  (Read 1476 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline cumi polos

  • Sebelumnya: Teko
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.130
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
  • mohon transparansinya
Apakah Buddha Maha Tahu ?
« on: 16 July 2013, 09:25:43 AM »
Kemahatahuan Sang Buddha

“Nagasena, apakah Sang Buddha mahatahu?”
“O ya, baginda, tetapi pandangan terang untuk pengetahuan tidak selalu ada bersama Beliau. Itu tergantung pada perenungan.”
“Kalau begitu, Nagasena, Sang Buddha tidak mungkin mahatahu kalau pengetahuannya diperoleh dari perenungan.”
“Saya akan menjelaskan lebih lanjut.

Ada 7 tingkat kekuatan mental.

Yang pertama, orang biasa yang penuh dengan nafsu keinginan, kebencian dan kebodohan batin; mereka tidak terlatih di dalam tindakan, ucapan, dan pikiran; pemikiran mereka berjalan dengan lambat dan sulit.

“Yang kedua, Pemasuk-Arus,8 yang telah mencapai pandangan benar, dan telah mengerti ajaran Sang Guru dengan benar. Kekuatan pemikiran mereka berjalan dengan cepat dan berfungsi dengan mudah, sejauh masih berhubungan dengan tiga belenggu8 yang pertama. Tetapi di luar itu, kekuatan pemikiran mereka berfungsi dengan lambat dan sulit.

“Yang ketiga, Yang-Kembali-Sekali-Lagi.8 Di dalam diri mereka, nafsu dan niat jahat telah melemah. Kekuatan pemikiran mereka bekerja dengan cepat dan baik, sejauh masih berhubungan dengan lima belenggu bagian bawah. Tetapi di luar itu sulit dan lambat.

“Yang keempat, Yang-Tidak-Kembali-Lagi.8 Pada mereka, nafsu dan niat jahat telah lenyap. Kekuatan pemikiran mereka berjalan dengan cepat dan baik sejauh masih berhubungan dengan sepuluh belenggu. Tetapi di luar itu sulit dan lambat.

“Kelima, Arahat.8 Pada mereka, banjir hawa nafsu indera, keinginan untuk kelahiran kembali, kepercayaan adanya diri, dan kebodohan batin telah lenyap. Mereka telah menempuh kehidupan suci dan mencapai tujuan akhir. Kekuatan pemikiran mereka bekerja dengan cepat, sejauh masih dalam lingkup yang dapat dilakukan siswa. Tetapi di luar itu sulit dan lambat.9

“Keenam, Buddha Menyendiri (Pacceka Buddha),8 yang bergantung pada diri mereka sendiri saja dan tidak memerlukan guru. Kekuatan pemikiran mereka berjalan dengan cepat, sejauh masih berhubungan dengan lingkup mereka sendiri. Tetapi di dalam lingkup yang khusus bagi Yang Mencapai Pencerahan Sempurna, pemikiran mereka lambat dan sulit. Seperti halnya seseorang yang tak akan ragu menyeberangi sungai kecil di tanahnya sendiri namun akan ragu menyeberangi samudera luas.

“Dan yang terakhir (7), Buddha yang Mencapai Pencerahan Sempurna. Mereka memiliki segala pengetahuan, memiliki sepuluh kekuatan,8 empat macam ketidaktakutan,9 dan delapan belas ciri seorang Buddha.9 Kekuatan pemikiran mereka bekerja cepat tanpa ada hambatan di dalam pengetahuan apa pun. Seperti halnya sebatang anak panah tajam yang dibidikkan dari busur yang kuat akan dengan mudah menembus kain yang tipis, demikian pula pengetahuan mereka tidak ada batasnya dan jauh melebihi enam tingkat lainnya. Karena pikiran mereka sangat jernih dan cerdas, maka para Buddha itu dapat melakukan Mukjizat Kembar.10 Dari situ kita hanya dapat membayangkan betapa jernih dan aktifnya kekuatan mereka. Dan melihat semua keajaiban ini, tidak ada alasan lain yang dapat dikemukakan, kecuali karena perenungan.”
“Meskipun demikian, Nagasena, perenungan dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sesuatu hal yang masih belum jelas sebelum perenungan dimulai.”
“Seorang yang kaya tidak akan disebut miskin hanya karena tidak ada makanan yang tersedia pada saat seorang kelana tanpa disangka-sangka datang ke rumahnya; tidak juga sebuah pohon yang penuh buah dikatakan mandul hanya karena tak ada buah yang jatuh di tanah. Demikian juga Sang Buddha benar-benar mahatahu meskipun pengetahuannya diperoleh dari perenungan.”

---
Nah bagaimana menurut anda ?
merryXmas n happyNewYYYY 2018

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Apakah Buddha Maha Tahu ?
« Reply #1 on: 16 July 2013, 10:00:19 AM »
Dari DN 29 Pasadika Sutta

29. ‘Cunda, apa pun juga di dunia ini bersama para dewa dan māra dan Brahmā, dengan para petapa dan Brāhmaṇa, raja-raja dan umat manusia, yang terlihat, terdengar, terasa,[36] dikenal, apa pun yang pernah dicapai, dicari, atau direnungkan oleh pikiran – semua ini telah dipahami sepenuhnya oleh Sang Tathāgata. Itulah sebabnya, maka disebut Tathāgata. Antara malam ketika Sang Tathāgata mencapai Penerangan Sempurna, Cunda, dan malam ketika Beliau mencapai unsur-Nibbāna tanpa sisa,[37] apa pun yang Beliau babarkan, ucapkan, atau jelaskan adalah demikian adanya dan bukan sebaliknya. Itulah sebabnya, maka disebut Tathāgata. Dan di seluruh dunia ini, para dewa dan māra dan Brahmā, dengan para petapa dan Brāhmaṇa, raja-raja dan umat manusia, Sang Tathāgata adalah penakluk yang tidak terkalahkan, Mahamelihat dan raja di antara semuanya. Itulah sebabnya, maka disebut Tathāgata.’

Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Re: Apakah Buddha Maha Tahu ?
« Reply #2 on: 16 July 2013, 10:49:46 AM »
MN 76 Sandaka Sutta:

21. “Di sini, Sandaka, seorang guru menyatakan sebagai maha-tahu dan melihat-segala, memiliki visi dan pengetahuan lengkap demikian: ‘Apakah aku sedang berjalan atau berdiri atau tidur atau terjaga, pengetahuan dan visi terus-menerus dan secara tak-terputus ada dalam diriku.’(754) Dia memasuki rumah kosong, dia tidak mendapatkan dana makanan, anjing menggigitnya, dia bertemu seekor gajah liar, kuda liar, banteng liar, dia menanyakan nama dan keluarga seorang perempuan atau laki-laki, dia menanyakan nama suatu desa atau kota, dan jalan menuju ke sana. Ketika dia ditanya: ‘Bagaimana hal ini?” dia menjawab: ‘Saya harus memasuki rumah kosong, itulah sebabnya saya memasukinya. Saya harus tidak mendapatkan dana makanan, itulah sebabnya saya tidak mendapatkan apa pun. Saya harus digigit anjing, itulah sebabnya saya digigit. Saya harus bertemu seekor gajah liar, kuda liar, anteng liar, itulah sebabnya saya bertemu dengan itu. Saya harus menanyakan nama dan keluarga seorang perempuan atau laki-laki, itulah sebabnya saya bertanya. Saya harus menanyakan nama sebuah desa atau kota dan jalan menuju ke sana, itulah sebabnya saya bertanya.’

22. “Tentang hal ini, orang yang bijak mempertimbangkan demikian: ‘Guru yang baik ini menyatakan sebagai maha-tahu dan melihat-segala, memiliki visi dan pengetahuan lengkap… Ketika dia ditanya: ‘Bagaimana hal ini?” dia menjawab: “Saya harus… Itulah sebabnya saya bertanya.” Maka, ketika dia mendapati bahwa kehidupan suci adalah tanpa penghiburan, dia berbalik darinya dan meninggalkannya.

23. “Inilah jenis kehidupan suci tanpa penghiburan pertama yang telah dinyatakan oleh Yang Terberkahi yang mengetahui dan melihat, mantap dan sepenuhnya tercerahkan, [520] di mana orang bijak pasti tidak akan menjalani kehidupan suci, atau seandainya menjalaninya, dia tidak akan mencapai jalan sejati, Dhamma yang bajik.

Sang Buddha bukan maha-tahu dalam pengertian demikian.

Spoiler: ShowHide
MN 76 yang di DC kayaknya salah isi, kok isinya sama dengan MN 77? http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,17773.msg292199.html#msg292199
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

 

anything