Maaf all,
maksud meninggalkan rumah menuju tanpa di rumah di sini ,yg saya maksudkan meliputi meninggalkan rumah dalam pikiran. Jadi walaupun dari luar keliatan masih sebagai umat awam , tapi batinnya telah menjauhi aktivitas duniawi. Memang tidak sepenuhnya terbebas dari aktivitas duniawi, tapi secara intens, kondisi batinnya benar2 diarahkan, ditujukan, disiapkan ke sana. Ia menghindari obrolan2 duniawi yg tidak bermanfaat, menjauhi hiburan duniawi, lebih senang dengan kebahagiaan meditatif, dan lain sebagainya yg berhubungan dgn kemajuan batin.
Memang walaupun Sang Buddha tidak menafikan kehidupan awam, tapi lebih banyak saya rasa Sang Buddha dalam setiap khotbahnya kepada perumah tangga, akan mengarahkan pendengarnya utk menjalani kehidupan suci. Jadi menjalani kehidupan awam jika diartikan seperti gaya hidup kita sekarang ini yg lebih banyak dihabiskan utk bercengkrama dgn DLM, saya rasa itu bukan gaya hidup perumah tangga yg dipuji oleh Sang Buddha.
Ketika seorang perumah tangga sudah mulai serius menggeluti persoalan ini, maka saya angap itu sudah termasuk faktor samvega.
Yg jadi persoalan, apakah kita telah menjalani kehidupan awam yg seperti Sang Buddha harapkan?