//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme  (Read 39570 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline The Ronald

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.231
  • Reputasi: 89
  • Gender: Male
Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
« Reply #75 on: 20 October 2013, 08:35:58 AM »
klo menurutku...memang hidup berkondisi, tp tidak berarti semua kehidupan merupakan dukkha ( definisi Dukkha di SN), di SN juga ada 3 jenis kebahagiaan... kebagiaan yg pertama krn terpuaskan napsu indria, ke 2 krn pencapaian jhana, ke 3 adalah krn merealisasikan nibanna, ke 3 jenis ini dpt di peroleh saat masih hidup,  jd kebanyakan term hidup adalah penderitaan..di pake oleh org2 yg menganggap dlm kehidupan tidak ada yg namanya kebahagian yg bisa di peroleh, dan sepertinya salah kaprah, jika kehidupan memang sepenuhnya menderita...tentu banyak yg bosan terhadapnya..tp kenyataannya tidak demikian..jutru krn adanya kebahagiaan indria yg semu maka org merindukannya, jd kupikir ga tepat hidup adalah penderitaan dlm konteks ini, tp hidup adalah tidak stabil berubah, dan tidak stabil, berubah itu menghasilkan penderitaan ya..ini tepat..penderitaannya terjadi pada saat perubahannya terlihat..
...

Offline btj

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 183
  • Reputasi: 5
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
« Reply #76 on: 20 October 2013, 10:49:51 PM »
Btj, berikan contoh, bahwa ketidakkekalan bisa bersifat relatif.


Contohnya api.
Kita ambil sebatang korek api dan menyalakannya. setelah kayu korek apinya habis terbakar maka apinya ikut padam.
Tapi kapanpun kita mau, asalkan sebab dan kondisinya memungkinkan maka kita dapat membuat api menyala lagi.


Apakah api bersifat kekal atau tidak kekal?


Offline btj

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 183
  • Reputasi: 5
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
« Reply #77 on: 20 October 2013, 10:57:19 PM »
Kembali ke topik,
Ketika suatu Kebenaran Mutlak/Hakiki diterjemahkan atau diungkapkan ke dalam kata-kata, maka Kebenaran tersebut akan jatuh pada konsep belaka sehingga hukum yang menyatakan bahwa "hidup adalah dukkha" dapat diinterpretasikan bervariasi oleh orang banyak.

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
« Reply #78 on: 21 October 2013, 05:51:56 AM »
Kembali ke topik,
Ketika suatu Kebenaran Mutlak/Hakiki diterjemahkan atau diungkapkan ke dalam kata-kata, maka Kebenaran tersebut akan jatuh pada konsep belaka sehingga hukum yang menyatakan bahwa "hidup adalah dukkha" dapat diinterpretasikan bervariasi oleh orang banyak.

di kalangan sendiri aja tidak bisa dibendung apalagi membendung umat tetangga
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
« Reply #79 on: 21 October 2013, 07:57:28 AM »
Kembali ke topik,
Ketika suatu Kebenaran Mutlak/Hakiki diterjemahkan atau diungkapkan ke dalam kata-kata, maka Kebenaran tersebut akan jatuh pada konsep belaka sehingga hukum yang menyatakan bahwa "hidup adalah dukkha" dapat diinterpretasikan bervariasi oleh orang banyak.

Bahkan ketika Sang Buddha menyatakan Empat Kebenaran Mulia pertama kali kepada lima pertapa, beliau juga memakai kata-kata, toh para pertapa tsb dapat memahaminya dengan baik.
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
« Reply #80 on: 21 October 2013, 09:17:20 AM »
Enak dan tidak enak sendiri pun masih bersifat relatif.
Konsep enak dan tidak enak tiap orang adalah berbeda-beda.
Ada enak biasa, lumayan atau enak bangat (lezat), dll.
Ya, tepat sekali. Berarti Buddha mengajarkan ajaran seperti memberi komentar enaknya mie ayam yang relatif, bukan? Kadang orang bilang tidak enak, kadang sungguh tidak enak, kadang lezat, kadang terlalu asin, dsb.


Quote
Kebenaran (absolut) tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata maupun dipikirkan karena akan jatuh pada kebenaran duniawi yang bersifat relatif (berkondisi).
Misalnya ketika kita mengatakan bahwa "hidup adalah dukkha" (perasaan derita, senang, atau netral) maka kata-kata tersebut bisa disalahtafsirkan, tidak ditanggapi atau bisa juga disetujui, oleh orang lain.
Sekali lagi, ajaran dari Buddha seperti iklan mie ayam enak, ada yang salah tafsir, ada yang mengabaikan, ada yang setuju, ada yang tidak setuju. Namun dalam komunitas penggemar mie ayam, yang setuju mie ayam enak akan dianggap memahami kebenaran, menafsirkan dengan benar. 

Mirip komunitas kwetiau sea food juga di mana yang bilang kwetiau sea food enak dibilang lidahnya telah terberkahi, memahami kebenaran hakiki, padahal kebenaran hakikinya juga relatif.


Quote
Namun ketika orang tersebut mengalami langsung kondisi hidup yang berubah-ubah sehingga timbul perasaan takut, senang, tidak bahagia, dll maka konsep kebenaran tentang "hidup adalah dukkha" menjadi tidak relevan lagi atau tidak nyambung karena dia telah mengalami sendiri.
Makanya dikatakan pengalaman adalah guru terbaik atau anjuran yang cukup tenar adalah datang dan buktikan sendiri (coba sendiri).
Masih sekali lagi, ajaran Buddha seperti mie ayam, sampai orang mengalami sendiri kondisi kelaparan hampir mati dan dapat mie ayam, baru bisa merasakan luar biasa enaknya mie ayam. Tapi kalau orang kenyang diberi mie ayam, akan terasa enek.

Maka memang tepat juga dibilang mie ayam khusus untuk orang-orang putus asa karena kelaparan.


Quote
Kurang tahu juga kalau masalah ini. makanya dikatakan, pada saat Sang Buddha mencapai Penerangan Sempurna, Beliau sempat memutuskan untuk tidak membabarkan AjaranNya. mungkin ini salah satu pertimbanganNya, manusia banyak yang belum berkompeten untuk menjangkau DharmaNya.
Iya, itu hanya pendapat saja.

-------


 [at] all: saya baru aja kepikiran satu cara untuk btj. Dan saya penasaran. Ahaha.. Coba kasih saya kesempatan diskusi berdua dulu sama btj ;D
OK.

Offline dhammadinna

  • Sebelumnya: Mayvise
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.627
  • Reputasi: 149
Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
« Reply #81 on: 21 October 2013, 09:41:23 AM »
Contohnya api.
Kita ambil sebatang korek api dan menyalakannya. setelah kayu korek apinya habis terbakar maka apinya ikut padam.
Tapi kapanpun kita mau, asalkan sebab dan kondisinya memungkinkan maka kita dapat membuat api menyala lagi.

Apakah api bersifat kekal atau tidak kekal?

Api bisa padam saat bahan bakarnya habis.

Km bisa menyusun kondisi agar api hidup kembali, jika km mampu (punya sumber daya-nya). Lalu api nyala kembali. Tapi kondisi berubah lagi, bahan bakar habis lagi.

Kamu bangun lagi kondisi agar api menyala lagi.. Lalu lama-lama padam lagi.. Km nyalakan lagi, padam lagi.. dst.. dst..

Dari ilustrasi di atas, kamu melihat api sebagai sesuatu yang konstan, atau api itu berubah-ubah sesuai kondisi?
« Last Edit: 21 October 2013, 10:11:26 AM by dhammadinna »

Offline btj

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 183
  • Reputasi: 5
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
« Reply #82 on: 21 October 2013, 01:35:10 PM »
di kalangan sendiri aja tidak bisa dibendung apalagi membendung umat tetangga


Sesuai dengan judul "Pandangan UMUM yang keliru", seharusnya termasuk umat nonBuddhis bukan?

Offline btj

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 183
  • Reputasi: 5
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
« Reply #83 on: 21 October 2013, 01:47:27 PM »
Bahkan ketika Sang Buddha menyatakan Empat Kebenaran Mulia pertama kali kepada lima pertapa, beliau juga memakai kata-kata, toh para pertapa tsb dapat memahaminya dengan baik.


Ini (pemahaman yang tepat dari lima pertapa) salah satu contoh interpretasi dari kata-kata (Dhamma) yang saya maksudkan.


Sedangkan apa yang sedang kita bahas dari topik adalah contoh-contoh atau mengapa Dhamma (Kebenaran dalam bentuk kata-kata) bisa disalahtafsirkan oleh orang yang membaca atau mendengarnya baik dari Sang Buddha langsung, MuridNya, Kitab Suci Tipitaka, Bhante, atau umat Buddha?


Contohnya seperti yang dikemukakan oleh Saudara Kainyn_Kutho mengenai rasa dari mie ayam.
Rasa yang dialami oleh tiap orang berbeda-beda (relalatif, kondisional), trgantung sebab-sebab yang mendukungnya.

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
« Reply #84 on: 21 October 2013, 02:12:05 PM »
Api bisa padam saat bahan bakarnya habis.

Km bisa menyusun kondisi agar api hidup kembali, jika km mampu (punya sumber daya-nya). Lalu api nyala kembali. Tapi kondisi berubah lagi, bahan bakar habis lagi.

Kamu bangun lagi kondisi agar api menyala lagi.. Lalu lama-lama padam lagi.. Km nyalakan lagi, padam lagi.. dst.. dst..

Dari ilustrasi di atas, kamu melihat api sebagai sesuatu yang konstan, atau api itu berubah-ubah sesuai kondisi?

Keterbatasan bahasa :)

selagi ada kondisinya, api ada,
kalau tidak ada kondisinya lagi, tidak ada api

hukum ini absolute. (cmiiw)

kalau tidak membahas masalah bahasa, mungkin kita lihat tidak ada yg bisa kita lekati di dunia ini.
contoh API akan padam ketika kondisinya tidak ada.
kondisinya sendiri jg bergantung pada kondisi lain (so on...)
kalimat tidak kekal masuk pada kategori thd rasa haus mahkluk hidup utk mencari sesuatu agar bisa dilekatinya.
entah itu api, jiwa, jati diri, rupa, kesadaran, dst...

itu menurut saya
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline btj

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 183
  • Reputasi: 5
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
« Reply #85 on: 21 October 2013, 03:38:40 PM »
Api bisa padam saat bahan bakarnya habis.

Km bisa menyusun kondisi agar api hidup kembali, jika km mampu (punya sumber daya-nya). Lalu api nyala kembali. Tapi kondisi berubah lagi, bahan bakar habis lagi.

Kamu bangun lagi kondisi agar api menyala lagi.. Lalu lama-lama padam lagi.. Km nyalakan lagi, padam lagi.. dst.. dst..

Dari ilustrasi di atas, kamu melihat api sebagai sesuatu yang konstan, atau api itu berubah-ubah sesuai kondisi?


Baiklah saya coba jawab sendiri pertanyaan saya.
Api yang nyala kemudian mati adalah tidak sama namun juga tidak berbeda dari api yang nyala kemudian mati, dst.




Bagaikan ombak laut, ombak yang timbul kemudian lenyap lalu timbul lagi dan lenyap lagi adalah tidak berbeda dan tidak sama dari ombak-ombak tersebut.




Jadi sifat api tersebut, sejatinya adalah tidak dapat dikatakan konstan ataupun berubah-ubah.
Jika dikatakan konstan lalu kenapa bisa padam atau bisa nyala?
Dikatakan berubah-ubah, toh api selalu ada (melingkupi kita), api tidak pernah benar-benar padam atau menyala terus menerus.




Dukkha bisa dipadamkan (terjadi secara subjektif, misalnya ketika seseorang mencapai kebebasan, pencerahan Buddha) tapi dukkha secara keseluruhan tidak pernah padam karena jumlah makhluk adalah tanpa batas.




Ini hanya masalah sudut pandang.
Semangkuk mie ayam bagi seseorang yang belum makan dua hari bisa dilihat sebagai kebahagiaan ketika memakannya.
Namun bagi seorang yang sudah kenyang bangat disuruh (dipaksa) makan mie ayam tersebut bisa-bisa dipandang sebagai dukkha.




Adalah hal yang wajar jika suatu ajaran (seperti "hidup adalah penderitaan") dipandang secara keliru (pesimisis, tidak enjoy) ataupun sebagai kebenaran (mencerahkan).




Itulah mengapa atau tujuan Buddha terjun k dunia ini, dan setelah parinibbanaNya, maka menjadi tugas MuridNya, Sangha, atau umatNya untuk melanjutkan memberikan pandangan yang benar




Jadi tujuan umat Buddha sendiri pada jaman sekarang cenderung tinggal mencari pencerahan dari sumber yang telah ada lalu mmbagikannya kepada yang lain.
Tidak perlu terlalu bersusah payah seperti pada jaman Pangeran Siddharta yang katanya belum ada petunjuk yang jelas sama sekali seperti sekarang.

Offline dhammadinna

  • Sebelumnya: Mayvise
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.627
  • Reputasi: 149
Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
« Reply #86 on: 21 October 2013, 04:51:40 PM »
Jadi sifat api tersebut, sejatinya adalah tidak dapat dikatakan konstan ataupun berubah-ubah.
Jika dikatakan konstan lalu kenapa bisa padam atau bisa nyala?
Dikatakan berubah-ubah, toh api selalu ada (melingkupi kita), api tidak pernah benar-benar padam atau menyala terus menerus.
[...]

saya tidak bilang bahwa 'api berubah-ubah' artinya api tidak bisa dinyalakan lagi.

Tapi fakta bahwa api berubah (makin membara, makin mengecil, mati, atau nyala) itu tergantung pada bahan bakarnya.

Kamu setuju atau tidak?

Offline btj

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 183
  • Reputasi: 5
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
« Reply #87 on: 22 October 2013, 04:35:16 PM »
saya tidak bilang bahwa 'api berubah-ubah' artinya api tidak bisa dinyalakan lagi.
‎​Oke.

Quote
Tapi fakta bahwa api berubah (makin membara, makin mengecil, mati, atau nyala) itu tergantung pada bahan bakarnya.

Kamu setuju atau tidak?
Tergantung bahan bakar, oksigen dan faktor lainnya.
Secara umum saya setuju dengan anda.

Offline dhammadinna

  • Sebelumnya: Mayvise
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.627
  • Reputasi: 149
Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
« Reply #88 on: 22 October 2013, 05:34:57 PM »
^ ^ ^ sip. Untuk sementara cukup dulu.. Kalau km masih mau diskusi, minggu depan kita lanjut lagi.. :)

Offline Shasika

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.152
  • Reputasi: 101
  • Gender: Female
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
« Reply #89 on: 22 October 2013, 07:19:16 PM »
kurang tepat. Kok Dhamma yang kudu aktif menembus?

Seharusnya orangnya yang aktif berusaha, terlepas dari senang atau susah hidupnya. Kalau dari pernyataanmu, orang yang hidupnya senang, berarti ga ada harapan, ga bisa berusaha? :D

Yang tepat begini: Dhamma sulit ditembus oleh orang yang mengikuti arus duniawi. Dhamma dapat ditembus oleh orang yang melawan arus duniawi.

Spoiler: ShowHide
Btw, jawaban ini terinspirasi dari status Sam SC, sekitar 2 tahun lalu (jadi untuk menghormati beliau, saya akui ini tidak murni jawaban saya).


berikut kutipan dari Majjhima Nikaya, sutta 26 (Ariyapariyesana Sutta - Pencarian Mulia)

"Mereka yang tenggelam dalam nafsu, terselimuti dalam kegelapan, tidak akan pernah melihat Dhamma yang mendalam ini, yang melawan arus duniawi (patisotagami), halus, dalam, dan sulit dilihat."
__________
Nah, tapi ada orang yang melawan arus duniawi. Ia disebut Patisotagami Puggala.

Definisi Patisotagami Puggala, ada di Anguttara Nikaya, Anusotasutta.

"O, para bhikkhu, apa yang disebut dengan manusia yang melawan arus duniawi? Ia adalah orang yang tidak mengejar kesenangan indria, tidak melakukan kejahatan, dan ia adalah orang yang mempraktikkan kehidupan suci secara sempurna dan murni, meskipun harus disertai oleh linang air mata, sakit, dan penderitaan."
^:)^ ^:)^ ^:)^

+1
Anda ternyata juga sangat menghormati beliau, sayapun juga sis.
I'm an ordinary human only

 

anything