//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: MAMIT, Kenapa Harus Mati?  (Read 36409 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Ario_botax

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 106
  • Reputasi: 4
Re: MAMIT, Kenapa Harus Mati?
« Reply #75 on: 07 January 2010, 06:23:59 PM »
 [at]  Indra:
saya memiliki mamit..
walaupun saya bukan pendana tetap..

mungkin kalo saya perlu koreksi..

Member Ario_botax,
berarti anda tidak memiliki mamit edisi terakhir?

yup.. jika anda bertanya seperti itu.. maka saya bilang itu benar..

 [at] upasaka:
ok.. di sini mungkin kita berbeda pandangan.. dan upasaka sendiri memiliki pandangan berbeda..
lalu.. saya mau bertanya.. (saya masih baru di dhammacitta forum).. kira-kira distribusi DC press itu bersifat aktif? dalam artian menjangkau pihak2.. tanpa diminta sebelumnya atau harus diminta dahulu baru diberikan?

hmm.. ok artinya data tersebut menyangkut hidup matinya organisasi??
ohh.. ok.. ic.. bagaimana kalo pm saya saja ^^.. biar.. saya tidak berkomentar lebih jauh lagi..

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: MAMIT, Kenapa Harus Mati?
« Reply #76 on: 07 January 2010, 06:44:22 PM »
[at] upasaka:
ok.. di sini mungkin kita berbeda pandangan.. dan upasaka sendiri memiliki pandangan berbeda..
lalu.. saya mau bertanya.. (saya masih baru di dhammacitta forum).. kira-kira distribusi DC press itu bersifat aktif? dalam artian menjangkau pihak2.. tanpa diminta sebelumnya atau harus diminta dahulu baru diberikan?

hmm.. ok artinya data tersebut menyangkut hidup matinya organisasi??
ohh.. ok.. ic.. bagaimana kalo pm saya saja ^^.. biar.. saya tidak berkomentar lebih jauh lagi..

Sepertinya demikian. Saya lebih menyetujui buku Dhamma dibagikan free karena penggalangan dana, atau buku Dhamma dijual-belikan karena modal dipakai untuk sirkulasi organisasi.

Ketika DhammaCitta Press mengadakan penggalangan dana untuk penerbitan buku Dhamma, total dana yang dibutuhkan untuk menerbitkannya sudah dikalkulasi jelas. Termasuk di dalamnya adalah ongkos kirim. Jadi ketika ada permintaan buku di daerah yang jauh, Tim DhammaCitta Press akan mengirimkan buku terbitannya ke tangan orang tersebut. TANPA ONGKOS KIRIM. Anda mungkin belum membaca brosur dari DhammaCitta Press selama ini. :)

Saya tidak berwewenang untuk membeberkannya. Silakan Anda rayu Bro Sumedho. Semoga saja dia berbaik-hati mau membicarakannya kepada Anda.

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: MAMIT, Kenapa Harus Mati?
« Reply #77 on: 07 January 2010, 06:44:56 PM »
[at]  Indra:
saya memiliki mamit..
walaupun saya bukan pendana tetap..

mungkin kalo saya perlu koreksi..

Member Ario_botax,
berarti anda tidak memiliki mamit edisi terakhir?

yup.. jika anda bertanya seperti itu.. maka saya bilang itu benar..


kalau begitu "cerita di balik itu" versi anda sama sekali tidak didukung data yg up to date, saya pikir anda juga sama sekali tidak mengetahui "cerita di balik itu" selain hanya spekuasi lemah anda ini. kalau begitu apa bedanya dengan spekulasi para member di sini sebelumnya?

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: MAMIT, Kenapa Harus Mati?
« Reply #78 on: 07 January 2010, 06:51:28 PM »
Quote
ryu:
sdr. Ryu yang baik hati ^^..
di sini.. berdana adalah salah satu wujud latihan dan juga untuk menutup biaya pembuatan dunk.. (kalo kita ngomongin bisnis).. sejujurnya jika saya punya uang yang banyak.. saya mau untuk menyebarkan gratis kepada orang-orang yang memang mau untuk membaca.. baru saya sebarkan kepada orang-orang yang setengah niat untuk membaca.. kemudian baru kepada mereka yang bahkan segan untuk memegangnya..

apakah berhak orang yang tidak berdana? mengapa tidak..? berhak-berhak saja.. jika saya memberikan ke anda secara cuma-cuma.. maka anda berhak memiliki.. jika anda mendapatkan cuma-cuma setidaknya ada perlu merenungkan.. majalah yang ada di hadapan anda itu.. tidak tiba2 muncul begitu saja.. tapi melalui peras keringat dari orang-orang lain.. ^^..
biasa mamit itu terkumpul dana berapa? Kenapa tidak mencetak di sesuaikan dengan dana? Apa proyek ini untuk mengeruk untung atau bukan? Orang itu mengharapkan gratis bukankah hal yang wajar, kalau anda mengharap setiap orang yang mendapat gratis harus mikirin orang yang produksi mbok ya gak usah ada embel2 gratis, kasih saja label harga biar orang yg mengharap gratis melihat harganya supaya dia beli jgn gratis, gampang toh. Coba anda baca matius 6 untuk pencerahan anda.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline Ario_botax

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 106
  • Reputasi: 4
Re: MAMIT, Kenapa Harus Mati?
« Reply #79 on: 07 January 2010, 07:06:20 PM »
 [at] Indra:
ada bedanya.. saya tidak memvonis suatu organisasi atau apapun tanpa ada bukti yang jelas!..

betul dak?

data saya mungkin tidak valid terhadap waktu.. tapi setidaknya data saya yang dianggap usang berasal dari sumber ef sendiri..

-____-..
dan bahkan data yang valid terhadap waktu saja belum mengerti misteri dibalik terhentinya mamit..
memang saya akui adalah kesalahan saya karena membawa masalah dana dikarenakan data saya yang tidak valid.. saya meminta maaf..

tapi tetap saja belum ada bukti yang jelas.. maka seharusnya tidak muncul vonis seperti itu..

jadi sdr indra mengerti kan.. spekulasi yang lemah dengan data yang tidak valid terhadap waktu??
ok saya rasa masalah ini masih belum tercapai titik temunya.. selama belum tercapai.. maka tidak bijak memvonis sesuatu..
that's it..

 [at] upasaka:
yup.. artinya ada perbedaan di sini.. antara para penerbit lain dengan DC PRESS.. dan saya telah mengetahui ke arah mana saya akan melangkah.. dan kita tetap berbeda dalam menatap kondisi ini..
Sadhu Avuso..

pertanyaan lanjut.. menurut pandangan sdr upasaka.. " buku Dhamma dijual-belikan karena modal dipakai untuk sirkulasi organisasi" = menjual Dhamma ?

 [at] ryu:
ohh..mengapa seperti itu.. setahu saya karena ada target yang dicanangkan dari pihak ef sendiri.. jika anda.. merasa yakin untuk mengatur hal-hal seperti itu.. maka sudah sepatutnya anda ikut turun tangan dunk..?
ataukah anda memang sudah turun tangan?? hehe
melabeli dengan harga?? mengapa anda tidak sarankan saja langsung kepada pihak ef?

 [at]  all:
setidaknya saya baru mengerti sisi forum DC ini..

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: MAMIT, Kenapa Harus Mati?
« Reply #80 on: 07 January 2010, 07:19:04 PM »
 [at] ario_botax,

anda selalu menggunakan kata "memvonis", padahal jelas bahwa semua di sini tidak ada satupun yg mengetahui secara pasti yg artinya semuanya hanyalah spekulasi alias nebak2, hal yg sama juga berlaku untuk spekulasi anda, walaupun "vonis" anda meringankan subyek. ini sebenarnya bisa dihindari jika pihak yg bersangkutan datang untuk memberikan klarifikasi.

Offline Ario_botax

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 106
  • Reputasi: 4
Re: MAMIT, Kenapa Harus Mati?
« Reply #81 on: 07 January 2010, 07:33:23 PM »
 [at] Indra: memvonis adalah saat pandangan memihak kiri atau kanan..

sedangkan yang saya lakukan bukan meringankan suatu pihak..
saya hanya mengembalikan pandangan ke arah netral.. karena melihat ada pihak yang tersudutkan tanpa ada bukti yang terpaparkan dengan jelas..
bisa dibilang saya adalah netral.. data dari yang saya ketahui..

saya tidak memihak mereka(pihak yang tersudutkan) juga.. karena ada yang memulai maka saya ikut serta dalam topik ini..
maka jika anda bilang saya juga memvonis..
ok saya terima.. setidaknya saya memvonis netral.. membawa segala hal yang masih diperdebatkan kembali pada posisi yang netral.. haha. thx buat pernyataan anda yang mencerahakan saya ^^..

ok.. setidaknya saya tidak ingin bertukar pendapat dengan anda lebih lama lagi.. saya hanya cukup mengetahui pribadi anda ^^..

setidaknya.. pendapat kita saat ini masih berbeda.. namun semoga tujuan kita sama.. demi kemuliaan diri sendiri dan makhluk lainnya..

Mettacitena..

Sujudku kepada para Buddha Dhamma dan Sangha..

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: MAMIT, Kenapa Harus Mati?
« Reply #82 on: 07 January 2010, 07:45:17 PM »
Alhamdulilah....
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: MAMIT, Kenapa Harus Mati?
« Reply #83 on: 07 January 2010, 07:48:45 PM »
 [at]  ario_botax, saya tidak tahu kamus apa yg anda gunakan untuk kata "vonis", tapi menurut saya vonis yg memihak adalah vonis yg tidak adil, selain itu ada juga vonis yg adil, vonis ini tidak memihak.

jika beberapa orang memiliki kesamaan pendapat dan ada seorang lainnya berpendapat berbeda, maka di situ akan tampak ada yg tersudutkan terlepas dari siapa yg benar dan siapa salah, inilah yg terjadi di sini, kebetulan sebagian besar member yg berpartisipasi dalam thread ini berpendapat sama, jadi seolah-olah menyudutkan idola anda. dan anda berusaha untuk membalikkan keadaan dengan bersikap "netral" dan "tidak memihak".

syukurlah kita tidak lagi tukar2an pikiran... dan selamat kepada anda yg sudah mengetahui pribadi saya.

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: MAMIT, Kenapa Harus Mati?
« Reply #84 on: 07 January 2010, 08:09:14 PM »

 [at] ryu:
ohh..mengapa seperti itu.. setahu saya karena ada target yang dicanangkan dari pihak ef sendiri.. jika anda.. merasa yakin untuk mengatur hal-hal seperti itu.. maka sudah sepatutnya anda ikut turun tangan dunk..?
ataukah anda memang sudah turun tangan?? hehe
melabeli dengan harga?? mengapa anda tidak sarankan saja langsung kepada pihak ef?

 [at]  all:
setidaknya saya baru mengerti sisi forum DC ini..
oh ya, ada target, kalau target tidak tercapai bubar. oh saya mana berani untuk mengatur hal begitu, siapa sih saya hanya umat kecil dari agama lain yang suka nangkring di forum ini.
bukankah EF sudah profesional dalam hal jual buku? juga untuk menggalang dana bukankah sudah punya nama? mereka pasti bisa hitung2an khan, mana berani gw ikut2an ;D

oh ya,  [at]  all :
setidaknya saya baru mengerti sisi EF ini..
« Last Edit: 07 January 2010, 08:29:51 PM by ryu »
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: MAMIT, Kenapa Harus Mati?
« Reply #85 on: 07 January 2010, 09:22:35 PM »
by the way EF kepanjangan dari apa ya? bingung jadinya.... ???
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: MAMIT, Kenapa Harus Mati?
« Reply #86 on: 07 January 2010, 10:35:10 PM »
come and see foundation
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: MAMIT, Kenapa Harus Mati?
« Reply #87 on: 07 January 2010, 10:49:58 PM »
[at] upasaka:
yup.. artinya ada perbedaan di sini.. antara para penerbit lain dengan DC PRESS.. dan saya telah mengetahui ke arah mana saya akan melangkah.. dan kita tetap berbeda dalam menatap kondisi ini..
Sadhu Avuso..

pertanyaan lanjut.. menurut pandangan sdr upasaka.. " buku Dhamma dijual-belikan karena modal dipakai untuk sirkulasi organisasi" = menjual Dhamma ?

Menurut pandangan saya, Dhamma tidak bisa dijual; dengan demikian tidak ada yang bisa membeli Dhamma. Yang dijual adalah media penyampaian Dhamma-nya. Tetapi karena mengingat Dhamma adalah untuk kebaikan semua orang, alangkah baiknya jika semua orang dari berbagai kalangan bisa mendapatkan Dhamma tanpa perlu membeli medianya. Selain itu, selama 45 tahun membabarkan Dhamma, Sang Buddha tidak pernah menerima pembayaran dari orang lain yang mendengar khotbah Dhamma-Nya. Atas dasar inilah, DhammaCitta Press mengambil langkah pioner untuk membagikan Dhamma secara gratis. Hal ini pun mendapat aplaus tinggi dari seorang Bhikkhu Bodhi.

Saya tidak menilai bahwa menjual buku Dhamma, menjual aksesoris Buddhis, menjual kaos bernuansa Buddhis adalah perbuatan salah. Saya sering membeli buku Dhamma, aksesoris Buddhis, dan membeli kaos bernuansa Buddhis. Menurut saya, bisnis seperti ini sah-sah saja. Asalkan dilakukan dengan transparan, lugas dan terbuka pada khalayak ramai.

Kalau mau menggalang dana untuk kelak membagikan media Dhamma itu kepada publik, maka sebaiknya bagikan media Dhamma itu secara gratis. Itu dikarenakan modal pembuatan media Dhamma pun didapatkan dari donatur dan sukarelawan, jadi sepantasnya dibagikan secara gratis. Adalah kecurangan apabila dalam membagikan media Dhamma kepada publik, namun publik diminta untuk kembali berdana guna mendapatkannya.

Kalau mau membagikan media Dhamma melalui transaksi jual-beli, maka seharusnya tidak boleh mendapatkan modal dengan cara penggalangan dana. Kecuali ada sponsor atau pendukung yang memberikan pinjaman modal atau modal usaha secara cuma-cuma. Dalam konteks ini, transaksi jual-beli sudah sewajarnya mengambil profit; yang kelak akan dipakai untuk sirkulasi modal usaha.

Kalau sudah tahu batasan yang jelas tentang "cara main" seperti ini, suatu organisasi penerbit harus bersikap transparan kepada publik. Organisasi ini harus memiliki kriteria jelas dalam aktivitas kerjanya; misalnya sebagai pebisnis buku Dhamma. Kalau menyangkal kriteria ini, maka artinya ada suatu hal yang ditutup-tutupi.


Offline wen78

  • Sebelumnya: osin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.014
  • Reputasi: 57
  • Gender: Male
Re: MAMIT, Kenapa Harus Mati?
« Reply #88 on: 07 January 2010, 10:50:35 PM »
MAMIT apaan? gak pernah baca  :-[
segala post saya yg tidak berdasarkan sumber yg otentik yaitu Tripitaka, adalah post yg tidak sah yg dapat mengakibatkan kesalahanpahaman dalam memahami Buddhism. dengan demikian, mohon abaikan semua statement saya di forum ini, karena saya tidak menyertakan sumber yg otentik yaitu Tripitaka.

Offline Mr. Wei

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.074
  • Reputasi: 99
  • Gender: Male
Re: MAMIT, Kenapa Harus Mati?
« Reply #89 on: 07 January 2010, 11:13:23 PM »
[at] upasaka:
yup.. artinya ada perbedaan di sini.. antara para penerbit lain dengan DC PRESS.. dan saya telah mengetahui ke arah mana saya akan melangkah.. dan kita tetap berbeda dalam menatap kondisi ini..
Sadhu Avuso..

pertanyaan lanjut.. menurut pandangan sdr upasaka.. " buku Dhamma dijual-belikan karena modal dipakai untuk sirkulasi organisasi" = menjual Dhamma ?

Menurut pandangan saya, Dhamma tidak bisa dijual; dengan demikian tidak ada yang bisa membeli Dhamma. Yang dijual adalah media penyampaian Dhamma-nya. Tetapi karena mengingat Dhamma adalah untuk kebaikan semua orang, alangkah baiknya jika semua orang dari berbagai kalangan bisa mendapatkan Dhamma tanpa perlu membeli medianya. Selain itu, selama 45 tahun membabarkan Dhamma, Sang Buddha tidak pernah menerima pembayaran dari orang lain yang mendengar khotbah Dhamma-Nya. Atas dasar inilah, DhammaCitta Press mengambil langkah pioner untuk membagikan Dhamma secara gratis. Hal ini pun mendapat aplaus tinggi dari seorang Bhikkhu Bodhi.

Saya tidak menilai bahwa menjual buku Dhamma, menjual aksesoris Buddhis, menjual kaos bernuansa Buddhis adalah perbuatan salah. Saya sering membeli buku Dhamma, aksesoris Buddhis, dan membeli kaos bernuansa Buddhis. Menurut saya, bisnis seperti ini sah-sah saja. Asalkan dilakukan dengan transparan, lugas dan terbuka pada khalayak ramai.

Kalau mau menggalang dana untuk kelak membagikan media Dhamma itu kepada publik, maka sebaiknya bagikan media Dhamma itu secara gratis. Itu dikarenakan modal pembuatan media Dhamma pun didapatkan dari donatur dan sukarelawan, jadi sepantasnya dibagikan secara gratis. Adalah kecurangan apabila dalam membagikan media Dhamma kepada publik, namun publik diminta untuk kembali berdana guna mendapatkannya.

Kalau mau membagikan media Dhamma melalui transaksi jual-beli, maka seharusnya tidak boleh mendapatkan modal dengan cara penggalangan dana. Kecuali ada sponsor atau pendukung yang memberikan pinjaman modal atau modal usaha secara cuma-cuma. Dalam konteks ini, transaksi jual-beli sudah sewajarnya mengambil profit; yang kelak akan dipakai untuk sirkulasi modal usaha.

Kalau sudah tahu batasan yang jelas tentang "cara main" seperti ini, suatu organisasi penerbit harus bersikap transparan kepada publik. Organisasi ini harus memiliki kriteria jelas dalam aktivitas kerjanya; misalnya sebagai pebisnis buku Dhamma. Kalau menyangkal kriteria ini, maka artinya ada suatu hal yang ditutup-tutupi.



:jempol: Master Upasaka memang :jempol: